Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK

SMALL GROUP DISCUSSION KONSEP KELUARGA

Disusun untuk Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen Pengampu: Ns. Dewi Setyawati, MNS

Oleh:

Febisandra Hanjaya Sisi Puji Astutik (G2A017075)


(G2A017054) Rizka Apri Jayanti (G2A017078)
Muhammad Khoirul H (G2A017055) Okky Wijaya Suprana (G2A017079)
Sentya Rizky Susanti (G2A017056) Revin Raga H (G2A017080)
Dias Patria Sari (G2A017070) Astiani Nur K (G2A017081)
Dian Wahyuni (G2A017071) Dhian Putri Suriya P (G2A017101)
Arlia Rimadia (G2A017072) Alfin Ni’mah Rosyada (G2A017102)
Nur Endah Wulandari (G2A017073) Muhammad Aris (G2A017103)
Rizka Agnes Kurniasari (G2A017074) Susi Aprilani (G2A017109)

Semester 6 Kelas B

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2020
SMALL GROUP DISCUSSION
KONSEP DASAR KELUARGA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada didalamnya
terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai
tujuan bersama. (Friedman, 1998). Keluarga adalah unit dari masyarakat
dan merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan
keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga / unit
layanan yang perlu diperhitungkan. [ CITATION MFr10 \l 14345 ].
2. Sifat Keluarga
Beberapa tipe keluarga menurut (Friedman, 2010), antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Nuclear family (keluarga inti)
Yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak yang masih
menjadi tanggung jawab dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari
anak keluarga lainnya.
2. Extended family (keluarga besar)
Yaitu satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang
tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lain.
3. Single parent family
Yaitu satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup
Bersama dengan anak-anak yang masih bergantug kepadanya.
4. Nuclear dyed
Yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak,
tinggal dalam satu rumah yang sama.
5. Blended family
Yaitu suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan, yang
masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan
terdahulu.
6. Three generation family
Yaitu keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek, nenek,
bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.
7. Single adult living alone
Yaitu bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu orang dewasa yang
hidup dalam rumahnya.
8. Middle age/ederly couple
Yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri paruh baya.

Karakteristik keluarga sebagai sistem


a. Pola komunikasi keluarga
1) Sistem terbuka
Langsung, jelas, spesifik, tulus, jujur, tanpa hambatan.
2) Sistem tertutup
Tidak langsung, tidak jelas, tidak spesifik, tidak selaras, sering
menyalahkan, kacau dan membingungkan.
b. Aturan keluarga
1) Sistem terbuka
Hasil musyawarah, tidak tertinggal zaman, berubah sesuai
kebutuhan keluarga, bebas mengeluarkan pendapat.
2) Sistem tertutup
Ditentukan tanpa musyawarah, tidak sesuai perkembangan,
mengikat, tidak sesuai, kebutuhan dan pendapat terbatas.
c. Perilaku anggota keluarga
1) Sistem terbuka
Sesuai dengan kemampuan keluarga, memiliki kesiapan, mampu
berkembang sesuai kondisi, harga diri : percaya diri, mengikat, dan
mampu mengembangkan dirinya.
2) Sistem tertutup
Memiliki sikap melawan, kacau, tidak siap (selalu tergantung),
tidak berkembang, harga diri : kurang percaya diri, ragu-ragu dan
kurang dapat dukungan untuk mengembangkan diri.
3. Struktur dan Peran Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman digambarkan sebagai berikut :
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila
dilakukan secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai
dan hierarki kekuatan. Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak
berfungsi apabila tertutup, adanya isu atau berita negatif, tidak
berfokus pada satu hal, dan selalu mengulang isu dan pendapat
sendiri.
b. Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan
sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa
bersifat formal atau informal. Posisi/status adalah posisi individu
dalam masyarakat misal status sebagai istri/suami
c. Struktur kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk
mengontrol, memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain.
Hak (legimate power), ditiru (referent power), keahlian (exper
power), hadiah (reward power), paksa (coercive power), dan
efektif power.
d. Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat
anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah
pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu,
lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
Serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberiakan. Struktur peran keluarga dibagi menjadi dua yaitu :
a. Struktur peran formal
Perilaku dimana keluarga melakukan posisi normal dala keluarga
yang bersifat homogen yang didalam keluarga mempunyai peran.
b. Struktur peran informal
Dimana suatau peran tertutup yang bersifat tidak tampak
kepermukaan dan hanya memenuhi kebutuhan emosional.

4. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1998), terdapat fungsi keluarga, yaitu:
1) Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga
yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan
psikososial anggota keluarga.
2) Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar
berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak
lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak,
membentuk normanormatingkah laku sesuai dengan
tingkatperkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga.
3) Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi
untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.
4) Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care
Function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan
anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
5. Tumbuh Kembang Keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman,
1998)
A. Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki
(suami) dan perempuan (istri) membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.
Meninggalkan keluarga bisa berarti psikologis karena kenyataannya
banyak keluarga baru yang masih tinggal dengan orang tuanya.
Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan
penyesuaian peran dan fungsi. Masing-masing belajar hidup bersama
serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya, misalnya
makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya
Tugas perkembangan
1. Membina hubungan intim danmemuaskan.
2. membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
sosial.
3. mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga
suami, keluarga istri dan keluarga sendiri.

B. Keluarga “child bearing” kelahiran anak pertama


Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.
Tugas perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah:
1. Persiapan menjadi orang tua
2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan.
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman
orang tuan berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu
menfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat
sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat
tercapai.

C. Keluarga dengan anak pra sekolah


Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun.
Tugas perkembangn
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
2. Membantu anak untuk bersosialisasi
3. Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak
lain juga harus terpenuhi.
4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga
maupun dengan masyarakat.
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

D. Keluarga dengan anak sekolah


Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan
berakhir pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya
keluarga mencapai jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk.
Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki minat
sendiri. Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda
dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga.
1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi
kesempatan pada anak untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di
sekolah maupun di luar sekolah.

E. Keluarga dengan anak remaja


Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun
kemudian. Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang
dewasa.
Tugas perkembangan
1. Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
2. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan
orang tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya
dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali
muncul konflik orang tua dan remaja.

F. Keluarga dengan anak dewasa


Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini
tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua memasuki masa tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

G. Keluarga usia pertengahan


Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada
beberapa pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut,
perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.
Tugas perkembangan
1. Mempertahankan kesehatan.
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak.
3. Meningkatkan keakraban pasangan.
Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet
seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain
sebagainya.

H. Keluarga usia lanjut


Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal
dan keduanya meninggal.
Tugas perkembangan
1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan.
3. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5. Melakukan life review.
6. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas
utama keluarga pada tahap ini
B. Konsep Keluarga Sehat
Salah satu fungsi keluarga yaitu sebagai pemelihara kesehatan yaitu untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di
bidang kesehatan. Dengan adanya fungsi itu maka tiap keluarga diharapkan
memahami kesehatan. Pemerintah juga telah melakukan pendekatan keluarga
untuk mewujudkan keluarga sehat dengan program Indonesia sehat dengan
pendekatan keluarga [CITATION Kem17 \t \l 1057 ].
Pemerintah telah menyusun 12 indikator sebagai penanda status kesehatan
sebuah keluarga:
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Menurut WHO keluarga merupakan tempat pertama di mana anak akan


belajar pada orang tuanya dan keluarga adalah tempat saling berbagi emosi
dengan ikatan. Dalam keluarga akan terjadi sosialisai, berbagi informasi, dan
banyak hal. Sebuah keluarga merupakan tatanan paling dasar dalam
masyarakat, keluarga yang sehat diharapkan dapat memenuhi indikator yang
telah ditentukan oleh kemenkes RI, sehingga fungsi keluarga sebagai
pemelihara kesehatan juga dapat terlaksana dengan baik.
Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak
mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi terkait
dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh kembang keluarga.
Pada keperawatan keluarga, fokus intervensi yang dituju adalah promosi
kesehatan serta pencegahan penyakit [ CITATION Sit16 \l 1057 ].
Dalam klasifikasi sasaran keperawatan keluarga dibagi menjadi keluarga
sehat, keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan, serta keluarga yang
memerlukan tindak lanjut. Keluarga berisiko menandakan bahwa ada salah
satu anggota keluarga yang mengalami penurunan kesehatan sehingga harus
diperhatikan, lalu untuk keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan
keluarga yang mengalami penurunan kesehatan dan memerlukan perawatan di
pelayanan kesehatan.

C. Pemberdayaan Keluarga
1. Definisi
Gibson mendefinisikan pemberdayaan sebagai proses sosial,
mengenali, mempromosikan dan meningkatkan kemampuan orang untuk
menemukan kebutuhan mereka sendiri, memecahkan masalah mereka
sendiri dan memobilisasi sumber daya yang diperlukan untuk
mengendalikan hidup mereka (Graves, 2007). Pemberdayaan keluarga
adalah intervensi keperawatan yang dirancang dengan tujuan untuk
mengoptimalkan kemampuan keluarga, sehingga anggota keluarga
memiliki kemampuan secara efektif merawat anggota keluarga dan
mempertahankan kehidupan mereka (Hulme P. A., 1999). Pemberdayaan
keluarga adalah mekanisme yang memungkinkan terjadinya perubahan
kemampuan keluarga sebagai dampak positif dari intervensi keperawatan
yang berpusat pada keluarga dan tindakan promosi kesehatan serta
kesesuaian budaya yang mempengaruhi tindakan pengobatan dan
perkembangan keluarga (Graves, 2007).
2. Komponen pemberdayaan keluarga
Konsep pemberdayaan keluarga memiliki tiga komponen utama,
pertama bahwa semua keluarga telah memiliki kekuatan dan mampu
membangun kekuatan itu. Kedua, kesulitan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan mereka bukan karena ketidakmampuan untuk melakukan,
melainkan sistem pendukung sosial keluarga tidak memberikan peluang
keluarga untuk mencapainya. Ketiga, dalam upaya pemberdayaan
keluarga, anggota keluarga berupaya menerapkan keterampilan dan
kompetensi dalam rangka terjadinya perubahan dalam keluarga (Dunst et
all., 1994 dalan Graves, 2007).
3. Cara meningkatkan pemberdayaan keluarga
Cara meningkatkan pemberdayaan keluarga dapat dilakukan
dengan intervensi pemberdayaan keluarga menurut Dunst et al s 1998
yang diadaptasi oleh Nissim dan sten (1991), dalam [ CITATION Ard14 \l
14345 ] yaitu:
a. Membangun kepercayaan dengan membentuk hubungan dengan
keluarga, membangun komunikasi empatik dan mendengarkan serta
menerima seluruh anggota keluarga.
b. Membangun hubungan langsung dengan anggota keluarga yang
menderita sakit.
c. Prioritaskan kebutuhan keluarga yang dirasakan oleh keluarga untuk
segera ditangani terlebih dahulu.
d. Membantu keluarga dalam menetapkan tujuan yang realistik.
e. Menyediakan informasi yang akurat dan lengkap mengenai kondisi
klien menyangkut gejala, kontrol dan masa depan implikasi kondisi
kronis.
f. Membimbing keluarga dalam menilai dukungan internal keluarga dan
sumber daya dalam memobilisasi untuk memenuhi kebutuhan
pertolongan yang dirasakan keluarga.
g. Membimbing keluarga salam menilai kekuatan keluarga dan
memobilisasinya untuk memecahkan masalah.
h. Memperkuat kemampuan keluarga untuk mengidentifikasi beberapa
alternatif pilihan keperawatan.
i. Berikan penilaian yang tepat (reinforcement positif) terhadap
kemampuan dan keterampilan merawat anggota yang sakit.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberdayaan keluarga
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemberdayaan
keluarga, diantaranya:
a. Faktor predisposisi,
Faktor ini mencakup pengetahuan keluarga terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut oleh keluarga
(Notoadmodjo, 2007). Pengetahuan dan hasil "tahu" dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan ini terjadi melalui panca indera yaitu mata dan telinga
(Noor A, 2008). Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat
penting bagi terbentuknya tindakan seseorang. Apabila penerimaan
perilaku baru disadari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang
akan positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long
lasting) sebaliknya bila tidak berlangsung lama (Notoadmodjo, 2007).
Pemberdayaan keluarga dapat berupa peran sosial internal, seperti
dukungan dari suami, isteri atau peran dari saudara kandung.
Pengetahuan yang tercantum dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkat yaitu sebagai berikut:
 Tahu (know),
Diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya yang dimaksud tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang merendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa
orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan,
menguraikan, dan sebagaianya.
 Memahami(comprehension)
Diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpensikan materi
tersebut secara benar. Misalnya keluarga dapat mendengarkan
dengan baik tentang penyuluhan kesehatan yang diberikan perawat
kepada keluarga pasien.

 Aplikasi (application)
Diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi yang tepat. Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai gangguan hukum-hukum rumus metode, prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
 Analisis (analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam suatu
komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya dengan orang lain.
 Sintesis (synthesis)
Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat
menyusun, merencanakan, meringkas penyesuaikan dan
sebagaianya terhadap suatu teori atau rumusan yang ada.
 Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi tau penelitian terhadap objek. Penilaian ini berdasarkan
satu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-
kriteria yang telah ada. [ CITATION Ard14 \l 14345 ]
DAFTAR PUSTAKA

Ardian. (2014). Pemberdayaan Keluarga sebagai Intervensi Keperawatan


Keluarga. Retrieved from Majalah Ilmiah Sultan Agung :
http://research:unisulla.ac.id/file/publikasi/210997003/4129artikel_pember
dayaan.pdf

Friedman, M. (1998). Family Nursing: Theory and Practice. 3rd Edition.


Connecticut: 1998.

Friedman, M. (1998). Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik. Jakarta: EGC.

Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan


Praktek. Jakarta: EGC.

Friedman. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori Dan Praktik (Ed. 5).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Kementerian Kesehatan RI. (2017, Juni 17). Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga - PISPK. Retrieved Maret 18, 2020, from
Kementerian Kesehatan RI: http://pispk.kemkes.go.id/id/program-
pispk/konsep-keluarga/
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta

Siti Nur Kholifah, W. W. (2016). KEPERAWATAN KELUARGA DAN


KOMUNITAS. Jakarta: KEMENKES RI.

Taher, Akmal., Setiawati, Sri Henni., dkk. 2016. PEDOMAN UMUM PROGRAM INDONESIA
SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA. KEMENKES

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtpunimus-gdl-muazizahni-6734-2-babii.pdf.
diunduh pada 18 Maret 2020 pukul 11.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai