Anda di halaman 1dari 71

SKRIPSI

PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REGIMEN TERAPI


PASIEN DIABETES MELITUS PASCA DITETAPKAN PROGRAM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR DI INDONESIA

STUDI LITERATUR REVIEW

TAHUN 2021

Oleh :

Hafa Grevita.R

180210113

PROGRAM STUDI ILMU S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BANTEN TANGERANG SELATAN

2021
SKRIPSI

PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REGIMEN TERAPI


PASIEN DIABETES MELITUS PASCA DITETAPKAN PROGRAM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR DI INDONESIA

STUDI LITERATUR REVIEW

TAHUN 2021

Skripsi Ini Diajukan Untuk Melengkapi Sebagai Persyaratan Menjadi


Sarjana Keperawatan

Oleh :

Hafa Grevita.R

180210113

PROGRAM STUDI ILMU S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BANTEN TANGERANG SELATAN

2021
SURAT PERNYATAAN

Dengan Hormat
Saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Hafa Grevita. R
NPM : 180210113
Mahasiswi Ilmu Keperawatan Angkatan

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan yang berjudul
“PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REGIMEN TERAPI PASIEN
DIABETES MELITUS PASCA DITETAPKAN PROGRAM PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DI INDONESIA :
STUDI LITERATUR REVIEW”. Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan
tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan. Demikian
surat permohonan ini saya buat sebesar-besarnya.

Tangerang Selatan, 2021

Materai 6000

(Hafa Grevita. R)

i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

iii
LEMBAR PERNYATAAN TELAH PERBAIKAN

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Hafa Grevita. Ramdhany

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 18 Juni 2000

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Pahlawan (Prumpung-Ciseeng) Desa Cogreg


RW 02 Rt 01 Kecamatan Parung Kabupaten Bogor
16330.

No. Handphone : 081314115156

Email : ramdhanygrevitahafa@gmail.com

Riwayat Pendidikan Tahun

1. TK Tunas Bangsa 2005-2006


2. SDN 01 Gunung Sindur 2006-2012
3. SMPN 1 Gunung Sindur 2012-2014
4. SMK Kesehatan Riksa Indrya 2015-2018
5. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten 2018-2021

v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Peran Keluarga Dalam Pelaksanaan Regimen Terapi Pasien Diabetes
Melitus Pasca Ditetapkan Program Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular Di Indonesia : Studi Literatur Review”. Tak lupa shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarganya dan
sahabatnya.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah bertujuan untuk memenuhi salah
satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Banten. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, hal ini di sebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang
penulis miliki. Besar harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
maupun peneliti selanjutnya.
Tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang di alami penulis dalam
melakukan penyusunan skripsi, dalam meyelesaikan skripsi ini penulis
mendapatkan bimbingan, nasehat serta dukungan dari berbagai pihak, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada orang – orang yang penulis hormati dan cintai yang membantu secara
langsung maupun tidak langsung selama pembuatan skripsi ini, ucapan terima kasih
ini penulis sampaikan yaitu kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan pertolongan kelancaran, kemudahan dan
kesehatan
2. Ibu Mardiana dan Bapak Harry Ramdhany selaku orang tua saya yang selalu
memberikan kasih sayang, semangat, dukungan dan doa yang slalu di panjatkan
dengan tulus
3. Bapak dr. Resna A. Soerawidjaja, MSc.PH, C.Ht selaku ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Banten.
4. Ibu Ns. Dian Puspitasari S,kep,M.Pd selaku ketua prodi S1 keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten

vi
5. Ibu Ela Susilawati, S.Kep, M.Kep selaku dosen pembimbing materi yang selalu
membantu membimbing dan memberikan pengarahan serta nasehat dan
dukungan semangat dalam pembuatan skripsi ini hingga selesai
6. Bapak Riksa Wibawa Resna selaku dosen pembimbing metedologi penelitian
yang selalu membantu membimbing dan memberikan pengarahan serta nasehat
dan dukungan semangat dalam pembuatan skripsi ini hingga selesai
7. Kepada Papa Adam dan kedua adik saya yaitu Rifa dan Rafka yang telah
memberikan semangat dan dukungan dalam kelancaran pembuatan skripsi ini.
8. Kepada teman teman terdekat saya yang telah menyemangati , menemani dan
memberikan dukungan kepada saya yaitu Nadia Damayanti, Maulia Agustiani,
Nadila Marsela, Lutfiah Galuh Ayu.
9. Kepada teman teman saya yang telah menemani saya saat suka duka dalam
menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten yaitu Silvi
Damayanti, Inda Raihfi, Silvi Maulida, Dinnar Uka Damayanti, Refi Prananing
Putri Hesi, Rindi Komalasari
10. Kepada teman seperbimbingan saya yaitu Rachmayanti Iskandar, Dwi Meilina
Ash Bahna, Bella Hijriyah, Erra Yunita Fitri Wibowo, Nurul Ilmi, Dina
Andriyani, Riska Oktapiani, Ahmad Syahrizal P, Muhammad Irvan Arpian.
11. Kepada seluruh teman kelas saya yaitu teman-teman Kelas Keperawatan B
yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu namanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna, kritik dan saran membangun peneliti harapkan dari pembaca.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak
yang turut membantu proses penyusunan skripsi ini. Akhir kata penulis
mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna.

Tangerang Selatan, 20 Agustus 2021

Penulis

vii
ABSTRAK
PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REGIMEN TERAPI
PASIEN DIABETES MELITUS PASCA DITETAPKAN PROGRAM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR DI INDONESIA : STUDI LITERATUR REVIEW

Oleh : Hafa Grevita.Ramdhany

Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan


tetapi dapat dikontrol dengan melakukan regimen terapi diabetes( pengaturan pola diet
makan, aktivitas fisk, obat, edukasi). Salah satu faktor penting dalam pelaksanaan
regimen terapi diabetes adalah peran keluarga. Peran keluarga dalam regimen terapi
penderita diabetes melitus diperlukan untuk meminimalkan terjadinya komplikasi.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peran keluarga dalam pelaksanaan
regimen terapi pasien diabetes melitus pasca ditetapkannya program pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular di indonesia berdasarkan tinjauan literatur.
Metode penelitian yang digunakan adalah literatur review dengan PCC( population ,
content , context ), dengan membuat sinonim dan dibuat menjadi rumus untuk mencari
artikel jurnal di 5 database dan metode lain yaitu databese (Pubmed, Chinal, Cochrane,
Ovid Medline, Embase) dan metode lain (Website, citation , organiation). Untuk
mengambil artikel jurnal yang relevan penulis membuat kriteria inklusi dan ekslusi dan
juga screening hasil. Hasil literatur review dari 25 artikel jurnal, peran keluarga dalam
pelaksanaan regimen terapi pasien diabetes melitus ada 5 tema yang dapat disimpulkan
yaitu 1) mengambil keputusan, memastikan atau mengontrol serta meningkatkan
kepatuhan pasien diabetes dalam melakukan terapi. 2) menerapakan, membimbing,
memberikan, merawat ,serta meningkatkan pengetahuan atau informasi tentang terapi
diabetes yang meliputi(diet, aktivitas fisik , kontrol glikemik , obat). 3)memberikan
dukungan emosional berupa motivasi dan memberikan dukungan instrumental berupa
kueangan. 4) mencari bantuan ke pelayanan kesehatan atau komunitas. 5)
memanfaatkan jejaring sosial untuk mencari informasi tentang perawatan diabetes
melitus. Kesimpulan dari 25 artikel jurnal adalah keluarga mempunyai macam-macam
peran dalam pelaksanaan regimen terapi pasien diabetes melitus. Saran bagi penderita
diabetes , disarankan agar menyadari pentingnya regimen terapi diabetes dan menjalani
regimen terapi diabetes dengan patuh agar terhindar dari komplikasi diabetes. Bagi
keluarga penderita diabetes agar meningkatkan kemampuan dalam merawat dan
mengontrol regimen terapi anggota keluarga yang menderita diabetes. Dan bagi peneliti
selanjutnya, agar perlu dilakukannya penelitian - penelitian dilapangan tentang cara
meningkatkan keterlibatan peran keluarga dalam mengontrol kepatuhan regimen terapi
dan memberikan pengetahuan/informasi kepada penderita diabetes melitus.

Kata Kunci : Diabetes Melitus , peran keluarga , regimen terapi

viii
ABSTRAK
THE ROLE OF THE FAMILY IN THE IMPLEMENTATION OF
THE THERAPY REGION FOR PATIENTS WITH DIABETES
MELLITUS POST-ESTABLISHED PROGRAM FOR THE
PREVENTION AND CONTROL OF NON-CONNECTED DISEASES
IN INDONESIA: THE STUDY OF LITERATURE REVIEW
By : Hafa Grevita.Ramdhany

Diabetes Mellitus is a chronic disease that cannot be cured but can be controlled
byperforming a diabetes therapy regimen (regulating diet, physical activity,
medication, education). One of the important factors in implementing a diabetes
therapy regimen is the role of the family. The role of the family in the therapeutic
regimen for patients with diabetes mellitus is needed to minimize the occurrence of
complications. The purpose of the study was to determine the role of the family in the
implementation of the therapeutic regimen for patients with diabetes mellitus after the
establishment of a non-communicable disease prevention and control program in
Indonesia based on a literature review. The research method used is a literature review
with PCC (population, content, context), by making synonyms and making it into a
formula to find journal articles in 5 databases and other methods, namely databases
(Pubmed, Chinal, Cochrane, Ovid Medline, Embase) and methods others (Website,
citation, organization). To retrieve relevant journal articles, the authors made inclusion
and exclusion criteria and also screened the results. The results of a literature review
of 25 journal articles, the role of the family in the implementation of the therapeutic
regimen for patients with diabetes mellitus there are 5 themes that can be concluded,
namely 1) making decisions, ensuring or controlling and increasing adherence of
diabetic patients in doing therapy. 2) apply, guide, provide, treat, and increase
knowledge or information about diabetes therapy which includes (diet, physical
activity, glycemic control, drugs). 3) provide emotional support in the form of
motivation and provide instrumental support in the form of financial. 4) seek help from
health or community services. 5) use social networks to find information about diabetes
mellitus treatment. The conclusion of the 25 journal articles is that the family has
various roles in the implementation of the therapeutic regimen for patients with
diabetes mellitus. Suggestions for diabetics are to be aware of the importance of
diabetes therapy regimens and adhere to diabetes therapy regimens in order to avoid
diabetes complications. For families of people with diabetes to improve their ability to
treat and control the therapeutic regimen of family members who suffer from diabetes.
And for further researchers, it is necessary to conduct research in the field on how to
increase the involvement of family roles in controlling adherence to therapeutic
regimens and providing knowledge/information to people with diabetes mellitus.

Keywords: Diabetes Mellitus, role of family, therapy regimen.

ix
DAFTAR ISI

TAHUN 2021 ............................................................................................................


TAHUN 2021 ............................................................................................................
SURAT PERNYATAAN ......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi
ABSTRAK……………………………………………………………………….vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x


DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
BAB 1 ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................... 4
1.3 PERTANYAAN PENELITIAN ............................................................... 5
1.4 TUJUAN PENELITIAN ........................................................................... 5
1.4.1 Tujuan Umum .................................................................................... 5
1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................................... 5
1.5 MANFAAT PENELITIAN ...................................................................... 6
1.5.1 Manfaat Bagi Peneliti ........................................................................ 6
1.5.2 Manfaat Bagi Responden................................................................... 6
1.5.3 Manfaat Bagi Puskesmas ................................................................... 6
BAB 2 ...................................................................................................................... 7
LANDASAN TEORI .............................................................................................. 7
2.1 Diabetes Melitus ....................................................................................... 7
2.1.2 Diagnosis Diabetes..................................................................................... 7
2.1.3 Tanda Gejala Diabetes Melitus ................................................................... 8
2.1.4 Klasifikasi Diabetes Melitus ....................................................................... 8

x
2.1.5 Faktor – Faktor Penyebab Diabetes ............................................................ 9
2.1.6 Komplikasi Diabetes ................................................................................... 9
2.1.7 Regimen Terapi Diabetes .......................................................................... 10
2.2 Keluarga ....................................................................................................... 12
2.2.1 Struktur Keluarga ...................................................................................... 13
2.2.2 Fungsi keluarga ......................................................................................... 13
2.2.3 Peran keluarga ........................................................................................... 14
2.2.4 Faktor Penghambat Keefektifan Keluarga dalam Pelaksanaan Regimen
Terapi Diabetes .................................................................................................. 16
2.3 Pengukuran Peran Keluarga ......................................................................... 17
2.3.1 Instrumen yang digunakan ........................................................................ 18
2.4 Jurnal Pendukung ......................................................................................... 18
2.5 Kerangka Teori ............................................................................................ 22
BAB 3 .................................................................................................................... 23
METODE............................................................................................................... 23
3.1 Strategi Pengumpulan Data..................................................................... 23
3.2 Strategi Pengumpulan Data Yang Digunakan ........................................ 23
3.3 MeSH term ( Control Vocabulary) ......................................................... 23
3.4 Database atau Seacrh Engine .................................................................. 24
3.5 Kriteria Inklusi dan Ekslusi .................................................................... 24
3.5.1 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi ................................................... 24
3.6 Prisma Flow Diagram ............................................................................. 25
BAB 4 .................................................................................................................... 26
PEMBAHASAN .................................................................................................... 26
4.1 Pembahasan............................................................................................. 26
BAB 5 .................................................................................................................... 33
PENUTUP ............................................................................................................. 33
5.1 KESIMPULAN ....................................................................................... 33
5.2 SARAN ................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….34

LAMPIRAN .......................................................................................................... 40

xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Prisma Flow Diagram……………………………………………….25.

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 contoh Synonyms MeSH Term (Control Vocabulary) yang digunakan
.............................................................................................................................. .23
Tabel 3.2 kriteria inklusi dan ekslusi……………………………………………..24

Tabel 4.1 hasil baca jurnal………………………………………………………..25

xii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) ialah suatu penyakit kronis kompleks yang memerlukan
penanganan yang benar-benar tepat guna mengurangi berbagai resiko terkait
peningkatan kadar glikemik. Peningkatan kadar glikemik yang melebihi jumlah
batas normal dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada tubuh. Komplikasi
jangka pendek yang akan dialami penderita DM adalah kadar glikemik yang tinggi
dalam waktu yang panjang dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan organ tubuh
dan ketoacidosis yang terjadi saat tubuh tidak mampu menggunakan glukosa
sebagai energi karena kekurangan insulin. Komplikasi jangka panjangnya adalah
kerusakan mata, gangguan pada jantung dan pembuluh darah, neuropati, dan stroke
(American Diabetes Association, 2015).

Kasus diabetes ini sama seperti kasus pada penyakit tidak menular lainnya yang
memiliki faktor penyebab atau faktor pemicunya dimana faktor inilah yang menjadi
kontribusi utama dalam terjadinya penyakit diabetes. Faktor pemicu diabetes dibagi
menjadi dua yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang masih dapat
diubah. Faktor pemicu yang tidak dapat diubah meliputi ras atau etnis,jenis
kelamin, riwayat keluarga atau keturunan,riwayat melahirkan bayi > 4.000 gram.
Sedangkan faktor pemicu yang masih dapat diubah meliputi berat badan berlebih,
kurangnya aktifitas fisik, merokok,diet yang tidak sehat ataupun tidak seimbangnya
asupan makanan seperti terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang tinggi
kalori,dan juga kondisi prediabetes yang ditandai dengan terganggunya toleransi
glukosa(TGT 140-199mg/dl) atau terganggunya gula darah puasa (GDPT < 140
mg/dl). Dari uraian faktor pemicu diatas kita dapat mengetahui bahwa diabetes
terbagi menjadi dua tipe yaitu pertama diabetes tipe I dan diabetes tipe II(Dita
Garnita 2020-Diabetes-Melitus.Pdf, n.d).

Melihat dari data sebelumnya jelas sekali terlihat kenaikan dari 108 juta orang
pada tahun 1980 menjadi 422 juta orang pasien. Diabetes pada tahun 2014 diseluruh
dunia, Insiden global diabetes (dibakukan berdasarkan usia) hampir dua kali lipat
sejak 1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5% pada populasi orang dewasa (World

1
Health Organization, 2020). Prevalensi Regional pada tahun 2019 Negara
diwilayah Arab - Afrika utara dan juga Pasifik barat menempati peringkat pertama
dan kedua dengan prevalensi diabetes pada umur 20 - 79 tahun tertinggi diantara 7
regional didunia, yaitu sebesar 12,2% dan 11,4%. Di Asia Tenggara Indonesia
menempati peringkat ketiga dengan prevalensi sebesar 11,3%. Negara-negara
didunia telah mengidentifikasi 10 negara dengan jumlah penderita diabetes
tertinggi. Negara China,India dan Amerika Serikat menempati peringkat tiga teratas
dengan jumlah penderita diabetes sebanyak 116,4 juta , 77 juta , dan 31 juta.
Sedangkan Indonesia sendiri menempati peringkat ketujuh didunia dengan jumlah
penderita sebesar 10,7 juta, dari hasil data tersebut dapat dilihat bahwa Indonesia
menjadi salah satu penyumbang kasus diabetes tertinggi di Asia Tenggara (Dita
Garnita .Diabetes-Melitus.Pdf, n.d.2020.).

Menurut Wahyudi, (2014) regimen terapi merupakan pengobatan yang tidak


dapat diputus pelaksanaanya termasuk pada saat dirumah sekalipun,sehingga terapi
yang dijalani dapat memberikan hasil yang diharapkan.Berhentinya terapi yang
dilakukan mengakibatkan gangguan yang dialami pasien terjadi kembali.Salah satu
upaya telah dilakukan untuk menekan diabetes yaitu dengan melakukan regimen
terapi yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Manajemen penatalaksanaan regimen
terapi pasien diabetes melitus ada 4 macam yang harus dilakukan yaitu
edukasi,aktifitas fisik, terapi nutrisi, dan farmakologi. Manajemen regimen terapi
itu sendiri ialah pola dalam mengatur program terapi yang sesuai ke dalam
kehidupan pasien guna memuaskan dan mencukupi dengan tujuan pemulihan
kesehatan yang ingin dicapai (NANDA, 2010). Ada pula upaya kesehatan yang
dianjurkan oleh Kementerian kesehatan sesuai dengan Rensa Kemenkes tahun 2018
adalah Program Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dengan
Posbindu PTM (Suhbah et al., 2019). Dalam program P2PTM penatalaksanaan
untuk pengendalian diabetes melitus ada pemeriksaan kesehatan standar penduduk
usia 15-59 tahun(satu tahun sekali), dilakukan di Pos Pembinaan
Terpadu(Posbindu) PTM , pemeriksaan kesehatan standar penduduk usia 60 tahun
keatas, dilakukan di Posbindu PTM , Akses ke standarisasi Manajeman Kasus
Diabetes melalui PANDU PTM di Puskesmas, Pembatasan Konsumsi Gula ,
Garam, Lemk (GGL) melalui diet sehat gizi seimbang , Kampanye aktivitas fisik

2
(Ayo Bergerak Untuk Lebih sehat) , dan Cegah, Obati dan Lawan Diabetes (dr. H.
M. Subuh, 2016).

Penerapan regimen terapi serta Program Pencegahan Dan Pengendalian


Penyakit Tidak Menular (P2PTM ) dapat terlaksana jika keluarga ikut mendukung
atau berperan aktif pada pelaksanaan terapi yang sedang dijalani. Contoh dari
keluarga pasien mendukung atau berperan aktif dalam pelaksanaan terapi yaitu
dengan menyediakan kebutuhan diet penderita diabetes melitus , ini menjadi salah
satu hal penting dalam penatalaksanaan karena seringkali penderita tidak
memperhatikan asupan makanan yang seimbang (Aini et al., 2011). Kendala utama
pada penanganan diet diabetes mellitus adalah kejenuhan pasien dalam mengikuti
terapi diet (Bistara, 2018). Pelaksanaan diet Diabetes Mellitus sangat dipengaruhi
oleh adanya peran atau dukungan dari keluarga. Karena keluarga merupakan
manusia yang saling terhubung atau berasosiasi satu sama lain. Kasih sayang yang
diberikan keluarga sangat penting untuk mencapai fungsi keluarga lainnya seperti
pengajaran, reproduksi, perawatan fisik, pertumbuhan pribadi, perawatan mandiri
dan perawatan psikologi (St John, W., & Keleher, 2007). Peran atau dukungan
keluarga kepada pasien terdiri dari 4 peran keluarga dalam memberikan dukungan
yaitu dukungan emosional, informasi, penilaian, instrumental (Friedman, 2010).

