Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP MENUA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stage Keperawatan Gerontik

PEMBIMBING

Nor Isna tauhidah., Ns. M.Kep

Di Susun Oleh:

STEFINA MERRYSA CHRISTINE, S. Kep


NPM. 1914901210157

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP MENUA

1.1 Definisi Lansia


Pertumbuhan dan perkembangan manusia terdiri dari serangkaian proses
perubahan yang rumit dan panjang sejak pembuahan ovum oleh sperma dan
berlanjut sampai berakhirnya kehidupan. Secara garis besar, perkembangan
manusia terdiri dari beberapa tahap, yaitu kehidupan sebelum lahir, saat
bayi, masa kanak – kanak, remaja, dewasa, dan lanjut usia (lansia).

Lansia adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia, dimana manusia
tersebut pastinya akan mengalami perubahan baik secara fisik maupun
mental. Proses penuaan merupakan proses alami yang dapat menyebabkan
perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada jaringan tubuh yang dapat
mempengaruhi fungsi, kemampuan badan dan jiwa (Setiati dkk, 2000 dalam
Dwiyanti dan Fitri, 2012). Menjadi tua (menua) merupakan suatu proses
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri secara
perlahan – lahan dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita.

Menurut WHO, lansia dikelompokan menjadi 4 kelompok yaitu :


1.1.1 Usia Pertengahan (middle age) : usia 45 – 59 tahun.
1.1.2 Lansia (elderly) : usia 60 – 74 tahun.
1.1.3 Lansia tua (old) : usia 75 – 90 tahun.
1.1.4 Usia sangat tua (very old) : usia di atas 90 tahun.
Departemen Kesehatan RI memberikan batasan lansia sebagai berikut :
1.1.5 Virilitas (prasenium) : Masa persiapan usia lanjut yang
menampakkan kematangan jiwa (usia 55 – 59 tahun).
1.1.6 Usia lanjut dini (senescen) : Kelompok yang mulai memasuki masa
usia lanjut dini (usia 60 – 64).
1.1.7 Lansia beresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif
: Usia di atas 65 tahun.

Pengertian lansia dibedakan atas 2 macam, yaitu lansia kronologis (kalender)


dan lansia biologis. Lansia kronologis mudah diketahui dan dihitung,
sedangkan lansia biologis berpatokan pada keadaan jaringan tubuh. Individu
yang berusia muda tetapi secara biologis dapat tergolong lansia jika dilihat
dari keadaan jaringan tubuhnya (Fatimah, 2010).

1.2 Teori – teori Penuaan


Menua merupakan proses yang harus terjadi secara umum pada seluruh
spesies secara progresif seiring waktu sehingga menghasilkan perubahan
yang menyebabkan disfungsi organ dan menyebabkan kegagalan suatu organ
atau sistem tubuh tertentu. Terdapat tiga dasar fundamental yang dipakai
untuk menyusun berbagai berbagai teori menua, yaitu :
- Pola penuaan pada hampir semua spesies mamalia diketahui adalah sama.
- Laju penuaan ditentukan oleh gen yang sangat bervariasi pada setiap
spesies.
- Laju atau kecepatan penuaan dapat diperlambat, namun tidak dapat
dihindari atau dicegah.
Beberapa teori penuaan yang diketahui dijelaskan berikut ini :
1.2.1 Teori Berdasarkan Sistem Organ
Teori berdasarkan sistem organ (organ sistem – based theory) ini
berdasarkan atas dugaan adanya hambatan dari organ tertentu dalam
tubuh yang akan menyebabkan terjadinya proses penuaan. Organ
tersebut adalah sistem endokrin dan sistem imun. Pada proses
penuaan, kelenjar timus mengecil yang menurunkan fungsi imun.
Penurunan fungsi imun menimbulkan peningkatan insidensi penyakit
infeksi pada lansia. Dapat dikatakan bahwa peningkatan usia
berhubungan dengan peningkatan insidensi penyakit.
1.2.2 Teori Kekebalan Tubuh
Teori kekebalan tubuh (breakdown theory) ini memandang proses
penuaan terjadi akibat adanya penurunan sistem kekebalan secara
bertahap, sehingga tubuh tidak dapat lagi mempertahankan diri
terhadap luka, penyakit, sel mutan, ataupun sel asing. Hal ini terjadi
karena hormon – hormone yang dikeluarkan oleh kelenjar timus yang
mengontrol sistem kekebalan tubuh telah menghilang seiring dengan
bertambahnya usia.
1.2.3 Teori Kekebalan
Teori kekebalan (autoimmunity) ini menekankan bahwa tubuh lansia
yang mengalami penuaan sudah tidak dapat lagi membedakan antara
sel normal dan sel tidak normal, dan muncul antibodi yang
menyerang keduanya yang pada akhirnya menyerang jaringan itu
sendiri. Mutasi yang berulang atau perubahan protein pascatranslasi
dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan kemampuan sistem
imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi
somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan
sel, maka hal ini dapat menyebabkan sel imun tubuh menganggap sel
yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan
menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya
peristiwa autoimun. Salah satu bukti yang menguatkan teori ini
adalah bertambahnya kasus penyakit degenerative pada orang berusia
lanjut.
1.2.4 Teori Fisiologik
Sebagai contoh, teori adaptasi stres (stress adaptation theory)
menjelaskan proses menua sebagai akibat adaptasi terhadap stres.
Stres dapat berasal dari dalam maupun dari luar, juga dapat bersifat
fisik, psikologik, maupun sosial.
1.2.5 Teori Psikososial
Semakin lanjut usia seseorang, maka ia semakin lebih
memperhatikan dirinya maupun arti hidupnya, dan kurang
memperhatikan peristiwa atau isu – isu yang sedang terjadi.
1.2.6 Teori Kontinuitas
Gabungan antara teori pelepasan ikatan dan teori aktivitas. Perubahan
diri lansia dipengaruhi oleh tipe kepribadiannya. Seseorang yang
sebelumnya sukses, pada usia lanjut akan tetap berinteraksi dengan
lingkungannya serta tetap memelihara identitas dan kekuatan egonya
karena memiliki tipe kepribadian yang aktif dalam kegiatan sosial.
1.2.7 Teori Sosiologik
Teori perubahan sosial yang menerangkan menurunnya sumber daya
dan meningkatnya ketergantungan, mengakibatkan keadaan sosial
yang tidak merata dan menurunnya sistem penunjang sosial.
1.2.8 Teori pelepasan ikatan (disengagement theory) menjelaskan bahwa
pada usia lanjut terjadi penurunan partisipasi ke dalam masyarakat
karena terjadi proses pelepasan ikatan atau penarikan diri secara
pelan – pelan dari kehidupan sosialnya. Pensiun merupakan contoh
ilustrasi proses pelepasan ikatan memungkinkan seseorang untuk
lepas dari tanggung jawab pekerjaan dan tidak perlu mengejar peran
lain untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Teori mendapat
banyak kritikan dari berbagai ilmuwan sosial.

1.2.9 Teori Aktivitas


Berlawanan dengan teori pelepasan ikatan, teori aktivitas ini
menjelaskan bahwa lansia yang sukses merupakan lansia yang aktif
dan ikut dalam banyak kegiatan sosial. Jika sebelumnya seseorang
sangat aktif, maka pada saat usia lanjut ia akan tetap memelihara
keaktifannya seperti peran dalam keluarga dan masyarakat dalam
berbagai kegiatan sosial dan keagamaan, karena ia tetap merasa
dirinya berarti dan puas di hari tuanya. Bila lansia kehilangn peran
dan tanggung jawab di masyarakat atau keluarga, maka ia harus
segera terlibat dalam kegiatan lain seperti klub atau organisasi yang
sesuai dengan bidang atau minatnya.
1.2.10 Teori Penuaan Ditinjau dari Sudut Biologis
1.2.10.1 Teori error catastrophe
Kesalahan susunan asam amino dalam protein tubuh
mempengaruhi sifat khusus enzim untuk sintesis protein,
sehingga terjadi kerusakan sel dan mempercepat kematian
sel.
1.2.10.2 Teori pesan yang berlebih – lebihan (redundant message)
Manusia memiliki DNA yang berisi pesan yang berulang –
ulang atau berlebih – lebihan yang menimbulkan proses
penuaan.
1.2.10.3 Teori imunologi
Teori ini menekankan bahwa lansia mengalami pengurangan
kemampuan mengenali diri sendiri dan sel – sel asing atau
pengganggu, sehingga tubuh tidak dapat membedakan sel –
sel normal dan tidak normal, dan akibatnya antibodi
menyerang kedua jenis sel tersebut sehingga muncul
penyakit – penyakit degeneratif (Fatimah, 2010).

1.3 Perubahan Fisiologis pada Lansia


Secara alami, fungsi fisiologis dalam tubuh lansia menurun seiring
pertambahan usianya. Penurunan fungsi ini tentunya akan menurunkan
kemampuan lansia tersebut untuk menanggapi datangnya rangsangan baik di
luar tubuh maupun dari dalam tubuh lansia itu sendiri. Perubahan fungsi
fisiologis yang terjadi pada lansia pada dasarnya meliputi meliputi
penurunan kemampuan sistem saraf, yaitu pada indra penglihatan,
pendengaran, peraba, perasa, dan penciuman. Selanjutnya, perubahan ini
juga mengakibatkan penurunan sistem pendengaran, sistem syaraf, sistem
pernapasan, sistem endokrin, sistem kardiovaskular, hingga penurunan
kemampuan muskuloskeletal (Fatimah, 2010).

1.4 Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia Pada Lansia


Menua atau menjadi tua merupakan proses yang akan dialami oleh semua
orang dan tidak dapat dihindari. Pada akhir abad yang lalu, disinyalir usia
lansia semakin banyak. Ada negara – negara yang mempunyai jumlah lansia
di atas 10% dan disebut dengan negara – negara berpopulasi lansia (aging
populated countries). Di Indonesia, kini populasi lansia rata – rata adalah
7,5% dari jumlah total penduduk dan dalam waktu 20 tahun lagi jumlah
lansia di Indonesia akan melebihi balita (Menkokesra, 2008). Dalam dua
dekade terakhir ini, terjadi peningkatan populasi penduduk lansia di
Indonesia dari 4, 48% pada tahun 1971 (5,3 juta jiwa) menjadi 9,77% pada
tahun 2010 (23,9 juta jiwa). Bahkan pada tahun 2020 diprediksi akan terjadi
ledakan jumlah penduduk lansia sebesar 11, 34% atau sekitar 28,8 juta jiwa
(Makmur Sanusi, 2006). Peningkatan jumlah lansia tersebut akan membawa
dampak yang lebih besar, lebih serius, dan lebih kompleks apabila tidak
diikuti dengan pemenuhan kebutuhan dasar bagi lansia – lansia tersebut.
Oleh karena itu diperlukan ilmu dan pengetahuan mengenai kebutuhan –
kebutuhan dasar lansia agar orang – orang tua dapat terhindar dari segala
masalah – masalah fisik, psikologis, maupun sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Agustian Hari. 2019. Pelayanan Pemenuhan Kebutuhan Lansia Di Panti Pelayanan


Sosial Lanjut Usia (PPSLU) Sudagaran Banyumas. Skripsi. Institusi Agama
Islam Negeri Purwokerto.
Deputi I [Menkokesra] Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat .
Lansia Masa Kini dan Mendatang. http://www.menkokesra.go.id. Diakses
pada : 9 September 2017.
Dwiyanti dan Fitri. 2012. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia pada lansia dimensia
oleh keluarga. Jurnal Nursing Studies. Volume 1 : Halaman 175-182.
Fatimah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Suhartini, R. (2012).Diperoleh dari http://www.damandiri.or.id.

Banjarmasin, November 2020

Ners Muda

(Stefina Merrysa Christine, S.Kep)

Preseptor Akademik

(Nor Isna tauhidah., Ns. M.Kep)

Anda mungkin juga menyukai