LITERATURE REVIEW
Oleh
Ridia Yuliasti
1710105063
TAHUN 2021
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Hubungan Self care dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Ridia Yuliasti
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Pembimbing I Pembimbing II
ii
PERNYATAAN PENGUJI
DEWAN PENGUJI
Pembimbing I
(Ns. Hidayatul Rahmi, M.Kep) (....................................)
Pembimbing II
(Ns. Diana Arianti, M.Kep) (....................................)
Penguji I
(Ns. Tomi Jepisa, M.Kep) (....................................)
Penguji II
(Ns. Rebbi Permata Sari, M.Kep) (....................................)
iii
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah subhanahu wa taala yang telah mengkaruniakan berkah dan
kasih sayang-Nya sehingga atas izin-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
Kupersembahkan karya kecil hasil perjuangan teruntuk ayahanda tercinta (Suandi ) dan ibunda
tersayang (Henda yani erita Spd. Sd), pengorbananmu yang membuatku kuat dan doamu yang
menghantarkanku pada keberhasilanku. Doamu yang tiada henti terucap setelah
sujudmu.Pengorbanan dan harapanmu takkan pernah ku sia-siakan...Tiada yang dapat ku
ungkapkan selain rasa syukur dan persembahanku pada keluarga tercinta
Ayahanda dan ibunda
Tiada yang dapat ku ucapkan selain rasa terima kasih atas ikhlasnya dalam membimbingku
sampai ke titik ini.Teruntuk keluarga ku tersayang,
Abangku ,Pratu M yiyil ardi adikku Wanhil juli andri dan semua keluarga besar ku, ku ucapkan
terimakasih dengan setulus hati atas semua semangat dan doa-doanya.
Terimakasih banyak, spesial untuk pembimbing dan penguji yang terbaik dan luar biasa, dan
dosen-dosen ku tercinta yang telah memberikan ilmunya dengan ikhlas selama aku kuliah di STIKes Alifah
Padang.
Terima kasih banyak untuk para sahabat Novia Melta sari S. Kep yang juga banyak memberikan
support dan pengalamannya dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih selalu ada menerima tangis dan
bahagiaku.
Ini bukan akhir namun ini adalah awal, semoga pencapaian ini merupakan awal yang baik untuk
kehidupan selanjutnya.
Ridia Yuliasti
1710105063
iv
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
Literature Review, Agustus 2021
Ridia Yuliasti
Hubungan Self care dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
ABSTRAK
v
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
Literature Review, August 2021
Ridia Yuliasti
Relationship of Self care with Quality of Life for Type 2 Diabetes Mellitus
Patients
ABSTRACT
The increasing number of people with DM makes this disease one of the
main causes of death in the world. World Health Organization (WHO) in 2017,
DM among adults over 18 years old increased from 4.7% to 8.5%. PERKENI
data in 2019, Indonesia is the 7th country out of 10 countries with the most
diabetes sufferers in the world, which is around 10.7 million people. Patients who
have long suffered from DM with complications will have an impact on
decreasing their quality of life. One way to deal with the problem of DM is with
self care carried out by DM patients. This literature review aims to see the
relationship between self care and the quality of life of patients with type 2
diabetes mellitus based on a search of scientific articles.
This type of research is a Literature Review which has been carried out
from February to August 2021. The search for journals is carried out on the
electronic base portal Garuda, Google Schoolar, Pubmed, and biomedical,
totaling 14 articles. The literature used is literature published from 2017 to 2020.
From 14 articles, it was found that the quality of life of type 2 DM patients
was low, moderate, and high quality of life. Self care found in type 2 DM patients
is good and poor. 10 articles found that there was a relationship between self
care and the quality of life of patients with type 2 diabetes mellitus and 1 article
had no relationship between self care and the quality of life of patients with type 2
diabetes mellitus.
Based on the results of a review of 14 articles, it was concluded that there
are 10 articles that have a relationship between self care and the quality of life of
patients with type 2 diabetes mellitus and 1 article has no relationship between
self care and the quality of life of patients with type 2 diabetes mellitus.
experience diabetes by providing information about independence to patients with
diabetes mellitus to be able to do what can be done and prevent what should not
be done, so as to increase patient awareness to perform self-care.
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
RIWAYAT PENDIDIKAN
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
skripsi ini dengan judul “Hubungan Self care dengan Kualitas Hidup Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
bimbingan, masukan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan
2. Ibu Ns. Diana Arianti, M.Kep selaku pembimbing II yang telah membimbing
4. Ibu Ns. Ledia Restipa, M.Kep sebagai Ketua Program Studi Keperawatan
5. Bapak/Ibu dosen dan staf Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Alifah
Padang.
6. Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang telah banyak memberikan
dukungan moril maupun materil, dan doa yang tulus sehingga peneliti dapat
viii
7. Teman-teman seperjuangan yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu
Peneliti
ix
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 9
E. Ruang Lingkup ........................................................................ 10
x
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Strategi Pencarian Literatur Review ..................... 50
B. Kriteria Literatur Review ......................................................... 50
C. Tahapan Literatur Review ........................................................ 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kajian Literature Review ............................................... 53
B. Pembahasan ............................................................................. 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 73
B. Saran ....................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
1. Ghant Chart
2. Tabel Sintesa Literature Review
3. Lembar Konsultasi
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
utama yang khas, yakni urine yang berasa manis dalam jumlah yang besar
kronis yang disebabkan karena kelainan hormon insulin, kerja insulin atau
protein dan lemak yang berdampak pada peningkatan kadar glukosa darah
(ADA, 2017).
menjadi 8,5%. Sekitar 1,6 juta kematian secara langsung disebabkan oleh
yaitu sekitar 10,7 juta penduduk (PERKENI, 2019). Data Riskesdas tahun
di Indonesia berdasarkan pemeriksaan darah adalah 8,5% atau sekitar 20,4 juta
1
2
pada penduduk usia ≥15 tahun juga mengalami peningkatan menjadi 2% pada
tahun 2018 dari yang sebelumnya sebesar 1,5% pada tahun 2013 (Riskesdas,
2018).
yang ada di Indonesia. Berdasarkan umur, banyak dalam rentang usia 56-64
tahun dengan prevalensi sebesar 4,8% (Kemenkes, 2018). Menurut data Dinas
Sumatera Barat tahun 2018 berjumlah 44.280 kasus, dengan jumlah kasus
Diabetes melitus tipe 1 atau penyakit DM yang bergantung insulin ini terjadi
pada 5-10% penderita DM, sedangkan DM tipe 2 ini bisa terjadi pada siapa
dapat diproduksi dengan normal, tetapi sel-sel tubuh kurang sensitif sehingga
tidak bisa menggunakannya secara optimal. Akibatnya, kadar gula darah juga
komplikasi akut dan kronik. Adapun komplikasi akut adalah kadar glukosa
dalam lingkup kebudayaan, sistem nilai kehidupan yang dianut, harapan dan
istirahat dan tidur. Aspek psikologis terlihat dari gambaran diri, body image,
dan penampilan. Aspek hubungan sosial terlihat dari dukungan sosial dan
orang yang tidak memiliki penyakit kronis. Adanya penyakit penyerta seperti
hipertensi, jantung dan ginjal juga dapat mempengaruhi pada kualitas hidup
(Raudatussalamah & Fitri (2012) dan Chaidir (2017), berbagai faktor yang
mempengaruhi kualitas hidup yaitu faktor demografi yang terdiri dari usia,
pernikahan. Faktor medis yang meliputi dari berapa lama menderita dan
komplikasi yang dialami. Faktor psikologis seperti cemas, dan faktor keluarga.
penyakitnya, yaitu dengan cara melakukan self care. Self care merupakan
(Putri, 2017).
menjadi normal. Penyimpangan pada self care biasanya dapat terlihat pada
fungsi sebagai manusia. Jadi apabila self care yang dilakukan dengan baik
maka akan meningkatkan kualitas hidup pasien tesebut. Sebaliknya, self care
yang dilakukan dengan kurang baik maka akan memberikan dampak negatif
bagi kulitas hidup pasien DM. Self care yang dilakukan dengan sungguh-
2017).
pola makan, olahraga, pemantauan gula darah, dan obat (Mustifah, 2019).
glukosa darah mendekati normal, mencapai kadar serum lipid yang optimal,
jasmani secara teratur agar dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki
darah (PERKENI, 2019). Penerapan pelaksanaan self care menjadi hal yang
Manfaat self care pada pasien itu sendiri adalah upaya untuk
dari kebiasaan gaya hidup atau faktor lainnya. Sehingga pasien mampu
(Mustifah, 2019). Apabila self care tidak dilakukan seperti diet, pengaturan
pola makan, olahraga, pemantauan gula darah, dan obat, maka akan
menemukan bahwa terdapat hubungan self care dengan kualitas hidup pasien
hubungan self care dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus tipe 2 di
Sinjai. Hasil penelitian ditemukan 62,9% self care pasien tinggi, sebesar
82,9% kualitas hidup pasien baik. Hasil analisis terdapat hubungan self care
care dengan kualitas hidup pada pasien diabetes melitus tipe 2. Hasil
penelitian ditemukan 55,9% self care pasien rendah, sebesar 41,2% kualitas
hidup pasien rendah. Hasil analisis ditemukan adanya hubungan self care
care dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus di Poli Penyakit Dalam
RSUD Langsa. Hasil penelitian ditemukan 73,2% self care pasien mandiri dan
26,8% self care pasien tergantung. Sebesar 36,1% kualitas hidup pasien tinggi
dan 63,9% kualitas hidup pasien sedang. Hasil analisis terdapat hubungan self
atau self care maka kualitas hidupnya akan meningkat, sementara penyandang
melakukan telaah jurnal yang berjudul hubungan self care dengan kualitas
B. Rumusan Masalah
hubungan self care dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
artikel ilmiah.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
a. Bagi Peneliti
referensi self care pada pasien DM tipe 2 dan dapat dijadikan sebagai
2. Praktis
10
E. Ruang Lingkup
kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2. Metode yang digunakan adalah
literature review yang dilakukan melalui jurnal yang berbasis elektroik yaitu
yang digunakan untuk literature review mulai dari tahun 2015 sampai tahun
2020 dengan kata kunci self care, kualitas hidup, dan diabetes mellitus tipe 2.
Proses pengumpulan artikel dari bulan Februari s/d Agustus 2021. Literatur
A. Diabetes Mellitus
1. Pengertian
2. Faktor Penyebab
1) Obesitas
dapat bekerja dengan baik dan kadar gula darah bisa naik. Gemuk
tinggi. Hal ini akan memicu gangguan ginjal, sakit jantung, dan
komplikasi.
11
12
2) Aktivitas Fisik
3) Hipertensi
4) Dislipidemia
berupaya untuk menjaga agar kadar gula darah dalam tubuh tetap
kardiovaskuler.
puasa dan HbA1c. Oleh karena itu konsumsi serat pada penderita
glukosa.
8) Stres
1) Ras/ Etnik
diri kita juga terkena diabetes lebih besar daripada yang menderita
diabetes adalah kakek, nenek atau saudara ibu dan saudara ayah
3) Umur
dalam kategori BBLR jika bayi tersebut lahir dengan berat badan
Tipe 2.
3. Klasifikasi DM
insulin absolut
pada produksi insulin pada beta sel pankreas. Bervariasi, mulai yang
c. Diabetes gestasional
organ).
4. Patofisiologi DM
Menurut PERKENI (2019), resistensi insulin pada sel otot dan hati,
kerusakan sentral dari DM tipe 2. Organ lain yang juga terlibat pada DM
yaitu:
Pada saat diagnosis DM tipe 2 ditegakkan, fungsi sel beta sudah sangat
berkurang. Obat anti diabetik yang bekerja melalui jalur ini adalah
hiperglikemia dan sudah diketahui sejak 1970. Sel alfa berfungsi pada
c. Sel lemak
bebas (Free Fatty Acid (FFA)) dalam plasma. Peningkatan FFA akan
d. Otot
e. Hepar
glukoneogenesis.
f. Otak
akibat adanya resistensi insulin yang juga terjadi di otak. Obat yang
g. Kolon/Mikrobiota
h. Usus halus
i. Ginjal
Sembilan puluh persen dari glukosa terfiltrasi ini akan diserap kembali
j. Lambung
postprandial.
22
k. Sistem Imun
5. Manifestasi Klinik DM
(sering merasa lapar), serta penurunan berat badan yang tidak diketahui
kaki, gatal, mudah terkena infeksi bakteri atau jamur, penyembuhan luka
yang lama, dan mata kabur. Namun, pada beberapa kasus, penderita DM
6. Penatalaksanaan
a. Edukasi
sebagai berikut :
5) Serat : 20 35 gram/hari
asupan makanan dan pola makan yang sama sebelum maupun sesudah
fisik, stress metabolic, dan berat badan. Untuk penentuan status gizi,
c. Olahraga
teratur sebanyak 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30-45 menit,
dengan total kurang lebih 150 menit perminggu. Latihan jasmani dapat
d. Kontrol glikemik
pra-sekolah dan sekolah tahap awal yang sering tidak dapat mengenali
e. Terapi
biasanya diberikan pada penderita diabetes tipe-2 jika diet dan oleh
2) Insulin
7. Diagnosis DM
Tabel 2.1
Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus
Glukosa plasma
Glukosa darah
HbA1c (%) 2 jam setelah
puasa (mg/dL)
TTGO (mg/dL)
Diabetes > 6,5 > 126 > 200
Pre-Diabetes 5,7 - 6,4 100 - 125 140 - 199
Normal < 5,7 70 - 99 70 - 139
8. Komplikasi DM
stres oksidatif pada sel endotel (Decroli, 2019). Komplikasi tersering dan
distal dan berisiko tinggi untuk terjadinya ulkus diabetik dan amputasi
(PERKENI, 2019).
a. Komplikasi akut
1) Hipoglikemia
karena lupa suntik insulin, pola makan yang terlalu bebas dan stres.
b. Komplikasi kronis
1) Makrovaskular
b) Stroke
iskemik.
c) Gagal jantung
2) Mikrovaskular
a) Retinopatik
b) Nefropati
Ditandai dengan albuminura menetap > 300 mg/24 jam atau >
c) Neuropati
B. Kualitas Hidup
1. Pengertian
sistem nilai dan budaya dimana mereka hidup dan kaitannya dengan tujuan
(Teli, 2016).
a. Kesehatan fisik
b. Psikologis
dan konsentrasi.
c. Hubungan sosial
d. Lingkungan
mengatasi DM.
34
a. Usia
dengan usia lebih muda memiliki kualitas hidup yang lebih rendah.
lebih besar dari diabetes pada kualitas hidup mereka dengan masalah
oleh dewasa diatas 40 tahun. Hal ini disebabkan resistensi insulin pada
b. Jenis kelamin
c. Pendidikan
(Mairiyani, 2015).
d. Sosial ekonomi
e. Perawatan diri
perawatan diri secara mandiri yang biasanya disebut dengan self care.
f. Status pernikahan
harga diri yang lebih tinggi dan mempunyai sumber koping yang
g. Lama menderita
DM selama 25 tahun.
baik dan melakukan perawatan diri. Perawatan diri yang baik akan
h. Kecemasan
bahaya yang akan datang dan membuat individu untuk siap mengambil
(Rahman, 2016).
i. Dukungan Keluarga
C. Self care
1. Pengertian
Perawatan diri berasal dari istilah self care yang bermakna self
artinya diri dan care yang artinya peduli atau merawat. Perawatan diri
2018).
adalah :
Manfaat self care pada pasien itu sendiri adalah upaya untuk
dukungan dari kebiasaan gaya hidup atau faktor lainnya. Sehingga pasien
care Activities (SDSCA) (Mustifah, 2019), domain self care yang dapat
a. Diet
normal atau +10% dari berat badan ideal, mencegah komplikasi akut
tekanan darah, dan lemak. Supaya tujuan pengaturan pola makan ini
41
(ADA, 2017).
c. Olahraga
olahraga pada pasien DM, sama dengan prinsip latihan jasmani secara
e. Obat
tujuan itulah self care merupakan insulin atau yang menggunakan obat
oral hal ini bertujuan untuk menurunkan kadar gula darah yang tinggi
2019).
43
f. Perawatan kaki
memeriksa kondisi kaki setiap hari, mencuci kaki dengan bersih dan
kaki secara rutin, memilih alas kaki yang nyaman, serta mengecek
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Pendidikan
pengetahuan dengan aktivitas self care DM, yang berarti belum tentu
4. Pendapatan
5. Lama Menderita DM
6. Motivasi
self care DM, sehingga gula darah dapat terkontrol secara optimal dan
motivasi merupakan salah satu faktor utama self care pada DM (Putri,
2017).
7. Dukungan Sosial
sosial yang didapatkan makan semakin banyak kegiatan self care yang
8. Aspek Emosional
akan mempengaruhi aktivitas self care DM. Klien akan dengan mudah
semakin meningkat.
self care yang diberikan akan berpengaruh terhadap tingkat self care
D. Kerangka Teori
Self care :
Faktor-faktor yang
DM TIPE 2
mempengaruhi self care:
(PERKENI,
Usia
2019)
Jenis kelamin
Pendidikan
Pendapatan
Lama menderita
Motivasi
Dukungan sosial
Aspek emosional
Kualitas hidup:
Keyakinan terhadap
Pengertian
penatalaksanaan DM
Aspek kualitas hidup
Komunikasi petugas
Faktor-faktor yang
kesehatan
mempengaruhi kualitas
hidup
(Azila, 2016)
Gambar 2.1
Kerangka Teori Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Hidup Penderita DM Tipe 2
49
E. Kerangka Konsep
Gambar 2.2
Kerangka Konsep Hubungan Self care dengan Kualitas Hidup
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
F. Definisi Operasional
Kualias hidup Suatu persepsi pasien tentang kehidupan yang Telaah dan
pasien bertujuan untuk meningkatkan tujuan dan review
target hidupnya artikel ilmiah
G. Hipotesis
Ha : Ada hubungan self care dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus
Ho : Tidak ada hubungan self care dengan kualitas hidup pasien diabetes
merupakan uraian tentang teori, temuan dan artikel penelitian yang diperoleh
dari beberapa sumber pustaka (artikel, buku, slide, informasi dari internet, dll)
tentang topik yang dibahas untuk menjawab isu dan atau permasalahan yang
base yaitu portal garuda, google schoolar, pubmed, dan biomedical. Kata
kunci yang digunakan dalam pencarian literature review ini antara lain self
Februari s/d Agustus 2021. Literatur yang digunakan adalah literatur yang
1. Kriteria Inklusi
50
51
d. Artikel yang berisi tentang self care, kualitas hidup, diabetes mellitus
tipe 2.
2. Kriteria eksklusi
Pada bagian ini dijelaskan proses setiap tahapan yang akan dilakukan
dalam pencarian literature review, yang uraikan dalam bentuk skema 3.1
berikut :
Pencarian Literatur
Basic data: Portal Garuda, Google Schoolar, Pubmed, dan
Biomedical
Gambar 3.1
Tahapan Pencarian Literature Review
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
(n=35), Portal Garuda (n=15), Pubmed (n=5), dan Biomedical (n=2) dengan
disaring atas dasar judul, abstrak, kata kunci hingga didapatkan 21 artikel
yang akan diproses kembali dan 36 artikel yang tidak diproses kembali.
dalam artikel, hingga didapatkan 10 artikel yang akan diproses kembali dan 11
untuk artikel yang tidak diproses kembali. Setelah melalui beberapa tahap
Tabel 4.1
Hasil Studi Literature Review
Metode (Desain
Peneliti/ studi, Sampel,
Sumber Judul
No Tahun Bahasa Variabel, Hasil/ Temuan
Artikel Penelitian
Terbit Instrumen,
Analisis)
1. Hartati Indonesia Google Hubungan Desain : Cross 1. Responden
(2019) Scholar self care sectional yang
JP2K, 2(2), dengan Variabel : Self melakukan
94104. kualitas care dan self care
http://www hidup pasien kualitas hidup dengan
.stikescnd. diabetes Sampel : Pasien mandiri
ac.id/jurnal melitus di DM tipe 2 sebanyak
/index.php/ Poli Penyakit Instrumen : 73,2% dan
smart/articl Dalam Kuesioner sebanyak
e/downloa RSUD SDSCA dan 26.8%
53
54
sebanyak
56,7% dan
responden
yang
memiliki
kualitas hidu
kurang baik
sebanyak
43,3%
3. Terdapat
hubungan
self care
dengan
kualitas
hidup pasien
diabetes
melitus
(p=0,003)
3. Minarni Indonesia Google Hubungan Desain : Survey 1. Responden
(2018) Scholar self care analitik dengan yang
Jurnal dengan rancangan cros- memiliki self
Ilmiah kualitas sectional care tinggi
Kesehatan hidup Variabel : Self sebanyak
Diagnosis, penderita care dan 62,9 % dan
12(6),655 diabetes kualitas hidup responden
660. melitus tipe Sampel : Pasien yang
http://ejour 2 di Wilayah DM tipe 2 memiliki self
nal.stikesn Kerja Instrumen : care rendah
h.ac.id/ind Puskesmas Kuesioner sebanyak
ex.php/jikd Samaenre SDSCA dan 37,1%
/article/do Kecamatan DQOL 2. Responden
wnload/86 Sinjai Analisis : Uji yang
7/726 Selatan Chi-Square memiliki
Kabupaten kualitas
Sinjai hidup baik
sebanyak
82,9% dan
responden
yang
memiliki
kualitas
hidup yang
buruk
sebanyak
37,1%
3. Terdapat
hubungan
self care
dengan
kualitas
56
hidup
penderita
diabetes
melitus tipe
2 (p=0,019)
4. Chaidir Indonesia Portal Hubungan Desain : 1. Responden
(2017) garuda self care Observasional yang
Journal dengan dengan memiliki self
Endurance, kualitas rancangan cross care yang
2(2),1321 hidup pasien sectional. tinggi
44. diabetes Variabel : Self sebanyak
https://doi. mellitus di care dan 58.4% dan
org/https:// Wilayah kualitas hidup responden
doi.org/10. Kerja Sampel : Pasien yang
22216/jen. Puskesmas DM tipe 2 memiliki self
v2i2.1357 Tigo Baleh Instrumen : care rendah
Kota Kuesioner sebanyak
Bukittinggi SDSCA dan 41,6%
The Diabetes 2. Responden
Quality of Life yang
Brief memiliki
Clinical kualitas
Inventory hidup yang
Analisis : Uji buruk
statistik sebanyak
parametrik 52.8% dan
product moment responden
yang
memiliki
kualitas
hidup baik
sebanyak
47,2%
3. Terdapat
hubungan
atau korelasi
yang
berbanding
lurus antara
self care
dengan
kualitas
hidup pasien
diabetes
melitus
(p=0,001)
5. Arifin Indonesia Google Hubungan Desain : 1. Reponden
(2020) Scholar self care Analitik dengan yang
Jurnal dengan pendekatan memiliki self
57
B. Pembahasan
kualitas hidup pasien DM tipe 2 dari setiap artikel menemukan hasil yang
pasien yang memiliki kualitas hidup yang sedang sebanyak 63,9% dan
kualitas hidup baik sebanyak 56,7% dan pasien yang memiliki kualitas
hidup kurang baik sebanyak 43,3%. Menurut asumsi peneliti, hal ini di
hidup baik memiliki psikososial yang baik pula. Terdapat beberapa faktor
pengetahuannya tentang penyakit DM. Dari hasil penelitian ini dapat lihat
pasien yang memiliki kualitas hidup baik sebanyak 82,9% dan pasien yang
peneliti, hal ini dapat terjadi ketika pasien tidak mendapatkan dukungan
memiliki kualitas hidup yang buruk sebanyak 52,8% dan pasien yang
lebih dari separoh pasien memiliki kualitas hidup yang buruk karena
Perubahan fisik yang dirasa seperti lelah dan gangguan saat beraktivitas
kualitas hidup tinggi sebanyak 58,8% dan pasien yang memiliki kualitas
hidup rendah sebanyak 41,2%. Dari hasil tersebut, asumsi peneliti bahwa
62
pasien merasa hidupnya kurang puas akibat perubahan fisik yang dialami
oleh pasien diabetes melitus. Perubahan fisik yang dirasakan seperti rasa
rekreasi.
komplikasi.
kualitas hidup rendah sebanyak 60,5% dan pasien yang memiliki kualitas
oleh Borji (2017), menemukan sebesar 60% kualitas hidup pasien buruk.
dari suatu program rehabilitasi medik dan mobilitas merupakan salah satu
kesehatan global. Sampai saat ini Diabetes mellitus adalah penyakit yang
sistem nilai dan budaya dimana mereka hidup dan kaitannya dengan tujuan
(Teli, 2016).
telaah, didapatkan bahwa self care pada pasien DM tipe 2 yang ditemukan
dengan hasil self care yang baik maupun yang kurang. Hal ini terlihat dari
asumsi peneliti bahwa self care yang dilakukan pasien secara mandiri
self care baik sebanyak 56,7% dan pasien yang memiliki self care kurang
baik sebanyak 43,3%. Menurut asumsi peneliti sebagian besar pasien pada
penelitian tersebut memiliki self care baik hal ini ditunjang dengan cara
pola makan/diet yang dilakukan oleh pasien cukup baik dengan melakukan
diet sesuai anjuran dokter dan minum obat secara teratur serta melakukan
memiliki self care tinggi sebanyak 62,9 % dan pasien yang memiliki self
65
care rendah sebanyak 37,1%. Menurut asumsi peneliti hal ini terjadi
pelaksanaan self care menjadi hal yang penting sebab domain yang
self care yang tinggi sebanyak 58.4% dan pasien yang memiliki self care
rendah sebanyak 41,6%. Menurut asumsi peneliti, hasil self care yang
tinggi pada pasien DM tipe 2 ini tidak terlepas dari aktivitas self care
diabetes yang sudah dilakukan seperti pengaturan pola makan (diet), dan
minum obat secara teratur. Sedangkan hasil self care yang rendah pada
pasien diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh monitoring gula darah yang
self care rendah sebanyak 55,9% dan pasien yang yang memiliki self care
tinggi sebanyak 44,1%. Dari hasil tersebut peneliti berasumsi bahwa hasil
self care yang rendah pada pasien diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh
pengecekan gula darah yang dilakukan pasien tidak dilakukan secara rutin,
hal ini disebabkan karena responden tidak memiliki alat untuk mengecek
yang efektif untuk memantau kadar gula darah. Perawatan diri merupakan
setiap hari sehingga tercapai kadar gula darah dalam rentang normal dan
memiliki self care yang baik. Pada penelitian Tharek (2018), menemukan
rata-rata self care pasien DM tipe 2 adalah 7,33 termasuk dalam kategori
baik. Penelitian lain oleh Borji (2017), menemukan sebesar 55% self care
yang tidak melakukan self care dengan baik kecenderungan akan terjadi
67
paling tepat. Self care pada pasien DM merupakan sesuatu yang sangat
terjadinya komplikasi.
Perawatan diri atau self care yang bermakna self artinya diri dan
care yang artinya peduli atau merawat. Perawatan diri merupakan suatu
aktivitas untuk merawat diri sendiri untuk mengurangi stres, mengatur dan
Manfaat self care pada pasien itu sendiri adalah upaya untuk
dukungan dari kebiasaan gaya hidup atau faktor lainnya. Sehingga pasien
pengaturan pola makan, olahraga, pemantauan gula darah, dan obat, maka
2019).
2018).
Tipe 2
hidup pasien DM tipe 2. Hal ini terlihat dari artikel-artikel yang telah
(p=0,000). Menurut asumsi peneliti, self care yang dilakukan oleh pasien
sekitarnya.
69
Menurut asumsi peneliti, self care yang baik maka kualitas hidupnya akan
baik pula karena peningkatan satu domain self care akan meningkatkan
kualitas hidup yang baik pula. Self care yang dilakukan pasien secara
dan merawat penyakitnya, sehingga self care ini sangat penting untuk
hubungan self care dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus tipe 2
kualitas hidup yang baik dibandingkan dengan penderita yang self carenya
penyakit diabetesnya.
atau korelasi yang berbanding lurus antara self care dengan kualitas hidup
makan/diet, olahraga teratur, minum obat sesuai anjuran dokter dan teratur
70
melakukan monitoring gula darah. Tujuannya agar tercapai self care yang
baik dan mencapai kualitas hidup yang baik serta terbuka kepada
hidup meningkat.
care dengan kualitas hidup pada pasien diabetes melitus tipe 2 (p=0,005).
sekitar.
hubungan self care dengan kualitas hidup pasien karena pasien merasa
walaupun self care dilakukan secara baik, penyakit ini tetap masih diderita
pasien.
perawatan diri secara mandiri yang biasanya disebut dengan self care.
lingkungan. Apabila self care dilakukan dengan baik maka secara tidak
2017).
mandiri atau self care maka kualitas hidupnya akan meningkat, sementara
tinggi tingkat self care maka semakin tinggi pula kualitas hidup responden
kesehatan yang optimal. Self care yang terkontrol dengan baik pada
A. Kesimpulan
Hasil dari analisis artikel yang telah di review, dapat disimpulkan bahwa :
tipe 2 dari setiap artikel menemukan kualitas hidup yang bervariasi yaitu
ilmiah.
2. Hasil telaah artikel yang dilakukan, ditemukan self care pada pasien DM
yaitu self care yang baik dan kurang berdasarkan penelusuran artikel
ilmiah.
3. Hasil telaah artikel yang dilakukan, ditemukan adanya hubungan self care
dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 dan juga terdapat
artikel yang tidak ada hubungan self care dengan kualitas hidup pasien
B. Saran
73
74
saja yang boleh dilakukan dan mencegah apa saja yang tidak boleh
ADA. (2017). Standards of Medical Care in Diabetes. The Journal of Clinical and
Applied Research and Education, 4(1).
Babazadeh, T. (2017). Perilaku self care dan kualitas hidup pada pasien diabetes
mellitus tipe 2 di Chaldoran County, Iran. Diabetes & Metabolism Journal,
4(1), 449456. https://doi.org/https://doi.org/10.4093/dmj.2017.41.6.449
Borji, M. (2017). Dampak self care model orem pada kualitas hidup pasien
diabetes tipe II. Biomedical & Pharmacology Journal, 10(1), 213220.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.13005/bpj/1100
Chaidir, R. (2017). Hubungan Self care dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes
Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh Kota Bukittinggi. Journal
Endurance, 2(2), 132144.
https://doi.org/https://doi.org/10.22216/jen.v2i2.1357
Cita, E. E. (2019). Perawatan Diri (Self care) pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II
di Salah Satu Rumah Sakit Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Madani Medika,
10(2), 8591.
https://www.jurnalmadanimedika.ac.id/index.php/JMM/article/download/75/
50
Febrinasari, R.P. et. al. (2020). Buku Saku Diabetes Mellitus Untuk Awam.
Surakarta: UNS Press
Gaol, M. J. L. (2019). Faktor Faktor yang Mempengaruhi Self care pada Penderita
Diabetes Melitus di Puskesmas Pancur Batu. Jurusan Keperawatan Poltekes
Kemenkes Medan, 1(1), 115.
http://180.250.18.58/jspui/bitstream/123456789/2147/1/Jurnal.pdf
Hardianti Arifin. (2020). Hubungan Self care dengan Kualitas Hidup pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Sinjai. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diagnosis, 15(4), 406411.
http://180.178.93.169/index.php/jikd/article/download/397/374
Hartati, I. (2019). Hubungan Self care dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes
Melitus di Poli Penyakit Dalam RSUD Langsa. JP2K, 2(2), 94104.
http://www.stikescnd.ac.id/jurnal/index.php/smart/article/download/30/19
Minarni. (2018). Hubungan self care dengan kualitas hidup penderita diabetes
melitus tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Samaenre Kecamatan Sinjai
Selatan Kabupaten Sinjai. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 12(6),
655660.
http://ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/download/867/726
Nurjanah, S. (2018). Hubungan self care dengan kadar gula darah puasa pada
pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD Ulin Banjarmasin. Dinamika
Kesehatan, 9(1), 698711.
https://doi.org/https://doi.org/10.20473/amnt.v1i2.6229
Nursalam. (2020). Penulisan Literature Review dan Systematic Review pada
Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga.
Rantung, J. (2015). Hubungan Self care dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes
Melitus (DM) di Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Cabang
Cimahi. Jurnal Skolastik Keperawatan, 1(1), 3851.
https://doi.org/https://doi.org/10.35974/jsk.v1i01.17
Riskesdas. (2018). Hasil Utama Riskesdas Tahun 2018. Jakarta: Kemenkes RI.
Sari, L. S. (2016). Analisis Biaya Akibat Sakit serta Kualitas Hidup Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Penyakit Jantung di RSUD X Bengkulu.
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia, 1(3), 126131.
https://doi.org/https://doi.org/10.7454/eki.v1i3.1777
Tharek, Z. (2018). Hubungan efikasi diri, perilaku self care dan kontrol glikemik
pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Ruang perawatan primer Malaysia.
BMC Family Practice, 19(39), 210.
https://doi.org/https://doi.org/10.1186/s12875-018-0725-6
Wani, I. (2018). Hubungan Self care dengan Peningkatan Kualitas Hidup Pasien
Lanisa Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta.
Jurnal Keperawatan Universitas Alma Ata Yogyakarta
Ridia Yuliasti Ns. Hidayatul Rahmi, M.Kep Ns. Diana Arianti, M.Kep
Lampiran 2