Anda di halaman 1dari 2

RUMAH SAKIT

UMUM
ASESMEN NUTRISI PASIEN RAWAT INAP
INDO SEHAT
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN : 1 DARI 2
AP/SPO/006 00
TANGGAL TERBIT : DITETAPKAN DIREKTUR
13 November 2019 RSU INDO SEHAT KARANGANYAR

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL dr. Hj. Mintarsih, MM

Pengertian Merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai


masalah nutrisi setiap pasien yang menjalani perawatan di ruang rawat
inap. Hasil asesmen nutrisi akan menjadi dasar dalam merencanakan
pemberian terapi nutrisi dan konseling kepada pasien.
Tujuan Sebagai acuan langkah - langkah untuk:
1. Menilai masalah nutrisi setiap pasien yang menjalani perawatan di
ruang rawat inap.
2. Merencanakan pemberian terapi nutrisi (preskripsi diet) dan
konseling gizi kepada pasien
Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Indo Sehat Karanganyar
nomor: 144/SK-DIR/RSU-IS/XI/2019 tentang Pedoman Asesmen Rawat
Inap dan Rawat Jalan
Prosedur 1. Setelah mendapat laporan adanya pasien baru dari perawat
ruangan, nutrisionis lalu mencatat dan melengkapi identitas pasien
kemudian segera melakukan skrining gizi kepada setiap pasien
yang baru masuk di ruang perawatan (rawat inap / khusus / IGD)
dalam waktu 1 x 24 jam dengan menggunakan lembar skrining
gizi modifikasi MST untuk pasien dewasa dan modifikasi Strong
Kids untuk bayi / anak.
2. Saat melakukan skrining gizi, nutrisionis akan memberikan
skoring terhadap beberapa pertanyaan/ indikator penilaian risiko
malnutrisi (lihat SPO skrining gizi).
3. Selanjutnya nutrisionis akan melakukan asesmen nutrisi awal
terhadap hasil skor skrining gizi tersebut dengan interpretasi
sebagai berikut : total skor ≥ 3 (berisiko malnutrisi); total skor < 3
(tidak berisiko malnutrisi).
4. Jika hasil asesmen nutrisi awal menunjukkan pasien berisiko
malnutrisi, maka pasien wajib segera dikonsulkan kepada ahli Gizi
untuk menegakkan diagnosis malnutrisi dan memberikan terapi
nutrisi; namun bila pasien tidak berisiko malnutrisi, maka
pemberian terapi nutrisi dapat dilakukan oleh DPJP bekerjasama
dengan nutrisionis.
5. Selain kewajiban dalam melakukan skrining gizi, nutrisionis juga
wajib menanyakan dan mencatat riwayat makan pasien dalam 24
jam terakhir (food recall/ food record 24 jam).
RUMAH SAKIT
UMUM
ASESMEN NUTRISI PASIEN RAWAT INAP
INDO SEHAT
NOMOR DOKUMEN NOMOR REVISI HALAMAN : 2 DARI 2
AP/SPO/006 00
TANGGAL TERBIT :
13 November 2019

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

6. Setelah mendapatkan konsultasi / laporan mengenai adanya pasien yang


berisiko malnutrisi, dokter SpGK segera menegakkan diagnosis
malnutrisi (asesmen nutrisi lanjutan) berdasarkan hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang (laboratorium dan radiologi) yang
terdapat di dalam bukti catatan rekam medis pasien seperti :
a. Kondisi klinis, keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien.
b. Data penunjang : laboratorium dan radiologi.
c. Riwayat makan pasien 24 jam terakhir (food recall/ food record)
7. Ahli Gizi selanjutnya memberikan perencanaan terapi nutrisi (preskripsi
diet) dan konseling gizi berdasarkan status gizi dan kebutuhan pasien
kemudian preskripsi diet tersebut segera diterjemahkan oleh nutrisionis
kedalam bentuk makanan di instalasi gizi.
8. Seluruh hasil asesmen nutrisi pasien (awal maupun lanjutan) wajib untuk
selalu dicatat dan dilampirkan di dalam bukti rekam medis pasien.
Unit Terkait - Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai