LANDASAN TEORI
Kualitas merupakan faktor pemuas kebutuhan yang tidak lepas dari produk
atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Kualitas produk merupakan pemahaman
bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak
Menurut Kotler dalam (Roisah & Riana, 2016) menyatakan bahwa, “Kualitas
kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan kualitas saat
merupakan keseluruhan ciri atas sifat barang dan jasa yang berpengaruh pada
7
8
berusaha membuat produk yang berkualitas yang ditampilkan baik dari ciri-ciri luar
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Kualitas suatu produk
merupakan kadar atau tingkat baik buruknya sesuatu yang terdiri dari semua faktor
yang melekat pada barang atau jasa, sehingga produk tersebut memiliki kemampuan
Menurut Kotler dalam (Aisah, 2015) adapun tujuan kualitas produk adalah sebagai
berikut :
1. Mengusahakan agar barang hasil produksi dapat mencapai standar yang telah
ditetapkan.
3. Mengusahan agar biaya desain dari produksi tertentu menjadi sekecil mungkin.
yang dihendaki tidaklah mudah sehingga diterapkan sifat-sifat kualitas lain, yang
1. Harga yang wajar, sebuah produk belum tentu secara mutlak memiliki kualitas
konsumen. Karena selain sifat fisik, konsumen juga harus mencari harga yang
3. Awet, pemakai mengharapkan agar produk terbuat dari bahan yang awet dan
6. Mudah dibuat, hal ini berkaitan dengan biaya produksi. Produksi harus dibuat
7. Mudah dibuang/ didaur ulang, pada lingkungan sekarang yang pada populasinya,
produk yang sudah habis kegunaannya diharapkan bisa dibuang begitu saja
dengan mudah. Barang yang sudah tidak berguna menjadi barang yang terbukti
membutuhkan biaya tambahan. Produk yang sudah habis manfaatnya ini dapat
ingin membeli suatu produk, yaitu meliputi Faster (lebih cepat) berkaitan
bagaimana untuk memperoleh produk ini, dan aspek Cheaper (lebih murah)
berkaitan dengan dimensi biaya yang menggambarkan harga atau ongkos dari
Requierements).
dalam perbaikan.
Dengan demikian estetika dari suatu produk lebih banyak berkaitan dengan
untuk membeli atau tidaknya suatu produk dan jasa perusahaan dengan segala
Menurut Assauri dalam (Al rasyid & Tri Indah, 2015) “Keputusan pembelian
penentuan apa yang akan dibeli atau tidak, melakukan pembelian dan keputusan itu
Menurut Sutisna dalam (Al rasyid & Tri Indah, 2015) “Keputusan pembelian
suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan
salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang
nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian dapat
keputusan membeli atau mengonsumsi suatu produk dengan merek tertentu akan
1. Pengenalan Kebutuhan
masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang
2. Waktu
3. Perubahan Situasi
4. Kepemilikan Produk
konsumen yang membeli mobil baru akan menyadari perlunya produk lain. Dia
5. Konsumsi Produk
6. Perbedaan Individu
Konsumen membeli mobil baru karena mobil lama sering mogok. Kebutuhan
(actual state), yaitu bahwa mobil lamanya tidak berfungsi dengan baik. Namun,
ada juga konsumen yang berbeda. Kebutuhan mobil baru muncul karena mobil
lama tidak berfungsi dengan baik, namun karena konsumen ingin selalu trendi,
ingin memiliki mobil model terbaru, walaupun mobil lamanya baru berusia satu
7. Pengaruh pemasaran
14
Produk baru muncul hampir setiap hari dan diiklankan atau dikomunikasikan
8. Pencarian informasi
(pencarian internal) dan mencari dari luar (pencarian eksternal). Konsumen kan
merek yang ada, harga, tempat pembelian, dan cara pembayaran yang sesuai.
9. Pencarian Internal
informasi yang ada di dalam ingatan (memory). Informasi yang dicari meliputi
berbagai produk dan merek yang dianggap bisa memecahkan masalah atau
memenuhi kebutuhan.
Konsumen mungkin akan berhenti pada tahap pencarian internal jika apa yang
dicari telah dipenuhi. Namun jika tidak, konsumen akan lanjut ketahap pencarian
eksternal agar informasi mengenai produk dan merek yang diperolehnya menjadi
dan perilaku setelah pembelian. Adalah jelas bahwa proses pembelian dimulai jauh
1. Pengenalan Kebutuhan
kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan dia yang nyata
dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan ini dapat dipicu oleh stimulasi
konsumen.
2. Pencarian Informasi
Seorang yang tergerak oleh stimulasi akan berusaha untuk lebih banyak mencari
memperoleh informasi tambahan, dan kepuasan yang dia peroleh dari pencarian.
pengemasan.
3. Evaluasi Alternatif
Para pembeli berupaya untuk mengurangi perasaan tidak pasti. Mereka mungkin
uang. Evaluasi ini dimulai sewaktu informasi yang diperoleh telah menjelaskan
dihadapi konsumen.
4. Keputusan Pembelian
tersebut mugkin dapat berupa tidak memilih salah satu alternatif yang tersedia.
5. Perilaku Pascapembelian
tetap akan ada. Sikap puas atau tidak puas hanya terjadi setelah produk yang
dibeli dikonsumsi.
membeli barang dan jasa perusahaan (disamping barang lain) pada saat mereka
1. Kebudayaan
Menurut Stanton dalam (Swastha, 2017) "kebudayaan adalah simbul dan fakta
generasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat
yang ada”. Simbul tersebut dapat bersidat tidak kentara (seperti : sikap,
pendapat, kepercayaan, nilai, bahasa, agama) atau dapat pula bersifat kentara
(seperti : alat-alat, perumahan, produk, karya seni dan sebagainya). Jadi, dalam
2. Klas Sosial
laku pembeli adalah klas sosial. Pada pokoknya, masyarakat kita ini dapat
a. Golongan Atas
b. Golongan Menengah
Yang termasuk dalam klas golongan ini anatra lain : karyawan instansi
c. Golongan Rendah
Yang termasuk dalam klas golongan ini antara lain : buruh-buruh pabrik,
dalam tiga golongan diatas bersifat relatif karena sulit untuk dikuantitatifkan
secara pasti. Dasar yang dipakai dalam penggolongan ini adalah tingkat
18
sendiri. Oleh karena itu menejemen tidak dapat selalu menganggap bahwa
klas bawah atau klas atas lebih bahagia atau lebih superior dari pada klas
laku. Oleh karena itu, konsumen selalu mengawasi kelompok tersebut baik
tingkah laku fisik maupun mentalnya. Termasuk kelompok referensi kecil antara
lain : serikat buruh, tim atletik, perkumpuln agama, lingkungan tetangga, dan
sebagainya.
4. Keluarga
Dalam keluarga, masing-masing anggota dapat berbuat hal yang berbeda untuk
membeli sesuatu. Setiap anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang
Keempat hal tersebut dapat dilakukan oleh yang yang berbeda, atau dapat pula
dilakukan oleh satu atau beberapa orang. Suatu saat seorang anggota keluarga
dapat berfungsi sebagai pengambil keputusan, tetapi pada saat yang berlainan ia
5. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatannya dimasa lalu atau dapat
6. Kepribadian
Namun para ahli tetap percaya bahwa kepribadian itu juga mempengaruhi
a. Aktivitas
b. Minat
c. Opini
8. Konsep Diri
Faktor lain yang ikut menentukan tingkah laku pembeli adalah konsep diri.
Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri, dan
pada saat yang sama ia mempunyai gambarang tentang diri orang lain. Beberapa
psikholog membedakan konsep diri ini kedalam : (a) Konsep diri sesunguhnya,
dan (b) Konsep diri yang ideal (cara yang dicita-citakan untuk melihat dirinya
sendiri).
9. Pengamatan
menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus
Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu suara, corak dan sebagainya.
Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merk mana yang akan dibeli.
apakah pada toko serba ada, toko alat-alat listrik, toko khusus radio, atau toko
lain. Dalam hal ini, produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui
akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari
satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk
pemasarannya.
produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut
tidak selalu berurutan seperti yang dimuka, pada situasi pembelian seperti
mengambil keputusan tentang saat dan kuantitas secara lebih awal. Yang
pendapat para ahli yang ada didalam buku-buku untuk dijadiakn pedoman sesuai
dengan materi dan bahan yang bersangkutan dengan variabel kualitas produk dan
keputusan pembelian.
23
Berikut ini adalah tabel yang berisi konsep dasar operasional variabel kualitas
produk (X) dari variabel keputusan pembelian (Y) yang dijadikan sebagai pernyataan
kuisioner, adalah :
Tabel II. 1
Konsep Dasar Operasional Variabel Kualitas Produk (X)
Tabel II. 2
Konsep Dasar Operasional Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Sumber : Abdullah & Tantri dalam (Sudaryono, 2016) & (Lestari, 2016)
Uji instrumen penelitian mencakup cara untuk menentukan uji validitas dan
uji realibilitas. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan aplikasi SPSS
1. Uji Validitas
Menurut Priyatno dalam (Widiyanti & Fitriani, 2017) “uji validitas item
objeknya”. Item dikatakan valid jika ada kolerasi dengan skor total. Pengujian
validitas item dalam SPSS menggunakan dua metode analisis, yaitu korelasi pearson
atau corrected item total correlation. Teknik uji validitas item dengan korelasi person
dilakukan dengan cara mengkorelasi skor item dengan skor total item, kemudian
pengujian signifikasi dilakukan dengan kriteria r tabel pada tingkat signifikansi 0,05
25
dengan uji 2 sisi. Jika nilai positif dan r hitung ≥ r tabel, maka item dapat dinyatakan
2. Uji Realibilitas
konsisten alat ukur pada kuisioner. Metode yang sering digunakan dalam penelitian
untuk mengukur skala rentangan (seperti skala likert 1-5) adalah Cronboach Alpa.
Uji realibilitas merupakan kelanjutan dari item yang valid saja. Untuk menentukan
Tabel II.3
Skala Alpha Cronboach
Nilai Alpha Cronboach’s Keterangan
0,00 – 0,20 kurang relibel
0,21 – 0,40 Agak relibel
0,41 – 0,60 Cukup relibel
0,61 – 0,80 Relibel
0,81 – 1,00 Sangat relibel
Sumber : Sujianto dalam (Widiyanti & Fitriani, 2017)
dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16 serta
perhitungan menggunakan Microsoft Excel 2010. Untuk menentukan nilai pada tabel
penolong, analisis data dilakukan untuk dapat menjelaskan tentang masalah yang
diselidiki dalam tugas akhir ini yaitu masalah kualitas produk sebagai variabel bebas
26
atau Independent (X) dan keputusan pembelian sebagai variabel terkait Dependent
universe) merupakan keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang
memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau
tidak terbatas pada sekelompok orang, tetapi apa saja yang menjadi perhatian kita.
bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga
alasan: keterbatasan biaya, waktu dan tenaga. Banyaknya anggota suatu sampel
disebut ukuran sampel, sedangkan suatu nilai yang menggambarkan ciri atau
sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat
sampel tugas akhir ini ialah teknik convinience sampling (sampling kemudahan).
Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 52 konsumen pada
MayOutfir Depok.
2. Convinience Sampling
saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan
karakteristiknya, maka orang tersebut dapat dijadikan sampel. Dengan kata lain
sampel diambil/terpilih karena ada di tempat dan waktu yang tepat. Tanpa kriteria,
peneliti bebas memilih siapa saja yang ditemuinya untuk dijadikan sampel.
3. Skala Likert
pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti,
yang selanjutnya disebut sevagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang
dapat berupa pernyataan atau pertanyaan”. Berikut contoh tabel skala likert.
Tabel II.4
menyatakan kekuatan hubungan anatar dua variabel atau lebih atau juga menentukan
𝑛 (∑ KF)− (∑ K.∑ F)
r =
√𝑛 ∑ K2−(∑ K)2)− √(𝑛 ∑ F2− (∑ F)2)
Keterangan :
r = Koefisien Korelasi
n = Total responden
Tabel II. 5
Pedoman Untuk Mengukur Hubungan Kedua Variabel
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : (Siregar, 2014)
untuk mengetahui konstribusi atau sumbangan yang diberikan sebuah variabel atau
KD = 𝑟2𝑥 100%
29
Keterangan :
KD = Koefisien
Determinasi r = Koefisien
Relasi
Menurut (Siregar, 2014) adalah salah satu alat yang dapat digunakan dalam
memprediksi permintaan dimasa akan datang berdasarkan masa lalu atau untuk
mengetahui pengaruh satu variabel bebas (independent) terhadap variabel tak bebas
(dependent).
Y = a + bX
Dimana :
Y = Variabel Terikat
X = Variabel
Bebas a dan b =
Konstanta
Untuk mencari nilai konstanta a dan b dapat menggunakan rumus berikut ini :
𝑛 ∑ KF−(∑ K)(∑ F)
b=
𝑛 ∑ K2−(∑ K)2
Keterangan :
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun