Oleh :
SITI HEDIATY
G1A115096
UNIVERSITAS JAMBI
2021
PERSETUJUAN SKRIPSI
Disusun Oleh :
Siti Hediaty
G1A115096
Pembimbing I Pembimbing II
Dr.dr. Herlambang Noerjasin, Sp.OG,KFM dr. Nyimas Natasha Ayu Shafira, M.Pd.Ked
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr.dr. Herlambang Noerjasin, Sp.OG,KFM dr. Nyimas Natasha Ayu Shafira, M.Pd.Ked
Diketahui :
DR. dr. Humaryanto, Sp.OT, M.Kes dr. Raihanah Suzan, M.Gizi., Sp.GK
Nim : G1A115096
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tugas akhir skripsi yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila
di kemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir skripsi ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Siti Hediaty
NIM : G1A115096
iv
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT. atas berkah rahmat dan
hidayah-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “Gambaran tingkat stres mahasiswa kedokteran berdasarkan Medical
Student Stressor Questionnaire di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi.” Laporan penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Program Studi Kedokteran
Universitas Jambi. Terwujudnya proposal penelitian ini tidak lepas dari bantuan,
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dr. dr. Humaryanto, Sp.OT, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
4. Kedua orang tua yang saya sayangi, ibu Hj. Tarni dan bapak H. Kasmo
beserta kakak saya Ernawati, S.H .,M.H yang telah memberikan dukungan dan
doanya untuk kesuksesan penulis.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari
semua pihak. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
kedokteran dan kesehatan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
2.2.3 etiologi stres pada mahasiswa kedokteran ................................... 19
2.3 Kerangka Teori .................................................................................. 21
2.4 Kerangka Konsep .............................................................................. 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain penelitian ................................................................................ 23
3.2 Tempat dan waktu penelitian ............................................................ 23
vii
4.1.3.2 Distribusi Terkait Hubungan Intrapersonal dan Interpersonal.. 34
viii
DAFTAR TABEL
Table 4.7 Distribusi tingkat stres terkait keinginan dan pengendalian ................ 37
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3 Kerangka Teori ............................................................................... 21
Gambar 2.4 Kerangka Konsep ........................................................................... 22
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Siti Hediaty , lahir di Bungo Tebo, 03 Februari 1997 dari Ayah H. Kasmo
dan Ibu Hj. Tarni. Penulis merupakan anak ke enam dari enam bersaudara.
xii
ABSTRACT
xiii
ABSTRAK
Latar belakang : Stress dapat diartikan sebagai suatu tekanan atau sesuatu yang
membuat individu merasa tertekan. Stress dapat dipengaruhi dari lingkungan,
persaingan dengan teman, keadaan finansial dan gangguan fisik seperti cacat.
Stres dapat terjadi pada individual, kelompok, organisasi dan stressor dari luar
organisasi. Pengaruh stress pada mahasiswa kedokteran dapat disebabkan
berbagai factor yaitu masalah keuangan, tuntutan sosial, tuntutan keluarga dan
tuntutan fakultas
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres
mahasiswa kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Jambi angkatan 2017, 2018 dan 2019.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross
sectional. Sampel sebanyak 424 responden. Data dikumpulkan dengan
menggunakan medical student stressors queisionare (MSSQ) yang telah
dimodifikasi untuk tingkat stres.
Hasil : Hasil penelitian tingkat stres berdasarkan frekuensi kejadian stres
sebanyak 52,6% stres sedang. Tingkat stres terkait akademik banyak pada
kategori stres berat dengan kisaran 55% - 56,6%. Tingkat stres terkait hubungan
intrapersonal dan interpersonal banyak pada kategori stres sedang dengan kisaran
37,1% - 50,0%. Tingkat stres terkait hubungan belajar banyak pada kategori stres
sedang dengan kisaran 30,2 % - 58,0% Tingkat stres terkait hubungan social
banyak pada kategori stres sedang dengan kisaran 29,0% - 68,0 %.Tingkat stres
terkait keinginan dan pengendalian banyak pada kategori stres sedang dengan
kisaran 30,8% - 47,6%. Tingkat stres terkait aktivitas kelompok banyak pada
kategori stres sedang dengan kisaran 52,2% - 56,0%
Kesimpulan : Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan sebagian besar
mahasiswa kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Jambi mengalami stres tingkat sedang.
Kata Kunci : Tingkat stres, mahasiswa kedokteran, mssq
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.1 Stres
2.1.1 Pengertian Stres
Stres adalah respon seseorang yang terpapar oleh tuntutan pekerjaan dan
tekanan yang tidak selaras dengan pengetahuan dan kemampuannya, sehingga
orang tersebut merasa tertantang untuk mengatasi tuntutan dan tekanan tersebut.
Seseorang yang terkena stress umumnya sering merasa sakit, kurang termotivasi
dan kurang produktif dalam melakukan kegiatan. 8
Pengertian lain dari stres menurut Vincent Cornelli dalam Sunaryo adalah
suatu gangguan yang terjadi dalam tubuh maupun pikiran, akibat gangguan dari
lingkungan maupun dari individu itu sendiri dalam lingkungannya. Menurut
Yulianti stres dianggap sebagai persepsi takut atau marah akibat ketidak mampuan
baik mental, emosional dan fisik manusia yang suatu saat dapat mempengaruhi
kesehatan.9
5
6
1. Penyebab eksternal
Penyebab eksternal adalah penyebab yang berasal dari luar diri seseorang
seperti perubahan bermakna dari lingkungan, perubahan peran sosial,
pekerjaan, hubungan interpersonal maupun proses pembelajaran. Keadaan
finansial juga dapat memicu terjadinya stres.
2. Penyebab internal
Penyebab internal adalah penyebab yang berasal dari dalam diri seseorang
seperti gangguan kesehatan, misal: demam, penyakit infeksi, trauma fisik,
malnutrisi dan kelelahan. Penyebab internal juga dapat berasal dari adanya
perasaan rendah diri (self devaluation) akibat konflik maupun frustasi
dalam kehidupan sosial karena tidak mendapatkan yang mereka harapkan.
Kondisi gangguan fisik seperti cacat, perasaan tidak menarik, jenis
kelamin, usia dan intelegensi juga merupakan hal yang dapat
menyebabkan timbulnya stres pada seseorang.
5. Stres akibat jadwal perkuliahan yang tak tentu dan stres akibat organisasi.
6. Stres akibat lingkungan kelas yang kurang mendukung, seperti kelas kotor,
bising dan lain-lain.
7. Stres akibat keadaan keuangan yang tidak mendukung akibat biaya
pengeluaran yang tak terduga.
8. Stres akibat kekhawatiran akan masa depan, harapan orangtua maupun
harapan mahasiswa itu sendiri selama dalam dunia perkuliahan.
1. Gejala-gejala fisiologis
Yang terbanyak menjadi perhatian kita perihal stres adalah gejala-gejala
fisiologis. Hal ini secara menonjol disebabkan oleh kenyataan adanya
berbagai topik penelitian yang dilakukan oleh para spesialis dalam ilmi-
ilmu kedokteran dan kesehatan. Penelitian ini menuju pada konklusi
bahwa stres dapat menciptakan perubahan-perubahan dalam metabolisme,
meningkatkan angka denyut jantung dan pernafasan, menaikan tekanan
darah, menimbulkan sakit kepala, dan merangsang timbulnya serangan
jantung.
