1 Juni 2016
Cut Azanita
Magister Manajemen Universitas Pancasila
ABSTRAK:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja dan gaya
kepemimpinan atasan secara bersama-sama dan secara parsial terhadap
komitmen organisasi. Serta pengaruh motivasi kerja, gaya kepemimpinan atasan,
dan komitmen organisasi secara bersama-sama dan secara parsial terhadap
kinerja pegawai Kementerian Hukum dan HAM. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa motivasi kerja, gaya kepemimpinan atasan, dan komitmen organisasi
secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Secara parsial
motivasi kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi dan kinerja pegawai.
Sedangkan gaya kepemimpinan atasan tidak berpengaruh terhadap komitmen
organisasi dan kinerja pegawai Kementerian Hukum dan HAM. Gaya
kepemimpinan primal yang diterapkan dalam lingkup Kementerian Hukum dan
HAM tidak sesuai dengan kondisi lingkungan organisasi. Perlu penelitian lebih
lanjut dalam penerapan gaya kepemimpinan seperti gaya kepemimpinan
demokratik. Motivasi kerja yang dimiliki oleh pegawai sebagai perwujudan
keseluruhan daya gerak atau tenaga dorong baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar diri yang menimbulkan adanya keinginan untuk melakukan
suatu kegiatan atau aktivitas yang positif dalam menjalankan tugas sebagai
pegawai suatu organisasi. Komitmen organisasi yang dimiliki pegawai perlu
dipertahankan sebagai orientasi hubungan antara individu dengan organisasinya
yang mengakibatkan individu bersedia memberikan sesuatu demi merefleksikan
hubungan bagi tercapainya tujuan organisasi.
Kata kunci: motivasi kerja, gaya kepemimpinan atasan, komitmen organisasi,
kinerja pegawai, Kementerian Hukum dan HAM.
ABSTRACT:
This study aims to determine the effect of motivation and leaderships together and
partially on organizational commitment. And the influence of work motivation,
leaderships, and organizational commitment together and partially on the
performance of employees of the Ministry of Law and Human Rights. The results
of this study showed that motivation to work, leaderships and organizational
commitment jointly affect the performance of employees. Partially work
motivation influence on organizational commitment and performance of
112
Jurnal EKSEKUTIF Volume 13 No. 1 Juni 2016
employees. While the leadership does not affect the commitment of the
organization and the performance of employees of the Ministry of Law and
Human Rights. Primal leaderships that is applied within the scope of the Ministry
of Justice and Human Rights is not in accordance with the organization's
environmental conditions. Further studies in the application of leaderships as
democratic leaderships. Motivation is owned by employees as a manifestation of
the overall propulsion power or thrust both from within and from outside
ourselves which gave rise to the desire to perform an activity or activity that is
positive in performing their duties as an employee of an organization. Owned
organizational commitment of staff should be retained as the orientation
relationship between the individual and organization that resulted individuals are
willing to give something in order to reflect the relationship for the achievement
of organizational goals.
PENDAHULUAN
Sejalan dengan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara,
telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan pemerintahan untuk
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dengan
upaya-upaya meningkatkan komitmen organisasi dan kinerja pegawai dalam
membangun kepercayaan masyarakat menuju pemerintahan yang kuat.
Reformasi birokrasi salah satu cara yang tepat untuk membangun
kepercayaan rakyat. Reformasi birokrasi ialah suatu usaha perubahan pokok
dalam suatu sistem yang tujuannya mengubah struktur, tingkah laku, dan
keberadaan atau kebiasaan yang sudah lama. Reformasi birokrasi ruang
lingkupnya tidak hanya terbatas pada proses dan prosedur, namun juga terkait
perubahan pada tingkat struktur dan sikap serta tingkah laku. Hal ini berhubungan
dengan permasalahan yang bersinggungan dengan authority atau formal power
(kekuasaan).
Perkembangan politik dan demokrasi dewasa ini telah banyak melahirkan
tantangan-tantangan yang semakin besar, khususnya bagi lembaga-lembaga
pemerintahan. Setiap lembaga pemerintah dituntut untuk mendefinisikan visi,
misi, dan perannya sebagai lembaga publik agar mampu memberikan pelayanan
113
Jurnal EKSEKUTIF Volume 13 No. 1 Juni 2016
yang terbaik bagi masyarakat. Hal tersebut mengakibatkan adanya tuntutan atas
perubahan internal birokrasi tersebut, menuju terwujudnya pemerintahan yang
menjamin kepastian hukum, keterbukaan, dan profesional sesuai dengan prinsip
good governance. Prinsip tersebut memberikan pengaruh kuat dalam
pemerintahan Indonesia, yaitu menuntut adanya perubahan-perubahan dalam
sistem pemerintahan.
Aparatur pemerintah dalam hal ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
diharapkan memiliki sikap yang profesional, dan kompeten yang dapat
mendukung kondisi pemerintahan yang transparan, demokratis, berkeadilan,
efektif dan efisien dengan menghormati hukum yang mendorong terciptanya
partisipasi dan pemberdayaan. Dalam hal peningkatan mutu aparatur pemerintah
sebagai modal dasar pembangunan nasional, maka kinerja sumber daya manusia
senantiasa harus ditingkatkan dan diarahkan agar bisa mencapai tujuan yang
diharapkan. Peningkatan mutu sumber daya manusia yang strategis terhadap
keterampilan, motivasi, pengembangan dan manajemen pengorganisasian sumber
daya manusia merupakan syarat utama untuk mewujudkan kemampuan bersaing
dan kemandirian. Sejalan dengan itu visi dalam konteks pembangunan bidang
kepegawaian di masa yang akan datang adalah mempersiapkan Pegawai Negeri
Sipil yang profesional, mampu bersaing dan mampu mengantisipasi
perkembangan dunia yang pesat di berbagai aspek kehidupan sehingga mampu
meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja yang tinggi.
Kesadaran akan perlunya sumber daya manusia yang berkualitas, perlu
ditindaklanjuti dengan berbagai strategi yang dapat meningkatkan kinerja
pegawai. Salah satu strategi untuk menghadapi tantangan yang tidak ringan, setiap
organisasi harus mendesain kembali perencanaan organisasinya, pengelolaan
manajemen kinerja serta pendayagunaan manusia. Dalam hal ini berarti
mengupayakan agar sumber daya manusia itu mampu dan mau bekerjasama
secara optimal demi tercapainya tujuan organisasi.
Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan
organisasi. Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber daya
yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang andal,
114
Jurnal EKSEKUTIF Volume 13 No. 1 Juni 2016
kegiatan organisasi tidak akan terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan
bahwa sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan
dengan segala kebutuhannya.
Oleh karena itu, berhasil tidaknya suatu organisasi atau institusi akan
ditentukan oleh faktor pegawainya dalam mencapai tujuannya. Pegawai dituntut
untuk dapat memperlihatkan kinerja yang baik. Peningkatan kinerja pegawai ini
memerlukan beberapa hal seperti motivasi yang tinggi, kompetensi yang
memadai, kepemimpinan yang baik, dan lingkungan kerja yang mendukung
pegawai untuk dapat meningkatkan kinerjanya.
Seorang pegawai yang memiliki kinerja yang tinggi dan baik dapat
menunjang tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2001). Pegawai dapat bekerja dengan baik
bila memiliki kinerja tinggi sehingga dapat menghasilkan kerja yang baik pula.
Dengan adanya kinerja yang tinggi yang dimiliki pegawai, diharapkan tujuan
organisasi dapat tercapai, sebaliknya tujuan organisasi susah atau bahkan tidak
dapat tercapai bila pegawainya. Dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai
Kementerian Hukum dan HAM, maka banyak faktor yang perlu dipertimbangkan,
di antaranya adalah kompetensi dan motivasi pegawai.
