REPUBLIK INDONESIA
KATA PENGANTAR
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Kesehatan di tahun 2013 kepada seluruh masyarakat. Selain itu, laporan ini memuat
informasi tentang program dan kegiatan Kementerian Kesehatan dalam
melaksanakan misinya guna mewujudkan visi Masyarakat sehat yang mandiri dan
berkeadilan.
Diharapkan laporan ini akan bermanfaat bagi para pengelola dan pelaksana
program kesehatan di seluruh Tanah Air, serta segenap stakeholders, sebagai
umpan balik tentang dampak dari dukungan dan peranserta mereka dalam
Pembangunan Kesehatan .
Terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan dan penerbitan laporan ini. Semoga Laporan Akuntabilitas
Kinerja Kementerian Kesehatan tahun 2013 ini bermanfaat sebagai sumber
informasi dAn bahan evaluasi untuk meningkatkan kinerja Kementerian Kesehatan
di masa mendatang.
boi, Sp A, MPH
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5, Kav.4-9 Jakarls 12590 Telepon/Faksimile (021) 5201591
KEMENTERIAN KESEHATAN
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
ii
KEMENTERIAN KESEHATAN
iii
KEMENTERIAN KESEHATAN
iv
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
DAFTAR TABEL
vi
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
vii
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
DAFTAR GRAFIK
viii
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
ix
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
DAFTAR GAMBAR
x
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Kepegawaian
xi
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
NILAI-NILAI
KEMENTERIAN KESEHATAN
Pro rakyat:
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan selalu
mendahulukan kepentingan rakyat dan haruslah menghasilkan yang terbaik untuk rakyat.
Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu
hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial ekonomi.
Inklusif:
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena
pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan saja.
Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi
lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan
masyarakat akar rumput.
Responsif:
Program kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap
dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi
geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang
berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.
Efektif:
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan,
dan bersifat efisien.
Bersih:
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN), transparan, dan akuntabel.
xii
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
IKHTISAR EKSEKUTIF
3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan
antar tingkat sosial ekonomi serta gender.
xiii
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah
tangga dari 50 persen menjadi 70 persen.
xiv
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Menurunnya disparitas
status kesehatan dan
status gizi antar wilayah
dan antar tingkat sosial
ekonomi serta gender
Terpenuhinya
kebutuhan tenaga
kesehatan
strategis di DTPK
FINANCIAL PERSPECTIVE
xv
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
1. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan
PN).
6. Jumlah kota yang memiliki RS memenuhi standar kelas dunia (world class).
11. Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan dan diberi insentif di DTPK.
12. Persentase provinsi yang memiliki peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok
(KTR).
xvi
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
16. Persentase provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki bank data kesehatan.
Realisasi kinerja indikator kunjungan neonatal pertama (KN1) tahun 2013 adalah
sebesar 92,33% dari target yang ditetapkan sebesar 89% pencapaian KN 1
menunjukkan trend peningkatan yang cukup signifikan. Sedangkan cakupan D/S,
secara rata-rata nasional, telah melebihi target yaitu mencapai 80,3 % dari target
80%.
Persentase kasus baru TB (BTA Positif) yang disembuhkan terealisasi sebanyak
90,5 % artinya telah melebihi target akhir tahun Renstra sebesar 87 %.
xvii
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Persentase provinsi yang memiliki Perda tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
telah melebihi target yang diharapkan. Dari target 90 % dapat direalisasikan
sebesar 90.9%.
xviii
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Pada tahun 2013, persentase provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki bank data
kesehatan terealisasi sebesar 76.1% dari target sebesar 75 %, dengan demikian
capaian kinerjanya sebesar 101.47%.
xix
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Tiga indikator yang masih harus diupayakan pencapaiannya di tahun 2014 untuk
memenuhi target sebagaimana 3 indikator di atas maka hambatan dalam
pencapaian kinerja akan ditangani dengan langkah-langkah pemecahan
masalahnya.
Beberapa upaya dan prestasi lainnya yang telah dicapai oleh Kementerian
kesehatan, antara lain :
1. Salah satu upaya dalam rangka melindungi hak atas kesehatan, Pemerintah
melaksanakan jaminan kesehatan masyarakat melalui Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) bagi kesehatan perorangan. Melalui program tersebut,
diharapkan seluruh penduduk Indonesia terlindung dalam sistem asuransi,
sehingga kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak dapat terpenuhi.
xx
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
xxi
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
2
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
RAKYAT /Masyarakat
TANGGUNG
AMANAH
JAWAB
PRESIDEN
TUGAS BIDANG
KESEHATAN
TANGGUNG
JAWAB
MENKES
3
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
4
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
5
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
KEDUDUKAN
6
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
7
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
8
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
2. Sarana Kesehatan
3. Obat
C. STRUKTUR ORGANISASI
9
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
D. SISTEMATIKA
10
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
11
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
BAB II
12
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
EVALUASI LAKIP
13
PENGUKURAN &
PENGUMPULAN DATA
KINERJA
PENILAIAN PRESTASI
KERJA PNS/INDIVIDU
13
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
14
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
B. RENCANA STRATEGIS
15
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
16
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
17
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
18
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Program Generik:
19
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
20
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Program Teknis:
Kegiatan yang akan dilakukan dalam program bina gizi dan kesehatan ibu
dan anak meliputi :
a. Pembinaan gizi.
21
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
d. Penyehatan lingkungan.
22
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
C. PENETAPAN KINERJA
Tabel 1
Target Perjanjian Kinerja Kementerian Kesehatan tahun 2013
23
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
24
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
25
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran kinerja merupakan bagian suatu proses dari sistem
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai suatu tatanan,
instrumen, dan metode pertanggungjawaban. Pengukuran kinerja secara
khusus merupakan kegiatan memantau, menilai dan membandingkan
tingkat kinerja yang dicapai dengan tingkat kinerja standar, rencana, atau
target kegiatan. Kegiatan tersebut dilakukan dengan menggunakan
indikator kinerja utama yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1099/Menkes/SK/VI/2011. Pengukuran kinerja ini
diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian
kinerja yang berhasil dilakukan oleh Kementerian Kesehatan selama
tahun 2013.
Pada awal tahun 2013, Menteri Kesehatan telah melakukan penetapan
kinerja, sebagai pakta integritas yang harus dipertanggungjawabkan
dalam mengemban visi dan misi pembangunan bidang kesehatan.
Dokumen penetapan kinerja tersebut memuat 13 (tiga belas) Indikator
Kinerja Utama dalam mencapai 8 (delapan) sasaran strategis dan 6
(enam) Indikator Kinerja Utama dalam mencapai 4 (empat) sasaran
program/kegiatan. Sasaran program/kegiatan ini mendukung
tercapaianya sasaran strategis Kementerian Kesehatan, beserta target
yang akan dilaksanakan pada tahun 2013.
26
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Tabel 2
Capaian Realisasi dan Kinerja Indikator Kinerja Utama
Kementerian Kesehatan Tahun 2013
27
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
kesehatan bagi
seluruh penduduk,
terutama penduduk
miskin
5 Meningkatnya Persentase Rumah 65% 55,06% 84,71%
Perilaku Hidup Tangga yang
Bersih dan Sehat melaksanakan PHBS
(PHBS) pada
tingkat Rumah
Tangga
28
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
29
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
SP 2 (100%)
SP 4 (100%)
SS 1 (100%)
SS 2 (100%)
SS 6 (100%)
SS 7 (100%)
SS 4 (67,1%)
SS 3 (75%)
SS 5 (60%)
SS 8 (53
Start Finish
(2010) (2014)
2013
Keterangan : SS = Sasaran Strategis SP = Sasaran Program
30
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Tabel 3
Capaian Indikator Pn antar tahun 2009-2013
Persentase persalinan
yang ditolong tenaga 89% 90,88% 102,11%
kesehatan terlatih
(Cakupan Pn)
Sumber data: Laporan Kesehatan Ibu Tahun 2013
31
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Grafik 1
Tren cakupan Pn tahun 2010-2013 dibandingkan target
Renstra Kemenkes 2010-2014
32
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Grafik 2
Capaian cakupan Pn tahun 2013
33
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
34
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
35
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
36
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
37
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
38
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Tabel 4
Capaian Indikator KN1 tahun 2013
39
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Grafik 3
Tren Capaian Kunjungan Neonatal Pertama (KN1)
Tahun 2009 2013
40
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Grafik 4
Cakupan KN1 menurut Provinsi Tahun 2013
41
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Gambar 5 - Fasilitasi Peningkatan Pelayanan BBL dan Gambar 6 - Peningkatan Kapasitas Dokter Umum dalam
Bayi di Puskesmas dan RS di Kab. Lampung Tengah Tatalaksana Bayi dan Balita Sakit di Jakarta
Gambar 7 - Pengembangan Materi KIE Perawatan Bayi Baru Lahir dan Tanda
Bahaya Bayi Baru Lahir di Puskesmas Wilayah Kabupaten Jayawijaya
42
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Hambatan:
1) Kualitas tenaga masih belum sepenuhnya sesuai standar, dan
distribusinya tidak merata.
2) Rendahnya komitmen pemerintah daerah terhadap peningkatan
upaya kesehatan anak.
3) Sarana dan prasarana yang terstandar belum sepenuhnya dapat
terpenuhi terutama di daerah dengan akses sulit.
43
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
44
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
0,1% di tahun 2011. Bila kondisi ini tidak disikapi secara serius dengan
menunjukkan kinerja program yang lebih baik, maka dikhawatirkan
pada tahun 2014 tidak dapat mencapai target yang ditetapkan. Grafik
dibawah ini menggambarkan lebih jelas hal tersebut.
Grafik 5
Tren Cakupan D/S dibanding Target Renstra 2009-2014
Grafik 6
Capaian D/S menurut Provinsi Tahun 2013
45
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Gambar 9
Aktifitas Penimbangan di Posyandu Puskesmas Rejo Agung
Ploso Jombang Jawa Timur
46
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
47
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
48
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
49
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
50
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Grafik 7
Perbandingan Target dan Capaian Indikator
Persentase Kasus Baru TB Paru (BTA positif) yang Disembuhkan
Tahun 2010 2013
51
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Gambar 10 - Kader kesehatan di Kabupaten Maumere (Provinsi NTT) dan Kabupaten Sentani (Provinsi
Papua) sedang berdiskusi dengan petugas kesehatan untuk kegiatan layanan TB Desa yang merupakan
bagian kegiatan UKBM.
52
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
53
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
6) Peningkatan upaya
pemberdayaan kesehatan
masyarakat dengan
pemberdayaan kelompok
masyarakat lokal dan
orang terdampak TB
melalui Inisiasi jaringan
orang terdampak TB
dengan melibatkan
organisasi lokal, dengan terbentuknya JAPETI (Jaringan Peduli
TB Indonesia). JAPETI berperan sebagai mitra pemerintah untuk
mengatasi masalah tuberkulosis dan mendorong tumbuh dan
berkembangnya masyarakat peduli tuberkulosis serta
keanggotaan JAPETI saat ini telah meliputi 17 provinsi dan 50
kabupaten yang tersebar di seluruh Indonesia.
54
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
7) Kerjasama antara
Kemenkes dengan PT
ASKES melalui
penggagasan penerapan
standar pengobatan TB
dengan DOTS bagi
seluruh pasien TB yang
ditangani serta
Gambar 12 - MoU Kemenkes dengan PT ASKES
pengembangan skema
pembiayaan berbasis asuransi bagi pasien TB.
55
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
56
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
57
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
58
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
59
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
60
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
4. Union
61
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
62
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Permasalahan
1) Belum semua kasus TB di masyarakat ternotifikasi sehingga masih
banyak pasien TB di masyarakat belum diobati, dan pastinya hal ini
akan menjadi sumber penularan.
2) Adanya epidemi HIV akan meningkatkan kejadian koinfeksi TB HIV.
3) Kasus TB Multi Drug Resistance (MDR) mulai meningkat.
4) Belum optimalnya manajemen dan kesinambungan pembiayaan
program pengendalian TB.
5) Keterbatasan sumber daya yang dimiliki sektor pemerintah dan
besarnya tantangan yang ditimbulkan akibat penyakit TB,
menjadikan pengendalian TB belum dapat berjalan optimal.
63
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
64
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
65
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Tabel 7
Capaian Indikator Kinerja Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (RS
dan Puskesmas) yang memenuhi standar sarana, prasarana, dan
peralatan kesehatan Tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Jumlah fasilitas pelayanan
394 478 121%
kesehatan (RS dan Puskesmas)
yang memenuhi standar sarana,
prasarana, dan peralatan
kesehatan
66
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Grafik 8
Capaian indikator Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (RS dan
Puskesmas) yang memenuhi standar sarana, prasarana, dan
peralatan kesehatan
700
600
Jumlah Fasyankes
500
400
300
200
100
0
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET 160 206 269 394 594
REALISASI 96 388 467
67
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
68
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
69
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Tabel 8
Capaian Indikator Kinerja Jumlah Kota
Yang Memiliki Rumah Sakit Standar Kelas Dunia (World Class)
Permasalahan :
Meskipun capaian target tahun 2013 telah 125%, namun masih
ditemui beberapa permasalahan sebagai berikut :
a. Strategi untuk mengatasi pembiayaan yang relatif mahal guna
mencapai RS berstandar internasional telah dilakukan melalui
advokasi kepada para penyelenggara pelayanan kesehatan
rumah sakit namun sumber daya anggaran beberapa rumah sakit
masih belum memadai. Hal tersebut berdampak pada upaya
pemenuhan sarana prasarana rumah sakit sesuai dengan standar
akreditasi internasional.
b. Upaya mengubah budaya kerja dan komitmen SDM Rumah Sakit
melalui kegiatan capacity building dan peningkatan kapasitas
sumberdaya masih belum menunjukkan hasil yang berarti karena
masih memerlukan kontinuitas dalam pelaksanaannya.