Menurut Pandji Anoraga dan Prabowo YF Gejala stres dapat berupa gejala
ringan, sedang, dan berat:
Menurut Rice berdasarkan jenis stressor, stres dapat digolongkan menjadi :20
2. Stres Tingkat II
Dalam tahap ini dampak stres yang menyenangkan mulai menghilang
dan timbul keluhan-keluhan dikarenakan cadangan energi tidak lagi
cukup sepanjang hari. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan
sebagai berikut.
a) Merasa letih sewaktu bangun pagi
b) Merasa lelah sesudah makan siang
c) Merasa lelah menjelang sore
d) Terkadang gangguan dalam sistem pencernaan (gangguan usus,
perut kembung), kadang-kadang pula jantung berdebar-debar.
e) Perasaan tegang pada otot-otot punggung dan tengkuk (belakang
leher)
f) Perasaan tidak bisa santai
3. Stres Tingkat III
a) Pada tahapan ini keluhan keletihan semakin nampak disertai dengan
gejala-gejala. Gangguan usus lebih terasa (sakit perut, mulas)
b) Otot-otot terasa lebih tegang
c) Perasaan tegang yang semakin meningkat
d) Gangguan tidur (sukar tidur, sering terbangun malam dan sukar
tidur kembali atau bangun terlalu pagi)
e) Badan terasa oyong, rasa-rasa mau pingsan (tidak sampai jatuh
pingsan).
4. Stres Tingkat IV
Tahapan ini sudah menjadi keadaan yang lebih buruk yang ditandai
dengan ciri-ciri sebagai berikut.
a) Untuk bisa bertahan sepanjang hari terasa sulit.
b) Kehilangan kemampuan untuk menanggapi situasi pergaulan sosial
dan kegiatan-kegiatan rutin lainnya terasa berat.
c) Tidur semakin sukar, mimpi-mimpi menegangkan, sering kali
terbangun dini hari.
d) Perasaan negativistik
14
1. Stres normal
Stres yang terjadi secara alamiah dalam diri seseorang. Stres ini terjadi
dalam situasi kelelahan setelah mengerjakan tugas, takut tidak lulus ujian,
jantung berdetak lebih kencang dan lain-lain.
2. Stres ringan
Stres jenis ini berlangsung dalam beberapa menit atau jam. Penyebabnya
seperti kemacetan, dimarahi oleh dosen, dikritik, lupa dan lain-lain. Pada
stres ringan mulai timbul gejala. Apabila stres ringan dibiarkan maka akan
menyebabkan gangguan kesehatan.
3. Stres sedang
Stres terjadi dalam jangka jam hingga beberapa hari. Stressor pada tingkat
stres ini dapat berupa perselisihan dengan teman maupun pasangan. Pada
orang yang mengalami stres sedang akan mudah tersinggung, mudah
marah, tidak sabaran, sulit beristirahat, mudah lelah dan cemas.
4. Stres berat
Stres yang berlangsung dalam jangka beberapa minggu, penyebab dapat
berupa perselisihan yang berlanjut, kesulitan finansial dan merasa
kekurangan dalam hal fisik. Seseorang yang merasa stres berat akan
merasa tertekan, tidak dapat merasakan hal positif, merasa mudah putus
asa, merasa hidup ini tidak berharga dan merasa hidup itu tidak
bermanfaat. Apabila stres terus berlanjut maka seseorang akan mulai
kehilangan energi.
5. Stres sangat berat
Merupakan stres kronis yang terjadi dalam waktu beberapa bulan hingga
waktu yang tak dapat ditentukan. Apabila berada pada tingkat stres sangat
berat seseorang akan merasa tidak ada guna untuk hidup dan orang
tersebut akan berada pada fase depresi berat.
tingkat stres tersebut. Strategi yang dapat digunakan dalam coping stress dapat
berupa :23
4. Dukungan
Seorang remaja dapat meredam stresnya dengan berada dekat dengan
kerabat akrabnya. Seorang remaja yang memiliki hubungan yang dekat
dengan ibu dapat lebih efektif dalam mengatasi stres. Dukungan besar
yang lain, berupa dukungan teman-teman sebaya. Orang-orang yang
memberikan dukungan dan keyakinan kepada remaja untuk dapat
menyelesaikan masalah secara efektif, kemudian remaja yang mendapat
dukungan akan merasa dicintai dan berharga karena mengetahui orang di
sekitarnya begitu peduli padanya.
