Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN PROGRAM

P2 HIV AIDS
TAHUN 2023

PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BAGOR
Jl. Raya Madiun No. 100 Kode Pos 64461
Telp (0358) 326581 Email : puskesmas.bagor@gmail.com

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahNya,

kami dapat menyelesaikan penyusunan Panduan Program HIV AIDS Puskesmas Bagor. Acuan
ini kami susun sebagai salah satu upaya untuk memberikan acuan dan kemudahan dalam
memberikan pelayanan di Puskesmas Bagor.
Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja,
mempunyai posisi yang strategis dalam rangka mewujudkan masyarakat yang mandiri untuk
hidup sehat, sehingga masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal.
Pada kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi
kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan Panduan Program HIV AIDS
Puskesmas Bagor. Harapan kami tidak lain adalah bahwa Panduan Program HIV AIDS dapat
memberikan manfaat bagi Puskesmas Bagor.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.

Nganjuk, 05 Januari 2023


Koordinator Pelayanan HIV AIDS

Dewi Yusanti ,A.Md.Kep


NIP.19830510 201504 2 001

2
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DEPAN.......................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................... 3
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 5
1.2 Tujuan …………………………………………………………………………….. 6
1.3 Sasaran ……………………………………………………………………………. 6
1.4 Ruang Lingkup …………………………………………………………………… 6
BAB II STANDAR KETENAGAAN............................................................................ 7
2.1 Kualifikasi Sumber Daya manusia............................................................................ 7
2.2 Distribusi Ketenagaan .............................................................................................. 7
2.3 Jadwal Kegiatan........................................................................................................ 8
BAB III STANDAR FASILITAS ................................................................................. 8
3.1 Denah Ruang ............................................................................................................ 8
3.2 Standar Fasilitas........................................................................................................ 9
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ................................................................. 9
4.1 Pelayanan pemeriksaan Suspek HIV …………………………………………….. 9
4.2 Pelayanan Pengobatan ARV ……………………………………………………... 9
4.3 Kunjungan Rumah ……………………………………………………………….. 9
4.4 Penyuluhan ………………………………………………………………………. 9
4.5 Kolaborasi HIV –TBC …………………………………………………………… 10
BAB V LOGISTIK ………………………………………………………………….. 10
BAB VI KESELAMATAN SASARAN ……………………………………………. 10
BAB VII KESELAMATAN KERJA ……………………………………………….. 11
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ……………………………………………… 11
BAB IX PENUTUP …………………………………………………………………. 11

3
LEMBAR PERSETUJUAN

PANDUAN PROGRAM HIV/AIDS PUSKESMAS BAGOR TAHUN 2022


Telah diperiksa dan disetujui pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 05 Januari 2023

Kepala Puskesmas Bagor

dr. Joko Hartono


NIP. 19800907 200903 2 001

4
PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BAGOR
Jl. Raya Madiun No. 100 Petak Kode Pos 64461
Telp/Fax . (0358) 326581 Email : puskesmas.bagor@gmail.com

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penemuan obat antiretroviral (ARV) pada tahun 1996 mendorong suatu revolusi dalam
perawatan ODHA di Negara maju. Meskipun belum mampu menyembuhkan penyakit dan
menambah tantangan dalam hal efek samping serta resistensi kronis terhadap obat, namun secara
dramatis terapi ARV menurunkan angka kematian dan kesakitan, meningkatkan kualitas hidup
ODHA, dan meningkatkan angka harapan hidup ODHA.
Di Indonesia, sejak tahun 1987 hingga awal tahun 2012 telah terjadi peningkatan jumlah
kasus HIV/AIDS. Hal ini disebabkan oleh perkembangan epidemiologi, dan juga disebabkan
oleh meningkatnya kapasitas pemeriksaan untuk HIV/AIDS. Sedangkan pengetahuan
masyarakat tentang cara penularan, pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS masih terbatas.
Jumlah meningkat pada kelompok orang berperilaku risiko tinggi tertular HIV yaitu para
penjaja seks komersial dan penyalah-guna NAPZA suntikan di beberapa provinsi seperti DKI
Jakarta, Riau, Bali, Jawa Barat dan Jawa Timur sehingga provinsi tersebut tergolong sebagai
daerah dengan tingkat epidemic terkonsentrasi (concentrated level of epidemic). Tanah Papua
sudah memasuki tingkate epidemik luas (generalized epidemic). Hasil estimasi tahun 2009, di
Indonesia terdapat 186.000 orang dengan HIV positif.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan sebanyak 278 rumah sakit
rujukan Odha (Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
780/MENKES/SK/IV/2011 tentang Penetapan Lanjutan Rumah Sakit Rujukan Bagi Orang
dengan HIV (lihat Lampiran 1) yang tersebar di hampir semua provinsi di Indonesia. Dari
Laporan Situasi Perkembangan HIV & AIDS di Indonesia sampai dengan September 2011
tercatat jumlah Odha yang mendapatkan terapi ARV sebanyak 22.843 dari 33 provinsi dan 300
kab/kota, dengan rasio laki-lak dan perempuan 3 : 1, dan persentase tertinggi pada kelompok
usia 20-29 tahun. Program penanggulangan AIDS di Indonesia mempunyai 4 pilar, yang
semuanya menuju pada paradigma Triple Zero yaitu Zero new infection, Zero AIDS-related
death dan Zero Discrimination.
Jawa Timur merupakan provinsi penyumbang terbanyak kasus AIDS ketiga setelah DKI
Jakarta dan Papua. Sampai dengan bulan Desember tahun 2012, kasus AIDS di Jawa Timur

5
sebanyak 6.900 kasus, sedangkan kasus HIV mencapai 15.681 kasus. Kasus HIV diperoleh dari
laporan klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT) di masing-masing Unit Pelayanan
Kesehatan (UPK) baik itu rumah sakit maupun Puskesmas.
Sebagian besar individu dengan infeksi HIV tidak menyadari status HIV mereka dan datang
ke system layanan kesehatan pada stadium lanjut. Dikarenakan mungkin oleh rendahnya
kesadaran mengenai resiko perorangan terhadap infeksi HIV yang sudah didapat atau terhalang
oleh kekhawatiran terhadap diskriminasi dan stigma, yang keduaanya dapat menghalangi orang-
orang untuk menjalani tes.
Pengetahuan mengenai perkembangan epidemiologi infeksi HIV di daerah masing-masing
dapat membantu meningkatkan kewaspadaan dari pekerja layanan kesehatan. Panduan ini
digunakan untuk menanggulangi kasus HIV/AIDS di UPTD Puskesmas Bagor.

1.2 Tujuan
Menemukan terduga HIV, mengobati, mempertahankan program pengobatan sehingga

mengurangi angka kematian akibat HIV, dan dapat meningkatkan derajat kesehatan warga

wilayah Kec.Bagor.

1.3 Sasaran

Seluruh warga masyarakat Kec.Bagor

1. Ibu hamil, pasien TBC

2. Pasien dengan perilaku beresiko

3. Pasien dengan gejala HIV

1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Ruang lingkup pelayanan HIV Puskesmas Bagor

1. Pemeriksaan suspek HIV (skrining)

2. Pelayanan pengobatan ARV

3. Kunjungan pasien Loss To Follow Up

4. Penyuluhan kelompok

5. Kolaborasi HIV-TBC

1.4.2 Batasan operasional

1. Pemeriksaan suspek HIV

a. Skrining dan pemeriksaan gejala HIV di layanan

b. Pemeriksaan darah

6
c. Konseling hasil pemeriksaan

2. Pelayanan pengobatan ARV

a. Inisiasi pengobatan ARV pada pasien dengan hasil laborat ‘REAKTIF’

b. Apabila diperlukan, dilakukan rujuk lanjut ke Rumah Sakit.

3. Kunjungan pasien Loss To Follow Up

a. Dilakukan oleh pelaksana program

b. Kunjungan ke rumah pasien HIV yang tidak melakukan pengambilan obat sesuai

jadwal,minimal selama 6 bulan atau memutuskan untuk menghentikan terapi.

4. Penyuluhan Kelompok

a. Dilaksanakan oleh pelaksana program bekerjasama dengan program lain

b. Pada masyarakat umum ataupun kelompok lain (kelas ibu hamil, kader UKS)

5. Kolaborasi HIV – TBC

a. Skrining TBC pada setiap kasus indeks di setiap kunjungan

b. Pemeriksaan TCM jika diperlukan

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Kualifikasi Sumber Daya manusia dalam program P2 HIV adalah pelaksana program

sebagai penanggung jawab P2 HIV dan bekerjasama dengan dokter umum, perawat, bidan dan

tenaga esehatan lainnya. Serta Dokter Umum yang bertanggung jawab kepada Kepala

Puskesmas.

2.2 Distribusi Ketenagaan

Dalam melaksanakan kegiatan program, pelaksana program dibantu oleh tenaga esehatan

lainnya dalam satu tim, juga oleh kader,yaitu :

No Nama Bagian Instansi

7
1. dr.Trishalia Sutejo Dokter Umum Puskesmas Berbek

2. Mei Dwi Wijayanti, A.Md.Kep Pelaksana Program Puskesmas Berbek

3. Mei Nurhayati,A.Md.Farm Farmasi Puskesmas Berbek

4. Febriani Indah,A.Md.Kes Laboratorium Puskesmas Berbek

5. Yovi Yuditia, S.Kep.Ners Petugas RR Puskesmas Berbek

6. Luluk Lumbawati, SST Bidan Koordinator Puskesmas Berbek

7. Tasmiasih Kader Ds.Sengkut

2.3 Jadwal Kegiatan

Berdasarkan RPK yang telah disusun, pelaksana program melaksanakan kegiatan melalui

tahapan :

1. Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)

2. Penyusunan jadwal kegiatan

3. Sosialisasi jadwal kegiatan

4. Pelaksanaan kegiatan

5. Monitoring dan evaluasi kegiatan

6. Rencana tindak lanjut (RTL)

BAB III

STANDAR FASILITAS

1.1 Denah Ruang

lemari
Jendela
Meja

Meja
8
jendela pintu

1. Koordinasi pelaksanaan program dilakukan oleh pelaksana program yang menempati

ruang pertemuan di gedung puskesmas Bagor.

2. Pemeriksaan suspek dilakukan di Poli Umum, Poli KIA, UGD, MTBS.

3. Sedangkan konseling dan pengobatan menempati Poli PDP di gedung Puskesmas

Bagor.

3.2 Standart Fasilitas

1. Ruangan dengan ventilasi

2. Timbangan

3. Lembar balik penyuluhan, leaflet

4. Formulir program

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1 Pelayanan Pemeriksaan Suspek HIV

1. Pasien datang ke layanan di puskesmas Bagor : Poli umum, KIA, MTBS,Poli Gigi,UGD

2. Dilakukan anamnesa dan pemeriksaan gejala

3. Dilakukan pemeriksaan laborat

4. Konseling terhadap hasil laborat

5. Rujukan sesuai hasil jika diperlukan

4.2 Pelayanan Pengobatan ARV

1. Pasien ke poli PDP dengan membawa hasil dari poli sebelumnya

2. Konseling terhadap hasil laborat

3. Persiapan inisiasi pengobatan ARV

9
4. Menghubungi layanan PDP rujukan jika diperlukan

4.3 Kunjungan Rumah

1. Mengidentifikasi

2. Membuat rencana dan jadwal kunjungan

2. Melakukan pendekatan kepada pasien dan keluarga

3. Melakukan konseling kepada pasien dan keluarga

4.4 Penyuluhan

1. Menyesuaikan dengan jadwal dari bidan desa atau progam lain

2. Melakukan penyuluhan dengan media yang tersedia

4.5 Kolaborasi HIV – TBC

1. Skrining gejala TBC pada setiap ODHIV yang berkunjung ke layanan pada setiap kali

kunjungan

2. Pengiriman permintaan pemeriksaan TCM jika diperlukan

3. Pemeriksaan skrining HIV pada setiap pasien TBC

BAB V

LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk program P2 HIV di Puskesmas Bagor dan kegiatan di

luar gedung puskesmas Bagor, direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini dan sesuai dengan

tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Pelaksana program merencanakan logistic kebutuhan kegiatan meliputi :

- Kartu dan formulir lain sesuai ketentuan program

- Laporan dan dokumentasi hasil kegiatan

- Media KIE (lembar balik, leaflet)

10
BAB VI

KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan program P2 TBC perlu

diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala

kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko

terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga

angka kejadian KTD (Kejadian Tidak Diinginkan) dapat dicegah sedini mungkin.

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Puskesmas sebagai tempat kerja mempunyai potensi bahaya beragam terhadap

kesehatan,terdapat disemua tempat baik didalam maupun diluar gedung yang dapat timbul dari

lingkungan tempat kerja,proses kerja, cara kerja, alat dan bahan kerja yang dapat menimbulkan

penyakit akibat kerja.

Tujuan dari pengenalan potensi bahaya di puskesmas dan masalah yang ditimbulkannya

adalah agar petugas puskesmas dapat melakukan pengendalian resiko dengan benar sehingga

terhindar dari berbagai masalah yang ditimbulkan akibat pekerjaan.

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

11
Upaya pengendalian mutu program P2 HIV dilaksanakan secara efektif dan efisien yaitu dengan

meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat. Maka perlu dilakukan monitor

dan evaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut:

1. Pelatihan bagi Petugas/ pelaksana program dan Tim mengenai program dan

penatalaksanaan penyakit HIV di puskesmas.

2. Adanya kerjasama antara lintas program dan lintas sektoral

3. Melakukan deteksi dini

4. Pencatatan dan dokumentasi layanan dan kegiatan

BAB IX

PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dalam melaksanakan pelayanan

kesehatan dasar di Puskesmas. Keberhasilan pelayanan medik dasar terkait dengan

kepatuhan pemberi layanan terhadap standar dan prosedur yang ditetapkan

12
13

Anda mungkin juga menyukai