Peran Keluarga terhadap anggota keluarganya yang sakit ialah mengenal


gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota yang menderita diabetes
melitus, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat pada pasien
diabetes mellitus, memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita
diabetes mellitus, mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya, serta memanfaatkan dengan
baik fasilitas dan pelayanan kesehatan untuk pasien diabetes melitus (Friedman,
2010). Menurut penelitian yang dilakukan oleh A.Bangun et al.(2020) kepada 48
orang penderita DM di RW 15 wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Utara hasilnya
menunjukan bahwa responden yang memiliki dukungan keluarga baik, patuh dalam
menjalankan diet DM sebanyak 17 (73,9%) responden dari 23 responden.
Sedangkan sebanyak 15 (60,0%) responden dengan dukungan keluarga buruk
memiliki ketidakpatuhan dalam menjalankan diet DM. Berdasarkan uji statistik

3
maka hasil yang didapatkan adalah adanya hubungan antara dukungan keluarga
dengan kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di RW wilayah kerja
Puskesmas Cimahi Utara. Biasanya ketidakefektifan individu saat melakukan
regimen terapi atau pemberian diet secara rutin dan tepat itu dikarenakan oleh
ketidakefektifan keluarga dalam melakukan terapi sehingga menyebabkan
keputusasaan klien (Prabowo E, 2014). Oleh karena itu peran atau dukungan
keluarga pada pelaksanaan regimen terapi pasien diabetes sangat dibutuhkan karena
penyakit diabetes melitus ini merupakan penyakit menahun yang tidak mungkin
bisa kembali ke keadaan semula atau keadaan normal sebelum menderita
diabetes(Melysa, Sofyan Indrayana, 2020). Pada perawatan pasien diabetes petugas
kesehatan melibatkan keluarga pasien untuk mempersiapkan klien dan keluarga
agar mampu melakukan tindakan perawatan secara mandiri guna membantu pasien
mengendalikan kadar gula darah sehingga dapat terhindar dari komplikasi
(Smeltzer, S.C. & Bare, 2002).

1.2 RUMUSAN MASALAH


Kejenuhan klien menjalani terapinya dan tidak adanya peran keluarga dalam
mendukung anggota keluarganya menyebabkan kemungkinan untuk terkena
komplikasi diabetes lebih besar. Menurut penelitian yang dilakukan oleh A.Bangun
et al.(2020) dengan adanya peran keluarga dalam pelaksanaan regimen terapi
diabetes melitus ini akan memberikan pengaruh atau dampak yang berbeda pada
pasien. Contoh pengaruh peran keluarga dalam regimen terapi,misalnya pasien
yang ditemani keluarga saat akan melakukan kontrol gula darah rutin merasakan
lebih sedikit rasa panik daripada pasien yang pergi cek control gula darah rutin
tanpa keluarga. Efek dari ketidakadaanya peran keluarga dalam pelaksanaan
regimen terapi ini bisa menjadikan penderita cemas sehingga penderita tidak focus
dalam menjalani regimen terapi diabetesnya. Keadaan pasien yang memburuk
dapat menyebabkan pasien menjadi hiperglikemia. Ketika pasien penderita diabetes
tidak mampu untuk mengelola diabetes mereka dengan benar maka akan
mengalami kenaikan gula darah secara signifikan. Umumnya kenaikan gula darah
ini erat sekali kaitannya dengan komplikasi penyakit lain yang disebabkan dari
diabetes itu sendiri. Untuk menghindari terjadinya komplikasi dari penyakit
diabetes diperlukan pengontrolan terapeutik yang baik dan teratur melalui

4
perubahan gaya hidup yang tepat, tegas, dan konsisten. Pengontrolan diabetes
melitus diantranya dengan pembatasan diet, peningkatan aktivitas fisik, regimen
pengobatan yang tepat, pengontrolan medis secara teratur dan juga melibatkan
keluarga dalam pelaksanaanya. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dipaparkan diatas,penulis dapat merumuskan masalah apakah“Peran keluarga
dalam pelaksanaan regimen terapi pasien diabetes melitus pasca ditetapkannya
program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular di indonesia
berdasarkan tinjauan literatur”.

1.3 PERTANYAAN PENELITIAN


Bagaimana peran keluarga dalam pelaksanaan regimen terapi pasien diabetes
melitus pasca ditetapkannya program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular di indonesia berdasarkan tinjauan literatur ?

1.4 TUJUAN PENELITIAN


1.4.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi peran keluarga dalam pelaksanaan regimen terapi pasien
diabetes melitus pasca ditetapkannya program pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular di indonesia berdasarkan tinjauan
literatur.

1.4.2 Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi peran keluarga dalam pelaksanaan regimen terapi pasien
diabetes melitus pasca ditetapkannya program pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular di indonesia berdasarkan tinjauan
literatur.
2. Mengidentifikasi faktor penghambat peran keluarga dalam pelaksanaan
regimen terapi pasien diabetes melitus pasca ditetapkannya program
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular di indonesia
berdasarkan tinjauan literatur.

5
1.5 MANFAAT PENELITIAN
1.5.1 Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan serta
menambah kemampuan dalam melakukan penelitian peran keluarga dalam
pelaksanaan regimen terapi pasien diabetes. Penelitian ini juga menjadi
wajah penerapan ilmu pengetahuan keperawatan medikal bedah yang
didapat dalam pendidikan.

1.5.2 Manfaat Bagi Responden


Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat menambah
pengetahuan bagi keluarga pasien dalam membantu pasien melakukan
regimen terapi diabetes melitus.

1.5.3 Manfaat Bagi Puskesmas


Hasil peneitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dan
kemampuan serta pengetahuan puskesmas dalam mengatasi masalah yang
berkaitan dengan peran keluarga dalam pelaksanaan regimen terapi pasien
diabetes melitus.

6
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Diabetes Melitus


Diabetes Melitus dikenal sebagai pembunuh manusia secara diam-diam atau
“Silent killer” dimasyarakat indonesia diabetes melitus dikenal dengan nama
kencing manis karena urine terasa manis seperti madu, sehingga semut dan
serangga tertarik untuk mendekat (Sri Anani, 2012). Diabetes melitus merupakan
gangguan metabolisme berupa hilangnya toleransi karbohidrat ditandai dengan
meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan
yang dikonsumsi. Kadar glukosa yang dibutuhkan tubuh adalah sebasar 70 -
140mg/dl (Hans Tandra,2018).

Pada orang yang tidak menderita diabetes atau orang yang sehat biasanya
tidak memiliki kendala atau bebas untuk melakukan apa saja dan memakan apa saja
yang disuka tanpa memantang atau menjaga pola makan yang dikonsumsi dan tidak
jarang juga tanpa adanya aktivitas olahrga , dari pola hidup yang tidak sehat
ditambah kurangnya aktivitas fisik resiko untuk terkena penyakit diabetes sangat
besar. Pada penderita diabetes tidak boleh sembarang mengkonsumsi makanan,
harus rajin berolahraga , teratur minum obat , hingga kontrol rutin ke dokter untuk
menjaga gula darah tetap stabil dan terhindar dari komplikasi penyakit diabetes.
Seseorang dikatakan menderita diabetes jika setelah melakukan tes gula darah ke
dokter.

2.1.2 Diagnosis Diabetes


Menurut American diabetes association, (2012) Penegakan diagnosa untuk
memastikan seseorang menderita diabetes melitus atau tidak , yaitu :

1) Puasa atau kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam. Dan hasil
pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl.
2) Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram.
Setelah 2-jam hasil pemeriksaan glukosa plasma ≥ 200 mg/dl .
3) Hasil Pemeriksaan Hemoglobin bA1c ≥ 6,5% .

7
2.1.3 Tanda Gejala Diabetes Melitus
Menurut penelitian yang dilakuakna oleh Wahyuningsih & Astarini, (2018)
dari 30 responden sebanyak 7 responden penderita diabetes mengalami frekuensi
kencing tinggi dengan frekuensi berkemih sebanyak 9 kali dalam 24 jam. Pada
responden yang mengalami frekuensi kencing dengan frekuensi rendah didapatkan
sebanyak 23 reponden dengan frekuensi berkemih rendah sebanyak 8 kali dalam 24
jam. Pada orang sehat frekuensi buang air kecil berbeda-beda karena ada faktor
yang mempengaruhi yaitu ukuran kandung kemih dan jenis minuman yang
dikonsumsi , biasanya orang normal berkemih sebanyak 4-7 kali dalam 24 jam
(Sara Elise, 2019). Banyak minum atau polydipsia hal ini terjai dari sering buang
air kecil, dehidrasi, sehingga tubuh meresponnya dengan minum yang terus
menerus untuk mengantikan cairan yang hilang (Retno Novitasari, 2017). Frekuensi
makan untuk orang sehat, yaitu setidaknya 3 kali sehari. Menurut penelitian
Rahmawati, Syam A, (2011) ditemukan sebanyak 82,1% responden dengan pola
makan (risiko kebiasaan makan) yang tinggi memiliki tingkat glukosa darah tidak
terkontrol, sedangkan 39,6% responden yang memiliki pola makan yang rendah
memiliki tingkat glukosa darah terkontrol.

2.1.4 Klasifikasi Diabetes Melitus


Menurut American Diabetes Associatin., (2020) mengkasifikasikan diabetes
melitus menjadi 4 , yaitu :

1. Diabetes tipe I atau dikenal dengan nama insulin-dependent diabetes.


Penyakit Diabetes tipe I disebebkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh
(penyakit autoimun sel beta) yang mengakibatkan adanya kerusakan pada
pankreas (defisiensi insulin absolut).
2. Diabetes Tipe II ini dikenal dengan nama Non Insulin-dependent diabetes,
sel-sel jaringan tubuh dan otot tidak peka terhadap insulin (Insulin
Resistance) yang mengakibatkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel
dan akhirnya glukosa-glukosa yang tidak dapat masuk kedalam sel itu
tertimbun dalam darah.
3. Diabetes gestational adalah diabetes pada kehamilan ini terjadi karena
adanya peningkatan hormon pada saat kehamilan. Diabetes pada kehamilan

8
baru dapat diketehui saat kehamilan memasuki bulan ke-4 keatas dan pada
saat 3 bulan terakhir kehamilan (trimester ke-3).
4. Diabetes tipe lain atau dinamakan prediabetes adalah hasil GPT (glukosa
puasa terganggu) dan TGT (toleransi glukosa terganggu) menunjukan
status kesehatan antara normal dan diabetes .

2.1.5 Faktor – Faktor Penyebab Diabetes


Menurut Hans Tandra,(2014) penyebab terjadinya penyakit diabetes melitus
ada 2 faktor yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat dirubah.
Faktor yang tidak dapat dirubah , yaitu :

1. Faktor keturunan
2. Faktor usia : proses penuan atau proses degeneratif terjadi secara alami
tanpa bisa dicegah. Usia 40 tahun keatas berpeluang lebih besar untuk
terkena diabetes melitus
3. Faktor ras dan etnik
4. Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > 4000 gram atau riwayat
bayi lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg. dan riwayat pernah
menderita diabetes gestasional.

Sedangkan faktor yang dapat dirubah , yaitu :

1. Obesitas
2. Kurangnya aktivitas fisik (olahraga)
3. Pola makan atau diet

2.1.6 Komplikasi Diabetes


Menurut (American Diabetes Association Medical, Care of diabetes, 2018)
komplikasi diabetes terbagi menjadi dua , yaitu komplikasi akut dan komplikasi
kronis :

1. Komplikasi Akut :
a. Hipoglikemia : penurun kadar gula darah terjadi karena aktivitas fisik
yang berlebihan, puasa, dan dampak dari asupan makanan dan
minuman. Gejalanya yaitu rasa gelisah, gemetar, jantung berdetak

9
sangat cepat,mengeluarkan banyak keringat, rasa pening, muka pucat,
mudah mengantuk, hilangnya kesadaran atau pingsan, kejang, hingga
terjadi kerusakan otak permanen dan dapat mengakibatkan kematian.
b. Koma Hipersomolar non ketotik (Diabetik Hypersomolar Syndrome)
: peningkatan kadar gula darah yang sangat tinggi sebesar 600mg/dl.
Hasil pemeriksaan dilaboratorium menunjukan bahwa kenaikan kadar
glukosa sangat tinggi pada penderita , pH darah normal, kadar natrium
(Na) tinggi, dan tidak ada keton.
c. Ketoasidosis diabetik : hormon insulinn dalam tubuh sangat rendah,
rendahnya hormon insulin dalam tubuh menyebabkan gula dalam
darah tidak dapat masuk kedalam sel tubuh, sehingga sel memecah
lemak sebagai pengganti energi. Lemak yang dipecah membentuk
senyawa keton, dan keton akan terbawa saat pengeluaran urine.
2. Komplikasi Kronis
Komplikasi kronis diabetes yaitu gagal ginjal, amputasi kaki,
kehilangan pengelihatan dan kerusakan saraf. Pada orang dewasa
penderita diabetes memiliki risiko serangan jantung dan stroke dua hingga
tiga kali lipat. Pada saat kehamilan diabetes yang tidak terkontrol dapat
menigkatkan risiko kematian janin dan komplikasi lainnya.

2.1.7 Regimen Terapi Diabetes


Regimen terapi sendiri ialah pola dalam mengatur program terapi yang
sesuai ke dalam kehidupan klien guna memuaskan dan mencukupi dengan tujuan
pemulihan kesehatan yang ingin dicapai (NANDA, 2010). Menurut Elizabeth
Broadbent et al.,(2011) regimen terapi diabetes dibagi menjadi dua kelompok yaitu
terapi farmakologis dan terapi non-farmakologis. Terapi farmakologis yaitu
pemberian suntik insulin. Sedangkan terapi non-farmakologis meliputi ( edukasi,
pengaturan nutrisi atau diet , olahraga). Hal ini juga sejalan dengan program P2PTM
dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2018 yaitu ada 4 macam yang harus
dilakukan meliputi edukasi,aktifitas fisik, terapi nutrisi, dan farmakologi (dr. H. M.
Subuh, 2016).

1. Terapi non-farmakologis :

10
1) Edukasi klien diabetes

Edukasi diabetes merupakan pendidikan mengenai pengetahuan dan


ketrampilan bagi klien diabetes yang bertujuan mengubah perilaku untuk
meningkatkan pemahaman klien akan penyakitnya. Edukasi atau pendidikan
kesehatan diabetes yaitu berupa informasi pengetahuan dan pemahaman tentang
penyakit diabetes, yang diikuti dengan adanya kesadaran yang positif terhadap
kesehatan yang lebih baik (Sarwono Waspadji, 2009). Dalam melakukan edukasi
pada pesien, ada bayak cara dapat digunakan, diantaranya ada edukasi secara
langsung melalui penyeluhan dan ada juga yang mengunakan alat bantu berupa
media audio dan visual untuk menyampaikan informasi tentang penyakit
diabetes ini (Tjahjono, 2013).

2) Penatalaksanaan regimen terapi nutrisi (diet) diabetes

Nutrisi merupakan tentang persedian gizi, zat-zat yang mencukupi dan yang
dibutuhkan bagi tubuh. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori
yang dibutuhkan penderita diabetes. Cara yang paling biasa digunakan adalah
dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal 27 yang besarnya 25-30
kalori/kgBB ideal (BBI), ditambah atau dikurangi dengan beberapa faktor
koreksi. Faktor koreksi ini meliputi beberapa hal seperti jenis kelamin, umur,
aktivitas, dan berat badan. American diabetes association, (2012) membuat
perencanaan makan dikenal dengan sistem pertukaran dan sudah terbukti efektif
bagi penderita diabetes yaitu ada pembatasan jumlah karbohidrat yang
dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi, pembatasan karbohidrat total <
130g/hari tidak dianjurkan.Jumlah protein yang dianjurkan sebesar 10 – 20%
total asupan energi, asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori
dan tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energi, anjuran konsumsi
serat adalah ± 25 g/hari , dan pemanis perlu diperhitungkan kandungan
kalorinya sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.

3) Penatalaksanaan regimen terapi olahraga diabetes

Pada orang sehat melakukan olahraga dapat meningkatkan kesehatan tubuh


begitu juga bagi penderita diabetes, pada penderita diabetes mellitus dapat

11
mengontrol atau mengendalikan kadar gula dalam darah (Mahdia et al., 2018).
Olahraga yang dianjurkan bagi penderita diabetes ialah jalan kaki, jogging,
senam, bersepeda dan renang. Waktu untuk berolahraga umumnya 30 menit
sehari selama 5-7 hari dalam seminggu, dimulai dengan 10 menit per-hari dan
ditingkatkan tiap minggunya sampai dapat mencapai 30 menit per-hari (Evert
& Riddell, 2015).

2. Terapi farmakologis :

Terapi farmakologi untuk diabetes umumnya berupa suntik insulin dan


pemberian obat Oral Anti Diabetes (OAD) atau Oral Hypoglycemic Agents (OHA).
OAD berfungsi merangsang pankreas memproduksi insulin lebih banyak,
mengurangi resistensi insulin, penghambat penyerapan gula atau karbohidrat dari
usus, dan ada juga yang berfungsi untuk mengatur hormon pada usus (Brietzke,
2015). Pemberian insulin biasanya disuntikan di bawah kulit (subcutan), suntikan
ke dalam otot(intramuscular), dan suntikan ke dalam pembuluh darah vena
(intravena) (Dave & Delport, 2006). Tempat penyuntikan insulin dilakukan
dibagian tubuh yang mengandung banyak lemak yaitu bisa di lengan , paha , atau
perut, dan dilakukan rotasi penyuntikan untuk menghindari terjadinya kerusakan
jaringan lemak (Patil et al., 2017)

2.2 Keluarga
Hal – hal yang harus diperhatikan oleh keluarga yang mempunyai anggota
keluarga penderita diabetes adalah dalam penatalaksanaan keperawatannya yaitu
keluarga membantu merawat dan membantu mengendalikan kadar gula darah klien
sehingga dapat terhindar dari komplikasi (Sari et al., 2014). Karena keluarga
merupakan sekumpulan orang yang di hubungkan oleh perkawinan dan kelahiran
yang memiliki tujuan menciptakan dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional dan social dari individu-individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola
interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama (Friedman,
M. M., Bowden, V. R., & Jones, 2013). Didalam keluarga juga terbentuk pemikiran,
pola kebiasaan yang berfungsi sebagai saksi dari budaya dan sebagai media
hubungan antara anak dan lingkungan (Clingempeel & Henggeler, 2010)

12
2.2.1 Struktur Keluarga
Menurut (Friedman, 2010) menguraikan beberapa struktur keluarga yang
terdiri atas :

A. Struktur pola dan proses komunikasi keluarga:


1) bersifat terbuka dan jujur
2) selalu menyelesaikan konflik keluarga
3) berpikiran positif
4) tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.
B. Struktur peran keluarga : Peran adalah serangkaian perilaku yang
diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan.Yang dimaksud
dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya
sebagai suami, istri, anak.
C. Struktur kekuasaan keluarga : Kekuasaan merupakan kemampuan
(potensial dan aktual) dari individu untuk mengendalikan atau
mempengaruhi untuk merubah perilaku anggota keluarga lainnya.
D. Struktur nilai-nilai keluarga : Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan
kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga
dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan.

2.2.2 Fungsi keluarga


Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) :

1. Fungsi Afektif : fungsi afektif berhubugngan erat dengan fungsi internal


keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna
untuk pemenuhan kebutuhan kasih sayang dalam keluarga. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan
dari seluruh anggota keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau
masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif didalam keluarga tidak dapat
terpenuhi.
2. Fungsi Sosialisasi : Sosialisasi merupakan proses perkembangan dan
perubahan yang dilalui individu, keluarga menjadi wadah awal setiap
anggota keluarga untuk berinteraksi hingga anggota keluarga dapat

13
berinteraksi dan berperan dalam lingkungan sosial. Keluarga mengajarkan
disiplin, norma-norma, budaya, dan perilaku melalui hubungan dan
interaksi keluarga.
3. Fungsi Reproduksi Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan
yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan
untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
4. Fungsi Ekonomi keluarga merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggoat keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan
makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
5. Fungsi Perawatan atau Pemeliharan Kesehatan Keluarga juga berperan atau
berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota
keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.

2.2.3 Peran keluarga


Peran keluarga adalah sifat atau perilaku interpersonal yang diharapkan dan
saling berhubungan antara satu individu dengan individu lain didalam keluarga
(Rita Resita, Kuss et al., 2018). Peran keluarga merupakan seperangkat
perilaku,sifat,dan juga kegiatan yang diharapkan dan saling berhubungan didalam
keluarga (Friedman, 2010). Menurut Friedman, (2010) peran keluarga secara teori
dibagi menjadi formal dan informal.

1. Peran Formal Keluarga


Peran formal keluarga adalah peran yang bersifat eksplisit dalam
keluarga. Peran formal yang standart dalam keluarga yaitu pengatur
rumah tangga,perawatan anak, seksual, dan sosial.
2. Peran Informal Keluarga
Peran informal keluarga adalah peran yang bersifat implisit dalam
keluarga berguna sebagai menjaga keseimbangan dalam keluarga
(Friedman, 2010). Peran informal keluarga meliputi :

14
1). Inisiator yaitu keluarga mengusulkan ide-ide yang dapat
menyelesaikan masalah.
2). Pendamai yaitu keluarga dapat menyelesaikan konflik keluarga
dengan berbicara atas nama kedua belah pihak.
3). Perantara, menjadi penghubung komunikasi dalam keluarga .
Biasanya ibu berperan dalam hal ini , ibu menjadi jembatan komunikasi
dikeluarga.
4). Penyelaras yaitu keluarga menengahi perbedaan atau
ketidaksepakatan yang ada di keluarga dalam keluarga.
5). Perawatan keluarga yaitu keluarga merawat anggota keluarganya
yang sedang sakit.

Pada keluarga yang memiliki anggota keluarga penderita diabetes melitus ,


peran keluarga difokuskan pada peran perawatan keluarga. Peran perawatan
keluarga ialah keluarga merawat anggota keluarganya yang sedang sakit dengan
memberikan dukungan (Friedman, 2010). Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Argi Virgona Bangun et al.,(2020) menemukan bahwa dari 47
responden, sebanyak 32 responden yang mendapat dukungan keluarga dalam
menjalani terapi diet, mendapatkan hasil klien lebih efektif saat melakukan
terapinya daripada 15 responden yang kurang mendapat dukungan dari keluarga.
Ikatan keluarga yang kuat dapat menyediakan lingkungan di mana klien dapat
menerima kepuasan dan kebahagiaan yang maksimal (Ahmed & Yeasmeen, 2016).
Peran keluarga memberikan dukungan kepada pasien diabetes dapat dilakukan oleh
orang yang benar-benar mengenal kondisi kesehatan pasien.Pemberi dukungan
keluarga adalah seluruh anggota keluarga (Friedman, 2010).

Menurut Friedman, (2010) dukungan keluarga yang diberikan kepada klien


diabetes dapat berupa :

1. Dukungan emosional
Dukungan Emosional adalah keluarga menunjukan kepekaan
mengendalikan konflik batin anggota keluarga yang sakit dengan
penerimaan, mengerti dan mendengarkan. Sehingga individu meyakini
bahwa mereka dicintai dan disayangi (Friedman, 2010). Dukungan

15
emosional pada klien diabetes yaitu keluarga menunjukkan kepekaannya
seperti mau mendengarkan, mengerti, memahami, dan menerima kondisi
dari anggota keluarganya yang mengalami diabetes melitus.
2. Dukungan informasi
Dukungan Informasi adalah keluarga sebagai pencari dan pemberi
informasi kepada anggota keluarga yang sakit (Friedman, 2010). Dukungan
informasi pada klien diabetes yaitu keluarga dapat mencari informasi
mengenai penyakit diabetes dan memberi informasi tentang penyakit
kepada klien.
3. Dukungan penilaian dan penghargaan
Dukungan Penilaian dan penghargaan adalah keluarga bertindak
membimbing, memberikan perhatian-perhatian, dan menghargai (pujian)
terhadap anggota keluarga yang sakit (Friedman, 2010). Dukungan
penilaian dan penghargaan pada klien diabetes yaitu keluarga membimbing
dan memberikan perhatian seperti keluarga mau mengingatkan klien
tentang program regimen terapinya , dan keluarga memberikan penghargaan
berupa pujian atau reward kepada klien ketika klien melakukan program
terapinya dengan baik.
4. Dukungan instrumental
Dukungan Instrumental adalah keluarga memberikan bantuan langsung
yang praktis dan konkrit berupa keuangan, makan, pengobatan, dan
aktivitas fisik kepada anggota keluarga yang sakit (Friedman, 2010).
Dukungan instrumental pada klien diabetes yaitu memberikan bantuan
langsung dengan keterlibatan keluarga dalam membantu menyiapkan
kebutuhan klien diabetes sesuai dengan program regimen terapinya
(makanan, obat, olahraga).

2.2.4 Faktor Penghambat Keefektifan Keluarga dalam Pelaksanaan Regimen


Terapi Diabetes
Menurut penelitian yang dilakukan oleh M.Amalia,Adela del valle, Franscisco
Diez-canseco,Antonio Barnabe, Jill Portocarrero, Antonio Trujillo, (2018) dari
2000 anggota keluarga orang dengan diabetes tipe 1 atau tipe 2, sekitar sepertiga
dari mereka yang disurvei melaporkan beban penting dan negatif dampak diabetes,

16
termasuk efek pada kesejahteraan situasi keuangan, pengtahuan anggota keluarga
tentang diabetes, dan ketidak mengertian mereka akan bahasa kesehatan yang
disampaikan oleh perawat yang berorientasi menyebabkan keluarga mempunyai
masalah dalam mendukung klien diabetes. Menurut Harlinawati, S.Kep., (2013)
faktor penghambat keefektifan keluarga dalam pelaksanaan regimen terapi dibagi
menjadi beberapa kelompok, yaitu :

1. Pendidikan keluarga : pendidikan keluarga mempengaruhi pelaksanaan


regimen terapi karena semakin baik pendidikan disuatu keluarga maka
semakin banyak informasi yang dimiliki tentang penyakit diabetes dan
semakin baik pula kesadaran kesehatannya. Keluarga yang memiliki
pendidikan baik juga dapat merawat anggota keluarga yang mengidap
diabetes dengan baik.
2. Ekonomi atau keuangan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
ketidak efektifan pelaksanaan regimen terapi, karena kurangnya biaya dari
keluarga menyebebkan keluarga tidak dapat menyediakan fasilitas yang
dibutuhkan pasien. Akibatnya pelaksanaan regimen terapi pada pasien
berhenti.
3. Budaya dapat mempengaruhi pelaksanaan regimen terapi karena
merupakan kepercayaan yang turun temurun dan sering kali keluarga lebih
memilih upaya penyembuhan sesuai dengan budayanya daripada mencari
bantuan medis saat anggota keluarganya sakit, sehingga sering terjadi
keterlambatan pengobatan yang mengakibatkan kefatalan bagi anggota
keluarga yang sedang sakit.
4. Sikap dan sosialisasi dari perawat atau petugas kesehatan yang berorientasi
pada penyakit yaitu perawat menjeleskan dengan kata-kata yang terkadang
sulit untuk dimengerti pasien dan keluarganya.

2.3 Pengukuran Peran Keluarga


Cara penangan penyakit diabetes berbeda dengan penyakit lainnya. Pasien
diabetes melitus diperlukan pengontrolan atau pemantauan gaya hidup pasien (obat
oral antidiabetik dan insulin) juga pola makan , aktivitas fisik. Adanya pengalaman
kesulitan pada keluarga dan pasien yang mungkin saja muncul diperlukan adaptasi

17
, saat keluarga dan pasien tidak dapat beradaptasi dengan perubahan maka akan ada
dampak negatif terhadap keluarga dan kesehatan pasien (Widodo A, 2013). Peran
keluarga memberi dukungan kepada pasien diabetes menjadi faktor penting dalam
pelaksanaan manejemen terapi penyakit diabetes melitus. Peran keluarga memberi
dukungan kepada pasien diabetes menunjukan hasil signifikan dalam mengatasi
hambatan aktivitas fisik dan makan untuk pasien diabetes melitus (Wen et al.,
2011).

Peran keluarga memberi dukungan menjadi indikator penguat dalam


memberikan efek positif terhadap perawatan pasien diabetes melitus (Bangun et al.,
2020). Peran keluarga memberikan dukungan kepada pasien diabetes dapat
dilakukan oleh orang yang benar-benar mengenal kondisi kesehatan pasien.
Pemberi dukungan keluarga adalah seluruh anggota keluarga (Friedman, 2010).

Pengukuran untuk peran keluarga yang dipakai oleh peneliti adalah


Literatur review . Literatur review adalah sebuah metode yang sistematis, eksplisit
dan reprodusibel untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan sintesis terhadap
karya-karya hasil penelitian dan hasil pemikiran yang sudah dihasilkan oleh para
peneliti dan praktisi. Literatur review bertujuan untuk membuat analisis dan sintesis
terhadap pengetahuan yang sudah ada terkait topik yang akan diteliti untuk
menemukan ruang kosong bagi penelitian yang akan dilakukan (Ulhaq &
Rahmayanti, 2019)

2.3.1 Instrumen yang digunakan


Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam mengukur peran keluarga
dalam pelaksanaan regimen terapi pasien diabetes melitus adalah Literatur review
dengan PCC framework dan proses screening menggunakan prisma flow diagram.

2.4 Jurnal Pendukung

1. ADA.Care, D., & Suppl, S. S. (2020). Classification and diagnosis of


diabetes: Standards of Medical Care in Diabetes-2020. Diabetes Care,
43(January), S14–S31. https://doi.org/10.2337/dc20-S002. Bertujuan untuk
mengetahui klasifikasi dan diagnosis diabetes melitus.
2. Penelitian Ahmed, Z., & Yeasmeen, F. (2016) dengan judul Active family

18
participation in diabetes self-care: a commentary. Diabetes Management,
6(5), 104–107. Bertujuan untuk mengetahui partisipasi keluarga dalam
merawat klien diabetes melitus.
3. Penelitian Bangun, A. V., Jatnika, G., & Herlina, H. (2020) dengan judul
"Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet pada
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada penderita diabetes
melitus tipe 2.
4. Penelitian Brietzke, S. A. (2015), dengan "Oral Antihyperglycemic
Treatment Options for Type 2 Diabetes Mellitus". Bertujuan untuk
mengetahui fermakologis obat antihiperglikemik untuk penderita diabetes
melitus tipe 2.
5. Penelitian Broadbent, E., Donkin, L., & Stroh, J. C. (2011),berjudul "Illness
and treatment perceptions are associated with adherence to medications,
diet, and exercise in diabetic patients". Bertujuan untuk mengetahui persepsi
tentang penyakit dan terapi pengobatan diet,olahraga,dan obat pada klien
diabetes.
6. Penelitian Clingempeel, W. G., & Henggeler, S. W. (2010). Family
Development, Theories . Bertujuan untuk mengetahui teori perkembangan
keluarga.
7. Penelitian Dave, J. A., & Delport, S. V. (2006). Prescribing insulin in type
1 diabetes mellitus: An update for general practitioners. Bertujuan untuk
mengetahui informasi terbaru secara general tentang resep insulin yang
tepat untuk diabetes melitus tipe 1 .
8. Penelitian dr.Sara Elise. (2019). Normalnya Buang Air Kecil dalam
Sehari.Bertujuan untuk mengetahui frekuensi normal berkemih pada orang
sehat.
9. Penelitian Evert, A. B., & Riddell, M. C. (2015). Lifestyle Intervention:
Nutrition Therapy and Physical Activity. Bertujuan untuk mengetahui terapi
mengenai nutrisi dan aktivitas fisik diabetes melitus.
10. Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2013). BUKU AJAR
KEPERAWATAN KELUARGA. Gosyen Publishing.

19
11. Friedman, M. M. (2010). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik (Achir
Yani S (ed.); 5th ed.). EGC.
12. Hans Tandra. (2014). Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang
DIABETES. In kesehatan (1st ed.). Gramedia Pustaka Utama.
13. Harlinawati, S.Kep., N. (2013). 66 Konsep dan proses keperawatan
keluarga.pdf (p. 104). PUSTAKA AS SALAM.
14. Penelitian Mahdia, F. F., Susanto, H. S., & Adi, M. S. (2018). Hubungan
Antara Kebiasaan Olahraga Dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 (Studi Di Puskesmas Rowosari Kota Semarang Tahun
2018). Bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan olahraga
dengan kadar gula darah penderita diabetes melitus tipe 2.
15. Penelitian Pamungkas, R. A., Chamroonsawasdi, K., & Vatanasomboon, P.
(2017). A systematic review: Family support integrated with diabetes self-
management among uncontrolled type II diabetes mellitus patients.
Bertujuan untuk mengetahui keterlibatan dukungan keluarga dalam
manejemen diri klien diabetes melitus.
16. Penelitian Patil, S. S., Mehta, M., Thakare, V., & Shende, S. (2017). Role
of insulin in management of type 2 diabetes mellitus .Bertujuan untuk
mengetahui peran insulin dalam manejemen di klien diabetes melitus.
17. Rahmawati, Syam A, H. H. (2011). Pola Makan dan Aktifitas Fisik dengan
Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Jalan di.
Universitas Riau. 2011 RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Media
Gizi Masyarakat Indonesia, 1(1), 8–52.
18. Penelitian Sari, N., Susanti, N., & Sukmawati, E. (2014). Peran Keluarga
Dalam Merawat Klien Diabetik Di Rumah. Jurnal Ners Lentera,
2(September), 231972. Bertujuan untuk mengetahui peran keluarga dalam
merawat klien diabetes dirumah.
19. Penelitian Sarwono Waspadji. (2009). Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Terpadu. 15(1), 37–41.Bertujuan untuk mengetahui penatalaksanaan
terpadu untuk klien diabetes melitus.
20. Penelitian Sri Anani, dkk. (2012). Jurnal Kesehatan Masyarakat : Perilaku
pengendalian DM. 1(Dm). Bertujuan untuk mengetahui pengendalian

20
perilaku pada klien diabetes tipe 1.
21. Penelitian Tjahjono, Y. P. (2013). Pengaruh Edukasi Terhadap Pengetahuan
Dan Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Bertujuan untuk
mengetahui pengaruh edukasi terhadap pengetahuan dan kepatuhan klien
diabetes melitus tipe 2.
22. Penelitian Wen, C. P., Wai, J. P. M., Tsai, M. K., Yang, Y. C., Cheng, T. Y.
D., Lee, M.-C., Chan, H. T., Tsao, C. K., Tsai, S. P., & Wu, X. (2011).
Minimum amount of physical activity for reduced mortality and extended
life expectancy: a prospective cohort study. Bertujuan untuk mengetahui
minimal dalam melakukan aktivitas fisik untuk kualitas hidup klien
diabetes.
23. Penelitian Wijayanti,Arik. (2018), Peran Keluarga Dalam Pendampingan
Lansia Dengan Penatalaksanaan 4 Pilar Diabetes Mellitus Di Poliklinik
Penyakit Dalam RSUD Dr Sayidiman Magetan. Bertujuan untuk
mengetahui peran keluarga dalm pendampingan lansia dengan
penatalaksanaan 4 pilar diabetes militus dipoloklinik penyakit dalam RSUD
Dr.Syadiman Magetan.
24. Penelitian Bennich, Birgitte B.Roder, Michael E.Overgaard, DortheEgerod,
Ingrid Munch, Lene Knop, Filip K.Vilsbøll, Tina Konradsen, Hanne.
Supportive and non-supportive interactions in families with a type 2
diabetes patient: An integrative review. Bertujuan untuk mengetahui
ineraksi antara keluarga dalam memberikan dukungannya kepada klien
diabetes melitus.
25. Penelitian M.Amalia,Adela del valle, Franscisco Diez-canseco,Antonio
Barnabe, Jill Portocarrero, Antonio Trujillo, Katty Manrique and J.Jaime
Miranda. Family matters in diabetes care. Bertujuan untuk mengetahui
faktor penghambat keluarga dalam memberikan dukungan untuk klien
diabetes.

21
2.5 Kerangka Teori

Diabetes Peran Keluarga :


Melitus
1. Formal :
a. pengatur rumah tangga
b. perawatan anak
c. seksual
Regimen Terapi
d. sosial
Diabetes Melitus :
2. Informal :
1. Edukasi a. Inisiator
2. Pola b. Pendamai
Makan/Diet c. Perantara
3. Olahraga d. Penyelaras
4. Farmakologi e. Perawatan Keluarga :
• Dukungan emosional
• Dukungan informasi
• Dukungan penilaian dan
penghargaan
• Dukungan instrumental

22
BAB 3

METODE

3.1 Strategi Pengumpulan Data


Dikarenakan adanya pandemi covid-19 dan peraturan pemerintah tentang
penerapan PPKM di indonesia , menyebabkan peneliti tidak dapat melakukan
penelitian secara langsung kepada responden. Setelah mendiskusikan dengan
pembimbing penulis mengubah penelitian dari penelitian langsung menjadi literatur
review.

3.2 Strategi Pengumpulan Data Yang Digunakan


PCC framework digunakan dalam strategi mencari jurnal.

• Population : Populasi ( Family/keluarga)


• Content : Konten (The Role of Therapy regimen implamentation /peran
regimen terapi)
• Context : Konteks (Patient Diabetes mellitus/pasien diabetes)

3.3 MeSH term ( Control Vocabulary)


o Population ( family/keluarga) : “Family”
o Content (The Role of Therapy regimen implamentation/ peran
regimen terapi) : “nurse attitude; therapy” , “Nursing role; Effective
Management of Therapeutic Regimen”, “Nurse's Role;
therapeutics” , “role therapeutics” , “role therapeutics”
o Context (Patient Diabetes mellitus/pasien diabetes) : “diabetes
mellitus” , “Diabetic patient” , “Diabetic patient” , “Diabetes mellitus” ,
“diabetes mellitus”

Dalam pencarian jurnal menggunakan ( AND , OR , Adj4 , near/4 ) dan


tanda lainnya seperti tanda ( * ) , (#) dan tanda ( “..” ) yang dipakai untuk
lebih mempermudah dalam pencarian jurnal. Synonyms Control Vocabulary
yang digunakan adalah “family AND The Role of Therapy regimen
implamentation AND Patient Diabetes mellitus” .

Tabel 3.1 contoh Synonyms MeSH Term (Control Vocabulary) yang digunakan

Synonyms MeSH Term (Control Vocabulary)


(("Family" OR "Filiation") AND ("Stepfamily" OR "Reconstituted" OR
"Resenstituted" OR "Member" OR "Extended" OR "Kinship Network" OR
"Research" OR "Relatives" OR "Life Cycle" OR "data" OR "dependant"
OR "single parent"))
[mh "family"]

23
(("nurse" OR "patient non-compliance" OR "patient" ) AND ("role*" OR
"attitude" OR "concept*" OR "scope" OR "practice" OR "therapy" OR
"treatment" OR "therapeutic" OR "effectiveness treatment" OR "trials" OR
"therapeutic efficacy" OR "therapeutic action" OR "regimen" OR "disease"
OR "disorder" OR "illness" OR "polytherapy" OR "somatotherapy" OR
"multiple treatment" OR "therapeutic compliance" OR "patient
cooperation" OR " regimen adherence"))
[mh "Nurse Role"] OR [mh "Professional Role"] OR [mh "Gender
Role"] OR [mh "Attitude of Health Personnel"] OR [mh "Caregiver
Attitudes"] OR [mh "Nurse Attitude”]

(("Diabetes mellitus" OR "ketosis resistant" OR "diabetic") AND ("non


insulin dependent" OR "type 2" OR "stable" OR "adult onset" OR "slow
onset" OR "maturity onset" OR "patient" OR "person" OR "people"))
[mh "patient diabetes mellitus"] OR [mh "Diabetic patient"] OR [mh
"Diabetes mellitus"]
(#1 OR #2) AND (#3 OR #4) AND (#5 OR #6)

3.4 Database atau Seacrh Engine


Data sekunder adalah data yang digunakan dalam penelitian ini . Dimana data
yang didapatkan mengambil dari data penelitian terdahulu yang telah dilaksanakan
bukan dari penelitian lapangan langsung. Sumber data yang digunakan
menggunakan database e-resources Pubmed, Chinal, Cochrane, Ovid Medline,
Embase , dan metode lain (Website, citation , organiation).

3.5 Kriteria Inklusi dan Ekslusi


Tabel 3.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

INKLUSI EKSLUSI
• seluruh jurnal yang terbit • Jurnal yang tidak full paper
setalah program pencegahan
dan pengendalian penyakit
tidak menular tahun 2018

• jurnal yang membahas


tentang peran keluarga dalam
melakukan pencegahan dan
pengendalian diabetes mellitus

3.5.1 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi


Dari hasil pencarian literatur review melalui database Pubmed, Chinal,
Cochrane, Ovid Medline, Embase , dengan kata kunci “family AND The Role
of Therapy regimen implamentation AND Patient Diabetes mellitus” ,

24
peneliti menemukan 3856 jurnal, kemudian jurnal diseleksi dan ada 20 jurnal
dari hasil database yang dilakukan review.

Sedangkan untuk metode lain (Website, citation , organiation) peneliti


menemukan 23 jurnal , kemudian jurnal diseleksi dan ada 5 jurnal dari hasil
metode lain (Website, citation , organiation) yang dilakukan review . Dengan
demikian total jurnal dari ke-5 database dan juga metode lain (Website,
citation , organiation) adalah sebanyak 25 jurnal yang dilakukan review.