kedokteran adalah 31,2%. Sementara itu, tiga penelitian yang dilakukan di Asia
menunjukkan hasil sebagai berikut:28
Stres belajar merupakan salah satu jenis stres yang banyak dialami oleh
mahasiswa. Penelitian dari Virginia dalam Farida mengungkapkan faktor-faktor
penyebab stres mahasiswa dipersentasekan sebagai berikut: stres akademik 26%,
konflik dengan orang tua 17%, masalah finansial 10%, pindah rumah dan sekolah
5%. Dalam penelitian lain, faktor yang juga dapat mencetuskan stres diantaranya
adalah pembahan kebiasaan belajar, proses pembelajaran, lingkungan belajar yang
baru, hubungan dengan tutor atau tenaga pengajar, dan hubungan dengan teman
20
sebaya dalam satu angkatan atau teman lain di lingkungan kampus yang tidak
dalam satu angkatan.
Mekanisme
coping23 Tingkatan Stres21
Stres ringan
Stres sedang
Stres berat
Stres sangat berat
23
24
n = Za2 PQ
d2
Keterangan :
n = Za2 .p.q
d2
= (1,96)2 . (0,5) . (1-0,5)
(0,1)2
= 96
Jadi, jumlah sampel minimal yang digunakan pada penelitian ini sebesar
96 orang mahasiswa angkatan 2017,2018 dan 2019 di Fakultas Kedokteran
Universitas Jambi.
Stressors
(TLRS)
Social Related
Stressors (SRS)
Drive and
Desire Related
Stressors (DRS)
Group Activities
Related
Stressors
(GARS)
Kuesioner ini terdiri dari 40 pertanyaan yang merupakan penyebab stres pada
mahasiswa kedokteran, terbagi dalam dua bagian yaitu bagian A yang terdiri dari
butir soal 1-20 dan bagian B yang terdiri dari butir soal 21-40. MSSQ diukur
dalam bentuk skala sebagai berikut:34
Skor tingkat stres tiap dimensi stressor akan diperoleh dengan cara
menjumlahkan total skor kemudian dibagi dengan jumlah pertanyaan perdimensi
stres. Berikut ini tabel mengenai cara penilaian MSSQ per dimensi : 34
28
Total
Dibagi 13 7 7 6 3 4
Skor
menjumlahkan total nilai dari masing-masing dimensi dan dibagi dengan total 40
item pertanyaan. Selanjutnya, hasil skor dari penilaian stres yang telah diketahui
Skor Interpretasi
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari subjek penelitian dijamin oleh
peneliti. Data yang diperoleh akan digunakan semata–mata demi perkembangan
ilmu pengetahuan dan tidak akan dipublikasikan kepihak lain. Selanjutnya setelah
penelitian dilakukan, peneliti akan menyerahkan satu eksemplar hasil penelitian
yang telah dilakukan pada instansi tempat penelitian dilakukan.
31
Pengajuan judul
Pengolahan data
Analisis data
Hasil penelitian
Pada tabel 4.1 diketahui bahwa jenis kelamin sebanyak 114 mahasiswa
(26,9%) berjenis kelamin laki-laki, sedangkan sebanyak 310 mahasiswa (73,1)
berjenis kelamin perempuan.
4.1.2 Distribusi Frekuensi Kejadian Stres
Distribusi frekuensi kejadian stres pada mahasiswa angkatan 2017, 2018,
dan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Jambi dapat dilihat pada tabel 4.2 di
bawah ini.
