Disusun Oleh:
PETER YORDAN
PLORENTINA NOPITA
PUTRA ARDHANA
Singkawang,
November 2021
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.................................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................................ 3
ii
B. Saran .................................................................................................................16
DAFTAR PUTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Tujuan
Tujuan dari desain inovatif ini adalah untuk dapat mengetahui perubahan anak setelah
diberikan terapi bermain paper toys .
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Hospitalisasi
a.Perkembangan Fisik
4
5
b.Perkembangan Motorik
Menurut Dini P dan Daeng Sari (2018) motorik halus adalah aktivitas
motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus gerakan ini menuntut
koordinasi mata dan tangan serta pengendalian gerak yang baik yang
halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang
dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oleh karena itu gerakian didalam motorik
halus adalah ketangkasan, keterampilan, jari tangan dan pergelangan tangan serta
tertentu saja dan dilakukan oleh otot–otot kecil tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat.
Menurut Plato, anak-anak akan lebih mudah mempelajari aritmatik dengan cara
miniatur balok-balok pada anak usia tiga tahun pada akhirnya akan mengantar
akan mereka tekuni di masa dewasa nanti. Kemudian tokoh reformasi dalam
bermain maupun mainan yang dinikmati anak dapat digunakan untuk menarik
dalam bermain. Bermain adalah unsur yang penting untuk perkembangan anak,
baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas, maupun sosial. Anak yang
mendapatkan kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang
mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa
merupakan sebuah gambaran berbagai mainan lucu yang terbuat dari kertas dalam
menonjolkan desain pada model itu sendiri, papertoys lebih kearah karakter
b. Manfaat papertoys
Anang irawan (2017) desainer dan peneliti, membuat suatu bentuk papertoys
merupakan hobi yang positif. Karena mayoritas orang lebih suka menghabiskan
waktu dengan hal-hal yang tidak efektif. Papertoys biasanya jadi alternatif pengisi
waktu luang untuk berbagai kalangan usia, dan sangat bermanfaat. Manfaat dari
mendesain dan membuat papertoys:
1. Mengembangkan kreatifitas dan kepekaan terhadap seni.
terlebih dahulu
3D dari objek 2D
A.Topik
a. pengaruh terapi bermain paper toys terhadap motorik halus dan stress pada anak
B. Sub Topik
a. Mengidentifikasi pengaruh terapi bermain sebelum dilakukan terapi bermain paper
toys
b. Mengidentifikasi pengaruh terapi bermain setelah dilakukan terapi bermain paper
toys
C. Tujuan
1. Umum
untuk mengetahui pengaruh sebelum dan sesudah diberikan terapi bermain paper
toys terhadap anak
2. Khusus
a. Mengidentifikasi sebelum dilakukan terapi bermain paper toys
b. Mengidentifikasi pengaruh setelah dilakukan terapi bermain paper toys
10
11
D. Pelaksanaan
1. Tanggal : 8 November 2021
E. Setting
Bangsal Santa Agnes, RSU Santo Vincentius
H.Referensi
1. Dwi . Jumlah sampel Metode penelitian ini Pada pada kelompok Berdasarkan temuan dan pembahasan
Nurjannah pada penelitian ini adalah penelitian intervensi anak diajak hasil penelitian “Peningkatan
16 orang siswa TK tindakan model bermain Paper Toys dan Kemampuan Motorik Halus melalui
Kemmis dan Taggart diminta untuk menyatukan Kegiatan Bermain Papercraft di
melalui dua siklus, bentuk desain paper toys Kelompok A TK Alam Rizkia,
meliputi: perencanaan, yang diberikan Cimpaeun-Tapos, Depok tahun 2017”,
tindakan dan menyimpulkan pelaksanaan kegiatan
observasi, serta papercraft dapat meningkatkan
refleksi. kemampuan motorik halus anak
kelompok A TK Alam Rizkia. Pada
siklus satu sampai kedua dilakukan
selama 1-2 kali pertemuan.
13
2 Cut Ainin Desain penelitian Populasi dalam Pada penelitian ini anak dapat dilihat bahwa terapi bermain paper
Fitriana Mahar yang digunakan adalah berjumlah 36 diberikan intervensi untuk toys mempunyai pengaruh yang signifikan
adalah quasy anak merancang paper toys terhadap peningkatan kemampuan motorik
experimental. anak retardasi mental dengan hasil analisis
statistik Wilcoxon Signed Rank Test
didapatkan nilai signifikan ρ = 0,035 pada
motorik halus
BAB IV
LAPORAN KEGIATAN
A.Pelaksanaan
Ada pengaruh terapi bermain paper toys terhadap hospitalisasi anak, saat
sebelum dilakukan terapi bermain paper Toys pada tanggal 9 November anak terlihat
menangis gelisah,takut saat melihat perawat ,dan orangtua anak nampak menenangkan
anak dengan bermain gadget yang lebih memiliki efek negatif, Setelah dilakukan terapi
bermain raut wajah pasien lebih ceria, pasien terlihat lebih asik bermain dengan perawat
,Hal ini didukung oleh penelitian Dwi Nurjannah tahun 2018 yang menjelaskan Secara
psikologis kegiatan bermain papercraft merupakan kegiatan yang menyenangkan dan
sesuai dengan dunia anak. Kegiatan ini dikemas melalui kegiatan yang menyenangkan
dengan melibatkan anak secara langsung. Dengan demikian, anak terlihat langsung pada
setiap permainan dan membuat anak terasa lebih menarik.
Selama bermain paper toys tampak anak berfikir dan mencoba menemukan
solusi dalam menempelkan kertas tersebut hal ini melatih Motorik halus pada anak,
Salah satu bentuk keuntungan pemberian permainan paper toys adalah meningkatkan
ketrampilan dan kreativitas anak sehingga perkembangan anak akan semakin terasah.
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa anak yang memperoleh banyak stimulasi atau
rangsangan itu diperoleh (Dwi Nurjannah 2018)
Trauma rasa takut pada anak juga berkurang karena dengan menerapkan terapi
bermain ,sang anak akan menganggap perawat seolah olah teman sebayanya,hal ini
sejalan dengan penelitian wong 2018 terapi bermain merupakan terapi yang diberikan
untuk mengatasi trauma hospitalisasi, ketakutan sehingga anak dapat mengenal
lingkungan,mengekpresikan perasaannya ,termasuk gelisah,kecemasan sambil mengenal
perawatan dan prosedur yang dilakukan.
Dalam pelaksanaan terapi bermain paper toys ini melibatkan orangtua karna
14
14
peranan orang tua dapat meningkatkan efektivitas terapi, hal ini sejalan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Sue C.Bratton,Dee Ray,Tammy Rhine ,dan Leslie Jones
(2017) dengan judul “The Efficacy of Play Thrapy With Children:A Meta-Analytic
review of reatmen Outcomes”, Hasilnya menunjukan bahwa dari 93 studi terkontrol
bahwa terapi bermain efektif sebagai intervensi positif yang akan lebih efektif jika
melibatkan orangtua di dalamnya.
15
B.Faktor pendukung
2.Rumah sakit
C.Faktor Penghambat
B. Saran
1.Pentingnya Pihak Rumah Sakit untuk dapat menerapkan praktek Toys paper terhadap
anak
2. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dan perawat sangat penting untuk menguasai
tehnik dalam melakukan terapi bermain terhadap anak
3.Institusi pendidikan perlu untuk mengenalkan metode terapi bermain Toys paper sebagai
salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan motorik halus dan mengurangi stress
hospitalisasi terhadap anak
4.Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat dikembangkan dengan Terapi inovasi terbaru
yang lebih efektif dan dengan metode serta cara terbaru
16
DAFTAR PUSTAKA