SKRIPSI
Oleh :
Ega Benita
G1A119152
UNIVERSITAS JAMBI
2022
KARAKTERISTIK PASIEN STROKE HEMORAGIK DI RSUD RADEN
MATTAHER JAMBI TAHUN 2017-2021
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran pada
Program Studi Kedokteran FKIK Universitas Jambi
Oleh :
Ega Benita
G1A119152
UNIVERSITAS JAMBI
2022
iii
iv
KARAKTERISTIK PASIEN STROKE HEMORAGIK DI RSUD RADEN
MATTAHER JAMBI TAHUN 2017-2021
Disusun Oleh:
EGA BENITA
G1A119152
v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Dengan ini saya menyatakan yang sebenarnya bahwa skripsi yang saya
tulis merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan mengambil tulisan atau hasil
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti bahwa skripsi yang saya buat adalah hasil tiruan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Ega Benita
G1A119152
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul
“Karakteristik Pasien Stroke Hemoragik Di RSUD Raden Mattaher Jambi
Tahun 2017-2021” dengan baik. Penyusunan skripsi ini dijadikan sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Program Studi Kedokteran
Universitas Jambi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terwujud berkat bimbingan dan
dukungan dari banyak pihak. Sebagai ungkapan hormat dan penghargaan, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
vii
dukungan dan motivasi kepada penulis selama mengerjakan dan melakukan
penelitian.
9. Teman-teman seperjuangan Kedokteran angkatan 2019 atas segala bantuan,
diskusi, berbagi ilmu dan cerita serta keluh kesah.
Ega Benita
viii
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................ i
ABSTRACT .............................................................................................. xx
ix
1.3.2. Tujuan Khusus ....................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
1.4.1. Bagi Peneliti ........................................................................... 4
1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan ........................................................ 5
1.4.3. Bagi Peneliti Selanjutnya ........................................................ 5
x
3.3.3. Besar Sampel ..................................................................... 25
xi
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 38
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR SINGKATAN
CT : Computerized Tomography
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Ega Benita, lahir di Kota Jambi, tanggal 3 Mei tahun 2000. Penulis
merupakan anak sulung dengan ayah bernama Eman Sulaiman dan ibu bernama
Desmarita. Penulis memiliki tiga saudara yang terdiri dari satu adik laki-laki
bernama Wegyzaldy dan dua adik perempuan bernama Tesa Bernolia dan
Gamameilani.
Penulis merupakan lulusan dari SD Negeri 092IV Kota Jambi pada tahun
2012, SMP Negeri 1 Kota Jambi pada tahun 2015, dan SMA Negeri 1 Kota Jambi
pada tahun 2018. Di tahun 2019, penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi
Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi. Selama
masa perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa
Kedokteran Universitas Jambi pada periode 2020/2021 dan 2021/2022.
xviii
ABSTRAK
Hasil : Sampel dalam penelitian ini sebanyak 78 orang. Karakteristik sampel, yaitu
kelompok usia terbanyak mengalami stroke hemoragik adalah lansia akhir (56-65
tahun) (35,9%) dan didominasi oleh perempuan (51,3%). Jenis perdarahan
terbanyak adalah ICH (69,2%) dan lokasi tersering di serebral dalam (38,5%).
Faktor risiko paling banyak ditemui adalah hipertensi emergensi (35,9%) dan
hipertensi derajat 2 (35,9%). Pasien lebih banyak tidak mengidap diabetes mellitus
(85,9%) dan dislipidemia (61,5%), serta tidak merokok (25,6%).
Kesimpulan : Stroke hemoragik paling banyak dialami kelompok lansia akhir (56-
65 tahun), mayoritas perempuan, jenis perdarahan ICH paling banyak ditemui,
lokasi tersering di serebral dalam, dan hipertensi menjadi faktor risiko utama.
xix
ABSTRACT
Methods: The type of research used is descriptive research. The sample of this study
were hemorrhagic stroke patients at Raden Mattaher Hospital Jambi in 2017-2021
by looking at the patient's medical records and fulfilling the inclusion criteria. The
minimum number of samples is 58. The sampling technique uses total sampling.
Results: The sample in this study were 78 people. Characteristics of the sample,
namely the age group with the most hemorrhagic strokes was the late elderly (56-
65 years) (35.9%) and were dominated by women (51.3%). The most common type
of bleeding was ICH (69.2%) and the most common location was deep cerebral
(38.5%). The most common risk factors were emergency hypertension (35.9%) and
grade 2 hypertension (35.9%). Most patients did not have diabetes mellitus (85.9%)
and dyslipidemia (61.5%), and did not smoke (25.6%).
Conclusion: Hemorrhagic stroke is most common in the late elderly group (56-65
years), the majority are women, the most common type of bleeding is ICH, the most
common location is deep cerebral, and hypertension is the main risk factor.
xx
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
adalah 15-40 per 100.000 individu dari populasi.7 Bila stroke iskemik terjadi sekitar
85% dari total stroke, maka stroke hemoragik hanya menyumbang 15%, di mana
10-15% terjadi pada stroke hemoragik intraserebral, sementara 5% terjadi pada
stroke hemoragik subarachnoid.7 Meskipun kejadian stroke hemoragik intraserebral
termasuk minoritas di seluruh dunia (10-30%), beban disabilitasnya lebih besar
dibandingkan stroke iskemik, karena insidennya tinggi di negara-negara
berpendapatan rendah dan menengah.8
Menurut data dari The Stroke Control Project Committee of National Health
and Family Planning Commission of China (2015), prevalensi stroke hemoragik
adalah 125,78/100.000 di daerah perkotaan dan 159,91/100.000 di daerah pedesaan.
Tingkat morbiditas stroke hemoragik di China mendekati 3 kali lipat pada tingkat
dunia dan meningkat 8,7% per tahun.13 Insidensi stroke hemoragik yang
disesuaikan dengan usia per 100.000 orang per tahun didapatkan terendah di Qatar
(14,55) dan tertinggi di China (159,81). Tingkat kematian berdasarkan usia per
100.000 orang per tahun yang terendah di Amerika Serikat pada 9,64 dan tertinggi
di Mongolia pada 210,56.14 Disability-adjusted life years (DALYs) yang hilang
3
oleh karena stroke hemoragik berkisar antara 178,20 di Swiss hingga 4118,9 di
Mongolia.14
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher di Kota Jambi sendiri
belum ada dilakukannya penelitian mengenai gambaran karakteristik pasien stroke
hemoragik. Sehingga, berdasarkan penjelasan data diatas, peneliti tertarik untuk
meneliti dan mempelajari tentang karakteristik pasien stroke hemoragik di RSUD
Mattaher Jambi Tahun 2017 – 2021.
6
7
- Angiopati Hipertensi
Tekanan darah tinggi merupakan penyebab paling penting terjadinya ICH
dan 50% ICH disebabkan oleh hipertensi. Angiopati hipertensi merupakan
penyebab utama ICH pada orang berusia antara 40 dan 50 tahun.
Hipertensi meningkatkan risiko ICH terutama pada pasien yang tidak
patuh dalam terapi hipertensi dan pada pasien berusia kurang dari 55 tahun
yang seorang perokok.17
Mayoritas ICH berhubungan dengan angiopati hipertensi karena adanya
ruptur arteri perforasi kecil seperti lentikuostriata, arteri perforasi talamus,
dan arteri yang berasal dari arteri basilar. 17
- Cerebral Amyloid Angiopathy (CAA)
Angiopati amiloid ditandai dengan deposit yang progresif peptida amiloid-
beta di kapiler berdiameter kecil dan menengah, arteriol dan arteri korteks
serebral, leptomeninges dan serebelum, menyebabkan perubahan
degeneratif yang mengurangi pemenuhan pembuluh darah dan
menyebabkan perdarahan atau ICH simtomatik. CAA adalah penyakit
yang mempengaruhi populasi lanjut usia dan umumnya dikaitkan dengan
perubahan pengkodean gen untuk apolipoprotein E.17
1. Usia
Usia lanjut dilaporkan sebagai faktor risiko ICH. Usia lanjut juga
mencerminkan peningkatan derajat keparahan hipertensi dan/atau resistensi
pengobatan, yang merupakan faktor risiko utama untuk ICH. Beberapa
penelitian juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kejadian CVA seiring
bertambahnya usia.17
3. Jenis Kelamin
Sejumlah studi observasional melaporkan bahwa kejadian ICH lebih tinggi
pada pria dibandingkan dengan wanita. Sedangkan insiden SAH 1,6 kali lebih
tinggi pada wanita dibandingkan pria.17
4. Genetik
Multiple familial ICH syndrome, bermanifstasi di keluarga dengan fenotipe
yang konsisten dan pola pewarisan dominan autosomal yang jelas. Sindrom ini
biasanya mencerminkan kondisi kelainan CAA familial yang mendasarinya.
Bentuk familial CAA umumnya muncul dengan manifestasi klinis yang
parah.17
5. Hipertensi
Hipertensi berperan penting dalam perkembangan terjadinya ICH secara
spontan. Berdasarkan patofisiologi ICH, peningkatan tekanan darah terhadap
risiko ICH lebih besar pada ICH non-lobar dibandingkan ICH lobar. Namun
penelitian baru-baru ini, hipertensi terlibat dalam risiko kekambuhan baik pada
ICH lobar dan ICH non-lobar dengan ukuran efek yang sebanding.17
Hipertensi juga berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya SAH.