32
33
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa tingkat stres terkait akademik yang paling
banyak dialami oleh mahasiswa angkatan 2017 Fakultas Kedokteran Universitas
Jambi, tingkat stres berat yang berjumlah 66 responden (55,0%), sedangkan
tingkat stres terkait akademik yang paling sedikit adalah tingkat stres sangat berat
yaitu 4 responden (3,3%). Sedangkan untuk mahasiswa angkatan 2018 Fakultas
Kedokteran Universitas Jambi, yang paling banyak dialami oleh mahasiswa yaitu
tingkat stres berat yang berjumlah 82 responden (56,6%), sedangkan tingkat stres
terkait akademik yang paling sedikit adalah tingkat stres sangat berat yaitu 4
responden (2,8%). Untuk mahasiswa angkatan 2019 Fakultas Kedokteran
Universitas Jambi, yang paling banyak dialami oleh mahasiswa yaitu tingkat stres
sedang yang berjumlah 73 responden (45,5%), sedangkan tingkat stres terkait
34
akademik yang paling sedikit adalah tingkat stres sangat berat yaitu 10 responden
(6.3%). Tingkat stres terkait hubungan intrapersonal dan interpersonal pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jambi tahun dapat dilihat pada tabel
4.4
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa tingkat stres terkait hubungan intrapersonal dan
interpersonal yang paling banyak dialami oleh mahasiswa angkatan 2017 Fakultas
Kedokteran Universitas Jambi, tingkat stres sedang yang berjumlah 55 responden
(45,8%), sedangkan tingkat stres terkait hubungan intrapersonal dan interpersonal
yang paling sedikit adalah tingkat stres sangat berat yaitu berjumlah 1 responden
(0,8%). Sedangkan untuk mahasiswa angkatan 2018 Fakultas Kedokteran
Universitas Jambi, yang paling banyak dialami oleh mahasiswa yaitu tingkat stres
sedang yang berjumlah 71 responden (49,0%), sedangkan tingkat stres terkait
hubungan intrapersonal dan interpersonal yang paling sedikit adalah tingkat stres
sangat berat yaitu berjumlah 6 responden (4,1%). Untuk mahasiswa angkatan
2019 Fakultas Kedokteran Universitas Jambi, yang paling banyak dialami oleh
mahasiswa yaitu tingkat stres sedang yang berjumlah 59 responden (37,1%),
sedangkan tingkat stres terkait hubungan intrapersonal dan interpersonal yang
paling sedikit adalah tingkat stres sangat berat yaitu berjumlah 24 responden
35
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tingkat stres terkait hubungan belajar yang
paling banyak dialami oleh mahasiswa angkatan 2017 Fakultas Kedokteran
Universitas Jambi, tingkat stres sedang yang berjumlah 66 responden (55%)
sedangkan tingkat stres terkait hubungan belajar yang paling sedikit adalah
tingkat stres sangat berat yaitu berjumlah 2 responden (1,7%). Sedangkan untuk
mahasiswa angkatan 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Jambi, yang paling
banyak dialami oleh mahasiswa yaitu tingkat stres sedang yang berjumlah 84
responden (57,9%) sedangkan tingkat stres terkait hubungan belajar yang paling
sedikit adalah tingkat stres sangat berat yaitu berjumlah 0 responden (0%). Untuk
mahasiswa angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Jambi, yang paling
banyak dialami oleh mahasiswa yaitu tingkat stres sedang yang berjumlah 48
responden (30,2%) sedangkan tingkat stres terkait hubungan belajar yang paling
sedikit adalah tingkat stres ringan yaitu berjumlah 33 responden (20,7%). Tingkat
stres terkait hubungan social pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Jambi tahun dapat dilihat pada tabel 4.6
36
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa tingkat stres terkait hubungan sosial yang
paling banyak dialami oleh mahasiswa angkatan 2017 Fakultas Kedokteran
Universitas Jambi, tingkat stres sedang yang berjumlah 75 responden (62,5%)
sedangkan tingkat stres terkait hubungan sosial yang paling sedikit adalah tingkat
stres sangat berat yaitu berjumlah 0 responden (0%). Sedangkan untuk mahasiswa
angkatan 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Jambi, yang paling banyak
dialami oleh mahasiswa yaitu tingkat stres sedang yang berjumlah 98 responden
(67,6%) sedangkan tingkat stres terkait hubungan sosial yang paling sedikit
adalah tingkat stres sangat berat yaitu berjumlah 1 responden (0,7%). Untuk
mahasiswa angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Jambi, yang paling
banyak dialami oleh mahasiswa yaitu tingkat stres sedang yang berjumlah 46
responden (28,9%) sedangkan tingkat stres terkait hubungan sosial yang paling
sedikit adalah tingkat stres berat yaitu berjumlah 34 responden (21,4%). Tingkat
stres terkait keinginan dan pengendalian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Jambi tahun dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa distribusi berdasarkan jenis kelamin yang paling
banyak dialami oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jambi, tingkat
stres sedang pada laki - laki yang berjumlah 61 responden (53,5%) sedangkan
distribusi berdasarkan jenis kelamin yang paling sedikit adalah tingkat stres
sangat berat yaitu 1 responden (0.9%). Sedangkan distribusi berdasarkan jenis
kelamin yang paling banyak dialami oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Jambi, tingkat stres sedang pada perempuan yang berjumlah 162
responden (52,3%) sedangkan distribusi berdasarkan jenis kelamin yang paling
sedikit adalah tingkat stres sangat berat yaitu 9 responden (2.9%).
