PA 2 : Saida Hayati
PP 2 : “Siap, bu”
Karu : “Ada berapa perawat pelaksana yang dinas pagi hari ini?”
Karu : “Ok, mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan kepada teman-teman, mohon
untuk disiapkan alat-alat untuk peragaan cuci tangan yang benar. Terimakasih.”
PA 1 & 2 : “Sudah,bu”
Karu : “Ya baiklah, saya kesini sebagai kepala ruangan akan melakukan mensupervisi
kalian tentang supervisi mencuci tangan yang benar, sesuai dengan SPO atau SOP yang ada
dirumah sakit kita. Apakah teman-teman sudah tau caranya untuk cuci tangan yang baik dan
benar?”
Karu : “Apakah semua teman-teman disini sudah melakukan cuci tangan yang benar
sesuai dengan SOP rumah sakit?”
“Disini kami selalu melakukan cuci tangan, sebelum dan sesudah melakukan
tindakan”
Karu : “Baiklah, coba salah satu dari perawat pelaksana melakukan peragaan cara
mencuci tangan yang baik dan benar sesuai dengan SOP rumah sakit, dan kepada teman-teman
yang lain silakan untuk memperhatikan, karena diakhir saya akan melakukan evaluasi kembali.”
“Mencuci tangan yang baik dan benar itu ada 6 langkah, dan itu dilakukan
secara berkesinambungan dan tidak boleh terputus-putus. Baiklah langsung saja, kita ambil
handscrub, disini kita menggunakan handscrub. Yang pertama kita gosok handscrubnya
ditelapak tangan dengan cara memutar berlawanan arah jam dengan hitungan 1 sampai 4.”
“Kemudian punggung tangan. Kemudian sela-sela jari, kemudian gerakan
seperti mengunci, kemudian ibu jari, kemudian ujung jari, selesai.” (Ingat setiap gerakan juga
beserta dengan hitungan).
Karu : “Apakah itu sudah sesuai dengan SOP yang ada dirumah sakit kita, menurut
teman-teman?”
Karu : “Ok, baiklah. Disini saya akan mengevaluasi cara mencuci tangan yang baik dan
benar sesuai dengan SOP rumah sakit. Jadi bagaimana katim, untuk cara mencuci tangan yang
baik dan benar apakah ini sudah sesuai dengan SOP yang ada?”
Karu : “Baiklah, bisakah saya memberikan sedikit evaluasi tentang cara tentang cara
cuci tangan yang baik dan benar ini?”
Karu :”Jadi setelah melihat cara peragaan mencuci tangan yang dilakukan tadi, untuk
tindakannya itu sudah benar. Tetapi ada koreksi sedikit dari saya, dimana cuci tangan yang baik
dan benar itu bukan hanya dilakuakn sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan atau
kontak dengan pasien. Tetapi harus mengikuti 5 moment cuci tangan, dimana 5 moment itu yaitu
sebelum bersentuhan atau melakukan kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan
medis/ upervi, sesudah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien, sesudah bersentuhan dengan
pasien, dan yang terakhir yaitu sesudah bersentuhan dengan lingkungan disekitar pasien.”
Karu : ”Baiklah, kegiatan supervise ini akan dilakuakan secara berkala kepada perawat-
perawat yang ada yang lain. Agar perawat yang lain juga bisa melakukan cuci tangan yang baik
dan benar, sesuai dengan SOP yang ada dirumah sakit.”
Karu : “Baiklah teman-teman semua, mungkin itu supervisi dari saya sebagai kepala
ruangan Al-Haitam tentang cuci tangan yang baik dan benar sesuai dengan SOP yang ada
dirumah sakit. Untuk selanjutnya, silakan untuk melakukan tugas kita masing-masing.
Terimakasih, Assalamu’alaikum wr wb.
Karu : Sariwati
PA 1 : Rinsa Dewi
“Rencana kepala ruangan hari ini, pukul 07.00 preconference, pukul 08.00
melakukan interaksi dengan klien baru, pukul 09.00 melakukan supervisi pada perawat primer 1
dan perawat primer 2, pukul 10.00 mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar
selalu siap pakai. Pukul 11.00 melakukan penilai kinerja tenaga keperawatn yang berada di
bawah tanggung jawab saya. Pukul 12.00 Isoma (istirahat sholat dan makan). Pukul 13.00
mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan keperawatan untuk sore, malam, dan esok
hari, sesuai dengan tingkat ketergantungan klien. Pukul 14.00 post conference.”
PA 1 : Rinsa Dewi
Narator : Disebuah rumah sakit didatangi oleh pasien baru, pasien tersebut anak pasien An. K
yang diantar oleh orang tuanya. Pasien dipindahkan dari IGD ke ruang Al-Haitam kamar 602.
Setelah pasien baru diterima diruang Al-haitam, kemudian perawat melakukan kegiatan
sentralisasi obat.
Karu : “Iya selamat pagi, silakan masuk. Ada apa ya ners sariwati?”
PP : “Begini,bu. Kita kedatangan pasien baru An. K. yang tadi sudah dilakuakn
penerimaan oleh Ners risda. Nah, sekarang saya akan melakukan sentralisasi obat kepada pasien
baru tersebut. menurut ibu, bagaimana?”
Karu : “Baik ners Sariwati, saya setuju untuk dilakukan sentralisasi obat pada pasien
baru. Lalu, bagaimana untuk tindakan pelaksanaan dan juga keperluan instrumentnya?”
PP : “Untuk tindakannya, pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan
kepada pasien, diserahkan pengelolaan sepenuhnya dilakukan oleh perawat. Untuk instrument
yang kita butuhkan adalah surat persetujuan sentralisasi obat, tanda bukti serah terima obat dari
farmasi, format pemberian oral dan injeksi.”
Karu : “Ya, baik ners. Saya rasa persiapannya sudah matang, jadi bisa dilakukan
sekarang juga.”
PA : “Baik, ners”
PA : “Selamat pagi bu, apa ini benar dengan An. K yang baru masuk tadi pagi.”
Keluarga px : “Iya sus, saya ibu dari An. K. Ada apa ya sus?”
PP : “Perkenalkan bu, nama saya ners Sariwati dan ini teman saya ners Rinsa Dewi.
Kami berdua adalah perawat yang berdinas pagi hari ini. Mohon maaf ibu, kedatangan kami
yaitu untuk meminta persetujuan ibu, agar kami bisa mengatur dan mengelola obat anak ibu.
Bagaimana bu, apakah ibu setuju?”
PA : “Baiklah bu, saya akan mewakilkan untuk menjelaskan sedikit ya bu. Untuk
alurnya, di ruang Al-haitam dokter akan memberikan resep ke farmasi, kemudian dari farmasi
akan mengantar obat dan meletakkan obat di dispensing atau ruang penyimpanan obat ya, bu.
Farmasi akan melakukan serah terima obat kepada perawat primer, setelah itu perawat akan
mengelola obat terkait pemberian obat tersebut, dan jika obat tidak tersedia diruang farmasi,
maka ibu akan menebus resep yang akan diberikan dokter di farmasi diluar ruangan atau rumah
sakit, setelah itu diserahkan ke perawat yang ada diruangan. Kemudian perawat akan menyimpan
obat di dispensing atau tempat penyimpanan obat, dan akan dikelolan untuk pemberiannya ke
pasien. Bagaimana, bu. Apakah ibu sudah bisa memahami dan apakah ada pertanyaan?”
PP : “Baik, ibu. Biar saya bantu untuk menyisihkan berkas persetujuannya, ini saya
kasih dan bisa dibaca terlebih dahulu, ya.”
Keluarga px : “Baik,sus”
Apoteker : “Ini ners, ini obat untuk An. K dengan nomor register 101. Yaitu obat
paracetamol.
PP : “Sebentar ya, saya akan melihat daftar obat dari An. K.”
“Baik, sepertinya sudah sesuai semuanya. Terimakasih sebelumnya”
PP : “Ners Rinsa, ini obat An. K yang ada diruang 602 dengan nomor register 101,
apakah anda bisa membantu saya untuk memberikan obat ke An. K? Jangan lupa cek kembali
nama dan nomor registernya sebelum diberikan ya ners.”
PA : “Baik ners”
PA : “Permisi, bu”
PA : “Maaf ibu, saya akan memberikan obat untuk anak ibu. Tapi sebelumnya apakah
saya boleh mengecek gelang identitasnya?”
PA : “Baik, sudah sesuai ya bu. Saya akan memberikan obat paracetamol untuk
menurunkan panas anak ibu.”
PA : “Baiklah, sudah selesai ya bu. Apabila keluhan dari anak ibu atau ada keperluan
dengan perawat, ibu bisa menghubungi saya di ruang jaga perawat ya bu.”
Narator : perawat primer menemui kepala ruangan untuk memberikan laporan tentang
sentralisasi obat.
PP : “Sentralisasi obat pada An.K sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan
keselamatan pasien, bu.”
Karu : “Ya, baik. Terimakasih ners Sariwati, telah bekerja dengan baik dan sesuai
dengan SOP.”