Anda di halaman 1dari 13

Sleep Training

Anastasia Nadya C., M.Psi., Psikolog


Sylvia Angelika, M.Psi., Psikolog
SLEEP IS IMPORTANT
Tidur merupakan kebutuhan biologis yang penting dan harus dipenuhi setiap
manusia.

Kualitas tidur yang buruk menyebabkan:

- Kelelahan
- Mood yang terganggu. Anak menjadi mudah tersinggung atau marah.
- Performa sosial dan akademik terganggu. Anak yang kurang tidur cenderung
lebih hiperaktif dan agresif.
- Anak menjadi lebih rewel, memiliki ketakutan, dan sulit beradaptasi.
- Koordinasi tangan dan mata terganggu.
- Meningkatkan hormon stres.
DURASI TIDUR ANAK
Perkiraan durasi tidur anak (termasuk jam tidur siang dan malam)
Usia Durasi Tidur (Jam)

0 - 2 minggu 16-18

1 - 3 bulan 15 - 16

3 - 6 bulan 14 - 15

6 - 12 bulan 13 - 14

1 - 2 tahun 13

2 - 3 tahun 12

3 - 5 tahun 11
APA ITU SLEEP TRAINING?

Strategi yang digunakan untuk


mengajarkan anak agar dapat
tidur dengan sendirinya saat
sudah memasuki jam tidur
dan/atau anak kembali tidur
ketika ia terbangun
KAPAN MEMULAI SLEEP TRAINING?
- Sleep training dapat dilakukan sejak anak masih
bayi (6 bulan)
- Sleep training dapat dimulai ketika sudah merasa:
- Kebiasaan tidur anak dianggap sudah menjadi masalah
untuk orangtua.
- Anak kesulitan untuk tertidur di malam hari
- Anak seringkali terbangun saat tidur
- Anak mengalami kesulitan tidur dan seringkali terbangun
SLEEP TRAINING & HEALTHY SLEEP
- Sleep training dapat membantu anak untuk mencapai healthy
sleep
- Healthy sleep merupakan istilah yang menggambarkan bahwa
anak memiliki kualitas tidur yang cukup. Hal ini mencakup durasi
tidur anak, tidur siang, “kelancaran” tidur anak (terbangun terus
menerus atau tidak), jadwal tidur dan waktu tidur anak, dan
konsistensi
METODE SLEEP TRAINING
1. Crying it out / Ignore it
Mengajarkan bayi / anak untuk tidur tanpa bantuan orangtua. Ketika bayi menangis, orangtua
membiarkannya dan tidak melakukan apapun.

2. Ignore but check


Orangtua melakukan rutinitas tidur yang nyaman, kemudian meninggalkan bayi sendiri. Jika anak
menangis, orangtua membiarkannya, namun orangtua mengecek kondisi bayi pada interval waktu
tertentu, misalnya pengecekan pertama pada 5 menit, pengecekan kedua 10 menit, kemudian 15
menit, dst.

3. Ignore it but be there


Orangtua menemani bayi untuk tidur. Jika bayi menangis, orangtua membiarkan bayi menenangkan
dirinya sendiri dan tidak melakukan apapun. Metode ini dapat membingungkan untuk bayi karena ia
merasa orangtua berada di dekatnya, namun tidak memberikan rasa tenang.
METODE SLEEP TRAINING
4. Splitting it up
Orangtua melakukan rutinitas tidur pada anak dan membiarkan anak untuk tidur. Orangtua mengecek
anak dengan interval tertentu. Jika anak menangis, orangtua menenangkan anak (mama ada di sini,
tenanglah), ketika anak sudah mulai bisa menenangkan dirinya, waktu mengecek semakin panjang.

5. Scheduled awakening
Orangtua membangunkan anak saat anak tertidur pada waktu tertentu. Metode ini dipercaya dapat
membuat anak dapat tidur dengan sendirinya sepanjang malam. Untuk anak yang sering terbangun di
malam hari, orangtua membangunkan anak sebelum jam ia bangun. Saat anak terbangun, orangtua
dapat melakukan hal yang membuat bayi nyaman sehingga ia bisa tertidur kembali.

6. Bedtime routines
Lakukan rutinitas sebelum tidur agar bayi mengetahui pola yang terbentuk sebelum tidur. Ketika rutinitas
terbentuk, bayi akan menenangkan diri dan menyiapkan diri untuk tidur. Adanya kebiasaan tidur yang
positif membuat bayi dapat tidur dengan baik.
METODE SLEEP TRAINING
7. Co-sleeping
Co-sleeping berarti tidur bersama bayi di satu ranjang yang sama. Beberapa budaya menerapkan co-
sleeping karena merasa lebih aman jika tidur di dekat bayi.

8. Persistent Gentle Removal System / tear free


Metode yang bersifat lembut. Orangtua bebas melakukan intervensi apapun untuk menenangkan bayi,
namun metode ini dapat menimbulkan masalah tidur pada anak. Contohnya ketika anak terbangun,
orangtua menenangkan anak dengan menggendongnya. Hal tersebut membuat orangtua akan kesulitan
menghentikan perilaku menggendong untuk membuat anak dapat tertidur sendiri.

9. Wait it out
Menggunakan kesabaran agar anak dapat belajar untuk tidur sendiri. Orangtua merespon bayi dengan
melakukan hal yang nyaman agar bayi dapat tertidur. Ketika bayi menangis, orangtua membiarkannya
terlebih dahulu agar bayi belajar menenangkan dirinya dan mencari cara untuk tertidur sendiri.
SLEEP TRAINING ANAK USIA 1 - 3 TAHUN
Berikut merupakan beberapa cara yang dapat digunakan agar anak dapat tidur di malam hari:
- Pastikan bahwa anak tidur siang. Tidur siang menjadi hal yang cukup penting pada masa toddler.
Jika anak tidak mendapatkan tidur yang cukup pada siang hari, maka anak memiliki peluang untuk
mengalami kesulitan tidur di malam hari
- Buat jadwal rutinitas pada anak. Toddler akan belajar melalui rutinitas dan pola yang sudah
terbentuk
- Jika orangtua menerapkan co-sleeping (tidur bersama dgn anak pada tempat tidur yang sama),
maka perlu buat suasana tidur menyenangkan, seperti anak memiliki tempat tidur yang besar.
Selain itu, langkah awal juga bisa dilakukan dengan memisahkan tempat tidur orangtua dan anak,
namun keduanya berada di kamar yang sama. Jika anak merasa nyaman, pelan-pelan ajarkan anak
tidur sendiri di kamarnya dan bisa dimulai dari tidur siang
SLEEP TRAINING ANAK USIA 3 - 8 TAHUN
Berikut merupakan beberapa cara yang dapat digunakan agar anak dapat tidur di kamar sendiri:
- Letakkan mainan / objek yang disukainya
- Suasana di rumah tenang, terutama saat memasuki jam tidur anak
- Memahami ketakutan anak terkait dengan tidur sendirian di kamar
- Berikan apresiasi pada anak karena sudah berani mencoba untuk tidur sendiri. Apabila anak belum
berhasil, jangan menghukum melainkan menenangkan dan mencobanya kembali. Terus berikan
apresiasi setiap kali anak mencoba
- Jika anak mengalami mimpi buruk, maka orangtua dapat menenangkan anak, hindari hal-hal yang
dapat memicu mimpi buruk (seperti cerita menyeramkan, permainan yang menyeramkan)
TIPS MELAKUKAN SLEEP TRAINING
- Tentukan permasalahan tidur pada anak, sehingga orangtua mampu
menganalisa metode sleep training apa yang dapat diterapkan
- Membuat jadwal untuk kegiatan sehari-hari
- Membantu bayi / anak membedakan siang dan malam
- Membuat rutinitas yang rileks dan positif sebelum tidur (seperti membaca
cerita, mendengar lagu, dll)
- Konsisten dengan metode sleep training yang diterapkan
REFERENSI
Burnham, M., & Lawler, J. (2006). Sleep Training for Your Child. New York, NY:
Alpha Books

Hogg, T., & Blau, M. (2005). Sleep, Potty Training, and Breastfeeding. New York,
NY: Atria Books

Weissbluth, M. (n.d). Healthy Sleep Habits, Happy Twins: A Step by Step


Program for Sleep-Training Your Multiples. New York, NY: Ballantine Books.

Anda mungkin juga menyukai