DISUSUN OLEH :
MUTI’ATUN NAFISAH
NIM. 14901.08.21036
Muti’atun Nafisah
NIM. 14901.08.21036
................................................. ...................................................
Kepala Ruangan
...............................................
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEPERAWATAN
KEGAWATDARURATAN DAN KRITIS PRAKTIK PROFESI NERS
STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PADJARAKAN - PROBOLINGGO
TAHUN 2021/2022
NO HARI/ EVALUASI TTD TTD
TANGGAL KONSULTASI PEMBIMBING MAHASISWA
LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG SYOK HIPOVOLEMIK
1. Anatomi dan Fisiologi Jantung / Sistem Peredaran Darah
Jantung terdiri atas empat ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut
atrium (serambi), dan dua ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik). Atrium
kanan berfungsi sebagai penampungan (reservoir) darah yang rendah oksigen dari seluruh
tubuh. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena
pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri, dan selanjutnya ke seluruh tubuh
melalui aorta. Kedua atrium tersebut dipisahkan oleh sekat, yang disebut septum atrium.
Fungsi ventrikel kanan yaitu menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru-
paru melalui arteri pulmonalis. Fungsi ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan
dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta. Kedua ventrikel ini dipisahkan oleh sekat
yang disebut septum ventrikel.
Fungsi utama jantung adalah sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap
darah agar darah dapat mengalir ke seluruh bagian tubuh melalui pembuluh darah arteri
maupun vena. Selain itu jantung juga berfungsi sebagai suatu sistem sirkulasi yang
menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme
(karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah
yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru,
dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida. Keadaan ini biasa
disebut sebagai sirkulasi paru. Kemudian dilanjutkan dengan sirkulasi sistemik dimana
jantung akan mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke
jaringan di seluruh tubuh. Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari ronga dada
(toraks) diantara kedua paru. Selaput yang melapisi jantung disebut perikardium yang
terdiri atas 2 lapisan :
1. Perikardium parietalis, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan selaput
paru.
2. Perikardium viseralis, yaitu lapisan permukaan dari jantung itu sendiri yang juga
disebut epikardium.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan perikardium sebagai pelumas yang
berfungsi mengurangi gesekan akibat gerak jantung saat memompa. Dinding jantung
terdiri dari 3 lapisan, yaitu :
1. Lapisan luar disebut epikardium atau perikardium.
2. Lapisan tengah merupakan lapisan berotot, disebut miokardium.
3. Lapisan dalam disebut endokardium.
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium
(serambi), dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik), yaitu sebagai
berikut :
1. Atrium
a) Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan darah yang rendah oksigen dari
seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena kava superior, vena kava
inferior, serta sinus koronarius yang berasal dari jantung sendiri. Dari atrium
kanan kemudian darah di pompakan ke ventrikel kanan.
b) Atrium kiri menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru melalui 4 buah
vena pulmonalis. Kemudian darah dialirkan ke ventrikel kiri. Antara kedua atrium
dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.
2. Ventrikel
a) Ventrikel kanan, menerima darah dari atrium kanan yang kemudian dipompakan
ke paru melalui arteri pulmonalis.
b) Ventrikel kiri, menerima darah dari atrium kiri kemudian memompakannya ke
seluruh tubuh melalui aorta. Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut
septum ventrikel.
Katup - katup pada jantung terdiri dari :
1. Katup Atrioventrikuler
Merupakan katup yang terletak diantara atrium dan ventrikel.. katup antara
atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun katup disebut
katup trikuspidalis. Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan
ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup disebut katup bikuspidalis atau
katup mitral. Katup AV memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
atrium ke ventrikel pada waktu diastole ventrikel, serta mencegah aliran balik ke
atrium pada saat sistol ventrikel.
2. Katup Semilunar
Katup pulmonal, terletak antara arteri pulmonalis dan ventrikel kanan.
Katup aorta, terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Kedua katup semilunar
terdiri dari 3 daun katup. Adanya katup semilunar memungkinkan darah
mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama
sistol ventrikel, dan mencegah aliran balik ke ventrikel sewaktu diastole
ventrikel.
Sirkulasi jantung terdiri atas :
1. Arteri Koroner
Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Sirkulasi
koroner terdiri dari: arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri. Arteri
koroner bermuara di sebelah atas daun katup aorta yang disebut ”sinus
valsava”.
2. Vena Koroner
Distribusi vena koroner sesungguhnya paralel dengan distribusi arteri
koroner. Sistem vena jantung terdiri dari 3 bagian : vena tebesian, vena
kardiaka anterior, sinus koronaria.
3. Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) yang terdiri dari
arteri, arteriola, kapiler, venula dan vena, mempunyai fungsi sebagai
berikut:
1) Arteri
Arteri berfungsi untuk transportasi darah dengan tekanan yang tinggi
ke seluruh jaringan tubuh. Dinding arteri kuat dan elastis (lentur),
kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah diantara
denyut jantung. Dinding arteri banyak mengandung jaringan elastis
yang dapat teregang saat sistol dan mengadakan rekoil saat diastol.
2) Arteriola
Merupakan cabang paling ujung dari sistem arteri, berfungsi sebagai
katup pengontrol untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler.
Arteriol mempunyai dinding yang kuat sehingga mampu kontriksi
atau dilatasi beberapa kali ukuran normal, sehingga dapat mengatur
aliran darah ke kapiler. Otot arteriol dipersarafi oleh serabut saraf
kolinergik yang berfungsi vasodilatasi. Arteriol merupakan penentu
utama resistensi / tahanan aliran darah, perubahan pada diameternya
menyebabkan perubahan besar pada resistensi.
3) Kapiler
Merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis,
yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah
dari jantung) dan vena (membawa darah kembali ke jantung).
Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari
darah ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme
berpindah dari jaringan ke dalam darah.
4) Venula
Dari kapiler darah mengalir ke dalam venula lalu bergabung dengan
venul-venul lain ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali
ke jantung.
5) Vena
Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih
besar daripada arteri, sehingga vena dapat mengangkut darah dalam
volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan
tidak terlalu dibawah tekanan. Karena tekanan dalam sistem vena
rendah maka memungkinkan vena berkontraksi sehingga
mempunyai kemampuan untuk menyimpan atau menampung darah
sesuai kebutuhan tubuh.
6) Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar
yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal. Namun demikian
terdapat juga sirkulasi koroner yang juga berperan sangat penting
bagi sirkulasi jantung, yaitu mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Sirkulasi Sistemik
a) Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.
b) Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda.
c) Memerlukan tekanan permulaan yang besar.
d) Banyak mengalami tahanan.
e) Kolom hidrostatik panjang.
2) Sirkulasi Pulmonal
a) Hanya mengalirkan darah ke paru.
b) Hanya berfungsi untuk paru-paru.
c) Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.
d) Hanya sedikit mengalami tahanan.
e) Kolom hidrostatiknya pendek.
3) Sirkulasi Koroner
Efisiensi jantung sebagi pompa tergantung dari nutrisi dan
oksigenasi yang cukup pada otot jantung itu sendiri. Sirkulasi
koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa
oksigen untk miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial
yang kecil-kecil. Aliran darah koroner meningkat pada:
a) Peningkatan aktifitas
b) Jantung berdenyut
c) Rangsang sistem saraf simpatis
ALGORITMA SYOK
10. Komplikasi Syok Hipovolemik
Komplikasi dari syok hipovolemik meliputi sepsis, sindrom gawat
napas akut, koagulasi intravaskular diseminata, kegagalan multiorgan,
hingga kematian (Greenberg, 2015).
Komplikasi yang mungkin terjadi pada syok meliputi (Kowalak,
2011) :
1. Sindrom distress pernapasan akut
2. Nekrosis tubuler akut
3. Koagulasi intravaskuler diseminata (DIC)
4. Hipoksia serebral
5. Kematian
7) Pengukuran hemodinamik
Penurunan CVP, penurunan tekanan arteri pulmoner (TAP),
penurunan curah jantung, penurunan tekanan arteri rerata,
peningkatan tahanan vaskuler sistemik.
