KAJIAN KEPERAWATAN
57
Keterangan:
Laki-laki
Perempuan
57 Pasien
Meninggal
Penjelasan:
Keluarga pasien mengatakan pasien merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Keluarga pasien mengatakan
pasien dan istrinya menikah lalu memiliki empat orang anak. Keluarga pasien mengatakan ayah pasien meninggal
akibat hipertensi, sedangkan ibu pasien meninggal akibat faktor usia.
IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
1. Keadaan sebelum sakit:
Keluarga pasien mengatakan kesehatan iu penting. Pada saat sakit, pasien selalu memeriksakan diri ke
puskesmas/ rumah sakit terdekat. Pasien juga sering mengkonsumsi obat hipertensi yaitu amlodipine hanya 2x
dalam seminggu. Keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah berolahraga dikarenakan pekerjaannya
yang selalu keluar kota.
2. Riwayat penyakit saat ini :
a) Keluhan utama :
Lemah pada sisi tubuh sebelah kanan.
b) Riwayat keluhan utama :
Keluarga pasien mengatakan satu minggu sebelum pasien mengalami sakit, pasien masih melakukan
aktivitasnya seperti biasa, pergi ke kantor dan melakukan tugasnya sebagai kepala rumah tangga. Pada
tanggal 30 September 2022, keluarga pasien mengatakan pasien tidak dapat melakukan aktivitasnya
seperti biasa karena pasien mengalami kelemahan tubuh pada sisi kanan namun keluarga pasien tidak
langsung membawa pasien ke rumah sakit melainkan hanya menjalani terapi tetapi setelah menjalani
terapi, kondisi pasien bertambah buruk, pasien tidak dapat bangun sendiri dari tempat tidur. Pasien juga
mengalami pembengkakan pada rahang kiri bagian bawah, pasien tidak mampu miring kiri dan miring
kanan sehingga keluarga pasien memutuskan untuk membawa pasien ke rumah sakit.
Riwayat penyakit yang pernah dialami :
Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat stroke sejak 1 tahun yang lalu dan saat ini
merupakan serangan stroke yang kedua. Keluarga pasien mengatakan pasien juga memiliki riwayat
penyakit hipertensi.
Riwayat kesehatan keluarga :
Keluarga pasien mengatakan dalam keluarganya memiliki penyakit keturunan yaitu hipertensi.
Pemeriksaan fisik :
c) Kebersihan rambut : Tampak rambut beruban, tampak sedikit rambut rontok
d) Kulit kepala : Tampak bersih, tampak tidak ada ketombe
e) Kebersihan kulit : Tampak bintik-bintik berwarna merah kecoklatan di seluruh tubuh
f) Higiene rongga mulut : Rongga mulut berbau, tampak ada sisa makanan, tampak ada karang gigi
g) Kebersihan genetalia : Tidak dikaji
h) Kebersihan anus : Tidak dikaji
C. POLA ELIMINASI
1. Keadaan sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan biasanya pasien BAB 1x sehari dengan konsistensi feses lunak berwarna coklat.
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mengkonsumsi obat pencahar, pasien mampu mengontrol
pembuangan BAB. Keluarga pasien mengatakan pasien BAK ± 5-6 kali dalam sehari, berwarna kuning muda,
pasien mampu mengontrol pengeluaran urine.
2. Keadaan sejak sakit :
Keluarga pasien mengatakan pasien BAK berwarna kuning tua, pasien menggunakan popok (diapers) dan
diganti sebanyak 2x dalam sehari dan dalam keadaan penuh setiap kali diganti. Keluarga pasien mengatakan
pasien belum BAB sejak masuk rumah sakit.
3. Observasi :
Tampak pasien menggunakan popok (diapers)
4. Pemeriksaan fisik :
a) Peristaltik usus : 12x/ menit
b) Palpasi kandung kemih : Penuh Kosong
c) Nyeri ketuk ginjal : Positif Negatif
d) Mulut uretra : Tidak dikaji
e) Anus :
Peradangan : Tidak dikaji
Hemoroid : Tidak dikaji
Fistula : Tidak dikaji
Kaki
Keterangan :
Nilai 5: kekuatan penuh
Nilai 4: kekuatan kurang dibandingkan sisi yang lain
Nilai 3: mampu menahan tegak tapi tidak mampu melawan tekanan
Nilai 2: mampu menahan gaya gravitasi tapi dengan sentuhan akan jatuh
Nilai 1: tampak kontraksi otot, ada sedikit gerakan
Nilai 0: tidak ada kontraksi otot, tidak mampu bergerak
Refleks fisiologi : ………………………………………………………………..
Refleks patologi : ………………………………………………………………..
Babinski, Kiri :Positif Negatif
Kanan :Positif Negatif
Clubing jari-jari : ………………………………………………………………
Varises tungkai : ………………………………………………………………
i) Columna vetebralis:
Inspeksi : Lordosis Kiposis Skoliosis
Palpasi : ………………………………………………………………………
Kaku kuduk : ………………………………………………………………………
B. CITICOLIN
1. Nama obat : Citicolin
2. Klasifikasi/golongan obat : Neurotrofik vitamin saraf
3. Dosis umum : 500-1000 mg/hari
4. Dosis untuk pasien yang bersangkutan : 2 amp 2 ml/ hari
5. Cara pemberian obat : Bolus IV (Intravena)
6. Mekanisme kerja dan fungsi obat :
Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan jumlah zat kimia di otak yang disebut phosphatidylctioline.
7. Alasan pemberian obat pada pasien yang bersangkutan :
Pasien diberi obat ini untuk mengatasi gangguan perilaku yang disebabkan oleh penuaan, stroke, atau cedera
kepala juga untuk meningkatkan daya penglihatan.
8. Kontra indikasi : Alergi obat citicolin, menurunnya kemampuan otot (hipotonia) pada sistem saraf
parasimpatis
9. Efek samping obat : Sakit kepala, insomnia, mual muntah, kegelisahan, sakit perut, konstipasi,
penglihatan buram, diare, nyeri dada, hipotensi, denyut jantung lambat atau cepat.
C. NEUROBION
1. Nama obat : Neurobion
2. Klasifikasi/golongan obat : Suplemen vitamin
3. Dosis umum : 3 ml
4. Dosis untuk pasien yang bersangkutan : 2 ampul 3 ml/ 24 jam
5. Cara pemberian obat : Bolus IV (Intravena)
6. Mekanisme kerja dan fungsi obat :
Obat ini bekerja untuk menjaga kesehatan saraf, vitamin B1, B6 dan B12 juga bermanfaat untuk mengatasi
kekurangan (defisiensi) vitamin B, membantu pengolahan energi dari makanan serta membantu produksi sel
darah merah.
7. Alasan pemberian obat pada pasien yang bersangkutan :
Pasien diberi obat ini untuk memelihara kesehatan saraf pasien.
8. Kontra indikasi : Pasien dengan hipersensitivitas terhadap komposisi obat
9. Efek samping obat : Diare, sering berkemih, bengkak, sakit perut, kerusakan saraf, nyeri, kemerahan di
area suntikan
D. CEFTRIAXONE
1. Nama obat : Ceftriaxone
2. Klasifikasi/golongan obat : Antibiotik sefalosporin
3. Dosis umum : 10 ml
4. Dosis untuk pasien yang bersangkutan : 20 ml/ 24 jam
5. Cara pemberian obat : Bolus IV (Intravena)
6. Mekanisme kerja dan fungsi obat :
Obat ini berfungsi sebagai antibiotik dengan mekanisme aksi menghambat dinding sel bakteri dan berperan
melawan mikroorganisme terutama bakteri gram negatif. Obat ini bekerja dengan cara membunuh dan
menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi di dalam tubuh.
7. Alasan pemberian obat pada pasien yang bersangkutan :
Pasien diberi obat ini untuk mengatasi terjadinya infeksi pada pasien.
8. Kontra indikasi : Pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini atau golongan sefalosporin.
9. Efek samping obat : Bengkak, kemerahan, atau nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, pusing, mual.
E. CPG
1. Nama obat : Clopidogrel (CPG)
2. Klasifikasi/golongan obat : Antiplatelet
3. Dosis umum : 1 tablet 75 gram/ 24 jam
4. Dosis untuk pasien yang bersangkutan : 2 tablet 75 gram/ 24 jam
5. Cara pemberian obat : oral
6. Mekanisme kerja dan fungsi obat :
Obat ini bekerja dengan cara mencegah trombosit atau sel keping darah saling menempel dan membentuk
gumpalan darah.
7. Alasan pemberian obat pada pasien yang bersangkutan :
Pasien diberikan obat ini untuk mencegah terjadinya stroke berulang.
8. Kontra indikasi : Pasien dengan hipersensitivitas terhadap clopidogrel dan perdarahan patologis aktif.
9. Efek samping obat : Diare, mual muntah, mudah memar dan perdarahan, sembelit.
F. ASPILET
1. Nama obat : Aspilet
2. Klasifikasi/golongan obat : Antiplatelet
3. Dosis umum : 1 tablet 80 mg/ 24 jam
4. Dosis untuk pasien yang bersangkutan : 1 tablet 80 mg/ 24 jam
5. Cara pemberian obat : oral
6. Mekanisme kerja dan fungsi obat :
Obat ini bekerja dengan mengencerkan darah dan mencegah penggumpalan darah dalam pembuluh darah.
7. Alasan pemberian obat pada pasien yang bersangkutan :
Pasien diberi obat ini untuk mencegah penyakit tromboemboli pada pasien stroke.
8. Kontra indikasi : Pasien dengan hipersensitivitas terhadap aspirin atau NSAID lainnya, ulkus
peptikum, gangguan hati dan ginjal yang parah.
9. Efek samping obat : Anemia, dyspepsia, iritasi lambung, asma, urtikaria
G. NOVORAPID
1. Nama obat : Novorapid Flexpen
2. Klasifikasi/golongan obat : Insulin
3. Dosis umum : 0,5 – 1 unit/ kg BB
4. Dosis untuk pasien yang bersangkutan : 10 unit
5. Cara pemberian obat : Intra muskular (IM)
6. Mekanisme kerja dan fungsi obat :
Obat ini bekerja dengan cara menggantikan insulin yang diproduksi secara alami didalam tubuh dan dapat
diserap cepat. Selain itu juga membantu memindahkan gula darah menuju jaringan tubuh lainnya sehingga bisa
digunakan sebagai sumber energi.
7. Alasan pemberian obat pada pasien yang bersangkutan :
Pasien diberi obat ini untuk menurunkan kadar gula dalam darah
8. Kontra indikasi : Pasien dibawah umur 6-9 tahun, memiliki masalah hati atau ginjal, hipofisis atau
kelenjar tiroid dan mengubah pola diet secara tiba-tiba.
9. Efek samping obat : Hipoglikemia, reaksi anafilaksis
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Data Subjektif: Embolisme Risiko Perfusi Serebral
Tidak Efektif (D.0017)
Keluarga pasien mengatakan pasien
mengalami riwayat hipertensi kurang
lebih 2 tahun yang lalu.
Keluarga pasien mengatakan pasien
mengalami kelemahan pada sisi tubuh
sebelah kanan.
Keluarga pasien mengatakan pasien
tidak dapat bangun dengan sendirinya
seperti biasa dari tempat tidur.
Keluarga pasien mengatakan pasien
tidak dapat miring kanan dan kiri.
Data Objektif:
Observasi TTV:
TD: 180/100 mmHg
N: 80x/menit
P : 20x/menit
S: 36,5 ̊C
Tampak keadaan umum lemah
Hasil CT Scan Kepala: Infark lacunar
cerebri sinistra, Brain Atrophy
Tampak bibir pasien miring ke kanan
GDS : 337 mg/dL
HbA1c : 7,3mg/dL
Data Objektif:
Data Objektif:
Data Objektif:
HbA1c :7,3
GDS :377mg/dL
Tampak bintik - bintik merah dan
coklat seluruh tubuh.
Data Objektif:
2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi insulin dibuktikan dengan kadar glukosa dalam
darah/ urine meningkat (D.OO27).
3. Gangguan menelan berhubungan dengan gangguan serebrovaskular dibuktikan dengan mengeluh sulit menelan, batuk
setelah makan atau minum, makanan tertinggal di rongga mulut (D.0063)
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dibuktikan dengan kemerahan, hematoma,
kerusakan jaringan (D.0129).
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan neuromuskular dibuktikan dengan tidak mampu mandi/
mengenakan pakaian/makan/ke toilet/ berias secara mandiri (D.0109).
RENCANA KEPERAWATAN
Nama/ umur : Tn. N/ 57 tahun
Ruang/ kamar : Ibis/ 14.B
1. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif Setelah dilakukan intervensi Pemantauan Neurologis (I.06197)
dibuktikan dengan Embolisme (D.0017) keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan perfusi serebral meningkat Observasi:
dengan kriteria hasil (L.02014):
1. Monitor ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan reaktifitas pupil
2. Monitor tingkat kesadaran (GCS)
Data Subjektif: 1. Tingkat kesadaran cukup 3. Monitor tanda-tanda vital
meningkat Terapeutik:
a. Keluarga pasien mengatakan 2. Nilai rata-rata tekanan darah
pasien memiliki riwayat cukup membaik 1. Tingkatkan frekuensi pemantauan neurologis, jika perlu
stroke 1 tahun yang lalu 3. Tekanan darah sistolik 2. Hindari aktivitas yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial
membaik (80-140 mmHg) Edukasi:
4. Tekanan darah diastolik 1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan, jika perlu
Data Objektif:
membaik (70-90 mmH)
a. Tampak keadaan umum
Pencegahan Emboli (I.02066)
pasien lemah
b. Tampak bibir pasien miring Observasi:
ke kanan
c. Tampak kelemahan pada 1. Periksa riwayat penyakit pasien secara rinci untuk melihat faktor risiko (stroke)
tubuh sisi kanan pasien Terapeutik:
d. Observasi TTV
1. Posisikan anggota tubuh yang berisiko emboli 20o di atas posisi jantung
TD: 180/100 mmHg
2. Lakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif
N: 80 x/i Edukasi:
P: 20 x/i
S: 36,50C 1. Anjurkan melakukan fleksi dan ekstensi kaki paling sedikit 10 kali setiap jam
e. GCS pasien somnolen (M V E 2. Anjurkan minum obat antikoagulan sesuai dengan waktu dan dosis
) Kolaborasi:
f. Hasil Uji Nervus
1. Kolaborasi pemberian antikoagulan (Clopidogrel, Aspilet)
N.II : Pasien tidak mampu
membaca tulisan dengan font
12 dari jarak 30cm Pemberian Obat (I.02062)
N.V : Pasien tidak mampu
mengalokasikan daerah yang Observasi:
digesekkan tissu pada
wajahnya di area dahi, kedua 1. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat
Terapeutik:
pipi dan bawah dagu
N.VII 1. Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, rute, waktu, dokumentasi)
Motorik : Pasien tidak mampu Edukasi:
mengangkat alis, mengerutkan
dahi, mencucurkan bibir, 1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping
tersenyum, bersiul, dan sebelum pemberian
menggembungkan pipi
N.X : Pasien tidak mampu
menelan dengan baik
N.XI : Pasien tidak mampu
mengangkat bahu kanan dan
kiri
g. Hasil CT-Scan Kepala:
Infark Lacunar Cerebri
Sinistra
Brain Atrophy
h. Pemeriksaan Kimia Darah
GDS : 337 mg/dL
HbA1c : 7,3%
2. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Setelah dilakukan intervensi Manajemen Hiperglikemia (I.03115)
b.d Resitensi Insulin d.d kadar glukosa keperawatan selama 3x24 jam
dalam darah/urin tinggi (D.0027) diharapkan kestabilan kadar glukosa Observasi:
darah meningkat dengan kriteria hasil
(L.03022): 1. Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
2. Monitor elektrolit
Data Subjektif: 1. Kadar glukosa dalam darah Terapeutik:
membaik
a. Keluarga pasien mengatakan 2. Kadar glukosa dalam urine 1. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk
pasien sering makan kue dan membaik Edukasi:
minum kopi sebanyak 2x
sehari 1. Ajarkan pengelolaan diabetes (penggunaan insulin)
Kolaborasi:
3. Gangguan Menelan b.d Gangguan Setelah dilakukan intervensi Pencegahan Aspirasi (I.01018):
Serebrovaskular d.d mengeluh sulit keperawatan selama 3x24 jam
menelan, batuk setelah makan atau diharapkan status menelan membaik Observasi:
minum, makanan tertinggal di rongga dengan kriteria hasil (L.05052):
mulut (D.0063) 1. Monitor batuk, muntah dan kemampuan menelan
1. Frekuensi tersedak cukup 2. Monitor status pernapasan
menurun Terapeutik:
2. Batuk cukup menurun
