Anda di halaman 1dari 4

Kehadiran Diri Sendiri Secara Psikologis (DIABETES)

Peran utama : Hiskia

Perawat 1: Arlia

Perawat 2 : Agnes

Perawat 3 : Arlinta

Perawat 4 : Dian

Ibu : Wemona

Bapak : Dinar

Keluarga : Fuad, Endah

Dokter : Amel

Apoteker : Fibria, Shefira

Keperawatan spesialis jiwa : Sisi, Febi, Wiwid

Ahli gizi : Dias, Tiara

Pada suatu hari datang pasien bernama Tn.A dengan keluhan luka pada jempol kaki bagian kanan,dan
punggung kaki sebelah kanan yang sudah parah. Pasien sebelum di rujuk kerumah sakit sudah
mengalami luka diabetes yang parah, namun tidak mau dibawa kerumah sakit karena dia merasa malu
jika tetangga dan keluarga besarnya tau bahwa dia mengalami diabetes. Semenjak pasien tau penyakit
yang dideritanya, yaitu diabetes mellitus ia menjadi pribadi yang tertutup, murung dan sering melamun.

Perawat : Assalamualaikum selamat pagi bapak. Ada yang bisa saya bantu?

Pasien: Waalaikumsalam sus, Perawat: Ada keluhan apa pak?

Perawat : bagaimana keadaan bapak saat ini ?

Pasien : ya,, seperti ini sus (dengan wajah murung)

Perawat : iya bapak, sudah mulai kapan luka bapak mulai membengak ?

Pasien : sekitar dua bulan yang lalu.

Perawat : di anggota keluarga bapak apakah ada riwayat penyakit diabetes ?

Pasien : iya sus dulu nenek saya juga mengalami seperti saya.

Perawat : baik pak, setelah bapak mengetahui penyakit ini apa yang bapak rasakan ?
Pasien : nafsu makan saya berkurang, berat badan saya juga turun, saya sering mengalami deman juga.

Perawat : oh iya bapak terimakasih atas waktunya saya aan kembali lagi kesini nanti bersama dokter
untuk memeriksa keadaan bapak.

Pasien : iya sus

Setelah perawat A B melakukan pengkajian terhadiap pasien, lalu perawat C dan D melakukan
pengkajian terhadap keluarga pasien. di panggilah anggota keluarga untuk menemui perawat di ners
station.

Bapak & ibu : Asalamualikum sus.. Ada apa ya sus kok tiba” memanggil kami ( dengan muka kaget)

Perawat B : waalaikumsalam begini bapak ibu sebelumnya maaf sudah mengganggu waktunya.

Perawat D: bapak, saya mau bertanya. Saudara a kalau dirumah bagaimana?

Bapak : iya sus, dia terlihat murung setiap harinya karena malu akan kondisi penyakitnya. Dia tidak mau
keluar dari rumah. Padahal dia dulu adalah anak yang aktif.

Perawat : apakah dia juga sering melamun pak?

Bapak: iya sus, jarang keluar dari kamar. Saya sedih dengan keadaan anak saya sekarang.

Ibu : gimana ya sus solusinya, saya takut anak saya akan tertekan

Perawat: baik pak buk, saya akan konsultasian dengan perawat jiwa untuk menemukan solusinya

Stekah itu, datanglah dokter dan perawat a b untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien a

Dokter: selamat siang pak, bagaimana kondisi bapak saat ini?

Pasien: ya Alhamdulillah sudah sedikit membaik dok

Dokter: oh kalau begitu saya akan coba meresepkan obat kembali agar lukanya cepat kering, nanti
perawat akan kesini untuk menggganti perban.

Pasien : iya dok ( dengan wajah takut wajah ingin berontak )

Dokter : baik sus kalo begitu siapkan alatnya ya saya tinggal dulu.

Suster C D : baik dok saya akan segera menyiapkan :

Dokter : saya tinggal dulu ya pak nanti akan di rawat sama perawat, semoga lekas membaik.

Pasien : iya dok

Setelah dokter dan perawat meinggalkan pasien, pasien tampak melaukan perlawanan diri yaitu terlihat
gelisa kesel dan ingin melarikan diri, pasien tidak mau dibersihan ljuanya karena pasien malu jika
lukanya di ketahuai oleh orang lain.

Perawat ABCD : asalamualikum pak


Pasien : walaikum salam

Perawat : melakukan komunikasi teraupik menjelaskan akan melakukan pembersihan luka dan
mengganti pembalut.

Pasien : ngga mau saya nggak mau ( dengan wajah garang dan melaukukan pemberontakan )

Perawat A : Kenapa bapa ini juga untuk kesembuhan bapak .

Perawat B : iya pak

Pasien : nggak mau pokoknya nggk mau saya malu sus maluuuu ( dengan menjerit)

Perawat C : bapak sudah nggak papa ini nggak sakit ini untuk kesembuhan bapak, bapak ingin sembuh
kan ).

Pasien : yam au lah tp saya malu dengan keadaan kaki sayaaaa,

Kemudian perawat D menggail perawat jiwa untuk menenangan pasien :

Perawat jiwa : assalamualikum ada yang bisa saya bantu ?

Perawat B : Iy sus bapak ini tidak mau di bersihkan lukanya.

Perawat jiwa: yauda sus, suster boleh kembalikan alatnya dan bisa kembali ke nurse station dengan
perawat lainnya

Perawat: baik sus

Perawat jiwa: bapak, kenapa bapak tidak mau dibersihkan lukanya?

Pasien: saya malu sus, biar saya bersihkan sendiri saja

Perawat: Bapak ingin sembuh kan? Kalau bapak ingin cepat sembuh bapak ya harus mau di bersihkan
lukanya.

Pasien : tapi sus saya malu saya malu dengan keadaanku seperti ini dengan kaki yg ada lukanya.

Perawat : bapak ingin kembali seperti dulu lagi kan , bapak ingin membuat keluarga bapak senyum
senang kan nelihat bapak kembali sebuh.

Pasien : ya sus tapiiiii..

Perawat : ya saya mengerti pak, mangkanya bapak mau ya di bersihin biar cepet sembuh.

Pasien : ya sus.

Setelah perawat jiwa melakukan pendekatan kepada pasien akhirnya mau di bersihin oleh perawat. Dan
setelah itu pasien merasakan enakan setelah lukanya di bersihin.

Sore hari datangnya seorang ahli gizimengantaran jatah makan pasien dan di susul oleh apoteker untuk
mengantarkan obat.

Keesokan harinya pasien merasa dirinya membaik segar sudah tidak merasakan beban dan boleh pulang
oleh dokter .

Anda mungkin juga menyukai