Anda di halaman 1dari 21

MANUSKRIP

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN TINGGI LEMAK DAN


LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN MENARCHE DINI
PADA ANAK DI SD NEGERI PONGTIKU 2
KOTA MAKASSAR

Disusun Oleh :

RIDHA SINTA YUNITA

18. 01. 098

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
MAKASSAR
2020
JUDUL

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN TINGGI LEMAK DAN


LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN MENARCHE DINI
PADA ANAK DI SD NEGERI PONGTIKU 2
KOTA MAKASSAR

Ridha Sinta Yunita


Program Studi S1 Keperawatan STIKES Panakkukang Makassar
Jl. Adhyaksa No 5 Telp : (041) 44433-449574-5058660
Fax : (0411) 4662561-430614 Makassar 90231
E - mail : ridhasintayunita@gmail.com

ABSTRAK

RIDHA SINTA YUNITA : HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN TINGGI LEMAK DAN


LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN MENARCHE DINI PADA ANAK DI SD NEGERI
PONGTIKU 2 KOTA MAKASSAR
PEMBIMBING : Mikawati dan Hasriany (i-xvi + 75 halaman + 10 tabel + 14 lampiran)
Pendahuluan : Pergeseran usia menarche yang di sebabkan faktor internal maupun eksternal yang
dapat memberikan dampak negatif pada masa depan anak-anak perempuan.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan konsumsi makanan tinggi lemak dan lingkungan dengan
kejadian menarche dini pada anak di SD Negeri Pongtiku 2 Kota Makassar
Metode Penelitian : Penelitian ini adalah Survey Analitik dengan pendekatan Cross-Sectional
Study. Dilaksanakan di SD Negeri Pongtiku 2 Kota Makassar pada tanggal 22 Januari 2020 – 25
Januari 2020.
Hasil : Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan konsumsi makanan tinggi lemak dengan
kejadian menarche dini dengan hasil uji chi square dengan alternative Fisher’s Exact Test
didapatkan nilai p = 0,028 yang berarti p < α =0.05, dan ada hubungan lingkungan dengan
kejadian menarche dini dengan hasil uji Chi Square dengan nilai p = 0,004 yang berarti p < α =
0,05.
Kesimpulan dan Saran : terdapat hubungan konsumsi makanan tinggi lemak dan lingkungan
dengan kejadian menarche dini pada anak, Disarankan untuk peneliti selanjutnya agar meneliti
variabel lain yang belum diteliti dengan sampel yang lebih banyak.
Kata Kunci : Makanan Tinggi Lemak, Lingkungan, Menarche dini.
Referensi : 12 Buku (2010-2017), 16 Artikel Jurnal (2014-2019)

ABSTRACT

RIDHA SINTA YUNITA : THE RELATIONSHIP OF HIGH FAT DIETS AND


ENVERONMENT RELATED TO THE EARLY MENARCHE OCCORRENCE AT SD NEGERI
PONGTIKU 2 OF MAKASSAR
Supervised by : Mikawati dan Hasriany (i-xvi + 75 pages + 10 tables + 14 appendixes)
Introduction : the shift of menarche onset due to the internal and external factors can affect
negatively to the children’s future.
Objektive : to find out the relationship of consuming high fat diets and the onset of early
menarche for famale pupils at SD Negeri Pongtiku 2 of Makassar.
Method of Research : this is and analytical survey that employs the approach of Cross-Sectional
Study. The research was conducted at SD Negeri Pongtiku 2 Kota Makassar from 22 nd of January
– 25th January 2020.
Result : the result shows that there is a significant correlation of consuming high fat diets and the
onset if early menarche wchich is confirmed by the result of chi square test and alternative Fisher’s
Exact Test. The test state that p value = 0,028 means p < α = 0,05. The environment also affects
this early onset based on the Chi Square test where the p value = 0,004 means p < α = 0,05.
Conclusion and suggestion : there is correlation of consuming high fat diet and the environment
related to the onset of early menarche of children. It is suggested to study other variables with
more samples for the future studies.
Keywords : high fat diet, environment, early menarche.
Reference : 12 books (2010-2017), 16 journal articles (2014-2019)

PENDAHULUAN 1920 dibandingkan dengan


Menarche adalah haid yang perempuan yang lahir tahun 1980-
terjadi pertama kali, merupakan ciri 1984, rata-rata usia menarche pada
khas kedewasaan wanita yang sehat perempuan yang lahir sebelum tahun
dan tidak hamil. Usia menarche 1920 adalah 13,3 tahun dan
adalah menstruasi petama yang perempuan yang lahir tahun 1980-
biasanya terjadi pada umur 12 1984 adalah 12,4 tahun (Zalni et.al,
sampai 13 tahun, dalam rentang 2017).
umur 10 sampai 16 tahun. Menarche Di Indonesia berdasarkan hasil
dapat terjadi lebih awal pada umur Riskesdas (2014) menunjukan bahwa
sekitar 9 sampai 11 tahun, atau lebih berdasarkan laporan responden yang
lambat pada umur 17 tahun (Agria sudah mengalami haid rata-rata usia
et.al, 2011). menarche di Indonesia 13 tahun
Di beberapa Negara, Penelitian (20%) dengan kejadian lebih awal
menunjukkan kecenderungan anak pada usia kurang dari 9 tahun. Dari
perempuan mencapai usia pubertas penelitian yang dilakukan di
semakin dini. Rata-rata usia Sulawesi Selatan ditemukan bahwa
menarche turun sekitar 3-4 bulan per perbedaan yang bermakna usia
dekade dari tahun 1830 sampai 1980 menarche pada putri Bugis Kota
di Negara Eropa. Median usia lebih rendah (<12 tahun) dari pada
menarche di Belanda adalah 13,7 Bugis Desa (13 tahun) (Astuti dan
tahun pada tahun 1955, 13,1 tahun Emma, 2010 dalam Herawati, 2013).
pada 1997 dan 13,0 tahun pada tahun Dampak dari menarche dini
2009. Di Amerika rata-rata usia yang terjadi yaitu pertumbuhan
menarche turun 0,9 tahun pada tinggi badan akan berhenti lebih
perempuan yang lahir sebelum tahun awal, meningkatnya resiko asma,
gangguan fungsi hati, stroke, grup II wanita yang mengalami
penyakit jantung dan rentan menstruasi usia 12-14 tahun. Hasil
mengidap kanker payudara, kanker penelitian ditemukan 42,86% anak
serviks, kanker ovarium dan mioma perempuan dari grup I dan 22,73%
uteri (Halodoc, 2018) anak perempuan dari grup II yang
Menurut Kusmiran (2011), ada mengonsumsi junk food setiap hari.
beberapa faktor yang mempengaruhi Kemudian 37,50% anak perempuan
usia menarche salah satunya dari grup I dan 25% anak perempuan
konsumsi makanan yang dari grup II yang mengonsumsi junk
mengandung lemak tinggi dan food 2-3 kali/minggu. Selain itu,
lingkungan. Salah satu makanan 12,50% anak perempuan dari grub I
yang paling banyak diminati anak- dan 32,95% anak perempuan dari
anak sekarang adalah junk food yang grup II yang mengonsumsi junk food
merupakan makanan yang sekali seminggu. Dan bahkan 7,14%
mengandung lemak jenuh yang anak perempuan dari grup I dan
terdiri dari gula, lemak, dan kalori 19,32% anak perempuan dari grup II
dalam jumlah tinggi tetapi memiliki mengonsumsi junk food kadang-
sedikit kandungan mikronutrien kadang. Selain itu, dari penelitian
seperti vitamin, mineral, asam amino yang dilakukan di Bangkok tentang
dan serat. Selain itu, salah satu faktor hubungan faktor lingkungan dengan
lingkungan yang menyebabkan kejadian menarche yang dibagi
menarche dini pada anak adalah menjadi 2 kelompok yaitu Group I
paparan media massa. (< 11,8 tahun) dan Group II (≥ 11,8
Menurut Penelitian yang tahun) di dapatkan bahwa anak yang
dilakukan oleh Upadhyay et.al terpapar media massa berdasarkan
(2019) di Maharashtra, India tentang waktu pada Group I sebanyak 44,6%
hubungan konsumsi makanan dengan (<2 jam/hari), 48,0% (2 – 3,9
kejadian menarche yaitu dengan jam/hari) dan 48,4% (≥4 jam/hari).
membagi sampel menjadi 2 grup. Sedangkan pada Group II di
Grup I terdiri dari wanita yang dapatkan sebanyak 55,4% (<2
mengalami mestruasi <11 tahun dan jam/hari), 52% (2 – 3,9 jam/hari) dan
51,6% (≥4 jam/hari) (Noipayak et.al, Di Sulawesi Selatan
2017) berdasarkan penelitian yang
Di Indonesia di kutip dari hasil dilakukan oleh Emilia et.al (2013), di
penelitian Hariyono (2018) yang dapatkan anak yang mengalami
dilakukan dengan membandingkan menarche dini dengan konsumsi
siswi SMP perkotaan dan siswi SMP makanan yang dapat merangsang
pedesaan dengan kejadian menarche hormone FSH sebanyak 21,6% di
dini di Dari hasil penelitian di daerah kota dan 15,6% di daerah
dapatkan 68,11% siswi SMP desa. Selain itu, didapatkan hasil
pedesaan dan 76,13% siswi SMP 88,5% anak yang mengalami
perkotaan yang mengalami menarche menarche < 10 tahun yang telah
dini. Setelah itu 76,13% siswi SMP terpapar media di daerah kota dan
pedesaan dan 81,81% siswi SMP 15% anak yang mengalami menarche
perkotaan menonsumsi Junk <10 tahun yang telah terpapar media
Food.Kemudian 68,18% siswi SMP di daerah desa. Dari data tersebut
pedesaan dan 68,18% siswi SMP dapat disimpulkan bahwa ada
perkotaan yang mengonsumsi junk hubungan antara konsumsi makanan
food dan mengalami menstruasi dini. dan paparan media dengan kejadian
Maka dari hasil penelitian dapat menarche dini di daerah Bulukumba,
disimpulkan bahwa konsumsi junk Sulawesi Selatan.
food dapat meningkatkan resiko Data yang diambil di sekolah
menarche dini. Kemudian dari hasil SD Negeri Pongtiku 2 di dapatkan
penelitian yang dilakukan oleh jumlah siswa/siswi kelas 4, 5 dan 6
Deswita et.al (2018) di dapatkan sebanyak 191 orang, yang terdiri dari
sebanyak 37,3% anak yang 6 kelas yaitu kelas 4A sebanyak 15
mengalami menarche dini terpapar orang laki-laki dan 15 orang
media pornografi, 33,3% anak yang perempuan, kelas 4B sebanyak 12
mengalami menarche normal orang laki-laki dan 18 orang
terpapar media pornografi dan 29,4% perempuan, kelas 5A sebanyak 9
anak yang belum mengalami orang laki-laki dan 18 orang
menarche terpapar media pornografi. perempuan, kelas 5B sebanyak 14
orang laki-laki dan 17 orang prevalensi atau efek suatu fanomena
perempuan, kelas 6A sebanyak 16 (variabel independen) dihubungkan
orang laki-laki dan 18 orang dengan penyebab (variabel
perempuan, kelas 6B sebanyak 12 dependen) (Nursalam, 2016)
orang laki-laki dan 17 orang HASIL
perempuan. Kemudian berdasarkan Hasil pengumpulan data
hasil wawancara pada siswi diolah menggunakan program
perempuan didapatkan data yang computer SPSS versi 21 selanjutnya
sudah mengalami menarche di editing, coding, tabulasi dan
sebanyak 33 orang yang terdiri dari 2 dianalisa. yang disajikan dalam
orang di kelas 4A, 2 orang di kelas bentuk tabel disertai penjelasan.
4B, 6 orang di kelas 5A, 5 orang di 1. Karakteristik Responden
kelas 5B, 7 orang di kelas 6B, dan 11 Distribusi frekuensi berdasarkan
orang di kelas 6A. umur responden
METODE PENELITIAN Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden
Jenis penelitian yang Berdasarkan Umur Di SD Negeri
Pongtiku 2 Kota Makassar
digunakan adalah pendekatan cross Umur n %
<10 tahun 7 23,3
sectional study dimana penelitian ini 10 - 14 tahun 23 76,7
Total 30 100
menekankan waktu pengukuran/
Sumber : Data Primer, Januari 2020
ovservasi data variabel independen
Berdasarkan tabel 5.1 diatas
dan dependen hanya satu kali pada
diperoleh data dari responden
satu saat. Pada jenis ini variabel
umur < 10 tahun memiliki
independen dan dependen dinilai
distribusi sebanyak 7 respoden
secara stimulan pada suatu saat, jadi
(23,3%), umur 10-14 tahun
tidak ada tindak lanjut. Tentunya
memiliki distribusi sebanyak 23
tidak semua subjek harus di
responden (76,7%).
ovservasi pada hari atau waktu yang
2. Analisa Univariat
sama, akan tetapi baik variabel
Analisa univariat dilakukan
independen maupun variabel
untuk menjelaskan atau
dependen dinilai hanya satu kali saja.
mendeskripsikan karakteristik
Dengan studi ini, akan diperoleh
setiap variabel yang diteliti. rendah sebanyak 8 responden
Pada analisa univariat ini data (26,7%).
kategori dapat dijelaskan dengan b. Distribusi frekuensi
angka atau nilai jumlah data berdasarkan lingkungan
persentase setiap kelompok. Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden
a. Distribusi frekuensi Berdasarkan Lingkungan Di SD
Negeri Pongtiku 2 Kota
responden berdasarkan Makassar
Lingkungan
konsumsi makanan Tinggi (Paparan Media n %
Massa)
Lemak
Sering 9 30
Tabel 5.2
Tidak Sering 21 70
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Konsumsi Total 30 100
Makanan Tinggi Lemak Di SD Sumber : Data Primer, Januari 2020
Negeri Pongtiku 2 Kota
Makassar Berdasarkan hasil
Konsumsi Makanan
Tinggi Lemak n % distribusi frekuensi pengaruh
(Junkfood)
lingkungan di SD Negeri
Tinggi 22 73,3
Rendah 8 26,7 Pongtiku 2 Kota Makassar
Total 30 100 didapatkan data dari 30
Sumber: Data Primer, Januari 2020
responden. Responden yang
Berdasarkan hasil
mendapatkan pengaruh
distribusi frekuensi konsumsi
lingkungan kurang baik atau
makanan tinggi lemak
sering terpapar media massa
responden di SD Negeri
yaitu sebanyak 9 responden
Pongtiku 2 Kota Makassar
(30%) sedangkan responden
didapatkan data dari 30
yang mendapatkan pengaruh
responden. Responden yang
lingkungan baik atau tidak
mengonsumsi makanan tinggi
sering terpapar media massa
lemak (junkfood) dalam
sebanyak 21 responden
jumlah tinggi sebanyak 22
(70%).
responden (73,3%) sedangkan
c. Distribusi frekuensi
responden yang konsumsi
berdasarkan usia menarche.
makanan tinggi lemak
(junkfood) dalam jumlah
Tabel 5.4 dengan menggunakan uji
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Kejadian Menarche Chi-Square dengan tingkat
Di SD Negeri Pongtiku 2 Kota
Makassar kemaknaan α = 0,05.
Kejadian Menarche n %
a. Hubungan Konsumsi
Prekoks 19 63,3
Normal 11 36,7
Makanan Konsumsi Makanan
Total 30 100 Tinggi Lemak dengan
Sumber : Data Primer, Januari 2020
Kejadian Menarche Dini pada
Berdasarkan hasil
Anak di SD Negeri Pongtiku
distribusi frekuensi usia
2 Kota Makassar.
menarche di SD Negeri Tabel 5.5
Pongtiku 2 Kota Makassar Hubungan Konsumsi Makanan
Makanan Tinggi Lemak dengan
didapatkan data dari 30 Kejadian Menarche dini pada
Anak Di SD Negeri Pongtiku 2
responden. Responden yang Kota Makassar
Konsumsi Kejadian
mengalami menarche usia Makanan Menarche Total
Tinggi P
prekoks (<10 tahun) sebanyak Lemak prekoks normal n %
(junkfood) n % n %
19 responden (63,3%) Tinggi 17 56,7 5 16,7 22 73,3
Rendah 2 6,7 6 20 8 26,7 0,028
sedangkan responden yang Total 19 63,3 11 36,7 30 100
mengalami menarche usia Sumber : Data Primer, Januari 2020

normal (10 – 14 tahun) Berdasarkan tabel diatas


sebanyak 11 responden menunjukkan bahwa 30
(36,7%). responden yang konsumsi
3. Analisa Bivariat makanan tinggi lemak
Analisa bivariat (junkfood) dalam jumlah
dilakukan untuk mengetahui tinggi sebanyak 22 responden
hubungan antara variabel (73,3%), sebagian besar
independent (Konsumsi mengalami menarche usia
Makanan Tinggi Lemak dan prekoks (<10 tahun) sebanyak
Lingkungan) dan variabel 17 responden (56,7%) dan
dependent (Kejadian menarche usia normal (10-14
Menarche dini Anak Usia tahun) sebanyak 5 responden
Sekolah) dengan uji statistik (16,7%). Sedangkan
responden yang memiliki b. Hubungan Lingkungan
konsumsi makanan tinggi dengan Kejadian Menarche
lemak (junkfood) dalam Dini pada Anak di SD Negeri
jumlah rendah sebanyak 8 Pongtiku 2 Kota Makassar.
responden (26,7%), sebagian Tabel 5.6
Hubungan Lingkungan dengan
besar mengalami menarche Kejadian Menarche dini pada
Anak Di SD Negeri Pongtiku 2
usia prekoks (<10 tahun) Kota Makassar
Kejadian
sebanyak 2 responden (6,7%) Lingkungan Menarche Total
(paparan
P
dan menarche usia normal media
prekoks Normal n %
massa)
N % n %
(10-14 tahun) sebanyak 6 Sering 2 6,7 7 23,3 9 30
responden (20%). Tidak
17 56,7 4 13,3 21 70 0,004
Sering
Berdasarkan hasil uji Total 19 63,3 11 36,7 30 100
Sumber : Data Primer, Januari 2020
Chi-Square, ada 1 cell
(25,0%) yang mempunyai Berdasarkan tabel
Expected Count dibawah 5 diatas menunjukkan bahwa
(2,93) sehingga menggunakan 30 responden yang memiliki
uji alternative yaitu fisher’s lingkungan yang kurang baik
exact test didapatkan nilai atau sering terpapar media
Significancy nilai ρ value = massa sebanyak 9 responden
0.028 jika dibandingkan (30%), sebagian besar
dengan α = 0,05 maka ρ value mengalami usia menarche
< α 0,05. Hasil tersebut <10 tahun sebanyak 2
menunjukkan bahwa Ha responden (6,7%) dan usia
diterima. Dengan demikian, menarche 10-14 tahun
dapat disimpulkan bahwa sebanyak 7 responden
dalam penelitian ini terdapat (23,3%). Sedangkan
hubungan antara konsumsi responden yang lingkungan
makanan tinggi lemak dengan (paparan media massa) yang
kejadian menarche dini pada baik atau tidak sering
anak di SD Negeri Pongtiku 2 terpapar media massa
kota Makassar. sebanyak 21 responden
(70%), sebagian besar menarche dini pada anak di SD
mengalami usia menarche Negeri Pongtiku 2 Kota
<10 tahun sebanyak 17 Makassar
responden (56,7%) dan usia Dari hasil yang didapatkan
menarche 10-14 tahun pada tabel 5.5 menunjukkan
sebanyak 4 responden bahwa dari 30 responden yang
(13,3%). mengonsumsi makanan tinggi
lemak dalam jumlah tinggi ada
Berdasarkan hasil uji
sebanyak 22 responden (73,3%).
Chi-Square, ada 1 cell
Dari 22 responden tersebut ada
(25,0%) yang mempunyai
17 responden (56,7%) yang
Expected Count dibawah 5
mengalami usia menarche dini
(3,30) sehingga
atau prekoks (<10 tahun), hasil
menggunakan uji alternative
ini membenarkan teori tentang
yaitu fisher’s exact test di
faktor-faktor yang
dapatkan nilai Significancy
mempengaruhi usia menarche
nilai ρ value = 0.004 jika
menurut Prawirohardjo (2009)
dibandingkan dengan α =
yang salah satunya adalah
0,05 maka ρ value < α 0,05.
keadaan gizi dimana penurunan
Hasil tersebut menunjukkan
usia menarche remaja putri
bahwa Ha diterima. Dengan
berkaitan dengan asupan zat
demikian, dapat disimpulkan
gizi. Asupan serat yang rendah
bahwa dalam penelitian ini
dan asupan lemak berlebih
terdapat hubungan antara
diduga berhubungan dengan
lingkungan dengan kejadian
penurunan usia menarche remaja
menarche dini pada anak di
putri. Disebutkan bahwa usia
SD Negeri Pongtiku 2 kota
menarche dapat dipengaruhi
Makassar.
oleh asupan energi dan asupan
PEMBAHASAN
protein. Konsumsi makanan
1. Hubungan konsumsi makanan tinggi lemak dapat menyebabkan
tinggi lemak dengan kejadian penumpukan lemak di jaringan
adiposa yang berhubungan menyatakan bahwa ada
dengan peningkatan kadar leptin. hubungan mengonsumsi
Leptin akan memacu junkfood dengan kejadian
pengeluaran GnRH yang menarche dini dengan hasil
selanjutnya mempengaruhi 42,86% anak yang mengalami
pengeluaran FSH dan LH dalam menarche dini mengonsumsi
merangsang pematangan folikel junkfood setiap hari, Kemudian
dan pembentukan estrogen. 37,50% anak perempuan yang
Menurut Ulfah (2019) hormone mengonsumsi junk food 2-3
esterogen berperan penting kali/minggu. Selain itu, 12,50%
dalam pembentukan fisik dan anak perempuan yang
organ reproduksi misalnya mengonsumsi junk food sekali
pertumbuhan payudara, produksi seminggu. Dan bahkan 7,14%
sel telur dalam ovarium. Setelah anak perempuan yang
fase ovulasi, folikel yang telah mengonsumsi junk food kadang-
pecah dan mengeluarkan sel kadang. Maka disimpulkan data
telur akan membentuk korpus yang didapatkan ada hubungan
luteum pada fase ini. Korpus antara konsumsi junkfood
luteum akan memicu percepatan menarche pada anak
peningkatan hormon dengan dibuktikan dari hasil p =
progesterone. Hormone 0,0001 < α (0,05).
progesterone berperan penting Kemudian sejalan pula
dalam merangsang lapisan rahim dengan hasil penelitian Hariyono
untuk menebal dan menerima sel (2018) yang dilakukan dengan
telur yang siap dibuahi. Fase ini membandingkan siswi SMP
juga dikenal sebagai fase perkotaan dan siswi SMP
pramenstruasi. pedesaan dengan kejadian
Hal ini juga sejalan dengan menarche dini. Dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh penelitian di dapatkan 68,11%
Upadhyay et.al (2019) di siswi SMP pedesaan dan 76,13%
Maharashtra India, yang siswi SMP perkotaan yang
mengalami menarche dini. anak tersebut tidak mengalami
Kemudian 68,18% siswi SMP pematangan hormone lebih
pedesaan dan 68,18% siswi SMP cepat, dibuktikan dengan hasil
perkotaan yang mengonsumsi penelitian di dapatkan dari 5
junk food dan mengalami responden yang sering
menstruasi dini. mengonsumsi makanan tinggi
Sehingga menurut asumsi lemak yang mengalami
peneliti ada hubungan yang menarche usia normal 4
signifikan antara hubungan diantaranya yang tidak sering
konsumsi makanan tinggi lemak terpapar media massa, sehingga
dengan kejadian menarche dini anak tersebut tidak mengalami
pada anak, didukung dari pematangan hormone lebih
banyaknya data yang cepat. Seperti yang telah
menunjukkan tingkat konsumsi dijelaskan beberapa faktor yang
makanan tinggi lemak salah mempengaruhi percepatan
satunya adalah junkfood dalam hormone selain makanan tinggi
jumlah yang tinggi pada anak lemak adalah rangsangan audio
yang dapat memicu percepatan visual. Hal tersebut merupakan
kematangan hormon sehingga hal yang normal karena di
dapat menyebabkan menstruasi dukung oleh teori tentang gizi
datang lebih awal. reproduksi menurut Waryana
Namun dari hasil yang di (2010) yang berhubungan
dapatkan pada tabel 5.5 dengan fungsi mestruasi, secara
menunjukkan dari 22 responden khusus jumlah wanita anevolasi
(73,3%) yang mengonsumsi akan meningkat bila berat
makanan tinggi lemak, ada 5 badannya meningkat. Wanita
responden (16,7%) yang gemuk mempunyai resiko tinggi
mengalami usia menarche terhadap pvulasi, infertile dan
normal (10-14 tahun). Hal fungsi ovulasi terganggu,
tersebut di karenakan adanya sehingga menjadi tidak subur.
faktor lain yang menyebabkan Keadaan ini pabila peningkatan
berat badan terlalu cepat, pada berhubungan secara langsung
umumnya peningkatan berat dengan regulasi hormon
badan karena asupan gizi yang pertumbuhan serta
berlebihan. Kondisi kegemukan perkembangan somatic dari
berkaitan dengan proses organ reproduksi, namun melalui
perubahan androgen menjadi peningkatan simpanan lemak
esterogen. Hipotalamus dan persen lemak tubuh ketika
merangsang peningkatan sekresi asupan lemak tersebut tidak
hormone LH serta terjadi digunakan sebagai sumber
hypoandrogrnisme kadar energy. Ketika asupan lemak
testosterone yang rendah. digunakan sebagai sumber
Wanita yang mengalami energi maka simpanan lemak
kegemukan dengan siklus dalam tubuh tidak berlebihan
menstruasi normal kadar sehingga tidak terjadi sekresi
testosteronnya lebih rendah hormone leptin. Selain itu proses
daripada wanita gemuk yang dari kolestrol tidak berjalan
mengalami amenore. optimal.
Selain itu, hal ini juga Sedangkan dari hasil tebel
sejalan dengan penelitian yang 5.5 responden yang
dilakukan oleh Fathin et.al mengonsumsi makanan tinggi
(2017) dengan hasil penelitian lemak dalam jumlah rendah
dari 21 responden yang sebanyak 8 responden (26,7%),
mengalami asupan lemak tidak sebagian besar mengalami usia
berlebih sebanyak 12 responden menarche <10 tahun (prekoks)
(63,2%) dan yang berlebih sebanyak 2 responden (6,7%),
sebanyak 9 responden (39,1%) hal ini disebabkan oleh adanya
yang mengalami menstruasi dini beberapa faktor yang dapat
yang menyimpulkan bahwa merangsang percepatan hormon
aupan lemak tidak berhubungan selain asupan lemak tinggi,
dengan menarche dini karena seperti yang dijelaskan pada
asupan lemak berlebih tidak teori tentang menstruasi pertama
(menarche) menurut Waryana faktor-faktor lain yang dapat
(2010) yang menyatakan cepat menyebabkan menarche dini
atau lambatnya kematangan seperti rangsangan audio visual,
seksual meliputi menstruasi dan ras, sosial ekonomi, dan genetik
kematangan fisik ditentukan atau keturunan.
oleh kondisi fisik individual 2. Hubungan Lingkungan dengan
yang dipengaruhi oleh faktor ras Kejadian Menarche pada Anak
atau suku bangsa, faktor iklim, di SD Negeri Pongtiku 2 Kota
cara hidup yang melingkungi Makassar
anak. Dari hasil yang didapatkan
Maka kesimpulan asumsi pada tabel 5.6 menunjukkan
peneliti yaitu ada hubungan yang bahwa dari 9 responden (30%)
signifikan antara konsumsi yang memiliki kondisi
makanan tinggi lemak dengan lingkungan kurang baik atau
kejadian menarche dini pada sering terpapar media massa ada
anak di SD Negeri Pongtiku 2 sebanyak 2 responden (6,7%)
Kota Makassar, didukung pula yang mengalami menarche dini.
dari banyaknya data yang Dan dari 21 responden (70%)
menunjukkan tingkat konsumsi yang memiliki kondisi
makanan tinggi lemak salah lingkungan baik atau tidak
satunya adalah junkfood dalam sering terpapar media massa ada
jumlah yang tinggi pada anak sebanyak 4 responden (13,3%)
yang dapat memicu percepatan yang mengalami menarche
kematangan hormon sehingga normal, hal ini membenarkan
dapat menyebabkan menstruasi teori tentang faktor-faktor yang
datang lebih awal. Namun masih mempengaruhi usia menarche
ada beberapa anak yang menurut Prawirohardjo (2009)
mangalami menarche dini yang salah satunya adalah
mengonsumsi makanan tinggi rangsangan audio visual dimana
lemak dalam jumlah yang faktor penyebab menstruasi dini
rendah, hal itu disebabkan oleh juga datang dari rangsangan
audio visual, baik berasal dari diri anak. Walaupun apa yang di
percakapan maupun tontonan lihat oleh anak tidak secara
dari film-film atau internet langsung konten media massa
berlabel dewasa, vulgar, atau pornografi akan tetapi pesan
mengumbar sensualitas. yang di sampaikan khusus untuk
Rangsangan dari telinga dan orang dewasa dengan berbagai
mata tersebut kemudian masalahnya yang kompleks
merangsang sistem reproduksi justru lebih bisa membuat
dan genital untuk lebih cepat audiens mempersepsikannya
matang. Keterpaparan media secara berbeda yang secara
massa cetak dan elektronik langsung maupun tidak dapat
(majalah, film, televisi) memiliki menimbulkan hasrat seksual. Hal
keterkaitan dengan kecepatan ini juga dikemukakan oleh
usia pubertas remaja yang Teresa Orange (2005) dalam
kemudian menyebabkan Ariani & Tutu (2017) pada
menarche lebih cepat pada bukunya “The Media Diet For
remaja putri. Kids” yang menyatakan bahwa
Menurut Kartono (2003) materi media massa untuk orang
dalam Ariani & Tutu (2017) dewasa yang tidak terlalu
menyatakan bahwa rangsangan eksplisit justru lebih dapat
terbesar yang mempengaruhi membangkitkan hasrat seksual
usia menarche berasal dari khalayak penontonnya. Imajinasi
audiovisual (TV) seperti film, seksual yang dirangsang oleh
gambar tidak senonoh (porno), materi seksual noneksplisit
film-film seks (blue film) semua ternyata lebih kuat pengaruhnya
itu tidak hanya mengabaikan dalam membangkitkan
memuncaknya atau semakin rangsangan seksual khalayak.
panasnya reaksi-reaksi seksual Studi-studi berikutnya juga
saja, akan tetapi juga menemukan bahwa khalayak
mengakibatkan kematangan yang terbiasa mengkonsumsi
seksual yang lebih cepat pada materi yang diperuntukkan bagi