Data Subjektif: 3. Penerimaan makanan 1. Posisikan semi-Fowler (30-45derajat) 30 menit sebelum memberi asupan oral
membaik 2. Berikan makanan dengan ukuran kecil atau lunak
c. Keluarga pasien mengatakan 3. Ajarkan strategi mencegah aspirasi
sejak sakit pasien mendapat
bubur tetapi pasien tidak
mampu menghabiskan Manajemen Nutrisi (I.03119)
makanannya karena saat
makan pasien tersedak Observasi:
d. Keluarga pasien mengatakan
1. Identifikasi perlunya selang nasogastrik
pasien mampu minum air Terapeutik:
putih sedikit-sedikit
menggunakan sedotan 1. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Edukasi:
4. Gangguan Integritas Kulit b.d Setelah dilakukan intervensi Perawatan Luka (I.14564)
Perubahan Sirkulasi d.d kerusakan keperawatan selama 3x24 jam
lapisan kulit (D.0129) diharapkan integritas kulit meningkat Observasi:
dengan kriteria hasil (L.14125):
1. Monitor karakteristik luka (warna, ukuran)
1. Kerusakan lapisan kulit 2. Monitor tanda-tanda infeksi
Data Subjektif: cukup menurun Terapeutik:
2. Tekstur cukup membaik
a. Keluarga pasien mengatakan 1. Bersihkan dengan cairan NaCl, sesuai kebutuhan
bentol-bentol merah 2. Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu (Salep Bethason)
kehitaman sejak 2 minggu 3. Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
yang lalu sebelum masuk 4. Berikan suplemen vitamin dan mineral (Zinc, Curcuma)
rumah sakit 5. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi pasien
b. Keluarga pasien mengatakan Edukasi:
baru mengetahui adanya
penyakit DM sejak masuk 1. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
rumah sakit Kolaborasi:
c. Tampak bentol-bentol
berwarna merah kehitaman di
seluruh permukaan kulit
pasien
d. WBC : 12.10 10 ̂3/uL
e. Pemeriksaan Kimia Darah
GDS : 337 mg/dL
HbA1c : 7,3%
5. Defisit Perawatan Diri b.d Gangguan Setelah dilakukan intervensi Dukungan Perawatan Diri (I.11348)
Neuromuskular d.d tidak mampu keperawatan selama 3x24 jam
mandi/mengenakan pakaian/ke toilet diharapkan perawatan diri meningkat Observasi:
secara mandiri (D.0109) dengan kriteria hasil (L. 11103):
1. Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia
1. Mempertahankan kebersihan 2. Monitor tingkat kemandirian
diri cukup meningkat Teraupetik:
Data Subjektif: 2. Mempertahankan kebersihan
mulut meningkat 1. Sediakan lingkungan yang terapeutik (suasana hangat, privasi)
a. Keluarga pasien mengatakan 2. Siapkan keperluan pribadi (parfum, sikat gigi, dan sabun mandi)
sejak sakit pasien tidak 3. Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu melakukan perawatan diri
mampu melakukan aktivitas Edukasi:
secara mandiri karena
kelemahan pada sisi tubuh 1. Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan
sebelah kanan
b. Keluarga pasien mengatakan
semua aktivitas pasien dibantu Dukungan Perawatan Diri: Makan/Minum (I.11351)
keluarga dan perawat
Observasi:
Data Objektif: 1. Identifikasi diet yang dianjurkan
Terapeutik:
a. Tampak pasien terbaring
lemah di tempat tidur 1. Sediakan sedotan untuk minum, sesuai kebutuhan
b. Tampak tubuh pasien sebelah 2. Berikan bantuan saat makan/minum sesuai tingkat kemandirian, jika perlu
kanan mengalami kelemahan
c. Aktivitas Harian
Makan: 2 Dukungan Perawatan Diri: Mandi (I.11352)
Mandi: 2
Pakaian: 2 Observasi:
Kerapihan: 2
1. Identifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan
Buang air kecil: 3
2. Monitor kebersihan tubuh (rambut, kulit, kuku)
Buang air besar: 3
Terapeutik:
Mobilisasi di tepat tidur: 2
(Keterangan: Nilai 2 (bantuan 1. Sediakan peralatan mandi (sabun, pelembap kulit)
orang), Nilai 3 (bantuan alat 2. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman
dan orang)) 3. Fasilitasi mandi, sesuai kebutuhan
d. Anggota gerak yang cacat: Edukasi:
Tampak pasien mengalami
hemiparese dextra 1. Ajarkan kepada keluarga cara memandikan pasien, jika perlu
Observasi: