Anda di halaman 1dari 67

i

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai belahan dunia salah satuanya Indonesia masih bekerja keras
untuk mengatasi masalah kekurangan gizi, termasuk stunting atau tubuh
pendek yang menjadi permasalahan saat ini. Stunting pada anak merupakan
masalah yang cukup serius karena berkaitan dengan risiko terjadinya kesakitan
di masa yang akan datang serta sulitnya untuk mencapai perkembangan fisik
dan kognitif yang optimal. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang standar antropometri
penilaian status gizi anak, stunting atau pendek merupakan status gizi yang
didasarkan pada indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) dengan skor
kurang dari -2 SD (standar deviasi) (Kemenkes, 2020).
World Health Organization (WHO) menyebut angka stunting secara
global masih mencapai 21,3 persen, angka ini masih berada di atas standar
yang ditetapkan oleh WHO yaitu 20 persen. Upaya penurunan stunting baik
secara global maupun nasional, bukan tanpa alasan. Hal ini karena persoalan
stunting erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia dimasa
mendatang (WHO, 2020).
World Health Organization (WHO) mengkategorikan menjadi 5
kategori prevalensi stunting di tingkat Global yaitu sangat tinggi ≥30%, Tinggi
20-<30%, Medium 10-20%, Rendah 2,5->10%, Sangat Rendah <2,5%.
Menurut World Health Organization (WHO) stunting di berbagai benua
dengan prevalensi stunting kategori sangat tinggi diantaranya Afrika Timur
34,5%, Afrika Tengah 31,5%, Asia selatan 31,7%, dan Oceania 38,4%.
Prevalensi stunting kategori tinggi diantaranya Afrika barat 27,7%, Afrika
Selatan 29,0%, dan Asia Tenggara 24,7%. Prevalensi stunting kategori
medium diantaranya Amerika tengah 12,6%, Amerika Utara 17,6%, dan Asia
Barat 12,7%. Sedangkan prevalensi stunting kategori rendah diantaranya
Amerika Selatan 7,3%, Karibia 8,1% Asia Tengah 9,9%, Asia Timur 4,1%,

1
2

Amerika Utara 2,1%. Berikut ini penjabaran gambar prevalensi stunting


global (WHO, 2020).
Gambar 1.1 Prevelensi stunting global

Sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Quamme & Iversen


(2022) di Afrika Sub Sahara oleh prevalensi rata-rata 41% kejadian stunting,
dengan rata-rata terjadi pada anak usia >1 tahun dengan jenis kelamin laki-laki
dan status kejadian BBLR, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor ibu dengan
pendidikan rendah, status ekonomi yang rendah, praktik pemberian makan dan
faktor lingkungan.
Menurut Studi Status Gizi Balita di Indonesia (SSGI, 2021) Indonesia
berada pada posisi ke 115 dari 151 negara di dunia dimana prevalensi stunting
sebesar 27,67%, masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan informasi
pada kategori prevalensi global.
Kemenkes (2020) menerangkan bahwa periode 1.000 hari pertama
kehidupan merupakan periode kritis untuk menentukan kualitas kehidupan.
Bila kekurangan gizi tidak ditangani selama 1.000 hari pertama kehidupan
mengakibatkan stunting dan dampak krusial jangka pendek dapat terjadi salah
satunya perkembangan motorik yang tidak optimal. Pernyataan di atas sejalan
dengan ini menyatakan bahwa Hoddinot et.al (2021) efek yang di dapat ketika
seseorang mengalami stunting adalah hambatan perkembangan motorik.
Perkembangan motorik terbagi menjadi dua, yaitu motorik kasar (gross
motoric) dan motorik halus (fine motoric). Motorik kasar adalah kemampuan
3

gerak yang dikontrol oleh otot-otot besar seperti pada lengan dan kaki.
Motorik halus ialah kemampuan gerak yang dikontrol oleh otot-otot kecil.
Pernyataan di atas sejalan dengan ini menyatakan bahwa Rohayati
(2021) terkait hubungan perkembangan motorik kasar dan halus dengan
stunting sudah dilakukan di Indonesia maupun luar negeri. Penelitian yang
dilakukan di Kabupaten Karawang menunjukkan bahwa 11,97% responden
berada dalam kategori pendek dan 14,96% kategori sangat pendek.
Perkembangan anak yang mengalami keterlambatan antara lain: 32,48%
motorik kasar, 7,26% motorik halus, 11,97% bahasa dan 8,97% sosialisasi.
Hasil menunjukkan terdapat hubungan antara panjang badan / Usia dengan
motorik kasar dan motorik halus pada penderita stunting.
Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi dalam pernyataan Khatimah,
et.al (2020) Sulawesi Selatan tahun 2015 yang dilakukan di 24 kabupaten/kota
menunjukkan bahwa prevalensi balita stunting pada tahun 2014 sebesar
34,5%. Mengalami penurunan pada tahun 2015 menjadi 34,1%. Kemudian
mengalami kenaikan pada tahun 2017 mencapai 34,8%. Angka ini
menunjukkan bahwa posisi Sulawesi Selatan di tahun 2017 masih belum
mencapai target MDGs.
Balita pendek atau stunting bisa diketahui bila seorang balita sudah
diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan
hasil pengukurannya ini berada pada kisaran di bawah normal, dan kondisi
stunting terlihat setelah balita berusia 24 bulan. Pernyataan yang di temukan
oleh Kartika, et.al (2020) bahwa terdapat hubungan stunting dengan
perkembangan motorik kasar dan halus pada anak usia 2 - 5 tahun. Sejalan
dengan itu, pada usia balita 24 ke atas perlu pemantauan motorik kasar dan
motorik halus agar dapat terukur pertumbuhannya.
Pengambilan data awal yang dilakukan peneliti di wilayah kerja
Puskesmas Lampa Kec. Duampanua Kab. Pinrang bahwa jumlah balita usia
24 - 59 bulan tahun 2020 sebanyak 1418 balita dengan prevalensi stunting
8,4%, pada tahun 2021 jumlah balita usia 24 - 59 bulan sebanyak 1540 dengan
prevalensi stunting sebanyak 5,4%, dan di tahun 2022 jumlah balita usia 24 -
4

59 bulan sebanyak 641 balita dengan prevalensi stunting sebanyak 3% dimana


36% berjenis kelamin perempuan dan 63% berjenis kelamin laki-laki.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengambil judul
“Hubungan Perkembangan Motorik Kasar Dan Halus Dengan Kejadian
Stunting Pada Balita Usia 24 – 59 Bulan di Puskesmas Lampa Kec.
Duampanua Kab. Pinrang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah
penelitian ini yaitu apakah ada hubungan perkembangan motorik kasar dan
halus dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Puskesmas
Lampa Kec. Duampanua Kab. Pinrang?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Diketahui hubungan perkembangan motorik kasar dan halus dengan
kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Puskesmas Lampa Kec.
Duampanua Kab. Pinrang?
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui hubungan perkembangan motorik kasar dengan kejadian
stunting pada balita usia 24-59 bulan di puskesmas lampa kec.
Duampanua kab. Pinrang.
b. Diketahui hubungan perkembangan motorik halus dengan kejadian
stunting pada balita usia 24-59 bulan di puskesmas lampa kec.
Duampanua kab. Pinrang.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak, yaitu :
1. Manfaat penelitian bagi institusi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan di perpustakaan
kampus dan menjadi acuan untuk penelitian berikutnya pada hubungan
perkembangan motorik kasar dan halus dengan kejadian stunting pada
balita usia 24-59 bulan.
5

2. Manfaat penelitian bagi puskesmas Lampa Kec. Duampanua Kab. Pinrang


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi
pelayanan kesehatan khususnya di Puskesmas Lampa Kec. Duampanua
Kab. Pinrang mengenai perkembangan motorik kasar dan halus dengan
kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan.
3. Manfaat peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan ilmu dan pengalaman
bagi peneliti dalam melakukan penelitian, sekaligus menambah wawasan
peneliti selanjutnya mengenai hubungan perkembangan motorik kasar dan
halus dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Balita


1. Pengertian Balita
Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan
karakteristik pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun, dimana umur 5 bulan
berat badan naik 2 kali berat badan lahir dan berat badan naik 3 kali dari
berat badan lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4 kali pada umur 2
tahun. Pertumbuhan mulai lambat pada masa pra sekolah kenaikan berat
badan kurang lebih 2 kg per tahun, kemudian pertumbuhan konstan mulai
berakhir. Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat
pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya, pertumbuhan dasar yang
akan mempengaruhi serta menentukan perkembangan kemampuan
berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia
(Supartini, 2019).
2. Karakteristik Balita
Supartini (2019) menyatakan karakteristik balita dibagi menjadi dua
yaitu:
a. Anak usia 1-3 tahun Usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif artinya
anak menerima makanan yang disediakan orang tuanya. Laju
pertumbuhan usia balita lebih besar dari usia prasekolah, sehingga
diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Perut yang lebih kecil
menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali
makan lebih kecil bila dibandingkan dengan anak yang usianya lebih
besar oleh sebab itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil
dengan frekuensi sering.
b. Anak usia prasekolah (3-5 tahun) Usia 3-5 tahun anak menjadi
konsumen aktif. Anak sudah mulai memilih makanan yang disukainya.
Pada usia ini berat badan anak cenderung mengalami penurunan,

6
7

disebabkan karena anak beraktivitas lebih banyak dan mulai memilih


maupun menolak makanan yang disediakan orang tuanya.
B. Tinjauan Umum Stunting
1. Defenisi Stunting
Stunting (pertumbuhan pendek) adalah kondisi dimana balita
memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan
umur. Kondisi ini menunjukkan status gizi yang kurang (malnutrisi) dalam
jangka waktu yang lama (kronis) (Candra, 2020). Stunting pada anak
menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko
kesakitan dan kematian, gangguan pada perkembangan otak, gangguan
terhadap perkembangan motorik dan terhambatnya pertumbuhan mental
anak (Rahayu et al., 2018).
2. Dampak Stunting
Menurut WHO (2018) dampak yang ditimbulkan apabila seorang
anak mengalami stunting terbagi menjadi dampak jangka pendek dan
jangka panjang. Dampak jangka pendek yang akan dialami dapat
meningkatkan kejadian kesakitan dan kematian serta menghambat proses
perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak. Sedangkan dalam
jangka panjang, anak akan memiliki postur tubuh yang tidak optimal
(lebih pendek dari anak seusianya), meningkatnya risiko terkena obesitas,
dan menurunnya produktivitas dan kapasitas kerja.
3. Patofisiologi
Masalah stunting terjadi karena adanya adaptasi fisiologi
pertumbuhan atau non patologis, karena penyebab secara langsung adalah
masalah pada asupan makanan dan tingginya penyakit infeksi kronis
terutama ISPA dan diare, sehingga memberi dampak terhadap proses
pertumbuhan balita. Tidak terpenuhinya asupan gizi dan adanya riwayat
penyakit infeksi berulang menjadi faktor utama kejadian kurang gizi.
Faktor sosial ekonomi pemberian ASI dan MP-ASI yang kurag tepat,
pendidikan orang tua, serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai akan
mempengaruhi pada kecukupan gizi. Kejadian kurang gizi yang terus
8

berlanjut dan karena kegagalan dalam perbaikan gizi akan menyebabkan


pada kejadian stunting atau kurang gizi kronis. Hal ini terjadi karena
rendahnya pendapatan sehingga tidak mampu memenuhi kecukupan gizi
yang sesuai (Maryunani, 2018).
4. Pengukuran Stunting
Diagnosis stunting pada anak dapat dilakukan dengan cara
pengukuran antropometri seperti pengukuran tinggi badan. Indikator
pengukuran tinggi badan atau panjang badan menurut umur (TB/U atau
PB/U) dapat mengukur pencapaian pertumbuhan linier bayi yang
menggambarkan kondisi gizi anak pada masa lalu (Fikawati et al., 2019).
Penggunaan indeks PB/U atau TB/U dapat mengidentifikasi anakanak
yang pendek (stunted) atau sangat pendek (severely stunted), sehingga
indikator status gizi tinggi badan menurut umur (TB/U) atau panjang
badan menurut umur (PB/U) dapat menggambarkan masalah gizi kronis
pada anak.
Berdasarkan Permenkes Nomor 2 Tahun 2020, standar antropometri
anak di Indonesia mengacu pada WHO Child Growth Standards untuk
anak usia 0-5 tahun. Berikut ini merupakan kategori status gizi PB/U atau
TB/U beserta nilai ambang batas yang ditetapkan oleh WHO:
Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan
PB/U atau TB/U
Kategori Status Ambang Batas (Z-
Indeks
Gizi score)
Panjang Badan atau Sangat Pendek < -3 SD
Tinggi Badan (severely stunted)
Menurut Umur Pendek (stunted) -3 SD s.d. < -2 SD
(PB/U atau TB/U) Normal -2 SD s.d. 3 SD
anak usia 0 – 60 Tinggi 1 > 3 SD
bulan
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020
5. Faktor Risiko
Menurut UNICEF (2013) dalam Kemenkes RI (2018) beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi stunting diantaranya adalah:
9

a. Penyebab Langsung
1) Kurang Zat gizi
Kurang zat gizi sangat penting bagi pertumbuhan.
pertumbuhan adalah peningkatan ukuran dan massa konstituen
tubuh yang merupakan salah satu hasil dari proses metabolisme.
Asupan zat gizi yang menjadi faktor risiko terjadinya stunting
dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu asupan zat gizi makro atau
makronutrien dan asupan zat gizi mikro atau mikronutrien (Candra
dan Nugraheni, 2018). Berdasarkan beberapa penelitian, asupan zat
gizi makro yang paling mempengaruhi terjadinya stunting adalah
asupan protein, sedangkan asupan zat gizi mikro yang paling
mempengaruhi kejadian stunting adalah asupan Vitamin A dan
seng (Aritonang et al., 2020).
2) Penyaki Infeksi
Menurut Beal (2018) infeksi klinis dan subklinis yang
termasuk ke dalam framework WHO antara lain penyakit diare,
kecacingan, infeksi saluran pernafasan, dan malaria. Dari beberapa
penyakit tersebut berdasarkan literatur yang ditemukan, infeksi
yang utama terkait penyebab kejadian stunting adalah infeksi
saluran pernafasan dan penyakit diare.
b. Penyebab tidak langsung
1) Faktor Ketahanan Pangan
Ketahanan Pangan adalah tersedianya pangan yang cukup,
baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan
terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan
budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif
secara berkelanjutan. Masalah ketahanan pangan merupakan
penyebab tidak langsung yang mempengaruhi status gizi, dimana
ketahanan pangan keluarga akan menentukan kecukupan konsumsi
setiap anggota keluarga
10

2) Faktor Pola Asuh


Pola asuh termasuk di dalamnya adalah inisiasi menyusu
dini (IMD), menyusui eksklusif sampai dengan 6 bulan, dan
pemberian ASI dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI
(MP-ASI) sampai dengan usia 2 tahun (Kemenkes RI, 2018). IMD
(Inisiasi Menyusu Dini) Proses inisiasi menyusu dini merupakan
salah satu indikator yang termasuk kedalam prinsip pemberian
makan yang baik bagi bayi dan anak, karena keberhasilan
pemberian ASI eksklusif berawal dari terlaksananya proses IMD
secara optimal.
3) ASI Eksklusif
ASI adalah makanan yang terbaik bagi bayi pada 6 bulan
pertama kehidupannya karena semua kebutuhan nutrisi yaitu
protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral sudah tercukupi
dari ASI. Durasi pemberian ASI eksklusif yang dianjurkan oleh
WHO dimulai dari satu jam pertama setelah lahir sampai bayi
berusia 6 bulan, dimana pada 6 bulan pertama kehidupan
merupakan periode pertumbuhan otak yang paling cepat hingga
bayi berusia 2 tahun (WHO, 2018).
4) Pemberian MP-ASI
Pemberian MP-ASI yaitu pemberian makanan pendamping
ASI merupakan faktor penting dalam kelangsungan hidup anak
terutama pada masa pertumbuhan dan perkembangan.
Meningkatkan pemberian makanan pendamping ASI bersama
dengan pemberian ASI yang berkelanjutan terbukti efektif dalam
meningkatkan pertumbuhan anak serta dapat mengurangi terjadinya
stunting pada anak
c. Faktor Lingkungan
1) Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang baik pada balita akan
meningkatkan kualitas pertumbuhan dan perkembangan balita.
11

Dalam program kesehatan anak, pelayanan kesehatan bayi minimal


4 kali, yaitu satu kali pada umur 29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur
3-5 bulan, 1 kali pada umur 6-8 bulan dan 1 kali pada umur 9-11
bulan. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi
dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, dan Campak), pemantauan
pertumbuhan, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK), pemberian vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan,
penyuluhan pemberian ASI eksklusif dan makanan pendamping
ASI (MPASI). Sedangkan pelayanan kesehatan anak balita adalah
pelayanan kesehatan bagi anak umur 12-59 bulan yang
memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan
pertumbuhan minimal 8 kali setahun, pemantauan perkembangan
minimal 2 kali setahun dan pemberian vitamin A sebanyak 2 kali
setahun (Kemenkes RI, 2018).
2) Lingkungan
Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup dominan
terhadap kesehatan anak dan tumbuh kembangnya. Aspek
kebersihan baik perorangan maupun lingkungan, memegang
peranan yang penting dalam menimbulkan penyakit. Kebersihan
yang kurang dapat menyebabkan anak sering sakit, seperti diare,
kecacingan, demam tifoid, hepatitis, malaria, demam berdarah, dan
sebagainya.
6. Akar iMasalah iStunting i
a. Pendidikan i
Pendidikan iorang itua iakan iberpengaruh iterhadap ipengasuhan
ianak ikarena iorang itua idengan ipendidikan iyang itinggi icenderung

iakan imemahami ipentingnya iperanan iorang itua idalam ipertumbuhan

ianak. iPendidikan iyang ibaik idiperkirakan imemiliki ipengetahuan igizi

iyang ibaik ipula, iibu idengan ipengetahuan igizi iyang ibaik iakan itahu

ibagaimana imengolah imakanan, imengatur imenu imakanan, iserta

imenjaga imutu idan ikebersihan imakanan idengan ibaik. iKebijakan


12

idalam idunia ipendidikan ijuga idapat imenjaga iremaja iperempuan idari

ipernikahan idini idan irisiko imelahirkan ipada iusia imuda i(WHO,

i2014).

b. Status iekonomi
Faktor isosial iekonomi iyang irendah imeliputi ipendidikan idan
ipendapatan iyang irendah iakan imenyebabkan iterjadinya istratifikasi

isosial iekonomi idalam imasyarakat iyang ipada iakhirnya iakan

imengakibatkan iperbedaan iakses iterhadap isarana iprasarana

ikesehatan.

C. Tinjauan iUmum iPerkembangan iMotorik


1. Pengertian iMotorik
Menurut iBambang, i(2020) i“Perkembangan imotorik iadalah iproses
iseorang ianak ibelajar iuntuk iterampil imenggerakkan ianggota itubuh”. iHal

iyang isama ijuga idinyatakan ioleh iSantrock i(2007:218) i“perkembangan

imotorik iadalah ipenggunaan itangan, ipilihan imenggunakan isatu itangan

itertentu idan ibukan ilainnya”. i

Menurut iRini i(2019) imenyatakan ibahwa i“Perkembangan imotorik


iadalah iperubahan isecara iprogresif ipada ikontrol idan ikemampuan iuntuk

imelakukan igerakan iyang idiperoleh imelalui iinteraksi iantara ifaktor

igenetik i(bawaan) idan ikematangan i(maturation) iserta ilatihan/pengalaman

i(experiences) iselama ikehidupan iyang idapat idilihat imelalui iperubahan/

ipergerakan iyang idilakukan”. iMenurut iHurlock idalam i(Marliza, i2019)

imenyatakan ibahwa i“perkembangan imotorik iadalah isuatu iperkembangan

ipengendalian igerak ijasmaniah imelalui ikegiatan ipusat isyaraf, iurat isyaraf,

idan iotot iyang iterkoordinasi”. i

Dari iuraian idi iatas idapat idisimpulkan ibahwa iperkembangan


imotorik iadalah iproses iseorang ianak ibelajar iuntuk iterampil

imenggerakkan ianggota itubuh idan iproses iberkembang isejalan idengan

ikematangan ipusat isyaraf, iurat isyaraf, idan iotot iyang iterkoordinasi.

2. Instrumen iSkrining iPerkembangan iMotorik


13

Denver iDevelopment iScreening iTest i(DDST) iadalah isebuah


imetode ipengkajian iyang idigunakan isecara iluas iuntuk imenilai ikemajuan

iperkembangan ianak iusia i0-6 itahun. iDenver iII ibukan imerupakan ites

idiagnostik iatau ites iIQ; ibukan iperamal ikemampuan iadaptif iatau

iintelektual ianak idi imasa imendatang; itidak idibuat iuntuk imenghasilkan

idiagnosis iseperti iketidakmampuan ibelajar i(learning idisability),

ikesukaran ibelajar i(learning idisorder) iatau igangguan iemosional; idan

itidak iuntuk isubstitusi ievaluasi idiagnostik iatau ipemeriksaan ifisik.

iDenver iII ilebih iditujukan iuntuk iskrining, idengan icara imembandingkan

ikemmapuan iperkembangan iseorang ianak idengan ianak ilain iyang

iseumur. iDalam ilembar iDenver iII iterdapat i125 igugus itugas

i(kemampuan) iperkembangan. iSetiap itugas idigambarkan idalam ibentuk

ikotak ipersegi ipanjang ihorizontal iyang iberurutan imenurut iumur. iTes iini

imudah idan icepat i(15-20 imenit) idapat idiandalkan idan imenunjukkan

ivaliditas iyang itinggi. iDari ibeberapa ipenelitian iyang ipernah idilakukan

iternyata iDDST isecara iefektif idapat imengidentifikasikan iantara i85-100%

ibayi idan ianak–anak iprasekolah iyang imengalami iketerlambatan

iperkembangan, idan ipada i“follow-up” iselanjutnya iternyata i89% idan

ikelompok iDDST iabnormal imengalami ikegagalan idi isekolah i5 i- i6 itahun

ikemudian. iTetapi idari ipenelitian iBorowitz i(1986) imenunjukkan ibahwa

iDDST itidak idapat imengidentifikasikan ilebih iseparoh ianak idengan

ikelainan ibicara. iFrankenburg imelakukan irevisi idan irestandarisasi

ikembali iDDST idan ijuga itugas iperkembangan ipada isektor ibahasa

iditambah, iyang ikemudian ihasil irevisi idari iDDST itersebut idinamakan

iDenver iII.
14

Gambar i2.1 iDDST iII

i i i i i iSumber iAlat iUkur iDDST iII, iKemenkes i2020

a. Menurut iNugroho i(2009) iDenver iII idapat idigunakan iuntuk iberbagai


itujuan, iantara ilain: i

1) iMenilai itingkat iperkembangan ianak isesuai idengan iusianya. i

2) Menilai itingkat iperkembangan ianak iyang itampak isehat. i


3) Menilai itingkat iperkembangan ianak iyang itidak imenunjukkan
igejala, ikemungkinan iadanya ikelainan iperkembangan. i

4) Memastikan ianak iyang ididuga imengalami ikelainan

iperkembangan. i

5) Memantau ianak iyang iberisiko imengalami ikelainan

iperkembangan. i

b. Sebelum imenerapkan iDenver iII, iterlebih idahulu iharus imemahami


iapa iyang ihendak idiukur imelalui ites itersebut. iAda ibeberapa ihal iyang

iperlu idiperhatikan iterakait ites iDenver iII i: i


15

1) Denver iII ibukan imerupakan ites iIQ idan ibukan ialat iperamal
ikemampuan iadaptif iatau iintelektual i(perkembangan) ipada imasa

iyang iakan idatang.

2) Denver iII itidak idigunakan iuntuk imenetapkan idiagnosis, iseperti


ikesukaran ibelajar, igangguan ibahasa, igangguan iemosional idan

isebagainya.

3) Denver iII idiarahkan iuntuk imembandingkan ikemampuan

iperkembangan ianak idengan ianak ilain iyang iseusia, ibukan isebagai

ipengganti ievaluasi idiagnostik iatau ipemeriksaan ifisik.

c. Sektor iPerkembangan iYang iDinilai iDenver iII iterdiri iatas i125 iitem
itugas iperkembangan iyang isesuai idengan iusia ianak, imulai idari iusia

i0-6 itahun. iItem itersebut iterbagi imenjadi i4 isektor, iyaitu

1) Sektor iPersonal iSosial, iyaitu ipenyesuaian idiri idi imasyarakat idan


ikebutuhan ipribadi. i

2) Sektor iMotorik iHalus-Adaptif, iyaitu ikoordinasi imatatangan,


ikemampuan imemainkan idan imenggunakan ibendabenda ikecil

iserta ipemecahan imasalah. i

3) Sektor iBahasa, iyaitu imendengar, imengerti, idan imenggunakan


ibahasa. i

4) Sektor iMotorik iKasar, iyaitu iduduk, iberjalan, idan imelakukan


igerakan iumum iotot ibesar ilainnya. i

d. Alat iYang iDigunakan i


1) Alat iperaga i: ibenang iwol imerah, ikismis/manik-manik, ikubus
iwarna imerah-kuning-hijau-biru, ipermainan ianak, ibotol ikecil, ibola

itenis,bel ikecil, ikertas, idan ipensil. i

2) Lembar iformulir iDDST i


3) Buku ipetunjuk isebagai ireferensi iyang imenjelaskan icaracara
imelakukan ites idan icara ipenilaiannya. i

e. Prosedur iDDST/Denver iII iTerdapat i2 iprosedur idalam iDDST, iyaitu


16

1) Tahap ipertama i: isecara iperiodik idilakukan ipada isemua ianak iyang


iberusia i(3-6 ibulan, i9-12 ibulan, i18-24 ibulan, i3 itahun, i4 itahun, i5

itahun). i

2) Tahap ikedua i: idilakukan ipada imereka iyang idicurigai iadanya


ihambatan iperkembangan ipada itahap ipertama. iKemudian

idilanjutkan idengan ievaluasi idiagnostik iyang ilengkap.

3) Icik-icik idengan igagang ikecil i


4) Boneka idengan ibotol isusu i
5) Kubus iwarna imerah, ikuning, ihijau idan ibiru i
6) Botol ikecil iberwarna ibening i
7) Manik-manik idan ilonceng ikecil i
8) Bola itenis i
9) Pensil imerah idan ikertas ifolio i
10) Alat itambahan imisalnya i: imeja, ikursi ikecil i3 ibuah i
f. Formulir iDDST iFormulir iDDST iberupa iselembar ikertas iyang
iberisikan i125 itugas iperkembangan imenurut iusia ipada ihalaman

idepan. i

1) Pada ibagian ibelakang iberisi idengan ipedoman ibeberapa ipanduan


iuntuk ites itertentu i

2) Pada ibagian idepan iformulir iDDST iterdapat igaris ihorizontal


iteratas idan iterbawah iuntuk iskala iusia idari imulai ilahir isampai

idengan i6 itahun i(3) iPada iusia i0-25 ibulan, isatu igaris itegak ikecil

iadalah i1 ibulan i(4) iPada iusia isetalah i24 ibulan, isatu igaris itegak

iadalah i3 ibulan i(5) iPada ibagian idepan iterdapat i125 iitem idalam

ibentuk ipersegi ipanjang iyang iditempatkan idalam ineraca iusia

iyang imenunjukan i25%, i50%, i75%, i90% iyang imenyatakan

ipresentasi ikeberhasilan irata-rata iseluruh ianak

g. Cara iPengukuran i
1) Tentukan iumur ianak ipada isaat ipemeriksaan. i
2) Tarik igaris ipada ilembar iDDST iII isesuai idengan iumur iyang itelah
iditentukan. i
17

3) Lakukan ipengukuran ipada ianak itiap ikomponen idengan ibatasan


igaris iyang iada imulai idari imotorik ikasar, ibahasa, imotorik ihalus

idan ipersonal isosial.

4) Tentukan ihasil ipenilaian iapakah inormal, imeragukan idan

iabnormal. i

a) Keterlambatan i(abnormal) iapabila iterdapat i2 iketerlambatan


iatau ilebih ipada i2 isektor ididapat i2 iketerlambatan iatau ilebih

iditambah i1 isektor iatau ilebih iterdapat i1 iketerlambatan. i

b) Meragukan iapabila i1 isektor iterdapat i2 iketerlambatan iatau


ilebih iatau i1 isektor ilebih ididapatkan i1 iketerlambatan. i

c) Dapat ijuga idengan imenentukan iada itidaknya iketerlambatan


ipada imasing-masing isektor ibila imenilai itiap isektor iatau itidak

imenyimpulkan igangguan iperkembangan ikeseluruhan.27

f. Proses iTest iDDST iII


1) Persiapan ialat i
2) Benang iwol
g. Interpretasi iHasil i
Pada isetiap iitem iperlu imencantumkan iskor idi iarea ikotak iyang
iberwarna iputih i(dekat itanda i50%), idengan iketentuan isebagai iberikut.

iL i= iLulus/Lewat i(P=Pass). iAnak idapat imelakukan iitem idengan ibaik

iatau iorang itua/pengasuh imelaporkan isecara iterpercaya ibahwa ianak

idapat imenyelesaikan iitem itersebut i(item iyang ibertanda iL). iG i=

iGagal i(F=Fail). iAnak itidak idapat imelakukan iitem idengan ibaik iatau

iorang itua/pengasuh imelaporkan isecara iterpercaya ibahwa ianak itidak

idapat imelakukan iitem itersebut i(item iyang ibertanda iL). iM i=

iMenolak i(R=Refusal). iAnak imenolak iuntuk imelakukan ites iuntuk

iitem itersebut. iPenolakan idapat idikurangi idengan imengatakan ikepada

ianak iapa iyang iharus idilakukannya i(khusus iitem itanpa itanda iL). iTak

i= iTak iada ikesempatan i(No=No iOpportunity). iAnak itidak


18

imempunyai ikesempatan iuntuk imelakukan iitem ikarena iada ihambatan

i(khusus iitem iyang ibertanda iL).

h. Penilaian iKeseluruhan iTes


Hasil iinterpretasi iuntuk ikeseluruhan ites idikategorikan imenjadi i3
iyaitu, iNormal, iSuspek, idan iTak idapat idiuji. iBerikut ipenjelasan idari i

iketiganya i:

1) Normal ijika itidak iada iskor i“Terlambat” i(0T) idan/ iatau imaksimal
i1 i“Peringatan” i(1P). iJika ihasil iini ididapat, ilakukan ipemeriksaan

iulang ipada ikunjungan iberikutnya. i

2) Suspek ijika iterdapat isatu iatau ilebih iskor i“Terlambat” i(1T)


idan/atau idua iatau ilebih i“Peringatan” i(2P). iDalam ihal iini, iT idan

iP iharus idisebabkan ioleh ikegagalan i(G), ibukan ioleh ipenolakan

i(M). iJika ihasil iini ididapat, idilakukan iuji iulang idalam i1-2 iminggu

imendatang iuntuk imenghilangkan ifaktor-faktor isesaat, iseperti irasa

itakut, isakit, iatau ikelelahan. i

3) Tidak idapat idiuji ijika iterdapat isatu iatau ilebih iskor i“Terlambat”
i(1T) idan/atau idua iatau ilebih i“Peringatan” i(2P). iDalam ihal iini, iT

idan iP iharus idisebabkan ioleh ipenolakan i(M), ibukan ioleh

ikegagalan i(G). iJika ihasil iini ididapat, ilakukan iuji iulang idalam i1-

2 iminggu imendatang.
3. Motorik iKasar iBalita i
a. Pengertian iMotorik iKasar
Motorik ikasar i(gross imotor) iadalah iaspek iyang iberhubungan
idengan ikemampuan ianak imelakukan ipergerakan idan isikap itubuh

iyang imelibatkan iotot-otot ibesar iseperti igerakan ilengan, iduduk,

iberdiri, iberjalan idan isebagainya i(Septiari, i2020).

Perkembangan imotorik ikasar iadalah iaspek iperkembangan


ilokomosi i(gerakan) idan ipostur i(posisi itubuh) iyang imembutuhkan

ikeseimbangan idan ikoordinasi iantar ianggota itubuh idengan iotot-otot

ibesar iuntuk imelakukan isesuatu. iContohnya iberjalan, iberlari,

imelompat idan ilain isebagainya i(Soetjiningsih, i2019).


19

b. Hal-Hal iYang iMempengaruhi iPerkembangan iMotorik iKasar


Hal-hal iyang imempengaruhi iperkembangan imotorik ikasar,
iantara ilain i: i(Hurlock, i2012) i

1) Sifat idasar igenetik i


Faktor iini imerupakan ifaktor iinternal iyang iberasal idari
idalam idiri ianak idan imerupakan isifat ibawaan idari iorang itua

ianak. iFaktor iini iditandai idengan ibeberapa ikemiripan ifisik idan

igerak itubuh ianak idengan isalah isatu ianggota ikeluarganya. i

2) Kelahiran iPrematur i
Kelahiran iprematur imerupakan isalah isatu ipenyebab
iterjadinya iketerlambatan imotorik ikasar, ipada ibayi iprematur

isering iterjadi ikesulitan idalam iminum ian iorgan ipencernaan iyang

imasih iimatur imenyebabkan ikebutuhan inutrisi ipada ibayi

iprematur ikurang idan iakan isulit idalam imelakukan iaktivitas

igerak. iKondisi ilingkungan iKondisi ilingkungan imerupakan ifaktor

ieksternal iatau ifaktor idiluar idiri ianak. iKondisi ilingkungan iyang

ikurang ikondusif idapat imenghambat iperkembangan imotorik

ikasar ianak, idimana ianak ikurang imendapatkan ikeleluasaan idalam

ibergerak idan imelakukan ilatihan-latihan. i

3) Kesehatan idan igizi i


Kesehatan idan igizi ianak isangat iberpengaruh iterhadap
ioptimalisasi iperkembangan imotorik ikasar ianak, imengingat

ibahwa ianak iberada ipada imasa ipertumbuhan idan iperkembangan

ifisik iyang isangat ipesat. iHal iini iditandai idengan ipertambahan

ivolume idan ifungsi itubuh ianak. iDalam iperkembangan imotorik

ikasar iyang ipesat iini ianak imembutuhkan igizi iyang icukup iuntuk

imembentuk isesl-sel itubuh idan ijaringan itubuhnya iyang ibaru.

iKesehatan ianak iyang iterganggu ikarena isakit iakan

imemperlambat ipertumbuhan/perkembangan ifisiknya idan iakan

imerusak isel-sel iserta ijaringan itubuh ianak. i

4) Sistem isyaraf i
20

Sistem isyaraf isangatlah ipebting iberpengaruh idalam


iperkembangan imotorik ikasar ianak ikarena isistem isyaraf iini

iberfungsi iuntuk imengontrol ibanyaknya ikegiatan isendi igerak

itubuh. i(Rahyubi, i2020) i

5) Motivasi i
Seseorang iyang imempunyai imotivasi iyang ikuat iakan
imenguasai iketerampilan imotorik itertentu ibiasanya itelah ipunya

imodal ibesar iuntuk imeraih iprestasi. iArtinya iseseorang iyang

imampu imelakukan isuatu iaktivitas imotorik idengan ibaik imaka

ikemungkinan ibesar ianak iakan itermotivasi iuntuk imenguasai

iketerampilan imotorik iyang ilebih iluas idan ilebih itinggi ilagi.

6) Stimulus i
Dengan iadanya irangsangan, idorongan idan ikesempatan
iuntuk imengerakkan isemua ibagian itubuh iakan imempercepat

iperkembangan imotorik ikasar.

c. Tahap-Tahap iPerkembangan iMotorik iKasar


Menurut iRahyubi i(2020), itahap iperkembangan imotorik ikasar
idapat idi ikategorikan idalam i5 ifase i: i

1) Cephalocaudal idan iProximodistal. i


Fase iCephalocaudal iadalah iperkembangan ifisik iyang

iberlangsung imemanjang i(longitudinal) idari ikepala ike ikaki.

iSedangkan ifase iProximodistal, iperkembangan ifiik ianak idari ipusat

itubuh imengarah ike itepi. i

2) Gross ito iSpecific iMotor iControl. i


Pada ifase iini ianak iterlebih idahulu isebelum imampu
imembedakan iantara ibagian-bagian idan imenggerakkannya isecara

iterpisah. i

3) Dari iBilateral ike iCrosslateral. i


21

Gerakan isecara iBilateral iyaitu imemakai isatu iatau idua


itangan iuntuk imeraih idan imemegang isuatu ibenda iyang idilihat idan

imenarik iperhatian. iSedangkan ikoordinasi iBilateral imenuju

iCrosslateral, iartinya ibahwa ikoordinasi iorgan iyang isam

iberkembang ilebih idahulu isebelum ibisa imelakukan ikoordinasi

iorgan ibersilangan. i

4) Differentiation idan iIntegration. i


Differentiation idiasosiasikan idengan itahapan igerakan imulai
idari ikontrol igerak iyang ibesar imenuju igerakan ikhusus iyang ikian

idiperluas. iAdapun iIntegration imerupakan iselukbeluk imekanisme

isaraf iyang iterjalin idari iberbagai imacam iotot iyang iberlawanan

iuntuk imembentuk iinteraksi idan ikoordinasi iantara isatu idengan

iyang ilainnya. i

5) Phylogenetic idan iOntogenetic. i


Fase iphylogenetic imenunjuk ipada iketerampilan igerak iyang
icenderung imuncul isecara ispontan idan iotomatis, itanpa imelalui

iproses ilatihan iterlebih idahulu, inamun idalam irangka iyang ibisa

idiperkirakan. iSedangkan ifase iOntogenetic imenunjuk ipada itingkah

ilaku iyang idipengaruhi ioleh ifaktor ilingkungan idan ipembelajaran.

4. Prinsip-Prinsip iMotorik iKasar i


a. Perkembangan imotorik ikasar itergantung ipada ikematangan iotot isaraf.
Selain ikekuatan iotot, ikematangan iotak ijuga isangat

iberpengaruh ibagi iperkembangan imotorik ianak, ikarena isetiap

igerakan iyang idilakukan ianak idiatur ioleh iotak isehingga isemakin

iterampil ikemampuan imotorik. i

b. Perkembangan imotorik ikasar iberlangsung iterus imenerus iselama


imasa iperkembangan ianak. iUrutan iperkembangannya ipada isaat ibayi

iadalah i“cephalocaudal” iyang imerupakan iurutan ipertumbuhan

idimulai idari iarah ikepala ikemudian iarahnya isemakin ike ibawah.


22

iMenuju iorgan iyang iyang ilain iseperti ileher, ibatang itubuh ilengan,

idan ilain isebagainya. iSetelah iitu ipola iperkembangan iselnjutnya

iadalah i“proksima idistal” iyaitu ipertumbuhan iyang idimulai idari

ibagian itengah ikemudian ibergerak imenuju ikaki idan itangan. i

c. Perkembangan imotorik imempunyai ipola iyang ibisa idiramalkan


imisalnya ianak iyang ibisa iduduk ilebih iawal idi ibandingkan ianak

isesuai iyang iseusianya imaka ianak itersebut iakan iberjalan ilebih iawal

ipula idibandingkan ianak iyang ilain. i

d. Reflek iprimitive iakan ihilang idigntikan idengan irekflek iyang idi


isadari.

e. Urutan iperkembangan ianak isama itapi iberbeda ikecepatannya.


5. Fungsi iKeterampilan iMotorik iKasar i
Menurut iHurlock i(2012) ifungsi iketerampilan imotorik ikasar idibagi
imenjadi i4 ikategori, imeliputi i: i

1) Keterampilan ibantu idiri i(Self ihelp) iUntuk imencapai ikemandiriannya


ianak iharus imempelajari iketerampilan imotorik iyang imemungkinkan

imereka imampu imelakukan isesuatu ibagi idiri imereka isendiri,

iketerampilan iyang imeliputi: iketerampilan imakan, iberpakaian,

imerawat idiri idan imandi. i

2) Keterampilan ibantu isosial iUntuk imenjaga ianggota isuatu ikelompok


isosial iyang iditerima idalam ikeluarga, isekolah idan itetangga, ianak

iharus imenjadi inggota iyang ikooperatif. iContoh iketerampilan iagar

imendapat ipenerimaan isocial iantara ilain imembatu ipekerjaan irumah

iatau imengerjakan ipekerjaan isekolah i

3) Keterampilan ibermain iUntuk idapat imenikmati ikegiatan isekelompok


isebaya ianak iharus imempelajari iketerampilan ibermain ibola,

imenggambar, imelukis idan imanipulasi ialat ibermain. i

4) Keterampilan isekolah iPada itahun ipermulaan isekolah isebagian ibesar


ipekerjaan imelibatkan imotorik iseperti imelukis, imenulis, imenggambar,

imenari idan iolahraga. iSemakin ibaik iketerampilan iyang idimiliki


23

isemakin iaik ipula ipenyesuaian isosial iyang idilakukan isemakin ibaik

iprestasi idisekolahnya, ibaik iprestasi iakademik imaupun inon iakademik.

6. Perkembangan iMotorik iKasar i


Menurut iSoetjiningsih i(2019), iperkembangan imotorik ikasar
imerupakan iaspek iperkembangan ilokomotor i(gerakan) idan ipostur i(posisi

itubuh). i

1) Pada iumur i0-1 itahun ipada ibayi imulai iberkembang isendi-sendi


iberada idalam iposisi ifleksi, iPada iumur i1-2 ibulan iposisi itengkurap

ibayi idapat imengangkat ikepala i(45˚) idan idada iposisi iterlentang,

ibayi imampu imenoleh isendiri ike isisi ikanan/kiri. iUmur i3 ibulan,

itonus idan ikekuatan imeluas ike ibahu idan ilengan iatas, isehingga ibayi

idapat imengangkat ikepada idan ibadan ibagian iatas ilebih itinggi

idengan iditopang ioleh isiku. iPada iumur i4 ibulan ipada iposisi

itengkurap, ibayi imampu imengangkat ikepala isetinggi i90˚. iUmur i5

ibulan ikekuatan imenyebar ike ibokong. iBersamaan idengan

imenghilangnya irefleks iprimitif, iterpacu iperkembangan ikemampuan

iduduk. iUmur i6 ibulan, ibila ididudukkan idi ilantai ibayi ibisa iduduk

isendiri itanpa idisokong itetapi ipunggung imasih imembungkuk. iPada

iumur i7 ibulan, ibayi imampu ibergerak isendiri idari iposisi iberbaring

ike iposisi ideduk. iUmur i8 ibulan, imencullah ipergerakan ibolak-balik

idan ibayi imulai imerangkak, iumur i9 ibulan, ianak ipertama ikali

imelangkah idengan iberpegangan idan imenyusuri imeja, iumur i10

ibulan, ikebanyakan ibayi imerangkak idengan igerakan ilengan idan

itungkai ibergantian, iumur i11 ibulan, ibayi ibisa iberdiri itanpa idibantu

idan imelangkah i1-2 ilangkah, iumur i12 ibulan, ibayi imulai idapat

imelangkah itanpa iberpegangan, iumur i14 ibulan, ianak imulai ibisa

iberjalan imundur. iumur i15 ibulan, imerupakan ipuncak iperkembangan

imotorik ikasar idini. iumur i18 ibulan, ianak ibisa iberdiri isendiri idengan

isatu ikaki. iumur i2 itahun, ianak imampu imeloncat idengan ikedua ikaki

idengan ilengan iberputar ike ibelakang.


24

2) Pada iumur i2 itahun, ianak imampu imeloncat idengan ikedua ikaki


idengan ilengan iberputar ike ibelakang. iAnak imulai ibisa

imenggerakgerakkan ianggota igerak idengan igerakan idibawah ilengan

idengan itubuh irelatif ikaku. iPada iumur i2-3 itahun, ianak ibisa ijalan

inaik itangga isendiri, ibisa ibermain idan imenendang ibola ikecil.

3) Pada iumur i3 itahun, ianak imampu imeloncat idengan ikedua ikaki


idengan ilengan imengayun ike idepan. iAnak ijuga itelah imampu iberdiri

isesaat ipada isatu ikaki, ipada iujung ijari ikedua ikaki i(menjinjit) idan

iberjalan ipada igaris ilurus. i

4) Pada iumur i3,5 itahun, ikebanyakan ianak ibisa ilompat-lompat


i(hopping) idengan isatu ikakinya iuntuk i3-6 ilompatan. iJumlah ilangkah

idan ikecepatan ilompatan imeningkat isesuai iumur. iAnak imampu

imemutar itubuhnya idengan imenggerak-gerakkan ianggota igerak. i

5) Pada iumur i4 itahun, ianak ibisa iberjalan imengikuti ilingkaran idan ibisa
imenjaga ikesimbangan idengan isatu ikaki iberada ide idepan ikaki iyang

ilain iuntuk iwaktu i8-10 idetik. iPada iumur i4 itahun igerakan

imenangkap idiantisipasi idengan ilengan iterbuka idengan isedikit ifleksi

ipada isiku idan ikaki ibersama-sama. i

6) Pada iumur i5-6 itahun, ianak-anak imampu imemainkan ilompat itali


i(skipping) iyang imerupakan ivariasi ikompleks idari imelompatlompat. i

7) Pada iumur i6 itahun, ianak ibisa imenjaga ikeseimbangan ipada isatu


itungkai idan isatu ikaki ipada iujung ijari. iPada iumur iini, iketika

imenangkap ibola ianak imelakukan igerakan ike idepan iarah ibola

idengan isatu ikaki ididepan ikaki ilainnya, ilengan imembengkok iuntuk

imenangkap ibola idengan ikedua itangan. i

8) Red iFlag iadalah ibatasan iumur ipencapaian itahap iperkembangan


ianak iyang imengkhawatirkan ijika ipada iumur itersebut ianak ibelum

7. Motorik iHalus i
a. Pengertian iMotorik iHalus
Motorik ihalus i(fine imotor iskills) iadalah iaspek iyang

iberhubungan idengan ikemampuan ianak imelakukan igerakan iyang


25

imelibatkan ibagian-bagian itubuh itertentu idan idilakukan ioleh iotot-

otot ikecil, itetapi imemerlukan ikoordinasi iyang icermat iseperti


imengamati isesuatu, imenggambar iorang, imampu imenjimpit ibenda,

imelambaikan itangan idan isebagainya.

b. Tujuan iMotorik iHalus


Sumantri i(2019) imengemukakan ibahwa iaktivitas iketerampilan
imotorik ihalus ianak iusia iTaman iKanak-kanak ibertujuan iuntuk

imelatih ikemampuan ikoordinasi imotorik ianak. iKoordinasi iantara

imata idan itangan idapat idikembangkan imelalui ikegiatan ibermain

imembentuk iatau imemanipulasi idari itanah iliat/lilin/adonan,

imewarnai, imenempel, imemalu, imenggunting, imerangkai ibenda

idengan ibenang i(meronce), imenjiplak ibentuk. iPengembangan

iketerampilan imotorik ihalus iakan iberpengaruh iterhadap ikesiapan

ianak idalam imenulis, ikegiatan imelatih ikoordinasi iantara imata idan

itangan idengan iyang idianjurkan idalam ijumlah iwaktu iyang icukup

imeskipun ipenggunaan itangan isecara iutuh ibelum imungkin itercapai.

iKemampuan idaya ilihat ijuga imerupakan ikegiatan iketerampilan

imotorik ihalus ilainnya, imelatihkan ikemampuan ianak imelihat ike iarah

ikiri, iatas ibawah iyang ipenting iuntuk ipersiapan imembaca iawal. i

Yudha iM. iSaputra idalam iAsriani i(2019), imenjelaskan itujuan


idari iketerampilan imotorik ihalus iyaitu i: i

1) Mampu imemfungsikan iotot-otot ikecil iseperti igerakan ijari itangan.


2) Mampu imengkoordinasikan ikecepatan itangan idengan imata. i
3) Mampu imengendalikan iemosi. i
Hal iyang isama idikemukakan ioleh iSumantri i(2019) iyang
imenyebutkan ibahwa itujuan imotorik ihalus iuntuk ianak iusia i2-5 itahun

iyaitu: i

1) Mampu imengembangkan ikemampuan imotorik ihalus iyang

iberhubungan idengan iketerampilan igerak ikedua itangan. i

2) Mampu imengendalikan iemosi idalam iberaktivitas imotorik ihalus. i


26

3) Mampu imenggerakkan ianggota itubuh iyang iberhubungan idengan


igerak ijari ijemari iseperti ikesiapan imenulis, imenggambar idan

imemanipulasi ibenda. i

4) Mampu imengkoordinasikan iindra imata idan iaktivitas itangan idapat


idikembangkan imelalui ikegiatan ipermainan imembentuk iatau

imemanipulasi idari itanah iliat/lilin/adonan, imewarnai, imenempel,

imenggunting, imemotong, imerangkai ibenda idengan ibenang

i(meronce). i

5) Secara ikhusus itujuan iketerampilan imotorik ihalus iuntuk ianak i(4-5


itahun) iadalah ianak idapat imenunjukkan ikemampuan

imenggerakkan ianggota itubuhnya iterutama iterjadinya ikoordinasi

imata idan itangan isebagai ipersiapan iuntuk imenulis.

c. Fungsi ipengembangan imotorik ihalus i


Menurut iElizabeth iB. iHurlock i(1978) ifungsi iperkembangan
imotorik ihalus iyaitu isebagai iberikut: i

1) Melalui iketerampilan imotorik, ianak idapat imenghibur idirinya idan


imemperoleh iperasaan isenang. iSeperti ianak imerasa isenang

idengan imemiliki iketerampilan imemainkan iboneka, imakan,

iberpakaian, idan imemainkan ialat-alat imainannya. i

2) Melalui iketerampilan imotorik, ianak idapat ibergerak ibebas idari


isatu itempat ike itempat ilainnya, idan idapat iberbuat isendiri iuntuk

idirinya. iKondisi iini iakan imenunjang iperkembangan irasa ipercaya

idiri. i

3) Melalui iketerampilan imotorik, ianak idapat imenyesuaikan idirinya


idengan ilingkungan isekolah. iPada iusia itaman ikanak-kanak iatau

iusia ikelas iawal isekolah idasar, ianak isudah idapat idilatih

imenggambar, imelukis, idan ipersiapan imenulis.

d. Pendekatan iPengembangan iMotorik iHalus


Pendekatan iPengembangan iMotorik iHalus iSumantri i(2019)
imengemukakan ibahwa ipendekatan ipengembangan imotorik ihalus
27

ianak iusia iTaman iKanak-kanak ihendaknya imemperhatikan ibeberapa

iprinsip isebagai iberikut: i

1) Berorientasi ipada ikebutuhan ianak iKegiatan ipengembangan iAUD


iharus isenantiasa iberorientasi ipada ikebutuhan ianak. iAnak iusia

idini iadalah imasa iyang isedang imembutuhkan istimulasi isecara

itepat iuntuk imencapai ioptimalisasi iseluruh iaspek ipengembangan

ibaik ifisik imaupun ipsikis. i

2) Belajar isambil ibermain iUpaya istimulasi iyang idiberikan ipendidik


iterhadap ianak iusia idini i(4 i- i5 itahun) ihendaknya idilakukan

idalam isituasi iyang imenyenangkan. iMenggunakan ipendekatan

ibermain ianak idiajak iuntuk ibereksplorasi, imenemukan idan

imemanfaatkan iobjek-objek iyang idekat idengannya isehingga

idiharapkan ikegiatan iakan ilebih ibermakna. i

3) Kreatif idan iinovatif iAktivitas ikreatif idan iinovatif idapat


idilakukan ioleh ipendidik imelalui ikegiatan-kegiatan iyang imenarik,

imembangkitkan irasa iingin itahu ianak, imemotivasi ianak iuntuk

iberfikir ikritis, idan imenemukan ihal-hal ibaru.

4) Lingkungan ikondusif iLingkungan iharus idiciptakan isedemikian


imenarik, isihingga ianak iakan ibetah. iLingkungan ifisik ihendaknya

imemperhatikan ikeamanan idan ikenyamanan ianak idalam ibermain.

iPenataan iruang iharus idisesuaikan idengan iruang igerak ianak.

5) Tema iJika ikegiatan iyang idilakukan imemanfaatkan itema, imaka


ipemilihan itema ihendaknya idisesuaikan idari ihal-hal iyang ipaling

idekat idengan ianak, isederhana, idan imenarik iminat ianak.

iPenggunaan itema idimaksudkan iagar ianak imampu imengenali

iberbagai ikonsep isecara imudah idan ijelas. i

6) Mengembangkan iketerampilan ihidup iProses ipembelajaran iperlu


idiarahkan iuntuk ipengembangan iketerampilan ihidup.

iPengembangan iketerampilan ihidup ididasarkan idua itujuan iyaitu: i

a) Memiliki ikemampuan iuntuk imenolong idiri isendiri i(self ihelp),


idisiplin, idan isosialisasi. i
28

b) Memiliki ibekal iketerampilan idasar iuntuk imelanjutkan ipada


ijenjang iselanjutnya. i

7) Menggunakan ikegiatan iterpadu iKegiatan ipengembangan

ihendaknya idirancang idengan imenggunakan imodel ipembelajaran

iterpadu idan iberanjak idari itema iyang imenarik iminat ianak i(center

iof iinterest).

8) Kegiatan iberorientasi ipada iprinsip-prinsip iperkembangan ianak i


a) Anak ibelajar idengan isebaik-baiknya iapabila ikebutuhan
ifisiknya iterpenuhi iserta imerasakan iaman idan itentram isecara

ipsikologis i

b) Siklus ibelajar ianak iselalu iberulang i


c) Anak ibelajar imelalui iinteraksi isosial idengan iorang idewasa
idan ianakanak ilain i

d) Minat ianak idan ikeingintahuannya imemotivasi ibelajarnya i


e) Perkembangan idan ibelajar ianak iharus imemperhatikan

iperbedaan iindividual

D. Tinjauam iUmum iTentang iTeori iErikson i


1. Teori iErikson
Erikson isangat idikenal idengan itulisan-tulisannya idi ibidang
iperkembangan ipsikologi ianak. iBerangkat idari iteori itahap-tahap

iperkembangan ipsikoseksual iFreud iyang ilebih imenekankan ipada

idorongan-dorongan iseksual, ierikson imengembangkan iteori itersebut

idengan imenekankan ipada iaspek-aspek iperkembangan isosial. iErikson

imengembangkan iteori iyang idisebut itheory iof ipsychosocial iDeveloment

i(teori iperkembangan ipsikososial) idi imana iia imembagi itahap-tahap

iperkembangan imanusia imenjadi idelapan itahapan i(Mutiah, i2019). i

Berikut iadalah idelapan itahapan iperkembangan ipsikososial

imenurut iErik iErikson: i

a. Tahap i1 i: iTrust iversus iMistrust i(0-1 itahun)


b. Tahap i2 i: iAutonomy ivs iShame iand iDoubt i(18 iblan-3 itahun), i
c. Tahap i3 i; iInitiative ivs iGuilt i(3-6 itahun),
29

d. Tahap i4 i: iIndustry ivs iInferiority i(6-12 itahun), i


e. Tahap i5 i: iIdentity ivs iRole iCunfusion i(12-18 itahun), i
f. Tahap i6 i; iIntimac ivs iIsolation i(18-35 itahun), i
g. Tahap i7 i; iGenerativity ivs iStagnation i(35-64 itahun), iT
h. Tahap i8 i: iIntegrity ivs iDespair i(65 itahun ikeatas).
2. Tahapan iPerkembangan iAnak i0-2 iTahun
a. Tahap i1 i: iTrust iversus iMistrust i(0-1 itahun)
Tahap iini iterjadi ipada iusia i0 isampai idengan iusia i18 ibulan. iTingkat
ipertama iteori iperkembangan ipsikososial iErikson iterjadi iantara

ilelahiran isampai iusia isatu itahun idan imerupakan itingkatan ipaling

idasar ihidup. iDalam itahap iini ibayi iberusaha ikeras iuntuk

imendapatkan ipengasuhan idan ikehangatan, ijika iibu iberhasil

imemenuhi ikebutuhan ianaknya, isang ianak iakan imengembangkan

ikemampuan iuntuk idapat imempercayai idan idapat imengembangkan

iasa i(hope). iJika iproses iego iini itidak iterselesaikan, iindividu itersebut

iakan imengalami ikesulitan idalam imembentuk irasa ipercaya idengan

iorang ilain isepanjang ihidupnya, iselalu imeyakinkan idirinya ibahwa

iorang ilain iberusaha imengambil ikeuntungan idari idirinya.

b. Tahap i2 i: iAutonomy ivs iShame iand iDoubt i(18 iblan-3 itahun), i


Tingkat ike idua idari iteori iperkembangan ipsikososial iErikson iini
iterjadi iselama imasa iawal ikanak-kanak idan iberfokus ipada

iperkembangan ibesar idari ipengendalian idiri. iDalam itahap iini, ianak

iakan ibelajar idirinya imemiliki ikontrol iatas itubuhnya. iMereka imelatih

ikehendak imereka, itepatnya iotonomi. iHarapan iidealnya, ianak ibisa

ibelajar imenyesuaikan idiri idengan iaturan-aturan isosial itanpa ibanyak

ikehilangan ipemahaman iawal imereka imengenai iotonomi, iinilah

iresolosi iyang idiharapkan. iSeperti iFreud, iErikson ipercaya ibahwa

ilatihan ipenggunaan itoilet iadalah ibagian iyang ipenting isekali idalam

iproses iini. iTetapi, ialasan iErikson icukup iberbeda idari iFreud. iErikson

ipercaya ibahwa ibelajar iuntuk imengontrol ifungsi itubuh iseseorang

iakan imembawa ikepada iperasaan imengendalikan idan ikemandirian.


30

iKejadian-kejadian ipenting ilain imeliputi ipemerolehan ipengendalian

ilebih iyakni iatas ipemilihan imakanan, imainan iyang idisukai, idan ijuga

ipemilihan ipakaian. iAnak iyang iberhasil imelewati itingkat iini iakan

imerasa iaman idan ipercaya idiri, isementara iyang itidak iberhasil iakan

imerasa itidak icukup idan iragu-ragu iterhadap idiri isendiri.

c. Tahap i3 i; iInitiative ivs iGuilt i(3-6 itahun).


Anak iusia iprasekolah isudah imulai imematangkan ibeberapa

ikemampuannya iyang ilain iseperti imotorik idan ikemampuan

iberbahasa, imampu imengeksplorasi ilingkungannya isecara ifisik

imaupun isosial idan imengembangkan iinisiatif iuntuk imulai ibertindak.

iApabilah iorang itua iselalu imemberikan ihukuman iatau idorongan

iinisiatif ianak, iakibatnya ianak iselalu imerasa ibersalah itentang

idorongan ialaminya iuntuk imengambil itindakan. iNamun, iinisiatif

iyang iberlebihan ijuga idapat idibenarkan ikarena ianak itidak iakan

imemedulikan ibimbingan iorang itua ikepadanya. iSebaliknya, ijika ianak

imemiliki iinisiatif iyang iterlalu isedikit, imaka iia idapat

imengembangkan irasa iketidak ipedulian.

E. Kerangka iTeori

Faktor iyang idapat imempengaruhi istunting


ipada ibalita iusia i24-59 ibulan i
a. Penyebab iLangsung
1) Kurang iZat igizi i
2) Penyakit iInfeksi
b. Penyebab itidak ilangsung i
1) Faktor iKetahanan iPangan
2) Faktor iPola iAsuh i
3) ASI iEksklusif i
4) Pemberian iMP-ASI
c. Faktor iLingkungan
1) Pelayanan iKesehatan i
2) Lingkungan DDST iII

Tahapan iperkembangan ipsikososial imenurut


Erik iErikson i:
1. Tahap i1 i: iTrust iversus iMistrust i(0-1 itahun). Motorik iKasar
2. Tahap i2 i: iAutonomy ivs iShame iand iDoubt
i(18 iblan-3 itahun)
3. Tahap i3 i; iInitiative ivs iGuilt i(3-6 itahun).
31

Motorik iHalus
4. Tahap i4 i: iIndustry ivs iInferiority i(6-12
itahun)
5. Tahap i5 i: iIdentity ivs iRole iCunfusion i(12-18 STUNTING
itahun) (Kemenkes, i2020)
6. Tahap i6 i; iIntimac ivs iIsolation i(18-35 itahun)
7. Tahap i7 i; iGenerativity ivs iStagnation i(35-641. Sangat iPendek
itahun). i(severely istunted) i< i-3
8. Tahap i8 i: iIntegrity ivs iDespair i(65 itahun iSD
ikeatas). 2. Pendek i(stunted) i-3 iSD
is.d. i< i-2 iSD
Gambar i2.2 iSkema iKerangka iTeori iErikson i(2010); i(Kemenkes, i2018);
i(Mutiah, i2019)
32

F. Jurnal iPenelitian iTerkait


N NAMA JENIS
TAHUN VOLUME JUDUL HASIL iPENELITIAN KESIMPULAN DATABASE
O iPENULIS iPENELITIAN
1. Francisca (2021) https:// Assessing iearly penilaian icross Dari isebuah i166 ianak kebutuhan iuntuk https://
iMutapi, doi.org/ ichild isectional idari iawal, i11 iditemukan iperbaikan igizi journals.plos.org
Lorraine 10.1371/ idevelopment iand iKoordinasi iMata imemiliki idefisit ianak idan /i
iPfavayi, journal.pntd iits iassociation idan iTangan i(EHC), iperkembangan iyang ipengobatan
Derick .0009660 iwith istunting iand iPersonal-Social- imemerlukan infeksi
iOsakunor, ischistosome Emotional i(PSE), ipenyelidikan ilebih ischistosome iuntuk
Rivka iLim iinfections iin iBahasa idan ilanjut. iDari i155 imeningkatkan
iMaritha irural iKomunikasi i(LC), isisanya, i58,7% ihasil
iKasambalaI, iZimbabwean idomain iDasar imencatat iskor iyang iperkembangan
Arnold ichildren iusing iPembelajaran i(FL) ibaik i(rata-rata) iuntuk ianak
iMutemeri, i ithe iGriffiths idan iMotorik iKasar iPengembangan iUmum
Simbarashe iScales iof iChild i(GM) idan idomain i(GD) isecara
iRusakaniko, iDevelopment iringkasan ikeseluruhan. iProporsi
Dixon iPerkembangan ianak iyang imendapat
iChibanda, iUmum i(GD) ipada inilai idi iatas ibatas
Takafira i166 ianak iusia i6-72 i(rata-rata) iuntuk
iMduluza ibulan. imasing-masing idomain
. iadalah iGM i(84,5%),
iPSE i(80,6%), iEHC
i(61,9%), iFL i(43,9%)
idan iLC i(44,5%).
33

2. Suryana, (2021) DOI: Energy Penelitian iini Anak ibalita idengan motorik ianak https://
iYulia iFitri1, iDeficiency
ihttps://doi.o iand imenggunakan iprevalensi istunting itetapi itidak jurnal.unej.ac.id/
iAndi iEka rg/10.19184/ iProtein iIntake idesain ipotong i49,4%, idan imempengaruhi
iYunianto, ams.v7i2.248 iRelated ito ilintang, idengan imempengaruhi i iasupan iprotein.
iSilvia 28 iStunting iand ijumlah isampel i81 Perkembangan iPemerintah
iWagustina, iMotor iorang. iSampel imotorik, i44,4% idiharapkan idapat
iNunung iSri iDevelopment iin iadalah ibalita iusia itersangka imerancang
iMulyani, iChildren iAged 24-59 ibulan, idipilih iperkembangan ikebijakan iyang
iSanya iAnda iUnder i5 iYears: idengan imotorik ihalus. itepat iuntuk
iLusiana iFitria iCross-Sectional imenggunakan idicurigai ipada imeningkatkan
iNur i iStudy iIn iKaway iteknik irandom iperkembangan istatus igizi idan
iXVI iDistrict, isampling. imotorik ikasar iAda ikualitas ianak
iWest iAceh iPenelitian ihubungan iyang
iDistrict idilakukan isignifikan i(p-value
i0,001 idan i
protein i(p-value i=
i0,003) iterhadap
ikejadian istunting. i
3. Citra (2020) DOI: Hubungan Penelitian iini Status igizi istunting Terdapat ihubungan https://
iKartika,1 ihttps://doi.o iStunting idengan imerupakan ianalitik ikemungkinan i5,02 ikali istunting idengan ejournal.unisba.
iYani iDewi rg/10.29313 iPerkembangan iobservasional i(IK i95%: i1,46–17,21) iperkembangan ac.id/
iSuryani,2 /jiks.v2i2.55 iMotorik iKasar imenggunakan imengalami isuspek imotorik ikasar idan
iHerry iGarna3 97 idan iHalus iAnak idesain ikasus igangguan ihalus ipada ianak
iUsia i2–5 iTahun ikontrol idengan iperkembangan imotorik iusia i2–5 itahun
idi iDesa iprosedur imatching ikasar i(p=0,013) iserta
iPanyirapan, ikemungkinan i6,28 ikali
34

iKecamatan i(IK i95%: i1,85–21,39)


iSoreang imengalami isuspek
iKabupaten igangguan
iBandung iperkembangan imotorik
ihalus idibanding
idengan istatus igizi
itidak istunting
i(p=0,012)
4. Aprilia 2021 https:// Systematic Metode iyang Berdasarkan ihasil stunting imemiliki https://
i iDaracantika, doi.org/ iLiterature idigunakan iadalah itelaah ididapatkan ihasil ipengaruh inegatif journal.fkm.ui.a
iAinin, iBesral 10.137786 iReview: isystematic iliterature ibahwa istunting iterhadap c.id/ i
iPengaruh iNegatif ireview iyang imemiliki iimplikasi ikemampuan
iStunting idiambil idari ijurnal ibiologis iterhadap ikognitif ianak iyang
iterhadap inasional idan ijurnal iperkembangan iotak iberdampak ipada
iPerkembangan iinternasional idan ineurologis iyang ikurangnya iprestasi
iKognitif iAnak iditerjemahkan ikedalam ibelajar. i
ipenurunan inilai
ikognitif. iStunting iyang
iparah idengan iZ-score
i<-3SD idari iindeks
ipanjang ibadan iatau
itinggi ibadan imenurut
iumur ianak imemiliki
idampak inegatif ipada
iperkembangan ianak.
iSelain iitu, ianak iyang
35

imengalami istunting
ipada i2 itahun ipertama
ikehidupan iberpeluang
imemiliki iIQ inon-
verbal idibawah i89 idan
iIQ ilebih irendah i4,57
ikali idibandingkan iIQ
ianak iyang itidak
istunting
5. Florentina 2021 ISSN i161- Hubungan iAntara observasi Erdapat ihubungan Kesimpulan idalam https://
iSanggu1), 170 iStunting iDengan iperkembangan ianak iantara iusia idengan ipenelitian iini jurnalilmiahcitra
iElisabeth iPerkembangan istuntingusia i4-6 iperkembangan imotorik iadalah iterdapat bakti.ac.id/
iTantiana iMotorik iAnak itahun. iData ianak istuntingusia i4-6 ihubungan iyang
iNgura2), iUsia i4-6 iTahun idianalisis idengan itahun isignifikansi iantara
iYanuarius iDi iKabupaten imenggunakan istuntingdengan
iRicardus iNgada iTahun ianalisis iregresi iperkembangan
iNatal i2020 ilogistik imotorik ianak iusia
imultinomial i4-6 itahun idi
iKabupaten iNgada
idengan inilai ijenis
ikelamin i(X1) isig
i.010, istatus igizi
i(X2) isig i.006, idan
iusia i(X3) isig i.000
iyang iartinya
isemua ivariabel
36

iSig. ilebih ikecil


37

6 ka 2021 ISSN: Hubungan Penelitian iini Sebanyak i31,5% Terdapat ihubungan https://
iCahyaningsih i2337-6236; iStunting iDengan imerupakan ibaduta iyang isignifikan ejournal3.undip.
iWulandari, iE-ISSN: iKeterlambatan istudipenampang imengalamistunting idan iantara istunting ac.id/
iHartanti i2622-884X iPerkembangan imelintangdengan i54 i72,2% ibaduta idengan
iSandi iPada iAnakusia isubjek iperkembangannya iketerlambatan
iWijayanti, i6-24 iBulan imenggunakanpenga idalam ikategori isuspek. iperkembangan
iNurmasari mbilan isampel iBaduta iyangstunting ipadaanakusia i6-24
iWidyastuti, iberurutanpada ianak iberisiko i9,3 ikali ibulan
iBinar iusia i6-24bulan imengalami
iPanunggaaku, iketerlambatan
iFitriyono iperkembangandibandin
iSEBUAH gkan idengan ianak
iyustaningwar iyangtidak istunting
no, iAhmad
iSyauqy
i(2021)
7. Rohayati, 2021 E-ISSN- Stunting Penelitian iini Hasil ipenelitian Disimpulkan http://
iYeni iIswari, 2477-6521 iMempengaruhi imenggunakan imenunjukkan i11,97% ibahwa imonitoring publikasi.lldikti
iSusi iHartati iPerkembangan idesain icross iresponden iberada idan iedukasi 10.id/
iMotorik iKasar, isectionaPenelitian idalam ikategori ipendek ikepada ikader
iMotorik iHalus iini imenggunakan idan i14,96% ikategori iposyandu idan
iDan iBahasa idesain icross isangat ipendek. ikeluarga isangat
iAnak iUsia i0-24 isectiona iPerkembangan ianak ipenting iagar
iBulan iyang imengalami istimulasi igizi idan
iketerlambatan iantara iperkembangan
ilain: i32,48% imotorik ianak idapat
38

ikasar, i7,26% imotorik idilakukan isedini


ihalus, i11,97% ibahasa imungkin
idan i8,97% isosialisasi. i
8. Akmal 2022 doi.org/ The iAssociation Penelitian iini Hasil ipenelitian esimpulan idari https://
iNovrian 10.1186/ iBetween imerupakan imenunjukkan ibahwa ipenelitian iini bmcnutr.biomed
iSyahruddin*, s40795- iStunting ikuantitatif idengan ikejadian istunting iadalah istunting central.com/
iNining iAde 022-00501- iandDevelopment ipendekatan icross isebesar i36,1%. iberhubungandenga
iNingsih1, 2 Among iChildren isectional istudy. iStunting ilebih ibanyak n ihambatan
iFransiska iAged6-23 ipada ilaki-laki i(38,5%) iperkembangan
iMenge iMonths idan imeningkat isesuai ianak iusia i6-23
ikategori ipertambahan ibulan idi iwilayah
iumur i6-11, i12-17 idan ikerja iPuskesmas
i18-23 ibulan iberturut iTaraweang,
iturut i25.0%, i36,4% iKabupaten
idan i46.2%. iPangkep
iPerkembangan ianak
idalam ikategori
imeragukan isebesar
i40,3%
9. Helena 2021 doi.org/ Perkembanganmo Desain iPenelitian Hasil ipenelitian Kesimpulan ihasil https://
iPangaribuan, 10.33490/ torik iDan iyang idigunakan idiperoleh inilai iP ivalue ipenelitian iini iyaitu jurnal.poltekkes
iDg. jkm.v7iKhu iPsikososial iadalah ipenelitian i= i0,016 ilebih ikecil istunting imemiliki mamuju.ac.id/
iMangemba, sus.510 i iDengan icross isectional idari inilai ialpha i0,05, ihubungan idengan
iMusaidah, iStuntingpada iyang imenilai ihal iini imenunjukkan iperkembangan
iImelda iAnak iPrasekolah ihubungan ibahwa istunting imotorik idan
iAppulembang iperkembangan imemiliki ihubungan ipsikososial ianak
39

imotorik idan iyang isignifikan idengan iusia i3 i–5 itahun.


ipsikososial idengan iperkembangan imotorik iAnak istunting
iStunting ianak idan ipsikososial ianak isebagian ibesar
iprasekolah i(usia i3 imemiliki
i–5 itahun) iperkembangan
imotorik idan
ipsikosisial iyang
itidak inormal

10 Ardianti iPutri 2021 ISSN i2715- Kejadian iStunting Metode iyang Hasil ipenelitian Kesimpulan http://
. iUtami, 6834 iterhadap idigunakan iadalah imenunjukkan isebagian iterdapat ihubungan jkp.poltekkes-
iImtihanatun iPerkembangan iobservasional ibesar ibalita istunting iantara ikejadian mataram.ac.id/
iNajahah, i iAnak iUsia i24 i– ianalitik idengan imemiliki istunting idan itidak
Aty iSulianti, i59 iBulan ipendekatan icross iperkembangan istunting idengan
Syajaratuddur isectional. iPartisipan idicurigai/suspect iperkembangan
iFaiqah idalam ipenelitian iini iadanya iketerlambatan ianak iusia i24 i– i59
iadalah isemua ibalita i(60,6%) idan ibalita ibulan. iSehingga
iyang iberusia i24 i– itidak istunting imemiliki iperkembangan
i59 ibulan isebanyak iperkembangan inormal imotorik iterlambat
i440 ibalita i(87,9%). iHasil ianalisis idan iterhambatnya
imenggunakan iuji ichi ipertumbuhan
isquare idiperoleh inilai imental
isignifikan iyaitu i0,000
ilebih ikecil idari iα
i(0,05)
BAB iIII
KERANGKA iKONSEP, iDEFENISI iOPERASIONAL, iDAN iHIPOTESIS

A. Dasar iPemikiran iVariabel iPenelitian


Balita iadalah ianak idengan iusia idibawah i5 itahun idengan ikarakteristik
ipertumbuhan icepat ipada iusia i0-1 itahun, idimana iumur i5 ibulan iberat ibadan

inaik i2 ikali iberat ibadan ilahir idan iberat ibadan inaik i3 ikali idari iberat ibadan

ilahir ipada iumur i1 itahun idan imenjadi i4 ikali ipada iumur i2 itahun.

iPertumbuhan imulai ilambat ipada imasa ipra isekolah ikenaikan iberat ibadan

ikurang ilebih i2 ikg iper itahun, ikemudian ipertumbuhan ikonstan imulai

iberakhir. iBalita imerupakan imasa ipertumbuhan itubuh idan iotak iyang isangat

ipesat idalam ipencapaian ikeoptimalan ifungsinya, ipertumbuhan idasar iyang

iakan imempengaruhi iserta imenentukan iperkembangan ikemampuan

iberbahasa, ikreatifitas, ikesadaran isosial, iemosional idan iintelegensia.

iStunting i(pertumbuhan ipendek) iadalah ikondisi idimana ibalita imemiliki

ipanjang iatau itinggi ibadan iyang ikurang ijika idibandingkan idengan iumur.

iKondisi iini imenunjukkan istatus igizi iyang ikurang i(malnutrisi) idalam ijangka

iwaktu iyang ilama i(kronis). iMenurut iWHO i(2017) idampak iyang iditimbulkan

iapabila iseorang ianak imengalami istunting iterbagi imenjadi idampak ijangka

ipendek idan ijangka ipanjang. iDampak ijangka ipendek iyang iakan idialami

idapat imeningkatkan ikejadian ikesakitan idan ikematian iserta imenghambat

iproses iperkembangan ikognitif, imotorik, idan iverbal ipada ianak. iSedangkan

idalam ijangka ipanjang, ianak iakan imemiliki ipostur itubuh iyang itidak ioptimal

i(lebih ipendek idari ianak iseusianya), imeningkatnya irisiko iterkena iobesitas,

idan imenurunnya iproduktivitas idan ikapasitas ikerja.


