(010215A003)
(010215A011)
(010215A020)
(010215A028)
(010215A036)
Definisi
Gagal jantung disebut juga CHF (Congestive Heart Failure) atau Decomp Cordis.
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu
memenuhi kebutuhan darah untuk matabolisme jaringan
Gagal jantung Kongsetif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan
nutrient dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau
kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri.
a. Etiologi
1. Kelainan otot jantung; gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot
jantung, disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari
penyebab kelainan fungsi otot jantung mencakup ateroslerosis koroner, hipertensi
arterial dan penyakit degeneratif atau inflamasi
2. Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya
aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam
laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya
gagal jantung. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan dengan
gagal jantung karena kondisi yang secara langsung merusak serabut jantung
menyebabkan kontraktilitas menurun.
3. Hipertensi Sistemik atau pulmunal (peningkatan after load) meningkatkan beban kerja
jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.
4. Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif, berhubungan dengan gagal jantung
karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan
kontraktilitas menurun.
5. Penyakit jantung lain, terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang
secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat mencakup
gangguan
aliran
darah
yang
masuk
jantung
(stenosis
katub
semiluner),
6. Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar factor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya
gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (missal : demam, tirotoksikosis).
Hipoksia dan anemi juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis
respiratorik
atau
metabolic
kontraktilitas jantung.
B.
Patofisiologi
dan
abnormalita
elektronik
dapat
menurunkan
dan
penyakit
otot
degeneratif
atau
inflamasi. Aterosklerosis
koroner
C.
2.
3.
Paroxymal Nocturnal Dyspnea (PND), yaitu sesak nafas tiba-tiba pada malam
hari disertai batuk.
4.
Berdebar-debar
5.
Mudah lelah
b. Batuk
c. Mudah lelah, Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan
dan sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil
katabolisme. Juga terjadi
d. karena meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi
karena distress pernafasan dan batuk
e. Kegelisahan atau kecemasan, Terjadi karena akibat gangguan oksigenasi jaringan,
stress akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi
dengan baik
Gagal jantung Kanan :
1. Kongestif jaringan perifer dan visceral
2. Oedema
ekstremitas
bawah (oedema
dependen), biasanya
oedema
pitting,
penambahan BB.
3. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat
pembesaran vena hepar
4. Anoreksia dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam rongga
abdomen
5. Nokturia
6. Kelemahan
D.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Foto torax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, oedema atau efusi
pleura yang menegaskan diagnosa CHF
2. EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung dan iskemi
(jika disebabkan AMI), Ekokardiogram
3. Pemeriksaan Lab meliputi : Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar natrium
yang rendah sehingga hasil hemodelusi darah dari adanya kelebihan retensi air, K,
Na, Cl, Ureum, gula darah
E.
Penatalaksanaan
1.
b.
Oksigenasi
c.
2.
Terapi Farmakologis :
a.
Glikosida jantung
Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat
frekuensi jantung. Efek yang dihasillkan : peningkatan curah jantung, penurunan
tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diurisi dan mengurangi oedema.
b.
c.
Pengkajian
1.
Pengkajian Primer
a.
b.
Breathing
3.
Pengkajian Sekunder
a.
b.
Integritas ego
tersinggung
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i. Diagnosa Keperawatan
4.
b.
c.
d.
e.
f.
5.
b.
c.
d.
e.
6.
Ukur
masukan/haluaran,
catat
penurunan,
pengeluaran,
sifat
c.
d.
e.
f.
g.
7.
b.
c.
Auskultasi bunyi nafas dan catat bila ada bunyi nafas tambahan
d.
e.
8.
b.
c.
Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan aktifitas sensori yang
tidak berat
d.
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia A & Wilson, Lorraine M. 2013. Pathophysiology : Clinical conceps of disease
processes. Jakarta : EGC.
Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika.
Tambayong, Jan. 2000. Patofisologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
Corwin, Ellizabeth J. 2009. Handbook of Pathophisiology. Jakarta : EGC.
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 2003. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Gaya
Baru.
Ardiansyah, Muhamad. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta : Diva Press.