40
4.2 Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran tingkat stres mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Jambi yang terbanyak yaitu stres sedang dengan
223 responden (52,6%), sedangkan yang paling sedikit adalah stres sangat berat
yaitu 10 responden (2,4%). Hal ini sesuai dengan penelitian Suganda (pertama)
yang mengatakan bahwa mahasiswa tahun pertama di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara memiliki tingkat stres terbanyak pada tingkat stres
sedang yaitu 86,5%.35
Respon terhadap stres yang diberikan setiap individu berbeda-beda. Hal ini
disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor kepribadian, karakteristik stresor
dan kemampuan adaptasi individu terhadap stres atau strategi koping terhadap
stres yang dihadapi. Faktor kepribadian sangat berpengaruh terhadap bagaimana
seseorang mengolah stresor sehingga menimbulkan dampak stres yang berbeda.36
mengajar, serta banyaknya tugas yang diberikan dosen.45 Sesuai dengan penelitian
Al-Dabal et al (2010) di Arab Saudi yang mengatakan bahwa metode mengajar
dan lingkungan belajar merupakan salah satu penyebab stres bagi mahasiswa baik
kedokteran maupun non-kedokteran.42
Dari hasil penelitian ini stres terkait aktivitas kelompok terbanyak adalah
tingkat stres sedang. Hal ini berarti bahwa aktivitas kelompok yang diikuti
responden menimbulkan stres yang sangat sedikit. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian Shaikh et al (2004) yang mengatakan bahwa kesulitan
berkomunikasi dengan teman kelompok dapat menyebabkan stres.43 Perbedaan
hasil ini terjadi karena adanya perbedaan kemampuan dari individu untuk
beradaptasi dengan lingkungan. Proses adaptasi terhadap stres akan memberikan
pertahanan diri terhadap stresor sehingga tidak menimbulkan stres yang
berkepanjangan. Peneliti tidak mendapatkan penelitian yang mengatakan bahwa
aktivitas kelompok berpengaruh terhadap terjadinya stres.
memiliki kewaspadaan yang negatif terhadap adanya konflik dan stres, pada
perempuan konflik memicu hormon negatif sehingga memunculkan stres, gelisah,
dan rasa takut. Sedangkan laki-laki umumnya menikmati adanya konflik dan
persaingan, bahkan menganggap bahwa konflik dapat memberikan dorongan yang
positif. Dengan kata lain, ketika perempuan mendapat tekanan, maka umumnya
akan lebih mudah mengalami stres.46 Berdasarkan hasil penelitian, perempuan
cenderung mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada
kategori stres sedang , yaitu 53,5% dan 52,3%. Hal ini didukung oleh penelitian
dari Gyllensten yang menyatakan bahwa jenis kelamin merupakan karakteristik
demografi yang berperan pada stres. Ada perbedaan pada tingkat keparahan stres
terkait dengan jenis kelamin. Walaupun terpapar oleh stresor yang sama,
perempuan dapat memiliki respon yang berbeda dengan laki-laki.47 Sedangkan
penelitian dari Ziher dan Masten pada mahasiswa di Universitas Slovenia serta
Voltmer et. al. pada mahasiswa kedokteran semester I dan IV menunjukkan
bahwa perbedaan jenis kelamin berpengaruh spesifik pada pola perilaku dan
kesehatan, dan juga dalam persepsi diri pada kesehatan fisik dan respon stres. 48
Respon stres yang berbeda antara perempuan dan laki-laki berkaitan erat
dengan aktivitas HPA axis yang berkaitan dengan pengaturan hormon kortisol dan
sistem saraf simpatis yang berkaitan dengan denyut jantung dan tekanan darah.
