Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KEDISIPLINAN

TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS


PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DAERAH
PROVINSI SULAWESI TENGAH

OLEH:

FAUZAN ALMAHDALI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
1
2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah

organisasi baik organisasi dalam sekala besar maupun sekala kecil. Dalam organisasi

berskala besar, sumber daya manusia dipandang sebagai unsur yang sangat

menentukan dalam pengembangan unsur peran sumber daya manusia menjadi

semakin penting (Tadjudin,1995). Instansi pemerintah terus berupaya meningkatkan

kinerja pegawai dengan meningkatkan kemampuan pegawai baik di pusat maupun di

daerah agar mampu melaksanakan tugas pemerintahan yang dibebankan kepadanya

dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku. Hal tersebut dilakukan dalam

rangka menunjang tercapainya tujuan pembangunan nasional, Oleh karena itu,

pegawai harus dapat didaya gunakan secara optimal sehingga keberadaanya dapat

dirasakan dan bermanfaat bagi organisasi.

Masalah kinerja ini merupakan permasalahan yang sangat mendasar bagi

setiap organisasi dalam mencapai tujuannya, karena kinerja adalah tolak ukur dari

keberhasilan suatu organisasi. Apabila pegawai dapat menunjukkan kinerja yang baik

dari waktu ke waktu, akan memberikan dampak positif bagi keberhasilan suatu

organisasi secara keseluruhan. Organisasi yang baik adalah organisasi yang selalu

memperhatikan kinerja sumber daya manusianya. Demikian juga halnya dengan


3

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dalam

melaksanakan keseluruhan program-program dilakukan dan direncanakan untuk

dijalankan oleh sumber daya manusia yang efektif dengan tujuan untuk mencapai

hasil kerja yang maksimal. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Provinsi

Sulawesi Tengah mempunyai tugas melaksankan urusan pemerintah daerah dibidang

Perindustrian dan Perdagangan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta

tugas lain yang berhubungan erat dengan perekonomian daerah dan kesejahteraan

masyarakat

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada Dinas Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, kinerja pegawai kurang optimal. Hal

ini nampak dari beberapa contoh, seperti: kurangnya kemampuan dalam

melaksanakan tugas dan lambatnya penyelesaian pekerjaan yang dilakukan oleh

pegawai. Dalam melaksanakan tugasnya pegawai membutuhkan kemampuan dalam

menyiapkan, mengumpulkan, mengelolah, menyusun dan menyajikan data dan

informasi yang ada di masing-masing bidang seperti Bidang industri, Bidang

Perdagangan, serta informasi-informasi yang ada di UPTD. Pada Industri memiliki

tugas menyiapkan bahan pembinaan, koordinasi, melakukan evaluasi, meyusun

program penyelenggaraan tugas di bidang industri yang meliputi kebijakan

pengembangan usaha, fasilitasi pengembangan, system informasi dan promosi,

industi E-komersial, penguatan sarana industri, pembinaan pengembangan dan

pelayanan teknologi dan pembinaan pengembangan perwilayahan. Tugas pegawai


4

pada bidang perdagangan negeri yaitu menghimpun bahan pembinaan, melakukan

evaluasi, menyusun program penyelenggaraan tugas di bidang perdangan seperti

usaha dan saran perdangan, pengadaan penyaluran barang dan jasa dalam ekspor

impor.

Idealnya adalah masing-masing pegawai mampu melaksanakan apa yang

menjadi tugasnya dengan benar, sehingga semua berjalan sesuai dengan yang

diharapkan. Kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah

Provinsi Sulawesi Tengah mengalami kemunduran. Hal ini dapat ditunjukkan dengan

tingkat kemampuan serta kemauan para pegawai untuk bekerja secara optimal masih

kurang, misalnya; kurang koordinasi dan komunikasi antara pimpinan dengan

bawahan dan sesama staf sehingga menyebabkan kerjasama tidak berjalan baik,

penyelesaian pekerjaan yang bertumpuk dan tidak selesai pada waktunya, dan masih

terdapat karyawan yang belum bisa menutupi ataupun memecahkan masalah dalam

pekerjaan.

Menurut Byars dan Rue (Natsir, 2004), kinerja diartikan sebagai hasil dari

usaha, kemampuan dan prestasi tugas. Berdasarkan konsep ini maka harus ada usaha

dari pimpinan untuk membangun fungsi kepemimpinan yang kuat. Kepemimpinan

yang kuat mencerminkan dari perilaku yang dapat diterima oleh semua pihak didalam

organisasi. Demikian pula unsur kemampuan yang dimaksud dalam konsep itu.

Kemampuan kerja dapat dicapai bila meningkatnya prestasi yang lebih baik dan

memiliki impropisasi dalam mengatasi masalah dalam bekerja. Semua pihak di dalam
5

organisasi harus memiliki persepsi dengan memahami tugas dan memperlakukan

tugasnya sesuai norma-norma yang dianut oleh organisasi.

Permasalahan kinerja pegawai ini dapat disebabkan oleh penerapan model

atau gaya kepemimpinan yang kurang tepat dan tidak menyentuh aspek perilaku

pegawai. Kepemimpinan memiliki peran sentral yang sangat penting sebagai penentu

arah dalam mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang tepat akan dapat

mempengaruhi perilaku kerja dan peningkatan kinerja pegawai. Sebaliknya,

penerapan kepemimpinan yang kurang tepat akan berdampak terhadap menurunnya

kinerja pegawai atau bahkan tidak akan memperoleh hasil apapun bila penerapan

kepemimpinan tidak tepat. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang

berbeda dalam memimpin atau sering disebut dengan gaya kepemimpinan. Gaya

kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi

perilaku orang lain sesuai dengan keinginan yaitu dipengaruhi oleh sifat pemimpin itu

sendiri. Pegawai  merupakan  aset  penting  yang wajib  mereka  jaga. Salah  satu 

pendekatan  dalam  upaya  meningkatkan  kinerja  pegawai  tersebut  dapat 

dilakukan  melalui  praktek  kepemimpinan  atau  gaya kepemimpinan yang handal

dan disiplin yang tinggi dan terarah.

Kepemimpinan adalah faktor kemanusiaan, mengikat suatu kelompok

bersama dan member motivasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

organisasi sebelumnya. Tanpa kepemimpinan yang efektif individu – individu

maupun kelompok cenderung tidak memiliki arah, tidak puas dan kurang termotivasi.
6

(Fikri, 2008:98). Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam

mempengaruhi presentasi organisasi karena kepemimpinan merupakan aktivitas yang

utama dengan tujuan organisasi dapai dicapai. Pada umumnya kepemimpinan

didefinisikan sebagai suatu proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau

kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. (Gitosudarmo, 2008:127-

128).

Seorang pemimpin organisasi bertugas sebagai perencana, pengorganisasian

mengawasi dan mengarahkan kebijakan dan tujuan – tujuan yang berkaitan dengan

organisasi agar dapat terlaksana dengan baik. Seorang pemimpin yang baik haruslah

mampu memperlihatkan dan mempengaruhi perilaku orang lain terutama

bawahannya untuk dapat bekerja sesuai peraturan yang ada melalui orientasi

kepemimpinan yang dimiliki oleh pimpinan organisasi itu sendiri (Ruvendi, 2005).

Dalam pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat juga menentukan tingkat

keberhasilan sebuah instansi pemerintah yaitu dalam menggerakkan bawahan untuk

berprekstasi sehingga akan menentukan hasil kerja pegawai itu sendiri. Gaya

kepemimpinan mana yag harus diterapkan seseorang terhadap orang – orang atau

kelompok – kelompok bergantung pada level kematangan dari orang – orang yang

akan dipengaruhi pemimpin (Ruvendi,2005).

Peran pemimpin informal bias sama pentingnya dengan pemimpin formal

dalam mencapai kesuksesan kelompok. Gaya kepemimpinan menurut teori path –

goal (jalan tujuan) (Luthans, 2006:557), kepemimpinan direktif, kepemimpinan

suportif, kepemimpinan partisipatif dan kepemimpinan berorientasi prestasi.


7

Pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk

mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasan.

Bernadine dan Susilo (2006:3), mendifinisikan kepemimpinan adalah suatu proses

yang kompleks dimana seseorang mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu

misi, tugas, atau sasaran, dan mengarahkan organisasi dengan cara membuatnya lebih

kohesif dan lebih masuk akal.

Undang – undang nomor 43 tahun 1999 tentang pokok – pokok kepegawaian

menjelaskan bahwa sangat tegantung pada kesempuranan aparatur Negara khususnya

pegawai negeri. Hal ini mengandng arti bahwa keberhasilan lembaga pemerintah

dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sangat tergantung pada tingkat

kualitas kinerja aparaturnya. Peran ini mengisyaratkan perlunya upaya pemerintah

dalam mengoptimalkan kinerja aparaturnya secara berdayaguna dan berhasil guna.

Berdasarkan hasil pengamatan menurunnya kinerja pegawai pada Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah disebabkan oleh

kedisiplinan kerja pegawai. Kedisiplinan kerja pegawai yang menurun paling mudah

terlihat dari ketepatan waktu datang ke kantor, dimana dari total pegawai yang ada,

rata - rata setiap harinya masih terdapat beberapa pegawai yang dating terlambat,

selain dilihat dari keterlambatan dalam waktu datang ke kantor dapat diliat dari

kedisiplinan kerja pegawai dalam ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan

dan tugas yang diberikan. Ketidaktepatan waktu yang dilakukan dalam

menyelesaikan pekerjaan tentunya dapat mempengaruhi kinerja dari pegawai, karena

untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya, kegiatan yang dilaksanakan harus sudah


8

selesai pelaksaan dan dalam peloporannya, sehingga jika pelaksanaan tertunda maka

kegiatan selanjutnyapun akan tertunda dalam pelaksanaannya. Para pegawai merasa

bebas dalam melakukan pekerjaanya sehingga membuat bekerja sesuka hati meraka.

Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006) disiplin sebagai keadaan ideal

dalam mendukung pelaksanaan tugas sesuai aturan dalam rangka mendukung

optimalisasi kerja. Salah satu syarat agar disiplin dapat ditumbuhkan dalam

lingkungan kerja ialah, adanya pembagian kerja yang tuntas sampai kepada pegawai

atau petugas yang paling bawah, sehingga setiap orang tahu dengan sadar apa

tugasnya, bagaimana melakukannya, kapan pekerjaan dimulai dan selesai, seperti apa

hasil kerja yang disyaratkan, dan kepada siapa mempertanggung jawabkan hasil

pekerjaan itu (Budi Setiyawan dan Waridin, 2006). Untuk itu disiplin harus ditumbuh

kembangkan agar tumbuh pula ketertiban dan evisiensi. Tanpa adanya disiplin yang

baik, jangan harap akan dapat diwujudkan adanya sosok pemimpin atau karyawan

ideal sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat. Menurut Budi Setiyawan dan

Waridin (2006), dan Aritonang (2005) disiplin kerja karyawan bagian dari faktor

kinerja. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa disiplin kerja memiliki pengaruh

positif terhadap kinerja kerja karyawan.

Seseorang yang memiliki kedisiplinan pada organisasinya cenderung untuk

berperilaku, jarang mangkir, menunda pekerjaan, dan kecil kemungkinan melanggar

aturan dari organisasi. Namun dalam kenyataan yang ada dilapangan saat ini, masih

ada pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

yang belum memiliki Kedisiplinan yang tinggi untuk melaksanakan tugas dan
9

tanggung jawab mereka. Sebagian pegawai cenderung bermalas-malasan dalam

bekerja dan Mereka lebih cenderung ketidak tepatan waktu datang dan pulang kantor

yang telah ditetapkan oleh aturan instansi pemerintah.

Berdasarkan uraian fenomena pada latar belakang, maka penulis ingin

mengetahui lebih jauh dengan melakukan penelitian dengan judul Pengaruh

Kepemimpinan dan Kedisiplinan terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Kepemimpinan berpengaruh Positif terhadap Kinerja Pegawai pada

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tengah?

2. Apakah Kedisiplinan berpengaruh Positif terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tengah?

3. Apakah Kepemimpinan dan Kedisiplinan berpengaruh positif terhadap Kinerja

Pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tengah?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :


10

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kepemimpinan berpengaruh

terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Sulawesi Tengah.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kepemimpinan berpengaruh

terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Sulawesi Tengah.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kepemimpinan dan Kedisiplinan

berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi Sulawesi Tengah.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Secara Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan

khususnya dalam bidang ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia.

2. Penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi saran untuk menerapkan

berbagai teori yang dipelajari sehingga berguna untuk mengembangkan

pemahaman, penalaran dan pengalaman peneliti terkait dengan

Kepemimpinan, Kedisiplinan dan kinerja.

b. Secara Praktis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tengah tentang

pentingnya meningkatkan Kepemimpinan, Kedisiplinan dan Kinerja.


11

2. Bagi penelitian selanjutnya, sebagai bahan perbandingan bagi penelitian

selanjutnya terkait dengan penelitian Kepemimpinan, Kedisiplinan dan

kinerja yang lebih sempurna dan komperhensif.

Anda mungkin juga menyukai