orang dewasa (antara laki-laki makanan yang tidak
dan perempuan serta tanpa mengandung lemak tinggi. Dari
pelibatan kekerasan atau hasil tabulasi di dapatkan
perilaku seksual menyimpang sebanyak 6 responden dari 7
lain), lama kelamaan akan responden yang mengalami
menjadi terbiasa. menarche normal sering terpapar
Hal ini sejalan dengan media massa namun
penelitian yang dilakukan oleh mengonsumsi makanan tinggi
Kadri & Salvita (2018), yaitu lemak (junkfood) dalam jumlah
dari 16 anak yang mengalami yang rendah. Kemudian
menarche dini, 1 anak (6,3%) responden yang tidak sering
yang memiliki lingkungan terpapar media massa juga
kurang baik, dan dari 29 anak mengalami menarche dini yaitu
yang mengalami usia menarche 17 responden (56,7%), hal ini
normal, 14 anak (48,3%) yang disebabkan adanya faktor yang
memiliki lingkungan baik. Dari mempengaruhi yaitu faktor
hasil tersebut dapat di lihat keadaan gizi dibuktikan dengan
bahwa anak yang tidak hasil tabulasi yang didapatkan
mengalami paparan media massa dari 17 responden yang
mengalami usia menarche mengalami menarche dini yang
normal. tidak sering terpapar media
Namun dari hasil tebel 5.6 massa 15 diantaranya yang
juga didapatkan data bahwa mengonsumsi makanan tinggi
responden yang sering terpapar lemak (Junkfood) dalam jumlah
media massa mengalami usia tinggi.
menarche normal yaitu sebanyak Hal ini sejalan dengan teori
7 responden (23,3), hal ini menurut Waryana (2010) yang
dikarenakan adanya faktor lain mengungkapkan adanya
yang dapat menyebabkan ketimpangan ini kemungkinan
pematangan hormone tidak cepat dikarenakan oleh faktor lain.
salah satunya yaitu konsumsi faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi usia menarche Maka kesimpulan asumsi
secara keseluruhan faktor peneliti ada hubungan negatif
endogen (genetic) dan faktor antara lingkungan dengan
eksogen. Faktor genetik adalah kejadian menarche dini pada
faktor bawaan yang menentukan anak di SD Negeri Pongtiku 2
sifat bawaan anak tersebut. Kota Makassar yang dapat
Faktor genetik ini meliputi dipengaruhi oleh faktor-faktor
hormonal, organ reproduksi dan lain seperti keadaan gizi yang
juga penyakit yang diderita anak dapat memicu percepatan
sehingga dapat mempengaruhi hormone anak sehingga terjadi
maturasi organ reproduksi. usia menarche dini.
Sedangkan yang dimaksud KESIMPULAN DAN SARAN
dengan faktor eksogen adalah A. Kesimpulan
faktor-faktor yang berasal dari Berdasarkan hasil penelitian
luar individu. Dalam hal ini yang dilakukan tentang hubungan
faktor tersebut meliputi status konsumsi makanan tinggi lemak
gizi, sosial ekonomi, aktivitas dan linkungan dengan kejadian
olahraga dan paparan media menarche dini pada anak di SD
massa. Sehingga diperlukan Negeri Pngtiku 2 Kota Makassar,
penelitian lebih lanjut untuk maka dapat ditarik kesimpulan
mengetahui adanya faktor lain sebagai berikut :
yang mempengaruhi usia 1. Konsumsi makanan tinggi
menarche pada remaja. Hal ini lemak pada anak di SD
sejalan pula dengan penelitian Negeri Pongtiku 2 Kota
yang dilakukan oleh Kadri & Makassar menunjukkan
Salvita (2018) yaitu dari 29 bahwa sebagian besar
responden yang memiliki responden mengonsumsi
kondisi lingkungan baik ada 15 dalam jumlah tinggi (sering)
responden (51,7%) yang di buktikan dengan hasil tabel
mengalami usia menarche tidak 5.2 sebanyak 22 responden
normal. (73,3%) yang sering
mengonsumsi makanan tinggi lemak dengan jumlah tinggi
lemak dalam jumlah tinggi. mengalami menarche dini.
2. Kondisi lingkungan pada 5. Terdapat hubungan antara
anak di SD Negeri Pongtiku 2 lingkungan dengan kejadian
Kota Makassar menunjukkan menarche dini pada anak di
ada beberapa anak yang SD Negeri Pongtiku 2 Kota
sering terpapar media massa Makassar di buktikan dengan
di buktikan dengan hasil tabel hasil tabel 5.6 sebayak 2
5.3 sebanyak 9 reponden responden (6,7%) yang
(30%) yang sering terpapar memiliki kondisi lingkungan
media massa. kurang baik atau sering
3. Kejadian menarche dini pada terpapar media massa
anak di SD Negeri Pongtiku 2 mengalami menarche dini,
Kota Makassar menunjukkan namun ada 17 responden
sebagian besar anak yang mengalami menarche dini
telah mengalami menarche namun tidak sering terpapar
pada usia < 10 tahun di media massa, hal ini
buktikan dengan hasil tabel dikarenakan 15 dari 17
5.4 sebanyak 19 responden responden tersebut
(63,3%) yang mengalami mengonsumsi makanan tinggi
menarche dini. lemak dalam jumlah tinggi.
4. Terdapat hubungan antara B. Saran
konsumsi makanan tinggi 1. Untuk ilmu pengetahuan
lemak dengan kejadian Diharapkan dapat
menarche dini pada anak di mengembangkan dan
SD Negeri Pongtiku 2 Kota menerapkan ilmu
Makassar di buktikan dengan pengetahuan khususnya di
hasil tabel 5.5 sebayak 17 bidang keperawatan terkait
responden (56,7%) yang hubungan konsumsi makanan
mengonsumsi makanan tinggi tinggi lemak dan lingkungan
dengan kejadian menarche mengembangkan penelitian
anak usia sekolah selanjutnya.
2. Untuk peneliti UCAPAN TERIMA KASIH
Diharapkan dapat
Dengan selesainya penelitian ini,
memberikan tambahan
saya ucapkan terima kasih kepada
wawasan dan pengalaman
kedua orang tua, dosen/staf STIKES
serta menjadi bekal dalam
Panakkukang Makassar serta teman-
memberikan asuhan
teman yang telah membantu dan
keperawatan secara
memberikan masukan dan saran.
professional.
DAFTAR PUSTAKA
3. Untuk Sekolah
Diharapkan dapat Agria, Intan., Ruri N Sari., & Ircham.
(2011). Gizi Reproduksi.
dijadikan sebagai Yogyakarta:Fitramaya.
pertimbangan untuk membuat
Ariani,. & Tutu April. (2017).
kebijakan dalam pantauan Hubungan Antara
status gizi anak dan Paparan Media Massa
Elektronik (Khusus Orang
lingkungannya. Dewasa) dan Percepatan
4. Untuk Perawat Usia Menarche Di SDN
Kesatrian 1 Malang. Page
Diharapkan dapat 86 - 92
dijadikan sebagai informasi
Badan Penelitian dan Pengembangan
dalam memberikan Kesehatan Kementrian
Kesehatan Republik
penyuluhan kepada orang tua
Indonesia. Riset Kesehatan
dan anak tentang hubungan Dasar (Riskesdas). (2014).
Diakses 28 Oktober 2019
konsumsi makanan tinggi
dari
lemak dan lingkungan dengan http://www.depkes.go.id/re
sources/download/general/
kejadian menarche pada
hasilRiskesdas2013
anak. Deswita, D., Randy R., & Mella G
Putri. (2018). The
5. Untuk Institusi
Association of
Diharapkan dapat Pornograpic Media
Exposure and Nutritional
dijadikan sebagai data dasar
Status with Early
dan pedoman untuk
Menarche. Jurnal Ners Kusmiran, Eny. (2011). Kesehatan
13(2):190-193. Reproduksi Remaja dan
Wanita. Jakarta:Salemba
Emilia, Sri L., Andi U Salmah., & Medika
Rahma. (2013).
Perbandingan Usia Noipayak, Pongsak., Petch R.,
Menars dan Pola Siklus Busaba S., & Sumonmal
Menstruasi Antara Remaja M. (2017). Factors
Putri di Kota dan Desa Associated with Early Age
(SMP Negeri 6 Makassar at Menarche Among Thai
dan SMP Negeri 11 Adolescents in Bangkok: A
Bulukumba) di Sulawesi Cross-Sectional Study.
Selatan Tahun 2013.
Jurnal Bagian Biostatistik, Nursalam. (2016). Metodologi
Fakultas Kesehatan Penelitian Ilmu
Masyarakat UNHAS Keperawatan Pendekatan
Makassar. Praktis Edisi 4.
Jakarta:Salemba Medika.
Halodoc. (2018). Dampak
Menstruasi di Bawah Usia Prawirohardjo, Sarwono. (2010).
10 Tahun. Ilmu Kebidanan.
Jakarta:Halodoc. Diakses Jakarta:Yayasan Bina
12 November 2019 dari Pustaka Sarwono
http://www.halod Prawirohardjo.
oc.com/dampak-
menstruasi-di-bawah-usia- Upadhyay, Kritika., Archana D., &
10-tahun Arpita J. (2019). Impact of
Changing Life Style on
Hariyono, Kustin. (2018). Perbedaan Age of Menarche.
Pola Kunsumsi Junk Food International Journal of
pada Remaja Putri SMP Reproduction,
Daerah Perkotaan dan Contraception, Obstetrics
Pedesaan Terhadap and Ginecology,
Kejadian Menarche Dini. 8(6):2261-2265
Jurnal Kesehatan 6(3):110-
116 Waryana. (2010). Gizi Reproduksi.
Yogyakarta:Pustaka
Herawati, Rika. (2013). Faktor- Rihama
faktor yang Berhubungan
dengan Usia Menarche Zalni, Rummy I., Heryudarini H., &
pada Remaja Putri di SMP Sri D. (2017). Usia
Negeri 8 Tambusai Utara Menarche Berhubungan
Tahun 2013. Jurnal dengan Status Gizi,
Maternity and Neonatal Konsumsi Makanan dan
Volume 1,No.3 Page 131- Aktivitas Fisik. Jurnal
141 Kesehatan Reproduksi,
8(2):153-161

Anda mungkin juga menyukai