Anda di halaman 1dari 16

Strategi Pelaksanaan Resiko Bunuh Diri

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu:

1. Melakukan pengkajian pasien yang berisiko bunuh diri

2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien risiko bunuh diri

3. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri

4. Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga pasien risiko bunuh diri

5. Melakukan evaluasi kemampuan pasien dan keluarga pasien risiko bunuh diri

6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien risiko bunuh diri

Pengkajian Resiko Bunuh Diri

Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri
kehidupannya. Berdasarkan besarnya kemungkinan pasien melakukan bunuh diri, kita mengenal
tiga macam perilaku bunuh diri, yaitu:

1. Isyarat bunuh diri

Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak langsung ingin bunuh diri, misalnya
dengan mengatakan: “Tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi jauh!” atau “Segala sesuatu
akan lebih baik tanpa saya.”

Pada kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, namun tidak
disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri. Pasien umumnya mengungkapkan perasaan
seperti rasa bersalah / sedih / marah / putus asa / tidak berdaya. Pasien juga mengungkapkan hal-
hal negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri rendah

2. Ancaman bunuh diri

Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan untuk mati disertai dengan
rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk melaksanakan rencana tersebut.
Secara aktif pasien telah memikirkan rencana bunuh diri, namun tidak disertai dengan percobaan
bunuh diri.

Walaupun dalam kondisi ini pasien belum pernah mencoba bunuh diri, pengawasan ketat harus
dilakukan. Kesempatan sedikit saja dapat dimanfaatkan pasien untuk melaksanakan rencana bunuh
dirinya.

3. Percobaan bunuh diri

Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai diri untuk mengakhiri
kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba bunuh diri dengan cara gantung diri, minum
racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.

Berdasarkan jenis-jenis bunuh diri diatas dapat dilihat data-data yang harus dikaji pada tiap
jenisnya.Setelah melakukan pengkajian, saudara dapat merumuskan diagnosa keperawatan
berdasarkan tingkat risiko dilakukannya bunuh diri (lihat pembagian tiga macam perilaku bunuh diri
pada halaman sebelumnya).

Jika ditemukan data bahwa pasien menunjukkan isyarat bunuh diri, masalah keperawatan yang
mungkin muncul adalah: Harga diri rendah.Bila saudara telah merumuskan masalah ini, maka
tindakan keperawatan yang paling utama dilakukan adalah meningkatkan harga diri pasien
(selengkapnya lihat modul harga diri rendah).

Diagnosa Keperawatan

Jika ditemukan data bahwa pasien memberikan ancaman atau mencoba bunuh diri, masalah
keperawatan yang mungkin muncul :

Risiko Bunuh Diri

Bila saudara telah merumuskan masalah ini, maka saudara perlu segera melakukan tindakan
keperawatan untuk melindungi pasien.

Tindakan Keperawatan
Ancaman/percobaan bunuh diri dengan diagnosa keperawatan : Risiko Bunuh Diri

1. Tindakan keperawatan untuk pasien

Tujuan : Pasien tetap aman dan selamat

Tindakan : Melindungi pasien

Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri, maka saudara dapat
melakukan tindakan berikut:

Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan ketempat yang aman

Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali pinggang)

Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien mendapatkan obat

Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien sampai tidak ada
keinginan bunuh diri

SP 1 Pasien: Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri


Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI

Assalamu’alaikum A kenalkan saya adalah perawat Aryana yang bertugas di ruang Mawar ini, saya
dinas pagi dari jam 7 pagi sampai 2 siang.” Iya pak

“Boleh tau nama mas siapa ?” adit mas

”Bagaimana perasaan mas adit hari ini?” saya merasa tidak baik

“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang A rasakan selama ini. Dimana dan berapa
lama kita bicara?” disini 20 menit aja pak
KERJA

“Bagaimana perasaan mas adit setelah bencana ini terjadi? Saya sedih pak

Apakah dengan bencana ini A merasa paling menderita di dunia ini? Iya mas

Apakah A kehilangan kepercayaan diri? Iya mas

Apakah A merasa tak berharga atau bahkan lebih rendah daripada orang lain? Iya mas

Apakah A berniat untuk menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri atau berharap bahwa A mati? Iya mas

Apakah A pernah mencoba untuk bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang A
rasakan?” Pernah mas karna saya di tinggalkan oleh istri dan anak saya saya berpikir untuk bunuh
diri dengan cara menggores tangan saya dengan pisau

“Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk mengakhiri
hidup” Iya mas

”Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar Mas Adit untuk memastikan tidak ada benda-benda yang
membahayakan ya mas” silahkan mas

”Nah mas adit, Karena mas tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup
A, maka saya tidak akan membiarkan A sendiri.”

”Apa yang A lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? saya mencari cara untuk menyakiti diri
saya mas

Kalau keinginan itu muncul, maka untuk mengatasinya mas harus langsung minta bantuan kepada
perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang sedang besuk. Jadi mas adit jangan
sendirian ya, katakan pada perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri
kehidupan”.

”Saya percaya A dapat mengatasi masalah, OK A?”

Baik Terimakasih mas

TERMINASI

”Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin bunuh diri?”

Alhamdullilah saya sedikit lebih baik mas

”Coba A sebutkan lagi cara tersebut”

Caranya saya harus meminta bantuan orang terdekat mas

”Benar sekali, saya akan menemani A terus sampai keinginan bunuh diri hilang”

( jangan meninggalkan pasien )

SP 2 Pasien: Percakapan melindungi pasien dari isyarat bunuh diri


Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI

”Assalamu’alaikum Mas Adit, masih ingat dengan saya khan? Masih Mas mas aryana kan ?

Bagaimana perasaan Mas Adit hari ini? Saya merasa stress mas

O... jadi mas merasa tidak perlu lagi hidup di dunia ini. Apakah B ada perasaan ingin bunuh diri? ?
masih mas saya masih memilliki keinginan untuk bunuh diri mas

Baiklah kalau begitu, hari ini kita akan membahas tentang bagaimana cara mengatasi keinginan
bunuh diri. Mau berapa lama? Dimana?”Disini saja yah!

20 Menit iya mas

KERJA

“Baiklah, tampaknya Mas Adit membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk
mengakhiri hidup”. ”Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar Mas Adit. ini untuk memastikan tidak
ada benda-benda yang membahayakan.”

Silahkan mas

”Nah Mas Adit, karena mas tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup,
maka saya tidak akan membiarkan mas sendiri.”

Iya MAs

”Apa yang Mas Adit lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Masih seperti biasa mas saya
menyakiti diri saya sendiri

Kalau keinginan itu muncul, maka untuk mengatasinya B harus langsung minta bantuan kepada
perawat atau keluarga dan teman yang sedang besuk. Jadi usahakan B jangan pernah sendirian ya..”.

Baik mas

TERMINASI

“Bagaimana perasaan Mas Adit setelah kita bercakap-cakap? Saya agak menjadi lebih baik mas

Bisa sebutkan kembali apa yang telah kita bicarakan tadi? Cara mencegah untuk bunuh diri mas

Bagus B. Bagimana Masih ada dorongan untuk bunuh diri? Lumayan agak mendingan mas

Kalau masih ada perasaan / dorongan bunuh diri, tolong panggil segera saya atau perawat yang lain.
Kalau sudah tidak ada keinginan bunh diri saya akan ketemu B lagi, untuk membicarakan cara
meninngkatkan harga diri setengah jam lagi dan disini saja.

Baik pak

SP 3 Pasien: Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI

“Assalamu’alaikum Mas Adit! Bagaimana perasaan Mas Adit saat ini? Saya sedikit lebih baik mas
Masih adakah dorongan Mengakhiri kehidupan? Masih ada sedikit mas

Baik, sesuai janji kita dua jam yang lalu sekarang kita akan membahas tentang rasa syukur atas
pemberian Tuhan yang masih ,mas miliki. Mau berapa lama? Dimana?

Boleh pak 20 menit disini juga tidap apa apa

KERJA

Apa saja dalam hidup mas yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yang sedih dan rugi kalau mas
Adit meninggal. Coba mas Adit ceritakan hal-hal yang baik dalam kehidupan mas Adit. Keadaan yang
bagaimana yang membuat mas Adit merasa puas?

Saya masih bisa makan bisa bernafas dan melihat. Paling orang tua saya aja mungkin yang akan
sedih. Hal yang baik dan puas apabila saya mengetahui kabar istri dan anak saya yang meninggalkan
saya

Bagus. Ternyata kehidupan mas Adit masih ada yang baik yang patut mas syukuri.Coba mas
sebutkan kegiatan apa yang masih dapat B lakukan selama ini”

Saya suka bersih bersih kamar

.Bagaimana kalau mas Adit mencoba melakukan kegiatan tersebut, Mari kita latih.”

Baik mas

TERMINASI

“Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap?

Saya merasa lebih baik mas

Ingat dan ucapkan hal-hal yang baik dalam kehidupan mas Adit jika terjadi dorongan mengakhiri
kehidupan Coba ingat-ingat lagi hal-hal lain yang masih mas Adit miliki dan perlu disyukuri! Nanti
jam 12 kita bahas tentang cara mengatasi masalah dengan baik. Tempatnya dimana? Disini juga
boleh mas

Baiklah. Tapi kalau ada perasaan-perasaan yang tidak terkendali segera hubungi saya ya!”

SP 4 Pasien: Berikut ini percakapan untuk meningkatkan kemampuan dalam


menyelesaikan masalah pada pasien isyarat bunuh diri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI

”Assalamu’alaikum, B. Bagaimana perasaannyai? Alhamdullillah lebih baik sekarang

Masihkah ada keinginan bunuh diri? Sekarang saya menjadi lebih bersyukur dan sudah sedikit tidak
ingin bunuh diri

Apalagi hal-hal positif yang perlu disyukuri? Karena masih ada orang orang yang peduli dan saying
kepada saya dan saya masih bisa melakukan sesuatu dengan baik
Bagus! Sekarang kita akan berdiskusi tentang bagaimana cara mengatasi masalah yang selama ini
timbul. Mau berapa lama? Di saja yah ?”

Seperti biasa 20 menit disini saja mas

KERJA

« Coba ceritakan situasi yang membuat B ingin bunuh diri. Itu terjadi apabila saya mengingat anak
dan istri saya yang meninggalkan saya sehingga membuat diri saya merasa tak berguna

Selain bunuh diri, apalagi kira-kira jalan keluarnya. Mungkin saya akan bertaubat atau berusaha lebih
baik agar istri dan anak saya kembali dan memaafkan saya

Mari kita pilih cara mengatasi masalah yang paling menguntungkan! Menurut mas adit cara yang
mana? Menurut saya saya akan bertaubat saja mengingat perbuatan saya yang membuat saya
ditinggalkan rasanya saya sudah tidak ingin peduli lagi dengan anak dan istri saya saya hana ingin
hidup bahagia

Ya, saya setuju.

TERMINASI

Bagaimana perasaan mas adit, setelah kita bercakap-cakap?

Alhamdullillah saya merasa lebih baik

Apa cara mengatasi masalah yang B akan gunakan? Saya akan bertaubat dan mengingat tuhan dan
orang orang yang saya sayang

Coba dalam satu hari ini, mas menyelesaikan masalah dengan cara yang dipilih mas adit tadi. Besok
di jam yang sama kita akan bertemu lagi disini untuk membahas pengalaman mas adit menggunakan
cara yang dipilih”.
STRATEGI PELAKSANAAN
HALUSINASI PENDENGARAN

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1) HALUSINASI PENDENGARAN

a. Kondisi

Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab, mendekatkan telinga kea
rah tertentu, dan menutup telinga. Klien mengatakan mendengar suara-suara atau kegaduhan,
mendengar suara yang mengajaknya bercakap-cakap, dan mendengar suara menyuruh melakukan
sesuatau yang berbahaya.

b. Diagnosis Keperawatan

Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi

c. Tujuan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan criteria sebagai berikut.
1) Ekspresi wajah bersahabat
2) Menunjukkkan rasa senang
3) Klien bersedia diajak berjabat tangan
4) Klien bersedia menyebutkan nama
5) Ada kontak mata
6) Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
7) Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya.
b. Membantu klien mengenal halusinasinya
c. Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik halusinasi
d. Intervensi Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar
klien.
b. Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadi halusinasi,
frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi
c. Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Tahapan
tindakan yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut.
1) Jelaskan cara menghardik halusinasi
2) Peragakan cara menghardik halusinasi
3) Minta klien memperagakan ulang
4) Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada perilaku klien
5) Masukkan dalam jadwal kegiatan klie
e. Strategi Pelaksanaan

Strategi Pelaksanaan

Kondisi klien

DO : Klien tenang

DS : Klien mengatakan mendengar ada suara-suara tapi suara itu tidak jelas

Diagnosa Keperawatan

Gangguan Persepsi Sensori : halusinasi

Tujuan

Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.

Intervensi Keperawatan

Diskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

SP1

1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi, assalamualaikum mas Boleh Saya kenalan dengan Mas? Nama Saya Aditia Rochmana
boleh panggil Saya Adit Saya Mahasiswa Akper Buntet Pesantren Cirebon, Saya sedang praktik di sini
dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB siang. Kalau boleh Saya tahu nama mas siapa
dan senang dipanggil dengan sebutan apa?”

Nama saya Aryana mas bisa panggil mas Arya saja boleh

b. Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan mas Arya hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada keluhan tidak?”

Saya kurang baik hari ini dan merasa insomnia serta sering mendengar suara suara ketika sendirian

c. Kontrak
1) Topik

“Apakah mas Arya tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Menurut mas sebaiknya kita ngobrol
apa ya? Bagaimana kalau kita ngobrol tentang suara dan sesuatu yang selama ini Ibu dengar dan
lihat tetapi tidak tampak wujudnya?”

Boleh mas silahkan

2) Waktu

“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? mas maunya berapa menit?

Bisa mas sekitar 10 menit boleh

3) Tempat
“Di mana kita akan bincang-bincang ???

Kalau bisa di tempat lain mas

Bagaimana kalau di ruang tamu saya ???

Boleh mas

2. Fase Kerja

“Apakah mas Arya mendengar suara tanpa ada wujudnya?”

Benar Mas

“Apa yang dikatakan suara itu?”

Dia bilang “Tolong saya tolong”

“Apakah mas melihat sesuatu atau orang atau bayangan atau mahluk?”

Saya melihat bayangan kaya putih putih mas setiap ke tempat gelap

“Seperti apa yang kelihatan?”

Seperti hantu kayaknya mas

“Apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-waktu saja?”

Hanya waktu tertentu mas

“Kapan paling sering mas melihat sesuatu atau mendengar suara tersebut?”

Paling kalau malam saja

“Berapa kali sehari mas mengalaminya?”

Kurang tau kayaknya sekitar 2 3 kali

“Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?”

Iya mas

“Apa yang mas rasakan pada saat melihat sesuatu?”

Saya merasa takut mas

“Apa yang mas lakukan saat melihat atau mendengar sesuatu?”

Saya berteriak ketakutan sambil minta tolong mas

“Apakah dengan cara itu suara dan bayangan tersebut hilang?”

Tidak mas

“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara atau bayangan agar tidak muncul?”

Boleh boleh

“mas ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.”

“Pertama, dengan menghardik suara tersebut.”


“Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.”

“Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”

“Keempat, minum obat dengan teratur.”

“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.”

“Caranya seperti ini:

Saat suara-suara itu muncul, langsung mas bilang dalam hati, “Pergi Saya tidak mau dengar … Saya
tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi.dan
sambal menutup mata mas Coba mas peragakan!

Pergi Saya tidak mau dengar … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu

Nah begitu………….. bagus! Coba lagi! Ya bagus mas arya sudah bisa.”

3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan mas arya dengan obrolan kita tadi? mas merasa senang tidak dengan latihan
tadi?”

Senang mas

b. Evaluasi objektif

“Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang coba Ibu simpulkan pembicaraan kita tadi.”

“Coba sebutkan cara untuk mencegah suara dan atau bayangan itu agar tidak muncul lagi.”

Saya harus menghardik halusinasi tersebut mas dengan berkata saya tidak mendengar suara
tersebut dan tidak melihat bayangan dengan menutup mata

c. Rencana tindak lanjut

“Kalau bayangan dan suara-suara itu muncul lagi, silakan mas coba cara tersebut! Bagaimana kalau
kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?”

Kalua bisa malam mas

(Masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian klien, Jika mas arya
melakukanya secara mandiri maka mas arya menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau
diingatkan oleh keluarga atau teman maka mas buat mas, Jika ibu tidak melakukanya maka mas tulis
T. Apakah ibu mengerti?).

1) Topik

“Mas Arya, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang caranya berbicara dengan orang lain
saat bayangan dan suara-suara itu muncul?”

Boleh mas

2) Waktu

“Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.30 WIB, bisa?”
Bisa bias mas

3) Tempat

“Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya? Sampai jumpa besok.

Disini saja boleh

Wassalamualaikum,……………

SP2

a. Fase Orientasi :

Salam terapeutik :

” Selamat pagi, mas? Bagaimana kabarnya hari ini? Mas masih ingat dong dengan saya?

Iya Mas

Evaluasi validasi :

”? Kemarin kita sudah berdiskusi tentang halusinasi, apakah mas bisa menjelaskan kepada saya
tntang isi suara-suara yang mas dengar dan apakah mas bisa mempraktekkan cara mengontrol
halusinasi yang pertama yaitu dengan menghardik?”

Iya Mas caranya dengan cara menutup mata dan berkata saya tidak dengar saya tidak dengar

Kontrak :

”sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang-bincang di ruamg tamu mengenai cara-
cara mengontrol suara yang sering mas dengar dulu agar suara itu tidak muncul lagi dengan cara
yang kedua yaitu bercakap-cakap dengan orang lain.

Baik mas

Waktu :

Berapa lama kita akan bincang-bincang, bagaimana kalau 10 menit saja, bagaimana mas setuju?”

Boleh boleh

Tempat :

”dimana tempat yang menurut mas cocok untuk kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu? Mas setuju?”

Setuju

Fase kerja

”kalau mas mendengar suara yang kata mas kemarin mengganggu dan membuat mas jengkel. Apa
yang mas lakukan pada saat itu? Apa yang telah saya ajarkan kemarin apakah sudah dilakukan?”

Sudah mas

”cara yang kedua adalah mas langsung pergi ke perawat. Katakan pada perawat bahwa mas
mendengar suara. Nanti perawat akan mengajak mas mengobrol sehingga suara itu hilang dengan
sendirinya.
Iya Mas

b. Fase terminasi

Evaluasi subyektif :

”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama. Saya senag sekali mas mau berbincang-bincang
denagan saya. Bagaimana perasaan mas setelah kita berbincang-bincang?”

Baik mas saya menjadi merasa lebih baik

Evaluasi obyektif :

”jadi seperti yang mas katakan tadi, cara yang mas pilih untuk mengontrol halusinasinya adalah mas
mengobrol dengan perawat”

Tindak lanjut:

”nanti kalau suara itu terdengar lagi, mas terus praktekkan cara yang telah saya ajarkan agar suara
tersebut tidak menguasai pikiran mas.”

Okee baik mas

Kontrak yang akan datang :

Topik :

”bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol halusinasi dengan
cara yang ketiga yaitu menyibukkan diri dengan kegiatan yang bermanfaat.”

Boleh mas

Waktu :

”jam berapa mas bisa? Bagaimana kalau besok jam 9 pagi? mas setuju?”

Setuju mas

Tempat :

”besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain? Termakasih mas sudah berbincang-bincang
dengan saya. Sampai ketemu besok pagi.”

Disini aja mas sama sama sampai ketemu lagi

STRATEGI PELAKSANAAN 3

SP 3

Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas harian klien.

Fase Orientasi :

Salam terapeutik : ” Selamat pagi, mas? Masih ingat saya ? Masih mas adit kan

Evaluasi validasi : ”iya mas mas tampak segar hari ini. Bagaimana perasaannya hari ini ? sudah siap
kita berbincang bincang ? masih ingat dengan kesepakatan kita tadi, apa itu ? apakah mas masih
mendengar suara- suara yang kita bicarakan kemarin?”
Alhamdullilah baik sekarang agak mendingan

Kontrak

Topik :

”Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang tentang suara- suara yang
sering mas dengar agar bisa dikendalikan engan cara melakukan aktifitas / kegiatan harian.”

Boleh Mas

Tempat :

”dimana tempat yang menurut mas cocok untuk kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu? mas setuju?”

Boleh

Waktu :

”kita nanti akan berbincang kurang lebih 10 menit, bagaimana mas setuju?”

Setuju

Fase Kerja

”cara mengontrol halusinasi ada beberapa cara, kita sudah berdiskusi tentang cara pertama dan
kedua, cara lain dalam mengontrol halusinasi yaitu caar ketiga adalah mas menyibukkan diri dengan
berbagi kegiatan yang bermanfaat. Jangan biarkan waktu luang untuk melamun saja.”

”jika mas mulai mendengar suara-suara, segera menyibukkan diri dengan kegiatan seperti menyapa,
mengepel, atau menyibukkan dengan kegiatan lain.”

Baik Mas Terimakasih

Fase Terminasi

Evaluasi subyektif :

“Baiklah kalua gitu mas, saya senag sekali mas mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana
perasaan mas setelah berbincang-bincang?”

Alhamdulillah saya merasa senang

Evaluasi obyektif :

”coba mas jelaskan lagi cara mengontrol halusinasi yang ketiga?

Caranya dengan menyibukan diri mas bisa mengepel menyapu olahraga dan kegiatan lain lain

Tindak lanjut :

”tolong nanti mas praktekkan cara mengontrol halusinasi seperti yang sudah diajarkan tadi?

ok
Kontrak yang akan datang

Topik:

”bagaimana mas kalau kita berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol halusinasi dengan cara
yang keempat yaitu dengan patuh obat.”

Oke mas

Waktu :

”jam berapa mas bisa? Bagaimana kalau jam 08.00? mas setuju?”

setuju

Tempat :

”Besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain? Terimakasih mas sudah mau berbincang-
bincang dengan saya. Sampai ketemu besok pagi.”

Disisni saja mas sama sama sampai ketemu lagi

STRATEGI PELAKSANAAN 4

SP 4

Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara patuh obat yaitu penggunaan obat secara teratur
(jenis, dosis, waktu, manfaat, dan efek samping)

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Fase Orientasi :

Salam terapeutik :

” Selamat pagi, mas? Masih ingat saya ???

Masih

Evaluasi validasi :

”mas tampak segar hari ini. Bagaimana perasaannya hari ini ? sudah siap kita berbincang bincang ?
masih ingat dengan kesepakatan kita tadi, apa itu ? apakah mas masih mendengar suara- suara yang
kita bicarakan kemarin.

Alhamdulillabh baik mas sudah agak mendingan

Kontrak

Topik :

”Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang tentang obat-obatgan yang
mas minum.”

Baik boleh mas

Tempat :
”dimana tempat yang menurut mas cocok untuk kita berbincang-bincang? Bagaimana kalu di ruang
tamu? Mas setuju?”

Setuju boleh mas

Waktu :

”kita nanti akan berbincang kurang lebih 10 menit, bagaimana mas setuju?”

Fase Kerja

”ini obat yang harus diminum oleh mas setiap hari. Obat yang warnanya merah ini
namanya....dosisnya.....mg berfungsi untuk mengendalikan suara yang sering mas dengar sedangkan
yang warnanya putih agar mas tidak merasa gelisah. Kedua obat ini mempunyai efek samping
diantaranya mulut kering, mual, mengantuk, ingin meludah terus, kencing tidak lancar. Sudah jelas
mas? Tolong nanati mas sampaikan ke dokter apa yang mas rasakan setelah minum obat ini. Obat ini
harus diminum terus, mungkin berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Kemudian mas jangan
berhenti minum obat tanpa sepengetahuan dokter, gejala seperti yang mas alami sekarang akan
muncul lagi, jadi ada lima hal yang harus diperhatikan oleh mas pada saat mionum obat yaitu beanr
obat, benar dosis, benar cara, benar waktu dan benar frekuensi. Ingat ya mas..?!!”

Baik terima kasih mas

Fase Terminasi

Evaluasi subyektif

”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama, saya senag sekali mas mau berbincang-bincang
dengan saya. Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang?”

Evaluasi obyektif : ”coba mas jelaskan lagi obat apa yang diminum tadi? Kemudian berapa dosisnya?

Obatnya yaitu yang ini warnanya merah ini namanya....dosisnya.....mg berfungsi untuk
mengendalikan suara yang sering mas dengar sedangkan yang warnanya putih agar mas tidak
merasa gelisah. Kedua obat ini mempunyai efek samping diantaranya mulut kering, mual,
mengantuk, ingin meludah terus, kencing tidak lancar.

Tindak lanjut

”tolong nanti mas minta obat ke perawat kalau saatnya minum obat.”

Kontrak yang akan datang

Topik:

”bagaimana mas kalau kita akan mengikuti kegiatan TAK (Terapi Aktifitas Kelompok) yaitu
menggambar sambil mendengarkan musik.”

Boleh mas

Waktu :

”jam berapa mas bisa? Bagaimana kalau jam .....? mas setuju?”

Boleh mas setuju

Tempat :
”Besok kita akan melakukan kegiatan di ruang makan. Terimakasih mas sudah mau berbincang-
bincang dengan saya. Sampai ketemu besok pagi.”

Anda mungkin juga menyukai