Hipertensi diperkirakan berdampak pada risiko pembentukan dan ruptur
aneurisma dengan cara: 17
a. Menyebabkan peningkatan kerusakan endotel
b. Menyebabkan oklusi iskemik ke arteri vasa vasorum
c. Mengubah biosisntesis elastin dan kolagen
d. Menyebabkan kerusakan dinding pembuluh darah secara tidak langsung
dengan mempengaruhi produksi endotelial pada beberapa molekul
e. Menyebabkan kerusakan mekanis langsung dengan meningkatkan stress
hemodinamik pada dinding arteri serebral
12
6. Obesitas/BMI
IMT dihubungkan dengan terjadinya ICH. Dalam satu studi kasus, IMT rendah
(< 18,5 kg/m2) dan IMT sangat tinggi (> 30,0 kg/m2) berkaitan dengan risiko
terjadinya ICH. Laporan terbaru dari studi Jepang menemukan bahwa risiko
SAH dengan IMT dengan nilai yang sanagt rendah maupun sangat tinggi dapat
meningkatkan risiko stroke.17
7. Diabetes Mellitus
Faktor resiko stroke yang dapat diubah, namun diabetes mellitus tidak sekuat
hipertensi. Pasien diabetes melitus yang juga pengidap hipertensi memiliki
probabilitas tinggi untuk menderita stroke. Frekuensi diabetes cukup tinggi
pada penderita stroke.19 Diabetes mellitus dapat menyebabkan penebalan
dinding pembuluh darah otak yang berukuran besar. Dinding pembuluh darah
di otak yang menebal menyebabkan pembuluh darah menjadi sempit dan
penyempitan jalur pembuluh darah tersebut menimbulkan gangguan aliran
darah menuju otak, sehingga aliran darah tidak lancar.20
8. Dislipidemia
Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko aterosklerosis dan
menyebabkan penyakit serebrovaskular, seperti stroke. Prevalensi dislipidemia
dapat ditemukan di setiap kelompok usia, termasuk kelompok usia muda. 21
Penelitian Shrivastav et al. menyimpulkan bahwa kadar profil lipid memainkan
peran diagnostik yang signifikan pada pasien stroke hemoragik. Konsentrasi
kolesterol total dan trigliserida yang lebih rendah dapat menjadi predisposisi
individu terhadap risiko stroke hemoragik yang lebih tinggi. 22 Sedangkan
penelitian yang dilakukan Malik, M. A. et al. menyimpulkan bahwa
dislipidemia tidak umum terjadi pada stroke hemoragik dan lebih banyak
ditemukan pada kasus dengan IMT 25-30.23
13
9. Merokok
Merokok termasuk salah satu faktor risiko yang bisa dimodifikasi terpenting
dalam terjadinya stroke. Suatu penelitian menyebutkan bahwa merokok
memiliki hubungan erat dengan faktor inflamasi yang berperan penting dalam
patogenesis stroke.3
Zat dalam rokok dapat meningkatkan kadar protease dalam darah (seperti
etalase) dan memengaruhi aktivitasnya, yang berpotensi menimbulkan
kerusakan pada dinding pembuluh darah. Merokok juga menyebabkan
peningkatan kadar fibrinogen darah, berpotensi mengakibatkan peningkatan
viskositas darah dan stress heodinamik.7
Pada kondisi stroke hemoragik, stress pada jaringan otak dan cedera internal
menyebabkan rupturnya pembuluh darah. Pecahnya pembuluh darah tersebut akan
menghasilkan efek toksik dalam sistem vaskular, yang mengakibatkan infark.
Stroke hemoragik terbagi menjadi perdarahan intraserebral dan subarachnoid. Pada
ICH, pembuluh darah pecah dan menyebabkan akumulasi darah yang abnormal di
dalam otak. Penyebab utama kejadian ICH adalah hipertensi, gangguan pembuluh
darah, penggunan berlebihan antikoagulan dan agen trombolitik. Pada perdarahan
subarachnoid, darah berakumulasi di ruang subarachnoid otak karena trauma kepala
atau aneurisma serebral.1
sering terjadi dan sebagian pasien dalam keadaan koma. Tanda umum lain
yang dialami pasien SAH adalah kaku leher (neck stiffness) yang disebabkan
oleh respons inflamasi terhadap darah yang ada di ruang subarachnoid. 17
2. Lobar Hemorrhage
Perdarahan hipertensi juga dapat terjadi di substansia alba (white matter)
subkortikal di bawah lobus frontal, parietal, temporal, dan oksipital. Gejala dan
tanda bervariasi tergantung lokasi, tetapi dapat menunjukkan gejala sakit
kepala, muntah, hemiparesis, defisit hemisensori, afasia, dan defek lapang
pandang.5
3. Pontine Hemorrhage
Perdarahan dalam pons menimbulkan koma dalam hitungan detik hingga menit
dan biasanya menyebabkan kematian dalam 48 jam. Temuan utama yaitu
pinpoint pupils dan gerakan mata arah horizontal yang tidak ada atau
terganggu, namun gerakan mata vertikal dapat dipertahankan. Perdarahan pons
biasanya karena ruptur ke dalam entrikel keempat dan sering meluas ke otak
tengah sehingga pupil terfiksasi di posisi tengah. Perdarahan pontine kecil tidak
16
mempengaruhi sistem aktivasi retikuler, sehingga defisit tidak terlalu parah dan
pemulihan lebih baik.5
4. Cerebellar Hemorrhage
Perdarahan serebelum menybabkan sakit kepala, pusing, mual muntah dengan
serangan medadak, dan tidak mampu untuk berdiri atau berjalan dalam
beberapa menit. Kesadaran pasien mungkin awalnya terlihat waspada atau
tampak bingung, tetapi dalam beberapa kasus perdarahan yang lebih besar
menyebabkan koma dalam waktu 12 sampai 24 jam. 5
Sakit kepala merupakan gejala awal yang paling sering dialami pasien
bersamaan dengan meluasnya hematom, sehingga menyebabkan peningkatan TIK
dan mendesak ruang otak. Gejala lain yang dapat muncul berupa kaku leher yang
terjadi akibat perdarahan di thalamus, kaudatus, dan serebelum.4
a. Tatalaksana Umum
Di Ruang Gawat Darurat, hal yang dapat dilakukan yaitu: 26
- Stabilisasi jalan napas
- Pemberian oksigen apabila saturasi <95%
- Pemasangan intubasi endotrakeal yang dilakukan pada pasien dengan
hipoksia, syok, dan berisiko mengalami aspirasi.
- Stabilisasi hemodinamik dengan cara pemberian cairan kristaloid dan
koloid. Pada kasus ini hindari penggunaan cairan hipotonik.
- Lakukan pemeriksaan awal fisis umum. Jika terdapat peningkatan tekanan
intrakranial, dapat melakukan pengendalian peningkatan tekanan
intrakranial dengan cara melakukan elevasi kepala pasien setinggi 20-30
derajat, jaga posisi agar tidak menekan vena jugularis, hindari memberikan
cairan glukosa dan cairan hipotonik pada pasien, jaga normovolemia dengan
melakukan osmoterapi apabila terdapat indikasi dengan memberikan
manitol dan furosemid.
- Bila terjadi kejang pada pasien lakukan pemberian diazepam 5-20 mg/kg
bolus dengan kecepatan maksimum 50 mg/menit. Pasien dirawat di ICU
apabila mengalami kejang.
- Evaluasi suhu tubuh pasien
19
b. Tatalaksana Khusus
1. Penanganan Hipertensi
Peningkatan tekanan darah adalah faktor risiko paling umum untuk ICH.
Sehingga, kontrol tekanan darah sangat diperlukan sebagai tindakan
pencegahan meluasnya perdarahan dan menjadi perhatian utama dalam
manajemen awal ICH. Kontrol tekanan darah yang tepat diperlukan tanpa
menginduksi hipotensi, sehingga agen titrasi kerja cepat seperti
nicardipine digunakan dalam manajemen awal. Pada fase akut, sebaiknya
hindari obat antihipertensi yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial,
terutama hydralazine, nitroprusside, dan nitrogliserin.4
3. Koreksi Koagulopati
Koreksi koagulopati penting untuk mencegah perdarahan lebih lanjut.
Ketika koreksi koagulopati akan dikerjakan, perlu dilakukan pemeriksaan
hemostasis, yaitu Prothrombin Time (PT), Activated Partial Thrombin
Time (APTT), International Normalized Ratio (INR) dan trombosit.
Terapi pertama adalah dengan memberikan vitamin K secara intravena
(IV) dan menghentikan pemberian warfarin. Vitamin K harus diberi
melalui infus secara perlahan (lebih dari 10 menit), dosis 10 mg dan
pemantauan ketat tanda-tanda vital.4
International Normalized Ratio (INR) yang meningkat pada pasien akibat
pemberian antagonis Vitamin K (VKA) bentuk padat, dapat diberi
penambahan faktor emergent, umunya menggunakan Fresh Frozen
Plasma (FFP) dan Prothrombin Complex Concentrates (PCC). Pedoman
20
4. Pembedahan
Macam-macam tatalaksana pembedahan terhadap pasien stroke
hemoragik yaitu kraniotomi, kraniektomi dekompresi, aspirasi
stereotaktik, aspirasi endoskopi, dan aspirasi kateter. Beberapa tindakan
yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa tidak terdapat manfaat secara
keseluruhan dari operasi dini untuk ICH bila dibandingkan dengan
pengobatan konservatif awal. Penderita dengan perdarahan lobaris dalam
jarak 1 cm dari permukaan otak dan defisit klinis yang lebih ringan
(GCS>9) memperoleh manfaat dari pembedahan dini. Sedangkan pasien
dengan perdarahan serebelar diameter >3 cm akan menunjukkan hasil
yang lebih baik dengan tindakan bedah.16
Tidak Dapat
Dimodifikasi :
Patofisiologi - Usia
- Jenis
Kelamin
Faktor Risiko
Stress jaringan otak
dan cedera internal Dapat Dimodifikasi :
- Hipertensi
- Diabetes Mellitus
- Dislipidemia
Ruptur pembuluh - Merokok
darah Stroke Hemoragik
Intracerebral
ICH : SAH : Hemorrhage (ICH)
Klasifikasi
Akumulasi Akumulasi
darah darah di ruang Subarachnoid
abnormal subarachnoid Hemorrhage (SAH)
dalam otak karena trauma
akibat faktor kepala/aneuris
Intraventricular
risiko ma serebral
Hemorrhage (IVH)
Primer
ICH
Sekunder
Etiologi
Ruptur spontan
pada aenurisma
Tatalaksana serebral
SAH
Umum
Umum Khusus
Karakteristik pasien
berdasarkan :
- Usia
- Jenis Kelamin
- Jenis perdarahan
- Lokasi Perdarahan Stroke Hemoragik
- Hipertensi
- Diabetes Mellitus
- Dislipidemia
- Merokok
3.3.2 Sampel
Pasien-pasien stroke hemoragik di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun
2017-2021 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:
1. Kriteria Inklusi
a. Pasien berusia ≥ 36 tahun yang datang berobat ke RSUD Raden Mattaher
Jambi Tahun 2017 - 2021 dengan diagnosis Stroke Hemoragik.
b. Pasien dengan data rekam medis yang jelas dan lengkap.
2. Kriteria Eksklusi
a. Pasien stroke hemoragik dengan lembar rekam medis yang tidak
lengkap/hilang dan sulit dibaca.
24
25
Keterangan :
n : Ukuran sampel
zα : Derajat/tingkat kepercayaan = 1,96
p : Prevalensi pasien stroke hemoragik = 17,8% = 0,178
q : 1 – prevalensi stroke hemoragik (p)
d : alpha (0,1) atau sampling error = 10%
Berdasarkan nilai n, ukuran sampel minimal dalam penelitian ini yaitu 57,62 sampel
yang peneliti bulatkan menjadi 58 sampel.
Cara
No Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Pengukur Hasil Ukur
. Operasional Ukur
an
1 Stroke Perdarahan Rekam Observasi Dilihat dari letak Nominal
Hemoragik spontan yang medis lembar perdarahan: 7
terjadi rekam - Intracerebral
intrakranial medis hemorrhage
yang (ICH)
ditegakkan - Subarachnoid
dengan CT- hemorrhage
Scan atau (SAH)
MRI kepala. -Intraventricular
Hemorrhage
(IVH)
2 Usia Usia pasien Rekam Observasi Al Amin (2017) Ordinal
saat medis lembar menuliskan
didiagnosis rekam klasifikasi usia
stroke medis menurut
hemoragik Kemenkes yaitu:
27
1. Usia 36-45
tahun
(dewasa
akhir)
2. Usia 46-55
tahun (lansia
awal)
27
3. Usia 56- 65
tahun (lansia
akhir)
4. Usia > 65
tahun (masa
manula)
3 Jenis Jenis kelamin Rekam Observasi - Laki-laki Nominal
Kelamin pasien stroke medis lembar - Perempuan
hemoragik rekam
yang sesuai medis
dalam data.
4 Lokasi Tempat Ekspertise Observasi - Serebral dalam Nominal
Perdarahan terjadinya radiologi lembar (putaminal dan
perdarahan di dalam rekam thalamus)
dalam Rekam medis - Lobar
bagian- medis - Batang otak
bagian otak. (pons dan
medula
oblongata)
- Serebelar
- Subarachnoid
- Intraventrikel 5
5 Hipertensi Tekanan Rekam Observasi Menurut JNC 7, Ordinal
darah sistol > medis lembar klasifikasi
130 mmHg rekam tekanan darah
dan/atau medis adalah : 25
diastol > 80
1. Pre-
mmHg dilihat
hipertensi :
pada
tekanan
pengukuran
sistolik 120-
28
3. Hipertensi
stage 2 :
tekanan
sistolik ≥ 160
mmHg dan
diastolik ≥
100 mmHg
4. Hipertensi
emergensi :
tekanan
sistolik ≥ 180
mmHg dan
diastolik ≥
110 mmHg
mellitus
berdasarkan
pemeriksaan
laboratorium
GDS saat
pasien masuk
dan
didiagnosis
oleh spesialis
penyakit
dalam.
7 Dislipidemi Dilihat dari Rekam Observasi 1. Dislipidemia Nominal
a profil lipid medis lembar 2. Tidak
pada saat rekam dislipidemia
pasien masuk medis
pertama kali,
diantaranya
kolesterol
total,
kolesterol
LDL,
kolesterol
HDL, dan
trigliserida.
8 Riwayat Pasien ada Rekam Observasi 1. Merokok atau Nominal
Merokok atau tidak medis lembar pernah merokok
terkait rekam 2. Tidak pernah
memiliki medis merokok
kebiasaan
merokok.
30
Mengajukan surat permohonan izin penelitian yang telah disetujui oleh akademik
kepada RSUD Raden Mattaher Jambi
Mengajukan surat permohonan persetujuan etik penelitian yang telah disetujui oleh
akademik kepada Komisi Etik RSUD Raden Mattaher Jambi
33
34
laki (61%).12 Perbedaan hasil penelitian ini dengan teori dan penelitian lain dapat
dipengaruhi oleh faktor risiko spesifik yang terdapat pada wanita. Risiko spesifik
tersebut diantaranya penggunaan kontrasepsi oral, kejadian hipertensi selama
kehamilan, faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hormon estrogen, seperti
keadaan menopause, dan keadaan paritas serta menyusui.32
Stroke umunya lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan wanita. Hal
ini disebabkan karena adanya perbedaan faktor risiko seperti merokok dan minum
alkohol yang umumnya dilakukan oleh kalangan laki-laki daripada perempuan.30
Namun, peningkatan risiko stroke sebagian besar pada wanita dapat disebabkan
karena masa hidup wanita yang lebih panjang dibandingkan pria, kemudia faktor
risiko utama stroke, yaitu hipertensi dan fibrilasi atrium lebih sering terjadi pada
wanita dibandingkan pria. Selain itu, perbedaan lebih lanjut dalam biologi vaskular,
imunitas, koagulasi, profil hormonal, dan faktor gaya hidup pada wanita juga
berkontribusi, terutama karena risiko yang berkaitan dengan kehamilan atau
keadaan postpartum.6
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Raden Mattaher Jambi,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pasien yang menderita stroke hemoragik lebih banyak pada perempuan, dan
paling banyak di kelompok usia lansia akhir (56-65 tahun).
2. Jenis perdarahan paling banyak ditemui adalah ICH.
3. Lokasi perdarahan tersering yaitu di serebral dalam.
4. Faktor risiko yang paling banyak didapat yaitu hipertensi emergensi dan
hipertensi stage 2.
5. Mayoritas pasien tidak mengidap diabetes mellitus.
6. Sebagian besar pasien tidak mengidap dislipidemia.
7. Mayoritas pasien tidak merokok
5.2 Saran
Setelah peneliti menyelesaikan penelitian ini, maka peneliti
merekomendasikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi beberapa pihak.
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pustaka untuk bahan
pengetahuan dan sumber informasi baru mengenai karakteristik pasien stroke
hemoragik RSUD Raden Mattaher Jambi periode 2017 hingga 2021.
44
DAFTAR PUSTAKA
5. Aminoff MJ, Greenberg DA, Simon RP. Clinical Neurology. 9th Editio.
McGraw Hill Education; 2015.
8. McGurgan IJ, Ziai WC, Werring DJ, Al-Shahi Salman R, Parry-Jones AR.
Acute intracerebral haemorrhage: Diagnosis and management. Pract Neurol.
2021;21(2):128-136. doi:10.1136/practneurol-2020-002763
45
46
doi:10.1161/STROKEAHA.120.032550
12. Jebasingh YK. Clinical Profile of Stroke Patients in South Tamil Nadu
Tertiary Care Hospital–A Cross-sectional Study. Int J Sci Study.
2019;7(6):83-86.
http://galaxyjeevandhara.com/index.php/ijss/article/view/1596
18. Lofissa SP, Ong PA, Atik N. Demographic and Risk Factors of Intracerebral
Hemorrhage Stroke Patients in Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung
in 2007–2016. Althea Med J. 2018;5(1):32-37. doi:10.15850/amj.v5n1.1333
28. Badan Litbangkes RI. Laporan Nasional Riskesdas. Badan Penelit dan
Pengemb Kesehatan. Published online 2018:198.
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/L
48
aporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf
31. Syah A, Wati R, Negara CK. Hubungan Kadar Kolesterol Darah Dan
Hipertensi Dengan Kejadian Stroke Di Rsud Ulin Banjarmasin Tahun 2020.
J Med Karya Ilm Kesehat. 2020;5(2). doi:10.35728/jmkik.v5i2.129
32. Rexrode KM, Madsen TE, Yu AYX, Carcel C, Lichtman JH, Miller EC. The
Impact of Sex and Gender on Stroke. Circ Res. 2022;130(4):512-528.
doi:10.1161/CIRCRESAHA.121.319915
33. Poana NL, Wiyono WI, Mpila DA. Pola Penggunaan Obat Pada Pasien
Stroke Hemoragik Di Rsup Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Periode Januari-
Desember 2018. Pharmacon. 2020;9(1):90. doi:10.35799/pha.9.2020.27469
36. Razdiq ZM, Imran Y. Hubungan antara tekanan darah dengan keparahan
stroke menggunakan National Institute Health Stroke Scale. J Biomedika
dan Kesehat. 2020;3(1):15-20. doi:10.18051/jbiomedkes.2020.v3.15-20
38. Nugraha DP, Bebasari E, Wardani Y. Profil Pasien Stroke di RSUD Arifin
Achmad Provinsi Riau. J Ilmu Kedokt (Journal Med Sci. 2019;12(1):52.
doi:10.26891/jik.v12i1.2018.52-56
39. Lee SH, Kang M.K. Stroke Revisited: Dyslipidemia in Stroke.; 2021.
doi:10.1007/978-981-16-3923-4_1
40. Utomo TY. Karakteristik Faktor Risiko Stroke Hemoragik Dan Stroke Non
Hemoragik Di RSUD Kota Bekasi. Syntax Lit J Ilm Indonesia.
2022;7(9):13584-13591.
41. Budi H, Bahar I, Sasmita H. Faktor Risiko Stroke pada Usia Produktif di
Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN) Bukit Tinggi. J Persat Perawat Nas
Indones. 2019;3(3):129-140.
50
53
Tidak
Serebral 140/100 (-), GDS =
9 970189 42 Laki-laki ICH Dislipidemi
Dalam mmHg 165
a
168/93 (-), GDS = Dislipidemi
10 979209 48 Perempuan ICH Batang Otak
mmHg 171 a
Kombinasi
ICH + 190/100 (+) GDS = Dislipidemi
11 982498 70 Perempuan Lokasi ICH +
IVH mmHg 194 a
IVH
Tidak
Serebral 210/100 (-) GDS =
12 971627 61 Laki-laki ICH Dislipidemi
Dalam mmHg 130
a
180/100 (-) GDS = Dislipidemi
13 973288 63 Laki-laki ICH Batang Otak
mmHg 165 a
Kombinasi
ICH + 140/80 (-) GDS = Dislipidemi
14 982550 63 Laki-laki Lokasi ICH +
IVH mmHg 145 a
IVH
Tidak
Serebral 150/90 (+) GDS =
15 970811 57 Perempuan ICH Dislipidemi
Dalam mmHg 222
a
Tidak
200/110 (-) GDS =
16 965861 49 Laki-laki ICH Batang Otak Dislipidemi
mmHg 103
a
Tidak
140/90 (-) GDS =
17 747211 69 Perempuan ICH Serebelar Dislipidemi
mmHg 138
a
54
Kombinasi Tidak
ICH + 220/100 (-) GDS =
18 971614 43 Laki-laki Lokasi ICH + Dislipidemi
IVH mmHg 197
IVH a
Tidak
150/80 (-) GDS =
19 965714 51 Laki-laki ICH Lobar Dislipidemi
mmHg 112
a
Tidak
220/120 (-) GDS =
20 968129 60 Laki-laki IVH Intraventrikel Dislipidemi
mmHg 132
a
Serebral 200/100 (-), GDS = Dislipidemi
21 947743 50 Laki-laki ICH
Dalam mmHg 113 a
Serebral 140/100 (-), GDS = Dislipidemi
22 945473 73 Perempuan ICH
Dalam mmHg 118 a
Serebral 200/100 (-), GDS = Dislipidemi
23 949806 62 Lak-laki ICH
Dalam mmHg 113 a
Tidak
160/100 (-), GDS = Tidak
24 941362 53 Laki-laki ICH Batang Otak Dislipidemi
mmHg 115 pernah
a
Tidak
170/90 (-), GDS =
25 949170 65 Perempuan ICH Lobar Dislipidemi
mmHg 105
a
Tidak
160/100 (-), GDS = Tidak
26 949015 49 Perempuan ICH Lobar Dislipidemi
mmHg 114 pernah
a
55
190/120 (+), GDS = Dislipidemi
27 831573 55 Perempuan IVH Intraventrikel
mmHg 309 a
Serebral 200/110 (-), GDS = Dislipidemi Tidak
28 947177 45 Perempuan ICH
Dalam mmHg 105 a pernah
Tidak
170/90 (-), GDS =
29 953114 42 Perempuan ICH Lobar Dislipidemi
mmHg 132
a
Serebral 130/70 (-), GDS = Dislipidemi
30 953269 54 Perempuan ICH
Dalam mmHg 143 a
Kombinasi Tidak
ICH + 160/90 (-), GDS = Tidak
31 932827 70 Perempuan Lokasi ICH + Dislipidemi
IVH mmHg 124 pernah
IVH a
Tidak
170/90
32 930767 62 Laki-laki ICH Lobar (-), GDS = 93 Dislipidemi
mmHg
a
Kombinasi
ICH + 150/90 Dislipidemi Tidak
33 918787 53 Perempuan Lokasi ICH + (-), GDS = 93
IVH mmHg a pernah
IVH
Tidak
140/100 (-), GDS =
34 932967 42 Laki-laki SAH Subarachnoid Dislipidemi
mmHg 152
a
Serebral 140/100 (-), GDS = Dislipidemi
35 549979 81 Perempuan ICH
Dalam mmHg 166 a
56
Pernah tapi
130/90 (-), GDS= Dislipidemi
36 912113 66 Laki-laki IVH Intraventrikel sudah
mmHg 130 a
berhenti
Tidak
Serebral 170/90 (-), GDS =
37 930894 72 Laki-laki ICH Dislipidemi
Dalam mmHg 147
a
Tidak
187/85
38 934105 70 Perempuan ICH Lobar (-), GDS = 17 Dislipidemi
mmHg
a
Kombinasi
ICH + 160/90 (-), GDS = Dislipidemi Tidak
39 932805 56 Perempuan Lokasi ICH +
IVH mmHg 117 a pernah
IVH
Tidak
Serebral 130/60 (+), GDS =
40 328751 64 Laki-laki ICH Dislipidemi
Dalam mmHg 294
a
Kombinasi
ICH + 170/100 (-), GDS = Dislipidemi
41 918872 70 Laki-laki Lokasi ICH +
IVH mmHg 176 a
IVH
Tidak
Serebral 160/100 Tidak
42 930820 57 Perempuan ICH (-), GDS = 96 Dislipidemi
Dalam mmHg pernah
a
Tidak Pernah tapi
200/91 (-), GDS =
43 932660 50 Laki-laki SAH Subarachnoid Dislipidemi sudah
mmHg 122
a berhenti
57
Kombinasi
ICH + Tidak
Lokasi 200/100 (-), GDS = Tidak
44 932590 59 Laki-laki IVH + Dislipidemi
ICH+IVH+S mmHg 174 pernah
SAH a
AH
Tidak Pernah tapi
170/90 (+), GDS =
45 826257 60 Laki-laki ICH Batang Otak Dislipidemi sudah
mmHg 221
a berhenti
Serebral 210/150 Dislipidemi Tidak
46 896517 51 Perempuan ICH (-), GDS = 93
Dalam mmHg a pernah
Tidak
170/100 (-), GDS =
47 764569 53 Perempuan ICH Lobar Dislipidemi
mmHg 147
a
Kombinasi Tidak
ICH + 199/125 (-), GDS =
48 880108 59 Laki-laki Lokasi Dislipidemi
IVH mmHg 188
ICH+IVH a
160/90 (-), GDS = Dislipidemi
49 880243 87 Perempuan ICH Lobar
mmHg 125 a
Tidak
170/90 (-), GDS =
50 896867 47 Laki-laki ICH Lobar Dislipidemi
mmHg 117
a
235/110 (-), GDS = Dislipidemi Tidak
51 894876 53 Perempuan ICH Batang Otak
mmHg 151 a pernah
(+), GDS =
Kombinasi
ICH + 160/90 165, GDN = Dislipidemi Tidak
52 903586 67 Perempuan Lokasi
IVH mmHg 439, GDP = a pernah
ICH+IVH
430
58
Serebral 180/100 (-), GDS = Dislipidemi Tidak
53 888029 47 Perempuan ICH
Dalam mmHg 102 a pernah
Serebral 170/100 (-), GDS = Dislipidemi Tidak
54 899305 53 Perempuan ICH
Dalam mmHg 279 a pernah
Tidak
Serebral 160/90 Tidak
55 696205 55 Perempuan ICH (-), GDS = 89 Dislipidemi
Dalam mmHg pernah
a
Tidak
Serebral 130/100 (-), GDS =
56 878955 57 Laki-laki ICH Dislipidemi
Dalam mmHg 104
a
Tidak
Serebral 212/147 (-), GDS =
57 878720 52 Laki-laki ICH Dislipidemi
Dalam mmHg 147
a
Tidak
Serebral 190/120 (-), GDS =
58 886674 59 Perempuan ICH Dislipidemi
Dalam mmHg 132
a
Tidak
Serebral 150/90 (+), GDS =
59 873217 57 Laki-laki ICH Dislipidemi
Dalam mmHg 232
a
Kombinasi
ICH + 140/100 (-), GDS = Dislipidemi
60 873133 61 Laki-laki Lokasi
IVH mmHg 111 a
ICH+IVH
Tidak
210/110 Tidak
61 863390 43 Perempuan ICH Batang otak (-), GDS = 96 Dislipidemi
mmHg pernah
a
59
Tidak
208/105 (-), GDS = Tidak
62 863721 38 Perempuan ICH Lobar Dislipidemi
mmHg 102 pernah
a
Tidak
190/100 (-), GDS = Tidak
63 873537 72 Perempuan ICH Batang otak Dislipidemi
mmHg 194 pernah
a
Tidak
145/82 (-), GDS =
64 905013 63 Perempuan SAH Subarachnoid Dislipidemi
mmHg 130
a
Serebral 150/100 (-), GDS = Dislipidemi
65 969400 54 Perempuan ICH
Dalam mmHg 107 a
Tidak
Serebral 170/90 (-), GDS =
66 970446 67 Laki-laki ICH Dislipidemi
Dalam mmHg 205
a
Tidak
170/120 (-), GDS =
67 979746 64 Laki-laki ICH Lobar Dislipidemi
mmHg 165
a
Serebral 200/100 (-), GDS = Dislipidemi Tidak
68 949142 55 Perempuan ICH
Dalam mmHg 118 a pernah
Serebral 170/90 (+), GDS = Dislipidemi
69 944912 48 Laki-laki ICH
Dalam mmHg 245 a
Pernah tapi
200/130 (-), GDS = Dislipidemi
70 941665 61 Laki-laki ICH Lobar sudah
mmHg 138 a
berhenti
160/90 (+), GDS = Dislipidemi
71 950825 78 Laki-laki SAH Subarachnoid
mmHg 413 a
60
Tidak
140/90 (-), GDS = Tidak
72 927726 62 Perempuan SAH SAH Dislipidemi
mmHg 109 pernah
a
Tidak
Serebral 150/80 (-), GDS =
74 897952 73 Laki-laki ICH Dislipidemi
Dalam mmHg 126
a
Kombinasi Tidak
ICH + 140/80 (-), GDS =
75 866629 74 Laki-laki Lokasi ICH + Dislipidemi Ya
IVH mmHg 107
IVH a
Kombinasi Tidak Pernah tapi
ICH + 200/100 (-), GDS =
76 873705 72 Laki-laki Lokasi ICH + Dislipidemi sudah
IVH mmHg 111
IVH a berhenti
Serebral 180/100 (-), GDS = Dislipidemi Tidak
77 868134 46 Perempuan ICH
Dalam mmHg 132 a pernah
Tidak
170/100 (+), GDS =
78 533409 63 Laki-laki ICH Lobar Dislipidemi
mmHg 129
a
61
62