Komitmen merupakan kondisi psikologis yang mencirikan hubungan antara
pegawai dengan organisasi dan memiliki implikasi bagi keputusan individu untuk
tetap berada atau meninggalkan organisasi. Namun demikian sifat dari kondisi
psikologis untuk tiap bentuk komitmen sangat berbeda. Komitmen kerja dan
kepuasan kerja adalah topik yang populer dalam penelitian mengenai pekerjaan
berhubungan dengan sikap. Komitmen kerja menjadi pegawai lebih
memungkinkan untuk menerima ganjaran ekstrinsik seperti penghasilan dan
psikologis yang berhubungan dengan keanggotaan.
Dalam rangka memaksimalkan kinerja pegawai, maka pimpinan memotivasi
pegawai agar bekerja lebih baik. Fenomena yang ada, selama ini meskipun
motivasi kerap kali diberikan, ternyata belum cukup efektif untuk memotivasi
115
Jurnal EKSEKUTIF Volume 13 No. 1 Juni 2016
KINERJA PEGAWAI
Penetapan Kinerja merupakan amanat INPRES Nomor 5 Tahun 2004 dan
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2013 Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian
Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil yaitu: “Penilaian prestasi kerja Pegawai
Negeri Sipil dilaksanakan secara sistematis yang penekanannya pada tingkat
capaian sasaran kerja pegawai atau tingkat capaian hasil kerja yang telah
disusun dan disepakati bersama antara Pegawai Negeri Sipil dengan Pejabat
Penilai. Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil secara strategis diarahkan
sebagai pengendalian perilaku kerja produktif yang disyaratkan untuk mencapai
hasil kerja yang disepakati dan bukan penilaian atas kepribadian seseorang
Pegawai Negeri Sipil. Unsur perilaku kerja yang mempengaruhi prestasi kerja
yang dievaluasi harus relevan dan berhubungan dengan pelaksanaan tugas
pekerjaan dalam jabatan setiap Pegawai Negeri sipil yang dinilai. Penilaian
prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk menjamin objektivitas
pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi
kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. Penilaian
prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil dilakukan berdasarkan prinsip objektif,
terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan. Penilaian prestasi kerja Pegawai
Negeri Sipil terdiri atas unsur sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja.”
Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur
dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya
yang dikelolanya.
117
Jurnal EKSEKUTIF Volume 13 No. 1 Juni 2016
KOMITMEN ORGANISASI
Menurut Luthans (2006:249), komitmen organisasi didefinisikan sebagai
(1) keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu; (2) keinginan
untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi; dan (3) keyakinan tertentu, dan
penerimaan nilai dan tujuan organisasi. Dengan kata lain, ini merupakan sikap
yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan
di mana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi
dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan. Komitmen organisasi adalah
orientasi hubungan antara individu dengan organisasinya yang mengakibatkan
individu bersedia memberikan sesuatu demi merefleksikan hubungan bagi
tercapainya tujuan organisasi.
118
Jurnal EKSEKUTIF Volume 13 No. 1 Juni 2016
MOTIVASI KERJA
Terry yang dikutip oleh Hasibuan (2006:145) mengemukakan bahwa
“motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang
merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan”. Motivasi adalah suatu
hasrat atau keinginan yang timbul pada diri seseorang untuk melakukan
tindakan-tindakan dalam mencapai target atau hasil yang diharapkan.
Dimensi-dimensi dari variabel Motivasi kerja menurut Ryan dan Deci dalam
Wirawan (2015:694-695) adalah:
1. Dimensi Amotivasi. Amotivasi terjadi jika seseorang tidak tertarik untuk
melakukan aktivitas.
2. Dimensi Motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik terjadi jika seorang
terlibat dalam suatu tugas untuk alasan instrumental yaitu untuk imbalan,
119
Jurnal EKSEKUTIF Volume 13 No. 1 Juni 2016
pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan pemimpin, dengan
menyatukan tujuan organisasi dengan tujuan individu atau pegawai, dalam rangka
mencapai tujuan atau sasaran yang telah menjadi komitmen bersama.
METODE
Penelitian ini termasuk metode penelitian metode deskriptif, yaitu yang
mengungkapkan gambaran masalah yang terjadi pada saat penelitian ini
berlangsung. Populasi pada penelitian ini adalah Pegawai Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia yang berjumlah 200 orang. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai
berikut:
N
Nn =
1 + N (e)2
123
Jurnal EKSEKUTIF Volume 13 No. 1 Juni 2016
3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan ratio.
4. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan
sampel untuk memberikan peluang yang sama pada detiap anggota populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel.
5. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrument pengukuran valid
dan reliabel) artinya variabel yang diteliti data diobservasikan secara
langsung.
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2007), perhitungan menggunakan analisis
jalur, pengaruh kausal antar variabel dapat di bedakan menjadi 3, yakni:
1. Direct Causal Effects (pengaruh kausal langsung) adalah pengaruh satu
variabel bebas terhadap variabel terikat yang terjadi tanpa melalui variabel
lain.
2. Indirect Causal Effect (pengaruh kausal tidak langsung) adalah pengaruh
satu variabel bebas terhadap variabel terikat yang terjadi melalui variabel
lain yang terdapat dalam satu model kausalitas yang sedang diteliti.
3. Total Causal Effects (pengaruh kausal total) adalah jumlah dari pengaruh
kausal langsung dan pengaruh kausal tidak langsung.
125
Jurnal EKSEKUTIF Volume 13 No. 1 Juni 2016
126
Jurnal EKSEKUTIF Volume 13 No. 1 Juni 2016
127
Jurnal EKSEKUTIF Volume 13 No. 1 Juni 2016
dengan ditunjukkannya nilai p = 0,250 (p > 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa
hipotesis keempat ditolak atau tidak terbukti.
SIMPULAN
Motivasi Kerja, Gaya Kepemimpinan Atasan, dan Komitmen Organisasi
secara bersama-sama berpengaruh sebesar 61,6% terhadap Kinerja Pegawai
Kementerian Hukum dan HAM. Sehingga model dalam penelitian baik karena
memiliki nilai pengaruh secara bersama-sama diatas 50%.
Motivasi Kerja berpengaruh sebesar 55,7% terhadap Komitmen Organisasi
Kementerian Hukum dan HAM. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai memiliki
motivasi yang tinggi dalam mengemban tugas serta memiliki komitmen yang
teguh terhadap organisasi Kementerian Hukum dan HAM.
Motivasi Kerja berpengaruh sebesar 85,3% terhadap Kinerja Pegawai
Kementerian Hukum dan HAM. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai memiliki
motivasi yang tinggi dalam mengemban tugas sehingga berpengaruh terhadap
peningkatan kinerja Kementerian Hukum dan HAM.
Gaya Kepemimpinan Atasan tidak berpengaruh terhadap Komitmen
Organisasi Kementerian Hukum dan HAM. Hal ini perlu diteliti lebih lanjut
dengan menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat, misalnya gaya
kepemimpinan demokratis.
Gaya Kepemimpinan Atasan tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai
Kementerian Hukum dan HAM. Komitmen Organisasi berpengaruh sebesar
26,0% terhadap Kinerja Pegawai Kementerian Hukum dan HAM. Hal ini
menunjukkan komitmen yang teguh dalam setiap diri pegawai yang memicu
kinerja masing-masing individu yang berdampak pada kinerja Kementerian
Hukum dan HAM.
Hasil penelitian ini menunjukkan gaya kepemimpinan atasan tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi dan kinerja
pegawai. Kepemimpinan hanya sebagai sekelompok proses, kepribadian,
pemenuhan, perilaku tertentu, persuasi, wewenang, pencapaian tujuan, interaksi,
perbedaan peran, inisiasi struktur, dan kombinasi dari dua atau lebih hal-hal
tersebut tanpa memberikan kebebasan kepada pegawai untuk mempertahankan
komitmen terhadap organisasi yang mendukung peningkatan kinerja.
129
Jurnal EKSEKUTIF Volume 13 No. 1 Juni 2016
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia Tania Dan Eddy M. Sutanto. (2013). “Pengaruh Motivasi Kerja Dan
Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional Karyawan PT. Dai
Knife Di Surabaya”. Jurnal AGORA Vol. 1, No. 3, (2013).
Aries Susanty, dan Sigit Wahyu Baskoro. (2012). “Pengaruh Motivasi Kerja Dan
Gaya Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja Serta Dampaknya Pada
Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Pt. Pln (Persero) APD Semarang)”.
Jurnal J@TI Undip, Vol VII, No 2, Mei 2012.
130
Jurnal EKSEKUTIF Volume 13 No. 1 Juni 2016
Devi, Eva Kris Diana. (2009). Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Komitmen Organisasional Sebagai
Variabel Intervening (Studi Pada Karyawan Outsourcing PT Semeru Karya
Buana Semarang) . Tesis. Program Studi Magister Manajemen Program
Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang
Hasibuan, Malayu S.P. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara.
131
Jurnal EKSEKUTIF Volume 13 No. 1 Juni 2016
Mangkunegara, DR. A.A. Anwar Prabu. (2001). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Mowday, R.T, Porter, L.W dan Steers R.M. (2005). Employee Organization
Lingkages: The Psychology of Commitment, Absenteeism and Turnover.
London: Academic Press Inc.
Riduwan dan Kuncoro. (2008). Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis.
Bandung : Alfabeta.
133
Jurnal EKSEKUTIF Volume 13 No. 1 Juni 2016
Suwardi Dan Joko Utomo. (2011). Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja,
Dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada
Pegawai Setda Kabupaten Pati). Jurnal Analisis Manajemen Vol. 5 No. 1
Juli 2011.
Timpe, A Dale. (2002). Memimpin Manusia, Seri Ilmu dan Seni Manajemen
Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Asri Media.
Umar, Husein. (2010). Desain Penelitian MSDM & Perilaku Karyawan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Wibowo. (2014). Manajemen Kinerja Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
134
Jurnal EKSEKUTIF Volume 13 No. 1 Juni 2016
Yudi Syarif. (2006). Pengaruh Gender, Tingkat Jabatan, dan Pengalaman Kerja
Auditor Terhadap Komitmen Kerja Auditor.
LAMPIRAN
Squared
No Nama Variabel Multiple
Correlations
1 Motivasi Kerja
2 Gaya Kepemimpinan Atasan 0,616
3 Komitmen Organisasi
Pengaruh Pengaruh
No Nama Variabel p-value
Langsung Total
135
Jurnal EKSEKUTIF Volume 13 No. 1 Juni 2016
Pengaruh
Pengaruh Pengaruh
No Nama Variabel p-value Tak
Langsung Total
Langsung
1 Motivasi Kerja --> Kinerja Pegawai 0,000 0,708 0,145 0,853
Pengaruh Pengaruh
No Nama Variabel p-value
Langsung Total
Gaya Kepemimpinan Atasan -->Komitmen
0,250 -0,114 -0,114
1 Organisasi
Pengaruh
Pengaruh Pengaruh
No Nama Variabel p-value Tak
Langsung Total
Langsung
Gaya Kepemimpinan Atasan--> Kinerja
0,006 -0,196 -0,030 -0,226
1 Pegawai
Pengaruh
Pengaruh Pengaruh
No Nama Variabel p-value Tak
Langsung Total
Langsung
3 Komitmen Organisasi --> Kinerja Pegawai 0,000 0,260 - 0,260
136