8) Riwayat dan faktor – faktor resiko :
a. Kehilangan GI abnormal : muntah, diare, drainase intestinal
b. Kehilangan kulit abnormal : diaforesis berlebihan terhadap
demam atau latihan, luka bakar, fibrosis sistik
c. Kehilangan ginjal abnormal : terapi diuretik, diabetes
insipidus, dirusis oemotik, insufisiensi adrenal (misal diabetes
melitus tak terkontrol)
d. Spasium ke tiga atau perpindahan cairan plasma ke intersisial:
peritonitis, obstruksi usus, luka bakar, asites.
e. Hemoragi
f. Perubahan masukan : koma, kekurangan cairan.
9) Nutrisi, melakukan pengkajian antropometri (Tinggi badan, berat
badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas,Indeks
Massa Tubuh), Biochemical (data laboratorium yang abnormal),
Clinical (tanda-tanda klinis integumen, anemia), Diet (meliputi
jenis, frekuensi, nafsu terhadap makanan yang diberikan selama
di RS), Energi (kemampuan beraktivitas selama dirawat), Factor
(penyebab masalah), Penilaian Status Gizi, pola asupan cairan,
jumlah intake dan output, penilaian status cairan (balance cairan),
pemeriksaan abdomen.
10) Eliminasi, mengkaji pola pembuangan urine, riwayat kandung
kemih, pola urine, distensi kandung kemih, sistem gastrointestinal
11) Aktivitas dan Istirahat, mengkaji kebutuhan istirahat/tidur,
aktivitas, respons jantung, pulmonary respon, sirkulasi, riwayat
hipertensi, kelainan katup, bedah jantung, endokarditis, anemia,
septik syok, bengkak pada kaki, asites, takikardi, disritmia, atrial
fibrilasi, prematur ventricular contraction, bunyi S3 gallop,
adanya bunyi CA, adanya sistolik atau diastolik, murmur,
peningkatan JVP, adanya nyeri dada, sianosis, pucat,ronchi,
hepatomegali
12) Persepsi diri dan Kognisi, mengkaji orientasi klien, sensasi dan
persepsi, kemampuan komunikasi
13) Peranan Hubungan (Role Relationship) mengkaji pola interaksi
dengan orang lain atau kedekatan dengan anggota keluarga atau
orang terdekat
14) Seksualitas, mengkaji masalah identitas seksual, masalah atau
disfungsi seksual
15) Mekanisme Koping/ Toleransi Stress
16) Nilai-Nilai Kepercayaan
17) Keamanan, mengkaji adanya alergi, penyakit autoimmune,
tandatanda infeksi, gangguan termoregulasi, gangguan/
komplikasi (akibat tirah baring, proses perawatan, jatuh, obat-
obat, penatalaksanaan)
18) Pertumbuhan dan Perkembangan
12. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Berdasarkan
pengkajian diatas, adapun rumusan diagnosa keperawatan berdasarkan Tim
Pokja SDKI DPP PPNI (2016) Diagnosa keperawatan ini akan dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pola nafas tidak efektif b/d depresi pusat pernafasan dan hambatan upaya
nafas (mis; nyeri saat bernafas), dengan kode (D.0005)
2. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran alveolus – kapiler,
dengan kode (D.0003)
3. Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan konsentrasi hemoglobin,
kekurangan volume cairan, dan penurunan aliran arteri atau vena. dengan
kode (D.0009)
4. Hipovolemia b/d kehilangan cairan aktif, dan kekurangan intake cairan,
dengan kode (D.00
5. Penurunan curah jantung b/d perubahan kontaktilitas, dengan kode
(D.0008)
6. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (inflamasi). Dengan Kode
(D.0078)
7. Resiko syok b/d hipoksia, hipoksemia, dan kekurangan volume cairan,
dengan kode (D.0038)
8. Gangguan pola tidur b/d kurang kontrol tidur, dengan kode (D.0055)
13. Intervensi dan Implementasi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil (SLKI) SIKI
Pola nafas tidak efektif Tujuan : 1. Terapi Oksigen (I.01026)
1. Observasi
berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi/tindakan a. Monitor kecepatan aliran oksigen
depresi pusat pernafasan selama 1x8 jam pola nafas membaik. b. Monitor posisi alat terapi oksigen
dan hambatan upaya nafas Kriteria Hasil : c. Monitor aliran oksigen secara
periodic dan pastikan fraksi yang
(mis: nyeri saat bernafas). 1. Pola nafas diberikan cukup
Dengan Kode (D.0005) Indikator d. Monitor efektifitas terapi oksigen
(mis. oksimetri, analisa gas darah ),
Dispnea
jika perlu
Penggunaan otot bantu e. Monitor kemampuan melepaskan
nafas oksigen saat makan
f. Monitor tanda-tanda hipoventilasi
Pemanjangan fase g. Monitor tanda dan gejala toksikasi
ekspirasi oksigen dan atelektasis
Pernafasan pursed – lip h. Monitor tingkat kecemasan akibat
terapi oksigen
Pernafasan cuping hidung i. Monitor integritas mukosa hidung
Frekuensi nafas akibat pemasangan oksigen
2. Terapeutik
Kedalaman nafas
j. Bersihkan secret pada mulut,
hidung dan trachea, jika perlu
k. Pertahankan kepatenan jalan nafas
l. Berikan oksigen tambahan, jika
perlu
m. Tetap berikan oksigen saat pasien
ditransportasi
n. Gunakan perangkat oksigen yang
sesuai dengat tingkat mobilisasi
pasien
3. Edukasi
o. Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen dirumah
4. Kolaborasi
p. Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
q. Kolaborasi penggunaan oksigen
saat aktivitas dan/atau tidur
Gangguan pertukaran gas Tujuan : 1. Pemantauan respirasi (I.01014)
1. Observasi
b/d perubahan membran Setelah dilakukan intervensi/tindakan a. Monitor frekuensi, irama,
alveolus – kapiler. selama 1x8 jam pertukaran gas kedalaman, dan upaya napas
(D.0003) meningkat.
b. Monitor pola napas (seperti
bradipnea, takipnea,
Kriteria Hasil : hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne-
1. Pertukaran gas Stokes, Biot, ataksik0
c. Monitor kemampuan batuk efektif
Indikator
d. Monitor adanya produksi sputum
Dispnea e. Monitor adanya sumbatan jalan
Bunyi nafas tambahan napas
f. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
PCO2 g. Auskultasi bunyi napas
Pernafasan cuping hidung h. Monitor saturasi oksigen
PO2 i. Monitor nilai AGD
j. Monitor hasil x-ray toraks
Takikardia 2. Terapeutik
PH arteri k. Atur interval waktu pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
l. Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
m. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
n. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Perfusi perifer tidak Tujuan : 1. Perawatan Sirkulasi (I.02079)
1. Observasi
efektif b/d penurunan Setelah dilakukan intervensi/tindakan a. Periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi
konsentrasi hemoglobin, selama 1x8 jam perfusi perifer perifer, edema, pengisian kalpiler,
warna, suhu, angkle brachial index)
kekurangan volume meningkat. b. Identifikasi faktor resiko gangguan
cairan, dan penurunan Kriteria Hasil : sirkulasi (mis. Diabetes, perokok,
orang tua, hipertensi dan kadar
aliran arteri atau vena. 1. Perfusi perifer
kolesterol tinggi)
dengan kode (D.0009) Indikator c. Monitor panas, kemerahan, nyeri,
Denyut nadi atau bengkak pada ekstremitas
2. Terapeutik
Warna kulit pucat d. Hindari pemasangan infus atau
Pengisian kapiler pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi
Akral e. Hindari pengukuran tekanan darah
Turgor kulit pada ekstremitas pada keterbatasan
perfusi
Tekanan darah diastolik f. Hindari penekanan dan pemasangan
Tekanan darah sistolik torniquet pada area yang cidera
g. Lakukan pencegahan infeksi
h. Lakukan perawatan kaki dan kuku
i. Lakukan hidrasi
3. Edukasi
j. Anjurkan berhenti merokok
k. Anjurkan berolahraga rutin
l. Anjurkan mengecek air mandi untuk
menghindari kulit terbakar
m. Anjurkan menggunakan obat penurun
tekanan darah, antikoagulan, dan
penurun kolesterol, jika perlu
n. Anjurkan minum obat pengontrol
tekakan darah secara teratur
o. Anjurkan menghindari penggunaan
obat penyekat beta
p. Ajurkan melahkukan perawatan kulit
yang tepat(mis. Melembabkan kulit
kering pada kaki)
q. Anjurkan program rehabilitasi
vaskuler
r. Anjurkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi( mis. Rendah
lemak jenuh, minyak ikan, omega3)
s. Informasikan tanda dan gejala darurat
yang harus dilaporkan( mis. Rasa
sakit yang tidak hilang saat istirahat,
luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
3. Edukasi
n. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
o. Jelaskan strategi meredakan nyeri
p. Anjurkan memonitor nyri secara
mandiri
q. Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
r. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
s. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Resiko Syok d/d hipoksia, Tujuan : 1. Pencegahan syok
1. Observasi
hipoksemia, dan Setelah dilakukan intervensi/tindakan a. Monitor status kardiopulmonal
kekurangan volume selama 1x8 jam tingkat syok meningkat. b. Monitor status oksigenasi
cairan, dengan kode Kriteria Hasil : c. Monitor status cairan
d. Monitor kesadaran dan respon pupil
(D.0038) 1. Tingkat syok
e. Periksa riwayat alrgi
Indikator 2. Terapeautik
Akral dingin f. Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi oksigen
Pucat <94%
Mean arterial pressure g. Persiapan intubasi dan ventilasi
mekanik, jika perlu
Tekanan darah sistolik
h. Pasang jalur IV, Jika perlu
Tekanan darah diastolik i. Pasang kateter urine untuk menilai
Tekanan nadi produksi urine
j. Lakukan skin test untuk mencegah
Frekuensi nadi reaksi alergi
Frekuensi nafas 3. Edukasi
k. Jelaskan penyebab faktor resiko syok
l. Jelaskan tanda dan gejala awal syok
m. Anjurkan melaporkan jika
menemukan merasakan tanda dan
gejala syok
n. Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
o. Anjurkan menghindari alergen
4. Kolaborasi
p. Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
q. Kolaborasi pemberian tranfusi darah,
jika perlu
r. Kolaborasi pemberian anti inflamasi,
jika perlu
Gangguan Pola tidur b/d Tujuan : 1. Dukungan tidur (I.09265)
Observasi
kurang kontrol tidur, Setelah dilakukan intervensi/tindakan a. Identifikasi pola aktivitas dan tidur.
dengan kode (D.0055) selama 1x8 jam pola tidur membaik. b. Identifikasi faktor pengganggu tidur.
Kriteria Hasil : c. Identifikasi makanan dan minuman
yang mengganggu tidur.
1. Pola tidur d. Identifikasi obat tidur yang
Indikator dikonsumsi
Terapeutik
Keluhan sulit tidur
e. Modifikasi lingkungan
Keluhan sering terjaga f. Batasi waktu tidur siang, jika perlu
Keluhan tidak puas tidur g. Fasilitasi menghilangkan stress
sebelum tidur
Keluhan pola tidur
h. Tetapkan jadwal tidur rutin
berubah i. Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
Keluhan istirahat tidak j. Berikan terapi non farmakologi
cukup (terapi massage punggunng)
Edukasi
k. Jelaskan pentingnya tidur cukup
l. Anjurkan menepati kebiasaaan waktu
tidur
m. Anjurkan menghindari makanan atau
minuman yang mengganggu tidur
n. Anjurkan penggunaan obat tidut yang
tidak mengandung supresor terhadap
tidur REM
o. Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan
tidur
p. Ajarkan cara nonfarmakologi.