Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK : Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)

OLEH :
Nama Mahasiswa : Afifah Dyah Wulan Pratiwi
NIM

: 010215A003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
Jl. GEDONG SONGO CANDI REJO UNGARAN
TAHUN AJARAN 2015/2016

TINJAUAN TEORI

A Konsep Penyakit
1 Definisi
Dengue Hemorhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue dengan gejala demam tinggi mendadak
disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan syock, nyeri
otot dan sendi dan kematian. Penyakit ini ditularkan lewat nyamuk Aides
aegepty yang menbawa virus dengue (antropad bone virus) atau disebut arbo
2

virus.
Etiologi
Virus dengue, termasuk genus Flavivirus, keluarga flaviridae. Terdapat 4
serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Keempat serotype
virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.

Manifestasi Klinis
Gejala klinis dari Dengue Haemorrhagic Fever dibagi dalam 4 tingkatan
menurut beratnya penyakit/derajat keganasan.
a Derajat I
Ditandai dengan: demam, mual-muntah, anoreksia, sakit kepala terusb

menerus, nyeri di bagian epigastrium, nyeri di perputaran bola mata.


Derajat II
Tanda-tanda seperti derajat I ditambah dengan perdarahan spontan pada
kulit (petechie, echimosis dan purpura) dan perdarahan yang lain seperti

epistaksis atau kematemesis


Derajat III
Pasien dalam pre shock dengan ditandai adanya kegagalan sirkulasi
darah, hipotensi, pucat, kulit dingin, gelisah dan denyut nadi lembut
Derajat IV

Disebut juga DSS (Dengue Shock Syndrom) pada tingkatan ini pasien
sudah dalam keadaan shock tekanan darah tidak terdengar dan nadi
tidak teraba.
4

Patofisiologi
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah
komplek virus antibody, dalam sirkulasi akan mengaktivasi system
complement. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua
peptide yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator
kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan
menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi

trombosit

dan

menurunnya faktor koagulasi (protombin, faktor V, VII, IX, X dan


fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat,
terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Yang menentukan berat penyakitnya adalah meningginya permeabilitas
dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi,
trombositopenia dan diathesis hemoragik.
5

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada Dengue Haemorrhagic Fever meliputi:
a Darah lengkap: hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20% atau lebih),
trompositopenia (100.000/mm3 atau kurang) kadar hemoglobin dan
b
c

hapusan darah tepi


Pemeriksaan Serologi : uji HI (hemoalgutination inhibition test)
Pemeriksaan radiologis
Rontgen thorax pada DHF derajat III/IV dan sebagian derajat II
didapatkan efusi pleura

Uji tourniquet
Caranya : diukur tekanan darah kemudian diklem antara tekanan sistol
dan diastol selama 10 menit untuk dewasa dan 3-5 menit untuk anakanak. Positif bila ada butir-butir merah (petekie) lebih kurang 20 pada

diameter 2,5 inci.


Pemeriksaan EKG
Adanya sinus bradikardia, ektopik ventrikel fokal, gelombang T datar,
dan interval PR memanjang.

Komplikasi
Komplikasi pada Dengue Haemorrhagic Fever meliputi:
a Kelainan ginjal
b Dehidrasi
c Kejang

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penderita Dengue Haemorrhagic Fever yaitu penggantian
cairan yang hilang sebagai akibat dari kerusakan dinding kapiler yang
menimbulkan peninggian permeabilitas sehingga mengakibatkan kebocoran
plasma (plasma leakage). Selain itu, juga perlu diberikan obat penurun
panas.
a Pemberian cairan
Pemberian cairan oral untuk mencegah dehidrasi. Apabila cairan oral
tidak dapat diberikan karena tidak mau minum, muntah atau nyeri perut
yang berlebihan, cairan intravena rumatan perlu diberikan. Antipiretik
kadang diperlukan, tetapi perlu diperhatikan bahwa antipiretik tidak dapat
mengurangi lama pada demam DHF. Parasetamol dirokemendasikan
b

untuk mempertahankan suhu di bawah 39o C.


Penggantian volume cairan pada DHF

Kebutuhan cairan awal dihitung untuk 2-3 jam pertama, sedangkan


pada kasus syok mungkin lebih sering (setiap 30-60 menit). Tetesan 24-48
jam berikutnya harus selalu disesuaikan dengan tanda vital, kadar
hematokrit dan jumlah cairan urin.
Cairan intravena diperlukan apabila:
1 Anak terus menerus muntah, tidak mau minum, demam tinggi
sehingga tidak mungkin diberi minum, ditakutkan terjadi dehidrasi
2

yang mempercepat terjadi syok.


Nilai hematokrit cenderung meningkat pada pemeriksaan berkala.

B Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Dengue Haemorrhagic


Fever (DHF)
1 Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan pada anak dengan Dengue Haemorrhagic Fever
(DHF) terdiri dari :
a. Identitas Klien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang usia < 15 tahun), jenis
kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua dan
pekerjaan orang tua.
b. Keluhan utama
Keluhan yang menonjol pada pasien Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)
adalah panas tinggi.
c. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan
saat demam kesadaran compos mentis. Turunnya panas terjadi antara hari
ke-3 dan ke-7 serta anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan
keluhan batuk, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi,

nyeri otot dan persendian, sakit kepala, nyeri ulu hati dan pergerakan bola
mata terasa pegal serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi
(grade III, IV), epistaksis, melena atau hematemesis.
d. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF, anak dapat mengalami
serangan ulangan DHF dengan tipe virus yang lain.
e. Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan
timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.
f. Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak
dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat
faktor predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami
keluhan mual, muntah dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini
berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi
maka anak akan dapat mengalami penurunan BB sehingga status gizinya
menjadi kurang.
g. Kondisi lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang
kurang bersih (seperti air yang menggenang dan gantungan baju di
kamar).
h. Pola kebiasaan
1 Nutrisi dan metabolisme : frekuensi, jenis pantangan, nafsu makan
2

berkurang atau menurun.


Eliminasi alvi (BAB) kadang-kadang anak mengalami diare atau

konstipasi. Sementara DHF pada grade III-IV dapat terjadi melena.


Eliminasi urine (BAK) perlu dikaji apakah sering kencing, sedikit
atau banyak, sakit atau tidak pada DHF grade IV sering terjadi
hematuria.

Tidur dan istirahat. Anak yang mengalami kurang tidur karena


mengalami sakit atau nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas

dan kualitas tidur maupun istirahatnya kurang.


Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan
lingkungan cenderung terutama untuk membersihkan sarang nyamuk

aedes aegypti
Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya

untuk menjaga kesehatan.


i. Pemeriksaan Fisik
Berdasarkan tingkatan (grade) DHF. Keadaan fisik anak adalah sebagai
berikut:
1 Grade I : Kesadaran composmentis, keadaan umum lemah, tanda2

tanda vital dan nadi lemah.


Grade II : Kesadaran composmentis, keadaan umum lemah, ada
perdarahan spontan petekie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi

lemah, kecil dan tidak teratur.


Grade III : Kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi

lemah, kecil dan tidak teratur serta tekanan darah menurun.


Grade IV : Kesadaran koma, tanda-tanda vital: nadi tidak teraba, TD
tidak terukur, pernafasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat

dan kulit tampak biru.


j. Sistem Integumen
1 Adanya petekie pada kulit, turgor kulit menurun, muncul keringat
2
3

dingin dan lembab.


Kuku sianosis/tidak
Dada
bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax
terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi

pleura), rales (+), ronchi (+) yang biasanya terdapat pada grade III
4

dan IV.
Abdomen, mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali)

dan asites.
Ekstremitas, akral dingin dan lembab, serta terjadi nyeri otot, sendi

serta tulang.
k. Riwayat Tumbuh Kembang.
1) Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang
sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan
dengan masalah perubahan dalam jumlah besar, ukuran atau dimensi
tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran
berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur
tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen
tubuh),

sedangkan

perkembangkan

(development)

adalah

bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh


yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan.
Sebagian hasil dari proses pematang.
2) Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik Anak Usia Sekolah.
Motorik : Lebih mampu menggunakan otot-otot kasar daripada otototot halus. Misalnya loncat tali, badminton, bola voli, pada akhir
masa sekolah motorik halus lebih berkurang, anak laki-laki lebih
aktif daripada anak perempuan.
Sosial Emosional : Mencari lingkungan yang lebih luas sehingga
cenderung sering pergi dari rumah hanya untuk bermain dengan
teman, saat ini sekolah sangat berperan untuk membentuk

kepribadian anak, di sekolah anak harus berinteraksi dengan orang


lain selain keluarganya, sehingga peranan guru sangatlah besar.
Pertumbuhan Fisik : Berat badan meningkat 2-3 kg per tahun, tinggi
badan meningkat 6-7 kg per tahun.
l. Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan darah pasien Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) akan
dijumpai:
1 Hb dan PCV meningkat (> 20%)
2 Trombositopenia (< 100.000 /ml)
3 Leukopenia (mungkin normal/lekositosis)
4 IgG dengue positif
5 Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukan: hipoproteinemia,
hipokalemia dan hiponatremia
2

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan Dengue
Haemorrhagic Fever (DHF) antara lain:
a Kekurangan volume cairan berhubungan

dengan

peningkatan

permeabilitas kapiler, demam, perdarahan dan muntah.


Batasan Karakteristik:
1 Subjektif : Haus
2 Objektif : penurunan turgor kulit dan lidah, penurunan haluaran urin,
kulit dan membrane mukosa kering, hematokrit meningkat, suhu
tubuh meningkat, nadi meningkat, tekanan darah meningkat, berat
badan menurun, kelemahanPeningkatan suhu tubuh (hipertermi)
b

berhubungan dengan proses infeksi virus (viremia).


Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan
perdarahan
Definisi :

Penurunan

oksigen

yang

mengakibatkan

pengantaran nutrisi ke jaringan pada tingkat kapiler.


Batasan Karakteristik :
1 Subjektif : Perubahan sensasi

dengan

kegagalan

Objektif : Perubahan karakteristik kulit, bruit, perubahan tekanan


darah pada ekstremitas, klaudikasi, kelambatan penyembuhan, nadi
arteri lemah, edema, tanda human positif, kulit pucat saat elevasi;
tidak kembali saat tungkai diturunkan, diskolorasi kulit, perubahan

suhu kulit, nadi lemah atau tidak teraba


Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus
Definisi : Keadaan ketika seorang individu mengalami atau beresiko
untuk mengalami kenaikan suhu tubuh terus menerus lebih tinggi dari
37,80 C per oral atau 38,80 C per rectal karena faktor eksternal
Batasan karakteristik:
Objektif : Kulit merah, suhu tubuh meningkat di atas rentang normal,
kejang/konvulsi, kulit teraba hangat, takikardia, takipnea

Intervensi Keperawatan
Perencanaan tindakan keperawatan

pada

anak

Haemorrhagic Fever (DHF) antara lain:


a Kekurangan volume cairan berhubungan

dengan

dengan

Dengue

peningkatan

permeabilitas kapiler, demam, perdarahan dan muntah.


Kriteria Hasil : Menunjukkan perubahan keseimbangan cairan,
dibuktikan oleh haluaran urine adekuat, tanda-tanda vital stabil,
membran mukosa lembab, turgor kulit baik, volume cairan cukup, input
cukup, output tidak berlebih sesuai dengan usia dan BB, Ht normal,
tidak menunjukan tanda-tanda dehidrasi, tidak ada rasa haus yang
berlebihan.
Intervensi :
1) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.
2) Monitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa, nadi
adekuat, tekanan darah ortostatik) jika diperlukan.

3) Monitor vital sign.


4) Monitor masukan atau cairan dan hitung intake kalori harian.
5) Kolaborasi pemberian cairan IV
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
perdarahan
Kriteria Hasil : pasien menunjukan tekanan darah dalam rentang normal,
tidak ada ortostatik hipertensi, tidak ada tanda peningkatan tekanan
intracranial

(tidak

lebih

dari

15

mmHg),

pasien

dapat

mendemonstrasikan kemampuan dalam berkomunikasi, memproses


informasi dan membuat keputusan dengan benar.
Intervensi :
1) Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/
dingin/ tajam/ tumpul.
2) Instruksikan kepada keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada

laserasi.
3) Kolaborasi pemberian analgetik.
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus
Kriteria Hasil : Pasien tidak menunjukkan kenaikan suhu tubuh, suhu
tubuh dalam batas normal (36-37 C), nadi dan RR dalam rentang
normal, tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
Intervensi :
1 Monitor suhu sesering mungkin.
2 Berikan antipiretik
3 Berikan kompres hangat atau water tepid sponge pada daerah aksila
4

dan lipatan paha


Anjurkan pasien banyak minum, paling tidak 2,5 liter tiap 24 jam

dan jelaskan manfaatnya


5 Kolaborasi pemberian cairan intravena
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan pada pasien anak dengan DHF untuk mengetahui
apakah masalah teratasi atau tidak dengan berpedoman pada kriteria hasil:

Kekurangan

cairan

berhubungan

dengan

peningkatan

permeabilitas kapiler, demam, perdarahan dan muntah.


Evaluasi :
1 Pasien menunjukan vital sign dalam batas normal
2 Pasien menunjukan mukosa bibir lembab, turgor kulit baik
3 Pasien tidak menujukan tanda-tanda dehidrasi
4 Pasien tidak menujukan rasa haus yang berlebihan
Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan
Evaluasi :
1 Pasien menunjukan tekanan darah dalam rentang normal, tidak ada
2
3

volume

ortostatik hipertensi
Pasien dapat mendemonstrasikan kemampuan dalam berkomunikasi
Pasien dapat memproses informasi dan membuat keputusan dengan

benar.
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus
Evaluasi :
1 Pasien meunjukan tidak ada kenaikan suhu tubuh.
2 Pasien menunjukan suhu tubuh dalam batas normal (36-37 C)
3 Pasien menujukan vital sign dalam batas normal
4 Pasien tidak menujukan perubahan warna kulit dan tidak ada pusing

DAFTAR PUSTAKA
Aziz Alimul Hidayat. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2008.
Suriadi dan Rita Yuliani. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK.
Jakarta: Sagung Seto; 2010.
Satari HI. Demam Berdarah Perawatan di Rumah dan Rumah Sakit dan
Menu. 1st ed. Yuni Harlinawati, editor. Jakarta: Puspa Swara; 2004.
Nurarif H. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA NIC NOC 2013. 1st ed. Yogyakarta: Mediaction; 2013.

Murwani A. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. 2nd ed. Riwidikdo H,


editor. Yogyakarta: Mitra Cendekia; 2009.

Anda mungkin juga menyukai