Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH (HDR)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stage Keperawatan Jiwa

PEMBIMBING

Meti Agustini, Ns., M.Kep.


Maradona, S.Kep., Ns.

Disusun Oleh:
Nama : RISDAYANTI, S.Kep.
NIM : 1914901210148

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU


KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH (HDR)

1. Definisi
Perkembangan kebudayaan masyarakat banyak membawa perubahan dalam segi
kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan baik positif maupun negatif dapat
mempengaruhi keseimbangan fisik, mental, dan psikososial seperti bencana dan konflik yang
dialami sehingga berdampak sangat besar terhadap kesehatan jiwa seseorang yang berarti
akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa (Keliat, 2014).
Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan harga diri
rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perilaku orang lain yang mengancam dan
hubungan interpersonal yang buruk. Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang
tinggi sampai rendah.Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara
aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung merasa aman.
Individu yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan
menganggap sebagai ancaman. (Keliat, 2014).
Gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan
kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung. (Schult &
videbeck,1998) dalam (Fitria, 2014).

2. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi diri Konsep diri positif Harga diri rendah Kerancuan identitas Depersonalisasi
(Keliat dalam Fitria, 2014)
3. Etiologi
Faktor predisposisi dan presipitasi menurut Fitria (2014):
a. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orang tua yang
tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor Presipitasi
1) Trauma
Masalah khusus tentang konsep diri disebabakan oleh setiap situasi dimana individu
tidak mampu menyesuaikan. Situasi dapat mempengaruhi konsep diri dan
komponennya. Situasi dan stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri dan
hilangnya bagian badan, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan
struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, dan prosedur tindakan dan
pengobatan.
2) Ketegangan Peran
Ketegangan peran adalah stres yang berhubungan dengan frustasi yang dialami
individu dalam peran.
3) Transisi Perkembangan
Transisi perkembangan adalah perubahan normatif berhubungan dengan
pertumbuhan. Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas.
Setiap tahap perkembangan harus dilakukan inidividu dengan menyelesaikan tugas
perkembangan yang berbeda-beda. Hal ini dapat merupakan stressor bagi konsep diri.
4) Transisi Situasi
Transisi situasiterjadi sepanjang daur kehidupan. Transisi situasi merupakan
bertambah atau berkurangnya orang yang penting dalam kehidupan individu melalui
kelahiran atau kematian orang yang berarti, misalnya status sendiri menjadi berdua
atau menjadi orang tua.
5) Transisi Sehat Sakit
Transisi sehat sakit berkembang berubah dari tahap sehat ke tahap sakit. Beberapa
stressor pada tubuh dapat menyebabakan gangguan gambaran diri dan berakibat
perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen
konsep diri yaitu gambaran diri, peran ,dan harga diri. Masalah konsep diri dapat
dicetuskan oleh faktor psikologis, sossiologis, atau fisiologis, namun yang lebih
penting adalah persepsi klien terhadap ancaman perilaku.
4. Pohon masalah

Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Kronis

Koping Individu Tidak Efektif

(Fitria, 2014)

Harga diri merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya, individu dengan harga diri
rendah akan merasa tidak mampu , tidak berdaya, pesi mis dapat menghadapi kehidupan, dan
tidak percaya pada diri sendiri. Untuk menutup rasa tidak mampu individu akan banyak
diam, menyendiri, tidak berkomunikasi dan menarik diri dari kehidupan sosial.

5. Jenis/Tanda Gejala
Menurut L. J Carpenito dan Keliat dalam Fitria (2014), perilaku yang berhubungan dengan
harga diri rendah antara lain :

Data Subjektif :
 Mengkritik diri sendiri atau orang lain
 Perasaan tidak mampu
 Pandangan hidup yang pesimis
 Perasaan lemah dan takut
 Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
 Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
 Hidup yang berpolarisasi
 Ketidakmampuan menentukan tujuan
 Mengungkapkan kegagalan pribadi
 Merasionalisasi penolakan
Data Objektif:
 Produktivitas menurun
 Perilaku destruktiv pada diri sendiri dan orang lain
 Penyalahgunaan zat
 Menarik diri dari hubungan social
 Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
 Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
 Tampak mudah tersinggung /mudah marah.

6. Proses Keperawatan
a. Pengkajian

Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji


Harga diri rendah kronis Subjektif :
 Mengungkapkan dirinya merasa tidak
berguna
 Mengungkapkan dirinya merasa tidak
mampu
 Mengungkapkan dirinya tidak
semangat untuk beraktivitas atau
bekerja
 Mengungkapkan dirinya malas
melakukan perawatan diri (mandi,
berhias, makan atau toileting).
Objektif :
 Mengkritik diri sendiri
 Perasaan tidak mampu
 Pandangan hidup yang pesimis
 Tidak menerima pujian
 Penurunan produktifitas
 Penolakan terhadap kemampuan diri
 Kurang memperhatikan perawatan diri
 Berpakaian tidak rapi
 Berkurang slera makan
 Tidak berani menatap lawan bicara
 Lebih banyak menuhnduk
 Bicara lambat dengan nada suara lemah

b. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
c. Strategi Pelaksanaan Tindakan
SP Untuk Pasien SP Untuk Keluarga
Pertemuan 1 Pertemuan 1
1. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek
positif pasien (buat daftar kegiatan) 1. Diskusikan masalh yang dirasakna dalam merawat pasien
2. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses terjadinya
ini (pilih dari daftar kegiatan) : buat daftar kegiatan yang harga diri rendah (gunakan booklet)
dapat dilakukan pasien saat ini 3. Diskusikan kemampuan atau asfek positif yang dimiliki
3. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat pasien sebelum dan setelah sakit
dilakukan saat ini untuk dilatih 4. Jelaskan cara merawat harga diri rendah terutama
4. Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya) memberikan pujian semua hal positif pada pasien
5. Masukkan dalam jadwal kegiatan untuk latihan dua kali 5. Latih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan pertama
perhari yang dipilih pasien : bimbing dan beri pujian
6. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal harian yang telah
dibuat
Pertemuan 2 Pertemuan 2

1. Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan beri 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien
pujian melaksanakan kegiatan pertama yang dipilih dan dilatih
2. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih pasien, beri pujian
3. Latih kegiatan kedua (alat dan cara melakukannya) 2. Bersama keluarga melatih pasien dalam melakukan
4. Masukkan pada jadwal kegiatan unntuk latihan : dua kegiatan kedua yang dipilih pasien
kegiatan masing-masing dua kali perhari 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi
pujian
Pertemuan 3 Pertemuan 3

1. Evaluasi kegiatan utama dan kedua yang telah dilatih 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien
dan berikan pujian melaksankan kegiatan pertama dan kedua yang dipilih dan
2. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih dilatih pasien, berikan pujian
3. Latih kegiatan kedua (alat dan cara melakukannya) 2. Bersama keluarga melatih pasien dalam melakukan
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : dua kegiatan ketiga yang dipilih pasien
kegiatan masing-masing dua kali per hari 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi
pujian
Pertemuan 4 Pertemuan 4

1. Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang telah 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien
dilatih dan berikan pujian melaksanakan kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang
2. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih dipilih dan dilatih pasien, berikan pujian
3. Latih kegiatan keempat (alat dan cara melakukannya) 2. Bersama keluarga melatih pasien dalam melakukan
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : dua kegiatan keempat yang dipilih pasien
kegiatan masing-masing dua kali perhari 3. Jelaskan follow up ke RSJ / PKM tanda kambuh dan
rujukan
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal san memberi
pujian
Pertemuan 5 sd 12 Pertemuan 5 sd 12

1. Evaluasi kegiatan latihan dan berikan pujian 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien
2. Latih kegiatan dilanjutkan sampai tak terhingga melakukan kegiatan yang dipilih oleh pasien dan berikan
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri pujian
4. Masukan nilai apakah harga diri pasien meningkat 2. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol kr RSJ /
PKM

DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. 2014. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan stretegi
pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa
Berat bagi program S1 keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Keliat, Budi Anna. 2014. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC

Palangkaraya, 21 September 2020

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

Meti Agustini, Ns., M.Kep. Maradona, S.Kep., Ns.

Anda mungkin juga menyukai