41

B. Kerangka iKonsep
Pada ipenelitian iini iakan idianalisis ihubungan iantara ivariabel
iindependen idengan ivariabel idependen. iVariabel iindependen iyang iakan

iditeliti iadalah imotorik ikasar iDan imotorik ihalus. iSetiap ivariabel iindependen

iakan idihubungkan idengan ivariabel idependen, iyaitu istunting. iDengan

idemikian, ikerangka ikonsep ipenelitian iini idapat idigambarkan isebagai

iberikut: i

iVariabel iIndependen i iVariabel iDependen

Motorik iKasar i

STUNTING
Motorik iHalus i

Keterangan igambar:

ii : iVariabel iIndependen

: iVariabel iDependen

: iHubungan iAntar iVariabel

Gambar i3.1 iKerangka iKonsep i

C. Defenisi iOperasional idan iKriteria iObjektif


Defenisi ioperasional, imerupakan ivariabel ioperasional iyang idilakukan
ipenelitian iberdasarkan ikarakteristik iyang idiamati. iDefenisi ioperasional

iditentukan iberdasarkan iparameter iukuran idalam ipenelitian. iDefenisi

ioperasional imengungkapkan ivariabel idari iskala ipengukuran imasing-masing

ivariabel itersebut i(Donsu iTine, i2018).

1. Motorik iKasar
Motorik iKasar idalam ipenelitian iini iadalah itahapan iperkembangan
idan istimulasi imotorik ikasar idengan ipengukuran imenggunakan iDDST

iII, iskala iukur iyang idigunakan iyaitu iordinal.


42

Kriteria iobjektif i:
Terdiri idari ipertanyaan iyang itertera isesuai ipengukuran iDDST iII
iBayi, iDi iukur idengan imenggunakan iskala iGhutmen, iskor i1 iuntuk

inormal idan iskor i2 iuntuk iSuspek.

1. Normal:
Jika itidak iada ipenilaian idelayed i(keterlambatan), ipaling ibanyak i1
icaution i(peringatan)

2. Suspek:
Jika iterdapat i2 iatau ilebih icaution i(peringatan), iterdapat i1 iatau ilebih
idelayed i(terlambat) iyang iterjadi ikarena ifail/kegagalan ibukan ikarena

imenolak/refuse i

2. Motorik iHalus
Motorik iKasar idalam ipenelitian iini iadalah itahapan iperkembangan
idan istimulasi imotorik ihalus idengan ipengukuran imenggunakan iDDST

iII, iskala iukur iyang idigunakan iyaitu iordinal.

Kriteria iobjektif i:
Terdiri idari ipertanyaan iyang itertera isesuai ipengukuran iDDST iII
iBayi, iDi iukur idengan imenggunakan iskala iGhutmen, iskor i1 iuntuk

inormal idan iskor i2 iuntuk iSuspek.

1. Normal:
Jika itidak iada ipenilaian idelayed i(keterlambatan), ipaling ibanyak i1
icaution i(peringatan)

2. Suspek:
Jika iterdapat i2 iatau ilebih icaution i(peringatan), iterdapat i1 iatau ilebih
idelayed i(terlambat) iyang iterjadi ikarena ifail/kegagalan ibukan ikarena

imenolak/refuse

3. Stunting
Variabel iStunting idalam ipenelitian iini iadalah iMengukur iTinggi
ibadan ibalita idengan istandar iMENKES iRI idengan ipengukuran

imenggunakan iZ-Score idan iuntuk imempermudah ihasil ipenentuan


43

istunting ipeneliti imenggunakan iaplikasi iWHO iGrowth iStandards

i(standar ipengukuran istunting), iskala iukur iyang idigunakan iyaitu iordinal.

Kriteria iobjektif i:
Terdiri idari ipertanyaan iyang itertera isesuai ipengukuran iZ- iScore, iDi
iukur idengan imenggunakan iskala iGhutmen, iskor i1 iuntuk isangat ipendek

idan iskor i2 iuntuk ipendek.

a. Sangat iPendek i(severely istunted) ijika iresponden imendapatkan iskor i<


i-3 iSD

b. Pendek i(stunted) ijika iresponden imendapatkan iskor i-3 iSD is.d. i< i-2
iSD

D. Hipotesis iPenelitian
Hipotesis iadalah ijawaban isementara idari irumusan imasalah iatau
ipertanyaan ipenelitian imenurut iLa iBiondo-Wood idan ihaber i(2020) ihipotesis

iadalah isuatu iperyataan iasumsi itentang ihubungan iantara idua iatau ilebih

ivariabel iyang idi iharapkan ibisa imenjawab isuatu ipertanyaan idalam

ipenelitian, isetiap ihipotesis iterdiri iatas isuatu

1. Hipotesis iNol i: i
Jika itidak iada ihubungan iStunting iDengan iPerkembangan iMotorik
iKasar idan iHalus ianak iusia ibalita i24 i- i59 ibulan i

2. Hipotesis iAlternatif i:
Ada ihubungan iStunting iDengan iPerkembangan iMotorik iKasar idan
iHalus ianak iusia ibalita i24 i- i59 ibulan
BAB iIV i
METODE iPENELITIAN

A. Rencana iDesain iPenelitian


Desain ipenelitian iyang idigunakan ipada ipenelitian iini iadalah ijenis
ipenelitian ikuantitatif idengan imetode ipenelitian ideskriptif ianalitik idengan

imenggunakan istudi icross isectional. iDalam ipenelitian icross isectional

imerupakan irancangan ipenelitian iyang idiukur idan idilakukan isekali iwaktu

i(simultan). iDimana ipeneliti imelakukan ipengamatan iterhadap ipermasalahan

iyang idiangkat idengan imemperhatikan ifrekuensi idan iwaktu, isecara

ibersamaan i(Sugiyono, i2018).

B. Tempat idan iWaktu iPenelitian


1. Tempat
Penelitian iini idilakukan idi iPuskesmas iLampa iKec. iDuampanua iKab.
iPinrang

2. Waktu i
Penelitian iini idilakukan idi iPuskesmas iLampa iKec. iDuampanua iKab.
iPinrang idari ibulan iJuli i– iAgustus i2022

C. Populasi idan iSampel iPenelitian


1. Populasi ipenelitian i
Populasi imerupakan ikeseluruhan isumber idata iyang idi iperlukan
idalam isuatu ipenelitian. iPenentuan isumber idata idalam isuatu ipenelitian

isangat ipenting idan imenentukan ikeakuratan ihasil ipenelitian i(Sugiyono,

i2018).

Populasi idalam ipenelitian iini iadalah ibalita idi iPuskesmas iLampa


iKec. iDuampanua iKab. iPinrang isebanyak i44.

2. Sampel ipenelitian i
Sampel iadalah ibagian idari ijumlah idan ikarakteristik iyang idimiliki
ioleh ipopulasi itersebut i(Sugiyono, i2018). iSampel idalam ipenelitian iini

iberjumlah i44 ipasien.


45

3. Tekhnik isampling i
Cara ipengambilan isampel imenggunakan itotal isampling. iDimana
idilakukan ipengambilan idari itotal iseluruh ijumlah ipopulasi i(Sugiyono,

i2018).

D. Alat iInstrumen iPenelitian


1. Pada ijenis ipengukuran itumbuh ikembang ianak idigunakan iyaitu idengan
imenggunakan ipengukuran iDDST iII iyang idi iadopsi idari iKemenkes

i(2018) iterdiri iatas i125 iitem itugas iperkembangan iyang isesuai idengan

iusia ianak iyang iterbagi imenjadi iempat isektor iyang idinilai, iyaitu

iPersonal iSocial i(aspek iperilaku isosial), iFine iMotor iAdaptive i(motorik

ihalus), iLanguage i(bahasa), idan iGross iMotor i(motorik ikasar). iPada

ipenelitian iini imenggunakan iFine iMotor iAdaptive i(motorik ihalus) idan

iGross iMotor i(motorik ikasar) idimana isetiap iitem isoal, ipemeriksa iwajib

imemasukan iskor inilai idi isetiap isoal ipada isemua isektor. i

Penilaian: i
F i (Fail/gagal), ijika ianak itidak imampu imelakukan iuji icoba idengan
ibaik. i

R i (Refusal/menolak), ijika ianak imenolak iuntuk iuji icoba. i


P i (Pass/lewat), ijika ianak idapat imelakukan iuji icoba idengan ibaik. i
NO i(No iOpportunity), ijika ianak itidak ipunya ikesempatan iuntuk
imelakukan iuji icoba ikarena iada ihambatan.

2. Z iScore
Instrumen iZ-Score iyang idiadopsi idari iPermenkes i(2020) iadalah
isuatu ialat iyang idigunakan iuntuk imenentukan ibalita istunting idengan

imenghitung inilai idari ibeberapa irasio ilalu ikemudian idimasukan idalam

isuatu ipersamaan idiskriminan iMenggunakan iperhitungan irumus

ipenilaian istunting isebagai iberikut i:

a. Sangat iPendek i(severely istunted) iJika iresponden imendapatkan iskor


i< i-3 iSD

b. Pendek i(stunted) ijika iresponden imendapatkan iskor i-3 iSD is.d. i< i-2
iSD
46

Variabel iStunting idalam ipenelitian iini iadalah iMengukur iTinggi


ibadan ibalita idengan istandar ipermenkes idengan ipengukuran

imenggunakan iZ-Score idan iuntuk imempermudah ihasil ipenentuan

istunting ipeneliti imenggunakan iaplikasi iWHO iGrowth iStandards

i(standar ipengukuran istunting), ilangkah-langkah imenggunakan iaplikasi:

1. Tekan iREGISTER iAND iMONITOR


2. Lalu iIsi inama i(Childname)
3. Isi iJenis ikelamin i(Sex)
4. Isi iTanggal ilahir i(Date iof iBirth) ilalu iklik iCREATE
5. Isi iberat ibadan i(Weight)
6. Isi itinggi ibadan i(Stature)
7. Tanggal ipengukuran i(Recorded iDate) ilalu iklik iCREATE
8. Klik itulisan ilingkaran ibiru idi isudut ikanan iatas
9. Lalu iklik iHt
10. Hasil iZ-score iakan itertera
47

E. Proses iPengumpulan iData

Tahap iI Studi iPendahuluan i

Observasi itempat ipenelitian i: iPersuratan iKe


itempat iPenelitian

Pengambilan idata iawal i: imewawancarai iperawat idi


iPuskesmas iLampa iKec. iDuampanua iKab. iPinrang

Penyusunan iLatar iBelakang i

Proses iPengumpulan idata imelalui


Tahap iII ikuesioner i(DDST i_II idan iZ iscore
iBB/U: i(BB ianak i– iBB
istandar)/standar ideviasi iBB istandar
iAntropometri ibalita

Pengolahan idata iAnalisis iSPSS


iantar iVariabel

Tahap iIII Iterpretasi ihasil idan iPembahasan iPenelitian

F. Pengolahan idan iAnalisis iData


Setelah idata iterkumpul idata iakan idilakukan ipengolahan idata idengan
imenggunakan ikomputerisasi iprogram iSPSS. iAdapun itahap-tahap idalam

ipengumpulan idata isebagai iberikut i: i

1. Editing
Editing iadalah iupaya iuntuk imemeriksa ikembali ikebenaran idata iyang
idiperoleh iatau idikumpulkan. iEditing idapat idilakukan ipada itahap

ipengumpulan idata iatau isetelah idata iterkumpul i(Hidayat, i2020).


48

iKuesioner iyang itelah idi iisi ioleh iresponden iakan idi icek ikembali iapakah

isemua idata idan ipertanyaan isudah idi ilengkap.

2. Coding isheet i
Coding imerupakan ikegiatan ipemberian ikode inumerik i(angka) iterhadap
idata iyang iterdiri iatas ikategori. iPemberian ikode iini isangat ipenting ibila

ipengolahan idan ianalisis idata imenggunakan ikomputer. iBiasanya idalam

ipenelitian ikode idibuat ijuga idaftar ikode idan iartinya idalam isatu ibuku

i(code ibook) iuntuk imemudahkan ikembali imelihat ilokasi idan iarti isuatu

ikode idari isuatu ivariabel i(Hidayat, i2020). iPada itahap iini, ipeneliti

imelakukan icoding iatau imemberikan ikode ipada ikarakteristik iresponden

iserta ijawaban iyang itelah idi iisi, idimana ikarakteristik iresponden.

3. Data ientry i
Data ientri iadalah ikegiatan imemasukkan idata iyang itelah idikumpulkan ike
idalam imaster itabel iatau iatau idata ibase ikomputer, ikemudian imembuat

idistribusi i(frekuensi isederhana iatau ibisa ijuga idengan imembuat itabel

ikontigensi i(Hidayat, i2020). iPeneliti ikemudian imemasukkan ikode iyang

itelah idisesuaikan idan imengimput ike idalam imaster itabel imenggunakan

imicrosoft iexel.

4. Tabulasi i
Membuat itabel- itabel idata, isesuai idengan itujuan ipenelitian iatau iyang
idiinginkan ioleh ipeneliti i(Hidayat, i2020). iPada itahap iini, ipeneliti

ikemudian imemasukkan idata idari imaster itabel ikedalam iaplikasi

ipengolahan idata istatistik iuntuk ikemudian idi iolah iuntuk imencari inilai

iprobability idan imengetahui ihubungan iantara istunting idengan

iperkembangan imotorik ihalus ipada ianak iusia ibalita i24 i- i59 ibulan. i

5. Analisa iData
a. Analisis iUnivariat i
Pada iAnalisis iunivariat, idata iyang idi iperoleh idari ihasil ipengumpulan
idapat idi isajikan idalam ibentuk itable idistribusi ifrekuensi, iukuran

itendensi isentral iatau igrafik. iJika idata imempunyai idistribusi inormal,

imaka imean idapat idigunakan isebagai iukuran ipemusatan idan istandar


49

idevisiasi i(SD) isebagai iukuran ipenyebaran. iJika idistribusi idata itidak

inormal imaka isebaiknya imenggunakan imedian isebagai iukuran

ipemusatan idan iminimum-maksimum isebagai iukuran ipenyebaran.

b. Analisis iBivariat
Penelitian ianalisa ibivariat iadalah ianalisa iyang idilakukan ilebih idari
idua ivariabel. iAnalisa ibivariat iberfungsi iuntuk imengetahui ihubungan

iantara ivariabel. iDua ivariabel itersebut idiadu imisalnya idengan

imencari ihubungan iantara ivariabel iindependen iyaitu imotorik ikasar

idan imotorik ihalus idengan ivariable idependen iyaitu istunting idengan

imenggunakan iuji iChi iSquare i(Saryono, i2018).

G. Etika iPenelitian
Setelah imendapatkan ipersetujuan, ipenelitian idengan iberusaha

imencegah ipermasalahan iselama iproses ipenelitian idengan ipertimbangan ietik

iMenurut iBelmont i(Polit i& iBeck, i2018) iada ilima iprinsip ietik, iyaitu i: i

1. Autonomy
Adalah imenghargai iotonomi iresponden idengan icara iinformed iconsent
iyaitu imeminta ipersetujuan ikepada icalon iresponden iuntuk ibersedia

imenjadi iresponden idan idiberi ikebebasan iuntuk iikut iberpartisipasi

isebagai iresponden. iInformed iconsent ipada ipenelitian iini, ipeneliti

iterapkan idi iawal ipenelitian isetelah icalon iresponden idiberi ipenjelasan

itentang iarti, itujuan idan iprosedur ipenelitian. iPada ipenelitian iini ijuga

ipeneliti imemberikan ikebebasan ikepada iresponden iapabila iingin

imengundurkan idiri. i

2. Beneficence
Bertujuan iuntuk imencegah ikerugian, iketidaknyaman idan imenjaga
ikerahasiaan idata iresponden. iPrinsip ibeneficence iterdiri: ithe iright ito

iprotection ifrom iharm iand idiscomfort, iconfidentiality, idan ianonymity.

iThe iright ito iprotection ifrom iharm iand idiscomfort iadalah imenghargai

ihak-hak iresponden iagar iterhindar idari ikerugian idan iketidaknyaman

iakibat ipenelitian. iThe iright ifrom iharm iand idiscomfort ipeneliti iterapkan

ipada ipenelitian iini iadalah idengan icara imemberikan isuasana inyaman


50

ikepada iresponden iselama iproses ipenelitian idengan icara idiberikan

ikebebasan ikepada iresponden iuntuk imemilih itempat. iUntuk imenjaga

ikerahasiaan itersebut iperlu ianonymity, iyaitu idengan imerahasiakan

iidentitas iresponden. iConfidentiality ipeneliti iterapkan ipada ipenelitian iini

iadalah imencegah idiketahuinya iidentitas iresponden ioleh iorang iselain

ipeneliti, imaka iprinsip ietik iyang idigunakan ijuga iadalah ianonymity, iyaitu

idengan imerahasiakan iidentitas ipeneliti iSebagai ipengganti iidentitas

iresponden, ipeneliti imenggunakan ikode inomor iresponden.

3. Justice
Adalah imemberlakukan isemua iresponden isecara iadil idalam isetiap
itahapan ipenelitian. iJustice ipada ipenelitian iini, ipeneliti iterapkan idengan

icara iberusaha imemberlakukan isama ipada isemua iresponden.


BAB iV
HASIL iPENELITIAN

Bab iini iakan imenggambarkan idan imenjelaskan ihasil ipenelitian iyang


imeliputi ikarakteristik idemografi iresponden i(usia ibalita, iberat ibadan ibalita idan

itinggi ibadan ibalita) idan ivaribel iyang idi iukur iberkaitan idengan ihubungan

iperkembangan imotorik ikasar idan ihalus idengan ikejadian istunting ipada ibalita

iusia i24-59 ibulan idi ipuskesmas ilampa iKec. iDuampanua iKab. ipinrang. iData

ipenilitian idiperoleh idengan imenggunakan ikuesioner, ipenelitian iini isudah idi

ilakukan ipada itanggal i11 iJuli i2022 isampai idengan i6 iAgustus i2022, idengan

iresponden idalam ipenelitian iini iberjumlah i44 isampel.

A. Analisa iUnivariat
Analisa iunivariat ibertujuan iuntuk imemberikan igambaran ikarakteristik
itiap-tiap ivariabel iyang iditeliti, iyaitu iusia ibalita, iberat ibadan ibalita idan

itinggi ibadan ibalita

Tabel i5.1
Distribusi iFrekuensi iBerdasarkan iKarakteristik iResponden i
Di iPuskesmas iLampa iKec. iDuampanua iKab. iPinrang
Juli i– iAgustus i2022 i(N=44)
Usia iBalita n %
24 i– i36 ibulan 9 20,5
37 i– i48 ibulan 16 29,5
49 i– i59 ibulan 19 50 i
i i i i i i i iTotal 44 100

Pada itabel i5.1 imenunjukan idistribusi ifrekuensi iberdasarkan

ikarakteristik iresponden, idiperoleh igambaran ihasil ipenelitian itentang iusia

ibalita. iDiperoleh igambaran ihasil ipenelitian imenunjukan ifrekuensi

iberdasarkan iusia ibalita iyaitu iusia i24 i– i36 ibulan isebanyak i9 iresponden

i(20,5%), iusia i37 i– i48 ibulan isebanyak i16 iresponden i(29,5%) idan iusia i49 i–

i59 ibulan isebanyak i19 iresponden i(50%).


52

Tabel i5.2
Distribusi iFrekuensi iBerdasarkan iKarakteristik iResponden i
Di iPuskesmas iLampa iKec. iDuampanua iKab. iPinrang
Juli i– iAgustus i2022 i(N=44)
Berat iBadan iBalita n %
BB iNormal 0 0,0
BB iTidak iNormal 44 100,0
Total i 44 100

Pada itabel i5.2 imenunjukan idistribusi ifrekuensi iberdasarkan

ikarakteristik iresponden, idiperoleh igambaran ihasil ipenelitian itentang iberat

ibadan ibalita. iDiperoleh igambaran ihasil ipenelitian imenunjukan ifrekuensi

iberdasarkan iberat ibadan ibalita inormal itidak iada idan iBerat iBadan iBalita

iTdak iNormal isebnyak i44 iresponden i(100,0%)

Tabel i5.3
Distribusi iFrekuensi iBerdasarkan iKarakteristik iResponden i
Di iPuskesmas iLampa iKec. iDuampanua iKab. iPinrang
Juli i– iAgustus i2022 i(N=44)
Tinggi iBadan iBalita n %
TB iNormal 0 0,0
TB iTidak iNormal 44 100
Total 44 100

Pada itabel i5.3 imenunjukan idistribusi ifrekuensi iberdasarkan

ikarakteristik iresponden, idiperoleh igambaran ihasil ipenelitian itentang itinggi

ibadan ibalita. i iDiperoleh igambaran ihasil ipenelitian imenunjukan ifrekuensi

iberdasarkan itinggi ibadan ibalita inormal itidak iada, idan iTinggi iBadan ibalita

iTidak iNormal isebanyak i44 iresponden i(100,0%)


53

B. Analisa iBivariat
1. Analisa idistribusi ifrekuensi iberdasarkan ipola imakan, istatus igizi idan
ipertumbuhan ibalita

Tabel i5.4
Distribusi iFrekuensi iBerdasarkan iPerkembangan iMotorik iKasar i
Pada iBalita iUsia i24-59 iBulan iDi iPuskesmas iLampa i
Kec. iDuampanua iKab. iPinrang
Juli i– iAgustus i2022 i(N=44)
Motorik iKasar n %
Normal 4 9,1
Suspek 40 90,9
Total 44 100

Pada itabel i5.4 imenunjukan idistribusi ifrekuensi iberdasarkan


iperkembangan imotorik ikasar. iDiperoleh igambaran ihasil ipenelitian

imenunjukan ifrekuensi iperkembangan imotorik ikasar ibalita iyaitu inormal

isebanyak i4 iresponden i(9,1%) idan isuspek isebanyak i40 iresponden

i(90,9%)

Tabel i5.5
Distribusi iFrekuensi iBerdasarkan iPerkembangan iHalus iPada i
Balita iUsia i24-59 iBulan iDi iPuskesmas iLampa i
Kec. iDuampanua iKab. iPinrang
Juli i– iAgustus i2022 i(N=44)
Motorik iHalus n %
Normal 6 13,6
Suspek 38 86,4
Total 44 100

Pada itabel i5.5 imenunjukan idistribusi ifrekuensi iberdasarkan


iperkembangan imotorik ihalus. iDiperoleh igambaran ihasil ipenelitian

imenunjukan ifrekuensi iperkembangan imotorik ihalus ibalita iyaitu inormal

isebanyak i6 iresponden i(13,6%) idan isuspek isebanyak i38 iresponden

i(86,4%).
54

Tabel i5.6
Distribusi iFrekuensi iBerdasarkan iKejadian iStunting iPada i
Balita iUsia i24-59 iBulan iDi iPuskesmas iLampa i
Kec. iDuampanua iKab. iPinrang
Juli i– iAgustus i2022 i(N=44)
Stunting n %
Pendek i i i i i i i i i i i i i= i-3 iSD is.d. 25 56,8
i< i-2 19 43,2
Sangat ipendek i= i<-3 iSD
Total 44 100

Pada itabel i5.6 imenunjukan idistribusi ifrekuensi iberdasarkan


iperkembangan ikejadian istunting. iDiperoleh igambaran ihasil ipenelitian

imenunjukan ifrekuensi itingkat ikejadian istunting iyaitu ipendek isebanyak

i25 iresponden i(56,8%) idan isangat ipendek isebanyak i19 iresponden

i(43,2%).

2. Analisa iHubungan iPerkembangan iMotorik iKasar iDan iHalus iDengan


iKejadian iStunting iPada iBalita iUsia i24-59 iBulan iDi iPuskesmas iLampa

iKec. iDuampanua iKab. iPinrang

Tabel i5.7
Tabel iHubungan iMotorik iKasar iDengan iKejadian iStunting i
Pada iBalita iUsia i24-59 iBulan iDi iPuskesmas iLampa i
Kec. iDuampanua iKab. iPinrang
Juli i– iAgustus i2022 i(N=44)
Motorik iKasar Stunting Jumlah P
Pendek Sangat iPendek
n n N
Normal 0 4 4
Suspek 25 15 40 0,029
Jumlah 25 19 44
a=0,05

Dari itabel i5.7 imenunjukan ibahwa idari itotal i44 iresponden i(100%)
imenginterprestasikan ihasil iuji ianalisa imotorik ikasar idengan ikejadian istunting

ipada ibalita iusia i24-59 ibulan idi ipuskesmas ilampa ikec. iduampanua ikab. iPinrang
55

idengan ifrekuensi iresponden imotorik ikasar inormal idengan istunting

ibalita ipendek isebanyak i0 ireponden, iresponden idengan imotorik ikasar

isuspek idengan istunting ibalita ipendek iada i25 iresponden. iSelanjutnya

imotorik ikasar inormal idengan istunting ibalita isangat ipendek iada i4

iresponden, isedangkan imotorik ikasar isuspek idengan istunting ibalita

isangat ipendek iada i15 iresponden. iBerdasarkan iuji istatistik ichi isquare idi

iperoleh inilai ip= i0,029 idengan idemikian iHa iditerima idan iH0 iditolak

imaka idemikian iada ihubungan iantara imotorik ikasar idengan ikejadian

istunting ipada ibalita iusia i24-59 ibulan idi ipuskesmas iLampa ikec.

iDuampanua ikab. iPinrang.

Tabel i5.8
Tabel iHubungan iMotorik iHalus iDengan iKejadian iStunting i
Pada iBalita iUsia i24-59 iBulan iDi iPuskesmas iLampa i
Kec. iDuampanua iKab. iPinrang i
Juli i– iAgustus i2022 i(N=44)
Motor i iik iHalus i Stunting Jumlah P
Pendek Sangat iPendek
n n N
Normal 0 6 6
Suspek 25 13 38 0,004
Jumlah 25 19 44
a=0,05

Dari itabel i5.8 imenunjukan ibahwa idari itotal i44 iresponden i(100%)
imenginterprestasikan ihasil iuji ianalisa imotorik ihalus idengan ikejadian

istunting ipada ibalita iusia i24-59 ibulan idi ipuskesmas ilampa ikec.

iduampanua ikab. iPinrang idengan ifrekuensi iresponden imotorik ihalus

inormal idengan istunting ibalita ipendek isebanyak i0 ireponden, iresponden

idengan imotorik ihalus isuspek idengan istunting ibalita ipendek iada i25

iresponden. iSelanjutnya imotorik ihalus inormal idengan istunting ibalita

isangat ipendek iada i6 iresponden, isedangkan imotorik ihalus isuspek

idengan istunting ibalita isangat ipendek iada i13 iresponden. iBerdasarkan iuji

istatistik ichi isquare idi iperoleh inilai ip= i0,004 idengan idemikian iHa

iditerima idan iH0 iditolak imaka idemikian iada ihubungan iantara imotorik
56

ihalus idengan ikejadian istunting ipada ibalita iusia i24-59 ibulan idi

ipuskesmas ilampa ikec. iduampanua ikab. iPinrang.

C. Pembahasan i
Bab iini iakan imembahas itentang idengan ihubungan iperkembangan
imotorik ikasar idan ihalus idengan ikejadian istunting ipada ibalita iusia i24-59

ibulan idi ipuskesmas ilampa ikec. iDuampanua ikab. ipinrang idengan

imenggunakan iuji istatistik ikorelasi iChi iSquare idengan itingkat ikemaknaan

i<0,05. iDari ihasil iuji istatistik itersebut idapat idi iketahui ihipotesis ipenelitian

iyang idi iterima.

D. Interprestasi iHasil iPenelitian


1. Distribusi iFrekuensi iResponden iBerdasarkan iKarakteristik iResponden
a. Usia iBalita
Pada ipenelitian iini idari i44 iresponden ipaling ibanyak ibalita iyang
iberusia i46-59 ibulan i(50%). iTingkat iusia imempunyai itingkat

iperbedaan ijuga idalam itahap iperkembangan imotorik ikasar idan

imotorik ihalus, iusia iini i46-59 ibulan imasih imerupakan iusia ipenentu

ibalita ibisa imengalami istunting idan iberpengaruh ipada itahap-tahap

iperkembangan imotorik ikasar idan imotorik ihalus iselanjutnya.

b. Berat iBadan iBalita


Berat ibadan ibalita imeruakan igambaran ipertumbuhan idan ipada
ipenelitian iini irata-rata ibalita imemiliki iberat ibadan ikurang idari i8 ikg

i(75%). iHal iini imenunjukkan ibahwa idalam ipemenuhan ikebutuhan

igizi iyang imasih iurang idan ihal iini ibisa imengakibatkan

iketerlambatan iperkembangan imotorik ikasar idan imotorik ihalus

isehingga ibalita ilebih ibanyak imengalami istunting.

c. Tinggi iBadan iBalita


Tinggi ibadan ijuga imerupakan igambaran istatus iperkembangan idari
ibalita, ipada ipenelitian iini ibalita ipaling ibanyak imemiliki itinggi
57

ibadan ikurang idari i74 icm. iBerdasarkan iusia ibalita, igolongan itinggi

ibadan iyang idi idapatkan imasih ikurang idan ikebanyakn imasuk idalam

ikategori istunting, ihal iini ijuga ibisa idi iakibatkan ikarena ipemenuhan

igizi iyang itidak iseimbang idengan ipertumbuhan ibalita.

2. Distribusi iFrekuensi iResponden iBerdasarkan iVariabel iPenelitian i


Berdasarkan ihasil ipenelitian ihubungan iperkembangan imotorik
ikasar idan ihalus idengan ikejadian istunting ipada ibalita iusia i24-59 ibulan,

idiperoleh igambaran ibahwa idari iproporsi iresponden iyang iditeliti

iterdapat imotorik ikasar idan imotorik ihalus iyang ilebih idari i1 icaution

iyang iberhubungan idengan ikejadian istunting isetelah idi iambil idata

imenggunakan ikuesioner ipenelitian. i

Hasil ipenelitian iini idi idukung idengan ipenelitian isebelumnya iyang


idi ilakukan ioleh iCitra iet ial., i2020 idengan ihasil ipenelitian iuji istatistik

imenunjukkan ihubungan iyang isignifikan istunting idengan iperkembangan

imotorik ikasar idan ihalus. iHasil iparameter ikekuatan ihubungan imotorik

ikasar idiperoleh ibahwa ianak idengan istatus igizi istunting imemiliki

ikemungkinan ilima ikali isuspek igangguan iperkembangan imotorik ikasar

idibanding idengan ianak itidak istunting. iHasil iparameter ikekuatan

ihubungan imotorik ihalus idiperoleh ibahwa ianak istunting imemiliki

ikemungkinan ienam ikali isuspek igangguan iperkembangan imotorik ihalus

idibanding idengan ianak itidak istunting i(Kartika iet ial., i2020). i

Hasil ipenelitian ilain iyang imendukung ipenelitian iini iyaitu idari


iTitin i(2022) iyang imenyatakan ifaktor iterjadinya istunting idan ibisa

imengakibatkan imasalah ipada iperkembangan imotorik ianak iterutama

ipada iusia iB=balita, ihasil ipenelitian idi idapatkan iada ihubungan istatus

igizi iterhadap iperkembangan imotorik ikasar ianak iusia itoddler idi

iPilangsari iPuskesmas iKedawung iKabupaten iCirebon. iAnalisis ipeneliti

idalam ipenelitian iini, ianak iyang imemiliki istatus igizi ibaik imaka

imenunjukkan ibahwa iasupan inutrisi iyang idikonsumsi isesuai idengan


58

ikebutuhan isehingga idapat imenunjang iperkembangan imotorik ikasar

ianak, isedangkan ianak idengan istatus igizi ikurang imenunjukkan ibahwa

iterdapat iketidakseimbangan iasupan inutrisi idengan ikebutuhan ianak

isehingga iperkembangan imotorik ianak icenderung iterganggu i(Titin,

i2022).

iDampak istunting iterhadap ikesehatan idan iperkembangan ianak

isangat imerugikan. iStunting idapat imenyebabkan imasalah iperkembangan

ipada ianak, iterutama ipada ianak idi ibawah iusia idua itahun. iUmumnya

ianak istunting iakan imengalami ihambatan idalam iperkembangan ikognitif

idan imotoriknya, isehingga imempengaruhi iproduktivitasnya isaat idewasa.

iAnak istunting ijuga imemiliki irisiko ilebih ibesar iuntuk imenderita

ipenyakit inon ipenyakit imenular iseperti idiabetes, iobesitas, idan ipenyakit

ijantung isaat idewasa i(Sifak iet ial., i2021).

Menurut iasumsi ipeneliti iperkembangan imotorik ikasar idan ihalus


iyang iterlihat idalam ipenelitian iini ibanyak iterjadi ipada ianak iusia ibalita

iyang imengalami istunting, ihal iini ibisa iterjadi ikarena ifaktor ipemenuhan

istatus igizi ianak iyang ikurang iseimbang. iBeberapa ianak imemiliki

imasalah imotorik ilebih idari i1 ikomponen iyang idi idapatkan iberdasarkan

ialat iukur ifungsi imotorik ianak idan iini ibisa iberdampak ipada imasa idepan

ianak ikarena ibanyak iketerlambatan ipertumbuhan idan iperkembangan

iyang idi ialami isaat iini. i

3. Gambaran iHubungan iPerkembangan iMotorik iKasar iDengan iKejadian


iStunting iPada iBalita iUsia i24-59 iBulan iDi iPuskesmas iLampa iKec.

iDuampanua iKab. iPinrang

Berdasarkan ihasil ipenelitian, idari iproporsi iresponden iyang iditeliti.


iOutput iuntuk iuji ikorelasi iatau ihubungan ichi isquare idiperoleh inilai

iuntuk iperkembangan imotorik ikasar idengan ikejadian istunting ipada ibalita

iusia i24-59 ibulan idi ipuskesmas ilampa ikec. iduampanua ikab. ipinrang

iyaitu ip i< ia, imaka idapat idisimpulakan ibahwa idata itersebut

iberhubungan. i
59

Hasil ipenelitian iini idi idukung idengan ipenelitian isebelumnya idari


iYana i& iHenny i(2022) idimana ipada ibayi ikategori isuspek imenunjukkan

ibahwa ibayi iyang iberumur i10 ibulan ibanyak imengalami iketerlambatan

iperkembangan imotorik ikasar. iPadahal idiusia i10 ibulan ibayi iharus idapat

iduduk itanpa iberpegangan, iberdiri idengan iberpegangan, ibangkit iuntuk

iberdiri, ibangkit ilalu iduduk inamun iini imasih isulit idilakukan idan imasih

imembutuhkan ibantuan i(Yana i& iHenny, i2022).

iSalah isatu ihal iyang iberpengaruh ipada iperkembangan imotorik

ikasar ibayi iialah ipemberian iasupan inutrisi. iMotorik ikasar imerupakan

iaspek iyang iberhubungan idengan ipergerakan iyang imelibatkan iseluruh

ianggota ibadan ikarena idilakukan ioleh iotot i– iototbesar, isehingga

imemerlukan icukup itenaga, iyang ibisa ididapatkan idari iasupan imakanan

iyang itepat i(Herlina, i2021). i

Umur i6-12 ibulan ipada ibayi imerupakan isaat idimana imakanan


ipendamping iASI imenjadi ipenting iuntuk idiberikan. iKurangnya

ipemenuhan imakanan ipendamping iASI iuntuk ibayi iberusia i6-12 ibulan

iberakibat ikekurangan itenaga iserta ikalori iuntuk iaktifitas

iperkembangannya, ihal iinilah iyang ipada iakhirnya imenyebabkan

iterganggunya iperkembangan imotorik ikasar ibayi i(Ayu, i2020).

Menurut iasumsi ipeneliti ibahwa imasalah iperkembangan imotorik


ikasar iketika itidak iada ipemenuhan inutrisi iyang itepat isejak ibayi iusia

idini, ihasil ipenelitian iini ijuga imenunjukan isebagian ibesar ibayi

imengalami igangguan imotorik ikasar idan ibisa imengakibatkan

ipertumbuhan ibayi ipun imelambat, ihal iini iyang ibiasanya imengakibatkan

ibanyak ibalita iyang imengalami istunting. iDi idukung idengan ibeberapa

iteori ipendukung iyang idi imana ijuga imemperlihatkan iwaktu itepat

ipemenuhan igizi ibalita isehingga iperlu idi iperhatikan ioleh ikeluarga

itentang ipemenuhan iasupan inutrisi ibayi isesuai ijenjang iumur, ikarena

ibeda iuur ibeda ikebutuhan inutrisi iyang idi ibutuhkan.


60

4. Gambaran iHubungan iPerkembangan iMotorik iHalus iDengan iKejadian


iStunting iPada iBalita iUsia i24-59 iBulan iDi iPuskesmas iLampa iKec.

iDuampanua iKab. iPinrang

Berdasarkan ihasil ipenelitian, idari iproporsi iresponden iyang iditeliti.


iOutput iuntuk iuji ikorelasi iatau ihubungan ichi isquare idiperoleh inilai

iuntuk iHubungan iperkembangan imotorik ihalus idengan ikejadian istunting

ipada ibalita iusia i24-59 ibulan idi ipuskesmas ilampa ikec. iDuampanua ikab.

ipinrang iyaitu ip i< ia, imaka idapat idisimpulakan ibahwa idata itersebut

iberhubungan. i i

Hasil ipenelitian iini imenghubungkan iperkembangan imotorik ihalus


idengan ikejadian istunting, idi imana ihasil ipenelitian idi idukung ijuga

idengan ipenelitian isebelumnya iyaitu idari ipenelitian iAffi, iTitin, iRini i&

iJehani i(2021) iHasil ipenelitian imenunjukkan ibahwa isebagian ibesar

iperkembangan imotorik ihalus ianak inormal isebanyak71,1%, idengan ihasil

iakhir idi idapatkan iada ihubungan iyang isignifikan iantara istunting idengan

iperkembangan imotorik ihalus ianak iusia i6 isampai i24 ibulan idi iwilayah

ikerja iPuskesmas iPerumnas i2 iKota iPontianak. iPeriode iusia6-24 ibulan

iyang imerupakan iperiode ikritis iperkembangan ianak iharus idi iperhatikan

ikemampuan imotorik ihalusnya. iPerkembangan imotorik ihalus imerupakan

ipondasi ibagi isemua iaktivitas iyang iakan idilakukan ianak iuntuk

imenumbuhkan irasa ipercaya idiri idan irasa ikeingintahuan iyang itinggi.

iAnak idengan istunting iterhambat iperkembangan imotorik ihalusnya

isehingga iterjadi iketerlambatan idalam iperkembangan iaspek iyang ilain

i(Affi iet ial., i2021). i

Penelitian ilain ijuga imendukung ipenelitian iini idengan ilebih


imemperjelas ikomponen ipenentu iterjadinya istunting idan iberesik

imengalami imasalah imotorik ihalus ipada ibalita, iyaitu ipenelitian idari

iAulia, iHasriwiani, iArman, iWardiah idan iNurul i(2022) iyang imendaptkan

ihasil ibeberapa ivariabel ifaktor ideterminan iyang ibisa imempengaruhi

ibalita imengalami imasalah imotorik ihalus iterutama ipada ibalita idengan

istunting, ihasil iyang idi idapatkan i ihasil i ipenelitian i idari i ianalisis ivariabel
61

iyang iditeliti i itentang i ianalisis i ifaktor i ideterminan iterhadap imotorik i

ihalus i ibalita istunting idi i iPuskesmas i iMandai i iKabupaten iMaros idan

imeperoleh ihasil ibahwa iada i ihubungan i iantara i ipola i imakan i i(p=0,036),

i iriwayat i ipenyakit i iinfeksi i i(p=0,032) i idan i ipemberian iASI(p=0,03)

idengan imotorik ihalus ibalita istuntingdi iPuskesmas iMandai iKabupaten

iMaros, inamun ivariabel ipengetahuan i iibu i i(p=0,604) i itidak i iterdapat i

ihubungan i idengan i imotorik i ihalus i ibalita istuntingdi i iPuskesmas

iMandai iKabupaten iMaros i(Aulia iet ial., i2022). i

Berdasarkan i ipenelitian i iyang i idilakukan i iSri, iArif, iAguz i& iZian i


i(2018) i ipola i imakan i iyang iteratur i idan i ibergizi imerupakan ikomponen i

iyang i ipenting i idalam i iproses i ipertumbuhan ikebutuhan igizi i iyang

idiperlukan isepertti iprotein, ikarbohidrat, ilemak, imineral, ivitamin, iair,

iapabila ikebutuhan iitu iterhambat iakan imenghambat iperkembangan

imotorik ianak i(Sri iet ial., i2018)

Menurut iasumsi ipeneliti iberdasarkan ihasil ipenelitian idan ipenelitian


isebelumnya i ibahwa iuntuk iperkembangan imotorik ihalus iperlu idi

iperhatikan ilebih iawal ikarena imasa ipertumbuhan ibalita ijika itidak

iterpenuhi istatus igizi idengan ibaik imaka imasalah ideterminan ilain ibisa idi

ialami ioleh iseorang ibalita idan ibisa imengkibatkan ibalita itersebut

imengalami imasalah ipertumbuhan, idalam ipenelitian iini ijuga iterlihat

ibeberapa ibalita iyang imemiliki imasalah ipada imotorik ikasar idengan

imemiliki isuspek ilebih idari i1 ikomponen, ihal iini iperlu idi iperhatikan

ikarena ijika ikeluarga itidak imengatasi imasalah iini idengan ibaik imaka

ibalita iakan imengalami imasalah ipertumbuhan imotorik ikasarnya.

E. Keterbatasan iPenelitian
Dalam iproses ipenelitian iini, ibeberapa ikendala iyang idi itemukan
idalam ipenelitian iini iyaitu ipada ilokasi ipenelitian ipencapaian itarget

iresponden idalam ijenjang iwaktu iyang idi itentukan ibelum iterpenuhi isesuai

itarget, ihal iini iyang imengakibatkan iproses ipenelitian imelewati ibatas iwaktu

iyang idi itargetkan. iKendala ilain iyang idi itemukan ilokasi ipenelitian iyang
62

icukup ibesar idengan ijumlah iresponden i44, isehingga iuntuk ikunjungan idari

irumah ike irumah icukup imengambil iwaktu iyang ibanyak.

F. Implikasi iKeperawatan
1. Pelayanan iKeperawatan
Penelitian iini idapat idigunakan iuntuk imenunjang imutu ipelayanan
iyang iada idi ipelayanan ikesehatan iataupun idi iinstansi ipendidikan iyang

idimana iinformasi-informasi ikesehatan iharus iterus idi iberikan ikepada

isemua iorang ilewat iperan iaktif iperawat iuntuk imeningkatkan istatus

ikesehatan iterutama itumbuh ikembang ianak iyang isangat ipenting idalam

ikesehatan ianak.

2. Pendidikan iKeperawatan
Penelitian iini idapat idigunakan iuntuk imenambah ipengetahuan
ibagi iperawat imengenai ipola imakan idan istatus igizi iterhadap

ipertumbuhan ibalita idan ihasil ipenelitian iini idapat imenjelaskan

ibagaiaman ipertumbuhan imotorik ikasar idan ihalus isangat ipenting iuntuk

ipertumbuhan idan iperkembangan ibalita, ipemenuhan igizi iyang iseimbang

idengan ipola imakan iyang ibaik imenjadi itarget ipenting idalam imemenuhi

itumbuh ikembang ianak.

3. Penelitian iKeperawatan
Penelitian iini ihanya imemberikan igambaran itentang

iperkembangan imotorik ikasar idan imotorik ihalus ipada ikejadian istunting

itetapi idapat imenjadi idasar iuntuk ipeneliti iselanjutnya iagar ilebih

isempurna.
63
BAB iVI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian iini imencobah imelihat ihubungan iperkembangan imotorik
ikasar idan ihalus idengan ikejadian istunting ipada ibalita iusia i24 i– i59 ibulan idi

ipuskesmas ilampa iKec. iDuampanua iKab. iPinrang. iHasil iyang idi itemukan

imenunjukkan iterdapat ihubungan iantara iperkembangan imotorik ikasar

idengan istunting idengan iP= idimana ilebih ikecil idari inilai ia=. ibegitu ijuga

idengan iperkembangan imotorik ihalus idengan istunting iyang idi itujukan ipada

ihasil iuji ikorelasi idengan inilai iP i= idimana ilebih ikecil idari inilai ia=. iMaka

idapat idi isimpulkan idata itersebut iberhubungan. iSehingga ipenelitian iini

imemperoleh ihasil iakhir ibahwa iterdapat ihubungan iperkembangan imotorik

ikasar idan ihalus idengan ikejadian istunting ipada ibalita iusia i24 i– i59 ibulan idi

ipuskesmas ilampa iKec. iDuampanua iKab. iPinrang.

B. Saran
1. Kepada iPuskesmas
Bagi iinstansi ikesehatan idiharapkan idapat imemberikan

ipendampingan ikepada ikeluarga iterutama iorang itua idalam

imemperhatikan idan imencegah iterjadinya istunting ipada ibalita. iDengan

ipendekatan iedukasi idan ipencegahan idini iyang ibisa idi ilakukan ioleh

iinstansi ikesehatan.

2. Kepada iresponden
Bagi iresponden isetelah idilakukannya ipengambilan idata idalam
ipenelitian iini idiharapkan iresponden idapat imengetahui idan imembantu

ipeneliti iserta itenaga ikesehatan idalam imemperbaiki idan imeningkatkan

istatus igizi ibalita iagar iperkembangan imotorik itumbuh ikembang idari

ibalita itidak imengalami ikemunduran iatau ikegagalan.

3. Kepada ipeneliti iselanjutnya


Bagi ipeneliti iselanjutnya isetelah imemperoleh ihasil ipenelitian iini
idiharapkan ihasil ipenelitian iini imasih ijauh idari ikesempurnaan itetapi

ilewat ipenelitian iini ibisa imemberikan igambaran ibagi ipeneliti iselanjutnya


65

iuntuk ilebih iteliti ilebih imendalami idalam imenyelesaikan ipermasalahan

istunting iterutama ipada imasalah iperkembangan imotorik ikasar idan

imotorik ihalus ibalita.

Anda mungkin juga menyukai