TAHUN 2021
Oleh :
Hafa Grevita.R
180210113
2021
SKRIPSI
TAHUN 2021
Oleh :
Hafa Grevita.R
180210113
2021
SURAT PERNYATAAN
Dengan Hormat
Saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Hafa Grevita. R
NPM : 180210113
Mahasiswi Ilmu Keperawatan Angkatan
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan yang berjudul
“PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REGIMEN TERAPI PASIEN
DIABETES MELITUS PASCA DITETAPKAN PROGRAM PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DI INDONESIA :
STUDI LITERATUR REVIEW”. Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan
tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan. Demikian
surat permohonan ini saya buat sebesar-besarnya.
Materai 6000
(Hafa Grevita. R)
i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
iii
LEMBAR PERNYATAAN TELAH PERBAIKAN
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Email : ramdhanygrevitahafa@gmail.com
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Peran Keluarga Dalam Pelaksanaan Regimen Terapi Pasien Diabetes
Melitus Pasca Ditetapkan Program Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular Di Indonesia : Studi Literatur Review”. Tak lupa shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarganya dan
sahabatnya.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah bertujuan untuk memenuhi salah
satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Banten. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, hal ini di sebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang
penulis miliki. Besar harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
maupun peneliti selanjutnya.
Tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang di alami penulis dalam
melakukan penyusunan skripsi, dalam meyelesaikan skripsi ini penulis
mendapatkan bimbingan, nasehat serta dukungan dari berbagai pihak, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada orang – orang yang penulis hormati dan cintai yang membantu secara
langsung maupun tidak langsung selama pembuatan skripsi ini, ucapan terima kasih
ini penulis sampaikan yaitu kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan pertolongan kelancaran, kemudahan dan
kesehatan
2. Ibu Mardiana dan Bapak Harry Ramdhany selaku orang tua saya yang selalu
memberikan kasih sayang, semangat, dukungan dan doa yang slalu di panjatkan
dengan tulus
3. Bapak dr. Resna A. Soerawidjaja, MSc.PH, C.Ht selaku ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Banten.
4. Ibu Ns. Dian Puspitasari S,kep,M.Pd selaku ketua prodi S1 keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten
vi
5. Ibu Ela Susilawati, S.Kep, M.Kep selaku dosen pembimbing materi yang selalu
membantu membimbing dan memberikan pengarahan serta nasehat dan
dukungan semangat dalam pembuatan skripsi ini hingga selesai
6. Bapak Riksa Wibawa Resna selaku dosen pembimbing metedologi penelitian
yang selalu membantu membimbing dan memberikan pengarahan serta nasehat
dan dukungan semangat dalam pembuatan skripsi ini hingga selesai
7. Kepada Papa Adam dan kedua adik saya yaitu Rifa dan Rafka yang telah
memberikan semangat dan dukungan dalam kelancaran pembuatan skripsi ini.
8. Kepada teman teman terdekat saya yang telah menyemangati , menemani dan
memberikan dukungan kepada saya yaitu Nadia Damayanti, Maulia Agustiani,
Nadila Marsela, Lutfiah Galuh Ayu.
9. Kepada teman teman saya yang telah menemani saya saat suka duka dalam
menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten yaitu Silvi
Damayanti, Inda Raihfi, Silvi Maulida, Dinnar Uka Damayanti, Refi Prananing
Putri Hesi, Rindi Komalasari
10. Kepada teman seperbimbingan saya yaitu Rachmayanti Iskandar, Dwi Meilina
Ash Bahna, Bella Hijriyah, Erra Yunita Fitri Wibowo, Nurul Ilmi, Dina
Andriyani, Riska Oktapiani, Ahmad Syahrizal P, Muhammad Irvan Arpian.
11. Kepada seluruh teman kelas saya yaitu teman-teman Kelas Keperawatan B
yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu namanya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna, kritik dan saran membangun peneliti harapkan dari pembaca.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak
yang turut membantu proses penyusunan skripsi ini. Akhir kata penulis
mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna.
Penulis
vii
ABSTRAK
PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REGIMEN TERAPI
PASIEN DIABETES MELITUS PASCA DITETAPKAN PROGRAM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR DI INDONESIA : STUDI LITERATUR REVIEW
viii
ABSTRAK
THE ROLE OF THE FAMILY IN THE IMPLEMENTATION OF
THE THERAPY REGION FOR PATIENTS WITH DIABETES
MELLITUS POST-ESTABLISHED PROGRAM FOR THE
PREVENTION AND CONTROL OF NON-CONNECTED DISEASES
IN INDONESIA: THE STUDY OF LITERATURE REVIEW
By : Hafa Grevita.Ramdhany
Diabetes Mellitus is a chronic disease that cannot be cured but can be controlled
byperforming a diabetes therapy regimen (regulating diet, physical activity,
medication, education). One of the important factors in implementing a diabetes
therapy regimen is the role of the family. The role of the family in the therapeutic
regimen for patients with diabetes mellitus is needed to minimize the occurrence of
complications. The purpose of the study was to determine the role of the family in the
implementation of the therapeutic regimen for patients with diabetes mellitus after the
establishment of a non-communicable disease prevention and control program in
Indonesia based on a literature review. The research method used is a literature review
with PCC (population, content, context), by making synonyms and making it into a
formula to find journal articles in 5 databases and other methods, namely databases
(Pubmed, Chinal, Cochrane, Ovid Medline, Embase) and methods others (Website,
citation, organization). To retrieve relevant journal articles, the authors made inclusion
and exclusion criteria and also screened the results. The results of a literature review
of 25 journal articles, the role of the family in the implementation of the therapeutic
regimen for patients with diabetes mellitus there are 5 themes that can be concluded,
namely 1) making decisions, ensuring or controlling and increasing adherence of
diabetic patients in doing therapy. 2) apply, guide, provide, treat, and increase
knowledge or information about diabetes therapy which includes (diet, physical
activity, glycemic control, drugs). 3) provide emotional support in the form of
motivation and provide instrumental support in the form of financial. 4) seek help from
health or community services. 5) use social networks to find information about diabetes
mellitus treatment. The conclusion of the 25 journal articles is that the family has
various roles in the implementation of the therapeutic regimen for patients with
diabetes mellitus. Suggestions for diabetics are to be aware of the importance of
diabetes therapy regimens and adhere to diabetes therapy regimens in order to avoid
diabetes complications. For families of people with diabetes to improve their ability to
treat and control the therapeutic regimen of family members who suffer from diabetes.
And for further researchers, it is necessary to conduct research in the field on how to
increase the involvement of family roles in controlling adherence to therapeutic
regimens and providing knowledge/information to people with diabetes mellitus.
ix
DAFTAR ISI
x
2.1.5 Faktor – Faktor Penyebab Diabetes ............................................................ 9
2.1.6 Komplikasi Diabetes ................................................................................... 9
2.1.7 Regimen Terapi Diabetes .......................................................................... 10
2.2 Keluarga ....................................................................................................... 12
2.2.1 Struktur Keluarga ...................................................................................... 13
2.2.2 Fungsi keluarga ......................................................................................... 13
2.2.3 Peran keluarga ........................................................................................... 14
2.2.4 Faktor Penghambat Keefektifan Keluarga dalam Pelaksanaan Regimen
Terapi Diabetes .................................................................................................. 16
2.3 Pengukuran Peran Keluarga ......................................................................... 17
2.3.1 Instrumen yang digunakan ........................................................................ 18
2.4 Jurnal Pendukung ......................................................................................... 18
2.5 Kerangka Teori ............................................................................................ 22
BAB 3 .................................................................................................................... 23
METODE............................................................................................................... 23
3.1 Strategi Pengumpulan Data..................................................................... 23
3.2 Strategi Pengumpulan Data Yang Digunakan ........................................ 23
3.3 MeSH term ( Control Vocabulary) ......................................................... 23
3.4 Database atau Seacrh Engine .................................................................. 24
3.5 Kriteria Inklusi dan Ekslusi .................................................................... 24
3.5.1 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi ................................................... 24
3.6 Prisma Flow Diagram ............................................................................. 25
BAB 4 .................................................................................................................... 26
PEMBAHASAN .................................................................................................... 26
4.1 Pembahasan............................................................................................. 26
BAB 5 .................................................................................................................... 33
PENUTUP ............................................................................................................. 33
5.1 KESIMPULAN ....................................................................................... 33
5.2 SARAN ................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….34
LAMPIRAN .......................................................................................................... 40
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Prisma Flow Diagram……………………………………………….25.
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 contoh Synonyms MeSH Term (Control Vocabulary) yang digunakan
.............................................................................................................................. .23
Tabel 3.2 kriteria inklusi dan ekslusi……………………………………………..24
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) ialah suatu penyakit kronis kompleks yang memerlukan
penanganan yang benar-benar tepat guna mengurangi berbagai resiko terkait
peningkatan kadar glikemik. Peningkatan kadar glikemik yang melebihi jumlah
batas normal dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada tubuh. Komplikasi
jangka pendek yang akan dialami penderita DM adalah kadar glikemik yang tinggi
dalam waktu yang panjang dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan organ tubuh
dan ketoacidosis yang terjadi saat tubuh tidak mampu menggunakan glukosa
sebagai energi karena kekurangan insulin. Komplikasi jangka panjangnya adalah
kerusakan mata, gangguan pada jantung dan pembuluh darah, neuropati, dan stroke
(American Diabetes Association, 2015).
Kasus diabetes ini sama seperti kasus pada penyakit tidak menular lainnya yang
memiliki faktor penyebab atau faktor pemicunya dimana faktor inilah yang menjadi
kontribusi utama dalam terjadinya penyakit diabetes. Faktor pemicu diabetes dibagi
menjadi dua yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang masih dapat
diubah. Faktor pemicu yang tidak dapat diubah meliputi ras atau etnis,jenis
kelamin, riwayat keluarga atau keturunan,riwayat melahirkan bayi > 4.000 gram.
Sedangkan faktor pemicu yang masih dapat diubah meliputi berat badan berlebih,
kurangnya aktifitas fisik, merokok,diet yang tidak sehat ataupun tidak seimbangnya
asupan makanan seperti terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang tinggi
kalori,dan juga kondisi prediabetes yang ditandai dengan terganggunya toleransi
glukosa(TGT 140-199mg/dl) atau terganggunya gula darah puasa (GDPT < 140
mg/dl). Dari uraian faktor pemicu diatas kita dapat mengetahui bahwa diabetes
terbagi menjadi dua tipe yaitu pertama diabetes tipe I dan diabetes tipe II(Dita
Garnita 2020-Diabetes-Melitus.Pdf, n.d).
Melihat dari data sebelumnya jelas sekali terlihat kenaikan dari 108 juta orang
pada tahun 1980 menjadi 422 juta orang pasien. Diabetes pada tahun 2014 diseluruh
dunia, Insiden global diabetes (dibakukan berdasarkan usia) hampir dua kali lipat
sejak 1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5% pada populasi orang dewasa (World
1
Health Organization, 2020). Prevalensi Regional pada tahun 2019 Negara
diwilayah Arab - Afrika utara dan juga Pasifik barat menempati peringkat pertama
dan kedua dengan prevalensi diabetes pada umur 20 - 79 tahun tertinggi diantara 7
regional didunia, yaitu sebesar 12,2% dan 11,4%. Di Asia Tenggara Indonesia
menempati peringkat ketiga dengan prevalensi sebesar 11,3%. Negara-negara
didunia telah mengidentifikasi 10 negara dengan jumlah penderita diabetes
tertinggi. Negara China,India dan Amerika Serikat menempati peringkat tiga teratas
dengan jumlah penderita diabetes sebanyak 116,4 juta , 77 juta , dan 31 juta.
Sedangkan Indonesia sendiri menempati peringkat ketujuh didunia dengan jumlah
penderita sebesar 10,7 juta, dari hasil data tersebut dapat dilihat bahwa Indonesia
menjadi salah satu penyumbang kasus diabetes tertinggi di Asia Tenggara (Dita
Garnita .Diabetes-Melitus.Pdf, n.d.2020.).
2
(Ayo Bergerak Untuk Lebih sehat) , dan Cegah, Obati dan Lawan Diabetes (dr. H.
M. Subuh, 2016).
3
maka hasil yang didapatkan adalah adanya hubungan antara dukungan keluarga
dengan kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di RW wilayah kerja
Puskesmas Cimahi Utara. Biasanya ketidakefektifan individu saat melakukan
regimen terapi atau pemberian diet secara rutin dan tepat itu dikarenakan oleh
ketidakefektifan keluarga dalam melakukan terapi sehingga menyebabkan
keputusasaan klien (Prabowo E, 2014). Oleh karena itu peran atau dukungan
keluarga pada pelaksanaan regimen terapi pasien diabetes sangat dibutuhkan karena
penyakit diabetes melitus ini merupakan penyakit menahun yang tidak mungkin
bisa kembali ke keadaan semula atau keadaan normal sebelum menderita
diabetes(Melysa, Sofyan Indrayana, 2020). Pada perawatan pasien diabetes petugas
kesehatan melibatkan keluarga pasien untuk mempersiapkan klien dan keluarga
agar mampu melakukan tindakan perawatan secara mandiri guna membantu pasien
mengendalikan kadar gula darah sehingga dapat terhindar dari komplikasi
(Smeltzer, S.C. & Bare, 2002).
4
perubahan gaya hidup yang tepat, tegas, dan konsisten. Pengontrolan diabetes
melitus diantranya dengan pembatasan diet, peningkatan aktivitas fisik, regimen
pengobatan yang tepat, pengontrolan medis secara teratur dan juga melibatkan
keluarga dalam pelaksanaanya. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dipaparkan diatas,penulis dapat merumuskan masalah apakah“Peran keluarga
dalam pelaksanaan regimen terapi pasien diabetes melitus pasca ditetapkannya
program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular di indonesia
berdasarkan tinjauan literatur”.
5
1.5 MANFAAT PENELITIAN
1.5.1 Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan serta
menambah kemampuan dalam melakukan penelitian peran keluarga dalam
pelaksanaan regimen terapi pasien diabetes. Penelitian ini juga menjadi
wajah penerapan ilmu pengetahuan keperawatan medikal bedah yang
didapat dalam pendidikan.
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada orang yang tidak menderita diabetes atau orang yang sehat biasanya
tidak memiliki kendala atau bebas untuk melakukan apa saja dan memakan apa saja
yang disuka tanpa memantang atau menjaga pola makan yang dikonsumsi dan tidak
jarang juga tanpa adanya aktivitas olahrga , dari pola hidup yang tidak sehat
ditambah kurangnya aktivitas fisik resiko untuk terkena penyakit diabetes sangat
besar. Pada penderita diabetes tidak boleh sembarang mengkonsumsi makanan,
harus rajin berolahraga , teratur minum obat , hingga kontrol rutin ke dokter untuk
menjaga gula darah tetap stabil dan terhindar dari komplikasi penyakit diabetes.
Seseorang dikatakan menderita diabetes jika setelah melakukan tes gula darah ke
dokter.
1) Puasa atau kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam. Dan hasil
pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl.
2) Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram.
Setelah 2-jam hasil pemeriksaan glukosa plasma ≥ 200 mg/dl .
3) Hasil Pemeriksaan Hemoglobin bA1c ≥ 6,5% .
7
2.1.3 Tanda Gejala Diabetes Melitus
Menurut penelitian yang dilakuakna oleh Wahyuningsih & Astarini, (2018)
dari 30 responden sebanyak 7 responden penderita diabetes mengalami frekuensi
kencing tinggi dengan frekuensi berkemih sebanyak 9 kali dalam 24 jam. Pada
responden yang mengalami frekuensi kencing dengan frekuensi rendah didapatkan
sebanyak 23 reponden dengan frekuensi berkemih rendah sebanyak 8 kali dalam 24
jam. Pada orang sehat frekuensi buang air kecil berbeda-beda karena ada faktor
yang mempengaruhi yaitu ukuran kandung kemih dan jenis minuman yang
dikonsumsi , biasanya orang normal berkemih sebanyak 4-7 kali dalam 24 jam
(Sara Elise, 2019). Banyak minum atau polydipsia hal ini terjai dari sering buang
air kecil, dehidrasi, sehingga tubuh meresponnya dengan minum yang terus
menerus untuk mengantikan cairan yang hilang (Retno Novitasari, 2017). Frekuensi
makan untuk orang sehat, yaitu setidaknya 3 kali sehari. Menurut penelitian
Rahmawati, Syam A, (2011) ditemukan sebanyak 82,1% responden dengan pola
makan (risiko kebiasaan makan) yang tinggi memiliki tingkat glukosa darah tidak
terkontrol, sedangkan 39,6% responden yang memiliki pola makan yang rendah
memiliki tingkat glukosa darah terkontrol.
8
baru dapat diketehui saat kehamilan memasuki bulan ke-4 keatas dan pada
saat 3 bulan terakhir kehamilan (trimester ke-3).
4. Diabetes tipe lain atau dinamakan prediabetes adalah hasil GPT (glukosa
puasa terganggu) dan TGT (toleransi glukosa terganggu) menunjukan
status kesehatan antara normal dan diabetes .
1. Faktor keturunan
2. Faktor usia : proses penuan atau proses degeneratif terjadi secara alami
tanpa bisa dicegah. Usia 40 tahun keatas berpeluang lebih besar untuk
terkena diabetes melitus
3. Faktor ras dan etnik
4. Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > 4000 gram atau riwayat
bayi lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg. dan riwayat pernah
menderita diabetes gestasional.
1. Obesitas
2. Kurangnya aktivitas fisik (olahraga)
3. Pola makan atau diet
1. Komplikasi Akut :
a. Hipoglikemia : penurun kadar gula darah terjadi karena aktivitas fisik
yang berlebihan, puasa, dan dampak dari asupan makanan dan
minuman. Gejalanya yaitu rasa gelisah, gemetar, jantung berdetak
9
sangat cepat,mengeluarkan banyak keringat, rasa pening, muka pucat,
mudah mengantuk, hilangnya kesadaran atau pingsan, kejang, hingga
terjadi kerusakan otak permanen dan dapat mengakibatkan kematian.
b. Koma Hipersomolar non ketotik (Diabetik Hypersomolar Syndrome)
: peningkatan kadar gula darah yang sangat tinggi sebesar 600mg/dl.
Hasil pemeriksaan dilaboratorium menunjukan bahwa kenaikan kadar
glukosa sangat tinggi pada penderita , pH darah normal, kadar natrium
(Na) tinggi, dan tidak ada keton.
c. Ketoasidosis diabetik : hormon insulinn dalam tubuh sangat rendah,
rendahnya hormon insulin dalam tubuh menyebabkan gula dalam
darah tidak dapat masuk kedalam sel tubuh, sehingga sel memecah
lemak sebagai pengganti energi. Lemak yang dipecah membentuk
senyawa keton, dan keton akan terbawa saat pengeluaran urine.
2. Komplikasi Kronis
Komplikasi kronis diabetes yaitu gagal ginjal, amputasi kaki,
kehilangan pengelihatan dan kerusakan saraf. Pada orang dewasa
penderita diabetes memiliki risiko serangan jantung dan stroke dua hingga
tiga kali lipat. Pada saat kehamilan diabetes yang tidak terkontrol dapat
menigkatkan risiko kematian janin dan komplikasi lainnya.
1. Terapi non-farmakologis :
10
1) Edukasi klien diabetes
Nutrisi merupakan tentang persedian gizi, zat-zat yang mencukupi dan yang
dibutuhkan bagi tubuh. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori
yang dibutuhkan penderita diabetes. Cara yang paling biasa digunakan adalah
dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal 27 yang besarnya 25-30
kalori/kgBB ideal (BBI), ditambah atau dikurangi dengan beberapa faktor
koreksi. Faktor koreksi ini meliputi beberapa hal seperti jenis kelamin, umur,
aktivitas, dan berat badan. American diabetes association, (2012) membuat
perencanaan makan dikenal dengan sistem pertukaran dan sudah terbukti efektif
bagi penderita diabetes yaitu ada pembatasan jumlah karbohidrat yang
dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi, pembatasan karbohidrat total <
130g/hari tidak dianjurkan.Jumlah protein yang dianjurkan sebesar 10 – 20%
total asupan energi, asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori
dan tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energi, anjuran konsumsi
serat adalah ± 25 g/hari , dan pemanis perlu diperhitungkan kandungan
kalorinya sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.
11
mengontrol atau mengendalikan kadar gula dalam darah (Mahdia et al., 2018).
Olahraga yang dianjurkan bagi penderita diabetes ialah jalan kaki, jogging,
senam, bersepeda dan renang. Waktu untuk berolahraga umumnya 30 menit
sehari selama 5-7 hari dalam seminggu, dimulai dengan 10 menit per-hari dan
ditingkatkan tiap minggunya sampai dapat mencapai 30 menit per-hari (Evert
& Riddell, 2015).
2. Terapi farmakologis :
2.2 Keluarga
Hal – hal yang harus diperhatikan oleh keluarga yang mempunyai anggota
keluarga penderita diabetes adalah dalam penatalaksanaan keperawatannya yaitu
keluarga membantu merawat dan membantu mengendalikan kadar gula darah klien
sehingga dapat terhindar dari komplikasi (Sari et al., 2014). Karena keluarga
merupakan sekumpulan orang yang di hubungkan oleh perkawinan dan kelahiran
yang memiliki tujuan menciptakan dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional dan social dari individu-individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola
interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama (Friedman,
M. M., Bowden, V. R., & Jones, 2013). Didalam keluarga juga terbentuk pemikiran,
pola kebiasaan yang berfungsi sebagai saksi dari budaya dan sebagai media
hubungan antara anak dan lingkungan (Clingempeel & Henggeler, 2010)
12
2.2.1 Struktur Keluarga
Menurut (Friedman, 2010) menguraikan beberapa struktur keluarga yang
terdiri atas :
13
berinteraksi dan berperan dalam lingkungan sosial. Keluarga mengajarkan
disiplin, norma-norma, budaya, dan perilaku melalui hubungan dan
interaksi keluarga.
3. Fungsi Reproduksi Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan
yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan
untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
4. Fungsi Ekonomi keluarga merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggoat keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan
makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
5. Fungsi Perawatan atau Pemeliharan Kesehatan Keluarga juga berperan atau
berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota
keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.
14
1). Inisiator yaitu keluarga mengusulkan ide-ide yang dapat
menyelesaikan masalah.
2). Pendamai yaitu keluarga dapat menyelesaikan konflik keluarga
dengan berbicara atas nama kedua belah pihak.
3). Perantara, menjadi penghubung komunikasi dalam keluarga .
Biasanya ibu berperan dalam hal ini , ibu menjadi jembatan komunikasi
dikeluarga.
4). Penyelaras yaitu keluarga menengahi perbedaan atau
ketidaksepakatan yang ada di keluarga dalam keluarga.
5). Perawatan keluarga yaitu keluarga merawat anggota keluarganya
yang sedang sakit.
1. Dukungan emosional
Dukungan Emosional adalah keluarga menunjukan kepekaan
mengendalikan konflik batin anggota keluarga yang sakit dengan
penerimaan, mengerti dan mendengarkan. Sehingga individu meyakini
bahwa mereka dicintai dan disayangi (Friedman, 2010). Dukungan
15
emosional pada klien diabetes yaitu keluarga menunjukkan kepekaannya
seperti mau mendengarkan, mengerti, memahami, dan menerima kondisi
dari anggota keluarganya yang mengalami diabetes melitus.
2. Dukungan informasi
Dukungan Informasi adalah keluarga sebagai pencari dan pemberi
informasi kepada anggota keluarga yang sakit (Friedman, 2010). Dukungan
informasi pada klien diabetes yaitu keluarga dapat mencari informasi
mengenai penyakit diabetes dan memberi informasi tentang penyakit
kepada klien.
3. Dukungan penilaian dan penghargaan
Dukungan Penilaian dan penghargaan adalah keluarga bertindak
membimbing, memberikan perhatian-perhatian, dan menghargai (pujian)
terhadap anggota keluarga yang sakit (Friedman, 2010). Dukungan
penilaian dan penghargaan pada klien diabetes yaitu keluarga membimbing
dan memberikan perhatian seperti keluarga mau mengingatkan klien
tentang program regimen terapinya , dan keluarga memberikan penghargaan
berupa pujian atau reward kepada klien ketika klien melakukan program
terapinya dengan baik.
4. Dukungan instrumental
Dukungan Instrumental adalah keluarga memberikan bantuan langsung
yang praktis dan konkrit berupa keuangan, makan, pengobatan, dan
aktivitas fisik kepada anggota keluarga yang sakit (Friedman, 2010).
Dukungan instrumental pada klien diabetes yaitu memberikan bantuan
langsung dengan keterlibatan keluarga dalam membantu menyiapkan
kebutuhan klien diabetes sesuai dengan program regimen terapinya
(makanan, obat, olahraga).
16
termasuk efek pada kesejahteraan situasi keuangan, pengtahuan anggota keluarga
tentang diabetes, dan ketidak mengertian mereka akan bahasa kesehatan yang
disampaikan oleh perawat yang berorientasi menyebabkan keluarga mempunyai
masalah dalam mendukung klien diabetes. Menurut Harlinawati, S.Kep., (2013)
faktor penghambat keefektifan keluarga dalam pelaksanaan regimen terapi dibagi
menjadi beberapa kelompok, yaitu :
17
, saat keluarga dan pasien tidak dapat beradaptasi dengan perubahan maka akan ada
dampak negatif terhadap keluarga dan kesehatan pasien (Widodo A, 2013). Peran
keluarga memberi dukungan kepada pasien diabetes menjadi faktor penting dalam
pelaksanaan manejemen terapi penyakit diabetes melitus. Peran keluarga memberi
dukungan kepada pasien diabetes menunjukan hasil signifikan dalam mengatasi
hambatan aktivitas fisik dan makan untuk pasien diabetes melitus (Wen et al.,
2011).
18
participation in diabetes self-care: a commentary. Diabetes Management,
6(5), 104–107. Bertujuan untuk mengetahui partisipasi keluarga dalam
merawat klien diabetes melitus.
3. Penelitian Bangun, A. V., Jatnika, G., & Herlina, H. (2020) dengan judul
"Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet pada
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada penderita diabetes
melitus tipe 2.
4. Penelitian Brietzke, S. A. (2015), dengan "Oral Antihyperglycemic
Treatment Options for Type 2 Diabetes Mellitus". Bertujuan untuk
mengetahui fermakologis obat antihiperglikemik untuk penderita diabetes
melitus tipe 2.
5. Penelitian Broadbent, E., Donkin, L., & Stroh, J. C. (2011),berjudul "Illness
and treatment perceptions are associated with adherence to medications,
diet, and exercise in diabetic patients". Bertujuan untuk mengetahui persepsi
tentang penyakit dan terapi pengobatan diet,olahraga,dan obat pada klien
diabetes.
6. Penelitian Clingempeel, W. G., & Henggeler, S. W. (2010). Family
Development, Theories . Bertujuan untuk mengetahui teori perkembangan
keluarga.
7. Penelitian Dave, J. A., & Delport, S. V. (2006). Prescribing insulin in type
1 diabetes mellitus: An update for general practitioners. Bertujuan untuk
mengetahui informasi terbaru secara general tentang resep insulin yang
tepat untuk diabetes melitus tipe 1 .
8. Penelitian dr.Sara Elise. (2019). Normalnya Buang Air Kecil dalam
Sehari.Bertujuan untuk mengetahui frekuensi normal berkemih pada orang
sehat.
9. Penelitian Evert, A. B., & Riddell, M. C. (2015). Lifestyle Intervention:
Nutrition Therapy and Physical Activity. Bertujuan untuk mengetahui terapi
mengenai nutrisi dan aktivitas fisik diabetes melitus.
10. Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2013). BUKU AJAR
KEPERAWATAN KELUARGA. Gosyen Publishing.
19
11. Friedman, M. M. (2010). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik (Achir
Yani S (ed.); 5th ed.). EGC.
12. Hans Tandra. (2014). Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang
DIABETES. In kesehatan (1st ed.). Gramedia Pustaka Utama.
13. Harlinawati, S.Kep., N. (2013). 66 Konsep dan proses keperawatan
keluarga.pdf (p. 104). PUSTAKA AS SALAM.
14. Penelitian Mahdia, F. F., Susanto, H. S., & Adi, M. S. (2018). Hubungan
Antara Kebiasaan Olahraga Dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 (Studi Di Puskesmas Rowosari Kota Semarang Tahun
2018). Bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan olahraga
dengan kadar gula darah penderita diabetes melitus tipe 2.
15. Penelitian Pamungkas, R. A., Chamroonsawasdi, K., & Vatanasomboon, P.
(2017). A systematic review: Family support integrated with diabetes self-
management among uncontrolled type II diabetes mellitus patients.
Bertujuan untuk mengetahui keterlibatan dukungan keluarga dalam
manejemen diri klien diabetes melitus.
16. Penelitian Patil, S. S., Mehta, M., Thakare, V., & Shende, S. (2017). Role
of insulin in management of type 2 diabetes mellitus .Bertujuan untuk
mengetahui peran insulin dalam manejemen di klien diabetes melitus.
17. Rahmawati, Syam A, H. H. (2011). Pola Makan dan Aktifitas Fisik dengan
Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Jalan di.
Universitas Riau. 2011 RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Media
Gizi Masyarakat Indonesia, 1(1), 8–52.
18. Penelitian Sari, N., Susanti, N., & Sukmawati, E. (2014). Peran Keluarga
Dalam Merawat Klien Diabetik Di Rumah. Jurnal Ners Lentera,
2(September), 231972. Bertujuan untuk mengetahui peran keluarga dalam
merawat klien diabetes dirumah.
19. Penelitian Sarwono Waspadji. (2009). Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Terpadu. 15(1), 37–41.Bertujuan untuk mengetahui penatalaksanaan
terpadu untuk klien diabetes melitus.
20. Penelitian Sri Anani, dkk. (2012). Jurnal Kesehatan Masyarakat : Perilaku
pengendalian DM. 1(Dm). Bertujuan untuk mengetahui pengendalian
20
perilaku pada klien diabetes tipe 1.
21. Penelitian Tjahjono, Y. P. (2013). Pengaruh Edukasi Terhadap Pengetahuan
Dan Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Bertujuan untuk
mengetahui pengaruh edukasi terhadap pengetahuan dan kepatuhan klien
diabetes melitus tipe 2.
22. Penelitian Wen, C. P., Wai, J. P. M., Tsai, M. K., Yang, Y. C., Cheng, T. Y.
D., Lee, M.-C., Chan, H. T., Tsao, C. K., Tsai, S. P., & Wu, X. (2011).
Minimum amount of physical activity for reduced mortality and extended
life expectancy: a prospective cohort study. Bertujuan untuk mengetahui
minimal dalam melakukan aktivitas fisik untuk kualitas hidup klien
diabetes.
23. Penelitian Wijayanti,Arik. (2018), Peran Keluarga Dalam Pendampingan
Lansia Dengan Penatalaksanaan 4 Pilar Diabetes Mellitus Di Poliklinik
Penyakit Dalam RSUD Dr Sayidiman Magetan. Bertujuan untuk
mengetahui peran keluarga dalm pendampingan lansia dengan
penatalaksanaan 4 pilar diabetes militus dipoloklinik penyakit dalam RSUD
Dr.Syadiman Magetan.
24. Penelitian Bennich, Birgitte B.Roder, Michael E.Overgaard, DortheEgerod,
Ingrid Munch, Lene Knop, Filip K.Vilsbøll, Tina Konradsen, Hanne.
Supportive and non-supportive interactions in families with a type 2
diabetes patient: An integrative review. Bertujuan untuk mengetahui
ineraksi antara keluarga dalam memberikan dukungannya kepada klien
diabetes melitus.
25. Penelitian M.Amalia,Adela del valle, Franscisco Diez-canseco,Antonio
Barnabe, Jill Portocarrero, Antonio Trujillo, Katty Manrique and J.Jaime
Miranda. Family matters in diabetes care. Bertujuan untuk mengetahui
faktor penghambat keluarga dalam memberikan dukungan untuk klien
diabetes.
21
2.5 Kerangka Teori
22
BAB 3
METODE
Tabel 3.1 contoh Synonyms MeSH Term (Control Vocabulary) yang digunakan
23
(("nurse" OR "patient non-compliance" OR "patient" ) AND ("role*" OR
"attitude" OR "concept*" OR "scope" OR "practice" OR "therapy" OR
"treatment" OR "therapeutic" OR "effectiveness treatment" OR "trials" OR
"therapeutic efficacy" OR "therapeutic action" OR "regimen" OR "disease"
OR "disorder" OR "illness" OR "polytherapy" OR "somatotherapy" OR
"multiple treatment" OR "therapeutic compliance" OR "patient
cooperation" OR " regimen adherence"))
[mh "Nurse Role"] OR [mh "Professional Role"] OR [mh "Gender
Role"] OR [mh "Attitude of Health Personnel"] OR [mh "Caregiver
Attitudes"] OR [mh "Nurse Attitude”]
INKLUSI EKSLUSI
• seluruh jurnal yang terbit • Jurnal yang tidak full paper
setalah program pencegahan
dan pengendalian penyakit
tidak menular tahun 2018
24
peneliti menemukan 3856 jurnal, kemudian jurnal diseleksi dan ada 20 jurnal
dari hasil database yang dilakukan review.
25
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Tabel 4.1 hasil baca jurnal
26
design and penyakit diabetes melitu
multiple tipe 1
randomizations
27
Velásqu adolescents and melitus. Perawatannya perkembangan,
ez, their families. mencakup diet nutrisi, meningkatkan penyakit
2018) Literature pengaturan aktivitas penyerta, menurunkan
review fisik harian, penggunaan harapan hidup dan
terapi insulin yang tepat, meningkatkan risiko
dan kontrol glikemik, komplikasi akut dan
pemberian perawatan kronis yang berhubungan
yang tepat dapat dengan diabetes.
mengurangi dampak
psikososial
8 (Hu et Dietary Keluarga menerapkan Rendahnya pengetahuan ,
al., Knowledge, pengetahuan, sikap dan sikap dan praktik diet
2021) Attitude and praktik diet kepada keluarga dapat
Practice (KAP) anggota keluarganya mempengaruhi pasien
Among the yang mengalami diabetes melitus dalam
Family diabetes mellitus. menjalani terapinya
Members of
Patients with
Type 2 Diabetes
Mellitus
(T2DM) and Its
Influence on the
KAP of T2DM
Patients
9 (Miller Decision- Peran keluarga Perubahan usia dan gaya
& Making membimbing, hidup anak ke remaja
Jawad, Involvement and memberikan informasi mempengaruhi
2019) Prediction of dalam pengambilan pengambilan keputusan
Adherence in keputusan dan dan kepatuhan regimen
Youth With memastikan kepatuhan
Type 1 Diabetes: regimen pada remaja
A Cohort penderita diabetes
Sequential
Study
10 (Mousa From negligence Keluarga mendorong Kepatuhan yang buruk
vizadeh to perception of atau membantu dari pasien diabetes
et al., complexities in penderita diabetes untuk dalam menjalani
2018) adherence to patuh dan berkomitmen pengobatan
treatment pada pengobatan
process in
people with
diabetes: A
grounded theory
study
11 (Nikita The glucose Orang tua memberikan
et al., control motivasi kepada
2019) resistance scale anggota keluarga yang sikap menentang atau
mengalami diabetes menolak dari pasien
28
melitus untuk sering diabetes melitus untuk
mengontrol kadar patuh dalam mengontrol
glukosa kadar glukosa
29
inferiores.
Estudio
cualitativo en
Andalucía
30
diabetes and its
implications in
family
functioning in
the assessment
of diabetic
children’s
mothers
20 (Roslan Engaging family - -
d et al., supporters of
2018). adult patients
with diabetes to
improve clinical
and patient-
centered
outcomes: study
protocol for a
randomized
controlled
trial (CO-
IMPACT)
21 (Nurhay PERAN keluarga kesibukan dari keluarga
ati1 et KELUARGA berperan penuh dalam dapat mempengarui terapi
al., DALAM peran pengaturan diet aktivitas fisik pasien
2020) PERAWATAN pemantauan terapi obat, diabetes melitus.
DIABETES pemantauan kontrol
MELLITUS dokter/kesehatan,
namun belum
sepenuhnya berperan
dalam pengaturan
aktivitas fisik
22 Web Ibu, Ini Cara Ibu berperan penting -
Hallo Cegah Risiko dalam mengingatkan
Sehat, Diabetes pada maupun mengedukasi
publish Keluarga anggota keluarga agar
2019 Tercinta Sejak menjalani gaya hidup
Dini sehat, terutama anak-
anak. Menjaga kualitas
hidup sehat merupakan
upaya mencegah serta
mengendalikan risiko
diabetes yang dimulai
dari gaya diet sehat,
aktivitas fisik, serta
menjaga kesehatan
mental.
23 (Lusy PERAN keluarga merawat dan -
Farida, INFORMAL memotivasi penderita
31
Puji KELUARGA diabetes untuk
PurwaniDALAM mengontrol kadar
ngsih, PENGENDALI glukosa
2018) AN KADAR
GLUKOSA
DARAH PADA
PENDERITA
DIABETES
MELLITUS
24 (ANISA Hubungan Peran Keluarga terlibat dalam Rendahnya keterlibatan
& Keluarga pengaturan pola makan , keluarga dalam
Kharim Dengan olahraga , obat pasien pengaturan pola makan ,
ah, Perawatan Diri diabetes melitus. olahraga , obat pasien
2018) Pada Klien Keterlibatan keluarga diabetes melitus
Diabetes Melitus dalam terapi pasien menyebabkan rendahnya
Tipe 2 Di diabetes memberikan perawatan diri pasien
Wilayah Kerja hasil dan positif yang diabetes melitus
Puskesmas berarti semakin tinggi
Pakusari peran keluarga maka
Kabupaten semakin baik perawatan
Jember diri pasien diabetes
melitus
25 (Selvy Faktor-Faktor Keluarga memberikan Rendahnya tingkat
Anggi yang motivasi dan kepatuhan diet pada
Dwi, Berhubungan mengawasi kepatuhan pasien diabetes melitus
2020) Dengan diet pasien diabetes menyebabkan tingginya
Kepatuhan Diet melitus resiko untuk terjadi
Pada Pasien komplikasi diabetes.
Diabetes Melitus
Tipe II
32
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan 25 literatur penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa peran
keluarga dalam pelaksanaan regimen terapi pasien diabetes melitus pasca
ditetapkannya program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular di
indonesia bervariasi yang diwakili oleh 5 tema besar, yaitu :
5.2 SARAN
1) Bagi penderita diabetes , disarankan agar menyadari pentingnya
regimen terapi diabetes dan menjalani regimen terapi diabetes dengan
patuh agar terhindar dari komplikasi diabetes. Penderita diabetes dapat
meminta bantuan dan dukungan pada keluarga dalam melakukan
regimen terapi.
2) Bagi keluarga dari penderita diabetes, agar meningkatkan kemampuan
dalam merawat dan mengontrol regimen terapi anggota keluarga yang
menderita diabetes dengan memberikan motivasi , informasi dan
bantuan langsung berupa menyiapkan makanan sesuai pola diet sehat
dan juga keuangan untuk terlaksananya regimen terapi penderita
diabetes.
3) Bagi tenaga kesehatan , agar memberikan sosialisasi atau konseling
mengenai pentingnya keterlibatan peran keluarga dalam pelaksanaan
regimen terapi pada pasien diabetes melitus
4) Bagi peneliti selanjutnya , agar perlu dilakukannya penelitian -
penelitian langsung dilapangan tentang cara meningkatkan keterlibatan
peran keluarga dalam mengontrol kepatuhan regimen terapi dan
memberikan pengetahuan/informasi kepada penderita diabetes melitus.
33
DAFTAR PUSTAKA
ADA.Care, D., & Suppl, S. S. (2020). Classification and diagnosis of diabetes:
Standards of Medical Care in Diabetes-2020. Diabetes Care, 43(January),
S14–S31. https://doi.org/10.2337/dc20-S002
Ahmed, Z., & Yeasmeen, F. (2016). Active family participation in diabetes self-
care: a commentary. Diabetes Management, 6(5), 104–107.
Aini, N., Fatmaningrum, W., & Yusuf, A. (2011). Peningkatkan Perilaku Pasien
Dalam Tatalaksana Diabetes Melitus Menggunakan Model Behavioral
System. Journal Ners, 6(1), 1–10.
Albanese, A. M., Huffman, J. C., Celano, C. M., Malloy, L. M., Wexler, D. J.,
Freedman, M. E., & Millstein, R. A. (2019). The role of spousal support for
dietary adherence among type 2 diabetes patients: a narrative review. Social
Work in Health Care, 58(3), 304–323.
https://doi.org/10.1080/00981389.2018.1563846
American diabetes association. (2012). Standards of Medical Care in Diabetes d
2012. 35(October 2011). https://doi.org/10.2337/dc12-s011
American Diabetes Association Medical Of, S., & Carediabetes, M. (2018).
Standards of Medical Care in Diabetes-2018. Standards of Medical Care in
Diabetes, 41(9), 151. https://doi.org/10.2337/dc18-su09
ANISA, & Kharimah, F. (2018). Hubungan Peran Keluarga Dengan Perawatan Diri
Pada Klien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakusari
Kabupaten Jember. Keperawatan.
Association, A. D. (2015). Standards medical care in diabetes. Diabetes Care,
38(January), S1–S2. https://doi.org/10.2337/dc15-S001
Bangun, A. V., Jatnika, G., & Herlina, H. (2020). Hubungan antara Dukungan
Keluarga dengan Kepatuhan Diet pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, 3(1), 66.
https://doi.org/10.32584/jikmb.v3i1.368
Berget, C., Driscoll, K. A., Lagges, A., Dimeglio, L. A., Hannon, T. S., Stephanie,
E., Iturralde, E., Barley, R. C., Hanes, S., Hood, K., & Buckingham, B. B.
(2021). HHS Public Access. 60–65.
https://doi.org/10.1016/j.cct.2019.05.008.Optimizing
Bistara, A. (2018). Psikologi Kesehatan. 51 HUBUNGAN PENGETAHUAN
DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS
DI POSYANDU LANSIA CEMPAKA KELURAHAN TEMBOK DUKUH
KECAMATAN BUBUTAN SURABAYA, 13, 51–57.
Brietzke, S. A. (2015). Oral Antihyperglycemic Treatment Options for Type 2
Diabetes Mellitus. Medical Clinics of North America, 99(1), 87–106.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.mcna.2014.08.012
34
Broadbent, E., Donkin, L., & Stroh, J. C. (2011). Illness and treatment perceptions
are associated with adherence to medications, diet, and exercise in diabetic
patients. Diabetes Care, 34(2), 338–340. https://doi.org/10.2337/dc10-1779
Campbell, M. S., Berg, C. A., & Wiebe, D. J. (2019). Parental Self-Control as a
Moderator of the Association between Family Conflict and Type 1 Diabetes
Management. Journal of Pediatric Psychology, 44(8), 999–1008.
https://doi.org/10.1093/jpepsy/jsz040
Clingempeel, W. G., & Henggeler, S. W. (2010). Family Development, Theories
of. In The Corsini Encyclopedia of Psychology (pp. 1–3). American Cancer
Society. https://doi.org/https://doi.org/10.1002/9780470479216.corpsy0347
Dave, J. A., & Delport, S. V. (2006). Prescribing insulin in type 1 diabetes mellitus:
An update for general practitioners. South African Family Practice, 48(10),
30–36. https://doi.org/10.1080/20786204.2006.10873482
dr. H. M. Subuh, M. (2016). Cegah dan Kurangi Risiko Diabetes.
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-diabetes-
melitus-dan-gangguan-metabolik/perlunya-deteksi-dini-untuk-cegah-dan-
kurangi-risiko-diabetes
dr.Sara Elise. (2019). Normalnya Buang Air Kecil dalam Sehari.
Evert, A. B., & Riddell, M. C. (2015). Lifestyle Intervention: Nutrition Therapy and
Physical Activity. Medical Clinics of North America, 99(1), 69–85.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.mcna.2014.09.001
Felix, H. C., Narcisse, M. R., Long, C. R., & Mcelfish, P. A. (2021). Intervention
on the Patients ’ Participating Supporters. 38(2), 121–129.
https://doi.org/10.1037/fsh0000470.Effects
Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2013). BUKU AJAR
KEPERAWATAN KELUARGA. Gosyen Publishing.
Friedman, M. M. (2010). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik (Achir Yani
S (Ed.); 5th ed.). EGC.
Gucciardi, E., Yang, A., Cohen-Olivenstein, K., Parmentier, B., Wegener, J., &
Pais, V. (2019). Emerging practices supporting diabetes self-management
among food insecure adults and families: A scoping review. PLoS ONE,
14(11), 1–22. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0223998
Hans Tandra. (2014). Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang DIABETES.
In kesehatan (1st ed.). Gramedia Pustaka Utama.
Harlinawati, S.Kep., N. (2013). 66 Konsep dan proses keperawatan keluarga.pdf
(p. 104). PUSTAKA AS SALAM.
Helms Andersen, T., & Grabowski, D. (2020). Implementing a research-based
innovation to generate intra-familial involvement in type 2 diabetes self-
management for use in diverse municipal settings: A qualitative study of
35
barriers and facilitators. BMC Health Services Research, 20(1), 1–9.
https://doi.org/10.1186/s12913-020-5036-7
Henríquez-Tejo, R., & Cartes-Velásquez, R. (2018). Psychosocial impact of type 1
diabetes mellitus in children, adolescents and their families. Literature review.
Revista Chilena de Pediatria, 89(3), 391–398. https://doi.org/10.4067/S0370-
41062018005000507
Hu, X., Zhang, Y., Lin, S., Guo, X., Yang, D., Cai, M., & Gao, L. (2021). Dietary
knowledge, attitude and practice (Kap) among the family members of patients
with type 2 diabetes mellitus (t2dm) and its influence on the kap of t2dm
patients. Diabetes, Metabolic Syndrome and Obesity: Targets and Therapy,
14, 205–213. https://doi.org/10.2147/DMSO.S290639
Infodatin-2020-Diabetes-Melitus.pdf. (n.d.).
Lusy Farida, Puji Purwaningsih, R. (2018). Peran Informal Keluarga Dalam
Pengendalian Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal
Ilmu Keperawatan Komunitas, 1(2), 5. https://doi.org/10.32584/jikk.v1i2.174
M.Amalia, Adela del valle, Franscisco Diez-canseco, Antonio Barnabe, Jill
Portocarrero, Antonio Trujillo, K. M. and J. J. M. (2018). Family matters in
diabetes care. The Lancet Diabetes and Endocrinology, 6(12), 911.
https://doi.org/10.1016/S2213-8587(18)30317-6
Mahdia, F. F., Susanto, H. S., & Adi, M. S. (2018). Hubungan Antara Kebiasaan
Olahraga Dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Studi
Di Puskesmas Rowosari Kota Semarang Tahun 2018). Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal), 6(5), 267–276.
Melysa, Sofyan Indrayana, R. W. R. (2020). HUBUNGAN DUKUNGAN
KELUARGA DENGAN MANAJEMEN DIET PADA PASIEN DIABETES
MELLITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEDAYU 2
BANTUL.
Miller, V. A., & Jawad, A. F. (2019). Decision-Making Involvement and Prediction
of Adherence in Youth With Type 1 Diabetes: A Cohort Sequential Study.
Journal of Pediatric Psychology, 44(1), 61–71.
https://doi.org/10.1093/jpepsy/jsy032
Mousavizadeh, S. N., Ashktorab, T., Ahmadi, F., & Zandi, M. (2018). From
negligence to perception of complexities in adherence to treatment process in
people with diabetes: A grounded theory study. Iranian Journal of Medical
Sciences, 43(2), 150–157.
NANDA. (2010). Manajemen Regimen Terapeutik. In Manajemen Regimen
Terapeutik. PRIMA MEDIKA.
Nikita, M. E., Hendy, H. M., Williams, K. E., & Mueller, P. L. (2019). The glucose
control resistance scale. JCRPE Journal of Clinical Research in Pediatric
Endocrinology, 11(2), 118–124.
36
https://doi.org/10.4274/jcrpe.galenos.2018.2018.0164
Nurhayati1, L., Syamsudin2, & Khoiriyah3, S. (2020). PERAN KELUARGA
DALAM PERAWATAN DIABETES MELLITUS. 6, 119–128.
Patil, S. S., Mehta, M., Thakare, V., & Shende, S. (2017). Role of insulin in
management of type 2 diabetes mellitus Review Article Role of insulin in
management of type 2 diabetes mellitus. International Journal of Research in
Medical Sciences, 5(May), 2282–2292. https://doi.org/10.18203/2320-
6012.ijrms20172422
Pesantes, M. A., Del Valle, A., Diez-Canseco, F., Bernabé-Ortiz, A., Portocarrero,
J., Trujillo, A., Cornejo, P., Manrique, K., & Miranda, J. J. (2018). Family
Support and Diabetes: Patient’s Experiences From a Public Hospital in Peru.
Qualitative Health Research, 28(12), 1871–1882.
https://doi.org/10.1177/1049732318784906
Prabowo E. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Konsep &
Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.
Radcliff, Z., Weaver, P., Chen, R., Streisand, R., & Holmes, C. (2018). The Role
of Authoritative Parenting in Adolescent Type 1 Diabetes Management.
Journal of Pediatric Psychology, 43(2), 185–194.
https://doi.org/10.1093/jpepsy/jsx107
Rahmawati, Syam A, H. H. (2011). Pola Makan dan Aktifitas Fisik dengan Kadar
Glukosa Darah Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Jalan di. Universitas
Riau. 2011 RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Media Gizi
Masyarakat Indonesia, 1(1), 8–52.
Retno Novitasari. (2017). Diabetes Melitus (III). Nuha Medika.
Rita Resita, Kuss, D. J., Griffiths, M. D., Binder, J. F., & Street, B. (2018).
MULTIGENERATIONAL FAMILY THERAPY UNTUK MEMPERERAT
UKHUWAH DALAM KELUARGA DI JALAN TENGGILIS LAMA III, KEL.
TENGGILIS MEJOYO SURABAYA. 1–19.
37
Rosland, A. M., Piette, J. D., Trivedi, R., Kerr, E. A., Stoll, S., Tremblay, A., &
Heisler, M. (2018). Engaging family supporters of adult patients with diabetes
to improve clinical and patient-centered outcomes: Study protocol for a
randomized controlled trial. Trials, 19(1), 1–16.
https://doi.org/10.1186/s13063-018-2785-2
Sari, N., Susanti, N., & Sukmawati, E. (2014). Peran Keluarga Dalam Merawat
Klien Diabetik Di Rumah. Jurnal Ners Lentera, 2(September), 231972.
Sarwono Waspadji. (2009). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. 15(1), 37–
41.
Selvy Anggi Dwi, S. R. (2020). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan
Kepatuhan Diet Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Selvy Anggi Dwi , Sri
Rahayu Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Faletehan Serang , Banten
Email : s_rahayu_13@yahoo.co.id Corresponding author :
s_rahayu_13@yahoo.c. Kepatuah Diit, 15(1), 124–138.
Smeltzer, S.C. & Bare, B. . (2002). Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner
& Suddarth. In Waluyo.A.et al (Ed.), Buku ajar keperawatan medikal-bedah
(8th ed.). EGC.
Sri Anani, dkk. (2012). Jurnal Kesehatan Masyarakat : Perilaku pengendalian
DM. 1(Dm).
St John, W., & Keleher, H. (2007). Penilaian komunitas untuk kesehatan. Penilaian
Komunitas Untuk Kesehatan, 77–90.
Suhbah, W. D. A., Suryawati, C., Wulan, & Kusumastuti. (2019). Evaluasi
Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
(Posbindu Ptm) Puskesmas Sukolilo I Kabupaten Pati. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal), 7(4), 647–657.
Surkan, P. J., Mezzanotte, K. S., Sena, L. M., Chang, L. W., Gittelsohn, J., Lagerros,
Y. T., Quinn, C. C., & Zachary, W. W. (2019). Community-Driven Priorities
in Smartphone Application Development: Leveraging Social Networks to
Self-Manage Type 2 Diabetes in a Low-Income African American
Neighborhood. International Journal of Environmental Research and Public
Health, 16(15), 1–12. https://doi.org/10.3390/ijerph16152715
Tjahjono, Y. P. (2013). Pengaruh Edukasi Melalui Media Visual Buku Ilustrasi
Terhadap Pengetahuan Dan Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.
Calyptra, 2(1), 1–10. https://doi.org/10.24123/jimus.v2i1.149
Ulhaq, Z. S., & Rahmayanti, M. (2019). Panduan Penulisan Skripsi Literatur
Review. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Waari, G., Mutai, J., & Gikunju, J. (2018). Medication adherence and factors
associated with poor adherence among type 2 diabetes mellitus patients on
follow-up at Kenyatta National Hospital, Kenya. Pan African Medical
Journal, 29. https://doi.org/10.11604/pamj.2018.29.82.12639
38
Wahyudi. (2014). Regimen Terapi. In Regimen Terapi : Keperawatan (p. 26).
Wahyuningsih, A., & Astarini, K. (2018). Jurnal penelitian keperawatan. Penelitian
Keperawatan, 4(2).
Wen, C. P., Wai, J. P. M., Tsai, M. K., Yang, Y. C., Cheng, T. Y. D., Lee, M.-C.,
Chan, H. T., Tsao, C. K., Tsai, S. P., & Wu, X. (2011). Minimum amount of
physical activity for reduced mortality and extended life expectancy: a
prospective cohort study. The Lancet, 378(9798), 1244–1253.
https://doi.org/10.1016/S0140-6736(11)60749-6
Widodo A. (2013). Stress pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dalam
Melaksanakan Program Diet di klinik Penyakit Dalam RSUP. Dr. Kariadi
Semarang. Medica Hospitalia, 1, 53–56.
World Health Organization. (2020). Insulin and associated devices: access for
everybody WHO stakeholder workshop. September, 1–24.
http://apps.who.int/bookorders.
Zamarlik, M. A. (2019). The degree of fathers’ involvement in taking care of
children with diabetesand its implications in family functioning in the
assessment of diabetic children’s mothers TT - Stopień zaangażowania ojców
w opiekę nad ich dziećmi z cukrzycą i jego implikacjed. Pediatric
Endocrinology, Diabetes, and Metabolism, 25(2), 60–66.
39
LAMPIRAN
40
FORM BIMBINGAN MATERI
41
42
43
44
FORM BIMBINGAN METEDOLOGI
45
46
47
48
SURAT – SURAT
49
50
1. SURAT – SURAT SIDANG PROPOSAL
51
52
53
2. SURAT – SURAT SIDANG AKHIR
54
55
56
57