Anda di halaman 1dari 14

BAB III

TINJAUAN KASUS

Ditinjau dari kasus yang diangkat By.Ny H.S adalah BBLR (dismaturia) dimana
usia kehamilan preatrem 30 minggu dan berat badan bayi rendah yaitu 2300 gram.
Padahal berat normal terendah 2500 gram.

21
ASUHAN KEBIDANAN
FORMAT PENGKAJIAN PADA BAYI BARU LAHIR

Hari/ Tanggal pengkajian : selasa 23-4-2019 Jam 11.15 Wita

Tempat praktik : Poned Puskesmas Binuang

I. IDENTITAS
Nama Bayi :By. Ny H.s
Tanggal & Jam lahir : 22-4-2019 jam 11:15 Wita
Umur Bayi : 1 Jam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Lahir pada umur kehamilan : 30 minggu

Nama Ibu : Ny H.S


Nama ayah : Tn Kh
Umur : 22 th
Umur : 24 th
Suku/ Bangsa : Banjar/Indonesia
Suku/ Bangsa : Banjar/Indonesia
Agama :Islam
Agama :Islam
Pendidikan : SMP
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Pekerjaan : SWASTA
Alamat rumah : Haruban RT 05
Alamat rumah : Haruban RT 05
desa Tungkap
desa Tungkap
No telp Hp :-
No Telp Hp :-
II. ANAMNESA/DATA SUBJEKTIF
1. Riwayat Kehamilan :G2P0A0
a. ANC selama kehamilan :6x di Puskesmas
b. Kenaikan berat badan :8kg
c. Riwayat imunisasi TT : 3 x
d. Komplikasi kehamilan : tidak ada
e. Kebiasaan waktu hamil : tidak ada
2. Riwayat
a. Jenis persalinan : spontan
b. Tempat persalinan : poned puskesmas binuang
c. Penolong persalinan : bidan
d. Riwayat pecah ketuban : Spontan pukul : 10:30 Wita
Warna : jernih tidak berbau +- 300cc
e. Lama persalinan : kala I 2 jam 15 menit

22
: Kala II 5 menit
: Kala III 5 menit
: Total waktu persalinan 2 jam 25 menit
1). Ibu : partus premature
2). Bayi : BBLR
g. Keadaan Bayi baru lahir
1) Apakah Segera menangis : ya
2) Intensitas : lemah
3) IMD : Iya
4) Obat yang diberikan : Vit K 1mg
Salep Mata
5) Imunisasi :-

III. DATA OBYEKTIF


1. Keadaan umum
a. Appearance : kemerahan (1)
b. Pulse : 128 x/m (2)
c. Grimore (Refleks) :+2
d. Activity/tonus otot : lemah (1)
e. Respiration (usaha bernafas) : + 2
Total : 8
2. Tanda Vital
a. Pernafasan : 40 x/Menit
b. Laju Jantung : 128 x/Menit
c. Suhu : 36,5 c
3. Antropometri
a. Berat Badan : 2300 gram
b. Panjang badan : 45 cm
c. Lingkar Kepala : 32 cm
d. Lingkar Dada : 31 cm
4. Pemeriksaan Fisik Khusus
a. Kepala Ubun-ubun : Datar
Sutura :-
Penonjolan Cekung : Tidak ada
b. Telinga Letak : Simetris
Lobang : Ya
Pengeluaran : Tidak Ada
c. Mata Tanda Infeksi : Tidak ada
Kondisi Bola Mata : Normal

23
Sekret : Tidak
Trauma : Tidak
d. Hidung dan mulut Lobang hidung : Ada
Kondisi Bibir : Normal
Langit-langit : Normal
Refleks rooting : Normal
Refleks sucking : Normal
e. Dada dan Punggung Bentuk : Normal
Pergerakan dinding dada :
Payudara & Puting :
Kondisi Punggung : Normal
f. Ekstremitas Atas Gerakan :
Jumlah Jari :5
Refleks moro : Normal
Refleks Palmar grasp :
g. Perut Bentuk :
Tali pusat :
Perdarahan Tali Pusat : Tidak ada
h. Genitalia Laki-laki
Testis dalam skotum :
Posisi Lubang uretra : ada
Perempuan
Labia Mayora & Minora :
Orifislum uretra :
Introitus Vagina :
Withdrawal bleeding :
i. Anus dan Rektum Lobang Anus : Ya (+)
j. Ekstremitas bawahKesimetrisan : Ya Simetris
Pergerakan : Aktif
Jumlah Jari :
Refleks babinski : Normal
k. Kulit Warna : Kemerahan
Vernik caseoosa : ada sedikit
Lanugo : ada
Pembengkakan : Tidak ada
Bercak / Tanda lahir : Tidak ada

24
IV. ELIMINASI
1. Buang air kecil Sudah/Belum dalam 24 jam : Sudah jam 12:20
wita
Warna : Jernih
Waktu :
Jumlah dalam 24 jam :
2. Buang air besar Sudah/belum dalam 24 jam : Sudah jam 12:20
wita
Waktu :
Warna :
Konsistensi :
Jumlah dalam 24 jam :
V. ASSESMENT
Neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan lahir spontan dengan berat
lahir rendah.

VI. PLANNING
- Informasikan hasil pemeriksaan pada keluarga
- Minta informed consent
- Lakukan Asuhan sesuai kebutuhan

Catatan Implementasi
Hari : Selasa 23 April 2019
Tempat : Poned Puskesmas Binuang
Waktu Kegiatan
11. 15 -menginformasikan hasil pemeriksaan kepada keluarga
tentang keadaan umum bayi
Melakukan informed consent pada keluarga untuk tindakan
yang akan dilakukan
Pemberian vitamin K1, Injeksi 1 mg IM sekali pemberian
11.20 Menghangatkan tubuh bayi dengan cara memakaikan topi
dan kain
Melakukan personal hygiene yag baik
11.50 Melakukan observasi pada bayi baru lahir

25
-memantau keadaan umum bayi seperti suhu, BB, nadi, laju
pernapasan, laju jantung
Memantau ke aktifan bayi
Memenuhi nutrisi bayi ASI/SF
12.30 Menjelaskan tanda bahaya pada bayi baru lahir pada keluarga
yaitu
- Pernapasan sulit ( lebih dari 60x)
- Suhu tubuh terlalu rendah <36 0C
- Aktifitas bayi mengigil menangis kuat badan lemah
dan kejang
- apabila tidak ada perubahan atau keadaan umum
semakin menurun bayi harus dirujuk ke rumah sakit

EVALUASI
Hari/Tanggal : selasa 23 April 2019

Waktu S O A P

13.00 Ibu/keluarga k/u baik Neonatus Keluarga


paham akan S :36,5 0C laju kurang bulan mengetahui
tanda bahaya napas 40 lahir spontan kondisi
bagi bayi baru x/Mamat dengan BBLR bayinya.
lahir Muzakir laju Keluarga
-bayi sehatt jantung menyetujui
Menangis kuat 124x/m tindakan yang
Menyusu BB : 2300 akan
sendiri belum dilakukan.
bias

26
BAB IV

PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan pembahasan kesenjangan antara teori dan praktik
pada manajemen asuhan kebidanan pada neonates By. Ny. S dengan BBLR.

Dalam hal ini, pembahassan akan diuraikan secara narasi berdasarkan


pendekatan asuhan kebidanan dengan tujuan langkah varney yaitu : pengumpulan data
dasar , merumuskan diagnosis atau massalah actual , merumuskan diagnosis atau
masalah potensial , melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi , merencanakan
tindakan asuhan kebidanan , melakuka tindakan asuha kebidanan ,dan mengevaluasi
asuhan kebidanan .

Melahirkan tanggal 22 April 2019 pukul 11:15 wita neonatus lahir normal berat
badan 2300 gram panjang badan 46cm lingkar kepala 32 cm lingkar dada 31cm bayi
lahir partus premature Pemeriksaaan fisik didapatkan laju jantung 128x/ menit
pernafasan 50x/menit tempt 36,5 O C.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian data tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktek

Identifikassi data dasar merupakan proses manajemen asuhan kebidanan yang


ditujukan untuk pengumpulan informasi baik fisik, psikososial, dan spiritual. Informasi
yang diperoleh mengenai data-data tersebut penulis dapatkan dengan mengadakan
wawancara langsung dari klien dan keluarganya serta sebagian bersumber dari
pemeriksaan fisik ,dan pemeriksaan penunjang/laboratorium (Nurhayati dkk, 2013)

Pengkajian data dasar pada kasus BBLR dilakukan pada saat pengamatan
pertama kali diruang perinatologi. Pengkajian meliputi anamnesis langsung oleh ibu
pasien . pengkajian ini berupa identitas pasien , data subjektif maupun data objektif
meliputi : kegiatan umum neonates,riwayat kehamilan dan persalinan serta pola
eliminasi neonates. Pengkajian data objektif diperoleh melakukan pemeriksaan umum,

27
pemeriksaan tanta-tanda vital dan pemeriksaan fisik. Pengkajian pada kasus iini
dilanjutkan pada pendokumentasiam asuhan kebidanan.

Tahap ini dilakukan identifikasi data dasar (pengkajian) yang merupakan


langkah pertama yang dilakukan untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dan
lenhgkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien mengenai neonatus
By. Ny. S, baik orang tua maupun bidan dan dokter yang ada diruangan dapat
memberikan informasi secara terbuka sehingga memudahkan untuk memperoleh data
yang diinginkan sesuai dengan permasalahan yang diangkat . Data yang diambil dari
study kasus neonatus By. Ny. H dengan BBLR di Poned Puskesmas Binuang.

Bayi berat lahir rendah (BBLR) memiliki resiko tinggi dalam mortalitas dan
morbiditas pada neonatus (Kliegman,1999).BBLR sangat rentan terhadap infeksi ,
karena daya tahan tubuh BBLR yang masih rendah . selain itu , keadaan organ-organ
BBLR yang belum matang merupakan factor resiko terjadinya necrotizing enterocolitis
(NCE) pada bblr. Kejadian nec tertinggi pada bayi berat lahir <1500 gram
(Girsang,2009). Bayi yang lahir dengan kisaran berat badan antara 2000-2500 gram
memiliki resiko kematian neonatal 4 kali lebih tinggi dibandingkan bayi yang lahir
dengan kisaran berat badan 2500-300 gram dan sepuluh kali lebih tinggi dibandingkn
dengan bayi yang lahir dengan kisaran berat badan 3000-3500 gram.

Kematangan fungsi organ khususnya saluran cerna, sangat menentukan jenis dan
cara pemberian nutrisi pada bblr kondisi klinis seringkali merupakan factor
penentu,apakah nutrisi enternal dan parental yang akan diberikan ketersediaan enzim
penceernaan baik untuk karbohidrat, ;protein, maupunlemak sangat berkaitan dengan
gestasi kemampuan pengosongan lambung lebih lambat paada bayi bblr daripada bayi
cukup bulan. demikian pula fungsi menghisap dan menelan masih belum semourna ,
terlebih bila bayi dengan masa gestasi kurang dari 34 minggu

Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan asupan nutrisi
yang mencukupi untuk proses tumbuh kejar pada bayi premature yang lebih cepat dari
bayi yang cukup bulan.

28
Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Langkah ini Bidan mengidentifikasi masalah potensial berdasarkan diagnosa atau

masalah yang mungkin akan terjadi berdasarkan diagnosa masalah yang sudah

teridentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan

pencegahan. Masalah yang sering timbul pada bayi baru lahir :

a.    Hipotermi potensial terjadi ganguan pernapasan

b.    Hipotermi ini karena menyempitnya pembuluh darah dan yang

dapat     mengakibatkan terjadinya metabolik, meningkatkan kebutuhan oksigen.

c.    Hipoglikemi ini karena kenaikan kadar bilirubin.

d.   Infeksi karena tetanus neonatorum yang disebabkan karena clostridium tetani.

4.    Menetapkan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera atau Masalah   Potensial

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosis yang sudah

diidentifikasi sebelumnya, sehingga dapat diambil keputusan ada  tidaknya tindakan

segera oleh bidan atau dokter dan/atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau

ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi bayi, contohnya

adalah bayi tidak segera bernafas spontan dalam 30 detik, segera lakukan resusitasi.

Pada kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan dilapangan.

5.    Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada

angkah kelima dilaksanakan secara efesien dan aman. Realisasi dari perencanaan

dapat dilakukan oleh bidan, pasien, atau anggota keluarga yang lain. Berikut ini

beberapa contoh paksanaan dari prencanaan asuhan berdasarkan peran bidan dalam

tindakan mandiri, kolaborasi, dan tindakan pengawasan.

Rencana asuhan pada bayi baru lahir:

29
1)   Pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat

2)   Berikan pada bayi perawatan mata 1 jam pertama setelah lahir

3)   Berikan identitas pada bayi

4)   Berikan suntikan vit k

5)   Berikan konseling tentang menjaga kehangatan bayi

6)   Anjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayinya

7)   Berikan konseling pada ibu perawatan tali pusat

8)   Beritahu tanda-tanda bahaya pada bayi

Adapun sasara/target dalam rencana asuhan pada kasus ini berfokus untuk mencegah

terjadinya komplikasi pada neonatus dengan penangan yang cepat dantepat serta

suhu tubuh neonatus menjadi normal.

6.    Implementasi

Tahap ini merupakan tahap mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara

efektif dan aman.

1)   Mempertahankan suhu tubuh tetap hangat, dengan cara memastikan bayi tetap

hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu, mengganti handuk/kain

basah dan bungkus bayi dengan selimut yang kering dan bersih.

2)   Memberikan obat mata eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1% di anjurkan untuk

mencegah penyakit mata karena clamidia.obat mata perlu di berikan pada jam

pertama setelah persalinan.

3)   Memberikan identitas bayi

Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu di pasang segera setelah

lahir.

4)   Memberikan suntikan vit K untuk mencegah perdarahan, dengan dosis 0,1 mg

IM.

30
5)   Memberitahu ibu konseling tentang menjaga kehangatan bayi agar bayi tidak

kehilangan panas.

6)   Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayinya agar adanya keterikatan

emosional ibu dan bayi, sebagai kekebalan pasif (kolostrum) untuk bayi dan

meransang kontraksi uterus.

7)   Memberitahu ibu tentang perawatan tali pusat yaitu sisa tali pusat harus di

pertahankan dalam keadaan terbuka dandi tutupi kain bersih secara longgar ,

pemakaian popok sebaiknya popok dilipat di bawah tali pusat,jika tali pusat terkena

kotoran /feses, maka tali pusat harus dicuci dengan sabun dan air bersih, kemudian

di keringkan.

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana sebelumnya, baik

terhadap masalah pasien ataupun diagnosis yang ditegakkan. Pelaksanaan ini dapat

dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun berkolaborasi dengan tim kesehatan

lainnya.

Pada tahap ini bidan melaksanakan perencanaan yang telah dibuat, antara lain :

1)   Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum merawat tali pusat.

2)   Membersihkan dengan lembut kulit disekitar tali pusat dengan kapas bersih

3)   Membungkus dengan longgar/tidak terlalu rapat dengan kasa bersih     atau

steril.

4)   Memastikan  popok atau celana bayi harus di ikat di bawah tali pusat, tidak

menutupi tali pusat untuk menghindari kontak dengan        feses dan urin.

5)   Menghindari penggunaan kancing, koin atau uang logam untuk membuat trekan

tali pusat

31
7.    Evaluasi

Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan, yakni untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan asuhan yang kita berikan kepada pasien, kita mengacu

kepada beberapa pertimbangan berikut ini:

1)   Tinjauan asuhan kebidanan

Meningkatkan, mempertahankan, dan mengembaikan kesehatan

2)   Evektifitas tindakan untuk mengatasi masalah

Dalam meakukan evaluasi sebeberapa evektif tindakan dan asuhan yang kita berikan

kepada pasien. Hasil pengkajian ini kita jadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan

asuhan berikutnya.

3)   Hasil asuhan

Hasil asuhan adalah bentuk konkret dari perubahan kondisi pasien dan keluarga

yang meliputi  pemulihan kondisi pasien, peningkatan pengetahuan dan kemampuan

pasien mengenai perawatan diri.

Evaluasi asuhan pada bayi baru lahir:

a)        Suhu tubuh bayi tetap terjaga dengan baik

b)        Perawatan mata dengan memberikan salep mata pada bayi

c)        Identitas bayi telah di berikan

d)       Pemberian vit K pada bayi telah di berikan

e)        Koseling tentang menjaga kehangatan bayi telah di berikan pada ibu dan ibu

mengerti

f)         Ibu bersedia memberikan ASI pada bayinya

g)        Ibu mengerti tentang perawatan tali pusat pada bayinya

h)        Ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya pada bayi

32
BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa yang
rawan karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit spesifik.
Pada periode-periode tersebut tidak dapat dibedakan/sulit dibedakan dengan penyakit
lain sehingga sulit dideteksi pada usia minggu-minggu pertama kelainanyang timbul
banyak yang berkaitan dengan masa kehamilan/proses persalinan sehingga perlu
penanganan segera dan khusus.
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor
resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa
perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik
pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang
tinggi.

B.     Saran
1.      Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
2.      Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir dengan BBLR.
3.      Meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.  

33
DAFTAR PUSTAKA

Pantiawati, ika,S.sit.2010.Bayi dengan BBLR.yogyakarta:nuha medika.


Proverati atikah,SKM, MPH dan cahyo ismawati sulistyorini,S.Kep.,Ns.2010.BBLR
(Berat Badan Lahir Rendah).yogyakarta:nuha medika.
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti,am.keb.MKM.2010.asuhan neonates,bayi dan anak
balita.jakarta:trans info media.
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/16/bayi-berat-lahir-rendah-bblr/

34

Anda mungkin juga menyukai