Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PESANTREN PADA AGREGAT REMAJA


DENGAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH ( DBD )

Oleh :

Kelompok

1. Roudhotun Nikmah 1130014096

2. Menik Arisa 1130014097

3. Nurul Fatmalia 1130014105

4. Ilaniyun Taniah 1130014128

5. Nurul Komariah 1130014129

1
Semester / Kelas : 5C

Fasilitator :

Ns. Rusdianingseh, M. Kep., Sp.Kep, Kom.

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA

SURABAYA

2016

FORMAT PENGKAJIAN KOMUNITAS PESANTREN AGREGAT REMAJA (DBD)


1.1 PENGKAJIAN
a. Data Inti

1) Geografis

a) Wilayah :

b) Luas :

c) Jumlah :

d) Batas Wilayah

(1) Utara :

(2) Selatan :

(3) Barat :

(4) Timur :

2) Demografi
2
a. Jumlah Warga Pesantren :

b. Jumlah Santriwan :

c. Jumlah Santriwati :

d. Jumlah Santriwan Remaja :

e. Jumlah Santriwati Remaja :

3) Demografi Fokus pada Agregat Remaja Pesantren


Tabel 1. Distribusi Frekuensi Demografi Responden pada Agregat Remaja dengan
DBD di Pondok Pesantren A Kelurahan S Kecamatan T Kota U Mei 2016

Variabel Kategori Frekuensi Persentase Total


Jenis Laki-laki
Kelamin Perempuan
Betawi
Jawa
Suku Sunda
Lainnya

4) Statistik Vital

Tabel 2. Distribusi Frekuensi pada Agregat Remaja dengan DBD Berdasarkan


Statistik Vital di Pondok Pesantren Kelurahan S Kecamatan T Kota U Mei 2016

Variabel Kategori Frekuensi Persentase Total


Keluhan Ruam kulit :
utama petekiae,
ekimosis,
purpura

Demam

Lemah dan
pucat

Trombositope
nia

Biasa Saja
Perasaan Sedih
Responden Cemas
Kecewa 3
Penyakit di
Pesantren A Iya
kelurahan S
kecamatan T
kota U yang
paling sering
diderita
Tidak
santriwan
dan
santriwati
dalam 3
bulan
terakhir
adalah DBD

Sumber :

b. Data Sub Sistem

1. Lingkungan Fisik Pesantren

a) Pondok
(1) Terdapat Kandang ternak
(a) Ya
(b) Tidak
(2) Jika ada, Jumlah Kandang Ternak
(a) < 5 kandang ternak
(b) > 5 kandang ternak
(3) Jika ada, Letak Kandang Ternak
(a) Di Dalam Pondok
(b) Di Luar Pondok
(4) Keadaan Kandang Ternak
(a) Bersih
(b) Kotor
(5) Terdapat Taman Pondok
(a) Ya
(b) Tidak
(6) Jika ada, Jumlah Taman Pondok
(a) < 5 Taman
(b) > 5 Taman
(7) Jika ada, Letak Taman Pondok
(a) Dekat dari pondok
(b) Jauh dari pondok
(8) Keadaan Taman Pondok
(a) Bersih
(b) Kotor 4
(9) Terdapat kolam Pondok
(a) Ya
(b) Tidak
(10) Jika ada, Jumlah kolam Pondok
(a) < 5 kolam
(b) > 5 kolam
(11) Jika ada, Letak kolam Pondok
(a) Dekat dengan pondok
(b) Jauh dengan pondok
(12) Keadaan air kolam Pondok
(a) Bersih
(b) Kotor

b) Asrama
(1) Tipe Asrama :
(a) Permanen
(b) Semi permanen
(c) Tidak permanen

(2) Kapasitas Kamar Per Asrama


(a) 1 Asrama < 10 Kamar
(b) 1 Asrama > 10 Kamar
(3) Lantai :
(a) Tanah
(b) Papan
(c) Tegel/ keramik
(d) Semen
(4) Ada jendela di setiap asrama :
(a) Ya
(b) Tidak
(5) Penerangan di asrama oleh cahaya matahari
(a) Baik
(b) Cukup
(c) Kurang
(6) Luas asrama
(a) Memenuhi syarat
(b) Tidak memenuhi syarat

(7) Jarak antar asrama :


(a) Bersatu
(b) Dekat
(c) Terpisah
5
(8) Halaman di sekitar asrama :
(a) Memiliki
(b) Tidak memiliki
(9) Pemanfaatan pekarangan di sekitar asrama :
(a) Kebun
(b) Kolam
(c) Kandang
(10) Keadaan pekarangan di sekitar asrama :
(a) Bersih
(b) Kotor
c) Kamar
(1) Tipe kamar :
(a) Permanen
(b) Semi permanen
(c) Tidak permanen
(2) Lantai :

(a) Tanah
(b) Papan
(c) Tegel/ keramik
(d) Semen
(3) Ada jendela di setiap kamar :
(a) Ya
(b) Tidak
(4) Penerangan kamar oleh cahaya matahari
(a) Baik
(b) Cukup
(c) Kurang
(5) Luas kamar
(a) Memenuhi syarat
(b) Tidak memenuhi syarat

(6) Jarak antar kamar :


(a) Bersatu
(b) Dekat
(7) Halaman/Teras di sekitar kamar :
(a) Memiliki 6
(b) Tidak memiliki

d) Sumber Air
(1) Penyediaan air bersih
(a) PAM
(b) Sumur
(c) Sungai
(d) Laut
(2) Sumber air untuk masak dan minum :
(a) PAM
(b) Sumur
(c) Air mineral
(3) Sistem pengolahan air minum :
(a) Dimasak
(b) Tidak dimasak
(4) Sumber air mandi/ mencuci :
(a) PAM
(b) Sumur
(c) Sungai
(d) Laut
(5) Tempat penampungan air sementara :
(a) Tandon
(b) Bak
(c) Gentong
(d) Ember
(6) Kondisi tempat penampungan air :
(a) Terbuka
(b) Tertutup
(7) Kondisi air dalam penampungan
(a) Berwarna
(b) Berbau
(c) Berasa
(d) Tidak berasa/ berwarna
7
(8) Ada jentik dalam penampungan air
(a) Ya
(b) Tidak

e) Pembuangan Sampah
(1) Tempat Pembuangan Sampah
(a) Tempat sampah karet
(b) Tempat sampah plastik
(c) Tempat sampah semen
(2) Jenis Sampah
(a) Organik
(b) Anorganik
(c) Basah
(d) Kering
(3) Pengolahan sampah :
(a) Di daur ulang
(b) Dibakar
(c) Ditimbun
(4) Penampungan sampah sementara :
(a) Ada
(b) Tidak ada
(5) Bila ada, keadaannya :
(a) Terbuka
(b) Tertutup
(6) Jarak tempat sampah dengan kamar
(a) Dekat (< 5 m)
(b) Jauh (> 5 m)

f) Pembuangan Limbah
(1) Kebiasaan santiwan dan santriwati BAB & BAK :
(a) Jamban/WC
(b) Sungai
(c) Sembarangan
8
(2) Jenis jamban yang digunakan :
(a) Duduk
(b) Jongkok
(3) Pembuangan air limbah :
(a) Resapan
(b) Got
(c) Sungai
(d) Laut
(e) Sembarangan
(4) Kondisi saluran pembuangan :
(a) Lancar
(b) Tersumbat/tergenang

2. Pelayanan Kesehatan dan Sosial

Pondok pesantren A Kelurahan S Kecamatan T Kota U, memiliki fasilitas


kesehatan dan pelayanan social

a. UKS :

b. Balai Pengobatan Klinik :

c. Toko Obat :

Tabel 3. Distribusi Frekuensi pada Agregat Remaja dengan DBD. Berdasarkan


Penggunaan Sarana Pelayanan Kesehatan di Pondok Pesantren A Kelurahan S
Kecamatan T Kota U Mei 2016

No. Penggunaan Sarana Yankes Frekuensi Persentase


1. UKS
2. Balai Pengobatan Klinik
3. Toko Obat
Jumlah
Sumber :

3. Komunikasi

a. Media Komunikasi yang Sering dijumpai : 9

b. Media Komunikasi yang Sering digunakan :

c. Sumber Informasi Kesehatan tentang Penyakit DBD :

d. Metode Informasi Kesehatan tentang Penyakit DBD :

Tabel 4. Distribusi Frekuensi pada Agregat Remaja dengan DBD. Berdasarkan


Informasi Kesehatan tentang DBD yang Pernah diperoleh di Pondok Pesantren A
Kelurahan S Kecamatan T Kota U Mei 2016
Pernah Memperoleh
No. Frekuensi Persentase
Informasi Kesehatan
1. Ya
2. Tidak
Jumlah
Sumber :

Tabel 5. Distribusi Frekuensi pada Agregat Remaja dengan DBD . Berdasarkan


Sumber Informasi Kesehatan tentang DBD yang Pernah diperoleh di Pondok
Pesantren A Kelurahan S Kecamatan T Kota U Mei 2016

Sumber Informasi tentang


No. Frekuensi Persentase
Kesehatan
1. Media Elektronik
2. Media Cetak
3. Tenaga Kesehatan
4. Teman/Keluarga
5. Lainnya
Jumlah
Sumber :

Tabel 6. Distribusi Frekuensi pada Agregat Remaja dengan DBD. Berdasarkan


Metode Informasi Kesehatan tentang DBD yang Pernah diperoleh di Pondok
Pesantren A Kelurahan S Kecamatan T Kota U Mei 2016

Metode Informasi tentang


No. Frekuensi Persentase
Kesehatan
1. Penyuluhan
2. Poster/ Leaflet
3. Mading
4. Pemutaran Video/Film
5. Lainnya
Jumlah 10
Sumber :

c. Data Persepsi

Tabel 7. Distribusi Frekuensi pada Agregat Remaja dengan DBD Berdasarkan


Sikap Keluarga terhadap Anak dengan DBD di Pondok Pesantren A Kelurahan S
Kecamatan T Kota U Mei 2016

No. Sikap Keluarga Frekuensi Persentase


1. Biasa Saja
2. Cemas
3. Lebih Perhatian
Jumlah
Sumber :

Tabel 8. Distribusi Frekuensi pada Agregat Remaja dengan DBD. Berdasarkan


Pengetahuan di Pondok Pesantren A Kelurahan S Kecamatan T Kota U Mei 2016

No. Pengetahuan Frekuensi Persentase


1. 5 (sangat baik)
2. 4 (baik)
3. 3 (cukup baik)
4. 2 (kurang)
5. 1 (sangat kurang)
Jumlah
Sumber :

Tabel 9. Distribusi Frekuensi pada Agregat Remaja dengan DBD Berdasarkan


Sikap di Pondok Pesantren A Kelurahan S Kecamatan T Kota U Mei 2016

No. Pengetahuan Frekuensi Persentase


1. Positif
2. Negatif
Jumlah
Sumber :

11

ANALISA DATA

No Data Problem
.
1. Ds : - Perilaku kesehatan cenderung
Do : beresiko
1. Gagal melakukan tindakan mencegah
masalah kesehatan
2. Gagal mencapai pengendalian optimal
3. Meminimalkan perubahan status
kesehatan
4. Tidak menerima perubahan status
kesehatan

2. Ds : - Kesiapan meningkatkan manajemen


Do : kesehatan
1. Mengekspresikan keinginan untuk
melakukkan penanganan terhadap factor
resiko
2. Mengekspresikan keinginan untuk
melakukkan penanganan terhadap gejala
3. Mengekspresikan keinginan untuk
menangani penyakit
4. Mengekspresikan keinginan untuk
menangani penyakit

12
PRIORITAS MASALAH

No Diagnosa Tingkat Perubahan Peningkatan Prioritas Jumlah


. Keperawatan pentingnya positif bagi kualitas masalah
masalah masyarakat hidup jika dari 1
Komunitas
untuk jika masalah diselesaikan sampai 6:
diselesaikan: diselesaikan: : 1=kurang
1=rendah 0=tidak ada 0=tidak ada penting
2=sedang 1=rendah 1=rendah 6=sangat
3=tinggi 2=sedang 2=sedang penting
3=tinggi 3=tinggi

1.
2.

1.2 DIAGNOSA KOMUNITAS AGREGAT ANAK SEKOLAH


1. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko pada Agregat Remaja doengan DBD di Pesantren A
Kelurahan S Kecamatan T Kota U Rw X
2. Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan pada Agregat Remaja dengan DBD di
Pesantren A Kelurahan S Kecamatan T Kota U Rw X

13
1.3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA
No. NOC NIC
KEPERWATAN
1. Perilaku 1. Domain IV : 1. Prevensi Primer
kesehatan Pengetahuan dan a. Domain IV :
cenderung Perilaku kesehatan Keamanan
Kelas T : Pengendalian Kelas V : Manajemen
beresiko pada
Resiko Risiko
agregat remaja
1902 Pengetahuan 6610 Identifikasi resiko
dengan Penyakit
tentang pengendalian - Mengidentifikasi
Tinea Cruris di risiko, lingkungan,
resiko pada penyakit
Kelurahan A Kota perilaku biologis dan
tinea cruris meningkat
C hubungan timbal balik
dari skala 3
- Instruksikan factor
(pengetahuan terbatas) resiko dan rencana
menjadi 4 (pengetahuan untuk pengurangan
banyak), dengan factor resiko
indicator sebagai - Rencanakan tindak
berikut: lanjut strategi dan
i. Mengidentifikasi aktivitas pengurangan
factor resiko risiko jangka panjang
ii. Monitor factor resiko
lingkungan b. Domain VII :
iii. Monitor factor resiko Komunitas
individu Kelas D : Manajemen
iv. Mengembangkan Risiko Komunitas
strategi pengendalian 6520 Skrining
resiko Kesehatan
- Sediakan akses yang
mudah bagi layanan
skrining
- Jadwalkan pertemuan
untuk meningkatkan
efisiensi dan perawatan 14
individual
- Pengkajian riwayat
kesehatan

2. Domain III : Perilaku


Kelas S : pendidikan
pasien
5510 Pendidikan
Kesehatan
2. Domain IV - Mengidentifikasi factor
Pengetahuan dan internal dan eksternal
Perilaku Kesehatan yang dapat
Kelas FF : meningkatkan atau
mengurangi motivasi
manajemen kesehatan untuk berperilaku
3100 manajemen diri kesehatan
penyakit akut pada - Menentukan
penyakit DBD pengetahuan kesehatan
dan perilaku gaya
meningkat dari skala
hidup perilaku saat ini
3 (kadang-kadang) pada individu,
menjadi 4 (sering), keluarga, dan
dengan indicator kelompok sasaran
sebagai berikut : - Ajarkan strategi yang
i. Gunakan strategi dapat di gunakan untuk
untuk mengurangi menolak perilaku yang
penularan penyakit tidak sehat atau
kepada orang lain beresiko dari pada
ii. Menghindari memberikan saran
perilaku yang untuk menghindari atau
berpotensial mengubah perilaku
menyababkan
penyakit 3. Domain III : Perilaku
iii. Gunakan strategi Kelas O : terapi
untuk mengatasi perilaku
penyakit 4360 Modifikasi
perilaku
- Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
kekuatan dirinya
dan menguatkanya.
- Menentukan
motivasi pasien
untuk berubah
3. Domain IV :
perilaku.
Pengetahuan dan
- Mengidentifikasi
Perilaku Kesehatan
perilaku yang akan
Kelas Q : Perilaku
dirubah (sasaran
sehat perilaku) yang
1602 Perilaku 15
spesifik
Promosi Kesehatan
pada remaja dengan
DBD meningkat dari
skala 3 (kadang-
kadang) menjadi
skala 4 (sering),
dengan indicator :
i. Menghindari
perilaku beresiko
ii. Memonitor
perilaku individu
yang beresiko
iii. Menghindari
paparan penyakit

16
1.4 RANCANGAN IMPLEMENTASI
1.5 N 1.6 KEGIATA 1.7 TUJUAN 1.8 SASARAN 1.9 INDIKATOR HASIL 1.10 MEDIA 1.11 PELAKSA
O N NAAN
1.12 1.13 Skining 1.14 Setelah 1.15 Warga 1.16 Diikuti oleh 70% sasaran 1.18 Kuesion 1.19 Mahasiswa
1. pola dilakukan pondok 1.17 er 1.20 Kader
kebiasaan skrining pesantren
hidup sehari diharapkan khusunya
– hari teridentifikas Agregat Remaja
i pola
kebiasaan
hidup sehari-
hari warga
pondok
pesantren
khusunya
agregat
remaja
1.21 1.22 Pendidik 1.23 Meningk 1.24 Warga 1. Dihadiri oleh 80% sasaran 1. LCD 1.27 Mahasiswa
2. an kesehatan atkan pondok 2. Sebelum dan sesudah 2. Laptop 1.28 Kader
khususnya pengetahuan pesantren melakukan pemeriksaan 3. Makanan +
pada agregat tentang khususnya dilakukan pre dan post test minuman
remaja penyakit agregat remaja dahulu 4. Sound
tentang DBD dengan DBD 3. 35% remaja memahami system
penyakit 1.25 masalah DBD dengan 5. Poster
DBD 1.26 menjawab pertanyaan tentang 6. Modul
DBD
4. Peningkatan pengetahuan
tentang DBD sebesar 50%
1.29 1.30 Sosialisa 1.31 Meningk 1.32 Warga 1. Dihadiri oleh 80% sasaran 1. LCD 1.33 Mahasiwa,
3. si 5M atkan pondok 2. 35% remaja memahami video 2. Laptop 1.34 Kader,
(menonton tentang pesantren tentang pencegahan DBD 3. Flipcart 1.35 Guru

17
video pentingnya khususnya 3. Peningkatan pengetahuan /lembar
tentang pencegahan agregat remaja tentang DBD sebesar 50% balik
Pencegahan DBD supaya dengan DBD 4. Poster
DBD terhindar 5. Sound
kemudian penyakit system
FGD) DBD 6. Snack +
minuman
1.36 1.37 Simulasi 1.38 Meningk 1.39 Warga 1. Dihadiri oleh 80% sasaran 1. Sound 1.41 Mahasiswa
3. pencegahan atkan pondok 2. 35% remaja memahami tentang system 1.42 Kader
penyakit pengetahuan pesantren pencegahan penyakit DBD 2. Barang –
DBD dan khususnya 3. Peningkatan pengetahuan barang
mengetahui agregat tentang pencegahan penyakit bekas (mis:
pencegahan remaja DBD sebesar 50% kaleng,
tentang plastic dll)
penyakit 3. Snack +
DBD minuman
1.40
5. 1.43 Kerja 1.44 Meningk 1.45 Warga 1. Dihadiri 80% sasaran remaja 1. Radio / 1.46 Mahasiswa
bakti tentang atkan pondok 2. Warga pondok pesantren sound ,
(5M) perilaku pesantren berantusias kerja bakti supaya system 1.47 Semua
menguras, kebersihan khususnya asrama dan sekitar bersih dan 2. Snack + warga pondok
menutup, dengan agregat remaja menjadi sejuk minuman pesantren
mengganti, menguras, 3. Peningkatan kebersihan 85%
mengubur menutup,
dan mengganti,
menaburkan mengubur
dan
menaburkan
supaya tidak
adanya
nyamuk
Aedes

18
Aygypty
yang dapat
menyebabka
n penyakit
DBD
6. 1.48 Skrining 1.49 Megetah 1.50 Warga 1. Dihadiri 80% warga pondok 1.51 1. Tensi 1.56 Mahasiswa
pemeriksaan ui tanda dan pondok pesantren meter dan kader,
DBD gejala pesantren 2. Warga pondok pesantren 1.52 2. perawat
dengan penyakit khususnya berantusias melakukan Stetoskop
menggunaka DBD agregat remaja pemriksaan Rumple Leede + 1.53 3.
n Rumple sehingga 3. 5% masyarakat keluarahan S Spidol
Leede + dapat kecamatan T kota U kurang 1.54 4.
quisioner terdeteksi tahu tentang pemeriksaan Stopwatch
sejak dini rumple leed 1.55
4. Peningkatan pengetahuan
tentang pemeriksaan Rumple
Leed 75%
7. 1.57 Fogging 1.58 Mengeta 1.59 Warga 1.60 100% warga pondok 1.61 Alat 1.63 Mahasiswa
atau hui adanya pondok pesantren mengetahui adanya Fogging
penyemprot fogging atau pesantren kegiatan fogging 1.62
an nyamuk penyemprota
secara n dapat
massal memusnahka
n jentik dan
nyamuk
Aedes
Agypty
8. 1.64 Memberi 1.65 setelah 1.66 Warga 1. Warga pondok pesantrenyang 1.67 Buah 1.68 Mahasiswa
kan terapi diberikan pondok terjangkit DBD berantusias jambu biji dan kader
herbal pada terapi herbal pesantren mengkonsumsi jambu biji. kesehatan.
warga dengan yang 2. Peningkatan pengetahuan
pondok jambu biji terjangkit tentang terapi herbal terhadap

19
pesantren diharapkan penyakit penyakit DBD
yang warga DBD.
terjangkit pondok
penyakit pesantren
DBD yang
dengan terjangkit
mengkonsu penyakit
msi jambu DBD dapat
biji meningkatka
n jumlah
trombosit.

20
1.69 RANCANGAN EVALUASI
A. Kriteria keberhasilan kegiatan
1. Aspek yang di pantau
1.70 Input : jumlah tenaga pelaksana, ketersediaan dana, metode
pemantauan yang digunakan dan kesinambungan pelaksanaan
1.71 Proses : kehadiran warga pondok pesantren A di kelurahan S
kecamatan T kota U RW X dalam penyuluhan kesehatan, skrining untuk
mendeteksi adanya DBD, dan juga kerja bakti masal
1.72 Output : meningkatkan pengetahuan penyakit DBD, menurunnya
prevelensi DBD dan lingkungan bersih
2. Pelaksanaan pemantauan
1.73 Pemantauan dapat dilakukan oleh mahasiswa dan kader serta sector
terkait seperti: kader, guru-guru
3. Waktu pemantauan
1.74 Waktu pemantauan dapat dilakukan tergantung dari kegiatan yang
dilakukan
4. Evaluasi hasil pemantauan
1.75 Hasil pemantauan di bahas oleh tim untuk menentukan langkah-
langkah penyempurnaan kegiatan menentukan, apakah ada perubahan status DBD
pada agregat remaja, menentukan tindak lanjut kegiatan, mendukung upaya
penurunan kesakitan
5. Indicator keberhasilan
1.76 Menurunnya angka komplikasi DBD dan meningkatnya pengetahuan
terhadap warga pondok pesantren A di kelurahan S kecamatan T kota U RW X
21
1.77
B. Kriteria evaluasi
1.78 Kriterian evaluasi merupakan indicator penilaian keberhasilan implementasi yang
telah dilakukan . kritea evaluasi dilakukan menggunakan teori donabedian yang meliputi
komponen struktur, proses dan hasil. Komponen struktur mengidentifikasi tentang
struktur administrasi dan struktur organisasi pelaksana program termasuk
pemetaanorganisasi anggota staf yang masih di percaya, ukuran jumlah staf yang dapat
menjalankan program dengan efektif, kecukupan alat dan fasilitas fisik, sumber daya
keuangan dari kemampuan program untuk menghubungkan program-program dengan
organisasi dan komunitas. Komponen proses di dasarkan pada aktivitas dan kegiatan-
kegiatan yang telah di kerjakan. Komponen proses terdiri dari jumlah kunjungan
kegiatan jumlah penyelenggaraan kelompok diskusi khusus jumlah kelengkapan capaian
hasil akhir dari suatu proyek /program. Komponen hasil diukur dari status kesehatan
individu, keluarga, kelompok, atau populasi yang terlibat dalam program.
1. Kriteria evaluasi struktur
a. Adanya tenaga pelaksana kegiatan implementasi (mahasiswa kerjasama
dengan kader)
b. Terjalinnya kerjasama dengan lintas sektor dan lintas program dalam
pelaksanaan kegiatan implementasi
c. Keikutsertaan kader dalam mengikuti setiap kegiatan implementasi
d. Keikutsertaan warga pondok pesantren khususnya agregat remaja dalam
pelaksanaan pendidikan kesehatan
e. Tersedianya dana untuk pelaksanaan kegiatan implementasi
f. Tersedianya tempat pelaksanaan kegiatan yang telah di sepakati antara
perawat, kader dan warga pondok pesantren
g. Keadaan lingkungan yang nyaman dan mendukung saat pelaksanaan kegiatan
implementasi
h. Tersedianya metode pemantauan atau instrument evaluasi yang digunakan saat
kegiatan implementasi
1.79
2. Kriteria evaluasi proses
a. Kader, mahasiswa, perawat dan dokter dapat melaksanakan kegiatan sesuai
dengan perencanaan
22
b. Perawat bekerjasama dengan kader dan lintas program dalam pelaksanaan
kegiatan
c. Kader dan mahasiswa mampu memberikan pendidikan kesehatan terkait
masalah pencegahan, penanganan dan perawatan DBD kepada kader, agregat
remaja dan warga pondok pesantren
d. Perawat, mahasiswa dan kader mampu melakukan skrining/pemeriksaan
Rumple Leed untuk mengetahui adanya tanda dan gejala penyakit DBD dan
juga melakukan skrining pencegahan dengan memberikan abatisasi serta
memberikan quisioner
e. Mahasiswa, kader dan guru-guru merencanakan untuk menonton video dengan
tema kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit DBD dan juga simulasi
pencegahan penyakit DBD dengan cara 5M (menguras, menutup, mengganti,
mengubur dan menaburkan)
f. Mahasiswa merencanakan untuk brain stroming kepada remaja agar mampu
mengungkapkan pendapatnya yang di alaminya kepada kita
g. Mahasiswa dan warga pondok pesantren berencana untuk bekerja bakti supaya
lingkungan pondok pesantren terhindar dari penyakit DBD dan menjadi
pondok pesantren yang bersih dan sehat
h. Segenap bapak RW, RT berencana untuk melakukan fogging di seluruh
lingkungan pondok pesantren agar nyamuk yang ada di tempat-tempat gelap
mati
i. Mahasiswa dan kader merencanakan untuk melakukan kampanye bagi warga
pondok pesantren agar peduli dengan lingkungan sehingga terhidar dari
penyakit DBD dengan cara penyebaran leatflet tentang DBD secara merata
kepada setiap warga pondok pesantren A di kelurahan S Kecamatan T Kota U
j. Masyarakat dan agregat remaja dapat menghadiri semua kegiatan yang telah
di rencanakan
k. Agregat remaja di pondok pesantren antusias dalam mengikuti implementasi
mahasiswa keperawatan
l. Remaja mampu melakukan pencegahan terhadap penyakit DBD
m. Media yang digunakan dalam kegiatan mampu memberikan pemahaman
kepada warga pondok pesantren dan agregat remaja
n. Instrument evaluasi yang digunakan mampu menilai keberhasilan kegiatan
23
implementasi
o. Kegiatan terlaksana secara sistematis dan sesuai dengan tujuan
1.80
3. Kriteria Evaluasi Hasil
a. Kegiatan skrining pola kebiasaan hidup sehari – hari warga pondok pesantren
1) Dihadiri oleh 75% sasaran anak remaja
2) 50% warga pesantren sudah menerapkan pola hidup bersih dan sehat agar
terhindar dari DBD
3) 35% warga pesantren masih belum sepenuhnya menerapkan pola hidup
bersih dan sehat
4) 15% warga pesantren belum menerapkan sama sekali perilaku hidup
bersih dan sehat
b. Kegiatan pemberian pendidikan kesehatan khususnya pada agregat remaja
tentang penyakit DBD
1) Dihadiri oleh 90% sasaran
2) 50% anak remaja memahami masalah DBD dengan menjawab pertanyaan
tentang DBD
3) Peningkatan pengetahuan tentang DBD sebesar 35%
4) Kegiatan dengan cara menyuluh, sebelum menyuluh diberikan pre dan
post tes dan kemudian penyebaran modul dan ATK
c. Kegiatan sosialisasi 5M (menonton video tentang Pencegahan DBD kemudian
FGD)
1) Dihadiri oleh 90% sasaran
2) 35% remaja memahami tentang pencegahan penyakit DBD
3) Peningkatan pengetahuan tentang pencegahan penyakit DBD sebesar 50%
d. Kegiatan Simulasi pencegahan penyakit DBD
1) Dihadiri oleh 90% sasaran
2) 35% remaja memahami tentang pencegahan penyakit DBD
3) Peningkatan pengetahuan tentang pencegahan penyakit DBD sebesar 50%
e. Kerja bakti tentang pencegahan DBD: (5M) menguras, menutup, mengganti,
mengubur dan menaburkan
1) Dihadiri 90% sasaran remaja
24
2) Warga pondok pesantren berantusias kerja bakti supaya asrama dan sekitar
bersih dan menjadi sejuk
3) Peningkatan kebersihan 85%
f. Skrining pemeriksaan DBD dengan menggunakan Rumple Leede + quisioner
1) Dihadiri 80% warga pondok pesantren
2) Warga pondok pesantren berantusias melakukan pemeriksaan Rumple
Leede +
3) 5% masyarakat keluarahan S kecamatan T kota U kurang tahu tentang
pemeriksaan rumple leed
4) Peningkatan pengetahuan tentang pemeriksaan Rumple Leed 75%
g. Fogging atau penyemprotan nyamuk secara missal
1) 100% warga pondok pesantren mengetahui adanya kegiatan fogging
2) Kegiatan fogging merata di lingkungan pondok pesantren
3) Kegiatannya dengan cara sharing bersama tentang penyakit DBD
h. Memberikan terapi herbal pada warga pondok pesantren yang terjangkit
penyakit DBD dengan menggunakan jambu biji
1) Warga pondok pesantren yang terjangkit DBD berantusias mengkonsumsi
jambu biji.
2) Peningkatan pengetahuan tentang terapi herbal terhadap penyakit DBD
i. Kegiatan tindak lanjut dalam penanganan, perawatan dan pencegahan DBD di
Pondok Pesantren A kelurahan S kecamatan T kota U dapat di laksanakan oleh
kader kelurahan S kecamatan T kota U RW X

25
1.81 INSTRUMENT EVALUASI
1.82 1.83 Alat ukur/ metode evaluasi 1.84 Kegiatan
No
1.85 a) Daftar hadir 1.86 Kegiatan skrining pola kebiasaan
1. b) Pengisian Soal pre dan post test hidup sehari – hari warga pondok
c) Kuisioner pesantren A
1.87 a) Daftar hadir 1.88 Kegiatan pendidikan kesehatan
2. b) Pengisian Soal pre dan post tes khususnya pada agregat remaja
c) Keaktifan anak remaja dalam sesi tentang penyakit DBD di pondok
tanya jawab pesantren A
1.89 a) Daftar hadir 1.90 Kegiatan sosialisasi 5M
3. b) Keaktifan anak remaja dalam sesi (menonton video tentang pencegahan
tanya jawab DBD kemudian FGD)
1.91 a) Daftar hadir 1.92 Kegiatan simulasi pencegahan
4. b) Keaktifan anak remaja untuk penyakit DBD
mengikuti simulasi tentang
pencegahan DBD
c) Keaktifan anak remaja dalam sesi
tanya jawab
1.93 a) Daftar hadir 1.94 Kegiatan kerja bakti tentang
5. b) Keaktifan warga pondok pesantren (5M) menguras, menutup,
dalam kegiatan 5M mengganti, mengubur dan
menaburkan
1.95 a) Daftar hadir 1.96 Kegiatan skrining pemeriksaan
6. b) Kelengkapan alat pada DBD dengan menggunakan Rumple
pemeriksaan DBD (Rumple Leede) Leede + quisioner

1.97 a) Daftar hadir 1.98 Fogging atau penyemprotan


7. b) Lembar observasi nyamuk secara massal
1.99 a) Daftar hadir 1.100 Memberikan terapi herbal pada
8. b) Lembar observasi warga pondok pesantren yang
terjangkit penyakit DBD dengan
mengkonsumsi jambu biji
26
1.101

1.102
1.103 KOMPONEN PEMANTAUAN KEGIATAN
1.106 JAWAB
1.104
1.110 Y 1.111 T 1.107 KETERAN
N 1.105 ITEM PEMANTAUAN
A IDA GAN
K
1. 1.113 Input 1.114 1.115 1.116
a. Keterlibatan dalam pamantauan
- Mahasiswa
- Kelompok kader
- Guru
- Pokjakes kelurahan
b. Masalah DBD yang ada
c. Alat pemantauan yang ada
- Daftar hadir
- Lembar observasi
d. Dana di sediakan oleh
- Swadaya warga kelurahan
S kecamatan T kota U
- Kader
- Menteri kesehatan
- Mahasiswa
2. 1.117 Proses 1.118 1.119 1.120
a. Pada kegiatan skrining pola
kebiasaan hidup sehari-hari
didapatkan peningkatan
perilaku hidup bersih dan sehat
sebesar 30%
b. Pendidikan kesehatan tentang
DBD beserta pencegahan
tentang penyakit DBD
- 1X
- 2X
c. Kegiatan sosialisasi 5M
(menonton video tentang video
pencegahan Beserta FGD)
27
d. Simulasi pencegahan penyakit
DBD
e. Kegiatan Kerja bakti atau toilet
training (5M) menguras,
menutup, mengganti, mengubur
dan menaburkan)
f. Skrining pemeriksaan DBD
dengan menggunakan Rumple
Leede + quisioner
g. Fogging/ penyemprotan
nyamuk secara massal
- 1X
- 2X
h. Pemberian terapi herbal pada
warga yang terjangkit penyakit
DBD dengan mengkonsumsi
jambu biji
1.121

28

Anda mungkin juga menyukai