Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI


KELAS VII MTs. NEGERI 2 KOTAMOBAGU

OLEH :

TESA TIARA BASIRA

NIM : 01606010097

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GRAHA MEDIKA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

KOTAMOBAGU

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menarche adalah menstruasi pertama, yang ditandai keluarnya cairan darah dari

alat kelamin wanita berupa luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak

mengandung pembulu darah. Remaja putri mulai dewasa ditandai dengan

menarche. Usia menarche saat ini cenderung lebih awal dibandingkan dengan

generasi sebelumnya. Status gizi dan kesehatan yang baik, serta perkembangan

seksual dapat mempengaruhi percepatan menarche. Remaja putri yang pertama kali

mengalami menarche biasanya akan mengalami perasaan bingung, gelisah, dan

tidak nyaman.(Hayati & Laili 2017)

Menarche di pengaruhi oleh Faktor-faktor antara lain genetik, status gizi,

aktivitas fisik dan lingkungan. Dari faktor-faktor tersebut, status gizi menjadi faktor

penting yang harus diperhatikan. Penelitian yang dilakukan di beberapa negara

salah satunya menunjukkan bahwa anak perempuan dengan status gizi buruk akan

mengalami keterlambatan menarche dibandingkan dengan anak perempuan dengan

status gizi yang baik ( Juliatmi & Handayani 2015)


Batas usia remaja menurut World Health Organization, (WHO) berusia 10-19

tahun, sementara di Indonesia Usia remaja Indonesia adalah 10-24 tahun Remaja

perempuan mengalami menstruasi pertama periode (menarche) pada usia 11-13

tahun. menarche adalah salah satu tanda remaja wanita mengalami pubertas, masa

di mana seksual jatuh tempo terbentuk .Di Indonesia, hasil dari kesehatan dasar

Penelitian Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2019 menunjukkan bahwa

rata-rata usia menarche di Indonesia sekarang 12 tahun dan itu tergolong kategori

usai menarche yang normal. Berdasarkan hasil usia menarche yang terjadi pada 6-8

tahun di Indonesia sudah terjadi dengan tingkat yang kecil. anak-anak di 17

provinsi Indonesia sendiri, menempati urutan ke 15 dari 67 negara. (Wahyuningsih

& septiyanigtyas 2018)

Menurut (Astriana 2017) Status Gizi remaja wanita akan sangat mempengaruhi

terjadinya menarche baik dari faktor terjadinya menarche, adanya keluhan-keluhan

selama menarche maupun lamanya hari menarche. Wanita remaja secara psikologi

yang pertama kali akan mengeluh rasa nyeri, perutnya terasa pegal dan kurang

nyaman. Tetapi ada juga remaja yang tidak merasakan hal itu, dan itu semua karena

asupan gizi yang edekuat. Gizi kurang atau terbatas akan mempengaruhi

pertumbuhan fungsi organ tubuh, yang akan menyebabkan terganggunya fungsi

reproduksi. yang perlu diketahui adalah Antara asupan dan energi yang di kelurkan

haruslah seimbang. Jika tidak ,akan mengakibatkan pertambahan berat badan. Atau

sebaliknya, jika energi terlalubanyak yang keluar, akan mengakibatkan kekurangan

gizi. Banyak remaja menganggap bahwa dengan memakan banyak makanan akan
membuat perut kenyang, kebutuhan gizi sudah terpenuhi. Padahal tidak semua

makanan dapat memenuhi kebutuhan gizi setiap harinya (Mardalena, 2017)

Penelitian ini sesuai dengan hasil Barrosa, Blochc, & Silva tahun 2019

menunjukan terdapat hubungan antara status gizi dengan usia mearche pada anak,

Juga Penelitian ini sesuai dengan hasil Diaris, Astusi & Primarti, tahun 2017

menunjukan terdapat hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada siswi

Smp N 2 Ungaran Kabupaten Semarang, juga penelitian ini sesuai dengan

penelitian Oktaviani & Novziransyah tahun 2016, menunjukan bahwa ada

hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 1 konto

darussalam dan juga penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Suryanda tahun

2017 , menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan usia menarche

pada remaja putri di SDN 02 Kota Prabumulih.

Penelitian Di negara-negara berkembang di berbagai kelompok etnis dan tingkat

sosial ekonomi hidup berdampingan, variasi usia menarche yang berbeda-beda

menurut status gizi telah diamati. Pada remaja di Bangladesh yang menunjukkan

tingkat defisit gizi yang tinggi, usia menarche adalah 13 tahun. di antara orang

India remaja yang tinggal di Afrika Selatan, usia menarche 12 tahun, di Iran

usianya adalah 12 tahun sedangkan untuk Perempuan Mesir dari kelompok sosial

ekonomi menengah ketinggi, usia meanrche 12 tahun dan untuk Gadis Brasil dari

strata sosial ekonomi rendah , umurnya 13 tahun . (Amigo,dkk, 2015)


Hasil Survey awal yang di dapatkan pada tanggal 03 februari 2020 data dari

MTs Negeri 2 Kotamobagu Selatan , kelas VII berjumlah 204 siswa yang terbagi

dalam 9 kelas dengan jumlah Siswi sebanyak 112 orang yang sudah

menarche/menstruasi. Rata-rata umur siswi 11-13 tahun . dari wawancara yang di

lakukan pada enam siswi, empat siswi mengatakan dirinya telah mendapat menarche

pada usia 9 dan 10 tahun dengan status gizi yang baik. di ukur berat badan (BB) dan

tinggi badan (TB) siwi dengan penilaian staus gizi menggunakan antropometri

dengan rumus Indeks Massa Tubuh (IMT) di dapatka hasil IMT ke-empat siswi

normal dengan hasil rata-rata yatu > 18,5 KgM dan dua siswi mengatakan dirinya

belum mendapat menarche dengan umur sekarang 11 dan 12 tahun dengan status

gizi yang kurang dengan hasil IMT < 18,5 KgM.

Berdasarkan masalah atau fenomena yang terjadi saat melakukan wawancara

& observasi DI MTs. Negeri 2 Kotamobagu peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang Hubungan Staus Gizi dengan Usia Menarche .

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu : Apakah ada hubungan status

gizi dengan usia menarche pada siswi kelas VII di MTs. Negeri Kotamobagu

Selatan?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Di ketahui hubungan staus gizi dengan usia menarche pada siswi
kelas VII di MTs. Negeri Kotamobagu selatan
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Diketahui Status gizi siswi MTs. Negeri Kotamobagu Selatan
1.3.2.2 Diketahui Usia Menarche di MTs. Negeri Kotamobagu Selatan
1.3.2.3 Teranalisis hubungan staus gizi dengan usia menarche pada siswi

kelas VII di MTs. Negeri Kotamobagu Selatan


1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi peneliti
Menambah pengetahuan peneliti tentang Status gizi dengan Usia Menarche

pada siswi dan pengalaman melakukan penelitian serta menambah wawasan

dalam mengembangkan diri.


1.4.2 Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan data dasar untuk bahan pembanding dan

menjadi sumber informasi bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan

penelitian yang sudah ada.

1.4.3 Manfaat bagi institusi pendidikan


Dapat menambah bahan kepustakaan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

GRAHA MEDIKA Kotamobagu tentang status gizi dengan usia menarche

pada siswi kelas VII MTs Negeri 2 Kotamobagu


Manfaat bagi siswi Kelas VII.
1.4.4 Bagi pelayanan keperawatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam rangka meningkatkan

pelayanan kesehatan pada anak dan memberikan informasi tentang Status

gizi dengan Usia Menarche pada siswi kelas VII MTs Negeri 2

Kotamobagu.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Konsep Remaja

2.1.1 Definisi Remaja

Menurut WHO (world health organization ) remaja adalah penduduk

dalam rentang usia 10 – 19 tahun. menurut Mentri Kesehatan RI Nomor 25

tahun 2014. remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 – 18 tahun. dan

menurut badan kependudukan dan kelurga berencana (BKKBN) rentang usia

remaja adalah 10 – 24 tahun yang belum menikah. (Kemenkes 2014)

Dolesen (remaja ) merupakan massa transisi dari anak-anak menjadi

dewasa, pada periode ini berbagai perubahan terjadi sangat cepat dan tanpa kita
sadari . perkembangan fisik (tanda-tanda seksual mulai matang), terjadi

perubahan perilaku dalam berhubungan social . (Batubara 2016 )

Massa remaja dalah massa peralihan atau massa transisi dari anak menuju

ke dewasa, pada massa ini begitu pesat mengalami pertumbuhan dan

perkembangan baik baik itu fisik maupun mental Sehingga dapat

dikelompokkan remaja terbagi dalam tiga fase yaitu :Massa remaja awal (12 –

15 tahun, Massa remaja pertengahan 15 – 18 tahun dan Massa remaja akhir 18-

21 tahun. (Diananda 2018)

2.1.2. Tahapan Fase Massa Remaja

(Rahayu 2017) mengemukakan massa remaja terdiri dari tiga bagian, yaitu :

1. Massa remaja awal ( 12 – 15 tahun )

Pada massa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan

mulai berusaha mengembangkan diri menjadi individu yang unik dan mulai

belajar mandiri atau tidak bergantung pada orang tua. Mulai terjadinya perubahan

fisik, contohnya perempuan akan mengalami menarche / haid pertama.

2. Massa remaja pertengahan ( 15 – 18 tahun )

Pada massa ini ditandai dengan berkembangnya perubahan berfikir yang

lebih dewasa. Teman sebaya selalu memiliki peran yang penting , namun
individu sudah mampu mengarahkan diri sendiri serta pada massa ini individu

mulai mengembangkan tingkah laku.

3. Massa remaja akhir (19 – 22 tahun )

Pada massa ini di tandai dengan persiapan akhir untuk memasuki peran-peran

orang dewasa. Individu mulai bias mengambil keputusan untuk dirinya sendiri.

2.1.3. Ciri – cirri perkembangan remaja

Menurut (Ratnaningsih Dkk 2017) cirri-ciri perkembangan pada remaja

di bagi dalam empat fase yaitu :

1. Perkembangan biologis

Perubahan fisik pada pubertas merupakan hasilaktifitas dari hormonal dibawah

pengartuh system saraf pusat ditandai perkembangan karakteristik seks

sekunder.

2. Perkembangan moral

Dimana pada fase ini Remaja hanya dapat menerima keputusan atau sudut

pandang orang dewasa di banding Anak-anak.


3. Perkembangan spiritual

Remaja sudah mampu berempati dan berfikir secara logis.

4. Perlembangan social

Pada fase ini remaja berkemampuan bersosialisasi dengan teman sebaya dan

orang-orang di sekitarnya.

2. 2. Usia Menarche

2.2.1 Pengertian menarche

Haid (menstruasi) adalah perdarahan yang siklis dari uterus. Pajang siklus

haid 28 hari, tapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita

tetapi juga pada wanita yang sama. Lebih dari 90% wanita mempunyi siklus

menstruasi antara 24 sampai 35 hari. Lama haid biasanya antara 3-6 hari, ada

yang 1-2 hari dan diikuti darah sedikit-sedikit, dan ada sampai 7-8 hari .

(Wardiyah & Rilyani 2016 )

Menarche merupakan menstruasi pertama, yaitu keluarnya cairan darah

dari alat kelamin wanita berupa luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang

banyak mengandung pembulu darah. Remaja putri mulai dewasa ditandai


dengan menarche.Usia menarche saat ini cenderung lebih awal dibandingkan

dengan generasi sebelumnya. Status gizi dan kesehatan yang baik, serta

perkembangan seksual dapat mempengaruhi percepatan menarche. Remaja

putri yang pertama kali mengalami menarche biasanya akan mengalami

perasaan bingung, gelisah, dan tidak nyaman.(Laili& Hayati 2017)

Menstruasi merupakan perdarahan akibat dari luruhnya dinding sebelah

dari rahim (endometrium). Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima

implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi embrio lapisan ini akan luruh .

pendarahan ini terjadi secara periodic , jarak waktu antar menstruasi dikenal

dengan satu siklus menstruasi (Walyani & Purwoastuti 2015)

2.2.2 Siklus menstruasi

Siklus menstruasi biasanya terjadi selama 3 – 7 hari dan berulang setiap 21

hingga 30 hari. Rata-rata 28 hari tapi berbeda di tiap-tiap orang. ( Fitri 2017)

2.2.3. Faktor yang mempengaruhi keteraturan menstruasi

2.2.1.1 Stress & Diet

Stress menyebabkan perubahan iskemik dalam tubuh, khususnya sistem

persarafan dalam hipotalamus melalui perubahan prolaktin yang dapat

mempengaruhi elevasi kortisol basal dan menurunkan hormone LH yang

menyebabkan amenorrhea sedangkan Diet dapat mempengaruhi fungsi

menstruasi. Vegetarian berhubungan dengan anovulasi, penurunan respon

hormone pituitari, fase folikel yang pendek, tidak normalnya siklus menstruasi
(kurang dari 10kali/tahun). Diet rendah lemak berhubungan dengan panjangnya

siklus menstruasi dan periode perdarahan. Diet rendah kalori seperti daging

merah dan rendah lemak berhubungan dengan amenorrhea.(Penyakit Dalam

Indonesia, 2014)

2.2.1.2 Berat badan

Berat badan dan perubahan berat badan mempengaruhi siklus menstruasi.

Penurunan berat badan akut dan sedang menyebabkan gangguan pada fungsi

ovarium,tergantung derajat tekanan pada ovarium dan lamanya penurunan berat

badan (Sinaga Dkk2017 )

2.2.4. Usia Menarche

Masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya

perubahan fisik (meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi

tubuh) dan fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual). Perubahan fisik

yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa yang paling penting,

berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan terjadi pada sisitem reproduksi.

Hormon-hormon mulai diproduksi dan mempengaruhi organ reproduksi untuk

memulai siklus reproduksi serta mempengaruhi terjadinya perubahan tubuh.

Sekitar dua tahun pertumbuhan berat dan tinggi badan mengikuti

perkembangan kematangan seksual remaja. Remaja, putri mulai mengalami


pertumbuhan tubuh pada usia rata-rata 8-9 tahun, dan mengalami menarche

rata-rata pada usia 12 tahun.( Fitri 2017 )

Menarche biasanya terjadi pada usia 10-15 tahun. Semakin baik status gizi

remaja,aktifitas visik, sosial ekonomi kelurga maka kejadian menarche akan

semakin cepat. (Daulay 2017)

2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menarche

2.3.1. Genetik (Usia Menarche Ibu )

Berdasarkan bagian gen reseptor (Era gene) merupakan gen spesifik

penentu usia menarche. Dimana gen Era Polymorphism ini dapat mengubah

aktivitas biologis pada tingkat sel sehingga mempengaruhi kematangan pusat

hipotalamus-pituitari-gonad untuk memicu awal pubertas. Jadi usia menarche

ibu salah satu faktor pencetus penurunan menarche.( Dewi 2015)

2.3.2. Status Gizi

Cadangan energi yang adekuat diperlukan untuk mempercepat

pertumbuhan linear dan pencapaian kematangan reproduksi pada usia

pubertas.Status gizi memodulasi terjadinya gonadarche pada anak perempuan,

sebagaimana tercermin dari penemuan yang memperlihatkan bahwa

menarche tertunda terjadi pada anak perempuan kurang gizi, dan menarche

cenderung terjadi pada berat tertentu atau berat "kritis" tubuh daripada usia

yang ditetapkan.Untuk itu, kondisi gizi tubuh yang baik akan mempercepat

terjadinya menarche. Asupan zat gizi yang meliputi asupan lemak, protein

(hewani dan nabati),serat kalsium berperan penting sebagai penentu usia


menarche remaja putri. Konsumsi makanan tinggi lemak akan berakibat pada

penumpukan lemak pada jaringan adiposa yang berkorelasi positif dengan

peningkatan kadar leptin ini akan memicu pengeluaran hormon GnRH yang

selanjutnya mempengaruhi pengeluaran FSH dan LH dalam merangsang

pematangan folikel dan pembentukan estrogen sehingga mempercepat

terjadinya menarche. (Ace 2017)

2.3.3. Lingkungan

Faktor sosial ekonomi seperti tempat tinggal di kota/pedesaan, pendapatan

keluarga,tingkat pendidikan orang tua, juga dapat mempengaruhi perkembangan

pubertas. Remaja perempuan dari status sosial ekonomi tinggi mengalami

menarche lebih cepat jika dibandingkan dengan remaja yang berasal dari keluarga

dengan status sosial ekonomi rendah. Ini jumlah relatif kecil. (Wardiyah &

Rilyani 2016)

2.3.4. Aktivitas Fisik

ktivitas fisik dengan usia menarche dikaitkan dengan penundaan sekresi dari

hormon-hormon spesifik yang ada dalam tubuh terhadap kematangan seksualitas

pada remaja putri. Diperkirakan bahwa aktivitas fisik berat akan mempercepat

usia menarche melalui mekanisme hormonal karena telah menurunkan produksi

progesteron. aktivitas fisik atau olahraga seperti volli, bulutangkis dan berenang
yang rutin dilakukan dan dalam durasi waktu yang lama akan menunda umur

menarche dibandingkan dengan remaja putri yang melakukan aktivitas fisik atau

olahraga yang jarang dan durasi waktu yang sebentar. Hal ini dikarenakan massa

otot yang lebih besar.( Amigo 2010)

2.4. Status Gizi

2.4.1. Definisi Status Gizi

Status gizi berasal dari bahasa arab “ghidza” artinya adalah makanan. Gizi dalam

bahasa Inggris disebut nutrition. Gizi merupakan rangkaian proses secara organik

makana yang di cerna oleh tubuh untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan

fungsi normal organ, serta mempertahankan kehidupan seseorang. Gizi di

Indonesia berkaitan erat dengan pangan , yaitu segala bahan yang dapat di

gunakan sebagai makanan. serta Status Gizi adalah keadaan tubuh manusia

sebagai akibat konsumsi makanan dan zat-zat gizi. Adapun kategori dari status

gizi di bedakan menjadi tiga , yaitu Gizi Lebih , gizi baik, dan gizikurang. Baik

buruknya staus gizi manusia dipengaruhi oleh 2 hal pokok yaitu konsumsi

makan dan keadaan kesehatan tubuh atau infeksi.dalam Ilmu gizi , staus gizi

lebih dan staus gizi kurang disebut malnutrisi, yakni satu keadaan patologis
akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif ataupun absolut satu atau lebih

zat gizi. (Mardalena, 2017)

2.4.2. Gizi Remaja

Antara asupan dan energi yang di kelurkan haruslah seimbang. Jika tidak

akan mengakibatkan pertambahan berat badan. Atau sebaliknya, jika energi

terlalubanyak yang keluar, akan mengakibatkan kekurangan gizi. Banyak

remaja menganggap bahwa dengan memakan banyak makanan akan membuat

perut kenyang, kebutuhan gizi sudah terpenuhi. Padahal tidak semua makanan

dapat memenuhi kebutuhan gizi setiap harinya. (Oktaviana & Novziransyah

2016)

Tabel 2.1

Kategori Angka Kecukupan Gizi( AKG) Pada Remaja wanita

Kelompok umur Wanita 10 -15

Energi (Kkal) 2350


Protein (g) 57
Kalsium (mg) 1000
Besi (mg) 26
Pospor 1000
Iodium 150
Selenium 30
seng (mg) 15.4
Vit A 600
Vit D 5

Vit C 65
Asam Folat 400
Vit B12 2.4
2.4.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi

Menurut (Penyakit Dalama Indonesia, 2014) ada tiga factor utama yang

mempengaruhi status gizi yaitu :

1. Penyakit Infeksi

Terdapat hubungan antara infeksi bakteri,virus,maupun parasit dengan

keadaan malnutrisi. Hal ini berhubungan dengan salah satu atau beberapa

mekanisme patologi Kurang asupan gizi akibat hilangnya selera makan,

gangguan penyerapan makanan, atau larangan konsumsi suatu jenis

makanan pada penyakit tertentu.

2. Konsumsi makanan

Konsumsi makanan oleh masyarakat atau oleh keluarga bergantung

pada jumlah dan jenis pangan yang dibeli,distribusi dalam keluarga dan
kebiasaan makan secara perorangan. Hal ini tergantung pula pada

pendapatan, agama, adat, kebiasaan dan pendidikan masyarakat

bersangkutan.

3. Faktor sosio-ekonomi

Kondisi sosio-ekonomi cukup sulit untuk dinilai karena kebanyakan

orang tidak bersedia memberikan detail mengenai pendapatan dan

kekayaannya. Untuk itu perlu strategi khusus untuk melakukan penilaian.

2.4.4. Penilaian Status Gizi

2.4.4.1.Metode Langsung

1. Antropometri

Antropometri berarti adalah ukuran tubuh manusia. Pengukuran

menggunakan metode ini dilakukan karena manusia mengalami pertumbuhan

dan perkembangan. Pertumbuhan mencakup perubahan besar jumlah, ukuran

& fungsi sel, jaringan, organ tingkat ndividu yang di ukur dengan ukuran

panjang, berat, umur tulang, & keseimbangan metabolik. Metode antropometri

digunakan untuk melihat ketidak seimbangan asupan protein dan energi (karbohidrat

dan lemak). Metode ini memiliki keuntungan, di mana alat mudah, dapat dilakukan

berulang-ulang & objektif, siapa saja bisa dilatih mengukur, hasilnya mudah

disimpulkan, secara ilmiah diakui kebenarannya, Selain keunggulan, ada juga

kelemahannya antara lain tidak sensitif & spesifik mengukur suatu zat gizi, bisa di

pengaruhi faktor diluar gizi misalnya penyakit.(Mardalena, 2017)


Parameter yang digunakan untuk menilai staus gizi , maka harus di

kombinasikan . kombinasi beberapa parameter itu disebut dengan indeks

antropometri (Harjatmo Dkk 2017) terdiri dari :

1) Berat badan menurut umur (BB/U)

2) Tinggi badan menurut umur (TB/U)

3) Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)

4) Indeks massa tubuh (IMT) DLL

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus

berikut

IMT = Berat Badan

(Tinggi Badan ) x (Tinggi Badan) ²


Tabel 2.2

Interpretasi Hasil Pengukuran Indeks Massa Tubuh Berdasarkan WHO 2002:

( Oktaviani & Novziransyah.2016)

KLASIFIKASI BMI (Kg/m²)

UNDERWEIGHT < 18.5

NORMAL WEIGHT 18.5 - 24.9

PRE-OBESITY 25.0 -29,9

OBESITY CLASS I 30.0 – 34.9

Tabel 2.3

Penggolongan keadaan gizi menurut indeks antropometri


Ambang batas baku untuk keadaan gizi

STATUS GIZI Berdasarkan indeks


BB/U TB/U BB/TB
Gizi Baik >80% >85% >90%

Gizi kurang 61-80% 71-85% 81-90%

Gizi Buruk ≤ 60% ≤ 80% ≤ 80%

2.5. Kerangka Teori

genetik
Status gizi Aktivita
s fisik Lingkungan

(tingkat sosial ,
gaya hidup,
psikologis)

Makronutrie Lemak Mikronutrie

Peningkatan pengeluaran Hormon


GnRH

Peningkatan folikel dan

pembentukan Hormon Ket :

MENARCHE
------- (Tidak diteliti)

(Diteliti)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

(Variabel Bebas ) (Variabel Terikat)

Status Gizi Usia Menarche

Ketarangan : : Diteliti

: Berhubungan
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan status gizi dengan usia menarche pada

siswi kls VII MTs. Negeri 2 Kotamobagu

3.2 Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka konsep, maka penulis mengangkat

hipotesis:

Ha : Ada Hubungan status gizi dengan usia Menarche pada siswi kls VII

MTs. Negeri 2 Kotamobagu.

Ho : Tidak Ada Hubungan status gizi dengan usia Menarche pada siswi
kls VII MTs. Negeri 2 Kotamobagu

3.3 Definisi Operasionalonal


Tabel 3.1 Definisi Operasi Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche

siswi kls VII MTs. Negeri 2 Kotamobagu.

No Variabel Definisi Alat Ukur / Hasil Ukur Skala

Operasional Cara Ukur


1 Variabel Status Gizi Timbangan 1. BB Kurang <18,5 Ordinal
(independen) adalah keadaan Berat Badan
Status Gizi tubuh manusia (BB) KgM
sebagai akibat dan Tinggi 2. BB Normal ≥ 18,5
konsumsi Badan (TB)
makanan dan zat- - < 24,9 KgM
zat gizi. 3. BB Lebih
≥ 25.0 - < 27,0

KgM
4. BB Obesitas
≥ 27.0
KgM
2 Variabel Usia pertama Kuesioner 1. Normal
Usia 12 tahun
(dependen) Menarche/ Status 2. Lambat
Usia 13 tahun
Usia menstruasi menarche 3. Cepat
Usia 10 tahun
Menarche

ordinal
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

descriptive analytic yaitu penelitian disampaikan dengan cara menggambarkan

dan memaparkan masalah penelitin dengan rancangan cross sectional, yaitu

penelitian yang mengambil satu data variabel dependen (Status Gizi) dan
independen (Usia Menarche), keduanya dilakukan dalam sekali waktu (Donsu

2016).
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di MTs. Negeri 2 Kotamobagu
4.1.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-Juni 2020
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 112 Siswi kelas VII MTs. Negeri 2

Kotamobagu yang sudah mendapatkan menarche.


4.3.2 Sampel
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan metode

purposive sampling, merupakan cara penarikan sampel yang dilakukan

dengan memilih subjek berdasarkan pada karakteristik tertentu yang diangap

memiliki hubungan dengan karakterristik populasi yang sudah diketahui

sebelumnya. (Masturoh & Anggita, 2018)


4.3.3 Besar Sampel
Pada penelitian ini besar sampel ditentukan di tentukan dengan

rumus Slovin yaitu sebagai berikut :


n= N
I + N (d²)
Keterangan :
N : besar populasi
N : besar sampel
(d²) : tingkat kepercayaan (ketepatan yang diinginkan 90%)
n= N
I + N (d²)
n= 112
I + 112 (0,05²)
n= 112
I + 112 (0,05)
n= 112 n = 112 = 50,9 dibuat menjadi 51
I + 1,2 2,2
Berdasarkan perhitungan diatas , maka jumlah sampel yang diperlukan

sebanyak 51 sampel . sampel yang akan dilakukan penelitian harus memenuhi

kritesia inklusi dari penelitian ini .


4.4 Kriteria inklusi dan Eksklusi
4.4.1 Kriteria inklusi
a. Terdaftar sebagai siswi Kelas VII di MTs. Negeri 2 Kotamobagu.
b. Bersedia mengikuti penelitian dengan sukarela.
c. Sudah menarche/ menstruasi
4.4.2 Kriteria Eksklusi
a. Tidak berada di lokasi (Sekolah) pada saat penelitian baik itu
berhalangan Sakit maupun Izin.
b. Memiliki penyakit kronis.
4.5 Instrumen Penelitian
Instrume penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Kuesioner Yang sebelumnya pernah di pakai oleh Utami (2017).

sudah baku dan teruji. sebelum peneliti membuat informent concent

(persetujuan) terlebih dahulu pada responden yang sudah menarche bahwa

responden bersedia menjadi responden.


Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Status Gizi dan Usia Menarche
Penelitian ini menggunakan timbangan berat badan (BB) dan meter untuk

mengukur tinggi badan (TB) agar dapat mengetahui status gizi yang kurang,

normal, lebih,obesitas dan penelitian ini dilakukan secara langsung kepada

responden dalam bentuk rumus Indeks Massa Tubuh.

Indeks Massa Tubuh ( IMT) = Berat Badan (Kg)


Tinggi Badan (M) X Tinggi Badan (m)
Kemudian unuk Usia Menarche disertakan kuesioner yang berisi 1

pertanyaan, untuk memperoleh informasi tambahan.


4.6 Pengumpulan data
4.6.1. Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer diperoleh mulai : (1) observasi langsung pada siswi kelas VII

yang menjadi responden penelitian.pengumpulan data awal.


b. Data Sekunder
Data sekunder dengan mengambil jumlah siswa Kelas VII di MTs. Negeri 2

Kotamobagu.
4.6.2. Proses pengumpulan data dimulai dengan langkah sebagai berikut:
1. Permohonan izin penelitian
2. Mendapatkan izin dari kepala Sekolah
3. Pelaksanaan penelitian
4. Menjelaskan maksu dan tujuan penelitian kepada responden
5. Melakukan pengolahan data dan analisis data
6. Menyimpulkan data hasil penelitian
7. Pemaparan hasil penelitian

4.6.3 Pengolahan Data


4.6.3.1. Editing (penyuntingan data)
Editing merupakan langkah awal dalam mencegah kesalahan dan

memperbaiki dari isi formulir atau kuesioner Biasanya meliputi

kelengkapan dari jawaban atas semua pertanyaan.Dalam pengolahan data

langkah selanjutnya adalah dengan pemberian kode kemudian untuk

merubah bentuk data yang awalnya dalam bentuk kalimat menjadi bentuk

angka .
4.6.3.3. procecing
Setelah data dirubah selanjutnya di olah dalam program SPSS
4.6.3.4. cleaning
Setelah di olah data selanjutnya mengecek kembali data yang di

masukan untuk memastikan kebenaran data.


4.7 Analisa Data
4.7.1. Analisa Univariat
Analisa univariat merupakan proses analisi data pada tiap variabelnya.

pada penelitian ini analisis univariat di lakukan pada variabel dari hasil

penelitian Status Gizi dengan Usia Menarche. analisis ini akan menghasilkan

distribusi dari tiap vrekuensi dari tiap vrekuensi yang diteliti.( Suyanto 2011)
4.7.2. Analisis bivariat
Analisis bivariat Digunakan untuk menguji hipotesis hubungan/

pengaruh antara dua variabel yaitu variabel dependen( variabel bebas ) dan

independent (variabel terikat). Setelah data-data terkumpul dan di entry

dalam SPSS, dengan rumus yang di gunakan dalam penelitan ini yaitu Uji

Chi-Square Dengan hasil jika signivikan >0.05 Ho di terima yang artinya

tdak ada Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche dan apabila nilai

signifikan <0,05 maka Ho ditolak itu artinya ada hubungan antara staus gizi

dengan usiamenarche.( Donsu 2016)

4.8 Etika Penelitian


Etika penelitian Merupakan masalah yang sangat penting dalam

penelitian, karena penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan

manusia maka dari segi etika penelitian harus diperhatikan antara lain :
1. Menghormati Harta dan Martabat Manusia
Pada awalnya peneliti menjelaskan mengenai tujuan, manfaat

,prosedur pengambilan data , dan hak-hak responden secara lisan dan


tulisan. Namun apabila responden menolak maka peneliti harus menghargai

keputusan responden.
2. Tanpa Nama
Masalah etik yang ke dua peneliti tidak harus mencantumkan nama

responden secara lengkap cukup dengan menggunakan inisial atau

pemberian kode.
3. Kerahasiaan
Yaitu dengan menerapkan jaminan kerahasiaan dari hasil penelitian

yaitu berupa masalah-maslah atau informsi lain yang didapatkan sewaktu

dalam penelitian.

4.9 Alur Penelitian

1. Populasi : Sisiwi kelas VII Mts.

Negeri 2 Kotamobagu
2. Sampel : Teknik purposive

sampling

3. Instrument : Kuesioner dan alat


Pengumpulan data awal Di : Mts.
ukur BB dan TB
Negeri 2 Kotamobagu
4. Analisa Data Dengan Uji Chi-

Square

5. Penyajian hasil penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Astriana 2017.hubungan status gizi dengan usia menarche di madrasah tsanawiyah

(mts)dinniyah putri kabupaten pesawaran provinsilampung tahun. Jurnal

kebidanan. (Internet diakses pada 25 januari 2020)

http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/view/628/0

Amigo,H,B, P, Muzzo, S, A, A. M., & Muñoz, S. (2010). Age of menarche and

nutritional status of indigenous and non-indigenous adolescents in the Araucanía

Region of Chile. Annals Of HumanBiology, 37(4),554561

.https://eresources.perpusnas.go.id:2116/10.3109/03014460903456324

Arikunto, S. (2016) Prisedur Penelitian : suatu pendekatan praktik, Jakarta :Rineka

Cipta

Ace.S.(2017) Menarche pada remaja perempuan dan factor-faktor yang mempengaruhi

tewrjadinya menarche. Diakses pada 16 februari 2020

https://www.academia.edu/11191454/Menarche_pada_Remaja_Perempuan_dan_F

aktor-faktor_yang_Mempengaruhi_Terjadinya_Menarche

Barros, B. de S.,K, M. C. M. C., Bloch, K. V., & Silva, T. L. N. da. (2019). ERICA: age

at menarche and its association with nutritional status. Jornal de Pediatria

(Versão Em Português), 95(1), 106–111. Internet diakses pada 25 januari 2020

https://eresources.perpusnas.go.id:2116/10.1016/j.jpedp.2018.01.010
Batubara J. (2016) perkembangan remaja.internet diakses pada 16 februari 2020

https://www.researchgate.net/publication/312175400_Adolescent_Development

_Perkembangan_Remaja

Daulay,S 2017. Hubungan status gizi dengan usia menarche pada siswi kelas vii dan

kelas viii smpn 12 pematangsiantar. Jurnal Maternal dan Neonatal, 12/06(2017)

hal 55-61 Internet diakses pada 25 januari 2020.

http://e-journal.sari mutiara.ac.id/index.php/6/article/view/916

Diaris, N M, Primi A, Fitria P M,2017. Hubungan antara status gizi dengan usia

menarche pada siswi Smp N 2 Ungaran Kabupaten Semarang jurnal kesehatan

terpadu 1(2) : 64 – 67 ISSN : 2549-8479. Internet diakses pada 25 januari 2020

https://jurnal.undhirabali.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/273

Diananda, A. (2018) Psikologi remaja dan permasalahannya. Diakses pada 16 februari

2020

https://www.researchgate.net/publication/331705902_PSIKOLOGI_REMAJA_D

AN_PERMASALAHANNYA

Donsu, J D. 2016. Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka Baru.


Dewi R, P. 2015. 3 Fase penting pada wanita . Jakarta : PT Gramedia.

Fitri,I. 2017. Lebih dekat dengan sistem reproduksi wanita,Yokyakarta : Gosyen

Publishing.

Hayati,F.Laili,N. 2017.hubungan status gizi dengan usia menarchesiswi smp pgri bendo

pare kediri. jurnal ilmu kesehatan. Internet diakses pada 25 januari 2020.

http://www.ilkeskh.org/index.php/ilkes/article/view/48

Harjatmo,Dkk (2017)Penilaian Status Gizi .Jakarta selatan : Badan Pengembangan Dan

Pemberdayaan Sunber Daya Manusia Kesehatan

Juliyatmi, R. H., & Handayani, L. (2015). Nutritional Status and Age at Menarche on Female

Students of Junior High School. International Journal of Evaluation and Research in

Education, 4(2), 71–75. Retrievedfrom. Internet diakses pada 25 januari 2020

http://eresources.perpusnas.go.id:2077/login.aspx?

direct=true&db=eric&AN=EJ1091699&site=eds-live

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan

Anak,2011.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

1995/MENKES/SK/XII/2010 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status

Gizi Anak,Jakarta

Kementrian Kesehatan RI. (2015) Infodatin pusat data dan informasi kementrian

kesehatan RI situasi kesehatan remaja . diakses pada 17 februari 2020

https://pusdatin.kemkes.go.id/article/view/15090700003/situasi-kesehatan-reproduksi-

remaja.html
Masturoh, I & Anggita T, N. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yokyakarta : pustaka baru

press.

Mardalena,I . 2017. Dasar-Dasar ilmu gizi dalam keperawatan,

yokyakarta: Pustaka baru press.

Oktaviani R, Novziransyah N. 2016. Hubungan Status Gizi Dengan Usia Menarche

Pada Siswi Smp Kunto Darussalam . Internet Diakses Pada 25 Januari2020.

https://jurnal.kesdammedan.ac.id/index.php/jurhesti/article/view/18

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2014. Buku ajar ilmu

penyakit dalam Jilid 1 Edisi 1-III. Jakarta: Interna Publishing.

Rahayu, Dkk (2017) Kesehatan reproduksi Remaja dan Lansia .Surabaya : Pusat

Penerbitan dan Percetakan (AUP).

Ratnaningsih,Dkk. (2017) Buku ajar dan teori konsep tumbuh kembang dan

stimulasi.Sidoarjo : Indomedia Pustaka.

Suryanda 2017. Hubungan Status Gizi Dengan Usia Menarche Pada Siswa Sdn 02

Prabumulih Jurnal Vokasi Kesehatan Internet diakses pada 25 januari 2020.

https://www.researchgate.net/publication/324060490_HUBUNGAN_STATUS_GI

ZI_DENGAN_KEJADIAN_MENARCHE_SISWA_SDN_02_KOTA_PRABUM

ULIH

Suyanto. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Sinaga Dkk (2017) Manajemen kesehatna menstruasi. Jakarta : Global One


Wahyuningsih, & Setyaningtyas N, A . (2019). Nutrition status as dominant factors

related to the age of menarche in teenagers. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia,

(2), 58. Internet diakses pada 25 januari 2020.

https://e-resources.perpusnas.go.id:2116/10.21927/ijnd.2018.6(2).58-63

Wang, Z., D, S., X, Y., Li, Q., & Yan, H. (2016). Correlation of body mass index levels with

menarche in adolescent girls in Shaanxi, China: a cross sectional study. BMC Women’s

Health, 16, 61. Internet diakses pada 25 januari 2020.

https://e-resources.perpusnas.go.id:2116/10.1186/s12905-016-0340-4

Wardiah, A & Rilyani. (2016) .Sistem Reproduksi. Jawa Tengah : Salemba Mendika.

Walyani,S.E. & Purwoastuti, E (2015) Asuhan kebidanan Massa Nifas Yogyakarta :

pustaka Baru Press

Anda mungkin juga menyukai