70
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
71
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Grafik 9
Target dan Realisasi Persentase Fasilitas Kesehatan Yang Mempunyai
SDM Kesehatan Sesuai Standar TA 2010 - 2013
serta Target tahun akhir Renstra
72
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
73
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
74
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Grafik 10
Target dan Capaian Indikator Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
Beroperasi Tahun 2010 sampai Tahun 2013
75
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Grafik 11
Capaian Indikator Jumlah Poskesdes Beroperasi
per Provinsi Tahun 2013
76
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Permasalahan:
a) Terdapat perubahan dalam rencana pembangunan Poskesdes
melalui DAK oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota
b) Data pembangunan Poskesdes masih perlu disinkronisasi
dengan pihak terkait
c) Kurangnya kesadaran pemerintah daerah terhadap operasional
Poskesdes
77
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
78
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Tabel 9
Target dan Capaian Realisasi Indikator Persentase Penduduk Yang
Mempunyai Jaminan Kesehatan tahun 2013
Indikator Target Realisasi Capaian
Grafik 12
Capaian target indikator Persentase Penduduk Yang Mempunyai
Jaminan Kesehatan dari tahun 2010-2013 dibandingkan dengan target
RKP
79
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
empat ratus ribu) jiwa, sesuai dengan Surat Edaran Menteri Kesehatan
Nomor 149 tahun 2013 tentang kepesertaan program Jaminan
Kesehatan Masyarakat. Peserta dengan kartu sejumlah 86.400.000
jiwa, merupakan komitmen pemerintah untuk menjamin penduduk tidak
mampu, yang mengacu pada Basis Data Terpadu hasil pendataan
Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011 yang dikelola oleh
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
2. Adanya kebijakan Peserta Non Kartu dalam Jamkesmas. Peserta Non
Kartu adalah masyarakat miskin dan tidak mampu yang meliputi
gelandangan, pengemis, penghuni panti-panti sosial (rekomendasi
dinas sosial), penghuni rutan/lapas (rekomendasi kepala rutan/lapas),
penderita Thalassaemia Mayor (kartu anggota penderita
Thalassaemia), penderita ikutan paska imunisasi (KIPI), peserta
Program Keluarga Harapan (PKH) yang menggunakan kartu PKH, dan
masyarakat yang miskin akibat bencana nasional pasca tanggap
darurat yang terjadi setelah diterbitkannya Surat Edaran Menteri
Kesehatan Nomor 149 tahun 2013 tentang Kepesertaan Program
Jaminan Kesehatan Masyarakat.
3. Adanya upaya advokasi, sosialisasi dan bimbingan teknis oleh
Kementerian Kesehatan terkait dengan pengembangan kegiatan
pembiayaan dan jaminan kesehatan, yang menghasilkan dukungan
kebijakan daerah berupa penerapan kepesertaan jaminan kesehatan
semesta di wilayahnya, yang terutama ditargetkan bagi peserta non
kuota Jamkesmas.
80
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
81
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
82
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
83
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Grafik 13
Perbandingan antara Target dan Capaian Indikator Persentase
Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS Tahun 2010 s.d 2013
Grafik 14
Capaian Kinerja Indikator Persentase Rumah Tangga
yang Melaksanakan PHBS per-Provinsi Tahun 2013
84
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
85
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
86
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
87
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
88
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Tabel 10
Realisasi Tenaga Kesehatan Pendayagunaan
Penugasan Khusus 2010-2013
Grafik 15
Realisasi Jumlah tenaga strategis yang didayagunakan dan
diberi insentif di DTPK tahun 2013
89
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
90
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Pada tahun 2013 target Provinsi yang telah memiliki Perda (Perda/surat
edaran/instruksi/SK/Peraturan Gubernur) tentang Kawasan Tanpa Rokok
(KTR) adalah sebesar 90% yaitu 30 provinsi. Hasil evaluasi, sebanyak 30
(90,9%) provinsi telah memiliki Kebijakan (Perda/surat
edaran/instruksi/SK/Peraturan Gubernur) tingkat provinsi atau tingkat
kabupaten/kota tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Provinsi tersebut
adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa
Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Barat,
Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Banten, Lampung, Kalimantan
Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Aceh, Sumatera
Utara, Bengkulu, Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur,
Riau, Bangka Belitung, Jambi, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan Tengah dan Sulawesi Barat.
91
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Grafik 16
Perbandingan Target dan Realisasi Capaian Provinsi yang memiliki
Peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
Tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013
92
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Upaya yang telah dilakukan pada tahun 2013 untuk mencapai target :
1. Mengembangkan regulasi, pedoman dan panduan pengendalian
tembakau, antara lain dengan menyusun:
93
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
94
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Permasalahan
1) Belum disusunnya beberapa regulasi sebagai peraturan
pelaksanaan Peraturan Pemerintah RI Nomor 109 Tahun 2013
tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa
Produk Tembakau bagi Kesehatan dan pedoman/panduan/modul.
2) Advokasi, pendampingan dan asistensi teknis dalam rangka
implementasi kebijakan/peraturan KTR di Daerah yang belum
maksimal.
Advokasi kepada pengambil kebijakan untuk penyamaan
pemahaman dan persepsi membutuhkan ketersediaan sumber
daya. Namun, sumber daya (manusia, anggaran dll) dalam
program pengendalian tembakau dan akibat konsumsi rokok
terhadap kesehatan masih terbatas.
3) Sosialisasi kebijakan pengendalian tembakau masih belum
optimal.
95
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
96
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
minimal 10% dalam rangka pencapaian SPM pada tahun 2010 adalah
sebesar 51,78%, tahun 2011 sebesar 39,50% dan pada tahun 2012
sebesar 43,27%. Dari tahun 2011 sampai dengan 2013 terdapat
peningkatan pengalokasian anggaran kesehatan.
Tabel 11
Perbandingan Target dan Realisasi capaian indikator
Persentase kabupaten/kota yang telah menganggarkan APBD bidang
kesehatan minimum 10 (sepuluh) persen dari APBD dalam rangka
pencapaian SPM Tahun 2013
Permasalahan :
Masih belum teralokasinya secara memadai pembiayaan SPM dengan
dukungan anggaran daerah.
97
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Tabel 12
Pencapaian indikator kinerja
Persentase ketersediaan obat dan vaksin Tahun 2013
98
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Grafik 17
Persentase ketersediaan obat dan vaksin di tiap Provinsi tahun 2013
50
0
Lampung
Sulbar
Kalbar
Jambi
Sulteng
Gorontalo
Banten
Kalteng
Bangka Belitung
Papua
Riau
Kepulauan Riau
Sumatera Selatan
Bengkulu
Jawa Barat
Bali
Sulut
NAD
Jawa Timur
NTT
Sulsel
Malut
Kaltim
Kalsel
Sultra
Maluku
Sumatera Barat
DKI Jakarta
Papua Barat
Jogjakarta
NTB
Jawa Tengah
Sumatera Utara
99
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Grafik 18
Perbandingan Target dan Realisasi Capaian Indikator Persentase
Ketersediaan Obat dan Vaksin Tahun 2010-2013 serta Target Renstra
96,93% 100%
92,85% 95%
100% 90%
85% 87%
80%82%
80%
60%
40%
20%
100
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Permasalahan:
1. Masih ada Pemerintah Daerah yang belum mengalokasikan
anggaran untuk obat secara optimal karena kurangnya komitmen
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota sehingga
anggaran DAK menjadi andalan, walaupun pada setiap pertemuan
selalu disampaikan bahwa anggaran DAK untuk obat sifatnya hanya
sementara.
2. Perubahan penetapan harga obat untuk pengadaan pemerintah dari
manual menjadi elektronik mempengaruhi pengadaan obat di setiap
jenjang dan berdampak pada ketersediaan obat.
101
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
102
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
103
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
104
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Akademisi:
Layanan Data
Instansi
Sektor
Pemerintah :
Bisnis:
-Kajian dan produk/model/prototipe/standar/
Proses
gambaran formula hasil litbangkes scale-up
status
hasil
kesehatan
litbangkes
masyrakat
dalam
sebagai
rangka
masukan 1) riset stratejik nasional; persiapan
kebijakan 2) tema tugas dan fungsi;
3) pembinaan;
produksi
pemerintah
4) kompetensi/kepakaran; massal oleh
5) kewilayahan; dan industri
6) skripsi/tesis/disertasi
105
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Tabel 13
Target dan Realisasi Indikator
Jumlah produk/model/prototipe/standar/formula hasil penelitian dan pengembangan
di bidang kesehatan Tahun 2013
Indikator Target Realisasi Capaian
Permasalahan
Penegakan pedoman manajemen yang belum optimal. Masih ditemukan
keterlambatan pengumpulan protokol sebagai data dukung perencanaan dan
penganggaran dan juga keterlambatan pengumpulan laporan sebagai bahan
evaluasi. Selain itu, terkait dengan pemanfaatan hasil litbangkes, belum
terdapat mekanisme yang resmi dan standar dalam mengidentifikasi
kebutuhan lintas program.
106
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
aspek manajemen dan penelitian yang selama ini terpisah. Untuk itu
dilakukan seleksi protokol oleh Komisi Ilmiah sebelum penyusunan Renja dan
RKAK/L sebagai dasar input kebijakan perencanaan dan penganggaran.
Perlu dibuat prosedur yang resmi dan standar untuk pengusulan kebutuhan
hasil penelitian/kajian dari lintas program atau lintas sektor sehingga hasil
litbangkes dapat lebih tepat guna dan bermanfaat.
Foto kegiatan
107
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Pada tahun 2013, realisasi kinerja indikator ini adalah 76,10 % dari
target yang ditetapkan sebesar 75 %. Jika dibandingkan dengan tahun
2012 realisasi sebesar 70,10 % dan 2011 sebesar 65,05 % maka
terdapat kenaikan realisasi secara terus menerus. Kondisi tersebut
tergambar dalam grafik berikut.
Grafik 19
Perbandingan Target dan Realisasi Capaian Indikator Provinsi dan
Kab/Kota yang Memiliki Bank Data Kesehatan Tahun 2010-2013
108
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Permasalahan :
1) Masih terbatasnya kelengkapan dan kontinuitas data.
2) Dukungan sumber daya terutama sumber daya manusia masih
terbatas
109
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Gambar 17
Informasi Proses Kenaikan Pangkat
110
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Gambar 18
Bagan Mekanisme Usul dan Pengelolaan Proses
Administrasi Kepegawaian
111
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Grafik 20
Persentase produk administrasi kepegawaian yang dikelola melalui
Sistem Layanan Kepegawaian (SILK)
80
70
60
50
40 Target
30 Realisasi
20
10
0
2010 2011 2012 2013 2014
112
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Permasalahan :
1) Kurangnya sosialisasi tentang manajemen kepegawaian
(pemahaman tentang alur, mekanisme, tatacara, pedoman,
persyaratan, aturan-aturan yang berlaku) dan sumber daya yang
dimiliki (termasuk SDM).
2) Kurangnya koordinasi pengelolaan administrasi kepegawaian.
3) Belum optimalnya penggunaan dan pengelolaan sistem informasi
layanan kepegawaian di Unit Pelaksana Teknis (UPT).
4) Kurangnya peran dan fungsi tim pengelola kepegawaian di Unit
Pelaksana Teknis (UPT).
113
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
114
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Gambar19- Wakil Menteri Kesehatan saat menerima penghargaan Cinta Karya Bangsa dari
Wakil Presiden
115
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Grafik 21
Perbandingan Target dan Realisasi capaian indikator
Persentase pengadaan menggunakan e-procurement
Tahun 2010- 2013 dan Tahun Akhir Renstra
Permasalahan :
1) Belum tersusunnya SOP pelayanan pengadaan pada Unit
Layanan Pengadaan.
2) Belum dilaksanakannya proses pengangkatan dalam Jabatan
Fungsional Pengadaan Barang/Jasa melalui Mekanisme
Penyesuaian/Inpassing.
3) Belum optimalnya pengisian Sistem Rencana Umum Pengadaan
(SIRUP).
116
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
117
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
b. Evaluasi SAKIP
Evaluasi terhadap akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah sangat
penting dan harus dilaksanakan evaluator secara professional dan
penuh tanggung jawab. Evaluasi tersebut diharapkan dapat memberi
stimulasi bagi para pejabat instansi pemerintah untuk terus berusaha
menyempurnakan praktik-praktik penyelenggaraan pemerintah yang
baik berdasarkan prinsip-prinsip good governance. Pada tahun 2013,
Inspektorat Jenderal telah melaksanakan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
(AK) pada bulan April 2013 pada 8 (delapan) unit eselon I dan seluruh
satker di lingkungan Kementerian Kesehatan. Hasil evaluasi tersebut
dapat dilihat pada tabel di berikut ini.
Tabel 15
Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja di lingkungan
Kementerian Kesehatan
Unit Itjen Setjen Ditjen Ditjen Ditjen Ditjen Badan Badan
organisasi BUK GIKIA P2PL Binfar PPSDM Litbang
dan Kes kes
Alkes
Predikat AA AA AA AA AA AA AA AA
Penilaian
118
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Permasalahan :
Secara keseluruhan capaian indikator Persentase Unit Kerja Yang
Menerapkan Administrasi yang Akuntabel adalah sebesar 100 %, namun
demikian, besaran bobot penilaian belum menggambarkan kedalaman
kualitas sistem manajemen kinerja secara komprehensif. Perubahan
bobot penilaian akan berjenjang dari tahun ke tahun
119
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
120
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
121
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
1. E-transparency award
122
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
123
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Survei Integritas kali ini dilakukan terhadap 85 instansi yang terdiri atas
20 instansi pusat, 5 instansi vertikal dan 60 instansi pemerintah
daerah. Jumlah responden mencapai 15.000 yang terbagi dalam 484
unit pelayanan dengan rincian sebagai berikut: 40 unit pelayanan di
instansi pusat dengan 1200 responden, 264 unit pelayanan di instansi
vertikal dengan 8160 responden dan 180 unit pelayanan di pemda
dengan 5640 responden. Pengambilan data primer dilakukan melalui
proses wawancara face to face dalam kurun waktu Mei - September
2013.
124
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
125
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
the most valuable policy of public institution, dan the most trusted
public institution.
Indonesia Brand Champion Award merupakan penghargaan yang
diberikan berdasarkan berdasarkan survei publik dengan indikator
awareness, image, likeability, dan usefulness oleh MarkPlus Insight
dan majalah Marketeers. Penghargaan untuk kategori Layanan Publik
diberikan sebagai apresiasi terhadap instansi publik yang telah
memberikan pelayanan dan kebijakan terbaik bagi masyarakat selama
satu tahun terakhir.
D. SUMBER DAYA
Sumberdaya merupakan salah satu komponen penting dalam pencapaian
kinerja. Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Anggaran dan Sumber Daya
Barang Milik Negara yang dimilki oleh Kementerian Kesehatan antara lain
dijabarkan sebagai berikut :
126
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Pendidikan Menengah
ke bawah
Pendidikan Tinggi
127
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
Tabel 16
Barang Milik Negara
di Lingkup Kementerian Kesehatan tahun 2013
TOTAL KEMENTERIAN
KODE AKUN NERACA KESEHATAN
TAHUNAN 2013
(1) (2) (3)
117111 Barang Konsumsi 81.143.665.313
117112 Amunisi 750.000
117113 Bahan untuk Pemeliharaan 15.244.172.274
117114 Suku Cadang 91.707.106.769
117121 Pita Cukai, Materai dan leges 5.175.500
117124 Peralatan dan Mesin untuk 172.060.246.783
dijual/diserahkan kepada masyarakat
117126 Aset Tetap Lainnya untuk 1.811.610.800
Dijual/Diserahkan ke Masyarakat
117127 Aset Lain-Lain untuk diserahkan kepada 1.296.442.870
Masyarakat
117128 Barang Lainnya untuk dijual/diserahkan 203.492.207.763
kepada masyarakat
128
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
TOTAL KEMENTERIAN
KODE AKUN NERACA KESEHATAN
TAHUNAN 2013
117131 Bahan Baku 41.637.944.539
117191 Persediaan untuk tujuan 41.144.281.227
strategis/berjaga-jaga
117199 Persediaan lainnya 1.040.816.563.670
PERSEDIAAN 1.690.360.167.508
131111 Tanah 13.249.755.502.946
131311 Peralatan dan Mesin 11.833.406.095.982
7.847.884.323.688
131511 Gedung dan Bangunan
131711 Jalan dan Jembatan 37.554.342.332
131712 Irigasi 48.174.362.788
131713 Jaringan 268.303.372.273
129
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC OF INDONESIA
BAB IV
PENUTUP
130
PENGUKURAN KINERJA PENCAPAIAN SASARAN
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Kegiatan Anggaran
Pagu Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Meningkatnya status kesehatan dan gizi Persentase ibu bersalin yang 89% 90,88% 102,11% Bina Gizi dan Pembinaan Pelayanan 2.135.694.677.000 1.984.972.768.249 92,94%
masyarakat ditolong oleh nakes terlatih Kesehatan Ibu dan Kesehatan Ibu dan
(cakupan PN) Anak Reproduksi
2 Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit Persentase kasus baru TB (BTA 87% 90,5% 104% Pengendalian Pengendalian 2.341.121.376.000 2.106.054.045.952 89,96%
menular positif) yang disembuhkan Penyakit dan Penyakit Menular
Penyehatan Langsung
Lingkungan
3 Seluruh provinsi melaksanakan program Presentase provinsi yang memiliki 90% 90,90% 101% Pengendalian Pengedalian Penyakit
pengendalian penyakit tidak menular peraturan tentang Kawasan Tanpa Penyakit dan Tidak Menular
Rokok Penyehatan
Lingkungan
4 Menurunnya disparitas status kesehatan dan Jumlah fasilitas pelayanan 394 478 121,32% Pembinaan Upaya Pembinaan Upaya 25.246.131.746.000 23.204.394.745.676 91,91%
status gizi antar wilayah dan antar tingkat kesehatan (RS dan Puskesmas) Kesehatan Kesehatan Rujukan
sosial ekonomi serta gender yang memenuhi standar sarana,
prasarana, dan peralatan kesehatan
Persentase fasilitas kesehatan yang 75% 81,27% 108,36% Pengembangan dan Pengembangan dan 3.173.409.601.000 2.620.279.639.806 82,57%
mempunyai SDM kesehatan sesuai Pemberdayaan Pemberdayaan SDM
standar Sumber Daya Kesehatan
Manusia Kesehatan
(PPSDMK)
Jumlah Pos Kesehatan Desa 57.000 54731 96,02% Dukungan Pemberdayaan 103.910.314.000 88.398.009.465 85,07%
(Poskesdes) beroperasi Manajemen dan Masyarakat dan
Pelaksanaan Tugas Promosi Kesehatan
Teknis Lainnya
5 Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Persentase Rumah Tangga yang 65% 55,06% 84,71% Dukungan Pemberdayaan
Sehat (PHBS) pada tingkat Rumah Tangga melaksanakan PHBS Manajemen dan Masyarakat dan
Pelaksanaan Tugas Promosi Kesehatan
Teknis Lainnya
6 Meningkatnya penyediaan anggaran publik Persentase penduduk yang 75,4% 76,18% 101,03% Dukungan Pembinaan, 78.082.364.000 69.446.913.385 88,94%
untuk kesehatan dalam rangka mengurangi mempunyai jaminan kesehatan Manajemen dan Pengembangan
risiko financial akibat gangguan kesehatan Pelaksanaan Tugas Pembiayaan dan
bagi seluruh penduduk, terutama penduduk Teknis Lainnya Jaminan
miskin Pemeliharaan
Kesehatan
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Kegiatan Anggaran
Pagu Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
7 Seluruh Kab/Kota melaksanakan Standar Persentase kabupaten/kota yang 100% 48,47% 48,47% Dukungan Perencanaan dan 66.979.103.000 44.161.392.585 65,93%
Pelayanan Minimal (SPM) telah menganggarkan APBD bidang Manajemen dan Penganggaran
kesehatan minimum 10 (sepuluh) Pelaksanaan Tugas Program
persen dari APBD dalam rangka Teknis Lainnya Pembangunan
pencapaian SPM Kesehatan
8 Terpenuhinya ketersediaan obat dan vaksin Persentase ketersediaan obat dan 95% 96,93% 102,03% Kefarmasian dan Peningkatan 1.695.733.199.000 1.566.153.816.658 92,36%
vaksin Alat Kesehatan Ketersediaan Obat
Publik dan Perbekalan
Kesehatan
9 Meningkatnya kualitas penelitian, Jumlah produk/model 52 53 101,92% Penelitian dan 564.308.909.000 535.560.743.412 94,91%
pengembangan dan pemanfaatan di bidang intervensi/prototipe/standar/ formula Pengembangan
kesehatan hasil penelitian dan pengembangan Kesehatan
di bidang kesehatan
10 Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan Jumlah tenaga strategis yang 5.320 5.826 109,51% Dukungan Pembinaan 59.662.748.000 53.775.553.327 9013,25%
strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil, didayagunakan dan diberi insentif di Manajemen dan Administrasi
Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) DTPK Pelaksanaan Tugas Kepegawaian
Teknis Lainnya
11 Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, Persentase produk administrasi 60% 79,00% 131,67% Dukungan Pembinaan
pembinaan dan pemberian dukungan kepegawaian yang dikelola melalui Manajemen dan Administrasi
manajemen Kementerian Kesehatan sistem layanan kepegawaian Pelaksanaan Tugas Kepegawaian
Teknis Lainnya
Persentase provinsi dan 75% 76% 101,47% Dukungan Pengelolaan Data dan 78.234.891.000 67.809.450.563 86,67%
kabupaten/kota yang memiliki bank Manajemen dan Informasi Kesehatan
data kesehatan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
Persentase pengadaan 85% 94,00% 110,59% Dukungan Pembinaan 31.400.444.000 26.034.591.998 82,91%
menggunakan e-procurement Manajemen dan Pengelolaan
Pelaksanaan Tugas Administrasi
Teknis Lainnya Keuangan dan
Perlengkapan
12 Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas Persentase unit kerja yang 75% 100,00% 133,33% Peningkatan 96.084.865.000 76.541.806.535 79,66%
aparatur Kementerian Kesehatan menerapkan administrasi yang pengawasan dan
akuntable akuntabilitas
aparatur
Kementerian
Kesehatan.
Website : hukor.depkes.go.id
Email : akuntabilitaskinerja@gmail.com
KEMENTERIAN KESEHATAN
TAHUN 2014