Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

masa dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat

termasuk fungsi reproduksi sehingga memengaruhi terjadinya perubahan-

perubahan perkembangan, baik fisik, mental, maupun peran sosial

(Kumalasari, 2013).

Remaja yang dimaksud adalah mereka yang berusia antara 10 – 19

tahun. Menurut hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2011 jumlah penduduk usia 10 – 19 tahun mencakup 22,9 % dari

jumlah penduduk Indonesia (Dinkes, 2013).

Pada masa ini terjadi suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

kehidupan seorang individu. Dimana salah satu tanda yang khas pada

remaja adalah terjadinya pubertas. Pubertas didefinisikan sebagai waktu

kematangan seksual yang ditandai dengan adanya menarche (menstruasi

pertama kali) yang merupakan salah satu tanda terjadinya masa reproduksi

pada anak perempuan, wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adanya

siklus haid normal yang terjadi sevara periodik. Kita akan merasa

terganggu bila hidupnya mengalami perubahan, terutama bila haid menjadi

lebih lama dan atau banyak, tidak teratur, lebih sering atau tidak haid sama

sekali. Menstruasi merupakan perdarahan akibat luruhnya dinding sebelah

1
dalam rahim (endometrium). Lapisan endometrium dipersiapkan untuk

menerima implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi embrio lapisan

ini akan luruh. Perdarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu

antarmenstruasi dikenal dengan satu siklus menstruasi. Penyebab

gangguan haid dapat karena gangguan psikologis seperti stres maupun

emosi (Walyani, 2015).

Pada umumnya wanita merasakan keluhan berupa nyeri atau kram

perut menjelang haid yang dapat berlangsung hingga 2-3 hari, dimulai

sehari sebelum mulai haid. Nyeri perut saat haid (dismenorea) yang

dirasakan setiap wanita berbeda-beda, ada yang sedikit terganggu namun

ada pula yang sangat terganggu hingga tidak dapat menjalankan aktivitas

sehari-hari dan membuatnya harus istirahat bahkan terpaksa absen dari

sekolah/pekerjaan. Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram

rahim dan terjadi selama menstruasi (Kumalasari,2013).

Menurut data WHO 2012 (World Health Organization), Terdapat 389

siswi pasca-menarcheal berusia 13-19 tahun, Dari jumlah tersebut 100

siswi (41,4%) saat menstruasinya mengalami Dismenore, tetap masuk

sekolah dan 289 siswi (74,3%) mengalami dismenorea kadang tidak

sekolah karena Dismenore.

Di Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 107.673 jiwa

(64,25%), yang terdiri dari 59.671 jiwa (54,89%) mengalami dismenore

primer dan 9.496 jiwa (9,36%) mengalami dismenore sekunder (Info

Sehat, 2013).

2
Menurut jurnal (Sandra, 2015) yang berjudul gambaran pengetahuan

remaja putri mengenai penanganan dismenorea di Kelurahan

Kedungwinong, angka kejadian nyeri menstruasi (dismenore) di dunia sangat

besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami

dismenorea. Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan

produktif yang tersiksa oleh dismenorea. Angka kejadian (prevalensi)

dismenorhea berkisar 45-95% di kalangan wanita usia produktif.

Menurut jurnal (Roziqoh, 2014) yang berjudul tingkat pengetahuan

remaja putri kelas VIII tentang penanganan dismenore di SMP NEGERI

18 Surakarta, berdasarkan study pendahuluan yang penulis lakukan di

SMP NEGERI 18 Surakarta tanggal 06 november 2013. Berdasarkan hasil

wawancara terhadap 10 remaja putri didapatkan 1 remaja putri (10%)

dalam tingkat pengetahuan baik, 1 remaja putri (10%) dalam tingkat

pengetahuan cukup, dan 8 remaja putri (80%) dalam tingkat pengetahuan

kurang.

Menurut jurnal (Kusumayanti, 2014) yang berjudul hubungan tingkat

pengetahuan siswi tentang dismenore dengan tingkat kecemasan terhadap

dismenore di SMPN 1 Pangkalan Kerinci tahun 2014, dengan jumlah

responden adalah 68 orang didapatkan hasil penelitian yaitu 4 remaja putri

(5,9%) dalam tingkat pengetahuan baik, 33 remaja putri (48,5%) dalam

tingkat pengetahuan cukup, dan 31 remaja putri (45,6%) dalam tingkat

pengetahuan kurang.

3
Berdasarkan survey awal yang dilakukan penulis pada tanggal 15 juni

2017, di UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN MANDAU Terdapat 45

SMP/MTS yang diantaranya SMP NEGERI 16 KECAMATAN

MANDAU merupakan salah satu SMP yang mempunyai siswi terbanyak.

Dari survey yang dilakukan peneliti di SMP NEGERI 16 MANDAU pada

tanggal 17 juli 2017, dan bertanya pada guru bimbingan konseling serta

siswi kelas VIII SMP NEGERI 16 MANDAU, terdapat 30 siswi, 10 orang

diantaranya sering kali izin untuk tidak mengikuti proses belajar setiap

bulannya karena mengalami dismenore, Sedangkan siswi lainnya yang

mengalami dismenore tetap mengikuti proses belajar disekolah, namun

kurang berkonsentrasi karena gejala yang dirasakan.

Berdasarkan fenomena diatas, peneliti ingin mengetahui Gambaran

pengetahuan Remaja Putri Kelas VIII Tentang Dismenore Di SMP NEGERI

16 MANDAU Tahun 2017.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Remaja Putri

Kelas VIII Tentang Dismenorea Di SMP NEGERI 16 MANDAU Tahun

2017?”

4
C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang penulis lakukan yaitu :

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran pengetahuan Remaja

Putri Kelas VIII Tentang Dismenorea Di SMP NEGERI 16 MANDAU

Tahun 2017.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan Remaja Putri Kelas VIII

Tentang Dismenorea Di SMP NEGERI 16 MANDAU Tahun 2017

Berdasarkan Umur.

b. Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan Remaja Putri Kelas VIII

Tentang Dismenorea Di SMP NEGERI 16 MANDAU Tahun 2017

Berdasarkan Sumber Informasi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Remaja

Sebagai sumber informasi khususnya bagi remaja putri tentang

pengetahuan dismenore.

2. Bagi SMP NEGERI 16 MANDAU

Sebagai informasi bagi para guru cara menangani jika menemukan salah

satu remaja putri mengalami dismenore.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini di gunakan untuk menambah ilmu pengetahuan bagi

peneliti dan mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat.

5
4. Bagi peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini di gunakan sebagai data dasar atau informasi awal

untuk penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan

dismenore.

Anda mungkin juga menyukai