Anda di halaman 1dari 111

DOKUMEN REVIEW

RENCANA STRATEGIS
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN
TAHUN 2016-2021

Waworete Langara Bobolio

Lansilowo Ladianta Polara

Lampeapi Dinas Kesehatan


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita haturkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan karunia-Nya sehingga Dokumen Review Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2016–2021 dapat tersusun.
Amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
mewajibkan setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menyusun Rencana
Strategis (Renstra) sesuai dengan tugas dan fungsinya, yang sekaligus merupakan
penjabaran dari Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Penyusunan RPJMD dan
Renstra dilaksanakan secara simultan, walaupun kedudukan Renstra merupakan
penjabaran dari RPJMD.
Penyusunan Dokumen Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe
Kepulauan 2016 – 2021 kali ini dilakukan dalam rangka penyesuaian dan harmonisasi
dengan RPJMD Kabupaten Konawe Kepulauan 2016-2021, RPJMN 2015-2019, dan
Renstra Kemenkes 2015-2019, serta Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 terkait
pembagian Urusan Wajib dan Urusan Pilihan serta pelimpahan Kewenangan antara
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab./Kota.
Tersusunnya Dokumen Review Renstra ini tidak terlepas dari dukungan dan kerja
keras dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami sampaikan ucapan
terima kasih yang tak terhingga atas partisipasinya dalam menyusun dan
menyempurnakan Rencana Strategis ini. Selanjutnya diharapkan Dokumen Review
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2016-2021 dapat
dimanfaatkan sebagai acuan dan pedoman dalam merencanakan program dan kegiatan
sesuai perkembangan perubahan kebijakan di Kabupaten Konawe Kepulauan.
Disadari tiada gading yang tidak retak, maka untuk perbaikan di masa yang akan
datang, kritik dan saran untuk kesempurnaan Rencana Strategis ini sangat diharapkan.

Langara, Juli 2017


Kepala Dinas Kesehatan

S A S T R O, SE
Pembina Utama Muda, IV/c
NIP. 19630528 199003 1 001

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Landasan Hukum .....................................................................................
5
1.3 Maksud dan Tujuan .................................................................................
15
1.4 Sistematika Penulisan .............................................................................
16
II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE
KEPULAUAN ..................................................................................................... 18
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan ................... 18
2.2 Sumber Daya Dinas Kesehatan Kab. Konkep ......................................... 24
2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kab. Konkep ................................. 27
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan 40
III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI ....................... 42
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Dnas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan .................................. 42
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Bupati dan Wakil Bupati Konawe -
Kepulauan ................................................................................................ 44
3.3 Telaahan Renstra Kemeterian Kesehatan RI dan Resntra Dinas -
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara ................................................. 56
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan -
Hidup Strategis ........................................................................................ 64
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis ....................................................................
69
IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN ............ 72
4.1 Visi dan MIsi Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan ........... 72
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan Kabupaten
Konawe Kepulauan ................................................................................. 75
4.3 Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe -
Kepulauan ................................................................................................ 78
4.4 Motto ................................................................................................................................ 82
V PROGRAM DAN KEGIATAN ........................................................................... 85
VI INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE -
KEPULAUAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD ... 105
VII PENUTUP ......................................................................................................... 107

ii
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

Halaman
TABEL 1.1 Indikator dan Target SPM Bidang Kesehatan ....................................... 10
TABEL 1.2 Target Indikator Kinerja Kunci (IKK) Tahun 2015 ................................ 11
TABEL 1.3 Target Indikator SDG’s Tahun 2015-2030 ................................................ 12
TABEL 2.1 Kekuatan SDM Dinkes Kab. Konkep Tahun 2015 ................................... 24
TABEL 2.2 Kekuatan SDM Dinkes Kab. Konkep Berdasarkan Golongan ............... 24
TABEL 2.3 Jumlah Tenaga Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2015 ................... 24
TABEL 2.4 Jumlah Sarana Prasarana Kesehatan Kab. Konkep Tahun 2015 ........... 25
TABEL 2.5 Angka Kematian Bayi Tahun 2014-2015 ......................................................... 28
TABEL 2.6 Angka Kematian Ibu Tahun 2014-2015 ........................................................... 29
TABEL 2.7 Prevalensi Balita Gizi Buruk Tahun 2014-2015 ........................................... 29
TABEL 2.8 Cak. Yankesdas Masyarakat Miskin Tahun 2014-2015 ............................. 30
TABEL 2.9 Cak. Desa/Kel KLB Ditangani < 24 Jam Tahun 2014-2015 ...................... 30
GRAFIK 2.1 Cakupan Tolinakes (PN) Tahun 2014-2015 ................................................ 33
TABEL 2.10 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Tahun 2014-2015 ........................... 34
GRAFIK 2.2 Cakupan Kunjungan K1 Tahun 2014-2015 ................................................... 35
GRAFIK 2.3 Cakupan Kunjungan K4 Tahun 2014-2015 ................................................ 36
TABEL 2.11 Cakupan Indikator SPM Bidang Kesehatan Tahun 2014-2015 ........... 37
TABEL 2.12 Cakupan Indikator Upaya Kesehatan Lainnya Tahun 2014-2015 ..... 39
TABEL 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tupoksi Dinkes Konkep ........ 42
TABEL 3.2 Penjelasan Visi Bupati dalam RPJMD ................................................................. 47
TABEL 3.3 Keterkaitan Pokok Visi dan Penjelasan Misi Bupati dalam RPJMD ...... 49
TABEL 3.4 Keterkaitan Tujuan, Sasaran, Indikator dan Target Kinerja Sasaran
Dalam RPJMD Konawe Kepulauan Tahun 2016-2021 .............................. 51
TABEL 3.5 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Bupati dan Wakil Bupati .......................... 53
TABEL 3.6 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD terhadap
Pencapaian Visi Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati ................ 54
TABEL 3.7 Permasalahan Dinkes Kab. Konkep Berdasarkan Renstra
Kementerian Kesehatan RI. ................................................................................... 64
TABEL 3.8 Permasalahan Pelayanan Dinkes Kab. Konkep Berdasarkan RTRW
dan KLHS. ...................................................................................................................... 69
TABEL 4.1 Pokok-Pokok Visi dan Penjelasan Visi Dinkes Kab. Konawe
Kepulauan Tahun 2016-2021 .............................................................................. 73
TABEL 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinkes Kabupaten
Konawe Kepulauan Tahun 2016-2021 ............................................................. 77
TABEL 4.3 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Dinkes Kabupaten Konawe
Kepulauan Tahun 2016-2021 .............................................................................. 79
TABEL 5.1 Hubungan Program 2016 dengan Program 2017-202 ............................. 86
TABEL 5.2 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja dan Pendanaan
Indikatif Dinkes Kab. Konawe Kepulauan Tahun 2016-2021 ................ 89
TABEL 6.1 Indikator Kinerja Dinkes Kab. Konawe Kepulauan yang Mengacu
pada Tujuan dan Sasaran RPJMD ................ 106

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

GAMBAR 1.1 Proses Penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) SKPD ............... 3


GAMBAR 1.2 Keterkaitan Antara Dokumen Perencanaan dan Penganggaran ..... 5
GAMBAR 2.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kab. Konkep ............................ 23
GAMBAR 2.2 Anggaran Kesehatan Kab. Konkep Tahun 2015 ................................... 26

iv
1.1. Latar Belakang

Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan
aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mulai dari promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif secara berkesinambungan. Dalam rangka
mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu Rencana Strategis (Renstra).
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe
Kepulauan Tahun 2016–2021 adalah dokumen resmi perencanaan yang
merupakan arah dan tujuan bagi seluruh komponen Dinas Kesehatan Kabupaten
Konawe Kepulauan dan Jaringannyanya dalam mewujudkan visi, misi, sasaran dan
arah kebijakan pembangunan kesehatan selama kurun waktu 5 (lima) tahun
kedepan.
Adanya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
yang pelaksanaannya tertuang dalam Peraturan Bupati Nomor 2 3 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Konawe
Kepulauan, maka perlu penyesuaian dokumen Rencana Strategis (Renstra).
Penyesuaian dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten
Konawe Kepulauan Tahun 2016-2021 tertuang dalam dokumen Review Rencana
Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2016-2021.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap Satuan Kerja
Pemerintah Daerah perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe
Kepulauan Tahun 2016–2021 didasarkan pada Permendagri Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata cara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan

1
merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2016-2021.
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe
Kepulauan disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Konawe
Kepulauan Tahun 2016-2021 dan bersifat indikatif yang disusun berdasarkan :
a. Pendekatan kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah serta perencanaan
dan penganggaran terpadu;
b. Kerangka pendanaan dan pagu indikatif;
c. Urusan wajib yang mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai
dengan kondisi nyata Kabupaten Konawe Kepulauan dan kebutuhan
masyarakat, atau urusan pilihan yang menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan
Kabupaten Konawe Kepulauan.
Proses Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe
Kepulauan dapat dilihat pada gambar berikut :

2
Gambar 1.1 Proses Penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) SKPD

3
Dokumen Rencana Strategis (Renstra) merupakan satu kesatuan yang
terintegrasi dengan dokumen perencanaan lainnya, baik ditingkat pusat maupun
daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan merupakan
penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2016–2021. Renstra tersebut dilaksanakan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan yaitu (1) Perumusan
kebijakan teknis di bidang kesehatan sesuai dengan kebijaksanaan yang
ditetapkan Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (2)
Koordinasi penyusunan program pembangunan kesehatan, pengolahan data dan
informasi kesehatan serta penelitian dan pengembangan kesehatan; (3)
Pelaksanaan pengendalian dan pencegahan penyakit masalah kesehatan; (4)
Pelaksanaan pembinaan penunjang medis, sarana, peralatan kesehatan, promosi
dan peran serta masyarakat; (5) Pelaksanaan pembinaan manajemen program
dan pengembangan sumberdaya kesehatan; (6) Pelaksanaan fungsi lainnya yang
dilimpahkan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya, dalam rangka
mewujudkan Visi Bupati Kabupaten Konawe Kepulauan “Terwujudnya Tata
Peradaban Masyarakat Wawonii Yang Bebas Dari Belenggu Keterbelakangan
Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya”, dengan Misi (1) Membuka isolasi
keterbelakangan dan ketertinggalan pada kawasan perdesaan/pedalaman di
seluruh lingkaran pulau Wawonii dengan penyediaan infrastruktur dasar di bidang
ekonomi, prasarana wilayah, pendidikan dan kesehatan. Lebih lanjut Renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan juga merupakan sinergisme RPJMN,
Renstra Kementerian Kesehatan 2014-2019, dan Renstra Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013-2018.
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan 2016-2021
berpedoman dari RPJMD Kabupaten Konawe Kepulauan 2016-2021 dan
memperhatikan RPJMN dan Renstra Kementerian Kesehatan. RPJMD Kabupaten
Konawe Kepulauan 2016-2021 akan dijabarkan dalam Rencana Pembangunan
Daerah (RKPD). RKPD juga digunakan sebagai pedoman penyusunan RAPBD
Kabupaten Konawe Kepulauan. Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas
Kesehatan berpedoman pada Renstra Dinas dan mengacu pada RKPD. Keterkaitan

4
antar dokumen perencanaan dan penganggaran dapat dilihat pada gambar berikut
ini :

Gambar 1.2 Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan dan Penganggaran

1.2. Landasan Hukum


1.2.1. Ketentuan Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) dan
Kewenangan Dinas Kesehatan
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1964 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Daerah Tingkat I
Sulawesi Tenggara, dengan mengubah Undang-Undang Nomor 47 Prp
Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-
Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan-Tenggara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1964 Nomor 94, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2687);
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan
Kabupaten Konawe Kepulauan di Provinsi Sulawesi Tenggara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 84,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5415);

5
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5063);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2015
Nomor 58 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah;
6. Peraturan Bupati Konawe Kepulauan Nomor 25 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan;

1.2.2. Ketentuan Tentang Perencanaan dan Penganggaran


1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2286);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 104 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4438);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (LN Negara
Tahun 2007 Nomor 33 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);

6
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4725);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Tahun
2006 Nomor 25 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2008 Nomor 19 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4815);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta kedudukan Keuangan
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran
Negara Tahun 2010 Nomor 25 Tambahan Lembaran Negara Nomor
5107);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah;
14. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara
Tahun 2014 Nomor 199);
15. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
7
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Tahun 2011
Nomor 310);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
18. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2011
tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam
Penyusunan Atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;

1.2.3. Ketentuan Tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang


Kesehatan
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2016 Tentang
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 464);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan merupakan


acuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam penyediaan
pelayanan kesehatan yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.
Adapun indikator dan target Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
dapat dilihat pada tabel berikut ini :

9
Tabel 1.1. Indikator dan Target SPM Bidang Kesehatan
No Indikator Target (%)
1. Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan 100
kesehatan
2. Cakupan ibu bersalin mendapatkan pelayanan 100
3. persalinan Cakupan bayi baru lahir mendapatkan
pelayanan kesehatan bayi baru lahir 100
4. Cakupan anak usia 0-59 tahun yang mendapatkan
pelayanan kesehatan balita sesuai standar 100
5. Cakupan anak usia pendidikan dasar yang mendapat
skrining kesehatan sesuai standar 100
6. Cakupan warga negara usia 15-59 tahun (usia
produktif) mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar 100
7. Cakupan warga negara usia 60 tahun keatas
(Lansia) mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar 100
8. Cakupan penderita hipertensi mendapat pelayanan
kesehatan sesuai standar 100
9. Cakupan penyandang Diabetes Mellitus yang
mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar 100
10. Cakupan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berat
yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai
standar 100
11. Cakupan orang dengan Tuberkulosis (TB) mendapatkan
pelayanan TB sesuai standar 100
12. Cakupan orang berisiko terinfeksi HIV mendapatkan
pemeriksaan HIV sesuai standar 100

1.2.4. Ketentuan Tentang Indikator Kinerja Kunci (IKK)


Pemerintah Pusat berkewajiban mengevaluasi kinerja
pemerintahan daerah atau disebut sebagai evaluasi penyelenggaraan
pemerintahan daerah (EPPD) untuk mengetahui keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam memanfaatkan hak yang
diperoleh daerah dengan capaian keluaran dan hasil yang telah
direncanakan. Tujuan utama dilaksanakannya evaluasi, adalah untuk
menilai kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam upaya
peningkatan kinerja untuk mendukung pencapaian tujuan
penyelenggaraan otonomi daerah berdasarkan prinsip tata
kepemerintahan yang baik.

Penilaian dilakukan dengan menggunakan Indikator Kinerja Kunci


(IKK) untuk setiap pengukuran yang secara otomatis akan menghasilkan

10
peringkat kinerja daerah secara nasional yang dapat digunakan untuk
menetapkan kebijakan pengembangan kapasitas pemerintahan daerah
dalam rangka mendorong kompetisi antar daerah dalam pelaksanaan
otonomi daerah. Rincian Indikator Kinerja Kunci (IKK) dapat dilihat pada
tabel berikut ini :

Tabel 1.2 Target Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Kesehatan


Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2015
Target
No. Indikator Tahun 2015
(%)
1. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan 90
3. Cakupan desa/kelurahan Universal Child
Immunization (UCI) 90
4. Cakupan balita gizi buruk mendapat
perawatan 100
5. Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit TBC BTA 100
6. Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) 100
7. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin 100
8. Cakupan kunjungan bayi 90

1.2.5. Ketentuan Indikator Lain : Suistainable Development Goals (SDG’s)


Suistainable Development Goals (SDGs) adalah (a) sebuah
kesepakatan pembangunan baru pengganti Millenium Development Goals
(MDGs). Masa berlakunya 2015–2030; (b) sebuah dokumen setebal 35
halaman yang disepakati oleh lebih dari 190 negara; (c) berisikan 17 goals
dan 169 sasaran pembangunan.
Keberhasilan SDGs tidak dapat dilepaskan dari peranan penting
pemerintah daerah. Karena pemerintah Kabupaten/Kota (a) berada lebih
dekat dengan warganya; (b) memiliki wewenang dan dana; (c) dapat
melakukan berbagai inovasi; serta (d) ujung tombak penyedia layanan
publik dan berbagai kebijakan serta program pemerintah. Dari pengalaman
era MDGs (2000–2015), Indonesia ternyata belum berhasil menurunkan
angka kematian ibu, akses kepada sanitasi dan air minum, dan penurunan
11
prevalansi AIDS dan HIV. Mengapa? Karena pemerintah daerah tidak aktif
terlibat di dalam pelaksanaan MDGs. Juga karena pemerintah daerah kurang
didukung.

Berdasarkan fakta yang ada bahwa dalam kerangka


Suistainable Development Goals (SDGs) untuk pembangunan kesehatan
terdapat 4 Goals/Tujuan yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Daerah
adalah sebagai berikut :

Tabel 1.3 Target Indikator SDG’s 2015-2030


Target SDGs
INDIKATOR
2015-2030
Tujuan 2: Mengakhiri Kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan
neningkatkan gizi, serta mendorong Pertanian yang Berkelanjutan
Target 2.1 Pada tahun 2030, mengakhiri kelaparan dan menjamin akses
pangan yang aman, bergizi, dan mencukupi bagi semua orang, khususnya
masyarakat miskin dan rentan termasuk bayi, di sepanjang tahun.

Target 2.2 Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk malnutrisi,


termasuk mencapai target internasional 2025 untuk penurunan
stunting dan wasting pada balita dan mengatasi kebutuhan gizi remaja
perempuan, wanita hamil dan menyusui, serta lansia.
2.2.1 Prevalensi Balita Stunting 22,3 % Thn 2025
2.2.2 Prevalensi Balita Wasting < 5 % Thn 2025
Tujuan 3: Menjamin Kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan
bagi semua orang disegala usia
3.1. Pada 2030, mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per
100.000 kelahiran hidup;
3.1.1 Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup 70 / 100.000 KH
3.1.2 Proporsi kelahiran ditolong Nakes terampil 85 % Thn 2019
3.2. Pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah,
dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal
setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per 1.000
KH;
3.2.1 Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 KH 25 / 1000 KH
3.2.2 Angka Kematian Neonatal per 1000 KH 12 / 1000 KH
3.3. Pada 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan
penyakit tropis yang terabaikan, serta memerangi hepatitis, penyakit
bersumber air dan penyakit menular lainnya;
Jumlah kasus baru infeksi HIV per 1000
3.3.1 populasi berisiko (menurut umur, jenis < 0,5 % Thn 2019
kelamin, dan populasi kunci)

12
Target SDGs
INDIKATOR
2015-2030
245 / 1000 Pddk
3.3.2 Insiden TB per 1000 orang per tahun
Thn 2019
Kasus insiden malaria per 1000 orang per 300 / 1000 Pddk
3.3.3
tahun Thn 2019
Estimasi jumlah infeksi baru Hepatitis B per
3.3.4 100.000 penduduk dalam jangka tahun 80 % Thn 2019
tertentu
Jumlah orang yang memerlukan intervensi
3.3.6 untuk penyakit tropis yang terabaikan
(neglected tropical diseases/ NTD)
3.4. Pada 2030, mengurangi sepertiga kematian prematur akibat penyakit
tidak menular melalui pencegahan dan perawatan, serta mendorong
kesehatan dan kesejahteraan mental;
Probabilitas kematian akibat penyakit
kardiovaskuler, kanker, diabetes, atau Menurunkan sebesar
3.4.1
penyakit respirasi kronis antara usia 30 25 % Thn 2025
dan 70 tahun
3.4.2 Angka Kematian akibat Bunuh Diri
3.5. Memperkuat pencegahan dan perawatan penyalahgunaan zat,
termasuk penyalahgunaan narkotika dan alkohol yang membahayakan;
Cakupan tindakan intervensi (farmakologi,
psikososial, serta rehabilitasi dan pasca
3.5.1
perawatan) untuk penderita disfungsi
penggunaan zat tertentu
Penyalahgunaan alcohol sesuai definisi
konteks nasional berupa konsumsi alkohol per
3.5.2 kapita (untuk usia di atas 15 tahun) dalam
satu tahun dengan satuan ‘liter alkohol
murni’
3.6. Pada 2020, mengurangi setengah jumlah global kematian dan cedera
akibat kecelakaan lalu lintas;
Jumlah kematian akibat kecelakaan fatal lalu
3.6.1
lintas per 100.000 penduduk (menurut umur)
3.7. Pada 2030, menjamin akses semesta kepada pelayanan kesehatan
seksual dan reproduksi, termasuk Keluarga Berencana (KB), informasi dan
edukasi, serta integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan
program nasional;
Persentasi wanita usia subur / WUS (15-49
3.7.1 tahun) yang terpenuhi kebutuhan KB-nya
dengan cara modern
Angka kelahiran pada remaja (usia 10-14; 15-
3.7.2 19) per 1000 wanita pada kelompok usia
tersebut

13
Target SDGs
INDIKATOR
2015-2030
3.8. Mencapai universal health coverage, termasuk perlindungan risiko
keuangan, akses kepada pelayanan kesehatan dasar berkualitas dan akses
kepada obat-obatan dan vaksin dasar yang aman, efektif, dan berkualitas
bagi semua orang;
Cakupan intervensi (contoh: imunisasi
lengkap, terapi ARV, penanganan TB,
3.8.1
penanganan hipertensi, persalinan ditolong
tenaga kesehatan terampil, dsb.)
Fraksi penduduk yang terlindungi dari
pengeluaran katastropik/pengeluaran biaya
3.8.2
kesehatan secara langsung yang
mengakibatkan kemiskinan
3.9 Pada 2030, mengurangi secara substansial kematian dan kesakitan
akibat senyawa berbahaya serta kontaminasi dan polusi udara, air, dan
tanah.
Penduduk area perkotaan yang terpapar
3.9.1 polusi udara di atas nilai yang ditetapkan
pedoman WHO
Tujuan 5 : Menjamin Kesetaraan Gender serta memberdayakan seluruh
wanita dan Perempuan
5.3. Menghilangkan segala bentuk praktik berbahaya, seperti pernikahan
anak-anak, usia dini dan terpaksa, serta sunat perempuan;
Persentase wanita yang saat ini berusia 20-24
tahun yang mulai menikah atau hidup
5.3.1 bersama di usia dini (contoh: pernikahan
anak)
Persentase anak perempuan dan wanita usia
15-49 tahun yang mengalami sunat
5.3.2 perempuan, dibagi menurut kelompok usia
(hanya untuk negara tertentu)
5.6. Menjamin akses semesta kepada kesehatan seksual dan
reproduksi serta hak-hak reproduksi;
Proporsi Negara yang memiliki hukum dan
perundang-undangan yang menjamin akses
5.6.2 seluruh wanita dan remaja kepada
pelayanan dan KIE kesehatan reproduksi
(data resmi)
Tujuan 6 : Menjamin Ketersediaan dan Pengelolaan Air serta Sanitasi yang
berkelanjutan dan bagi semua orang
6.1. Mencapai akses air minum aman yang universal dan merata;
Persentase penduduk yang menggunakan
layanan air minum yang dikelola secara aman
6.1.1 / Indikator MDGs: Proporsi rumah tangga
dengan akses berkelanjutan terhadap sumber
air minum layak, perkotaan dan perdesaan

14
Target SDGs
INDIKATOR
2015-2030
6.2 Mencapai akses sanitasi dan higiene yang cukup dan merata bagi semua
orang serta mengakhiri defekasi terbuka, memberi perhatian khusus pada
kebutuhan perempuan dan wanita serta orang-orang yang berada pada
situasi rentan.
Persentase penduduk yang menggunakan
fasilitas sanitasi yang dikelola secara aman/
6.2.1 Indikator MDGs: Proporsi rumah tangga
dengan akses berkelanjutan terhadap fasilitas
sanitasi dasar layak, perkotaan dan perdesaan

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud penyusunan Reviuw Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe
Kepulauan tahun 2016-2021 adalah :
1. Menjabarkan arah RPJMD Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2016-2021 ke
dalam rencana Strategis Dinas Kesehatan Jangka Menengah (5 Tahun);
2. Menyelaraskan Rencana Strategis Kabupaten dengan Pelayanan Dinas
Kesehatan, usulan masyarakat, dan Evaluasi Kinerja 5 Tahun lalu, menjadi
Rencana Strategis Dinas Kesehatan;
3. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan kesehatan;
4. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar wilayah,
antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan
Daerah;
5. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran
kegiatan, pelaksanaan kegiatan, dan pengawasan kegiatan;
6. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat;
7. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan; dan
8. Menyelaraskan dan menyesuaikan dokumen Rencana Strategis Dinas
Kesehatan dengan kebijakan organisasi perangkat daerah termasuk
kedudukan, susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan yang baru.

15
Adapun Tujuan penyusunan Reviuw Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas
Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan 2016-2021 adalah :
1. Menjadi pedoman penyelarasan dalam implementasi strategi dan visi misi
Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan yang ditetapkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Konawe
Kepulauan Tahun 2016-2021;
2. Menjadi pedoman dalam pelaksanaan pelayanan Dinas Kesehatan dalam
jangka waktu 5 tahun;
3. Menjadi pedoman dalam penyusunan rencana anggaran Dinas Kesehatan;
dan
4. Menjadi pedoman dalam pelaksanaan program kerja dan kegiatan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Konawe Kepulauan sesuai dengan
tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan.

1.4. Sistematika Penulisan


Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun
2016 – 2021 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN
Memuat latar belakang penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kab. Konawe
Kepulauan mulai dari pengertian, proses penyusunan dan keterkaitan Renstra
dengan dokumen lain, landasan hukum serta maksud dan tujuan penyusunan
Renstra.

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE


KEPULAUAN
Memuat informasi tentang tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe
Kepulauan dan Jaringannya dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah
bidang kesehatan, mengulas secara ringkas sumber daya yang dimiliki Dinas
Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan dan menjelaskan capaian-capaian
indikator kinerja kesehatan penting dalam pelaksanaan rencana strategis periode
sebelumnya, serta tantangan dan peluang pengembangan pelayanan kesehatan.

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI


Memuat perumusan dan penentuan isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi
Dinas Kesehatan, telaahan dan isu-isu strategis pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan, RencanaStrategis Dinas
16
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, telaahan Rencana Tatat Ruang Wilayah
dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Memuat visi, misi, tujuan dan sasaran; strategi dan kebijakan jangka menengah
Dinas Kesehatan serta telaahan visi, misi dan program Bupati Konawe
Kepulauan terpilih yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan.

BAB V. PROGRAM DAN KEGIATAN


Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran, pendanaan indikatif.

BAB VI. INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE


KEPULAUAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Konawe Kepulauan yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan dalam lima tahun mendatang
sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD
Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2016-2021.

BAB VII. PENUTUP

17
2.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe
Kepulauan

2.1.1. Tugas Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan


Tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe
Kepulauan sesuai dengan Peraturan Bupati Konawe Kepulauan Nomor 25
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan, Dinas
Kesehatan mempunyai tugas membantu bupati melaksanakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan di
bidang Kesehatan (pasal 6).

2.1.2. Fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan


Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Dinas
Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan mempunyai fungsi (pasal 7),
antara lain :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan Bupati berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
b. Koordinasi penyusunan program pembangunan kesehatan, pengolahan
data dan informasi kesehatan serta penelitian dan pengembangan
kesehatan;
c. Pelaksanaan pengendalian dan pencegahan penyakit masalah
kesehatan;
d. Pelaksanaan pembinaan penunjang medis, sarana, peralatan kesehatan,
promosi dan peran serta masyarakat;
e. Pelaksanaan pembinaan manajemen program dan pengembangan
sumberdaya kesehatan;
18
f. Pelaksanaan kegiatan kesekretariatan dinas;
g. Pelaksanaan fungsi lainnya yang dilimpahkan oleh Bupati sesuai dengan
fungsi Dinas Kesehatan.

2.1.3. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan


Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan berdasarkan
Peraturan Bupati Konawe Kepulauan Nomor 25 Tahun 2016, adalah terdiri atas :
1. Unsur Pimpinan yaitu Kepala Dinas Kesehatan.
2. Unsur Sekretaris, yang dibantu oleh 2 Kepala Sub Bagian, yaitu :
3. Unsur Bidang, yang terdiri atas 3 Bidang, yaitu :
1) Bidang Bina Kesehatan Masyarakat (Binkesmas)
2) Bidang Bina Pelayanan Kesehatan dan Kefarmasian
3) Bidang Bina Pengendalian Penyakit
4. Unsur Unit Pelaksana Tehnis Dinas (UPTD / UPTR), terdiri dari :
1) UPTD Puskesmas (7 Puskesmas)
2) UPTR Rumahsakit Pratama
3) UPTD Farmasi dan Alat Kesehatan
5. Unsur Kelompok Jabatan Fungsional

Unsur Pimpinan dalam melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Dinas


Kesehatan dibantu oleh :
1) Sekretaris
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan menyelenggarakan koordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unit organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10,
Sekretariat menyelenggarakan fungsi :
a. Menyelenggarakan ketatausahaan yang meliputi urusan rumah tangga,
administrasi surat menyurat, hukum dan hubungan masyarakat.
b. Menyelenggarakan urusan kepegawaian yang meliputi pendataan
kepegawaian, kenaikan pangkat pegawai, kenaikan gaji berkala pegawai,
mutasi pegawai dalam lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe
Kepulauan, Penegakan disiplin pegawai, pengembangan karir pegawai serta
urusan pensiun pegawai

19
c. Menyelenggarakan urusan keuangan yang meliputi urusan
perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, ganti rugi, tindak lanjut Laporan
Hasil Pemeriksaan, administrasi dan pelaporan penerimaan Dinas;
d. Mengkoordinir penyusunan rancangan RKA-SKPD dalam rangka
penyusunan KUA-PPAS dalam penysunan RKA-SKPD, RENJA, RENSTRA,
Kerangka Acuan Kerja (KAK), SOP dan Petunjuk Teknis Operasional sebagai
pedoman pelaksanaan program dan kegiatan penyusunan dan
pengembangan program Dinas Kesehatan.
e. Mengkoordinir pelaksanaan pembinaan dan pelatihan serta bimbingan
teknis dalam rangka peningkatan kapasitas tenaga dalam perencanaan dan
sistem informasi kesehatan (SIK);
f. Menyelenggarakan urusan perlengkapan meliputi perbendaharaan barang
unit, inventarisasi barang unit, pengawasan barang.
Sekretariat terdiri atas :
a. Kasubag Kepegawaian perlengkapan dan Umum;
b. Kasubag Pengembangan Program, Sumber Daya Kesehatan dan Keuangan.

2) Bidang Bina Kesehatan Masyarakat (Binkesmas)


Bidang Bina Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas membantu kepala dinas
dalam melaksanakan pembinaan penyelenggaraan program pembinaan
kesehatan masyarakat dan melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh
Kepala Dinas sesuai dengan tugas pembinaan kesehatan masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Bidang
Bina Kesehatan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :
a. Menyelenggarakan bimbingan dan pengendalian pembinaan kesehatan
Keluarga;
b. Menyelenggarakan bimbingan dan pengendalian pembinaan gizi
masyarakat;
c. Menyelenggarakan bimbingan dan pengendalian pembinaan kesehatan
kerja dan olahraga;
d. Menyelenggarakan bimbingan dan pengendalian pembinaan promosi dan
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan;
e. Menyelenggarakan bimbingan dan pengendalian pembinaan kesehatan
lingkungan;

20
f. Melaksanakan fungsi lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan fungsi pelayanan kesehatan masyarakat

Bidang Bina Kesehatan Masyarakat terdiri atas :


a. Seksi Bimdal Kesehatan Masyarakat;
b. Seksi Bimdal Gizi, Kesker dan Kesjora;
c. Seksi Bimdal Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat dan Kesling

3) Bidang Bina Pelayanan Kesehatan dan Kefarmasian


Bidang Bina pelayanan Kesehatan dan Kefarmasian mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan dan pengendalian
pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan
kesehatan tradisional, fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu
dan akreditasi, kefarmasian dan alat kesehatan serta melaksanakan tugas
lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas pelayanan
kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Bidang
Bina pelayanan Kesehatan dan Kefarmasian menyelenggarakan fungsi :
a. Menyelenggarakan bimbingan dan pengendalian pelayanan kesehatan
primer rujukan dan pelayanan kesehatan tradisional;
b. Menyelenggarakan bimbingan dan pengendalian mutu pelayanan
kesehatan;
c. Menyelenggarakan bimbingan dan pengendalian kefarmasian dan alat
kesehatan;
d. Melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas Bina Pelayanan Kesehatan dan Kefarmasian.

Bidang Bina Pelayanan Kesehatan dan Kefarmasian terdiri atas :


a. Seksi Bimdal Pelayanan Kesehatan primer, Rujukan dan Kesehatan
Tradisional;
b. Seksi Bimdal Kefarmasian dan Alkes;
c. Seksi Bimdal Mutu, Akreditasi Fasyankes dan Jaminan Kesehatan.

4) Bidang Bina Pengendalian Penyakit


Bidang Bina Pengendalian Penyakit mempunyai tugas membantu Kepala
Dinas dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Kepala Dinas dalam

21
Perencanaan dan Pengorganisasian, Pembinaan, bimbingan dan pengendalian
serta monitoring, Evaluasi dan Penilaian kinerja program dan Kegiatan
bidang pencegahan dan pengendalian penyakit Pencegahan dan
Pemberantasan meliputi Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak Menular
serta Seksi Bimdal Surveilans Epidemiologi, dan Imunisasi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Bidang
Bina Pengendalian Penyakit menyelenggarakan fungsi :
a. Menyelenggarakan bimbingan dan pengendalian pemberantasan penyakit
menular.
b. Menyelenggarakan bimbingan dan pengendalian penyakit tidak menular.
c. Menyelenggarakan bimbingan dan pengendalian pengembangan surveilans
epidemiologi, dan imunisasi;
d. Melaksanakan fungsi lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas pengendalian masalah kesehatan.

Bidang Bina Pengendalian Penyakit terdiri atas :


a. Seksi Bimdal Pengendalian penyakit Menular;
b. Seksi Bimdal Pengendalian Penyakit Tidak Menular;
c. Seksi Bimdal Surveilans Epidemiologi, dan Imunisasi.

5) Unsur Unit Pelaksana Tehnis Dinas (UPTD / UPTR)


Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah unsur pelaksana teknis dinas secara
operasional di lapangan. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Unit Pelaksana Teknis Dinas
dilengkapi dengan Tata Usaha dan Jabatan Fungsional yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas.

Unit Pelaksana Teknis Dinas terdiri atas :


a. UPTD Balai Farmasi dan Alat Kesehatan;
b. UPTR Rumah Sakit Pratama;
c. UPTD Puskesmas, yang terdiri atas 7 Puskesmas.

6) Kelompok Jabatan Fungsional


Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 terdiri
dari sejumlah Aparatur Sipil Negara dalam jenjang jabatan fungsional yang
terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang keahliannya.

22
Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana sebagaimana tersebut diatas
dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Bupati dan
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala dinas

Adapun Susunan lengkap Struktur Organisasi Dinas Kesehatan


Kabupaten Konawe Kepulauan dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1.
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN
TYPE “B”

KEPALA
DINAS

SEKRETARIS
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN SUB BAGIAN
KEPEGAWAIAN
PENGEMBANGAN PROG.,
PERLENGKAPAN
SDK DAN KEUANGAN
DAN UMUM

BIDANG BIDANG BIDANG


BINA KESEHATAN BINA PELAYANAN KESEHATAN BINA PENGENDALIAN
MASYARAKAT DAN KEFARMASIAN PENYAKIT

SEKSI
SEKSI SEKSI
BIMDAL YANKES PRIMER,
BIMDAL KESEHATAN BIMDAL PENGENDALIAN
RUJUKAN DAN
KELUARGA PENYAKIT MENULAR
KES.TRADISIONAL

SEKSI SEKSI
SEKSI BIMDAL KEFARMASIAN DAN BIMDAL PENGENDALIAN
BIMDAL GIZI, KESKER ALKES PENYAKIT TIDAK
DAN KESJORA MENULAR

SEKSI SEKSI SEKSI


BIMDAL PROMKES, BIMDAL MUTU, AKREDITASI BIMDAL SURVEILANS
PEMBERDAYAAN MASY FASYANKES DAN JAMINAN EPIDEMIOLOGI, DAN
DAN KES. LINGKUNGAN KESEHATAN IMUNISASI

UPTD UPTR UPTD


BALAI FARMASI & RUMAH SAKIT
PUSKESMAS
ALKES PRATAMA

23
2.2. Sumber Daya Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan
2.2.1. Sumber Daya Manusia (SDM) di Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Konawe Kepulauan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dilingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Konawe Kepulauan dan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Puskesmas dan Gudang Farmasi sampai dengan Desember 2015 berjumlah
150 orang dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 2.1
Kekuatan SDM di Dinkes Kab. Konkep Berdasarkan Jabatan
Tahun 2015
No. Jabatan Jumlah (orang)
1 Struktural eselon II 1
2 Struktural eselon III 5
3 Struktural eselon IV 20
4 Staf 124
Jumlah 150
Sumber : Sub Bag Kepegawaian, Dinkes Konkep

Tabel 2.2
Kekuatan SDM di Dinkes Kab. Konkep Berdasarkan Golongan
No. Golongan Jumlah (orang)
1 Golongan IV 2
2 Golongan III 45
3 Golongan II 53
4 Golongan I 0
Jumlah 100
Sumber : Sub Bag Kepegawaian, Dinkes Konkep

Tabel 2.3
Jumlah Tenaga Menurut Jenjang Pendidikan
Dinas Kesehatan Kab. Konawe Kepulauan s/d Desember 2015
Tingkat Jenis Kelamin Persen
NO
Pendidikan L (%) P (%) L+P (%)
1 S2 4 9,1 0 0 4 2,7
S
u 2 S1 13 29,5 15 14,2 28 18,7
m3 D4 2 4,5 2 1,9 4 2,7
b4 D3 17 38,6 86 81,1 103 68,7
e
r5 D2 0 0,0 0 0,0 0 0,0
6 D1 0 0,0 0 0,0 0 0,0
:
7 SLTA / sederajat 8 18,2 3 2,8 11 7,3
S JUMLAH 44 100 106 100 150 100
u
Sumber : Sub Bag Kepegawaian, Dinkes Konkep

24
2.2.2. Sarana dan Prasarana Kesehatan
Pembangunan sarana dan prasarana upaya kesehatan di Kabupaten
Konawe Kepulauan masih merupakan Aset dari Kabupaten Konawe sebagai
Kabupaten Induk. Berdasarkan Aset Kabupaten Konawe, pada saat ini 7
(tujuh) wilayah Kecamatan di Kabupaten Konawe Kepulauan telah tersedia
masing-masing 1 (satu) Puskesmas.
Pada tahun 2014 telah dibentuk organisasi Rumah Sakit Daerah.
Rumah Sakit Daerah ini merupakan Rumah Sakit Tipe D Pratama. Rumah
sakit ini diharapkan menjadi Pusat Rujukan di wilayah Kabupaten Konawe
Kepulauan dan sekitarnya. Namun demikian Rumah Sakit Daerah ini masih
sangat terbatas, bangunan gedung masih dalam tahap pembangunan
(sekarang menggunakan gedung ex Puskesmas Langara sebagai tempat
pelayanan dan administrasi), sumber daya manusia sangat terbatas
terutama medis dan paramedis, dan peralatan kesehatan penunjang
pelayanan kesehatan.
Adapun sarana dan prasarana kesehatan yang ada di Kabupaten
Konawe Kepulauan yang terdaftar dalam aset tetap Pemerintah
Kabupaten Konawe Kepulauan sampai dengan Desember 2015 tercatat
sebagai berikut :
Tabel 2.4
Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan
Di Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2015
No. Jenis Sarpras Jumlah Sarpras

1. Puskesmas 7 Unit
2 Rumah Sakit 1 Unit
3 Rumah Medis / Paramedis 19 Unit
4 Puskesmas Pembantu 10 Unit
5 Mobil Ambulans 1 Unit
6 Motor Dinas 42 Unit
7 Pusling Roda 4 7 Unit
8 Poskesdes / Polindes 19 Unit
9 Posyandu 96 Unit
Sumber : Sub Bag Perencanaan, Dinkes Konkep

25
2.2.3. Anggaran
Pembiayaan kesehatan di Kabupaten Konawe Kepulauan tahun
anggaran 2015 masih sangat terbatas dan hanya mengharapkan DAU yang
terbatas dan dana tambahan dari Kabupaten Konawe sebagai Kabupaten
Induk. Anggaran tersebut 80% untuk peningkatan infrastruktur terutama
tembusnya jalan lingkar di Kabupaten Konawe Kepulauan.
Pembiayaan Kesehatan ke masa datang diharapkan dapat mangacu
pada aturan yang ada yaitu sebesar 15–20% dari APBD, sesuai dengan
amanah Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Namun
komitmen politik ini belum sepenuhnya dapat direalisasikan sebagaimana
yang diharapka. Anggaran Kesehatan di Kabupaten Konawe Tahun 2015,
selengkapnya pada Gambar. 2.2 berikut ini :

Gambar. 2.2
Anggaran Kesehatan Di Kabupaten Konawe Kepulauan
Tahun 2015
APBN ; 0,00 APBN
APBN
(DAK); (Dekon); 0
(TP); 3,42
23,30

APBD Kab;
73,28

Sumber : Data Subag Perencanaan Dinkes Kab. Konawe –


Kepulauan Tahun 2015

Pada Gambar 2.2 diatas, menunjukkan bahwa serapan anggaran


terbanyak bersumber dari Dana APBD Kabupaten sebesar 73,28%, dan
sisanya dari APBN (DAK) 23,30% dan (Tugas Perbantuan) sebesar 3,42%.
Anggaran yang dialokasikan melalui sumber-sumber tersebut ditambah
dengan APBD Kabupaten disebut Anggaran Kesehatan Pemerintah sebagai
dasar untuk menghitung alokasi anggaran kesehatan pemerintah per-kapita
pertahun (dalam ribuan rupiah). Apabila dilihat rata-rata alokasi anggaran
kesehatan pemerintah perkapita pertahun seperti tertera pada gambar
diatas, maka anggaran kesehatan pemerintah perkapita di Kabupaten
Konawe Kepulauan masih sangat relatif kecil.

26
Secara umum alokasi pembiayaan sektor kesehatan pada masa
mendatang perlu mendapatkan porsi yang lebih besar dibandingkan
dengan kondisi sekarang, hal ini juga sesuai dengan rekomendasi dari
Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni minimal 5% dari PDRB. Besarnya
pembiayaan kesehatan yang proporsional sesuai dengan bidang tugas dan
kewajibannya diperlukan untuk menjamin terselenggaranya upaya
pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil, merata dan terjangkau.

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan


2.3.1. Indikator Bidang Kesehatan
Sasaran dari program ini adalah meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat. Pencapaian sasaran tersebut diukur dengan menggunakan
3 (tiga) indikator kinerja yang merupakan indikator bidang kesehatan,
yaitu:
a. Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup menggambarkan
jumlah kematian bayi pada setiap 1.000 kelahiran. Dari Data yang ada,
jumlah Kematian Bayi di Kab. Konawe Kepulauan sejak tahun 2014-2015
menunjukkan terjadinya penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), tahun
2014 sebanyak 2 kasus kematian (4,56‰) dan tahun 2015 tidak ada
kasus kematian bayi (0‰). Hal ini menunjukkan penurunan angka
kematian ibu terus mengalami penurunan dari tahun 2014-2015.
Dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan yaitu ≤ 10 per 1.000
kelahiran hidup, maka capaian kinerjanya mencapai 100 % menunjukkan
keberhasilan.
Namun demikian dengan tidak adanya kasus kematian tahun 2015
ini tidak bisa dijadikan suatu indikator keberhasilan. Untuk itu Bidan
Desa harus tetap melakukan pengawasan dan kunjungan rumah untuk
mengantisipasi kemungkinan masih terjadinya kasus kematian bayi yang
belum ditemukan. Pengawasan dari tenaga Bidan yang bertugas di Desa,
serta kurang berperannya kinerja bidan di desa dan tidak terkontrolnya
pelayanan serta sistem pencatatan dan pelaporan, jadi kemungkinan
terjadinya kematian.

27
Disamping itu masih terdapat bidan desa yang tidak tinggal di desa
karena tidak tersedianya sarana Puskesmas Pembantu,
Poskesdes/Polindes di desa, serta melihat kondisi akses transportasi di
beberapa Kecamatan yang memadai dan dapat dijangkau sehingga
mendukung untuk tinggal di kota yang mengakibatkan lemahnya
kontroling bidan desa terhadap keberadaan masyarakat dengan
demikian masyarakat cenderung kembali berobat ke dukun.
Angka Kematian Bayi (AKB) dari tahun 2014-2015 disajikan dalam
tabel 2.5 sebagai berikut :
Tabel 2.5
Angka Kematian Bayi (AKB)
di Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2014-2015
Kematian
Tahun Jumlah Bayi
Jumlah Perseribu (0/000)
2014 439 2 4,56/1000/KH
2015 515 0 0,0/1000/KH
Sumber : Bidang Upakes Dinkes Konawe Kepulauan, 2015

b. Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan per 100.000 Persalinan


Hidup.
Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup
menggambarkan jumlah kematian ibu melahirkan pada setiap 100.000
kelahiran hidup. AKI atau Maternal Mortality Rate (MMR) ini terjadi
sangat erat hubungannya dengan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat
ibu dan keluarga, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi lingkungan,
tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan
kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas. Angka Kematian Ibu
Melahirkan di Kabupaten Konawe Kepulauan Pada tahun 2014 sebanyak
2 kasus, dan pada tahun 2015 sebanyak 1 kasus kematian ibu. Jika pada
tahun 2015 jumlah kelahiran hidup sebanyak 556 kelahiran, maka pada
tahun 2015 kematian ibu 1 per 556, sehingga AKI Kabupaten Konawe
Kepulauan sebesar 180 per 100.000 kelahiran hidup. Apabila
dibandingkan target AKI Nasional sebesar 307 per 100.000 kelahiran
hidup, dan target MDG’s pada tahun 2015 sebesar 102 per 100.000
kelahiran hidup, maka kasus kematian Ibu di Kabupaten Konawe
Kepulauan termasuk angka kematian yang cukup tinggi.
28
Adapun distribusi AKI tahun 2014-2015 disajikan dalam tabel 2.6
sebagai berikut :
Tabel. 2.6
Angka Kematian Ibu (AKI)
di Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2014-2015
Jumlah Sasaran Kematian
Tahun Bumil (%) Jumlah
2014 56,4 2
2015 56,7 1
Sumber: Bidang Upakes Dinkes Konawe Kepulauan 2015

c. Balita dengan Status Gizi Buruk

Balita dengan status gizi buruk diukur berdasarkan berat badan


balita dibandingkan dengan tinggi badan balita (BB/TB). Dari laporan
Puskesmas Tahun 2014 tidak ada kasus, tahun 2015 ada 3 kasus gizi
buruk. Sedangkan hasil riset Pemantauan Status Gizi (PSG) secara
Nasional pada tahun 2015 ditemukan sebanyak 2% kasus gizi buruk. Hal
ini menunjukan adanya peningkatan kasus gizi buruk di Kab. Konawe
Kepulauan.
Perkembangan Persentase Balita Gizi Buruk di Kabupaten
Konawe Kepulauan Tahun 2014-2015 tampak pada tabel berikut ini :
Tabel. 2.7
Prevalensi Balita Gizi Buruk
di Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2014-2015
2014 2015
Uraian 2012 2014 PSG
Laporan PSG Laporan
% Prevalensi Balita
0 0 0 2
Gizi Buruk
Sumber: Bidang Upakes Dinkes Konawe Kepulauan 2015

2.3.2. Indikator Kinerja Utama (IKU)


Urusan Wajib Kesehatan diimplementasikan melalui Program Upaya
Kesehatan Masyarakat, Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya,
dan Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak. Program-
program tersebut diukur melalui indikator kesehatan yang digunakan
sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU) dan diuraikan sebagai berikut :

29
b. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Pencapaian Program Upaya Kesehatan Masyarakat diukur dengan
menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu :
1) Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
adalah jumlah masyarakat miskin yang sakit dan berkunjung yang
dilayani di sarana pelayanan kesehatan dasar milik Pemerintah
Kabupaten Konawe Kepulauan dalam hal ini puskesmas. Cakupan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin di Kabupaten
Konawe Kepulauan Tahun 2014-2015 dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.8
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin di
Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar (Puskesmas) Kabupaten
Konawe Kepulauan Tahun 2014-2015

Uraian 2014 2015


% Cakupan pelayanan kesehatan
100% 100%
masyarakat maskin
Sumber: Bidang Upakes Dinkes Konawe Kepulauan 2015

2) Cakupan Desa/Kel. mengalami KLB yang ditangani < 24 jam


Cakupan Desa/Kel mengalami KLB yang ditangani < 24 jam
adalah Desa/Kel mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang
ditangani <24 jam terhadap KLB dalam periode/kurun waktu
tertentu. Pada tahun 2015 terdapat 1 Desa yang mengalami KLB
Diare dan Malaria dan semuanya telah ditangani <24 jam sesuai
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100%. Adapun
cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang ditangani <24 jam
selama tahun 2013-2015 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.9
Cakupan Desa/Kel yang Mengalami KLB Yang Ditangani
<24 Jam Tahun 2013-2015
Uraian 2014 2015
Jumlah Kelurahan KLB yang ditangani <24 jam - 1
% Cakupan kelurahan KLB yang ditangani <24 - 100%
jam
Sumber: Bidang Upakes Dinkes Konawe Kepulauan 2015

30
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Kab. Konawe Kepulauan selama ini dilaksanakan melalui
kegiatan-kegiatan yang bersifat preventif maupun kuratif. Adapun
kegiatan pada Program Upaya Kesehatan Masyarakat antara lain adalah :
1) Pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan;
2) Peningkatan kesehatan masyarakat;
3) Penyelenggaraan penyehatan lingkungan;
4) Peningkatan Surveylans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah;
5) Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya;
6) Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kesehatan;
7) Pembinaan dan Pengembangan SDM Kesehatan;
8) Pengadaan Obat dan Pelayanan Kesehatan Dasar di puskesmas
9) Pencegahan dan Penanggulangan penyakit menular;
10) Jaminan Kesehatan Masyarakat;
11) Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin di puskesmas dan
jaringannya.

c. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan


Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
Pencapaian Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
diukur dengan menggunakan 2 (dua) indikator, yaitu :
1) Jumlah Puskesmas Induk yang Meningkat Menjadi Puskesmas
Rawat Inap
Salah satu indikator yang mendukung tercapainya program
pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya adalah
peningkatan jumlah puskesmas induk menjadi puskesmas rawat
inap.
Sampai dengan tahun 2015 di Kabupaten Konawe Kepulauan
Puskesmas Induk Rawat Inap hanya berjumlah 1 unit, dan status
rawat Inapnya terjadi pada saat masih bergabung debgan
Kabupaten Induk yakni Kabupaten Konawe. Dengan demikian sejak
tahun 2014-2015 tidak ada peningkatan status Puskesmas Non
Rawat inap menjadi Puskesmas Rawat Inap.
31
2) Jumlah Puskesmas Pembantu Yang Meningkat menjadi
Puskesmas Induk.
Selain sarana kesehatan berupa Puskesmas, Pemerintah
Kabupaten Konawe Kepulauan juga memiliki Puskesmas
Pembantu yang berfungsi sebagai penunjang pelayanan kesehatan
Puskesmas dengan memperluas jangkauan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Sampai dengan tahun 2015 di Kabupaten Konawe
Kepulauan belum ada Pustu yang ditingkatkan statusnya menjadi
Puskesmas Induk.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat Kabupaten Konawe Kepulauan selama ini dilaksanakan
melalui kegiatan-kegiatan baik itu bersifat preventif maupun kuratif.
Adapun kegiatan Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
antara lain adalah :
1) Pembangunan/Rehabilitasi dan Pengawasan Puskesmas/Puskesmas
Pembantu
2) Pelayanan Kesehatan Puskesmas;
3) Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan;
4) Pengadaan Alat Kesehatan Puskesmas;
5) Operasional Pelayanan Kesehatan;

d. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak


Pencapaian keberhasilan Program Peningkatan Keselamatan Ibu
Melahirkan dan Anak diukur melalui indikator yaitu :

1) Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan


(Tolinakes) yang memiliki Kompetensi Kebidanan
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
(Tolinakes) yang memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu
bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan disatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu. Tenaga Kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan adalah tenaga kesehatan yang memiliki
kemampuan klinis kebidanan sesuai standar. Indikator ini

32
menggambarkan kemampuan Manajemen program KIA dalam
pertolongan persalinan Sesuai standar.
Cakupan presentase kegiatan persalinan oleh tenaga
kesehatan (Pn) di Kabupaten Konawe Kepulauan tahun 2015 dengan
jumlah kunjungan sebesar 523 atau (61%), sedangkan jumlah
sasaran ibu melahirkan sebesar 858. Cakupan ini masih rendah
dibandingkan sasaran target Program KIA Dinas Kesehatan
Kabupaten Konawe Kepulauan sebesar (86%).
Cakupan tersebut selengkapnya di sajikan pada Grafik. 2.1
sebagai berikut :
Grafik 2.1
Cakupan Persalinan Di Tolong Oleh Tenaga Kesehatan (Pn)
Di Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2013-2015

540

535

530
537
525

520 523 523

515
2013 2014 2015

Sumber : Bidang Upakes Dinkes Kab. Konawe Kepulauan 2015

Pada Grafik. 2.1 diatas, menunjukkan bahwa cakupan kegiatan


persalinan oleh tenaga kesehatan Tahun 2013 sebesar (66,54%),
tahun 2014 sebesar (61,89), dan tahun 2015 sebesar (60,96%).
Pencapaian target tahun 2013, 2014 dan 2015 tidak mencapai target
hal ini disebabkan oleh pengiriman laporan dari puskesmas sering
terlambat dan data laporan tidak akurat selain itu masih ada
persalinan ditolong oleh dukun bayi.

2) Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Bagi Bayi 0-11 Bulan


Cakupan imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan di Kabupaten
Konawe Kepulauan tahun 2015 berdasarkan jenis imunisasi yang
ada sebagai berikut :

33
cakupan imunisasi BCG
cakupan imunisasi DPT3+HB3
cakupan imunisasi polio 4
cakupan imunisasi campak
Pada tahun 2014-2015 cakupan imunisasi dasar BCG,
DPT3+HB3, Polio 4, dan Campak dijabarkan dengan capaian
sebagai berikut :
Tabel. 2.10
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Bagi Bayi (0-11 bulan)
di Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2014-2015
2014 2015
Uraian
Sasaran N % Sasaran N %
BCG 208 46 411 79,8
DPT 3 + HB 3 136 30 388 75
454 515
POLIO 4 154 33,9 431 83,7
CAMPAK 221 48,7 400 77,7
Sumber: Bidang P2P Dinkes Konawe Kepulauan 2015

3) Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan


Indikator ini diukur berdasarkan perbandingan antara
jumlah balita gizi buruk yang dirawat di sarana pelayanan
kesehatan yang sesuai standar dengan jumlah balita gizi buruk
yang ditemukan. Pada tahun 2014-2015 seluruh balita gizi buruk
telah mendapatkan perawatan dan intervensi untuk pemulihan gizi
sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100%, sehingga
capaian kinerjanya sebesar 100%.
Pada tahun 2014 tidak ada penemuan kasus balita gizi
buruk, sedangkan pada tahun 2015 terdapat 3 k a s u s balita gizi
buruk, dan semuanya telah mendapatkan perawatan dan intervensi
dari petugas Kesehatan.

4) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1


Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali
mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu
wilayah kerja. Indikator ini di gunakan untuk mengetahui jangkauan

34
pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam
menggerakkan masyarakat.
Gambaran presentase kunjungan pelayanan K-1 di Kabupaten
Konawe Kepulauan tahun 2013 sebesar (79,68%,) pada tahun 2014
sebesar (79,41%), sedangkan pada tahun 2015 sebesar (72,08%).
Cakupan ini masih rendah dibandingkan sasaran target Program KIA
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan sebesar 95%.
Selengkapnya di sajikan pada Grafik. 2.2 sebagai berikut :

Grafik 2.2
Cakupan Kunjungan K-1
Di Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2013-2015

680
670
660
650 671
640 648
643
630
620
2013 2014 2015
Sumber : Bidang Upakes Dinkes Kab. Konawe Kepulauan 2015

5) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4


Cakupan kunjungan K-4 adalah cakupan ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling
sedikit 4 (empat) kali dengan distribusi waktu 1 (satu) kali pada
triwulan ke-I, 1 (satu) kali pada triwulan ke-II dan 2 (dua) kali pada
triwulan ke-III disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Pada tahun 2013 sebesar (59,36%), tahun 2014 sebesar
(56,45%), dan tahun 2015 sebesar (56,73%). Cakupan ini masih
rendah dibandingkan sasaran target Program KIA Dinas Kesehatan
Kabupaten Konawe Kepulauan sebesar (88%). Selengkapnya di
sajikan Grafik 2.3 sebagai berikut :

35
Grafik 2.3
Cakupan Kunjungan K-4
Di Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2013-2015

510
500 510

490 479 477


480
470
460
2013 2014 2015

Sumber : Bidang Upakes Dinkes Kab. Konawe Kepulauan 2015

6) Cakupan Kunjungan Bayi


Pada tahun 2015 jumlah kunjungan bayi di sarana pelayanan
kesehatan di Kabupaten Konawe Kepulauan sebanyak 364 bayi atau
70,7% dari 515 sasaran bayi, apabila dibandingkan dengan target
sebesar 90%.
Upaya yang dilakukan guna mendukung pencapaian
indikator Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan
Anak, pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan telah melakukan
kegiatan antara lain sebagai berikut :
(1) Pelayanan Kesehatan Keluarga;
(2) Peningkatan dan Perbaikan Gizi Masyarakat.

2.3.3. Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan


Selain indikator-indikator program tersebut diatas yang dilaksanakan
tahun 2014-2015, indikator kesehatan lain tertuang dalam Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Standar Pelayanan Minimal (SPM)
bidang Kesehatan merupakan salah satu tolok ukur kinerja pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan daerah Kabupaten/Kota tertuang dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/PER/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota dan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008 tentang
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota. SPM kesehatan berkaitan dengan pelayanan kesehatan
36
yang meliputi jenis pelayanan beserta indikator kinerja dan target tahun
2014-2015, yang meliputi :
a. Pelayanan Kesehatan Dasar;
b. Pelayanan Kesehatan Rujukan;
c. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar
Biasa/KLB;
d. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Capaian indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dapat


dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 2.11
Perkembangan Capaian Indikator SPM Bidang Kesehatan
di Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2014-2015
Target (%) Capaian
No. Indikator Nasional Indikator
% Tahun 2014 2015
1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4. 95 2015 56,45 56,73
Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi
2 80 2015 9,46 26,14
yang ditangani.
Cakupan pertolongan persalinan oleh
3 bidan atau tenaga kesehatan yang 90 2015 61,89 60,96
memiliki kompetensi kebidanan.
4 Cakupan pelayanan Ibu Nifas 90 2015 64,8 60,96
Cakupan neonatal dengan komplikasi
5
yang ditangani
80 2010 9,46 71,2

6 Cakupan kunjungan bayi. 90 2010 - 70,7


Cakupan Desa/Kelurahan Universal
7
Child Immunization (UCI).
100 2010 41,4 72,63

8 Cakupan pelayanan anak balita. 90 2010 100 100


Cakupan pemberian makanan
9 pendamping ASI pada anak usia 6-24 100 2010 - -
bulan keluarga miskin.
Cakupan Balita gizi buruk mendapat
10
Perawatan
100 2010 100 100

Cakupan penjaringan kesehatan siswa


11
SD dan setingkat
100 2010 0 0

12 Cakupan peserta KB Aktif 70 2010 53,5 45,2


Cakupan Penemuan dan penanganan
13 penderita penyakit :
Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per
100.000 penduduk < 15 tahun >2 2010 0 0
Penemuan Penderita Pneumonia
Balita
100 2010 0 0
Penemuan Pasien Baru TB BTA
Positif
100 2010 17,36 13,08

37
Target (%) Capaian
No. Indikator Nasional Indikator
% Tahun 2014 2015
Penderita DBD yang Ditangani 100 2010 - -
Penemuan Penderita Diare 100 2010 4,33 -
Cakupan kunjungan pelayanan
kesehatan dasar masyarakat miskin
100 2015 - -
14
Cakupan pelayanan kesehatan dasar
masyarakat miskin
100 2015 - -
Cakupan kunjungan pelayanan
kesehatan rujukan pasien masyarakat 100 2015 - -
15 miskin.
Cakupan pelayanan kesehatan
rujukan pasien masyarakat miskin.
100 2015 - -

Cakupan pelayanan gawat darurat


16 level 1 yg harus diberikan sarana 100 2015 - -
kesehatan (RS) di Kab/Kota.

Cakupan Desa/Kelurahan mengalami


17 KLB yang dilakukan penyelidikan 100 2015 - 100
epidemiologi <24 jam

18 Cakupan Desa Siaga Aktif 80 2015 - -

2.3.4. Indikator Upaya Kesehatan Lainnya


Indikator kesehatan lain juga dipergunakan untuk menilai keberhasilan
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Kabupaten Konawe
Kepulauan. Indikator ini juga merupakan gambaran capaian kesehatan
yang juga merupakan capaian program Dinas Kesehatan Kabupaten
Konawe Kepulauan dan UPTD-nya. Indikator upaya kesehatan lain dapat
dilihat pada tabel berikut :

38
Tabel 2.12
Capaian Indikator Upaya Kesehatan Lainnya Tahun 2014-2015
% Target Renstra % Capaian
NO INDIKATOR KINERJA
2014 2015 2014 2015
1. Rumah Tangga Ber-PHBS 70 70 8,42 -
2. Posyandu Purnama Mandiri 46 48 0 0
3. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usila 23 24 - -
4. Kunjungan Neonatus Lengkap (KN Lengkap) 80 80 87,0 70,7
5. Bayi Berat Badan Lahir Rendah ditangani 100 100 0 0
6. Angka kesakitan DBD maksimal 55/100.000 penduduk 0 0
Penderita kusta yang selesai berobat (RFT Rate) :
7. a. Pausi Basiller (PB) ≥ 80 ≥ 80 0 0
b. Multi Basiller (MB) ≥ 80 ≥ 80 0 0
8. Infeksi Menular Seksual yang diobati 100 100 1 -
9. Angka Bebas Jentik (ABJ) ≥85 ≥85 - -
10. Penduduk dengan akses air minum 78 80 46 80
11. Masyarakat yang menggunakan jamban sehat 75 80 28,0 26,7
12. Tempat pengelolaan makanan dan minuman (TPM) yang memenuhi syarat
kesehatan 73 75 - -
13. Rumah penduduk yang memenuhi syarat kesehatan 77 80 52,07 65,42
14. Balita yang naik berat badannya ( N/D) 70 70 - -
15. Balita yang ditimbang berat badannya (D/S) 71 73 72,5 68,2
16. Bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif 60 60 50,57 49,51
17. Ibu Hamil mendapat 90 tablet Fe 90 90 62,8 73,3
18. Balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali pertahun 85 85 58,5 87,5
19. Puskesmas yang memiliki Sistem Informasi Kesehatan (SIK) 100 100 - -
Sumber : Profil Kesehatan 2014-2015, Dinkes Kab. Konkep

39
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan
Kabupaten Konawe Kepulauan
Pembangunan kesehatan merupakan pelayanan pokok masyarakat yang
akan menjadi hal yang penting dilakukan. Untuk itu perencanaan pembangunan
kesehatan perlu diarahkan pada upaya menjawab kebutuhan atau kondisi nyata
termasuk didalamnya persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kondisi
penyelenggaraan kesehatan. Sejumlah persoalan yang diangkat berdasarkan data,
kondisi nyata dan terkini serta berpengaruh signifikan terhadap
penyelenggaraan kesehatan merupakan isu strategis pembangunan kesehatan.

Sejumlah isu strategis yang diidentifikasi dalam penyelenggaraan


kesehatan baik secara internal maupun external pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Konawe Kepulauan dirangkum dalam beberapa
tantangan/permasalahan sebagai berikut :

1. Dukungan sektor lain terhadap bidang kesehatan masih belum optimal karena
masih ada anggapan bahwa urusan kesehatan merupakan tanggung jawab
Dinas Kesehatan saja;
2. Gaya Hidup yang tidak sehat dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit,
antara lain: sakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker, stroke, diabetes, dan
lainnya yang kesemuanya disebabkan oleh 3 faktor resiko utama, yaitu :
merokok, kurang aktifitas fisik dan kurangnya makan makanan berserat. Untuk
mencegah hal tersebut perlu diterapkan gaya hidup sehat setiap hari.
3. Kondisi sosial, ekonomi dan perilaku masyarakat dalam mewujudkan perilaku
hidup bersih dan sehat masih rendah;
4. Kekhawatiran akan munculnya berbagai penyakit akibat mobilitas penduduk
yang tinggi
5. Jumlah dan jenis laporan yang ditugaskan oleh Pemerintah Pusat dan Provinsi
yang harus dipenuhi dengan tepat waktu
6. Pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam menggunakan bahan-bahan
makanan yang sehat masih rendah;
7. Adanya produk-produk yang beredar yang belum bersertifikat dan sesuai
standar kesehatan
8. Kesadaran masyarakat terhadap asuransi kesehatan belum tumbuh dengan
baik, terlihat dari masih rendahnya kemandirian masyarakat untuk membiayai
jaminan pemeliharaan kesehatannya;
40
Sedangkan Peluang yang dapat mendukung dinas kesehatan antara lain
sebagai berikut :
1. Dukungan masyarakat dalam implementasi program kesehatan
2. Dukungan organisasi akademisi, instansi swasta dan LSM serta organisasi
profesi dalam implementasi program kesehatan
3. Pemanfaatan perkembangan tehnologi informasi untuk peningkatan pelayanan
termasuk sistem informasi kesehatan
4. Dukungan Pemerintah Pusat dalam regulasi pelayanan kesehatan dan perijinan
bidang kesehatan
5. Dukungan SKPD lain
6. Kebijakan Kepala Daerah dalam pencegahan dan penanggulangan bencana

41
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam
proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan
yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis dapat
menentukan sasaran dan program pembangunan. Isu strategis ini diperoleh dengan cara
mengidentifikasi isu-isu penting dan permasalahan-permasalahan pembangunan.

3.1 Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas


Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan
Secara umum, permasalahan pembangunan daerah di Kabupaten Konawe
Kepulauan berdasarkan indikator kinerja urusan pemerintahan disajikan pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2014
Indikator
No Masalah Faktor kunci keberhasilan
Kinerja
- Layanan kesehatan Penyediaan dokter dan tenaga
rendah kesehatan/gizi
1. AHH
- Asupan gizi rendah
akibat kemiskinan
- Posyandu belum - Penyediaan tenaga medis dan
merata mengaktifkan posyandu
2. BGB - Kesadaran masyarakat - Program makanan tambahan
masih rendah
bagi balita
3. AKB Tidak ada masalah -
- Posyandu belum Penyediaan tenaga medis dan
merata mengaktifkan posyandu
Cakupan - Kesadaran masyarakat
4. Imunisasi masih rendah
Campak - Wilayah terisolir
- Jumlah TKT masih
terbatas
- Jumlah dokter dan TKT - Penyediaan dokter dan TKT,
5. AKI
masih terbatas - Peningkatan cakupan layanan

42
Indikator
No Masalah Faktor kunci keberhasilan
Kinerja
- Kesadaran masyarakat akseptor KB
rendah - Membangun kesadaran
- Masyarakat masih masyarakat
mengandalkan dukun
- Kerapatan melahirkan
tinggi
- Masyarakat masih - Penyediaan dokter dan TKT,
mengandalkan dukun - Peningkatan cakupan layanan
6. PKD-TKT - Kerapatan melahirkan akseptor KB
tinggi - Membangun kesadaran
masyarakat
Keterangan: AHH = Angka Harapan Hidup (tahun), BGB = balita gizi buruk (%), AKB =
Angka Kematian Bayi (per 1000 KH), CIC = Cakupan Imunisasi Campak
(%), AKI = Angka Kematian Ibu (per 100.000 KH), PKD-TKT = Proporsi
Kelahiran Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih (%).

Jika dijabarkan lebih lanjut dari identifikasi masalah kesehatan pada table
diatas, maka Permasalahan-permasalahan urusan Kesehatan d iKabupaten
Konawe Kepulauan adalah sebagai berikut :
a. Rendahnya jumlah bayi yang diimunisasi. Pemberian imunisasi adalah penting
untuk mengurangi kematian balita. Untuk mengukur aspek ini dapat dilihat
dari indikator cakupan IC. Cakupan IC adalah perbandingan antara banyaknya
anak berumur 1 tahun yang telah menerima paling sedikit satu kali imunisasi
campak terhadap jumlah anak berumur 1 tahun. Kondisi CIC di Kabupaten
Konawe Kepulauan adalah 81,16 persen. Pencapaian ini lebih rendah
dibandingkan kriteria MDGs yakni 100 persen. Rendahnya cakupan IC
disebabkan oleh keberadaan posyandu yang belum merata, kesadaran
masyarakat masih rendah, dan wilayah yang masih terisolir.
b. Belum semua persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Untuk
mengukur hal tersebut dapat dilihat dari indikator PKD-TKT yakni
perbandingan antara persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
seperti dokter, bidan, perawat, dan tenaga medis lainnya. Perolehan dari
indikator PKD-TKT di Kabupaten Konawe Kepulauan adalah 43,38 persen.
Pencapaian tersebut masih lebih rendah dari kriteria yang dipersyaratkan oleh
MDGs yakni 90 persen. Penyebabnya adalah jumlah dokter dan TKT yang

43
masih terbatas, kesadaran masyarakat rendah dan masyarakat masih
mengandalkan dukun.
c. Fasilitas sanitasi yang relatif masih buruk karena belum memenuhi syarat
kesehatan. Sanitasi yang layak yakni sanitasi yang dilengkapi dengan leher
angsa dan tanki septik. Indikator untuk menunjukkan hal ini adalah Akses
Sanitasi Dasar (ASD) yakni proporsi penduduk atau rumah tangga dengan
akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak dengan jumlah penduduk atau
rumah tangga seluruhnya yang dinyatakan dalam presentase. Nilai yang
diperoleh Kabupaten Konawe Kepulauan adalah 10,35 persen masih dibawah
standar MDGssebesar 62,41 persen.
d. Masih tingginya wanita yang meninggal terkait dengan gangguan kehamilan
selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas. Indikator untuk
menunjukkan hal tersebut yakni Angka Kematian Ibu (AKI). Nilai yang
diperoleh di Kabupaten Konawe Kepulauan adalah 247,83 (per 100.000 KH);
lebih besar dari kriteria yng dipersyaratkan dalam MDGs yakni 102 (per
100.000 KH).
e. Rendahnya rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir
pada suatu tahun tertentu. Untuk menunjukkan hal tersebut dapat dilihat dari
indikator Angka Harapan Hidup (AHH). Di Kabupaten Konawe Kepulauan nilai
AHH pada tahun 2014 adalah 67,86 tahun. Pencapaian tersebut masih
dibawah perolehan AHH Provinsi Sulawesi Tenggara yakni 68,56 tahun

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten
Konawe Kepulauan
3.2.1 Visi :
Visi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Konawe Kepulauan yang tertuang
dalam RPJMD ini diartikan sebagai kondisi umum yang hendak dicapai dan
diwujudkan 5 (lima) tahun kedepan atau pada akhir periode jabatan yakni tahun
2021. Rumusan visi ini berdasarkan pada pemahaman atas tujuan berbangsa dan
bernegara yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yakni mencerdaskan
kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan mendorong ketertiban
dunia. Tujuan bernegara tersebut telah dijabarkan pula dalam berbagai dokumen
perencanaan nasional yakni visi RPJPN 2005-2025 dan visi RPJMN 2015-2019.

44
Selain itu, yang juga menjadi acuan adalah visi pembangunan Provinsi Sulawesi
Tenggara yakni visi RPJPD 2005-2025 dan visi RPJMD 2013-2018.
Bedasarkan hasil analisis terhadap permasalahan dan isu strategis
Kabupaten Konawe Kepulauan serta memperhatikan visi RPJPN 2025 dan RPJMN
2015-2019 serta visi RPJPD Provinsi Sulawesi Tenggara 2005-2025 dan RPJMD
Provinsi Sulawesi Tenggara 2013-2018, maka visi Bupati dan Wakil Bupati
Kabupaten Konawe Kepulauan yang tertuang dalam RPJMD 2016-2021 adalah :

“Terwujudnya Tata Peradaban Masyarakat Wawonii Yang Bebas


Dari Belenggu Keterbelakangan Sosial-Ekonomi dan Sosial Budaya
pada Tahun 2021”
Pernyataan visi Bupati dan Wakil Bupati ini mengandung makna bahwa
sebelum tata kehidupan masyarakat Wawonii dapat diarahkan untuk mencapai
kesejahteraan, keadilan dan kemandirian, mereka terlebih dahulu perlu
dibebaskan dari segala bentuk isolasi atau belenggu keterbelakangan sosial-
ekonomi dan budaya, sebagaimana yang selama ini terjadi di Pulau Wawonii akibat
keterpinggiran yang panjang dalam dinamika pembangunan daerah di Kabupaten
Konawe pada khususnya, dan di Provinsi Sulawesi Tenggara pada umumnya.
Dalam rumusan visi ini terdapat dua pokok visi yakni bebas dari belenggu
sosial-ekonomi dan bebas dari belenggu sosial budaya. Pokok visi bebas dari
belenggu sosial ekonomi dimaksudkan sebagai sebuah keadaan atau kondisi warga
masyarakat pulau Wawonii yang memiliki keberdayaan/kemampuan untuk
mengakses pemenuhan kebutuhan dasar mereka sendiri akan sandang, pangan
dan papan. Sedangkan pokok visi bebas dari belenggu sosial budaya mengandung
makna sebuah keadaan atau kondisi warga masyarakat pulau Wawonii yang
memiliki keberdayaan/kemampuan untuk mengakses pemenuhan kebutuhan
sosial budaya mereka, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan. Inti pokok
visi: bebas dari belenggu sosial-ekonomi dan bebas dari belenggu sosial
budaya.
Dengan demikian, visi “Terwujudnya Tata Peradaban Masyarakat
Wawonii Yang Bebas Dari Belenggu Keterbelakangan Sosial-Ekonomi dan
Sosial Budaya pada tahun 2021” di Kabupaten Konawe Kepulauan, secara umum
mengandung arti sebuah keinginan luhur di masa depan untuk membangun tata
kehidupan masyarakat Wawonii yang bebas dari ketertinggalan sosial-ekonomi

45
dalam memenuhi kebutuhan dasar akan sandang, pangan dan papan, serta bebas
dari ketertinggalan sosial budaya dalam memenuhi kebutuhan strategis akan
pendidikan dan kesehatan. Penjelasan visi ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 :

46
Tabel 3.2
Penjelasan Visi Bupati dan Wakil Bupati Dalam RPJMD 2016-2021

No. Visi Pokok-pokok Visi Penjelasan Visi

Kriteria pokok visi ini adalah keterpenuhan


infrastruktur wilayah dalam mendukung akses
Bebas Dari Belenggu pemenuhan kebutuhan dasar akan sandang, pangan
Keterbelakangan Sosial- dan papan. Indikatorya adalah terbangunnya jalan
1. Terwujudnya Tata Peradaban Ekonomi lingkar Wawonii, terpenuhinya fasilitas ibukota
Masyarakat Wawonii Yang Langara, dan tingkat produksi pangan dan % rumah
Bebas Dari Belenggu layak huni.
Keterbelakangan Sosial-
Ekonomi dan Sosial Budaya Kriteria pokok visi ini adalah terpenuhinya pelayanan
pada 2021 Bebas Dari Belenggu pendidikan dan kesehatan yang merata. Indikatornya
2. Keterbelakangan Sosial-Budaya adalah angka rata-rata lama sekolah dan angka harapan
hidup

47
3.2.2 Misi :
Adapun Misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Konawe Kepulauan dalam
RPJMD ini diartikan sebagai upaya umum yang akan dijalankan untuk mewujudkan
visi. Rumusan misi RPJMD Kabupaten Konawe Kepulauan 2016-2021 adalah sebagai
berikut.
1. Membuka isolasi keterbelakangan dan ketertinggalan pada kawasan
perdesaan/pedalaman di seluruh lingkaran pulau Wawonii dengan penyediaan
infrastruktur dasar di bidang ekonomi, prasarana wilayah, pendidikan dan
kesehatan.
2. Membangun satelit pemerintahan dan ekonomi pada kawasan ibukota Kabupaten
Konawe Kepulauan.
3. Mendorong optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya alam secara ramah
lingkungan dan berkelanjutan untuk didedikasikan bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat Konawe Kepulauan.
4. Mendorong gerakan sosial dan kebudayaan kearah terciptanya tata kehidupan
sosial-politik dan perkembangan peradaban masyarakat Wawonii yang mampu
menjawab tantangan trend nasionalisasi ekonomi dan tata nilai kehidupan
nasional lainnya dengan tetap mempertahankan nilai-nilai agama dan budaya
luhur masyarakat Wawonii.
5. Mendorong pembangunan kawasan wisata.

Antara misi dengan pokok visi di atas terdapat saling keterkaitan. Misi-1
lebih banyak berkontribusi pada perwujudan pokok visi bebas dari belenggu sosial-
ekonomi, tetapi sebagian dari misi ini juga terkait dengan pokok visi bebas dari
belenggu social-budaya, khususnya terkait dengan pendidikan dan kesehatan. Misi-2
dan misi-3 sepenuhnya terkait dengan pokok visi bebas dari belenggu sosial-
ekonomi. Misi-4 dan misi-5 terkait dengan pokok visi bebas dari belenggu sosial-
budaya. Keterkaitan antara misi dengan pokok visi dapat dilihat pada Tabel 3.3.

48
Tabel 3.3
Keterkaitan Pokok Visi dan Penjelasan Misi Bupati dan Wakil Bupati
dalam RPJMD 2016-2021
No. Pokok-pokok Visi Misi Penjelasan Misi
Membuka isolasi keterbelakangan dan Misi ini berupaya memecahkan masalah mendasar
ketertinggalan pada kawasan keterisolasian sosial-ekonomi dan sosial budaya
perdesaan/pedalaman di seluruh lingkaran pulau masyarakat
1. Bebas dari belenggu sosial-ekonomi
Wawonii dengan penyediaan infrastruktur dasar di penjelasan misi merupakan penyelarasan dari arah
bidang ekonomi, prasarana wilayah, pendidikan dan kebijakan 5 (lima) tahun misi kepala daerah terpilih
kesehatan. dan isu-isu strategis pembangunan jangka menengah.
Membangun satelit pemerintahan dan ekonomi Misi inii berupaya menegakkan eksistensi sebagai DOB
2. Bebas dari belenggu sosial-ekonomi pada kawasan ibukota Kabupaten Konawe dengan pembangunan ibukota kabupaten secara
Kepulauan. terpadu
Misi ini berupaya untuk di satu sisi memanfaatkan
Mendorong optimalisasi peman-faatan potensi
potensi sumberdaya alam bagi kemakmuran rakyat,
sumberdaya alam secara ramah lingkungan dan
3. Bebas dari belenggu sosial-ekonomi tetapi di sisi lain juga berupaya mengkonservasi dan
berkelanjutan untuk didedikasikan bagi sebesar-
merehabilitasi daya dukung sumberdaya alam dan
besarnya kemakmuran rakyat Konawe Kepulauan.
lingkungan hidup bagi keberlanjutan pulau
Mendorong gerakan sosial dan kebudayaan kearah
terciptanya tata kehidupan sosial-politik dan
perkembangan peradaban masyarakat Wawonii
Misi ini berupaya menata kehidupan sosial politik dan
yang mampu menjawab tantangan trend
4. Bebas dari belenggu sosial-budaya sosial budaya sebagai landasan dalam merespon
nasionalisasi ekonomi dan tata nilai kehidupan
dinamika lingkungan strategis
nasional lainnya dengan tetap mempertahankan
nilai-nilai agama dan budaya luhur masyarakat
Wawonii.
Misi ini berupaya mengoptimalkan pemanfaatan
potensi sebagai kabupaten kepulauan pada bidang
5. Bebas dari belenggu sosial budaya. Mendorong pembangunan kawasan wisata.
pariwisata sebagai alternative pertumbuhan ekonomi
tanpa mengekstraksi SDA pulau

49
3.2.3 Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dalam RPJMD ini dimaksudkan sebagai pernyataan tentang
hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi dan melaksanakan misi dengan
menjawab isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah. Rumusan
tujuan diturunkan secara operasional dari masing-masing misi pembangunan
daerah.
Sedangkan sasaran dalam RPJMD ini diartikan sebagai hasil-hasil
pembangunan yang hendak dicapai dalam mewujudkan tujuan pembangunan
berdasarkan visi-misi. Sasaran dijabarkan dari setiap tujuan dimana sebuah tujuan
dapat terjabarkan dalam lebih dari satu sasaran sesuai kompleksitas tujuan
tersebut. Indikator kinerja sasaran ditetapkan pada level outcome dan target
kinerja ditetapkan berdasarkan analisis capaian kinerja selama ini dan kapasitas
fiskal dalam pembiayaan pembangunan untuk lima tahun kedepan.
Rumusan tujuan dan sasaran serta indikator dan target kinerja sasaran
yang hendak dicapai khususnya yang berkaitan pembangunan di Sektor Kesehatan
sebagaimana terdapat dalam Misi 1 Tujuan ke-1 pada RPJMD Kabupaten Konawe
Kepulauan 2016-2021 dapat dilihat Tabel berikut :

50
Tabel 3.4
Keterkaitan Tujuan, Sasaran, Indikator dan Target Kinerja Sasaran yang akan dicapai
Dalam RPJMD 2016-2015 Kabupaten Konawe Kepulauan
Kondisi Kondisi
Indikator Kinerja Target
No. Tujuan Sasaran Awal Akhir
Sasaran
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Misi 1:
Membuka isolasi keterbelakangan dan ketertinggalan pada kawasan perdesaan/pedalaman di seluruh lingkaran pulau Wawonii dengan
penyediaan infrastruktur dasar di bidang ekonomi, prasarana wilayah, pendidikan dan kesehatan.

Terbukanya
ketertinggalan
infrastruktur dasar Terbukanya
Indeks
dan ketertinggalan keterisolasian dan akses
1. Pembangunan 60,59 61,31 61,72 62,56 63,12 64,52 64,52
kualitas sosial pemenuhan kebutuhan
Manusia (IPM)
budaya dan dasar
ekonomi
masyarakat

51
Berdasarkan visi, misi dan tujuan pembangunan dari Bupati dan Wakil
Bupati Konawe Kepulauan tahun 2016-2021, maka Dinas Kesehatan
Kabupaten Konawe Kepulauan menindaklanjuti dari visi, misi dan tujuan
pembangunan di Kabupaten Konawe Kepulauan terutama Bidang
Kesehatan. Utamanya misi ke 1 yaitu “Membuka isolasi keterbelakangan
dan ketertinggalan pada kawasan perdesaan/pedalaman di seluruh
lingkaran pulau Wawonii dengan penyediaan infrastruktur dasar di bidang
ekonomi, prasarana wilayah, pendidikan dan kesehatan”.

Tabel 3.5
Visi Misi, Tujuan dan Sasaran Bupati dan Wakil
Bupati Konawe Kepulauan
Visi Kab. : Terwujudnya Tata Peradaban Masyarakat Wawonii Yang Bebas Dari
Belenggu Keterbelakangan Sosial-Ekonomi dan Sosial Budaya pada
2021
Misi Kab. ke-1 : Membuka isolasi keterbelakangan dan ketertinggalan pada kawasan
perdesaan/pedalaman di seluruh lingkaran pulau Wawonii dengan
penyediaan infrastruktur dasar di bidang ekonomi, prasarana
wilayah, pendidikan dan kesehatan
Tujuan
No. Indikator Tujuan Sasaran Kab. Indikator Sasaran
Kab.
1. Terbukanya
ketertinggalan
infrastruktur Persentase
dasar dan Aksebilitas Terbukanya
ketertinggalan Infrastruktur Dasar keterisolasian dan Indeks Pembangunan
kualitas sosial dan Sosial, Budaya akses pemenuhan Manusia (IPM)
budaya dan dan Ekonomi kebutuhan dasar
ekonomi Masyarakat
masyarakat

Dalam “Membuka isolasi keterbelakangan dan ketertinggalan pada


kawasan perdesaan/pedalaman di seluruh lingkaran pulau Wawonii dengan
penyediaan infrastruktur dasar di bidang ekonomi, prasarana wilayah, pendidikan
dan kesehatan” sesuai dengan misi ke-1 dalam RPJMD Kabupaten Konawe
Kepulauan Tahun 2016-2021. Hasil telaahan terhadap beberapa permasalahan
dibidang kesehatan maka beberapa faktor penghambat dan pendorong bidang
kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut :

53
Tabel 3.6
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap Pencapaian Visi,
Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati

Visi: Terwujudnya Tata Peradaban Masyarakat Wawonii Yang Bebas Dari Belenggu
Keterbelakangan Sosial-Ekonomi dan Sosial Budaya pada 2021
Misi dan Permasalahan Faktor
No. Program Bupati Pelayanan
dan Wakil Bupati SKPD Penghambat Pendorong
Misi 1. Membuka isolasi keterbelakangan dan ketertinggalan pada kawasan
perdesaan/pedalaman di seluruh lingkaran pulau Wawonii dengan penyediaan
infrastruktur dasar di bidang ekonomi, prasarana wilayah, pendidikan dan
kesehatan
1 Program Obat dan Ketersediaan dan tata Tata kelola obat Anggaran untuk
Perbekalan kelola obat dan dan perbekalan pelayanan
Kesehatan perbekalan kesehatan di kesehatan cukup
kesehatan pusk./pustu perlu tinggi
dipuskesmas/pustu optimalkan
perlu ditingkatkan
2 Program Upaya Kesadaran Mobilitas Adanya
Kesehatan masyarakat penduduk yang dukungan
Masyarakat tentang kebersihan cukup tinggi masyarakat
lingkungan dan dalam
pencapaian kualitas implementasi
hidup yang lebih baik program
dengan perilaku hidup kesehatan
bersih dan sehat perlu
ditingkatkan
3 Program Hampir semuan Programer Warga
Pengembangan puskesmas belum kesehatan yang masyarakat
Obat Asli Indonesia ada tenaga yang menangani di hampir
menjadi programer puskesmas belum seluruhnya
kesehatan ada yang dilatih terbiasa dengan
tradisionalnya pengobatan
tradisional
4 Program Promosi Kesadaran Tingat Anggaran untuk
Kesehatan dan masyarakat terkait pengetahuan pelayanan
Pemberdayaan Pencegahan masyarakat kesehatan cukup
Masyarakat penyakit perilaku kurang tinggi
hidup bersih dan
sehat (PHBS) perlu
ditingatkan
5 Program Perbaikan Kesadaran Tingat Anggaran untuk
Gizi Masyarakat masyarakat terkait pengetahuan pelayanan
pola konsumsi masyarakat kesehatan
makanan sehat kurang cukup tinggi
perlu ditingatkan
6 Program Tidak semua petugas Masih banyaknya Adanya tim
Pengembangan kesehtan lingkungan perilaku Pembina teknis
Lingkungan Sehat memiliki basis masyarakat yang dan forum
pendidikan sanitarian tidak sehat yang Kabupaten Sehat
berpotensi
menyebabkn
penyakit

54
Misi dan Permasalahan Faktor
No. Program Bupati Pelayanan
dan Wakil Bupati SKPD Penghambat Pendorong
7 Program Terbatasnya tenaga Kurangnya 100% desa
Pencegahan dan kesehatan yang koordinasi lintas memiliki bidan;
Penanggulangan terlatih tata laksana program dan lintas semua Puskesmas
Penyakit Menular program Pencegahan sektor memiliki juknis
dan Penanggulangan program
Penyakit Menular pengendalian
penyakit menular
8 Program Ketersediaan, Puskesmas Kebijakan
Standarisasi standarisasi, dan yang penatalaksanaan
Pelayanan kualitas sarana, belum ada untuk
Kesehatan prasarana, serta tata yang percepatan
kelola layanan terakredit dan/atau
asi perbaikan
kesehatan perlu
ditingkatkan layanan
kesehatan
9 Program Aksesibilitas, Keterbatasan Komitmen yang
Pengadaan, kualitas, lahan tinggi untuk
Peningkatan manajemen, dan untuk meningkatkan
Sarana dan pengembangan serta pengembang mutu upaya
Prasarana sistem informasi an kesehatan
Puskesmas/Pustu kesehatan perlu puskesmas/pustu
dan Jaringannya ditingkatkan
10 Program Layanan kesehatan Sarana dan Dukungan
Peningkatan yang terjangkau dan Prasarana yang Pemkab,
Pelayanan berkualitas untuk belum memadai organisasi
Kesehatan Anak anak balita perlu profesi dan lintas
Balita ditingkatkan sektor lintas
program dalam
upaya
11 Program Aksesibilitas dan Tenaga Kesehatan Puskesmas dan
Peningkatan kualitas layanan kurang dan tidak Jaringannya di 7
Kesehatan Lansia kesehatan terutama merata Kecamatan
masyarakat miskin
perlu ditingkatkan
12 Program Aksesibilitas dan Tenaga Kesehatan Puskesmas dan
Pengawasan dan kualitas layanan kurang dan tidak Jaringannya di 7
Pengendalian kesehatan terutama merata Kecamatan
Kesehatan masyarakat miskin
Makanan perlu ditingkatkan
13 Program Layanan kesehatan Jumlah SDM Komitmen Pemda
Peningkatan yang terjangkau dan Kesehatan kurang untuk merekrut
Kesehatan Ibu berkualitas Tenaga Kesehatan
Melahirkan dan khususnya untuk ibu Honorer
Anak dan anak perlu
ditingkatkan
14 Program Aksesibilitas dan Mobilitas Komitmen yang
Pelayanan kualitas layanan penduduk tinggi untuk
Kesehatan Jaminan kesehatan terutama yang cukup tinggi meningkatkan
Kesehatan masyarakat miskin mutu upaya
Nasional perlu ditingkatkan kesehatan

55
Misi dan Permasalahan Faktor
No. Program Bupati Pelayanan
dan Wakil Bupati SKPD Penghambat Pendorong
15 Program Saat ini Jaringan seluler Komitmen Pemda
Pengembangan pengembangan data yang digunakan untuk
Data dan Informasi dan informasi belum tersedia menyediakan
Kesehatan kesehatan berbasis disemua wilayah layanan jaringan
online puskesmas bekerjasama
dengan vendor
penyedia layanan
16 Program Bantuan Pelayanan kesehatan Anggaran APBD Adanya komitmen
Pelayanan kepada masyarakat sangat kecil karena pemerintah pusat
Kesehatan (BOK) membutuhkan biaya PAD Kabupaten dengan dana yang
operasional yang yang juga yang bersumber dari
cukup besar belum maksimal DAK setiap
dikelola tahunnya
17 Program Semua Puskesmas Desain bangunan Dukungan
Akreditasi belum terakreditasi Puskesmas tidak anggaran untuk
Puskesmas mendukung pembangunan
program akreditasi baru sesuai desain
puskesmas yang mendukung
akreditasi
18 Program Jaminan Adanya kebijakan Anggaran APBD Adanya komitmen
Persalinan memberikan sangat kecil karena pemerintah pusat
pelayanan gratis pada PAD Kabupaten dengan dana yang
semua persalinan di yang juga yang bersumber dari
masyarakat belum maksimal DAK setiap
dikelola tahunnya
19 Program Terbatasnya tenaga Kurangnya 100% desa
Pencegahan dan kesehatan yang koordinasi lintas memiliki bidan;
Penanggulangan terlatih tata laksana program dan lintas semua
Penyakit Tidak program Pencegahan sektor pada Puskesmas
Menular dan Penanggulangan memiliki juknis
Penyakit Tidak program
Menular pengendalian
PTM

3.3 Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan RI., dan Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dinas Kesehatan
Kabupaten Konawe Kepulauan tidak lepas dari kebijakan yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai
SKPD Tehnis bidang kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara. Kebijakan
Kementerian Kesehatan berpengaruh terhadap kebijakan kesehatan di Provinsi.
Demikian pula untuk kebijakan Provinsi juga berpengaruh terhadap kebijakan
kesehatan di wilayah Kabupaten.

56
Terkait dengan hal tersebut, maka kebijakan, tujuan dan sasaran
pembangunan kesehatan yang ada di Kabupaten Konawe Kepulauan diharapkan
berkesinambungan dengan kebijakan kesehatan di tingkat Pusat dan Provinsi.
Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan, Renstra Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara dan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan
dapat diuraikan sebagai berikut
3.3.1 Renstra Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan RI 2015-
2019 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Presiden
Republik Indonesia. Yaitu dengan Visi :
”TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI
DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG”.

Upaya untuk mewujudkan visi tersebut diatas ditempuh melalui 7 misi


pembangunan yaitu :
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia
sebagai negara kepulauan ;
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis
berlandaskan negara hukum ;
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati
diri sebagai negara maritim ;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera ;
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing ;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat dan berbasiskan kepentingan nasional ;
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Didalam Renstra Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun


2015 – 2019, dengan berpedoman pada Nawacita, Kementerian Kesehatan
telah menetapkan Tujuan dan Sasaran Strategis Pembangunan Kesehatan
Tahun 2015-2019. Tujuan Pembangunan Kesehatan antara lain :

57
1. Meningkatkan Status Kesehatan Masyarakat, dengan indikator yang ingin
dicapai adalah :
a. Menurunnya angka kematian ibu dan bayi
b. Menurunnya persentase BBLR
c. Meningkatnya upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat serta pembiayaan kesehatan promotif dan preventif
d. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
2. Meningkatkan daya tanggap (responsivevess) dan perlindungan
masyarakat terhadap resiko sosial dan finansial terhadap kesehatan,
dengan indikator yang ingin dicapai adalah :
a. Menurunnya beban Rumah Tangga untuk membiayai pelayanan
kesehatan setelah memiliki jaminan kesehatan
b. Meningkatnya responsiveness terhadap pelayanan kesehatan
Kementerian Kesehatan juga telah menetapkan

Sasaran Pembangunan Kesehatan antara lain :


1. Meningkatnya kesehatan masyarakat, dengan sasaran yang akan dicapai
adalah :
 Meningkatnya persentase persalinan di fasilitas kesehatan
 Menurunnya persentase ibu hamil kekurangan energi protein kronik
 Meningkatnya persentase kabupaten / kota yang memiliki kebijakan
perilaku hidup bersih dan sehat
2. Meningkatnya pengendalian penyakit, dengan sasaran yang akan dicapai
adalah :

 Persentase kabupaten / kota yang memenuhi kualitas kesehatan


lingkungan
 Penurunan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3i)
 Kabupaten/kota yang mampu melaksanakan keseiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi
wabah
 Menurunnya prevalensi merokok usia < 18 tahun
3. Meningkatnya akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan dengan
sasaran yang akan dicapai adalah :

58
 Jumlah kecamatan yang minimal mempunyai 1 Puskesmas
yang terakreditasi
 Jumlah kabupaten/kota yang minimal mempunyai 1 RSUD
yang terakreditasi
4. Meningkatnya akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan alat
kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai adalah :
 Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas
 Jumlah bahan baku obat, obat tradisional serta alat kesehatan
 Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran
5. Meningkatnya jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga kesehatan,
dengan sasaran yang akan dicapai adalah :
 Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan
 Persentase RS Kab/Kota tipe C yang memiliki 4 dokter specialis 4
dasar dan 3 dokter specialis penunjang
 Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya
6. Meningkatnya sinergitas antar Kementerian/Lembaga, dengan sasaran
yang akan dicapai adalah :
 Meningkatnya jumlah Kementerian lain yang mendukung
pembangunan kesehatan
 Meningkatnya persentase Kab/Kota yang mendapat predikat baik
dalam pelaksanaan SPM
7. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah :
 Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR untuk program
kesehatan
 Jumlah ormas yang memanfaatkan sumber dayanya untuk
mendukung kesehatan
 Jumlah kesepakatan kerjasama luar negeri di bidang kesehatan yang
diimplementasikan
8. Meningkatnya integrasi, bimbingan teknis dan pemantauan evaluasi
dengan sasaran yang akan dicapai adalah :
 Jumlah Provinsi yang memiliki rencana lima tahun dan anggaran
kesehatan terintegrasi dari berbagai sumber
 Jumlah rekomendasi monitoring dan evaluasi terpadu

59
9. Meningkatnya efektifitas penelitian dan pengembangan kesehatan,
dengan sasaran yang akan dicapai adalah :
 Jumlah hasil penelitian yang didaftarkan HKI
 Jumlah rekomendasi kebijakan berbasis penelitian dan
pengembangan kesehatan yang diadvokasikan ke pengelola program
kegiatan
 Jumlah Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) bidang kesehatan dan
gizi masyarakat
10.Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah :
 Persentase satuan kerja yang dilakukan audit memiliki temuan
kerugian sebesar < 1 %
11.Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur kementerian kesehatan,
dengan sasaran yang akan dicapai adalah :
 Meningkatnya persentase pejabat struktural di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang kompetensinya sesuai persyaratan
jabatan
 Meningkatnya persentase pegawai Kementerian Kesehatan dengan
nilai kinerja minimal baik
12.Meningkatkan sistem informasi kesehatan terintegrasi, dengan sasaran
yang akan dicapai adalah :
 Meningkatnya persentase Kab/Kota yang melaporkan data kesehatan
prioritas secara lengkap dan tepat waktu
 Persentase ketersediaan jaringan komunikasi data yang
diperuntukkan untuk akses pelayanan e-health.

3.3.2 Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara :


Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara merumuskan visi yakni,
”MEWUJUDKAN MASYARAKAT SULAWESI TENGGARA YANG MANDIRI
UNTUK HIDUP SEHAT”. Sedangkan Misi yang diemban adalah:
1. Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan yang berkualitas;
2. Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat;
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia kesehatan;
4. Meningkatkan manajemen dan kelembagaan pelayanan kesehatan;

60
Secara umum tujuan pembangunan kesehatan di Provinsi Sulawesi
Tenggara adalah mewujudkan kesehatan masyarakat Sulawesi Tenggara
seperti yang telah dituangkan dalam Visi Dinas Kesehatan. Sehubungan
dengan hal tersebut, tujuan pembangunan kesehatan adalah:
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
2. Meringankan beban pembiayaan kesehatan pada golongan masyarakat
tertentu;
3. Meningkatkan kesadaran kemauan dan kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat;
4. Meningkatkan ketersediaan SDM Kesehatan sesuai dengan kebutuhan;
5. Mewujudkan tatakelola administrasi perkantoran secara efektif;

Sasaran strategis jangka menengah yang ingin dicapai oleh Dinas


Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebagai berikut :
1). Menurunnya AKI melahirkan dari 312 menjadi 221 per 100.000 KH dan
AKB dari 41 menjadi 21 per 1000 KH;
2). Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular yang ditandai
dengan :
 Menurunnya prevalensi Tuberclosis dari 235 menjadi 224 per
100.000 penduduk;
 Menurunnya kasus Malaria (Anual Paracite Index-API) dari 2
menjadi 1 per 1000 penduduk;
 Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa sampai kurang
dari 0,5%;
 Angka Kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000 penduduk;
3). Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk)
dari 23,8% tahun 2010 menjadi kurang dari 15% tahun 2018 dan
menurunnya prevalensi anak balita pendek dari 36,8% menjadi kurang
dari 32%;
4). Meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada golongan masyarakat
tertentu;
5). Meningkatnya Desa Siaga Aktif dari 14,2% menjadi 65 %;
6). Terpenuhinya SDM Kesehatan yang memiliki kompetensi di fasilitas
pelayanan kesehatan;

61
7). Terlaksananya tatakelola administrasi perkantoran secara efektif

Strategi yang akan dilaksanakan dalam pelaksanaan pembangunan


kesehatan sebagai berikut:
(1) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan anak
(2) Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan;
(3) Meningkatkan mutu dan akses upaya pelayanan kesehatan Primer dan
upaya kesehatan rujukan;
(4) Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kefarmasian di fasilitas
pelayanan kesehatan;
(5) Meningkatkan mutu dan akses pelayanan gizi masyarakat
(6) Mengembangkan sistem jaminan kesehatan yang berkeadilan
terjangkau seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara;
(7) Mengembangkan kesadaran, kemauan dan kemandirian masyarakat
untuk Hidup Sehat;
(8) Meningkatkan jumlah, mutu dan distribusi sumberdaya manusia
kesehatan;
(9) Melakukan penatakelolaan administrasi perkantoran secara efektif.

Untuk tercapainya tujuan tersebut, kebijakan pembangunan kesehatan


diarahkan pada:
(1) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan anak melalui
program bina kesehatan ibu dan KB serta bina kesehatan anak;
(2) Meningkatkan upaya pengendalian penyakit melalui pemberian
imunisasi, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular,
pencegahan penanggulangan penyakit tidak menular dan penyehatan
lingkungan;
(3) Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan melalui
pemantapan manajemen pelayanan kesehatan masyarakat dan
penataan pelayanan kesehatan rujukan;
(4) Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kefarmasian melalui
penyediaan, pendistribusian dan pengawasan obat, vaksin dan
perbekalan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan;
(5) Meningkatkan mutu dan akses pelayanan gizi melalui upaya

62
pencegahan dan penanggulanan kekurangan gizi;
(6) Pengembangan jaminan kesehatan melalui perluasan program
pembebasan biaya pengobatan dan sistem jaminan kesehatan lainnya;
(7) Pengembangan kesadaran, kemauan dan kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat melalui peningkatan peran serta dan pemberdayaan
masyarakat dalam PHBS dan Desa Siaga;
(8) Peningkatan ketersediaan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
dani daerah sulit dan terpencil serta difailitas pelayanan kesehatan
melalui Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan;
(9) Penatakelolaan administrasi perkantoran melalui pelayanan
administrasi perkantoran, penyediaan sarana dan prasarana aparatur,
peningkatan dan pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja,
perencanaan dan evaluasi, pengembangan kajian dan hukum kesehatan,
pengembangan sistem informasi, pengembangan kelembagaan
laboratorium dan Bapelkes.

Dari hasil penelaahan terhadap Renstra Kementerian Kesehatan dan


Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara tersebut dapat diketahui
beberapa faktor penghambat dan pendorong pelayanan Kesehatan di Kabupaten
Konawe Kepulauan, yang dapat dilihat pada tabel berikut :

63
Tabel 3.7
Permasalahan Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan berdasarkan Renstra
Kementerian Kesehatan R.I
Sasaran Sebagai
Jangka Faktor
No Permasalahan SKPD
Menengah Penghambat Pendorong
Renstra
(1) K/L
(2) (3) (4) (5)
1 Renstra 1. Lemahnya 1. Belum sinkronnya 1. Anggaran kesehatan
Kementerian sinkronisasi menu program dari APBD yang
Kesehatan R.I perencanaan dan pusat dengan terbatas
penganggaran pusat daerah 2. Ada anggaran dari
dan daerah dalam hal 2. Penerbitan e- Pusat untuk daerah
keterkaitan program katalog dan alat 3. UU 14/2008 dan PP
dan pendanaan kesehatan dari 61/2010 tentang
2. Efektifitas dan LKPP tidak tepat keterbukaan
efisiensi waktu informasi public
pemanfaatan 3. Belum optimalnya mendorong
anggaran yang implementasi transparansi dan
seringkali tidak tepat perencanaan akuntabilitas kinerja
waktu melalui e-planning pelayanan
3. Pedoman/juknis dan e-renggar kesehatan
pelaksanaan kegiatan 4. Regulasi yang
yang terlambat diterbitkan
4. Kebijakan yang Kemenkes
berubah ditengah terkadang belum
pelaksanaan kegiatan mengakomodir
5. SDM Tenaga kebutuhan di
Kesehatan di daerah daerah
yang kurang 5. Kebijakan
Monatorium
rekruitmen CPNS

3.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah Dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Dalam rangka mewujudkan pembangunan Kabupaten Konawe Kepulauan


yang berkelanjutan, ditetapkan arahan penataan ruang wilayah secara
berdayaguna, berhasilguna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan. Dimana
tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah
susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan sarana dan prasarana yang
berfungsi sebagai pendukung kegiatan social ekonomi masyarakat yang secara
hirarki memiliki hubungan fungsional. Sedangkan pola ruang adalah distribusi
peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk
fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

64
Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disebut RTRW adalah hasil
perencanaan tata ruang pada wilayah yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratif.
Kabupaten Konawe Kepulauan memiliki posisi geografis pada 122057’982”
Bujur Barat sampai dengan 23015’008” Bujur Timur, dan 4001’229” Lintang Utara
sampai dengan 4011’803” Lintang Selatan. Luas wilayah daratan sebesar 867,58
km2 dan wilayah perairan laut (±) 646,40 km2 dengan panjang garis pantai 178
km2. Terdiri dari 7 Kecamatan dan 89 Desa/Kelurahan. Kabupaten Konawe
Kepulauan memiliki batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara dan Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
- Sebelah Selatan dan Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Wawonii
Pada Pasal 4 draft Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2016-2036 dikatakan bahwa
Penataan ruang daerah bertujuan untuk mewujudkan Kabupaten Konawe
Kepulauan sebagai “pulau ramah lingkungan” yang sejahtera melalui
pengembangan kegiatan ekonomi wilayah berbasis agro, bahari dan pariwisata
yang berwawasan lingkungan. Adapun kebijakan penataan ruang (pasal 5) terdiri
atas :
a. Peningkatan pelayanan dan jaringan prasarana yang menjangkau semua pusat
kegiatan dan pengembangan prasarana permukiman;
b. Pengembangan kegiatan agro berbasis sektor kehutanan, pertanian dan
perkebunan;
c. Pengembangan sumber daya bahari berbasis perikanan dan kelautan;
d. Pngembangan kawasan pesisir, wilayah laut dan daratan sebagai kawasan
wisata;
e. Perwujudan kawasan permukiman yang layak dan berkelanjutan;
f. Pengendalian perkembangan kegiatan pertambangan mineral yang berpotensi
mengganggu kelestarian lingkungan; dan
g. Peningkatan upaya perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup dengan
mempertahankan fungsi-fungsi lindung.
Kebijakan tersebut diatas dibarengi dengan strategi penaataan ruang (pasal
6) yang meliputi :

65
(1) Strategi peningkatan pelayanan dan jaringan prasarana yang menjangkau
semua pusat kegiatan dan pengembangan prasarana permukiman
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, terdiri atas :
a. Mengembangkan jaringan transportasi yang menghubungkan sentra
produksi dan pusat kegiatan perdesaan dengan kawasan perkotaan;
b. Mengembangkan jaringan energi listrik yang menjangkau seluruh kawasan
perdesaan dan perkotaan dengan menggunakan sumber energi alternatif;
c. Mengembangkan jaringan telekomunikasi yang menjangkau pusat kegiatan
perdesaan dan perkotaan; dan
d. Mengembangkan pelayanan prasarana permukiman perdesaan dan
perkotaan meliputi air minum, drainase, air limbah, sampah, dan jalur
evakuasi bencana.
(2) Strategi pengembangan kegiatan agro berbasis sektor kehutanan, pertanian
dan perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, terdiri atas :
a. Meningkatkan produksi hasil hutan kayu dan non kayu yang dikelola secara
amanah dan ramah lingkungan;
b. Mengembangkan sektor pertanian pangan sebagai bagian dari ketahanan
pangan daerah;
c. Meningkatkan den mengembangkan sektor perkebunan yang ramah
lingkungan dengan komoditas unggulan kelapa dalam dan kakao; dan
d. Menerapkan pendekatan pengembangan pertanian dan perkebunan dengan
pendekatan agropolitan
(3) Strategi pengembangan sumberdaya bahari berbasis perikanan dan kelautan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c, terdiri atas :
a. Mengembangkan dan meningkatkan produktivitas perikanan laut melalui
pola minapolitan;
b. Meningkatkan prasarana dan sarana sosial ekonomi pesisir sehingga
tercipta permukiman nelayan yang berkualitas dengan sarana produksi
yang memadai; dan
c. Menumbuhkembangkan usaha pengolahan hasil laut non ikan yang ramah
lingkungan.
(4) Strategi pengembangan kawasan pesisir, wilayah laut dan daratan sebagai
kawasan wisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d, terdiri atas:

66
a. Mengembangkan sektor wisata bahari yang ramah pengunjung dan ramah
lingkungan;
b. Mengembangkan kawasan-kawasan pesisir sebagai pusat kegiatan wisata
alam pantai dengan dukungan prasarana dan sarana yang memadai dan
ramah lingkungan;
c. Memanfaatkan kawasan pesisir dan wilayah laut sebagai atraksi wisata
pelestarian alam, petualangan, dan pendidikan yang didukung dengan
upaya perlindungan dan pelestarian terhadap keaneragaman hayati yang
terdapat di dalamnya;
d. Mengembangkan pusat selam (dive center) yang didukung dengan jalur
penyelaman (diving track) yang aman dan atraktif sebagai produk unggulan
untuk kegiatan wisata alam bawah air di wilayah laut; dan
e. Mengembangkan kawasan-kawasan pelestarian ekosistem terumbu karang
dan sumber daya alam hayati lainnya di wilayah laut sebagai daya tarik
wisata.
(5) Strategi perwujudan kawasan permukiman yang layak dan berkelanjutan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e, terdiri atas :
a. Meningkatkan kualitas permukiman didukung oleh prasarana dan sarana
yang memadai;
b. Mengendalikan perkembangan permukiman yang berada di kawasan
lindung dan rawan bencana; dan
c. Mewujudkan kawasan permukiman dengan prinsip mitigasi bencana untuk
meminimalkan potensi kerugian akibat bencana.
(6) Strategi pengendalian perkembangan kegiatan pertambangan mineral yang
berpotensi mengganggu kelestarian lingkungan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf f, terdiri atas :
a. Membatasi kegiatan pertambangan agar tidak berpotensi mengganggu
kelestarian lingkungan;
b. Mendorong percepatan reklamasi pasca tambang; dan
c. Menertibkan kegiatan pertambangan yang tidak sesuai peruntukan dan
tidak memiliki izin.
(7) Strategi peningkatan upaya pelestarian lingkungan hidup dengan
mempertahankan fungsi-fungsi lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf g, terdiri atas :
67
a. Mengendalikan kegiatan budidaya agar tidak mengganggu kawasan fungsi
lindung; dan
b. Merehabilitasi dan merevitalisasi kawasan lindung yang mengalami
penurunan kualitas lingkungan.

Terkait pengembangan wilayah dan penataan ruang dari sektor kesehatan


pada Draft Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Konawe Kepulauan Tahun 2016-2036, secara langsung belum menunjukan
adanya kawasan peruntukan peningkatan pelayanan fasilitas kesehatan yang
memenuhi standar pelayanan. Namun secara tidak langsung tersirat dalam pasal 6
ayat (5) huruf a.
Maka sudah seharusnya layanan kesehatan yang diselenggarakan Dinas
Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan dan Jaringannya memperhatikan
peningkatan fungsi kawasan, utamanya pada pemukiman penduduk (pasal 6 ayat
(5) huruf a) dimana layanan kesehatan tersebut dibutuhkan. Dalam rangka
pengembangan layanan kesehatan yang berkualitas, perlu dipertimbangkan
beberapa faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat yaitu :
1. Kondisi lingkungan, baik fisik maupun social
2. Perilaku masyarakat, meliputi kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan,
pendidikan, sosial ekonomi, perilaku lain
3. Pelayanan kesehatan, meliputi ketersediaan dan kualitas
4. Keturunan, meliputi faktor yang sudah ada pada individu-individu di
masyarakat yang dibawa sejak lahir dan menurun.
Berdasarkan pada Draft Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah
dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, maka telaahan terkait permasalahan
pelayanan kesehatan di Kabupaten Konawe Kepulauan beserta faktor penghambat
dan faktor pendorong dapat dilihat pada tabel berikut :

68
Tabel 3.8
Permasalahan Pelayanan SKPD Kab. Konkep Berdasarkan RTRW dan KLHS
beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

Hasil KLHS dan Permasalahan Sebagai Faktor


No RTRW dengan
Tupoksi Dinas Pelayanan SKPD Penghambat Pendorong
1 Pemenuhan sarana Adanya gedung Belum adanya Adanya kebijakan
prasarana untuk pelayanan juknis tentang pusat terkait
pembangunan kesehatan dasar pembangunan pembangunan
gedung yang belum sesuai berwawasan berwawasan
pelayanan standar lingkungan lingkungan
kesehatan dasar
dan rujukan
2 Pemenuhan sarana Kurangnya inovasi Kurangnya Dukungan dan
prasarana pelayanan kesadaran kerjasama lintas
pelayanan kesehatan yang masyarakat sektor dan lintas
kesehatan pada berhubungan untuk ber program berjalan
kawasan resiko dengan resiko Perilaku Hidup dengan baik
bencana misal bencana Bersih dan Sehat
banjir, kebakaran
3 Peningkatan sarana Tidak semua sarana Kurangnya Komitmen yang
Instalasi pelayanan kesehatan kompetensi tinggi untuk
Pengolahan Air mempunyai sarana sumber meningkatkan mutu
Limbah (IPAL) pembuanagan air daya upaya kesehatan
limbah tenaga

4 Peningkatan sarana Masih adanya Kurangnya Tersedianya dukungan


air bersih dan perilaku kesadaran Anggaran
jamban keluarga masyarakat yang masyarakat
Buang Air Besar untuk ber
Sembarangan Perilaku Hidup
(BABS) Bersih dan Sehat
5 Pemantauan dan Masih adanya kasus Kurangnya Komitmen yang
pengamatan penyakit berbasis kesadaran tinggi untuk
terhadap lingkungan yang masyarakat meningkatkan mutu
perkembangan berkaitan dengan untuk upaya kesehatan
penyakit iklim/cuaca misal : ber Perilaku
berbasis lingkungan Diare, DBD, ISPA dll Hidup Bersih dan
yang Sehat
berkaitan dengan
iklim/cuaca

3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis


Tujuan utama dari penentuan isu-isu strategis adalah untuk
mengidentifikasi dan menetapkan isu yang tepat dan bersifat strategis. Dengan
demikian, maka diharapkan meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan,
dapat dilaksanakan, dan secara moral dan etika birokratis dapat
dipertanggungjawabkan. Isu strategis pada dokumen Reviuw Renstra ini adalah
segala kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam

69
perencanaan pembangunan kesehatan yang berdampak signifikan pada entitas
daerah selama 5 (lima) tahun kedepan.
Maka hasil analisis perkembangan dan masalah kesehatan selanjutnya
dipadukan dengan batasan tugas dan peran Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe
Kepulauan serta dengan memperhatikan perkembangan dan tantangan yang ada
saat ini. Maka Berdasarkan uraian dan analisis terhadap materi dan substansi
RPJMN Tahun 2015-2019 dan RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggra Tahun 2013-
2018, khususnya terkait dengan permasalahan dan isu-isu strategis, baik dalam
skala daerah, nasional maupun skala internasional sebagaimana dikemukakan di
atas, maka isu-isu strategis pembangunan Kesehatan di Kabupaten Konawe
Kepulauan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Kesehatan merupakan aspek pelayanan dasar dan menjadi indikator utama
untuk menilai maju mundurnya suatu daerah. Dalam skala internasional
maupun nasional, Kesehatan sudah lazim digunakan sebagai ukuran kemajuan
pembangunan suatu negara, diantaranya adalah Human Development Index
(HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Millenium Development
Goal's (MDG's) atau Sustainable Development Goals (SDG). Karena itu, isu pada
urusan Kesehatan ini antara lain akan diarahkan untuk menaikkan posisi IPM
Kabupaten Konawe Kepulauan dari peringkat 17 dari 17 kabupaten/kota
menjadi peringkat 10 besar di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2021.
2. Upaya peningkatan kualitas pelayanan Kesehatan dipengaruhi oleh promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakatat melalui peningkatan persentase
rumah tinggal bersanitasi (10,35% tahun 2015), dan persentase rumah
pengguna air bersih (23,38% tahun 2014).
3. Sedangkanupaya kesehatan perorangan yakni pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular melalui peningkatan kasus penanganan
wabah penyakit menular, pengembangan sumber daya kesehatan, obat dan
perbekalan kesehatan melalui penyediaan jenis obat dan perbekalan
kesehatan berdasarkan kebutuhan, Kemitraan peningkatan pelayanan
kesehatan melalui peningkatan akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin,
peningkatan pelayanan kesehatan Dasar, perbaikan gizi masyarakat melalui
peningkatan penanganan kasus prevalensi bayi gizi kurang, keselamatan ibu
melahirkan dan anak Keluarga Berencana melalui menurunya Angka Kematian
Ibu dan Angka Kematian Balita, meningkatnya persentase persalinan yang
70
ditolong oleh tenaga kesehatan, persentase cakupan desa/kelurahan Universal
Child Immunization), persentase cakupan kunjungan Ibu hamil K4 dan
Persentase cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24
bulan, serta pengadaan, dan peningkatan sarana dan prasarana Puskesmas
dan Jaringannya.

71
4.1. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan
4.1.1. Visi
Visi merupakan gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang
ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang. Visi Dinas
Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan 2016 -2021 mengacu pada Visi Misi
Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Konawe Kepulauan yang tertuang dalam
RPJMD Kabupaten Konawe Kepulauan 2016-2021, Renstra Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara dan Renstra Kementrian Kesehatan.
Karena itu Dinas Kesehatan yang mempunyai tugas dan fungsi dalam
pembangunan kesehatan di Kab. Konawe Kepulauan menetapkan Visi Dinas
Kesehatan 2016-2021 yang mengacu pada Visi Bupati dan Wakil Bupati Kab.
Konawe Kepulauan yang tertuang dalam RPJMD 2016-2021 yakni sebagai berikut :

“Terwujudnya Tata Peradaban Masyarakat Wawonii Yang Bebas


Dari Belenggu Keterbelakangan Sosial-Ekonomi dan Sosial Budaya
pada Tahun 2021”

Walaupun dalam Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 telah diatur bahwa Visi
Dinas Kesehatan wajib mengacu pada Visi Bupati dan Wakil Bupati sebagaimana
pada Visi diatas, akan tetapi untuk lebih memudahkan dalam pelaksanaan, maka
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan merumuskan Visi Operasional dari
Visi Bupati dan Wakil Bupati diatas, yaitu :

“MASYARAKAT WAWONII BERDAYA UNTUK MANDIRI HIDUP SEHAT


TAHUN 2021”

Visi ini dimaksudkan bila masyarakat Wawonii di Kabupaten Konawe


Kepulauan bebas dari ketidak berdayaan akibat belenggu keterbelakangan dibidang
kesehatan karena kurangnya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang
berkualitas serta kurangnya kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku
hidup bersih dan sehat dan rendahnya partisipasi masyarakat dalam

72
penyelenggaraan upaya kesehatan, maka diharapkan masyarakat wawonii akan
mampu dan berdaya secara mandiri untuk mengakses sarana pelayanan kesehatan
yang berkualitas serta mampu dan berdaya mengatasi masalah kesehatan mereka
sendiri.

4.1.2. Pokok-Pokok Visi dan Penjelasan Visi


Berdasarkan pada visi operasional Dinas Kesehatan Kabupaten Kabupaten
Konawe Kepulauan Tahun 2016-2021, maka pokok-pokok visi dapat dijelasan
sebagai berikut :

Tabel 4.1
Pokok-Pokok Visi dan Penjelasan Visi Dinas Kesehatan Tahun 2016-2021
Visi Dinkes Pokok-Pokok Visi Penjelasan Visi

“MASYARAKAT Masyarakat Wawonii Adalah semua penduduk yang mendiami


WAWONII pulau Wawonii yang secara keseluruhan
BERDAYA UNTUK merupakan wilayah Kabupaten
MANDIRI HIDUP Konawe Kepuluan;
SEHAT 2021”
Berdaya Kabupaten Konawe Kepulauan memiliki
kekuatan dan kemampuan akan :
a. Ketersediaan sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
yang berkualitas dan terakreditasi;
b. Ketersediaan tenaga kesehatan dalam
jumlah dan jenis yang berkualitas dan
terakreditasi;
c. Kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat Wawonii untuk menjaga,
memelihara serta meningkatkan status
kesehatan secara pribadi , keluarga dan
kelompok.
Mandiri Kabupaten Konawe kepulauan telah
memiliki sarana pelayanan dan tenaga
kesehatan yang berkualitas untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat Wawonii
dalam pelayanan kesehatan yang
berkualitas, serta masyarakat wawonii
sadar dan mau ikut serta berpartisipasi
secara aktif dalam mengatasi masalah
kesehatannya sendiri baik secara
perorangan, keluarga dan kelompok

73
Hidup Sehat Suatu keadaan masyarakat Wawonii yang
senantiasa memperhatikan keadaan badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup
produktif secara sosial dan ekonomi agar
mampu bersaing baik tataran lokal, nasional,
regional dan global.
Perilaku yang dimaksud adalah :
Perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran, kemauan dan kemampuan
sendiri untuk upaya pencegahan,
pengobatan, pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan. secara perorangan, keluarga dan
kelompok masyarakat sehingga selalu
berada dalam kondisi tubuh, jiwa dan sosial
yang memungkinkan mereka hdup
produktif secara sosial dan ekonomi

Berdasarkan Pokok visi dan penjelasan visi diatas, maka visi Dinas Kesehatan Kabupaten
Konawe Kepulauan dapat diartikan sebagai upaya untuk: Membebaskan masyarakat Wawonii
dari ketidakberdayaan akibat belenggu keterbelakangan di bidang pembangunan kesehatan,
agar menjadi berdaya untuk dapat mengakses sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang
berkualitas serta sadar, mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat dan ikut serta
berpartisipasi secara aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan

4.1.3. Perumusan Misi


Misi merupakan rumusan mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi. Upaya untuk mewujudkan Visi Dinas Kesehatan yang
mengikuti Visi Bupati dan Wakil Bupati Konawe Kepulauan ini melalui 5 (lima) Misi
yaitu :
1. Membuka isolasi keterbelakangan dan ketertinggalan pada kawasan
perdesaan/pedalaman diseluruh lingkaran pulau Wawonii dengan penyediaan
infrastruktur dasar dibidang ekonomi, prasarana wilayah, pendidikan dan
kesehatan.
2. Membangun satelit pemerintahan dan ekonomi pada kawasan ibu kota
Kabupaten Konawe Kepulauan.
3. Mendorong optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya alam secara ramah
lingkungan dan berkelanjutan untuk didedikasikan bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat Konawe Kepulauan.
4. Mendorong gerakan sosial dan kebudayaan kearah terciptanya tata kehidupan
sosial-politik dan perkembangan peradaban masyarakat Wawonii yang mampu
menjawab tantangan trend nasionalisasi ekonomidan tata nilai kehidupan
nasional lainnya dengan tetap mempertahankan nilai-nilai agama dan budaya
luhur masyarakat Wawonii.
5. Mendorong pembangunan kawasan wisata.
74
Untuk memberikan kerangka dalam mencapai Tujuan dan Sasaran yang akan
dicapai, Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan fokus pada rumusan Misi
yang pertama, yaitu : Membuka isolasi keterbelakangan dan ketertinggalan pada
kawasan perdesaan/pedalaman di seluruh lingkaran pulau Wawonii dengan
penyediaan infrastruktur dasar di bidang ekonomi, prasarana wilayah, pendidikan
dan kesehatan.

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe
Kepulauan

4.2.1. Perumusan Tujuan


Pada Dokumen RPJMD Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2016-2021
disebutkan bahwa untuk mencapai Visi “Terwujudnya Tata Peradaban Masyarakat
Wawonii Yang Bebas Dari Belenggu Keterbelakangan Sosial-Ekonomi dan Sosial
Budaya pada tahun 2021” adalah dengan Membuka isolasi keterbelakangan dan
ketertinggalan pada kawasan perdesaan/pedalaman di seluruh lingkar Pulau
Wawonii, dengan penyediaan infrastruktur dasar di bidang ekonomi, prasarana
wilayah, pendidikan dan kesehatan (Misi 1 Bupati).
Untuk mencapai misi tersebut, Bupati menetapkan beberapa tujuan dan
sasaran yang akan dicapai dan salah salah tujuan yang akan dicapai adalah
Terbukanya ketertinggalan infrastruktur dasar dan ketertinggalan kualitas sosial
budaya dan ekonomi masyarakat dengan sasaran yang akan dicapai adalah
Terbukanya keterisolasian dan akses pemenuhan kebutuhan dasar, yang diukur
dengan indikator sasaran Indeks Pembangunan Manusia, Indikator Sasaran ini
dipilih untuk mengukur kesenjangan pembangunan manusia yang terjadi di
Kabupaten Konawe Kepulauan.
Berdasarkan sasaran RPJMD diatas maka Dinas Kesehatan telah
merumuskan tujuan pembangunan Kesehatan di Kab. Konawe Kepulauan dalam
mewujudkan misi pertama adalah : Terbukanya keterisolasian dan akses
pemenuhan kebutuhan dasar di Bidang Kesehatan.

4.2.2. Perumusan Sasaran


Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan dan
menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai, diformulasikan secara terukur,
spesifik, mudah dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan secara
75
operasional. Maka dalam mewujudkan tujuan “Terbukanya keterisolasian dan
akses pemenuhan kebutuhan dasar di Bidang Kesehatan” ditetapkanlah :

Sasaran :
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat dan Manajemen Sumber
Daya Manusia pada Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan

Idikator sasaran :
1. Angka Kematian Ibu (AKI);
2. Angka Kematian Bayi (AKB);
3. Cakupan Desa/Kel dengan Universal Child Immunization (UCI);
4. Persentase Masyarakat yang mempunyai jaminan kesehatan (Universal Health
Coverage);
5. Prevalensi Stunting pada Balita.

Berdasarkan sasaran diatas maka Dinas Kesehatan telah merumuskan


tujuan, sasaran, indikator dan target kinerja pembangunan Kesehatan di
Kabupaten Konawe Kepulauan tahun 2016-2021 seperti pada tabel berikut :

76
Tabel 4.2
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2016-2021
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE- RUJUKAN
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021 TARGET
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1. Terbukanya Meningkatknya  Angka Kematian Ibu (AKI) 160 150 140 130 120 100 SDG’s
keterisolasian Kualitas Pelayanan 2015-2030
dan akses Kesehatan
Masyarakat dan  Angka Kematian Bayi (AKB) 25 24 23 22 21 19 SDG’s
pemenuhan 2015-2030
Manajemen SDM
kebutuhan
Dinas Kesehatan
dasar di Bidang  Cakupan Desa/Kel dengan 80 85 89 92 95 97 Permenkes
Kesehatan Universal Child 741
Immunization (UCI)
 Persentase Masyarakat 75 85 90 95 100 100 --
yang mempunyai jaminan
kesehatan (Universal
Health Coverage)
 Prevalensi Stunting pada 30 30 29 28 26 25 Renstra
Balita Kemenkes
4.3. Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan
Berdasarkan hasil analisis maka untuk mewujudkan tercapainya tujuan dan
sasaran dalam pembangunan kesehaan dalam mendukung pencapaian visi dan misi
Kabupaten Konawe Kepulauan serta visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten
Konawe Kepulauan.
Berikut ini dijabarkan kebijakan dan arah strategi Dinas Kesehatan Kabupaten
Konawe Kepulauan :

78
Tabel 4.3
Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Dinas Kesehatan Kab. Konawe Kepulauan
VISI : TERWUJUDNYA TATA PERADABAN MASYARAKAT WAWONII YANG BEBAS DARI BELENGGU KETERBELAKANGAN SOSIAL-
EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA PADA 2021
MISI 1 : MEMBUKA ISOLASI KETERBELAKANGAN DAN KETERTINGGALAN PADA KAWASAN PERDESAAN/PEDALAMAN DISELURUH
LINGKARAN PULAU WAWONII DENGAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR DASAR DIBIDANG EKONOMI, PRASARANA WILAYAH,
PENDIDIKAN DAN KESEHATAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI YANG DITEMPUH KEBIJAKAN YANG DIAMBIL
1. Terbukanya 1. Meningkatkan akses pelayanan 1) Perencanaan dan pengadaan obat
Meningkatknya Kualitas
keterisolasian dan kesehatan bagi penduduk dan perbekalan kesehatan berbasis
Pelayanan Kesehatan
akses pemenuhan 2. Menjamin ketersediaan dan kebutuhan
Masyarakat dan Manajemen
kebutuhan dasar di pendistribusian obat dan 2) Meningkatkan kualitas hidup
SDM Dinas Kesehatan
perbekalan kesehatan di sarana golongan lansia
Bidang Kesehatan
kesehatan sesuai kebutuhan 3) Menyediakan pembiayaan untuk
pelayanan kesehatan di Puskesmas
4) Melaksanakan upaya pelayanan
kesehatan pada daerah sulit/rawan
bencana
Meningkatkan pelayanan kesehatan 1) Pelaksanaan deteksi dini kelainan
bagi ibu dan anak sesuai standar kehamilan
pelayanan 2) Pemberian imunisasi bayi dan
balita
Meningkatkan cakupan pelayanan 1) Pemberian makanan tambahan
gizi terutama pada ibu dan balita (PMT) bagi balita kurang gizi dan
MP-ASI
2) Pendampingan dan pemantauan
status gizi bumil/busui, bayi dan
balita
3) Pemberian makanan tambahan dan
suplemen bagi ibu hamil
4) Pendampingan ibu dan anak pada
1000 hari pertama kelahiran

79
TUJUAN SASARAN STRATEGI YANG DITEMPUH KEBIJAKAN YANG DIAMBIL
1) Meningkatkan respon petugas 1) Terus meningkatkan kegiatan
kesehatan terhadap KLB, bencana, upaya promotif dan preventif
masalah kesehatan dan berita
yang meresahkan masyarakat
2) Penguatan manajemen bencana
dan surveilans epidemiologi
3) Meningkatkan tata laksana
penyakit menular dan Penyakit
tidak menular disemua jenjang
pelayanan kesehatan
1) Mencukupi kebutuhan sarana dan 1) Perencanaan dan pengadaan sarana
prasarana puskesmas sesuai dan prasarana berdasarkan standar
standar sarana dan prasarana dan dan perkembangan ilmu kesehatan
perkembangan ilmu kesehatan 2) Peningkatan saran prasarana
kesehatan melalui sistem infomasi
kesehatan
3) Pemenuhan operasional pelayanan
kesehatan

2) Meningkatkan kinerja pelayanan 1) Pelaksanaan akreditasi puskesmas


puskesmas/pustu sesuai standar dan pemantauan implementasinya
untuk keselamatan pasien secara berkala
2) Peningkatan mutu SDM kesehatan
melalui sertifikasi dan akreditasi
3) Pengembangan manajemen serta
pelayanan kesehatan rujukan,
medik, administrasi, dan
keperawatan disarana kesehatan

80
TUJUAN SASARAN STRATEGI YANG DITEMPUH KEBIJAKAN YANG DIAMBIL
Meningkatan efektivitas dan kinerja 1) Optimalisasi penyelenggaraan
melalui tata kelola administrasi dan ketatalaksanaan administrasi
penyediaan sarana prasarana untuk perkantoran
mendukung pelayanan public 2) Pemenuhan sarana prasarana
perkantoran sesuai kebutuhan dalam
rangka peningakatan pelayanan publik
Melakukan evaluasi kecukupan dan Komitmen untuk meningkatkan
pemanfaatan dana untuk kesehatan pembiayaan kesehatan dari berbagai
sumber pendanaan yang resmi
1. Meningkatkan kerjasama lintas Terus menerus menggalakkan
sektor, pembentukan jejaring kerjasama lintas sektor, pembentukan
termasuk meningkatkan peran jejaring termasuk meningkatkan peran
pokja sanitasi dan tim pembina pokja sanitasi dan tim pembina teknis
teknis kabupaten sehat kabupaten sehat
2. Meningkatkan kegiatan
pemberdayaan masyarakat
dengan metode pemicuan STBM
Mendorong pola hidup bersih dan 1) Pemantauan kebesihan dan
sehat di masyarakat melalui upaya kesehatan makanan minuman di
promotif dan preventif masyarakat
2) Promosi hidup sehat di masyarakat,
3) Pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular dan penyakit
tidak menular
4) Penyediaan pelayanan kesehatan
khusus
Meningkatkan jumlah Sumber Daya Pemenuhan SDM Kesehatan sesuai
Manusia Kesehatan dengan kebutuhan
Meningkatkan kualitas Sumber Peningkatan mutu SDM Kesehatan
Daya Manusia Kesehatan melalui sertifikasi, akreditasi dan
pendidikan pelatihan

81
Kebijakan SKPD adalah sebuah keputusan dari Kepala Dinas berdasarkan
suatu kondisi baik mengacu pada kebijakan Pusat/Provinsi maupun melihat situasi
yang ada untuk mencapai tujuan dan sasaran. Berdasarkan Tabel 4.3 diatas, Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan telah merumuskan beberapa arah
kebijakan prioritas pembangunan kesehatan selama lima tahun ke depan di
Kabupaten Konawe Kepulauan antara lain :
1) Puskesmas yang terakreditasi
2) Puskesmas yang ber Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
3) Pelayanan Puskesmas dan jaringannya yang mudah, ramah dan berbasis jaringan
online
4) Fasilitas kesehatan yang sesuai standart, bersih dan nyaman
5) Terus berupaya mengusulkan rekrutmen tenaga kesehatan dan meningkaykan
kompetensi tenaga kesehatan
6) Meningkatkan pemenuhan sarana dan prasarana serta alat kesehatan di
Puskesmas dan jaringannya
7) Terus meningkatkan kegiatan upaya promotif dan preventif

4.4. Motto
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sehari-harinya, Aparatur Sipil
Negara lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten memiliki Motto yang menjadi landasan
dalam mewujudkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan Dinas Kesehatan yang
telah dirumuskan berdasarkan Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Konawe
Kepulauan yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2016-
2021.
Adapun Motto yang dimaksud dapat kami uraikan pada penjelasan Motto
dibawah ini :

: VISI
“MASYARAKAT WAWONII BERDAYA UNTUK MANDIRI HIDUP SEHAT”

MOTTO

“TATA KEPUASAN”
82
Kalimat TATA diartikan sebagai :

T TERTIB DAN
DISIPLIN DALAM
 Setiap Aparatur Sipil Negara dalam lingkup Dinas Kesehatan dan
Jaringannya harus memiliki kapasitas dan kemampuan untuk
melaksanakan Tupoksi yang dipercayakan kepadanya;
PENGABDIAN  Setiap Apartur Sipil Negara dalam lingkup Dinas Kesehatan dan
Jaringannya wajib bekerja secara tertib berdasarkan mekanisme
kerja yang jelas sebagaimana diatur dalam struktur organsasi dan
SOP;
 Setiap Apartur Sipil Negara dalam lingkup Dinas Kesehatan dan
Jaringannya wajib menyusun laporan kinerja berdasarkan tugas
pokok dan fungsinya dan dilaporkan secara berjenjang, tepat
waktu, tepat sasaran dan tepat tujuan;
 Setiap Apartur Sipil Negara dalam lingkup Dinas Kesehatan dan
Jaringannya harus taat pada peraturan Disiplin Kepegawaian dan
peraturan lain yang berhubungan dengan disiplin kepegawaian;
 Setiap Aparatur Sipil Negara dalam lingkup Dinas kesehatan dan
jaringannya wajib mendapat penghargaan dan pengakuan atas
prestasi kinerja;
 Setiap Apartur Sipil Negara dalam lingkup Dinas Kesehatan dan
Jaringannya akan diberikan sanksi atas pelanggaran sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

AKURAT DAN  Menjamin ketersediaan informasi yang akurat dan terpercaya


A TERPERCAYA dengan Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten (SIK) dan Sistem
Infomasi Kesehatan Puskesmas (SIP) melalui pembentukan tim
DALAM INFORMASI kerja SIK/SIP terpadu yang bertanggungjawab untuk
mengumpulkan data, menverifikasi data, mengolah data,
menganalisis data, serta menyajikan data;
 Menjamin ketersediaan data dan informasi yang ter-update;
 Menjamin akses masyarakat terhadap informasi kesehatan yang
akurat dan terpercaya

TEPAT DAN CEPAT  Masalah Kesehatan cukup kompleks dan rumit mengikuti daur
T DALAM hidup kehidupan manusia mulai dari dalam kandungan sampai
usia lanjut dan sumber penyebabnya ada pada semua sector,
MENGATASI aktifitas pembangunan dan aktifitas manusia yang tidak
MASALAH berwawasan kesehatan. Karena itu upaya preventif dan upaya
KESEHATAN promoting menjadi sangat prioritas untuk mencegah dan
memberikan perlindungan dan jaminan kesehatan terhadap
seluruh penduduk;
 Disadari bahwa ada keterbatasan baik tenaga, teknologi dan biaya
sehingga perlu ketepatan dalam menentukan prioritas
permasalahan yang memiliki daya ungkit terhadap penurunan
angka kesakitan dan kematian serta peningkatan status kesehatan
pribadi, keluarga dan masyarakat , yang ditetapkan melalui proses
perencanaan dan penganggaran secara terpadu dan berkelanjutan;
 Pengambilan keputusan untuk mengatasi masalah secara cepat
dalam rangka mengantisipasi timbulnya KLB dan Wabah,
mencegah timbulnya kematian dan kecacatan pada kelompok
rawan, serta untuk memutuskan mata rantai penularan secara
cepat.

AKUNTABILITAS  Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik


A DALAM maka semua upaya kesehatan yang telah direncanakan harus dapat
dilaksanakan dengan baik untuk mencapai tujuan yang telah
PENYELENGGARAN ditetapkan serta dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
peraturan dan Perundang- Undangan yang berlaku.

83
Adapun penggalan kata KEPUASAN diartikan sebagai :

K KEPERCAYAAN  Masyarakat percaya terhadap pelayanan kesehatan


di fasilitas pelayanan

E EFEKTIF DAN
EFISIEN
 Tujuan harus tercapai dengan dukungan
pembiayaan yang rasional

p PELAYANAN CEPAT  Selalu bertindak cepat untuk melayani masyarakat

U UNGGUL  Mencapai hasil Kinerja maksimal dan terbaik

A AKSESIBILITAS  Pelayanan Kesehatan Menjangkau seluruh


masyarakat

S SANTUN  Menunjukan perilaku santun dalam pelayanan

A AMAN  Menjamin keamanan setiap tindakan pelayanan

N NYAMAN  Menciptakan kondisi lingkungan kerja yang nyaman

84
Berdasarkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran pembangunan Kabupaten Konawe
Kepulauan pada RPJMD tahun 2016-2021 disusunlah rencana strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten Konawe Kepulauan yang menjadi pedoman pelaksanaan pembangunan lima
tahun kedepan. Pedoman tersebut adalah indikator-indikator kinerja yang merupakan
ukuran keberhasilan kinerja dari program dan kegiatan, dilengkapi pendanaan indikatif
yang dibutuhkan untuk mencapai target-target indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Penentuan program dan kegiatan memperhatikan RPJMD Kabupaten Konawe
Kepulauan tahun 2016-2021, Prioritas Pembangunan Kesehatan Nasional yang
tercantum pada Renstra Kementerian Kesehatan RI dan dan Prioritas Pembangunan
Kesehatan Provinsi yang tercantum pada Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara, selain itu memperhatikan isu strategis dan potensi masalah bidang kesehatan
yang menonjol terjadi di Kabupaten Konawe Kepulauan dalam kurun waktu 5 tahun
kedepan. Program dan kegiatan yang disusun juga memperhatikan Rencana Tata Ruang
Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, serta peningkatan pelayanan fasilitas
kesehatan yang memenuhi standar pelayanan.
Pada bab ini juga dibahas mengenai rencana program prioritas dan kebutuhan
pendanaannya, yang meliputi tahun 2016 sebagai masa peralihan dan keberlanjutan
program pada tahun 2017-2021. Perumusan rencana program prioritas dan kebutuhan
pendanaan pada tahun 2016 mengacu pada RKPD Tahun 2016. Perbedaan perumusan
program dan kegiatan yang mengacu RKPD Tahun 2016 dengan perumusan Program
Tahun 2017-2019 terjadi karena perumusan program dalam tahun 2016 belum
menerapkan ketentuan tahapan penyusunan program dalam RPJMD, terutama belum
mengacu pada upaya pencapaian visi misi Bupati dan wakil Bupati terpilih Tahun 2016-
2021. Selain itu, adanya perbedaan perumusan program juga dipengaruhi oleh
perubahan kewenangan pemerintah daerah sesuai Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
Sesuai dengan latar belakang kondisi yang disebutkan di atas, maka perumusan
program Tahun 2017-2021 sebagian merupakan kelanjutan, pengembangan,
penggabungan, perbaikan maupun perumusan program baru/inovasi dari program
85
tahun 2016. Program akan dilanjutkan jika masih relevan dengan permasalahan
pembangunan atau isu strategis yang berkembang, dan arahan program prioritas
nasional/provinsi maupun masih relevan terhadap pencapaian visi misi waliKabupaten
dan wakil waliKabupaten. Hubungan antara program tahun 2016 dengan program
tahun 2017 – 2021 dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 5.1
Hubungan Program 2016 dengan Program Tahun 2017-2021
PROGRAM PROGRAM
HUBUNGAN KETERANGAN
2016 2017 -2021
Program Ditiadakan -- Program ini kegiatannya
Peningkatan tumpang tindih dengan Program
Promosi dan Promosi Kesehatan dan
Kerjasama pemberdayaan masyarakat
Program obat Berlanjut Program obat dan Program ini masih relevan dan
dan perbekalan perbekalan sangat prioritas dalam pelayanan
kesehatan kesehatan kesehatan masyarakat
Program Upaya Berlanjut Program Upaya Program ini masih relevan
Kesehatan Kesehatan untuk mewujudkan
Masyarakat Masyarakat pembangunan manusia yang
berkualitas, salah satunya
melalui upaya menjamin
kesehatan masyarakat
Program Berlanjut Program Program ini masih relevan untuk
Pengembangan Pengembangan Obat mendukung keandirian
Obat asli asli Indonesia masyarakat untuk hidup sehat
Indonesia
Program Berlanjut Program Promosi Program ini masih relevan untuk
Promosi Kesehatan dan mendukung keandirian
Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat
pemberdayaan masyarakat
masyarakat
Program Berlanjut Program Perbaikan Program ini masih relevan untuk
Perbaikan Gizi Gizi Masyarakat mendukung Upaya
Masyarakat Penanggulangan masalah gizi
masyarakat
Program Berlanjut Program Program ini masih relevan untuk
pengembangan pengembangan mendukung akses terhadap
lingkungan lingkungan sehat lingkungan sehat yang
sehat berkualitas

86
PROGRAM PROGRAM
HUBUNGAN KETERANGAN
2016 2017 -2021
Program Berlanjut Program Program ini masih relevan untuk
Pencegahan dan Pencegahan dan mendukung upaya pengendalian
penanggulangan penanggulangan masalah kesehatan yg disebabkan
penyakit penyakit menular oleh penyakit menular, penyakit
menular tidak menular dan akibat bencana
Program Berlanjut Program Program ini masih relevan untuk
standarisasi standarisasi mendukung kualitas pelayanan
pelayanan pelayanan kesehatan masyarakat
kesehatan kesehatan
Program Berlanjut Program Program ini masih relevan untuk
pengadaan, pengadaan, mendukung kualitas sarana,
peningkatan peningkatan sarana prasarana serta tata kelola
sarana dan dan prasarana layanan kesehatan
prasarana Puskesmas/Pustu
Puskesmas/ dan jaringannya
Pustu dan
jaringannya
Program Berlanjut Program Program ini kegiatannya tumpang
pengadaan, tahun 2017, pengadaan, tindih dengan Program RSUD
peningkatan 2018 dan peningkatan sarana
sarana dan ditiadakan dan prasarana
prasarana tahun 2019- RS/RSJ/RS Paru/RS
RS/RSJ/RS 2021 Mata
Paru/RS Mata
Program Berlanjut Program Program ini masih relevan untuk
peningkatan peningkatan mendukung kualitas pelayanan
pelayanan pelayanan kesehatan masyarakat
kesehatan kesehatan Lansia
Lansia
Program Berlanjut Program Program ini masih relevan untuk
pengawasan pengawasan dan mendukung upaya pengendalian
dan pengendalian masalah kesehatan masyarakat
pengendalian kesehatan makanan
kesehatan
makanan
Program Berlanjut Program Program ini masih relevan untuk
peningkatan peningkatan mendukung kualitas pelayanan
keselamatan ibu keselamatan ibu kesehatan masyarakat
melahirkan dan melahirkan dan
anak anak
Program Berlanjut Program pelayanan Program ini masih relevan untuk
pelayanan kesehatan Jaminan mendukung pelaksanaan
kesehatan JKN Kesehatan Nasional pembiayaan kesehatan

87
PROGRAM PROGRAM
HUBUNGAN KETERANGAN
2016 2017 -2021
Program Program baru untuk mendukung
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
pelayanan masyarakat sesuai dengan visi,
kesehatan anak misi, tujuan, dan sasaran RPJMD
balita tahun 2016-2017
Program Program baru untuk mendukung
pengembangan data visi, misi, tujuan, dan sasaran
dan informasi RPJMD tahun 2016-2017
kesehatan
Program Bantuan Program baru untuk mendukung
Pelayanan visi, misi, tujuan, dan sasaran
Kesehatan (BPK- RPJMD tahun 2016-2017
BOK)
Program akreditasi Program baru untuk mendukung
Puskesmas visi, misi, tujuan, dan sasaran
RPJMD tahun 2016-2017
Program Jaminan Program baru untuk mendukung
Persalinan visi, misi, tujuan, dan sasaran
(Jampersal) RPJMD tahun 2016-2017
Program Program baru yang dibuat untuk
pencegahan dan mendukung RKP 2018 dan visi,
penanggulangan misi, tujuan, dan sasaran RPJMD
Penyakit Tidak tahun 2016-2017
Menular (PTM)

Program-program baik pada tahun 2016 maupun tahun 2017-2021 merupakan


program prioritas yang menjadi urusan wajib bidang kesehatan sesuai dengan
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 yang memiliki indikator kinerja dan target capaian
kinerja serta dilengkapi dengan kerangka pendanaan indikatif ditentukan dengan
mempertimbangkan prioritas program dan kegiatan terutama yang mendukung
pencapaian visi, misi, tujuan serta sasaran pembangunan kesehatan Kabupaten Konawe
Kepulauan. Berikut tabel tentang program, kegiatan, indikator kinerja dan pendanaan
indikatif :

88
Tabel 5.2
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja dan Pendanaan Indikatif
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2016-2021
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Kinerja
Bidang Urusan Kondisi
pada akhir
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kinerja
Awal periode RPJMD SKPD P.
Kode Program / Kegiatan Program (outcome) Tahun-1 2016 Tahun-2 2017 Tahun-3 2018 Tahun-4 2019 Tahun-5 2020 2021
RPJMD Jawab
Prioritas / Kegiatan (output) (Tahun
Pembangunan 0) Target Rp. (juta) Target Rp (Juta) Target Rp (Juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta) Target Rp (juta)

1 02 01 15 Program Obat dan Persentase 10 20 12,555.43 45 2,095.00 75 4,088.00 90 5,505.00 100 5,505.00 100 5,505.00 Dinkes
Perbekalan ketersediaan jenis
Kesehatan obat, dan
perbekalan
kesehata
01 Pengadaaan Obat dan Jumlah jenis obat dan 190 4.000 121 2.013 123 4.028 125 3.200 125 3.000 125 3.000
Perbekalan Kesehatan perbekalan kesehatan
yang diadakan
02 Peningkatan Frek kegiatan 0 0 10,5 3 21 2 19,5 2 19,5 2 25,71 9 25,71
pemerataan obat dan pendistribusian
perbekalan pemerataan obat dan
Kesehatan perbekalan kes. ke
Puskesmas
04 Peningkatan mutu Frek kegiatan 2 17,75 1 20 1 20 1 20 1 25,71 6 25,71
pelayanan farmasi pertemuan pelayanan
komunitas farmasi komunitas
dan rumah sakit dan rumah sakit
05 Peningkatan Mutu Frek kegiatan 2 0 1 25 2 30 2 35 2 25,71 9 25,71
Penggunaan Obat dan pertemuan
Perbekalan Kesehatan pembahasan mutu
penggunaan obat dan
perbekalan kes.
06 Monitoring, evaluasi Jumlah hasil Monev 14 22 14 16 14 7,5 14 10 14 15 70 15
dan pelaporan dan pelaporan yang
termuat dalam
laporan monev
10 Peningkatan sarana Jumlah paket kegiatan 130 6.126,031 20 83,76 70 738,368 80 877,479 0 0 300 0
dan prasarana sarana dan prasarana
perbekalan perbekalan kesehatan
kesehatan yang diadakan
12 Peningkatan Kinerja Frek kegiatan 1 60,300 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pengelola Obat pertemuan
peningkatan kinerja
pengelola obat
13 Peningkatan Frek kegiatan 1 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kapasitas Pengelola pertemuan
Obat Puskesmas peningkatan
kapasitas pengelola
obat puskesmas
Pengawasan dan Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 0 0 7 15 7 15
pengendalian Pengawasan dan
peredaran obat dan pengendalian
kosmetik/bahan peredaran obat dan
kosmetik kosmetik/bahan
kosmetik
1 02 01 16 Program Upaya Persentase Pusk. 63 75 11,737.55 88 8.000.00 88 6.000.00 100 5.000.00 100 5.000.00 100 5.000.00 Dinkes
Kesehatan dengan upaya
Masyarakat kesehatan minimal
01 Pelayanan kesehatan Jumlah masyarakat 2.300 391,8 2.870 462 5.432 1.542 5.500 1.728,324 5.800 1.935,324 5.800 1.935,324
penduduk miskin di miskin mendapatkan
puskesmas bantuan jaminan
jaringannya kesehatan melalui PBI
/ BPJS / Jamkesda
02 Pemeliharaan dan Frek kegiatan 1 18,8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pemulihan kesehatan Pemeliharaan dan
pemulihan kesehatan
08 Pengadaan peralatan Jumlah peralatan dan 5 6.915,6 23 5.997,061 6 1.888,287 5 600 5 388,519 44 388,519
dan perbakalan perbekalan kesehatan
kesehatan termasuk obat
termasuk obat generik esensial
generik esensial
09 Peningkatan Jumlah Nakes dan non 156 2.391,5 163 1.303 156 2.596,2 156 2.775 156 3.351 787 3.351
kesehatan Nakes penerima jasa
masyarakat kesehatan
12 Peningkatan Frek Kegiatan 1 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pelayanan dan Peningkatan
penanggulangan pelayanan dan
masalah kesehatan penanggulangan
masalah kesehatan
15 Monitoring, evaluasi Jumlah hasil Monev 14 11,5 14 15 14 7,5 14 10 14 15 14 15
dan pelaporan dan pelaporan yang
termuat dalam
laporan monev
26 Peningkatan Frek Kegiatan 1 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
kapasitas Puskesmas Peningkatan
tentang manajemen kapasitas Puskesmas
mutu pelayanan tentang manajemen
mutu pelayanan
31 Pembentukan Pos Jumlah Pos UKK yang 3 22,35 0 0 0 0 4 40 4 40 4 40
Upaya Kesehatan dibentuk dan dibina
Kerja
32 Pembentukan Tim Jumlah Tim pembina 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pembina upaya upaya kesehatan
kesehatan sekolah (UKS) tingkat
sekolah (UKS) tingkat Kabupaten
Kabupaten
33 Peningkatan Frek Kegiatan 1 27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pelayanan kesehatan Peningkatan
sekolah pelayanan kesehatan
sekolah
35 Peningkatan Frek kegiatan 0 0 1 25 1 25 0 0 1 25,71 1 25,71
Kapasitas Tenaga Peningkatan
Puskesmas Kapasitas Tenaga
dalam Kesehatan Puskesmas dalam
Perorangan, Kesehatan
Masyarakat dan Perorangan,
Kelompok Masyarakat dan
kelompok
36 Peningkatan Frek Kegiatan 0 0 1 25 1 26,5 1 26,5 0 0 0 0
kapasitas UKS Peningkatan
Sekolah dan kapasitas UKS
Puskesmas dalam Sekolah dan
Pelayanan Kesehatan Puskesmas dalam
Soklah Pelayanan Kesehatan
Melalui UKS Soklah Melalui UKS
37 BIMTEK Tenaga Frek kegiatan 0 0 1 40 1 60 0 0 1 42 1 42
Medis/Paramedis BIMTEK Tenaga
dalam Medis/Paramedis
Penangan Kasus- dalam Penangan
kasus Serta Kasus Kasus-kasus
kegawatdaruratan kegawatdaruratan
38 Pelayanan Kesehatan Frek kegiatan 0 0 1 41 1 62,5 1 105 1 120 1 120
Bergerak pada daerah Pelayanan kesehatan
Rawan bergerak pada daerah
rawan
39 Monitoring, Evaluasi Jumlah hasil Monev 0 0 0 0 0 0 7 12 0 0 0 0
dan Pelaporan dan pelaporan
Kesehatan Kerja dan program Kesjaor
Olahraga
Pembinaan Teknis Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 0 0 7 40 7 40
Usaha Kesehatan Binteknis UKS dalam
Sekolah dalam Penerapan Model
Penerapan Model Sekolah Sehat
Sekolah Sehat
1 02 01 18 Program Persentase obat asli 30 50 41.50 55 57.00 60 50.00 65 60.00 70 69.28 70 150.00 Dinkes
Pengembangan daerah yang
Obat Asli Indonesia dimanfaatkan oleh
Masyarakat
04 Pengembangan sistem Frek kegiatan 0 0 2 26,1 2 33 0 0 2 26 2 26
dan layanan informasi Pengembangan sistem
terpadu dan layanan informasi
terpadu
06 Monitoring, evaluasi Jumlah hasil Monev 7 11 7 13,2 0 0 0 0 0 0 0 0
dan pelaporan dan pelaporan
Program Obat Asli
Indonesia
08 Pengembangan Frek kegiatan 1 16,5 2 17,7 1 25 1 0 0 0 0 0
Sistem Obat Pengembangan
Tradisional BATRA
(BATRA)
1 02 01 19 Program Promosi Persentase UKBM 10 20 154.75 40 97.50 60 150.00 80 200.00 100 150.00 100 150.00 Dinkes
Kesehatan dan yang dibina dan
Pemberdayaan aktif
masyarakat
01 Pengembangan media Jumlah dan jenis alat 6 17,5 6 15 6 120,07 6 38,5 6 194,3 6 194,3
promosi dan media promosi/
informasi sadar hidup penyuluhan
sehat kesehatan dan sadar
hidup sehat
02 Penyuluhan Frek Kegiatan 1 21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
masyarakat pola Penyuluhan
hidup sehat masyarakat pola
hidup sehat
05 Monitoring, evaluasi Jumlah hasil Monev 21 11 15 21 15 21 10 21 15 21 15
dan pelaporan dan pelaporan yang
termuat dalam
laporan monev
06 Pembinaan upaya Frek pelaksanaan 2 47 2 16 2 17 2 17 2 37,83 2 37,83
kesehatan bersumber kegiatan Pembinaan
daya masyarakat UKBM
12 Pembentukan dan Jumlah Desa siaga 7 20,75 15 24,5 15 25 20 25 30 18,29 30 18,29
pembinaan desa siaga aktif yang terbentuk
14 Peningkatan Frek kegiatan 1 21,5 1 25 1 25,265 1 75 1 106,2 1 106,2
kapasitas kader Peningkatan
posyandu dalam kapasitas kader
pengelolaan Posyandu Posyandu Desa
15 Publikasi tentang Frek kegiatan 1 16 0 0 1 25,936 0 0 1 25,620 1 25,620
kesehatan melalui Publikasi Kesehatan
kegiatan melalui kegiatan
pameran Pameran
pembangunan Pembangunan
19 Penggalangan Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 0 0 1 15 1 15
komitmen Penggalangan
pelaksanaan germas komitmen
di kecamatan pelaksanaan germas
di kecamatan
20 Pemantapan Advokasi Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 1 20 1 21,58 1 21,58
Kebijakan PHBS advokasi kebijakan
Kecamatan PHBS di kecamatan

22 Pembentukan Saka Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 0 0 1 22,74 1 22,74


Bakti Husada Tingkat Pembentukan Saka
Kab/Kota Bakti Husada Kab.
Konkep
28 Kampaye Gerakan Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 1 76 1 93,92 1 93,92
Masyarakat Untuk Kampanye GERMAS di
Hidup Sehat Kecamatan
(GERMAS)
29 Pertemuan UKBM Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 1 25 1 34,58 1 34,58
Berbasis Masyarakat pertemuan upaya
dalam Pemanfaatan Pemanfaatan Dana
Dana Desa di Desa di Kecamatan
Kecamatan
30 Peningkatan Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 1 26 1 29,42 1 29,42
Kapasitas Kader PHBS Pertemuan
dan PROMKES Peningkatan
kapasitas kader PHBS
dan Promkes
1 02 01 20 Program perbaikan Persentase 20 40 110.00 60 101.50 70 100.00 80 120.00 90 150.00 100 150.00 Dinkes
gizi masyarakat penanganan
masalah gizi masy.
02 Pemberian tambahan Jumlah Bumil KEK 156 31,75 148 41 141 41 130 40 130 50 130 50
makanan dan vitamin dan Balita Kurus yang
mendapatkan PMT
dan vitamin
03 Penanggulangan KEP. Frek kegiatan 14 11,25 14 25 14 25 14 20 14 25 14 25
AGB, GAKY, KVA, dan Penanggulangan KEP,
Kekurangan Zat Gizi AGB, GAKY, KVA, dan
Mikro ainnya kekurangan zat gizi
mikro lainnya
04 Pemberdayaan Frek kegiatan 1 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
masyarakat untuk Pemberdayaan
pencapaian keluarga masyarakat untuk
sadar gizi pencapaian keluarga
sadar gizi
10 Pemantauan status Persentase status gizi 9 8 15 7 25 6 25 5 25 4 30 4 30
gizi anak balita buruk dan status gizi
kurang pada balita
indeks BB/U
11 Monitoring, evaluasi Jumlah hasil Monev 21 11 21 10,5 21 11 21 12 21 15 21 15
dan pelaporan dan pelaporan yang
program gizi termuat dalam
laporan monev
12 Pelatihan tata Jumlah Tenaga Gizi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
laksana gizi buruk Yang Di Latih Tata
Laksana Gizi Buruk
14 Penyediaan Obat Gizi Jumlah dan jenis 0 0 0 0 0 0 1 69,747 0 0 0 0
paket kegiatan
pengadaan Obat Gizi
Sosialisasi Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 0 0 1 30 1 30
Penanggulangan Sosialisasi
Stunting LS/LP Tk. penanggulangan
Kabupaten stunting tk.
Kabupaten
1 02 01 21 Program Jumlah Kawasan - 7 94.75 14 108.20 21 115.00 28 200.00 35 150.00 42 150.00 Dinkes
Pengembangan lingkungan sehat
Lingkungan Sehat
04 Monitoring, evaluasi Jumlah hasil Monev 0 0 18 0 15 15
dan pelaporan dan pelaporan yang
termuat dalam
laporan monev
05 Pemeriksaan dan Persentase rumah 15 55,626 20 35,2 25 25,2 30 25,2 35 27,35 35 27,35
pengawasan kualitas yang memenuhi
kesehatan syarat kesehatan
lingkungan lingkungan
06 Survey sarana Jumlah Sarana 1 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
kesehatan lingkungan Kesehatan Yang Di
Survei
10 Pelatihan Sanitarian Frek kegiatan 0 0 1 35 0 0 0 0 1 35,725 0 35,725
Puskesmas pelatihan sanitarian
Puskesmas yang
dilaksanakan
11 Pemicuan Sanitasi Cakupan jamban 0 0 20 38 25 38 0 0 35 93,030 35 93,030
Total Berbasis sehat masyarakat
Masyarakat
(STBM)
12 Pertemuan Lintas Frek Kegiatan 0 0 0 0 1 35,2 0 0 0 0 0 0
Sektoral Jejaring Pertemuan Lintas
STBM Sektoral Jejaring
STBM
13 Peningkatan Frek Kegiatan 0 0 0 0 1 40,3 1 40 0 0 0 0
Kapasitas Petugas Peningkatan
STBM Kapasitas Petugas
STBM
14 Kampanye sanitasi Frek kegiatan 0 0 0 0 1 30 0 0 2 42,875 2 42,875
Hygiene Sekolah Kampanye sanitasi
Hygiene Sekolah
15 Profil Kesehatan Jumlah Profil 0 0 0 0 1 27,8 1 10 1 10 1 10
Lingkungan kesehatan lingkungan
Kabupaten kabupaten yang
tersusun
Peningkatan Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 0 0 1 45,7 1 45,7
kapasitas kader Peningkatan
Kesling Desa kapasitas kader
kesling Desa
1 02 01 22 Program Persentase 55 100 192.30 100 212.25 100 660.35 100 200.00 100 300.00 100 300.00 Dinkes
pencegahan & penanganan kasus
penanggulangan penyakit menular
penyakit menular
01 Penyemprotan/ Frekwensi kegiatan 15 20 20 40 30 80,65 30 75 35 150,5 35 150,5
fogging sarang Penyemprotan /
nyamuk fogging sarang
nyamuk
03 Pengadaan vaksin Jumlah Paket Kegiatan 1 40 0 0 0 0 0 0 1 48 1 48
penyakit menular Pengadaan vaksin
penyakit menular
Yang Diadakan
04 Pelayanan vaksinasi Persentase anak 0 0 100 35 100 48,5 100 50 100 50 100 50
bagi balita dan anak sekolah (BIAS) yang
sekolah di vaksinasi
05 Pelayanan Frek kegiatan 0 0 7 20 7 91,8 7 50 7 85 7 85
pencegahan dan Pelayanan
penanggulangan pencegahan dan
penyakit menular penanggulangan
penyakit menular
08 Peningkatan Persentase bayi, balita 80 44 85 42 90 109 95 30 100 97 100 97
imuniasasi dan ibu hamil yang
mendapatkan
imunisasi
09 Peningkatan Jumlah kegiatan 33 25,8 33 26 33 62,75 33 50 33 92 33 92
survellance pemantauan kasus
Epidemiologi dan dan penanggulangan
penanggulangan wabah yang
wabah dilaksanakan
11 Monitoring, evaluasi Jumlah hasil Monev 7 11 7 15 7 58,6 7 25 7 15 7 15
dan pelaporan dan pelaporan yang
termuat dalam
laporan monev
12 Peningkatan Frek Kegiatan 1 20,75 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kapasitas Petugas Peningkatan
Dalam Pencegahan Kapasitas Petugas
Dan Penanganan Dalam Pencegahan
Penyakit Menular Dan Penanganan
Langsung P2ML Penyakit Menular
Langsung P2ML
13 Peningkatan Frek Kegiatan 1 19,75 1 34,25 0 0 0 0 0 0 0 0
kapasitas petugas Peningkatan
imunisasi dan bikor kapasitas petugas
untuk percepatan imunisasi dan bikor
pencaian UCII Desa untuk percepatan
pencaian UCII Desa
14 Peningkatan Frek Kegiatan 1 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
kapasitas petugas Peningkatan
dalam P2 PM kapasitas petugas
dalam P2 PM
17 Pengadaan Rapid Tes Jumlah paket kegiatan 0 0 0 0 1 38,5 0 0 1 69,5 1 69,5
pengadaan Rapid Test
penyakit menular
18 Pengadaan Peralatan Jumlah paket 0 0 0 0 1 241,4 0 0 0 0 0 0
Pendukung Imunisasi Peralatan Pendukung
Imunisasi Yang
Tersedia
19 Sosialiasi dan Frek Kegiatan 0 0 0 0 0 0 1 25 0 0 0 0
Advokasi Program TB Sosialiasi dan
dan HIV/AIDS Advokasi Program TB
dan HIV/AIDS
20 Pengadaan Bahan Jumlah paket Bahan 0 0 0 0 0 0 1 124,724 0 0 0 0
Habis Pakai Habis Pakai
Pemeriksaan HIV, CD4 Pemeriksaan HIV, CD4
dan Viraload dan Viraload Yang
Tersedia
22 Studi Penyakit Jumlah Dokumen 0 0 0 0 0 0 1 150 0 0 0 0
Menular Berbasis Laporan Studi
Vektor Pada Penyakit Menular
Masyarakat Pesisir Di Berbasis Vektor Pada
Kabupaten Konawe Masyarakat Pesisir Di
Kepulauan Kabupaten Konawe
Kepulauan Yang Di
Laporkan
Pemeriksaan Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 0 0 1 50 1 50
Kesehatan Jamaah Pemeriksaan
Haji Kesehatan Jamaah
Haji yang dilakukan
Deteksi Dini & Frek kegiatan Deteksi 0 0 0 0 0 0 0 0 7 72 7 72
Intensifikasi Dini Penemuan Kasus
Penemuan Kasus (ICF) (ICF) Kusta/
Kusta/Frambusia Frambusia
Deteksi Dini Penyakit Frek kegiatan Deteksi 0 0 0 0 0 0 0 0 7 80,6 7 80,6
Malaria Dini Penyakit Malaria
Deteksi Dini Penyakit Frek kegiatan Deteksi 0 0 0 0 0 0 0 0 1 29,6 1 29,6
TB/HIV Dini Penyakit TB/HIV
Evaluasi Program Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 0 0 1 30,5 1 30,5
Kusta dan Validasi pertemuan evaluasi
Data Kohort program Kusta dan
validasi data kohort
Pemeriksaan HIV Frek Pemeriksaan 0 0 0 0 0 0 0 0 7 105 7 105
HIV yang dilakukan
Sosialisasi dan Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 0 0 1 34,5 1 34,5
Advokasi Kusta/ Sosialisasi & Advokasi
Frambusia dalam Kusta/ Frambusia
rangka Eliminasi dalam rangka
Kusta tahun 2020 Eliminasi Kusta 2020
1 02 01 23 Program Jumlah Dokumen - 25 1,123.10 40 111.90 60 250.00 75 250.00 90 250.00 120 250.00 Dinkes
standarisasi standar pelayanan
pelayanan kesehatan yang
kesehatan tersedia
03 Pembangunan dan 1 1.023 1 200 0 0 1 140 0 0 0 0
pemutakhiran data
dasar standar yankes
06 Monitoring, evaluasi Jumlah hasil Monev 7 15,6 7 15 7 23,79 7 10 7 15 7 15
dan pelaporan dan pelaporan yang
termuat dalam
laporan monev
08 Evaluasi Program Frek kegiatan 1 17,25 1 25 1 24,3 1 25 1 25 1 25
Pelayanan Kesehatan pertemuan evaluasi
program pelayanan
kesehatan
09 Profil Kesehatan Jumlah Profil 1 22,5 1 28 1 27,8 1 27,8 1 27,8 1 27,8
Kabupaten kesehatan kabupaten
yang tersusun
10 Pengembangan Data Frek kegiatan 1 13,750 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dan Informasi Pengembangan Data
Kesehatan Di Pus Dan Informasi
Kesehatan Di Pus
11 Penyusunan Produk Jumlah produk 1 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Hukum tentang Kes hukum daerah yang
dihasilkan
13 Peningkatan Frek kegiatan 0 0 0 0 1 21,5 0 0 0 0 0 0
Kapasitas Tenaga SIK Peningkatan
Puskesmas Kapasitas Tenaga SIK
Puskesmas
14 Penunjang Pengelola Jumlah tenaga yang 0 0 0 0 0 0 8 23,9 8 23,9 0
Data Puskesmas dan mendapatkan honor
Kabupaten pengelola data
17 Sistem Informasi Jumlah paket kegiatan 0 0 0 0 4 467 4 126 1 0 0 0
Kesehatan Nasional pengadaan SIKNAS
(SIKNAS) dan Sistem dan SIKDA
Informasi Kesehatan
Daerah (SIKDA)
1 02 01 25 Program Jumlah Sarana dan 25 30 20,687.52 35 19,693.70 38 5,001.90 40 5,200.00 45 5,200.00 188 5,249.79 Dinkes
pengadaan, prasarana
peningkatan dan pusk/pustu dan
perbaikan sarana jaringannya yang
dan prasarana tersedia dan sesuai
puskesmas/ pustu dengan standar
dan jaringannya Permenkes 75 tahun
2014
01 Pembangunan Jumlah dan jenis 5 7.256,623 5 9.416,305 5 6.012,544 5 461,8 5 5.597 5 5.597
puskesmas paket kegiatan
pembangunan pusk,
pembangunan
penambahan ruang
pusk dan
pembangunan pagar
& trali pengamanan
Pusk., dan pekerjaan
lainnya
02 Pembangunan Jumlah dan jenis 5 2.104 5 705,694 5 19,184 5 515,5 5 312,5 5 312,5
puskesmas pembantu paket kegiatan
pembangunan pustu,
pembangunan pagar
pustu, pemasangan
trali pengaman pustu
dan pekerjaaan pustu
lainnya

05 Pembangunan Jumlah dan jenis 1 175,8 1 774,205 1 33.959 1 217 1 408,75 1 408,75
Posyandu paket kegiatan
pembangunan
Posyandu, dan
pekerjaaan Posyandu
lainnya
07 Pengadaan sarana Jumlah dan jenis 13 7.115,114 13 7.578,175 13 2.268,250 13 44,77 13 703,5 13 703,5
dan prasarana paket kegiatan
puskesmas pembangunan dan
pegadaan sarana dan
prasarana puskesmas
dan jariangannya
25 Pembangunan Jumlah dan jenis 4 3.370,89 4 2.692,671 4 125,728 4 345,5 4 815,75 4 815,75
poskesdes paket kegiatan
pembangunan
Poskesdes dan
kegiatan lainnya
27 Penyediaan Jumlah Fasyankes 7 83 7 125 7 199,2 7 250 8 353,7 8 353,7
Pelayanan Kesehatan mendapat biaya
Masyarakat di operasional pusk.
Puskesmas dan
Jaringannya
Penyusunan UKL / Jumlah UKL / UPL 0 0 0 0 0 0 0 0 4 260 4 260
UPL Pembangunan Pembangunan
Puskesmas dan Puskesmas dan
Jaringannya Jaringannya yang
disusun
1 02 01 26 Program Jumlah Sarana dan 30.950,360 1.813,470 96,19 0 0 0 Dinkes
pengadaan, prasarana
peningkatan sarana pusk/pustu dan
dan jaringannya yang
prasarana rumah tersedia dan sesuai
sakit/ rumah sakit dengan standar
jiwa/ rumah Permenkes 43 tahun
sakit paru-paru/ 2014
rumah sakit mata
01 Pembangunan rumah Jumlah dan jenis 5 14.482,532 5 1.724,294 5 96,19 0 0 0 0 0 0
sakit paket kegiatan
pembangunan RS
Penyusunan UKL/UPL Jumlah UKL / UPL RS 350 0 0 0 0 0
Rumah Sakit yang disusun

Pengadaan Sarana Jumlah dan jenis 16.117,828 89,176 0 0 0 0


dan Prasarana paket kegiatan
Penunjang RS. pembangunan dan
PRATAMA pegadaan sarana dan
prasarana RS
1 02 01 29 Program Persentase anak - - - - - - - 100 100.00 100 120.00 100 150.00 Dinkes
peningkatan balita yang
pelayanan mendapatkan
kesehatan anak pelayanan
balita kesehatan
01 Penyuluhan Frek penyuluhan 0 0 0 0 0 0 1 25 1 25 1 25
kesehatan anak balita kesehatan anak balita
yang dilaksanakan
04 Pelatihan dan Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 1 25 1 35 1 35
pendidikan pelatihan dan
perawatan anak pendidikan
balita perawatan anak balita
bagi petugas
kesehatan
07 Monitoring, evaluasi Jumlah hasil Monev 0 0 0 0 0 0 1 10 1 15 1 15
dan pelaporan dan pelaporan yang
termuat dalam
laporan monev
Bimbingan Teknis Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 0 0 1 25,2 1 25,2
Manajemen Terpadu pertemuan bimtek
Balita Sakit dan MTBS /M di
Balita Muda Puskesmas
(MTBS/M)
1 02 01 30 Program Persentase lansia - 28 24.10 100 34.25 100 48.00 100 100.00 100 100.00 100 100.00 Dinkes
peningkatan yang mendapat
pelayanan pelayanan
kesehatan lansia kesehatan
06 Pelayanan kesehatan Frek kegiatan 1 10,8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lanjut Usia (Lansia) pelayanan kesehatan
Lansia
07 Monitoring, evaluasi Jumlah hasil Monev 0 0 14 14,25 14 17 0 0 0 0 0 0
dan pelaporan dan pelaporan yang
termuat dalam
laporan monev
08 Peningkatan peran Frek kegiatan 1 13,3 1 20 1 20 1 25 0 0 0 0
keluarga dlm Peningkatan peran
pemeliharaan keluarga dlm
kesehatan lansia pemeliharaan
kesehatan lansia
Kampanye Lansia Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 0 0 1 57,05 1 57,05
Sehat dan Mandiri kampanye Lansia
dalam rangka Sehat dan Mandiri
Peningkatan kualitas dalam rangka
hidup Lansia Peningkatan kualitas
hidup Lansia
1 02 01 31 Program Persentase industri 30 50 40.10 60 20.50 70 22.50 75 50.00 80 50.00 100 50.00 Dinkes
Pengawasan dan rumahtangga/
Pengendalian warung makan yang
Kesehatan Makanan diperiksa
01 Pengawasan Frek kegiatan 1 11,3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
keamanan dan Pengawasan
kesehatan makanan keamanan dan
hasil industri kesehatan makanan
hasil industri
02 Pengawasan dan Frek kegiatan 1 11,3 1 12,5 1 14 1 20 1 20 1 20
pengendalian Pengawasan dan
keamanan dan pengendalian
kesehatan makanan keamanan dan
hasil produksi rumah kesehatan makanan
tangga hasil produksi rumah
tangga
04 Monitoring, evaluasi Jumlah hasil Monev 0 0 7 8,5 0 0 0 0 0 0 0 0
dan pelaporan dan pelaporan yang
termuat dalam
laporan monev
05 Sosialisasi Frek kegiatan 1 17,3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pengawasan Sosialisasi
keamanan dan pengawasan
kesehatan keamanan dan
makanan hasil kesehatan
industri makanan hasil
industri
08 Peningkatan Frek kegiatan 0 0 1 20 1 25 0 0 0 0 0 0
Kapasitas Petugas Peningkatan
Pengawasan dan Kapasitas Petugas
Pengendalian Pengawasan dan
Kesehatan makanan Pengendalian Kes
makanan
1 02 01 32 Program Cakupan 35 100 679.90 100 289.35 100 464.50 100 200.00 100 200.00 100 200.00 Dinkes
peningkatan Keselamatan Ibu
keselamatan ibu Melahirkan dan
melahirkan dan Anak Meningkat
anak
07 Upaya peningkatan Persentase ibu 100 147,33 100 21 100 24,5 100 20 100 31 100 31
cakupan pertolongan melahirkan di tolong
persalinan oleh oleh Nakes kebidanan
tenaga kesehatan
08 Upaya peningkatan Persentase bayi baru 0 0 100 32 100 31,5 100 25 100 34,3 100 34,3
cakupan pemeriksaan lahir mendapatkan
ibu nifas & neonatus pelayanan kesehatan
09 Upaya peningkatan Persentase ibu hamil 100 15,8 100 20,5 100 19 100 15 100 34 100 34
cakupan deteksi dini beresiko tinggi yang
dan penanganan ibu ditangani
hamil berisiko tinggi
10 Upaya penemuan dini Persentase kasus 0 0 145 19 140 20 120 15 100 39,2 100 39,2
faktor risiko kematian ibu
persalinan dan melahirkan dan
penyebab kematian kematian bayi
ibu melahirkan dan
kematian bayi
11 Pemetaan sasaran Frek kegiatan 1 9,95 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
kesehatan ibu dan pemetaan sasaran
anak kesehatan ibu dan
anak
12 Pelatihan asuhan Frek kegiatan 1 10 1 78,95 0 0 0 0 1 95 1 95
persalinan normal Pelatihan APN bagi
(APN) Bidan
13 Upaya penanganan Frekwensi kegiatan 0 0 1 66,9 1 80 1 80 1 95 1 95
kegawat daruratan upaya penanganan
persalinan kegawat daruratan
persalinan / LSS
14 Sosialisasi kesehatan Frek kegiatan 1 9,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
reproduksi remaja Sosialisasi kesehatan
reproduksi remaja
15 Kemitraan bidan dan Frek kegiatan 7 12,6 7 20 7 23 7 23,24 7 25,5 7 25,5
dukun bersalin dalam pertemuan
pertolongan pembinaan kemitraan
persalinan bidan dan Dukun
bersalin
17 Upaya peningkatan Cakupan Pelayanan 0 0 100 16 100 19 0 0 0 0 0 0
cakupan pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil
kehamilan oleh (K4)
tenaga kesehatan
19 Pembentukan Tim Frekwensi kegiatan 0 0 0 0 1 38 1 38 0 0 0 0
Audit Maternal Pembentukan Tim
Perinatal TK. Kab. AMP Tk. Kabupaten
20 Penjaringan anak Persentase kegiatan 0 0 0 0 100 18,5 0 0 0 0 0 0
baru masuk Sekolah Penjaringan anak
baru masuk Sekolah
sesuai standar
21 Pengadaan Buku KIA Jumlah Buku KIA yang 0 0 0 0 500 55 525 57,75 0 0 0 0
diadakan
22 Monitoring Evaluasi Jumlah hasil Monev 0 0 0 0 14 21,5 0 0 0 0 0 0
dan Pelaporan dan pelaporan yang
termuat dalam
laporan monev
Audit Maternal dan Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 0 0 8 40 40
Perinatal Penyebab kunjungan AMP
Kematian Ibu penyebab kematian
Melahirkan di ibu melahirkan di
Puskesmas Lokasi kasus
Bimbingan Teknis Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 0 0 1 19,5 1 19,5
Simulasi Deteksi pertemuan Bimtek
Intervensi Tumbuh SDITK Usia Pra
Kembang Usia Pra Sekolah
Sekolah
Bimbingan Teknis Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 0 0 1 22,5 1 22,5
Pelayanan Kesehatan pertemuan bimtek
Peduli Remaja dan Yankes Peduli Remaja
Kesehatan Reproduksi dan Kespro Catin
Calon Pengantin
Supervisi Fasilitatif Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 0 0 8 35,3 8 35,3
Bidan Koordinator kunjungan dalam
Puskesmas rangka Supervisi
Fasilitatif Bikor di
Puskesmas
1 02 01 33 Program Pelayanan Cakupan penduduk 50 40 1,113.29 50 2,478.00 75 100.00 90 350.00 95 350.00 100 350.00 Dinkes
Kesehatan Jaminan dengan jamkes yang
Kesehatan Nasional dilayani
01 Penyediaan Non Jumlah persalinan 0 0 200 1.336,84 200 1.336,84 200 1.400 200 1.400 200 1.400
Kapitasi Layanan yang ditolong di
Kesehatan fasilitas pelayanan
FKTP Puskesmas kesehatan dan
mendapatkan
pembiayaan
02 Penyediaan kapitasi Jumlah kunjungan 1.113,294 2.203,073 2.400 2.400
layanan FKTP perserta JKN pada
Puskesmas fasilitas pelayanan
kesehatan
03 Monitoring, Evaluasi Jumlah hasil Monev 0 0 0 0 14 8,9 14 10 14 15 14 15
dan Pelaporan dan pelaporan yang
termuat dalam
laporan monev
1 02 01 36 Program Jumlah Puskesmas - - - 7 40.00 7 50.00 8 100.00 8 100.00 8 100.00 Dinkes
Pengembangan data yang menyusun
dan informasi profil kesehatan
kesehatan
02 Peningkatan Frek kegiatan 0 0 0 0 1 21,5 0 0 1 25 1 25
Kapasitas Penyusunan Peningkatan
Profil Puskesmas Kapasitas
Penyusunan Profil
Puskesmas
03 Monitoring Evaluasi Jumlah hasil kegiatan 0 0 12 15 12 18 12 10 12 15 12 15
Dan pelaporan Monev dan pelaporan
yang termuat dalam
laporan monev
1 02 01 38 Program bantuan Persentase 10 - - 60 4,258.00 75 4,300.00 100 4,300.00 100 4,300.00 100 4,300.00 Dinkes
pelayanan Puskesmas yang
kesehatan (BPK- mencapi target SPM
BOK)
01 Bantuan Pelayanan Jumlah kegiatan di 0 0 6 3.434,479 6 5.324,402 6 5.519 6 5.519 6 5.519
Kesehatan (BPK-BOK) Puskesmas yang
Puskesmas (DAK NON didanai BOK
Fisik)
02 Pelayanan Jumlah kegiatan di 0 0 2 559,831 2 529,862 2 275,328 2 223 2 223
Pelaksanaan BOK Kabupaten yang
Kabupaten/ Kota didanai BOK
(DAK Non Fisik)
03 Evaluasi Akhir Tahun Frek kegiatan 0 0 1 153,247 1 145 1 92,672 1 145 1 145
dan Perencanaan BOK Evaluasi Akhir Tahun
Kabupaten/ Kota dan Perencanaan BOK
(DAK Non Fisik) Kab./ Kota
04 Distribusi Obat dan Frek kegiatan 0 0 28 40,4 28 91,962 28 53,2 28 91,962 28 91,962
BMHP (DAK Non distribusian obat dan
Fisik) BMHP ke Puskesmas
05 Manajemen Sistem e- Frek kegiatan 0 0 4 70,034 4 105,676 4 104,383 4 104,383 4 104,383
Logistik di IFK (DAK pertemuan
Non Fisik) manajemen sistem e-
logistik
06 BOK UKM Sekunder Jumlah kegiatan yang 0 0 0 0 0 0 893 893 893
Kabupaten/ Kota dibiayai dari BOK
(DAK Non Fisik) UKM sekunder
Kab./Kota
1 02 01 39 Program akreditasi Jumlah Puskesmas - - - 2 316.00 2 350.00 3 400.00 1 430.00 1 500.00 Dinkes
puskesmas yang terakreditasi

01 Workshop Akreditasi Jumlah workshop 0 0 2 78,305 2 160 3 327,85 1 327,85 1 327,85


Puskesmas (DAK Non akreditasi Puskesmas
Fisik) yang terlaksana
02 Survei Akreditasi Jumlah survei 0 0 2 105,046 2 135 3 194,25 1 194,25 1 194,25
Puskesmas (DAK Non akreditasi Puskesmas
Fisik) yang terlaksana
03 Pendampingan Jumlah 0 0 14 131,88 14 205 21 483,05 7 483,05 7 483,05
Akreditas Puskesmas Pendampingan
(DAK Non Fisik) Akreditas Puskesmas
yang terlaksana
1 02 01 40 Program jaminan Persentase 10 - - 100 702.74 100 710.00 100 750.00 100 750.00 100 750.00 Dinkes
persalinan penanganan
persalinan di faskes
01 Rujukan Persalinan Jumlah Rujukan 0 0 333 132,747 333 700 333 150 333 150 333 150
dari Rumah Tunggu Persalinan dari
Kelahiran (DAK Non Rumah Tunggu
Fisik) Kelahiran yang
dilakukan
02 Rumah Tunggu Jumlah RTK yang 0 0 7 120 7 335,587 7 240,8 8 240,8 8 240,8
Kelahiran (RTK) melakukan fungsi dan
Persalinan (DAK kegiatannya
Non Fisik)
03 Manajemen Pengelola Jumlah pengelola 0 0 8 100 8 73,399 0 0 0 0 0 0
Jampersal (DAK Non kegiatan jampersal
Fisik) yang mendapatkan
honor
04 Pertolongan Jumlah biaya jasa 0 0 333 350 333 359 333 198,2 333 198,2 333 198,2
Persalinan, KB Pasca Persalinan, KB Pasca
Persalinan dan Persalinan dan
Perawatan Bayi Baru Perawatan Bayi Baru
Lahir (DAK Non Fisik) Lahir yang ditolong
1 02 01 42 Program Persentase kasus - - - - - 100 230.00 100 300.00 100 350.00 100 350.00 Dinkes
Pencegahan dan penyakit tidak
Penanggulangan menular yang
Penyakit Tidak ditangani
Menular
01 Peningkatan KIE Frek kegiatan 0 0 0 0 2 34,45 1 25 2 69 2 69
Pencegahan dan Peningkatan KIE
Pengendalian PTM Pencegahan dan
Pengendalian PTM
02 Pembentukan dan Jumlah Posbindu PTM 0 0 0 0 3 61,1 1 25 1 30 1 30
Pembinaan Posbindu yang terbentuk
PTM
03 Deteksi dini Penyakit Frek kegiatan Deteksi 0 0 0 0 1 31,05 2 25 2 29 2 29
Hipertensi dini penyakit
(Pengendalian hipertensi
Penyakit Stroke)
04 Deteksi Dini Penyakit Frek kegiatan deteksi 0 0 0 0 1 20,75 2 25 2 29 2 29
Kanker dini penyakit kanker

05 Sosialiasi dan Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 1 31 1 73,5 1 73,5


Skrining/Pemeriksaan Sosialisasi dan
NAPZA pada ASN Kab. skrining/pemeriksaan
Konawe Kepulauan NAPZA pada ASN Kab.
Konawe Kepulauan
06 Deteksi Dini Orang Frek kegiatan Deteksi 0 0 0 0 0 0 1 25 1 29 1 29
dengan Gangguan dini ODGJ di
Jiwa (ODGJ) di puskesmas
Puskesmas
Sosialisasi/Skrining Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 1 0 1 60,5 1 60,5
NAPZA di Sekolah Sosialisasi/Skrining
NAPZA di Sekolah
Sosialisasi dan Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 1 0 1 69 1 69
Skrining Pelaksanaan Sosialisasi dan
IVA Test dan SADARI Skrining Pelaksanaan
IVA Test dan SADARI
Pelatihan Kader Frek kegiatan 0 0 0 0 0 0 1 0 1 131,5 1 131,5
Posbindu PTM Pelatihan Kader
Posbindu PTM
Monitoring, Evaluasi Jumlah kegiatan 0 0 0 0 0 0 1 0 1 15 1 15
dan Pelaporan Monev dan pelaporan
Program Pencegahan program P2 PTM
dan Penanggulangan
PTM
Visi Kabupaten Konawe Kepulauan yaitu: “Terwujudnya Tata Peradaban
Masyarakat Wawonii Yang Bebas Dari Belenggu Keterbelakangan Sosial-Ekonomi
dan Sosial Budaya pada Tahun 2021”.
Dalam rangka mencapai visi tersebut ditetapkan misi Kabupaten terkait bidang
kesehatan, yaitu pada misi ke 1: Membuka isolasi keterbelakangan dan
ketertinggalan pada kawasan perdesaan/pedalaman di seluruh lingkaran pulau
Wawonii dengan penyediaan infrastruktur dasar di bidang ekonomi, prasarana
wilayah, pendidikan dan kesehatan. Untuk mencapai misi tersebut, Bupati
menetapkan beberapa tujuan dan sasaran yang akan dicapai, tujuan pertama yang akan
dicapai adalah dengan Membuka Ketertinggalan Infarastruktur Dasar dan
Ketinggalan Kualitas Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat dengan sasaran yang
akan dicapai adalah Terbukanya Keterisolasian dan Akses Pemenuhan Kebutuhan
Dasar yang diukur dengan indikator sasaran Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Dalam upaya mencapai Visi dan Misi Dinas Kesehatan yang mengacu pada Visi dan
Misi Bupati Konawe Kepulauan, maka dirumuskan tujuan dan sasaran strategis yang
akan dicapai Dinas Kesehatan melalui 8 Indikator Kinerja Utama.
Berikut Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe
Kepulauan yang mengacu pada tujuan, sasaran dan indicator sasaran RPJMD Tahun
2016-2021 :

105
Tabel 6.1
Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kab. Konawe Kepulauan Yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
Kondisi
Kondisi Kinerja Target Capaian per Tahun Kinerja pada
No. Indikator Kinerja Utama pada awal
akhir RPJMD
RPJMD (2015) 2016 2017 2018 2019 2020 (2021)
1. Angka Kematian Ibu (AKI) (per 100.000 KH) 180 160 150 140 130 120 100

2. Angka Kematian Bayi (AKB) (per 1000 KH) - 25 24 23 22 21 19

3. Cakupan Desa/Kel dengan Universal Child Immunization 50 80 85 89 92 95 97


(UCI) (%)
4. Persentase Masyarakat yang mempunyai jaminan kesehatan 25 75 85 90 95 100 100
(Universal Health Coverage) (%)
5. Prevalensi Stunting pada Balita (%) - 30 30 29 28 26 25

106
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan
Tahun 2016-2021 yang berisi visi, misi, tujuan, kebijakan, strategi, sasaran berikut
indikator kinerja diharapkan mampu menjadi acuan dan arah pembangunan kesehatan
di Kabupaten Konawe Kepulauan selama kurun waktu 5 tahun. Adanya perubahan
kebijakan yaitu Undang- Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, maka
perlu adanya penyesuaian dokumen Renstra melalui Review Rencana Strategis.

Review Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe


Kepulauan Tahun 2016-2021 yang telah disusun ini diharapkan bermanfaat untuk
penyempurnaan dokumen Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2016-2021 dalam
rangka penguatan peran serta stakeholders dalam pelaksanaan rencana kinerja, serta
sebagai tolak ukur keberhasilan dalam bidang kesehatan.

Demikian dokumen Review Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan


Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2016-2021 ini dibuat, semoga bermanfaat dalam
rangka mendukung kelangsungan pembangunan, khususnya pembangunan bidang
kesehatan di Kabupaten Konawe Kepulauan Provinsi Sulawesi Tenggara.

Langara, Juli 2017


Kepala Dinas Kesehatan

S A S T R O, SE
Pembina Utama Muda, IV/c
NIP. 19630528 199003 1 001

107

Anda mungkin juga menyukai