OLEH:
FAUZAN ALMAHDALI
BAB 1
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah
organisasi baik organisasi dalam sekala besar maupun sekala kecil. Dalam organisasi
berskala besar, sumber daya manusia dipandang sebagai unsur yang sangat
dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku. Hal tersebut dilakukan dalam
pegawai harus dapat didaya gunakan secara optimal sehingga keberadaanya dapat
setiap organisasi dalam mencapai tujuannya, karena kinerja adalah tolak ukur dari
keberhasilan suatu organisasi. Apabila pegawai dapat menunjukkan kinerja yang baik
dari waktu ke waktu, akan memberikan dampak positif bagi keberhasilan suatu
organisasi secara keseluruhan. Organisasi yang baik adalah organisasi yang selalu
dijalankan oleh sumber daya manusia yang efektif dengan tujuan untuk mencapai
hasil kerja yang maksimal. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Provinsi
Perindustrian dan Perdagangan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta
tugas lain yang berhubungan erat dengan perekonomian daerah dan kesejahteraan
masyarakat
Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, kinerja pegawai kurang optimal. Hal
usaha dan saran perdangan, pengadaan penyaluran barang dan jasa dalam ekspor
impor.
menjadi tugasnya dengan benar, sehingga semua berjalan sesuai dengan yang
Provinsi Sulawesi Tengah mengalami kemunduran. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
tingkat kemampuan serta kemauan para pegawai untuk bekerja secara optimal masih
bawahan dan sesama staf sehingga menyebabkan kerjasama tidak berjalan baik,
penyelesaian pekerjaan yang bertumpuk dan tidak selesai pada waktunya, dan masih
terdapat karyawan yang belum bisa menutupi ataupun memecahkan masalah dalam
pekerjaan.
Menurut Byars dan Rue (Natsir, 2004), kinerja diartikan sebagai hasil dari
usaha, kemampuan dan prestasi tugas. Berdasarkan konsep ini maka harus ada usaha
yang kuat mencerminkan dari perilaku yang dapat diterima oleh semua pihak didalam
organisasi. Demikian pula unsur kemampuan yang dimaksud dalam konsep itu.
Kemampuan kerja dapat dicapai bila meningkatnya prestasi yang lebih baik dan
memiliki impropisasi dalam mengatasi masalah dalam bekerja. Semua pihak di dalam
5
atau gaya kepemimpinan yang kurang tepat dan tidak menyentuh aspek perilaku
pegawai. Kepemimpinan memiliki peran sentral yang sangat penting sebagai penentu
arah dalam mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang tepat akan dapat
kinerja pegawai atau bahkan tidak akan memperoleh hasil apapun bila penerapan
kepemimpinan tidak tepat. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang
berbeda dalam memimpin atau sering disebut dengan gaya kepemimpinan. Gaya
perilaku orang lain sesuai dengan keinginan yaitu dipengaruhi oleh sifat pemimpin itu
sendiri. Pegawai merupakan aset penting yang wajib mereka jaga. Salah satu
bersama dan member motivasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
maupun kelompok cenderung tidak memiliki arah, tidak puas dan kurang termotivasi.
6
128).
mengawasi dan mengarahkan kebijakan dan tujuan – tujuan yang berkaitan dengan
organisasi agar dapat terlaksana dengan baik. Seorang pemimpin yang baik haruslah
bawahannya untuk dapat bekerja sesuai peraturan yang ada melalui orientasi
kepemimpinan yang dimiliki oleh pimpinan organisasi itu sendiri (Ruvendi, 2005).
berprekstasi sehingga akan menentukan hasil kerja pegawai itu sendiri. Gaya
kepemimpinan mana yag harus diterapkan seseorang terhadap orang – orang atau
kelompok – kelompok bergantung pada level kematangan dari orang – orang yang
yang kompleks dimana seseorang mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu
misi, tugas, atau sasaran, dan mengarahkan organisasi dengan cara membuatnya lebih
pegawai negeri. Hal ini mengandng arti bahwa keberhasilan lembaga pemerintah
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sangat tergantung pada tingkat
kedisiplinan kerja pegawai. Kedisiplinan kerja pegawai yang menurun paling mudah
terlihat dari ketepatan waktu datang ke kantor, dimana dari total pegawai yang ada,
rata - rata setiap harinya masih terdapat beberapa pegawai yang dating terlambat,
selain dilihat dari keterlambatan dalam waktu datang ke kantor dapat diliat dari
selesai pelaksaan dan dalam peloporannya, sehingga jika pelaksanaan tertunda maka
bebas dalam melakukan pekerjaanya sehingga membuat bekerja sesuka hati meraka.
Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006) disiplin sebagai keadaan ideal
optimalisasi kerja. Salah satu syarat agar disiplin dapat ditumbuhkan dalam
lingkungan kerja ialah, adanya pembagian kerja yang tuntas sampai kepada pegawai
atau petugas yang paling bawah, sehingga setiap orang tahu dengan sadar apa
tugasnya, bagaimana melakukannya, kapan pekerjaan dimulai dan selesai, seperti apa
hasil kerja yang disyaratkan, dan kepada siapa mempertanggung jawabkan hasil
pekerjaan itu (Budi Setiyawan dan Waridin, 2006). Untuk itu disiplin harus ditumbuh
kembangkan agar tumbuh pula ketertiban dan evisiensi. Tanpa adanya disiplin yang
baik, jangan harap akan dapat diwujudkan adanya sosok pemimpin atau karyawan
ideal sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat. Menurut Budi Setiyawan dan
Waridin (2006), dan Aritonang (2005) disiplin kerja karyawan bagian dari faktor
aturan dari organisasi. Namun dalam kenyataan yang ada dilapangan saat ini, masih
ada pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
yang belum memiliki Kedisiplinan yang tinggi untuk melaksanakan tugas dan
9
bekerja dan Mereka lebih cenderung ketidak tepatan waktu datang dan pulang kantor
Sulawesi Tengah.
Sulawesi Tengah.
a. Secara Teoritis
b. Secara Praktis