Oleh:
Semester 6 Kelas B
2020
SMALL GROUP DISCUSSION
KONSEP DASAR KELUARGA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada didalamnya
terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai
tujuan bersama. (Friedman, 1998). Keluarga adalah unit dari masyarakat
dan merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan
keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga / unit
layanan yang perlu diperhitungkan. [ CITATION MFr10 \l 14345 ].
2. Sifat Keluarga
Beberapa tipe keluarga menurut (Friedman, 2010), antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Nuclear family (keluarga inti)
Yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak yang masih
menjadi tanggung jawab dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari
anak keluarga lainnya.
2. Extended family (keluarga besar)
Yaitu satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang
tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lain.
3. Single parent family
Yaitu satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup
Bersama dengan anak-anak yang masih bergantug kepadanya.
4. Nuclear dyed
Yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak,
tinggal dalam satu rumah yang sama.
5. Blended family
Yaitu suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan, yang
masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan
terdahulu.
6. Three generation family
Yaitu keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek, nenek,
bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.
7. Single adult living alone
Yaitu bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu orang dewasa yang
hidup dalam rumahnya.
8. Middle age/ederly couple
Yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri paruh baya.
4. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1998), terdapat fungsi keluarga, yaitu:
1) Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga
yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan
psikososial anggota keluarga.
2) Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar
berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak
lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak,
membentuk normanormatingkah laku sesuai dengan
tingkatperkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga.
3) Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi
untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.
4) Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care
Function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan
anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
5. Tumbuh Kembang Keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman,
1998)
A. Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki
(suami) dan perempuan (istri) membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.
Meninggalkan keluarga bisa berarti psikologis karena kenyataannya
banyak keluarga baru yang masih tinggal dengan orang tuanya.
Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan
penyesuaian peran dan fungsi. Masing-masing belajar hidup bersama
serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya, misalnya
makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya
Tugas perkembangan
1. Membina hubungan intim danmemuaskan.
2. membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
sosial.
3. mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga
suami, keluarga istri dan keluarga sendiri.
C. Pemberdayaan Keluarga
1. Definisi
Gibson mendefinisikan pemberdayaan sebagai proses sosial,
mengenali, mempromosikan dan meningkatkan kemampuan orang untuk
menemukan kebutuhan mereka sendiri, memecahkan masalah mereka
sendiri dan memobilisasi sumber daya yang diperlukan untuk
mengendalikan hidup mereka (Graves, 2007). Pemberdayaan keluarga
adalah intervensi keperawatan yang dirancang dengan tujuan untuk
mengoptimalkan kemampuan keluarga, sehingga anggota keluarga
memiliki kemampuan secara efektif merawat anggota keluarga dan
mempertahankan kehidupan mereka (Hulme P. A., 1999). Pemberdayaan
keluarga adalah mekanisme yang memungkinkan terjadinya perubahan
kemampuan keluarga sebagai dampak positif dari intervensi keperawatan
yang berpusat pada keluarga dan tindakan promosi kesehatan serta
kesesuaian budaya yang mempengaruhi tindakan pengobatan dan
perkembangan keluarga (Graves, 2007).
2. Komponen pemberdayaan keluarga
Konsep pemberdayaan keluarga memiliki tiga komponen utama,
pertama bahwa semua keluarga telah memiliki kekuatan dan mampu
membangun kekuatan itu. Kedua, kesulitan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan mereka bukan karena ketidakmampuan untuk melakukan,
melainkan sistem pendukung sosial keluarga tidak memberikan peluang
keluarga untuk mencapainya. Ketiga, dalam upaya pemberdayaan
keluarga, anggota keluarga berupaya menerapkan keterampilan dan
kompetensi dalam rangka terjadinya perubahan dalam keluarga (Dunst et
all., 1994 dalan Graves, 2007).
3. Cara meningkatkan pemberdayaan keluarga
Cara meningkatkan pemberdayaan keluarga dapat dilakukan
dengan intervensi pemberdayaan keluarga menurut Dunst et al s 1998
yang diadaptasi oleh Nissim dan sten (1991), dalam [ CITATION Ard14 \l
14345 ] yaitu:
a. Membangun kepercayaan dengan membentuk hubungan dengan
keluarga, membangun komunikasi empatik dan mendengarkan serta
menerima seluruh anggota keluarga.
b. Membangun hubungan langsung dengan anggota keluarga yang
menderita sakit.
c. Prioritaskan kebutuhan keluarga yang dirasakan oleh keluarga untuk
segera ditangani terlebih dahulu.
d. Membantu keluarga dalam menetapkan tujuan yang realistik.
e. Menyediakan informasi yang akurat dan lengkap mengenai kondisi
klien menyangkut gejala, kontrol dan masa depan implikasi kondisi
kronis.
f. Membimbing keluarga dalam menilai dukungan internal keluarga dan
sumber daya dalam memobilisasi untuk memenuhi kebutuhan
pertolongan yang dirasakan keluarga.
g. Membimbing keluarga salam menilai kekuatan keluarga dan
memobilisasinya untuk memecahkan masalah.
h. Memperkuat kemampuan keluarga untuk mengidentifikasi beberapa
alternatif pilihan keperawatan.
i. Berikan penilaian yang tepat (reinforcement positif) terhadap
kemampuan dan keterampilan merawat anggota yang sakit.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberdayaan keluarga
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemberdayaan
keluarga, diantaranya:
a. Faktor predisposisi,
Faktor ini mencakup pengetahuan keluarga terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut oleh keluarga
(Notoadmodjo, 2007). Pengetahuan dan hasil "tahu" dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan ini terjadi melalui panca indera yaitu mata dan telinga
(Noor A, 2008). Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat
penting bagi terbentuknya tindakan seseorang. Apabila penerimaan
perilaku baru disadari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang
akan positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long
lasting) sebaliknya bila tidak berlangsung lama (Notoadmodjo, 2007).
Pemberdayaan keluarga dapat berupa peran sosial internal, seperti
dukungan dari suami, isteri atau peran dari saudara kandung.
Pengetahuan yang tercantum dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkat yaitu sebagai berikut:
Tahu (know),
Diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya yang dimaksud tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang merendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa
orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan,
menguraikan, dan sebagaianya.
Memahami(comprehension)
Diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpensikan materi
tersebut secara benar. Misalnya keluarga dapat mendengarkan
dengan baik tentang penyuluhan kesehatan yang diberikan perawat
kepada keluarga pasien.
Aplikasi (application)
Diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi yang tepat. Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai gangguan hukum-hukum rumus metode, prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
Analisis (analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam suatu
komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya dengan orang lain.
Sintesis (synthesis)
Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat
menyusun, merencanakan, meringkas penyesuaikan dan
sebagaianya terhadap suatu teori atau rumusan yang ada.
Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi tau penelitian terhadap objek. Penilaian ini berdasarkan
satu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-
kriteria yang telah ada. [ CITATION Ard14 \l 14345 ]
DAFTAR PUSTAKA
Friedman. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori Dan Praktik (Ed. 5).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Kementerian Kesehatan RI. (2017, Juni 17). Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga - PISPK. Retrieved Maret 18, 2020, from
Kementerian Kesehatan RI: http://pispk.kemkes.go.id/id/program-
pispk/konsep-keluarga/
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta
Taher, Akmal., Setiawati, Sri Henni., dkk. 2016. PEDOMAN UMUM PROGRAM INDONESIA
SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA. KEMENKES
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtpunimus-gdl-muazizahni-6734-2-babii.pdf.
diunduh pada 18 Maret 2020 pukul 11.00 WIB