Tujuan Pembelajaran
5. Melakukan evaluasi kemampuan pasien dan keluarga pasien risiko bunuh diri
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri
kehidupannya. Berdasarkan besarnya kemungkinan pasien melakukan bunuh diri, kita mengenal
tiga macam perilaku bunuh diri, yaitu:
Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak langsung ingin bunuh diri, misalnya
dengan mengatakan: “Tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi jauh!” atau “Segala sesuatu
akan lebih baik tanpa saya.”
Pada kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, namun tidak
disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri. Pasien umumnya mengungkapkan perasaan
seperti rasa bersalah / sedih / marah / putus asa / tidak berdaya. Pasien juga mengungkapkan hal-
hal negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri rendah
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan untuk mati disertai dengan
rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk melaksanakan rencana tersebut.
Secara aktif pasien telah memikirkan rencana bunuh diri, namun tidak disertai dengan percobaan
bunuh diri.
Walaupun dalam kondisi ini pasien belum pernah mencoba bunuh diri, pengawasan ketat harus
dilakukan. Kesempatan sedikit saja dapat dimanfaatkan pasien untuk melaksanakan rencana bunuh
dirinya.
Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai diri untuk mengakhiri
kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba bunuh diri dengan cara gantung diri, minum
racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.
Berdasarkan jenis-jenis bunuh diri diatas dapat dilihat data-data yang harus dikaji pada tiap
jenisnya.Setelah melakukan pengkajian, saudara dapat merumuskan diagnosa keperawatan
berdasarkan tingkat risiko dilakukannya bunuh diri (lihat pembagian tiga macam perilaku bunuh diri
pada halaman sebelumnya).
Jika ditemukan data bahwa pasien menunjukkan isyarat bunuh diri, masalah keperawatan yang
mungkin muncul adalah: Harga diri rendah.Bila saudara telah merumuskan masalah ini, maka
tindakan keperawatan yang paling utama dilakukan adalah meningkatkan harga diri pasien
(selengkapnya lihat modul harga diri rendah).
Diagnosa Keperawatan
Jika ditemukan data bahwa pasien memberikan ancaman atau mencoba bunuh diri, masalah
keperawatan yang mungkin muncul :
Bila saudara telah merumuskan masalah ini, maka saudara perlu segera melakukan tindakan
keperawatan untuk melindungi pasien.
Tindakan Keperawatan
Ancaman/percobaan bunuh diri dengan diagnosa keperawatan : Risiko Bunuh Diri
Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri, maka saudara dapat
melakukan tindakan berikut:
Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan ketempat yang aman
Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali pinggang)
Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien mendapatkan obat
Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien sampai tidak ada
keinginan bunuh diri
ORIENTASI
Assalamu’alaikum A kenalkan saya adalah perawat Aryana yang bertugas di ruang Mawar ini, saya
dinas pagi dari jam 7 pagi sampai 2 siang.” Iya pak
”Bagaimana perasaan mas adit hari ini?” saya merasa tidak baik
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang A rasakan selama ini. Dimana dan berapa
lama kita bicara?” disini 20 menit aja pak
KERJA
“Bagaimana perasaan mas adit setelah bencana ini terjadi? Saya sedih pak
Apakah dengan bencana ini A merasa paling menderita di dunia ini? Iya mas
Apakah A merasa tak berharga atau bahkan lebih rendah daripada orang lain? Iya mas
Apakah A berniat untuk menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri atau berharap bahwa A mati? Iya mas
Apakah A pernah mencoba untuk bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang A
rasakan?” Pernah mas karna saya di tinggalkan oleh istri dan anak saya saya berpikir untuk bunuh
diri dengan cara menggores tangan saya dengan pisau
“Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk mengakhiri
hidup” Iya mas
”Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar Mas Adit untuk memastikan tidak ada benda-benda yang
membahayakan ya mas” silahkan mas
”Nah mas adit, Karena mas tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup
A, maka saya tidak akan membiarkan A sendiri.”
”Apa yang A lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? saya mencari cara untuk menyakiti diri
saya mas
Kalau keinginan itu muncul, maka untuk mengatasinya mas harus langsung minta bantuan kepada
perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang sedang besuk. Jadi mas adit jangan
sendirian ya, katakan pada perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri
kehidupan”.
TERMINASI
”Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin bunuh diri?”
”Benar sekali, saya akan menemani A terus sampai keinginan bunuh diri hilang”
”Assalamu’alaikum Mas Adit, masih ingat dengan saya khan? Masih Mas mas aryana kan ?
Bagaimana perasaan Mas Adit hari ini? Saya merasa stress mas
O... jadi mas merasa tidak perlu lagi hidup di dunia ini. Apakah B ada perasaan ingin bunuh diri? ?
masih mas saya masih memilliki keinginan untuk bunuh diri mas
Baiklah kalau begitu, hari ini kita akan membahas tentang bagaimana cara mengatasi keinginan
bunuh diri. Mau berapa lama? Dimana?”Disini saja yah!
KERJA
“Baiklah, tampaknya Mas Adit membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk
mengakhiri hidup”. ”Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar Mas Adit. ini untuk memastikan tidak
ada benda-benda yang membahayakan.”
Silahkan mas
”Nah Mas Adit, karena mas tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup,
maka saya tidak akan membiarkan mas sendiri.”
Iya MAs
”Apa yang Mas Adit lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Masih seperti biasa mas saya
menyakiti diri saya sendiri
Kalau keinginan itu muncul, maka untuk mengatasinya B harus langsung minta bantuan kepada
perawat atau keluarga dan teman yang sedang besuk. Jadi usahakan B jangan pernah sendirian ya..”.
Baik mas
TERMINASI
“Bagaimana perasaan Mas Adit setelah kita bercakap-cakap? Saya agak menjadi lebih baik mas
Bisa sebutkan kembali apa yang telah kita bicarakan tadi? Cara mencegah untuk bunuh diri mas
Bagus B. Bagimana Masih ada dorongan untuk bunuh diri? Lumayan agak mendingan mas
Kalau masih ada perasaan / dorongan bunuh diri, tolong panggil segera saya atau perawat yang lain.
Kalau sudah tidak ada keinginan bunh diri saya akan ketemu B lagi, untuk membicarakan cara
meninngkatkan harga diri setengah jam lagi dan disini saja.
Baik pak
SP 3 Pasien: Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI
“Assalamu’alaikum Mas Adit! Bagaimana perasaan Mas Adit saat ini? Saya sedikit lebih baik mas
Masih adakah dorongan Mengakhiri kehidupan? Masih ada sedikit mas
Baik, sesuai janji kita dua jam yang lalu sekarang kita akan membahas tentang rasa syukur atas
pemberian Tuhan yang masih ,mas miliki. Mau berapa lama? Dimana?
KERJA
Apa saja dalam hidup mas yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yang sedih dan rugi kalau mas
Adit meninggal. Coba mas Adit ceritakan hal-hal yang baik dalam kehidupan mas Adit. Keadaan yang
bagaimana yang membuat mas Adit merasa puas?
Saya masih bisa makan bisa bernafas dan melihat. Paling orang tua saya aja mungkin yang akan
sedih. Hal yang baik dan puas apabila saya mengetahui kabar istri dan anak saya yang meninggalkan
saya
Bagus. Ternyata kehidupan mas Adit masih ada yang baik yang patut mas syukuri.Coba mas
sebutkan kegiatan apa yang masih dapat B lakukan selama ini”
.Bagaimana kalau mas Adit mencoba melakukan kegiatan tersebut, Mari kita latih.”
Baik mas
TERMINASI
Ingat dan ucapkan hal-hal yang baik dalam kehidupan mas Adit jika terjadi dorongan mengakhiri
kehidupan Coba ingat-ingat lagi hal-hal lain yang masih mas Adit miliki dan perlu disyukuri! Nanti
jam 12 kita bahas tentang cara mengatasi masalah dengan baik. Tempatnya dimana? Disini juga
boleh mas
Baiklah. Tapi kalau ada perasaan-perasaan yang tidak terkendali segera hubungi saya ya!”
ORIENTASI
Masihkah ada keinginan bunuh diri? Sekarang saya menjadi lebih bersyukur dan sudah sedikit tidak
ingin bunuh diri
Apalagi hal-hal positif yang perlu disyukuri? Karena masih ada orang orang yang peduli dan saying
kepada saya dan saya masih bisa melakukan sesuatu dengan baik
Bagus! Sekarang kita akan berdiskusi tentang bagaimana cara mengatasi masalah yang selama ini
timbul. Mau berapa lama? Di saja yah ?”
KERJA
« Coba ceritakan situasi yang membuat B ingin bunuh diri. Itu terjadi apabila saya mengingat anak
dan istri saya yang meninggalkan saya sehingga membuat diri saya merasa tak berguna
Selain bunuh diri, apalagi kira-kira jalan keluarnya. Mungkin saya akan bertaubat atau berusaha lebih
baik agar istri dan anak saya kembali dan memaafkan saya
Mari kita pilih cara mengatasi masalah yang paling menguntungkan! Menurut mas adit cara yang
mana? Menurut saya saya akan bertaubat saja mengingat perbuatan saya yang membuat saya
ditinggalkan rasanya saya sudah tidak ingin peduli lagi dengan anak dan istri saya saya hana ingin
hidup bahagia
TERMINASI
Apa cara mengatasi masalah yang B akan gunakan? Saya akan bertaubat dan mengingat tuhan dan
orang orang yang saya sayang
Coba dalam satu hari ini, mas menyelesaikan masalah dengan cara yang dipilih mas adit tadi. Besok
di jam yang sama kita akan bertemu lagi disini untuk membahas pengalaman mas adit menggunakan
cara yang dipilih”.
STRATEGI PELAKSANAAN
HALUSINASI PENDENGARAN
a. Kondisi
Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab, mendekatkan telinga kea
rah tertentu, dan menutup telinga. Klien mengatakan mendengar suara-suara atau kegaduhan,
mendengar suara yang mengajaknya bercakap-cakap, dan mendengar suara menyuruh melakukan
sesuatau yang berbahaya.
b. Diagnosis Keperawatan
c. Tujuan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan criteria sebagai berikut.
1) Ekspresi wajah bersahabat
2) Menunjukkkan rasa senang
3) Klien bersedia diajak berjabat tangan
4) Klien bersedia menyebutkan nama
5) Ada kontak mata
6) Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
7) Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya.
b. Membantu klien mengenal halusinasinya
c. Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik halusinasi
d. Intervensi Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar
klien.
b. Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadi halusinasi,
frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi
c. Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Tahapan
tindakan yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut.
1) Jelaskan cara menghardik halusinasi
2) Peragakan cara menghardik halusinasi
3) Minta klien memperagakan ulang
4) Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada perilaku klien
5) Masukkan dalam jadwal kegiatan klie
e. Strategi Pelaksanaan
Strategi Pelaksanaan
Kondisi klien
DO : Klien tenang
DS : Klien mengatakan mendengar ada suara-suara tapi suara itu tidak jelas
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Intervensi Keperawatan
Diskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
SP1
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum mas Boleh Saya kenalan dengan Mas? Nama Saya Aditia Rochmana
boleh panggil Saya Adit Saya Mahasiswa Akper Buntet Pesantren Cirebon, Saya sedang praktik di sini
dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB siang. Kalau boleh Saya tahu nama mas siapa
dan senang dipanggil dengan sebutan apa?”
Nama saya Aryana mas bisa panggil mas Arya saja boleh
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan mas Arya hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada keluhan tidak?”
Saya kurang baik hari ini dan merasa insomnia serta sering mendengar suara suara ketika sendirian
c. Kontrak
1) Topik
“Apakah mas Arya tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Menurut mas sebaiknya kita ngobrol
apa ya? Bagaimana kalau kita ngobrol tentang suara dan sesuatu yang selama ini Ibu dengar dan
lihat tetapi tidak tampak wujudnya?”
2) Waktu
“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? mas maunya berapa menit?
3) Tempat
“Di mana kita akan bincang-bincang ???
Boleh mas
2. Fase Kerja
Benar Mas
“Apakah mas melihat sesuatu atau orang atau bayangan atau mahluk?”
Saya melihat bayangan kaya putih putih mas setiap ke tempat gelap
“Kapan paling sering mas melihat sesuatu atau mendengar suara tersebut?”
Iya mas
Tidak mas
“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara atau bayangan agar tidak muncul?”
Boleh boleh
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.”
Saat suara-suara itu muncul, langsung mas bilang dalam hati, “Pergi Saya tidak mau dengar … Saya
tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi.dan
sambal menutup mata mas Coba mas peragakan!
Pergi Saya tidak mau dengar … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu
Nah begitu………….. bagus! Coba lagi! Ya bagus mas arya sudah bisa.”
3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan mas arya dengan obrolan kita tadi? mas merasa senang tidak dengan latihan
tadi?”
Senang mas
b. Evaluasi objektif
“Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang coba Ibu simpulkan pembicaraan kita tadi.”
“Coba sebutkan cara untuk mencegah suara dan atau bayangan itu agar tidak muncul lagi.”
Saya harus menghardik halusinasi tersebut mas dengan berkata saya tidak mendengar suara
tersebut dan tidak melihat bayangan dengan menutup mata
“Kalau bayangan dan suara-suara itu muncul lagi, silakan mas coba cara tersebut! Bagaimana kalau
kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?”
(Masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian klien, Jika mas arya
melakukanya secara mandiri maka mas arya menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau
diingatkan oleh keluarga atau teman maka mas buat mas, Jika ibu tidak melakukanya maka mas tulis
T. Apakah ibu mengerti?).
1) Topik
“Mas Arya, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang caranya berbicara dengan orang lain
saat bayangan dan suara-suara itu muncul?”
Boleh mas
2) Waktu
“Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.30 WIB, bisa?”
Bisa bias mas
3) Tempat
“Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya? Sampai jumpa besok.
Wassalamualaikum,……………
SP2
a. Fase Orientasi :
Salam terapeutik :
” Selamat pagi, mas? Bagaimana kabarnya hari ini? Mas masih ingat dong dengan saya?
Iya Mas
Evaluasi validasi :
”? Kemarin kita sudah berdiskusi tentang halusinasi, apakah mas bisa menjelaskan kepada saya
tntang isi suara-suara yang mas dengar dan apakah mas bisa mempraktekkan cara mengontrol
halusinasi yang pertama yaitu dengan menghardik?”
Iya Mas caranya dengan cara menutup mata dan berkata saya tidak dengar saya tidak dengar
Kontrak :
”sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang-bincang di ruamg tamu mengenai cara-
cara mengontrol suara yang sering mas dengar dulu agar suara itu tidak muncul lagi dengan cara
yang kedua yaitu bercakap-cakap dengan orang lain.
Baik mas
Waktu :
Berapa lama kita akan bincang-bincang, bagaimana kalau 10 menit saja, bagaimana mas setuju?”
Boleh boleh
Tempat :
”dimana tempat yang menurut mas cocok untuk kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu? Mas setuju?”
Setuju
Fase kerja
”kalau mas mendengar suara yang kata mas kemarin mengganggu dan membuat mas jengkel. Apa
yang mas lakukan pada saat itu? Apa yang telah saya ajarkan kemarin apakah sudah dilakukan?”
Sudah mas
”cara yang kedua adalah mas langsung pergi ke perawat. Katakan pada perawat bahwa mas
mendengar suara. Nanti perawat akan mengajak mas mengobrol sehingga suara itu hilang dengan
sendirinya.
Iya Mas
b. Fase terminasi
Evaluasi subyektif :
”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama. Saya senag sekali mas mau berbincang-bincang
denagan saya. Bagaimana perasaan mas setelah kita berbincang-bincang?”
Evaluasi obyektif :
”jadi seperti yang mas katakan tadi, cara yang mas pilih untuk mengontrol halusinasinya adalah mas
mengobrol dengan perawat”
Tindak lanjut:
”nanti kalau suara itu terdengar lagi, mas terus praktekkan cara yang telah saya ajarkan agar suara
tersebut tidak menguasai pikiran mas.”
Topik :
”bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol halusinasi dengan
cara yang ketiga yaitu menyibukkan diri dengan kegiatan yang bermanfaat.”
Boleh mas
Waktu :
”jam berapa mas bisa? Bagaimana kalau besok jam 9 pagi? mas setuju?”
Setuju mas
Tempat :
”besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain? Termakasih mas sudah berbincang-bincang
dengan saya. Sampai ketemu besok pagi.”
STRATEGI PELAKSANAAN 3
SP 3
Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas harian klien.
Fase Orientasi :
Salam terapeutik : ” Selamat pagi, mas? Masih ingat saya ? Masih mas adit kan
Evaluasi validasi : ”iya mas mas tampak segar hari ini. Bagaimana perasaannya hari ini ? sudah siap
kita berbincang bincang ? masih ingat dengan kesepakatan kita tadi, apa itu ? apakah mas masih
mendengar suara- suara yang kita bicarakan kemarin?”
Alhamdullilah baik sekarang agak mendingan
Kontrak
Topik :
”Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang tentang suara- suara yang
sering mas dengar agar bisa dikendalikan engan cara melakukan aktifitas / kegiatan harian.”
Boleh Mas
Tempat :
”dimana tempat yang menurut mas cocok untuk kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu? mas setuju?”
Boleh
Waktu :
”kita nanti akan berbincang kurang lebih 10 menit, bagaimana mas setuju?”
Setuju
Fase Kerja
”cara mengontrol halusinasi ada beberapa cara, kita sudah berdiskusi tentang cara pertama dan
kedua, cara lain dalam mengontrol halusinasi yaitu caar ketiga adalah mas menyibukkan diri dengan
berbagi kegiatan yang bermanfaat. Jangan biarkan waktu luang untuk melamun saja.”
”jika mas mulai mendengar suara-suara, segera menyibukkan diri dengan kegiatan seperti menyapa,
mengepel, atau menyibukkan dengan kegiatan lain.”
Fase Terminasi
Evaluasi subyektif :
“Baiklah kalua gitu mas, saya senag sekali mas mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana
perasaan mas setelah berbincang-bincang?”
Evaluasi obyektif :
Caranya dengan menyibukan diri mas bisa mengepel menyapu olahraga dan kegiatan lain lain
Tindak lanjut :
”tolong nanti mas praktekkan cara mengontrol halusinasi seperti yang sudah diajarkan tadi?
ok
Kontrak yang akan datang
Topik:
”bagaimana mas kalau kita berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol halusinasi dengan cara
yang keempat yaitu dengan patuh obat.”
Oke mas
Waktu :
”jam berapa mas bisa? Bagaimana kalau jam 08.00? mas setuju?”
setuju
Tempat :
”Besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain? Terimakasih mas sudah mau berbincang-
bincang dengan saya. Sampai ketemu besok pagi.”
STRATEGI PELAKSANAAN 4
SP 4
Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara patuh obat yaitu penggunaan obat secara teratur
(jenis, dosis, waktu, manfaat, dan efek samping)
Fase Orientasi :
Salam terapeutik :
Masih
Evaluasi validasi :
”mas tampak segar hari ini. Bagaimana perasaannya hari ini ? sudah siap kita berbincang bincang ?
masih ingat dengan kesepakatan kita tadi, apa itu ? apakah mas masih mendengar suara- suara yang
kita bicarakan kemarin.
Kontrak
Topik :
”Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang tentang obat-obatgan yang
mas minum.”
Tempat :
”dimana tempat yang menurut mas cocok untuk kita berbincang-bincang? Bagaimana kalu di ruang
tamu? Mas setuju?”
Waktu :
”kita nanti akan berbincang kurang lebih 10 menit, bagaimana mas setuju?”
Fase Kerja
”ini obat yang harus diminum oleh mas setiap hari. Obat yang warnanya merah ini
namanya....dosisnya.....mg berfungsi untuk mengendalikan suara yang sering mas dengar sedangkan
yang warnanya putih agar mas tidak merasa gelisah. Kedua obat ini mempunyai efek samping
diantaranya mulut kering, mual, mengantuk, ingin meludah terus, kencing tidak lancar. Sudah jelas
mas? Tolong nanati mas sampaikan ke dokter apa yang mas rasakan setelah minum obat ini. Obat ini
harus diminum terus, mungkin berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Kemudian mas jangan
berhenti minum obat tanpa sepengetahuan dokter, gejala seperti yang mas alami sekarang akan
muncul lagi, jadi ada lima hal yang harus diperhatikan oleh mas pada saat mionum obat yaitu beanr
obat, benar dosis, benar cara, benar waktu dan benar frekuensi. Ingat ya mas..?!!”
Fase Terminasi
Evaluasi subyektif
”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama, saya senag sekali mas mau berbincang-bincang
dengan saya. Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang?”
Evaluasi obyektif : ”coba mas jelaskan lagi obat apa yang diminum tadi? Kemudian berapa dosisnya?
Obatnya yaitu yang ini warnanya merah ini namanya....dosisnya.....mg berfungsi untuk
mengendalikan suara yang sering mas dengar sedangkan yang warnanya putih agar mas tidak
merasa gelisah. Kedua obat ini mempunyai efek samping diantaranya mulut kering, mual,
mengantuk, ingin meludah terus, kencing tidak lancar.
Tindak lanjut
”tolong nanti mas minta obat ke perawat kalau saatnya minum obat.”
Topik:
”bagaimana mas kalau kita akan mengikuti kegiatan TAK (Terapi Aktifitas Kelompok) yaitu
menggambar sambil mendengarkan musik.”
Boleh mas
Waktu :
”jam berapa mas bisa? Bagaimana kalau jam .....? mas setuju?”
Tempat :
”Besok kita akan melakukan kegiatan di ruang makan. Terimakasih mas sudah mau berbincang-
bincang dengan saya. Sampai ketemu besok pagi.”