A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subyektif
1) Klien mengatakan: “Tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi
jauh!” Klien mengatakan “Segala sesuatu akan lebih baik tanpa
saya.”
2) Klien mengatakan memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya
3) Klien mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah/sedih/marah/
putus asa/tidak berdaya.
4) Klien mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri sendiri yang
menggambarkan harga diri rendah
b. Data Obyektif
1) Tampak murung
2) Sering menyendiri
3) Disforik
4) Tidak bersemangat
2. Diagnosa Perawatan :
Resiko Bunuh Diri
Fase Orientasi :
“Selamat pagi Pak, kenalkan nama saya adalah Rofiqi yunas, panggil saja saya
saya Fiqi mahasiswa Stikes Cendekia Utama Kudus. Nama Bapak siapa?
Senangnya di panggil apa?.”
“Bagaimana perasaan A hari ini?”
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang Bapak A rasakan
selama ini? Dimana dan jam berapa lama kita bicara?”
Fase Kerja :
“Bagaimana perasaan bapak A setelah bencana ini terjadi? Apakah dengan
bencana ini Anda merasa paling menderita di dunia ini? Apakah Anda kehilangan
kepercayaan diri? Apakah Anda merasa tak berharga atau bahkan lebih rendah
dari pada orang lain?
Apakah Bapak A merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah
bapak A sering mengalami kesulitan berkonsentrasi? Apakah Bapak A berniat
menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri, atau berharap bahwa bapak mati?
Apakah Bapak A pernah mencoba untuk bunuh diri? Apa sebabnya? Bagaimana
caranya? Apa yang bapak rasakan?”
(jika pasien telah menyampaikan ide bunuh dirinya, segera dilanjutkan dengan
tindakan keperawatan untuk melindungi pasien, misalnya dengan mengatakan:
“Baiklah, tampaknya Bapak membutuhkan pertolongan segera karena ada
keinginan untuk mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa isi seluruh kamar bapak
ini untuk memastikan tidak ada benda-benda yang membahayakan Bapak A”)
“Nah Bapak A, karena Bapak A tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat
untuk mengakhiri hidup Bapak, maka saya tidak akan membiarkan bapak A
sendiri.”
“Apa yang A lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul? Kalau keinginan itu
muncul, maka untuk mengatasinya A harus langsung minta bantuan kepada
perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang sedang besuk. Jadi A
jangan sendirian ya, katakan pada perawat, keluarga atau teman jika ada
dorongan untuk mengakhiri kehidupan/”
“Saya percaya A dapat mengatasi masalah, ok A!”
Fase Terminasi :
“Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan
ingin bunuh diri?”
“Coba A sebutkan lagi cara tersebut?”
“Saya akan menemani erus sampai keinginan bunuh diri hilang.”
( jangan meninggalkan pasien)
Fase Kerja :
“Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan
untuk mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar A ini untuk
memastikan tidak ada benda-benda yang membahayakan A.”
“Nah A, karena A tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk
mengakhiri hidup A, maka saya tidak akan membiarkan A sendirian.”
“Apa yang A lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul? Kalau keinginan itu
muncul, maka untuk mengatasinya A harus langsung minta bantuan kepada
perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang sedang besuk. Jadi
usahakan A jangan pernah sendiri ya.”
Fase Terminasi :
“Bagaimana perasaan A setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa
yang kita bicarakan tadi? Bagus A. Bagaimana, masih ada dorongan untuk bunuh
diri? Kalau masih ada perasaan/dorongan bunuh diri, tolong segera panggil saya
atau perawat yang lain. kalau sudah tidak ada keinginan bunuh diri saya akan
ketemu A lagi, untuk membicarakan cara meningkatkan harga diri setengah jam
lagi dan disini saja.”
SP 3 Pasien : Meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri
Fase Orientasi:
“Assalamu’alaikum A, bagaimana perasaan A saat ini? Masih adakah dorongan
mengakhiri kehidupan? Baik, sesuai janji kita sekarang akan membahas tentang
rasa syukur atas pemberian Tuhan yang masih A miliki. Mau berapa lama?
Dimana?”
Fase Kerja:
“Apa saja dalam hidup A yang perlu disyukuri? Siapa saja kira-kira yang sedih
dan rugi kalau A meninggal? Coba A ceritakan hal-hal yang baik dalam
kehidupan A! Keadaan yang bagaimana yang membuat A merasa puas? Bagus,
ternyata kehidupan A masih ada yang baik yang patut A syukuri. Coba A sebutkan
kegiatan apa yang masih dapat A lakukan selama ini! Bagaimana kalau A
mencoba kegiatan tersebut? Mari kita latih!”
Fase Terminasi:
“Bagaimana perasaan A setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali
apa-apa saja yang patut A syukuri dalam hidup A? Ingat dan ucapkan hal-hal
yang baik dalam kehidupan A jika terjadi dorongan mengakhiri hidup (affirmasi).
Bagus A, coba A ingat-ingat lagi hal-hal yang masih A miliki dan perlu disyukuri?
Nanti jam 12 kita bahas tentang cara mengatasi masalah dengan baik, tempatnya
dimana? Baiklah, tapi kalau ada perasaan-perasaan yang tidak terkendali segera
hubungi saya ya!”
Fase Kerja:
“Coba ceritakan sesuatu yang membuat A ingin bunuh diri! Selain bunuh diri,
apa lagi kira-kira jalan keluarnya? Wow, banyak juga ya. Nah coba kita
diskusikan keuntungan dan kerugian masing-masing cara tersebut. Mari kita pilih
cara mengatasi masalah yang paling menguntungkan. Menurut A cara yang
mana? Ya, saya setuju. Anto bisa dicoba! Mari kita buat rencana kegiatan untuk
masa depan.”
Fase Terminasi:
“Bagaimana perasaan A setelah kita bercakap-cakap? Apa cara mengatasi
masalah yang akan A gunakan? Coba dalam satu hari ini, A menyelesaikan
masalah dengan cara yang dipilih A tadi. Besok di jam yang sama kita akan
bertemu lagi di sini untuk membahas pengalaman A menggunakan cara yang
dipilih.”
Fase Kerja :
“Bapak/ibu, A sedang mengalami putus asa yang berat karena kehilangan
sahabat karibnya akibat bencana yang lalu, sehingga sekarang A selalu ingin
mengakhiri hidupnya. Karena kondisi A yang dapat mengakhiri hidupnya
sewaktu-waktu, kita semua perlu mengawasi A terus menerus. Bapak/ibu dapat
ikut mengawasi ya. Pokoknya kalau dalam kondisi serius seperti ini A tidak boleh
ditinggal sendirian sedikitpun.”
“Bapak/ibu bisa membantu saya untuk mengamankan barang-barang yang dapat
digunakan A untuk bunuh diri, seperti tali tambang, pisau, silet, tali pinggang.
Semua barang-barang tersebut tidak boleh ada di sekitar A.”
“ Selain itu, jika bicara dengan A fokus pada hal-hal positif seperti melakukan
hobbynya bermain sepak bola dan lain-lain, supaya tidak sempat melamun
sendiri.”
Fase Terminasi :
“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah berbicara dengan saya?”
“Bisa bapak/ibu sebutkan kembali menangani anak bapak/ibu yang ingin bunuh
diri?”
“Nah pak/bu, setelah ini coba bapak/ibu praktekkan cara yang telah kita
bicarakan tadi ya!”
“Bagaimana kalau dua hari lagi bapak/ibu datang kembali kesini menjumpai
saya, karena akhir minggu ini kan A sudah boleh pulang.”
“Kita akan membuat jadwal aktivitas A selama dirumah nanti.”
“Saya tunggu dua hari lagi ya pak/bu, assalamu’alaikum.”
Fase Terminasi:
“ bagaimana pak/bu? Ada yang mau ditanyakan? Bapak/ibu bisa ulangi kembali
cara-cara merawat anggota keluarga yang ingin bunuh diri?”
“ Ya bagus, jangan lupa pengawasannya ya! Jika ada tanda-tanda keinginan
bunuh diri segera hubungi kami. Kami dapat melanjutkan pembicaraan yang
akan datang tentang cara-cara meningkatkan harga diri A dan penyelesaian
masalah”.
“ Bagaimana bapak.ibu setuju? Kalau demikian sampai bertemu lagi minggu
depan disini.”
Fase Terminasi :
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat A di
rumah?”
“Setelah ini coa bapak/ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak
dan ibu membesuk A!”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan
kita akan mencoba lagi cara merawat A sampai bapak dan ibu lancar
melakukannya”.
“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?”
“ Baik, saya tunggu kita ketemu lagi di tempat ini ya pak/bu”.
Fase Kerja:
“Pak/bu, ini jadwal A selama di rumah sakit, coba perhatikan! Dapatkah
dilakukan di rumah?”
“Tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal aktifitas maupun jadwal minum
obatnya”.
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh A selama dirumah. Kalau misalnya A terus-menerus mengatakan ingin
bunuh diri, tampak gelisah dan tidak terkendali serta tidak memperlihatkan
perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku yang
membahayakan bagi orang lain, tolong bapak dan ibu segera hubungi Puskesmas
terdekat dari rumah bapak dan ibu.
Fase Terminasi:
“Bagaimana pak/bu, ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian A untuk
dibawa pulang. Jangan lupa kontrol ke Puskesmas sebelum obat habis atau ada
gejala yang tampak, dan silahkan selesaikan administrasinya.