45
Respon HPA dan autonomik ditemukan lebih tinggi pada laki-laki dewasa
dibandingkan pada perempuan dewasa sehingga mempengaruhi performance
seseorang dalam menghadapi stresor psikososial. Selain itu, hormon seks pada
perempuan akan menurunkan respon HPA dan sympathoadrenal yang
menyebabkan penurunan feedback negatif kortisol ke otak sehingga menyebabkan
perempuan cenderung mudah stres. 51
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Tingkat stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jambi
yang terbanyak adalah tingkat stres sedang sebanyak 52,6%.
2. Tingkat stres terkait akademik banyak pada kategori stres berat dengan
kisaran 55% - 56,6%. Tingkat stres terkait hubungan intrapersonal dan
interpersonal banyak pada kategori stres sedang dengan kisaran 37,1% -
50,0%. Tingkat stres terkait hubungan belajar banyak pada kategori stres
sedang dengan kisaran 30,2 % - 58,0% Tingkat stres terkait hubungan
social banyak pada kategori stres sedang dengan kisaran 29,0% - 68,0
%.Tingkat stres terkait keinginan dan pengendalian banyak pada kategori
stres sedang dengan kisaran 30,8% - 47,6%. Tingkat stres terkait aktivitas
kelompok banyak pada kategori stres sedang dengan kisaran 52,2% -
56,0%
3. Dari data tersebut tingkat stres tertinggi pada perempuan adalah stres
sedang yang berjumlah 162 responden (52,3 %) sedangkan laki - laki
adalah stres sedang yang berjumlah 61 responden (53,5%).
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka berikut bebepapa saran yang dapat
peneliti sampaikan:
1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jambi diharapkan dapat
memanajemen stresor yang dihadapi sehingga terhindar dari stres yang
merugikan yang dapat menimbulkan penyakit psikiatri seperti depresi.
2. Diharapkan agar pihak fakultas dapat mengoptimalkan unit bimbingan
konseling sebagai tempat bimbingan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Jambi sehingga dapat mengurangi stress yang dialami
mahasiswa.
47
DAFTAR PUSTAKA
47
48
14. Sherwood, L., 2015. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Jakarta: EGC.
15. Ismiati. “Problematika dan Coping Stres Mahasiswa dalam Menyusun
Skripsi”. Jurnal Psikologi. Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Universitas
Ar-Raniry Banda Aceh, 2015.
16. Rozak, Abdur. “Tingkat Stres Mahasiswa dalam Proses Mengerjakan
Skripsi”. Jurnal Psikologi. Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2017.
17. Prabowo, Yudha Fandy. “Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja
pada Bagian Industri Mebel PT Chia Jian Indonesia Furniture di Wedelan
Jepara tahun 2013”. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Fakultas Ilmu
Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang, 2010
18. Halan, Y.C., 2014. Managing stress. Berkshire: New Dawn Press.
19. Mumpuni, Y. & Wulandari, A., 2010. Cara jitu mengatasi stres. Edisi ke-
1, Yogyakarta: ANDI.
20. Rice, P.L., 2014. Stress and health. California: Brooks/Cole Publishing.
21. Lestari, Septiana Dwi. “Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan
Stres dalam Menyusun Skripsi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta”. Skripsi. Fakultas Psikologi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2016.
22. Psychology Foundation of Australia, 2014. Depression anxiety
stress scale.
23. Santrock, J.W., 2012. Psikologi pendidikan. Edisi ke-2. Jakarta:
Prenada Media Group.
24. Sary, Y.N.E., 2015. Buku ajar psikologi pendidikan. Yogyakarta:
Parama Publishing.
25. Augesti, G., 2015. Perbedaan tingkat stres antara mahasiswa tingkat
awal dan tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
[skripsi]. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
26. Yusoff, M.S.B. & Rahim, A.F.A., 2010. The Medical Student Stressor
Questionnaire (MSSQ) Manual. Kota Bharu: KKMED Publication.
49
38. Moffat KJ, McConnachiel A, Ross S, Morrison JM. First year medical
student stress and coping in a problem-based learning medical
curriculum. Medical Education. 2004; (38): 482-91.
39. Abdulghani HM. Stress and depression among medical students: a cross
sectional study at Medical College in Saudi Arabia. Pakistan Journal
Medical Science. 2008; (24): 12-7
40. Feist J, Feist GJ. Teorikepribadian. Jakarta: SalembaHumanika; 2010
41. Yusof MS, Rahim AF, Yaacob MJ. The development and validity of
the medical student stressor questionnaire. ASEAN Jurnal of
Psychiatry. 2010: (11); 1-12
42. Al-Dabal BK, Koura MR, Rasheed P, AlSowielem L, Makki SM. A
comparative study of perceived stress among female medical and non-
medical university students in Dammam, Saudi Arabia. SQU Medical
Journal. 2010; (10): 231-40
43. Shaikh B, Kahloon A, Kazmi M, Khalid H, Nawaz K, Khan S, et al.
Students, stress and coping strategies: a case of Pakistani medical
school. Education for Health. 2004; 17(3): 346- 53
44. Yusof MS. A confirmatory factor analysis study on the medical student
stress questionnaire among Malaysian Medical Students. Education in
Medicine Journal. 2011; 3(1): 44-53
45. Yusof MS, Rahim AF. The medical student stressor questionnaire
(MSSQ) manual. Kelantan: KKMED; 2010
46. Brizendine L. The Female Brain. Penerjemah: Meda Satrio. Jakarta: Ufuk
Press. 2007.
47. Gyllensten K. The role of gender in workplace stres: A critical literature
review. Health Education Journal. 2005; 64 (3):271-288
48. Ziher S, Masten R. Differences in predictors of sexual satisfaction and in
sexual satisfaction between female and male university students in
Slovenia. Psychiatr Danub. 2010; 22:425–9.
51
Untuk pertanyaan yang ditandai (*), artinya jika belum masuk tahap preklinik
(koas), bayangkan saja Anda sedang berada dalam kondisi seperti itu.
Pertanyaan 0 1 2 3 4
Angkatan 2018
academic related stressors
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid stres ringan 8 5.5 5.5 5.5
stres sedang 51 35.2 35.2 40.7
stres berat 82 56.6 56.6 97.2
stres sangat berat 4 2.8 2.8 100.0
Total 145 100.0 100.0
Angkatan 2019
academic related stressors
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid stres ringan 34 21.4 21.4 21.4
stres sedang 73 45.9 45.9 67.3
stres berat 42 26.4 26.4 93.7
stres sangat berat 10 6.3 6.3 100.0
Total 159 100.0 100.0
Jenis kelamin
Laki laki
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid stres ringan 11 9.6 9.6 9.6
stres sedang 61 53.5 53.5 63.2
stres berat 41 36.0 36.0 99.1
stres sangat berat 1 .9 .9 100.0
Total 114 100.0 100.0
PEREMPUAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid stres ringan 31 10.0 10.0 10.0
stres sedang 162 52.3 52.3 62.3
stres berat 108 34.8 34.8 97.1
stres sangat berat 9 2.9 2.9 100.0
Total 310 100.0 100.0
61