3.6 Prisma Flow Diagram


Gambar 3.1 Prisma Flow Diagram

25
BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Tabel 4.1 hasil baca jurnal

No Author Judul Artikel Peran keluarga Faktor penghambat


Jurnal
1 (Campb Parental Self- Peran orang tua dalam - kontrol diri pada orang
ell et al., Control as a mengontrol kadar tua rendah
2019) Moderator of glukosa darah beberapa - konflik antara anak dan
the Association kali sepanjang hari, orang tua secara
between Family pemberian insulin, dan konsisten terlibat sebagai
Conflict and memperhatikan diet dan faktor risiko untuk hasil
Type 1 Diabetes olahraga pada anak kepatuhan terapi yang
Management penderita diabetes lebih rendah dan HbA1c
yang lebih tinggi. konflik
keluarga menunjukkan
kerentanan remaja seperti
fisiologi stres terganggu,
perilaku kesehatan yang
buruk, dan pengolahan
terganggu
2 (Albane The role of Peran pasangan Gender atau jenis
se et al., spousal support (suami – istri) dalam kelamin. Pria secara
2019) for dietary mempengaruhi khusus menyebutkan
adherence kepatuhan terapi diet pasangan mereka sebagai
among type 2 pada penderita diabetes sumber utama dukungan
diabetes melitus sosial untuk manajemen
patients: a terapi diabetes mereka,
narrative review sementara wanita
menyebutkan campuran
yang lebih beragam dari
anggota keluarga dan
teman-teman lainnya
sebagai sumber dukungan
sosial mereka.
3 (Berget Optimizing the Peran orang tua - pengalaman orang tua
et al., use of meningkatkan kontrol dalam mengurus anak
2021) continuous glukosa dan dengan penyakit diabetes
glucose meningkatkan melitus tipe 1
monitoring in kepatuhan manajemen - tingkat stress orang tua
young children terapi dalam merawat anak DM
with type 1 diabetes melitus pada tipe 1
diabetes with an anak - perilaku orang tua dalam
adaptive study merawat anak dengan

26
design and penyakit diabetes melitu
multiple tipe 1
randomizations

4 (Felix et Effects of a Peran keluarga yaitu -Kurang pengetahuan


al., Family Diabetes meningkatkan keluarga tentang
2021) Self- pengetahuan tentang menyediakan menu
Management manejemen terapi makan untuk anggota
Education diabetes untuk keluarganya yang sakit
Intervention on membantu pasien diabetes melitus
the Patients’ diabetes dalam menyebabkan tingginya
Participating menjalani terapi kadar gula darah
Supporters penderita diabetes
-Kurangnya minat
(Diabetes self- keluarga dalam mencari
management informasi tentang pola
education diet sehat untuk penderita
(DSME)) diabetes

5 (Guccia Emerging Keluarga yang rawan kendala keuangan


rdi et al., practices pangan berusaha menghambat keluarga
2019) supporting memenuhi kebutuhan dalam memenuhi
diabetes self- pasien diabetes melitus kebutuhan pasien
management dengan cara mencari diabetes baik makanan
among food bantuan atau informasi dan obat-obatan keadaan
insecure adults ke pelayanan kesehatan tersebut mempengaruhi
and families: A atau komunitas . kepatuhan pasien dalam
scoping review menjalankan regimen
terapi
6 (Helms Implementing a Keluarga membantu keluarga yang tidak
Anderse research-based meningkatkan konsisten dalam
n& innovation to pengetahuan atau memfasilitasi anggota
Grabow generate intra- informasi anggota keluarga yang menderita
ski, familial keluarga yang diabetes melitus untuk
2020) involvement in menderita diabetes memperoleh pengetahuan
type 2 diabetes melitus atau informasi tentang
self- penyakit diabetes melitus
management for
use in diverse
municipal
settings: A
qualitative study
of barriers and
facilitators
7 (Henríq Psychosocial Keluarga harus Perawatan diabetes
uez- impact of type 1 memberikan perawatan melitus yang kurang
Tejo & diabetes mellitus kepada anak dan remaja tepat dapat
Cartes- in children, penderita diabetes mempengaruhi

27
Velásqu adolescents and melitus. Perawatannya perkembangan,
ez, their families. mencakup diet nutrisi, meningkatkan penyakit
2018) Literature pengaturan aktivitas penyerta, menurunkan
review fisik harian, penggunaan harapan hidup dan
terapi insulin yang tepat, meningkatkan risiko
dan kontrol glikemik, komplikasi akut dan
pemberian perawatan kronis yang berhubungan
yang tepat dapat dengan diabetes.
mengurangi dampak
psikososial
8 (Hu et Dietary Keluarga menerapkan Rendahnya pengetahuan ,
al., Knowledge, pengetahuan, sikap dan sikap dan praktik diet
2021) Attitude and praktik diet kepada keluarga dapat
Practice (KAP) anggota keluarganya mempengaruhi pasien
Among the yang mengalami diabetes melitus dalam
Family diabetes mellitus. menjalani terapinya
Members of
Patients with
Type 2 Diabetes
Mellitus
(T2DM) and Its
Influence on the
KAP of T2DM
Patients
9 (Miller Decision- Peran keluarga Perubahan usia dan gaya
& Making membimbing, hidup anak ke remaja
Jawad, Involvement and memberikan informasi mempengaruhi
2019) Prediction of dalam pengambilan pengambilan keputusan
Adherence in keputusan dan dan kepatuhan regimen
Youth With memastikan kepatuhan
Type 1 Diabetes: regimen pada remaja
A Cohort penderita diabetes
Sequential
Study
10 (Mousa From negligence Keluarga mendorong Kepatuhan yang buruk
vizadeh to perception of atau membantu dari pasien diabetes
et al., complexities in penderita diabetes untuk dalam menjalani
2018) adherence to patuh dan berkomitmen pengobatan
treatment pada pengobatan
process in
people with
diabetes: A
grounded theory
study
11 (Nikita The glucose Orang tua memberikan
et al., control motivasi kepada
2019) resistance scale anggota keluarga yang sikap menentang atau
mengalami diabetes menolak dari pasien

28
melitus untuk sering diabetes melitus untuk
mengontrol kadar patuh dalam mengontrol
glukosa kadar glukosa

12 (Pesante Family Support Keluarga memberikan perubahan perilaku dan


s et al., and Diabetes: dukungan kepatuhan pasien
2018) Patient’s instrumental(berupa diabetes melitus dalam
Experiences keuangan dilengkapi menjalani regimen terapi
From a Public dengan kegiatan
Hospital in Peru kepedulian lainnya
seperti mendorong
mereka untuk
beristirahat,
menyarankan mereka
untuk tidak bekerja, dan
untuk mengambil hal-
hal yang mudah), dan
dukungan
emosional(membangkit
kan semangat pasien,
menunjukkan empati
dan berusaha
meringankan
penderitaan mereka)
13 (Radclif The Role of Orang tua mengatur dan Kepatuhan yang buruk
f et al., Authoritative membimbing anak pada pasien diabetes
2018) Parenting in penderita diabetes mempengaruhi
Adolescent melitus untuk patuh keberhasilan pelaksanaan
Type 1 Diabetes dalam regimen terapi regimen terapi
Management
14 (Rosas A Latino Menginformasikan Budaya dan gaya hidup
et al., Patient- kepada anggota mempengaruhi kesehatan
2018) Centered, keluarga tentang gaya
Evidence-Based hidup sehat untuk
Approach to pencegahan diabetes
Diabetes melitus
Prevention

15 (Rodríg Familia, Keluarga memberikan Keadaan ekonomi ,


uez et economía y perawatan pada pasien hambatan akses ke
al., servicios diabetes melitus yang layanan kesehatan dan
2018) sanitarios: mengalami amputasi pengetahuan yang kurang
claves de los pada ekstermitas bawah tentang ulkus diabetik
cuidados en dan tanda-tanda
pacientes con peringatan amputasi
diabetes y
amputación de
miembros

29
inferiores.
Estudio
cualitativo en
Andalucía

16 (Surkan Community- Keluarga Kemungkinan kesalahan


et al., Driven Priorities memanfaatkan jejaring informasi tentang
2019) in Smartphone sosial untuk mencari perawatan diri diabetes
Application informasi tentang yang tidak dapat
Development: perawatan diri diabetes dipertanggungjawabkan
Leveraging
Social Networks
to Self-Manage
Type 2 Diabetes
in a Low-Income
African
American
Neighborhood
17 (Robin Development of Orang tua program eHealth ini
Whitte an eHealth memanfaatkan program belum disebarluaskan
more, program for eHealth untuk karena kompleksitas
2018) parents of mengontrol diabetes program, biaya
adolescents with pada remaja yang terkait,
type 1 diabetes dan kurangnya
akses ke
profesional
untuk
mengimpleme
ntasikan
program

18 (Waari Medication Keluarga mengontrol Rendahnya kepatuhan


et al., adherence and kepatuhan minum obat minum obat pada pasien
2018) factors pada pasien diabetes diabetes melitus
associated with melitus menyebabkan tingginya
poor adherence resiko untuk terjadi
among type 2 komplikasi diabetes
diabetes mellitus
patients on
follow-up at
Kenyatta
National
Hospital, Kenya
19 (Zamarl The degree of Ayah membantu ibu Kurangnya keterampilan
ik, fathers’ untuk merawat anak ayah dalam perawatan
2019) involvement in dengan penyakit anak dengan penyakit
taking care of diabetes melitus diabetes melitus
children with

30
diabetes and its
implications in
family
functioning in
the assessment
of diabetic
children’s
mothers
20 (Roslan Engaging family - -
d et al., supporters of
2018). adult patients
with diabetes to
improve clinical
and patient-
centered
outcomes: study
protocol for a
randomized
controlled
trial (CO-
IMPACT)
21 (Nurhay PERAN keluarga kesibukan dari keluarga
ati1 et KELUARGA berperan penuh dalam dapat mempengarui terapi
al., DALAM peran pengaturan diet aktivitas fisik pasien
2020) PERAWATAN pemantauan terapi obat, diabetes melitus.
DIABETES pemantauan kontrol
MELLITUS dokter/kesehatan,
namun belum
sepenuhnya berperan
dalam pengaturan
aktivitas fisik
22 Web Ibu, Ini Cara Ibu berperan penting -
Hallo Cegah Risiko dalam mengingatkan
Sehat, Diabetes pada maupun mengedukasi
publish Keluarga anggota keluarga agar
2019 Tercinta Sejak menjalani gaya hidup
Dini sehat, terutama anak-
anak. Menjaga kualitas
hidup sehat merupakan
upaya mencegah serta
mengendalikan risiko
diabetes yang dimulai
dari gaya diet sehat,
aktivitas fisik, serta
menjaga kesehatan
mental.
23 (Lusy PERAN keluarga merawat dan -
Farida, INFORMAL memotivasi penderita

31
Puji KELUARGA diabetes untuk
PurwaniDALAM mengontrol kadar
ngsih, PENGENDALI glukosa
2018) AN KADAR
GLUKOSA
DARAH PADA
PENDERITA
DIABETES
MELLITUS
24 (ANISA Hubungan Peran Keluarga terlibat dalam Rendahnya keterlibatan
& Keluarga pengaturan pola makan , keluarga dalam
Kharim Dengan olahraga , obat pasien pengaturan pola makan ,
ah, Perawatan Diri diabetes melitus. olahraga , obat pasien
2018) Pada Klien Keterlibatan keluarga diabetes melitus
Diabetes Melitus dalam terapi pasien menyebabkan rendahnya
Tipe 2 Di diabetes memberikan perawatan diri pasien
Wilayah Kerja hasil dan positif yang diabetes melitus
Puskesmas berarti semakin tinggi
Pakusari peran keluarga maka
Kabupaten semakin baik perawatan
Jember diri pasien diabetes
melitus
25 (Selvy Faktor-Faktor Keluarga memberikan Rendahnya tingkat
Anggi yang motivasi dan kepatuhan diet pada
Dwi, Berhubungan mengawasi kepatuhan pasien diabetes melitus
2020) Dengan diet pasien diabetes menyebabkan tingginya
Kepatuhan Diet melitus resiko untuk terjadi
Pada Pasien komplikasi diabetes.
Diabetes Melitus
Tipe II

32
BAB 5

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan 25 literatur penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa peran
keluarga dalam pelaksanaan regimen terapi pasien diabetes melitus pasca
ditetapkannya program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular di
indonesia bervariasi yang diwakili oleh 5 tema besar, yaitu :

1) mengambil keputusan, memastikan atau mengontrol serta


meningkatkan kepatuhan pasien diabetes dalam melakukan terapi.
2) menerapakan , membimbing, memberikan, merawat ,serta
meningkatkan pengetahuan atau informasi tentang terapi diabetes
yang meliputi(diet, aktivitas fisik , kontrol glikemik , obat)
3) memberikan dukungan emosional berupa motivasi dan memberikan
dukungan instrumental berupa kueangan
4) mencari bantuan ke pelayanan kesehatan atau komunitas
5) memanfaatkan jejaring sosial untuk mencari informasi tentang
perawatan diabetes melitus.

5.2 SARAN
1) Bagi penderita diabetes , disarankan agar menyadari pentingnya
regimen terapi diabetes dan menjalani regimen terapi diabetes dengan
patuh agar terhindar dari komplikasi diabetes. Penderita diabetes dapat
meminta bantuan dan dukungan pada keluarga dalam melakukan
regimen terapi.
2) Bagi keluarga dari penderita diabetes, agar meningkatkan kemampuan
dalam merawat dan mengontrol regimen terapi anggota keluarga yang
menderita diabetes dengan memberikan motivasi , informasi dan
bantuan langsung berupa menyiapkan makanan sesuai pola diet sehat
dan juga keuangan untuk terlaksananya regimen terapi penderita
diabetes.
3) Bagi tenaga kesehatan , agar memberikan sosialisasi atau konseling
mengenai pentingnya keterlibatan peran keluarga dalam pelaksanaan
regimen terapi pada pasien diabetes melitus
4) Bagi peneliti selanjutnya , agar perlu dilakukannya penelitian -
penelitian langsung dilapangan tentang cara meningkatkan keterlibatan
peran keluarga dalam mengontrol kepatuhan regimen terapi dan
memberikan pengetahuan/informasi kepada penderita diabetes melitus.

33
DAFTAR PUSTAKA
ADA.Care, D., & Suppl, S. S. (2020). Classification and diagnosis of diabetes:
Standards of Medical Care in Diabetes-2020. Diabetes Care, 43(January),
S14–S31. https://doi.org/10.2337/dc20-S002
Ahmed, Z., & Yeasmeen, F. (2016). Active family participation in diabetes self-
care: a commentary. Diabetes Management, 6(5), 104–107.
Aini, N., Fatmaningrum, W., & Yusuf, A. (2011). Peningkatkan Perilaku Pasien
Dalam Tatalaksana Diabetes Melitus Menggunakan Model Behavioral
System. Journal Ners, 6(1), 1–10.
Albanese, A. M., Huffman, J. C., Celano, C. M., Malloy, L. M., Wexler, D. J.,
Freedman, M. E., & Millstein, R. A. (2019). The role of spousal support for
dietary adherence among type 2 diabetes patients: a narrative review. Social
Work in Health Care, 58(3), 304–323.
https://doi.org/10.1080/00981389.2018.1563846
American diabetes association. (2012). Standards of Medical Care in Diabetes d
2012. 35(October 2011). https://doi.org/10.2337/dc12-s011
American Diabetes Association Medical Of, S., & Carediabetes, M. (2018).
Standards of Medical Care in Diabetes-2018. Standards of Medical Care in
Diabetes, 41(9), 151. https://doi.org/10.2337/dc18-su09
ANISA, & Kharimah, F. (2018). Hubungan Peran Keluarga Dengan Perawatan Diri
Pada Klien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakusari
Kabupaten Jember. Keperawatan.
Association, A. D. (2015). Standards medical care in diabetes. Diabetes Care,
38(January), S1–S2. https://doi.org/10.2337/dc15-S001
Bangun, A. V., Jatnika, G., & Herlina, H. (2020). Hubungan antara Dukungan
Keluarga dengan Kepatuhan Diet pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, 3(1), 66.
https://doi.org/10.32584/jikmb.v3i1.368
Berget, C., Driscoll, K. A., Lagges, A., Dimeglio, L. A., Hannon, T. S., Stephanie,
E., Iturralde, E., Barley, R. C., Hanes, S., Hood, K., & Buckingham, B. B.
(2021). HHS Public Access. 60–65.
https://doi.org/10.1016/j.cct.2019.05.008.Optimizing
Bistara, A. (2018). Psikologi Kesehatan. 51 HUBUNGAN PENGETAHUAN
DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS
DI POSYANDU LANSIA CEMPAKA KELURAHAN TEMBOK DUKUH
KECAMATAN BUBUTAN SURABAYA, 13, 51–57.
Brietzke, S. A. (2015). Oral Antihyperglycemic Treatment Options for Type 2
Diabetes Mellitus. Medical Clinics of North America, 99(1), 87–106.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.mcna.2014.08.012

34
Broadbent, E., Donkin, L., & Stroh, J. C. (2011). Illness and treatment perceptions
are associated with adherence to medications, diet, and exercise in diabetic
patients. Diabetes Care, 34(2), 338–340. https://doi.org/10.2337/dc10-1779
Campbell, M. S., Berg, C. A., & Wiebe, D. J. (2019). Parental Self-Control as a
Moderator of the Association between Family Conflict and Type 1 Diabetes
Management. Journal of Pediatric Psychology, 44(8), 999–1008.
https://doi.org/10.1093/jpepsy/jsz040
Clingempeel, W. G., & Henggeler, S. W. (2010). Family Development, Theories
of. In The Corsini Encyclopedia of Psychology (pp. 1–3). American Cancer
Society. https://doi.org/https://doi.org/10.1002/9780470479216.corpsy0347
Dave, J. A., & Delport, S. V. (2006). Prescribing insulin in type 1 diabetes mellitus:
An update for general practitioners. South African Family Practice, 48(10),
30–36. https://doi.org/10.1080/20786204.2006.10873482
dr. H. M. Subuh, M. (2016). Cegah dan Kurangi Risiko Diabetes.
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-diabetes-
melitus-dan-gangguan-metabolik/perlunya-deteksi-dini-untuk-cegah-dan-
kurangi-risiko-diabetes
dr.Sara Elise. (2019). Normalnya Buang Air Kecil dalam Sehari.
Evert, A. B., & Riddell, M. C. (2015). Lifestyle Intervention: Nutrition Therapy and
Physical Activity. Medical Clinics of North America, 99(1), 69–85.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.mcna.2014.09.001
Felix, H. C., Narcisse, M. R., Long, C. R., & Mcelfish, P. A. (2021). Intervention
on the Patients ’ Participating Supporters. 38(2), 121–129.
https://doi.org/10.1037/fsh0000470.Effects
Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2013). BUKU AJAR
KEPERAWATAN KELUARGA. Gosyen Publishing.
Friedman, M. M. (2010). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik (Achir Yani
S (Ed.); 5th ed.). EGC.
Gucciardi, E., Yang, A., Cohen-Olivenstein, K., Parmentier, B., Wegener, J., &
Pais, V. (2019). Emerging practices supporting diabetes self-management
among food insecure adults and families: A scoping review. PLoS ONE,
14(11), 1–22. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0223998
Hans Tandra. (2014). Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang DIABETES.
In kesehatan (1st ed.). Gramedia Pustaka Utama.
Harlinawati, S.Kep., N. (2013). 66 Konsep dan proses keperawatan keluarga.pdf
(p. 104). PUSTAKA AS SALAM.
Helms Andersen, T., & Grabowski, D. (2020). Implementing a research-based
innovation to generate intra-familial involvement in type 2 diabetes self-
management for use in diverse municipal settings: A qualitative study of

35
barriers and facilitators. BMC Health Services Research, 20(1), 1–9.
https://doi.org/10.1186/s12913-020-5036-7
Henríquez-Tejo, R., & Cartes-Velásquez, R. (2018). Psychosocial impact of type 1
diabetes mellitus in children, adolescents and their families. Literature review.
Revista Chilena de Pediatria, 89(3), 391–398. https://doi.org/10.4067/S0370-
41062018005000507
Hu, X., Zhang, Y., Lin, S., Guo, X., Yang, D., Cai, M., & Gao, L. (2021). Dietary
knowledge, attitude and practice (Kap) among the family members of patients
with type 2 diabetes mellitus (t2dm) and its influence on the kap of t2dm
patients. Diabetes, Metabolic Syndrome and Obesity: Targets and Therapy,
14, 205–213. https://doi.org/10.2147/DMSO.S290639
Infodatin-2020-Diabetes-Melitus.pdf. (n.d.).
Lusy Farida, Puji Purwaningsih, R. (2018). Peran Informal Keluarga Dalam
Pengendalian Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal
Ilmu Keperawatan Komunitas, 1(2), 5. https://doi.org/10.32584/jikk.v1i2.174
M.Amalia, Adela del valle, Franscisco Diez-canseco, Antonio Barnabe, Jill
Portocarrero, Antonio Trujillo, K. M. and J. J. M. (2018). Family matters in
diabetes care. The Lancet Diabetes and Endocrinology, 6(12), 911.
https://doi.org/10.1016/S2213-8587(18)30317-6
Mahdia, F. F., Susanto, H. S., & Adi, M. S. (2018). Hubungan Antara Kebiasaan
Olahraga Dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Studi
Di Puskesmas Rowosari Kota Semarang Tahun 2018). Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal), 6(5), 267–276.
Melysa, Sofyan Indrayana, R. W. R. (2020). HUBUNGAN DUKUNGAN
KELUARGA DENGAN MANAJEMEN DIET PADA PASIEN DIABETES
MELLITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEDAYU 2
BANTUL.
Miller, V. A., & Jawad, A. F. (2019). Decision-Making Involvement and Prediction
of Adherence in Youth With Type 1 Diabetes: A Cohort Sequential Study.
Journal of Pediatric Psychology, 44(1), 61–71.
https://doi.org/10.1093/jpepsy/jsy032
Mousavizadeh, S. N., Ashktorab, T., Ahmadi, F., & Zandi, M. (2018). From
negligence to perception of complexities in adherence to treatment process in
people with diabetes: A grounded theory study. Iranian Journal of Medical
Sciences, 43(2), 150–157.
NANDA. (2010). Manajemen Regimen Terapeutik. In Manajemen Regimen
Terapeutik. PRIMA MEDIKA.
Nikita, M. E., Hendy, H. M., Williams, K. E., & Mueller, P. L. (2019). The glucose
control resistance scale. JCRPE Journal of Clinical Research in Pediatric
Endocrinology, 11(2), 118–124.

36
https://doi.org/10.4274/jcrpe.galenos.2018.2018.0164
Nurhayati1, L., Syamsudin2, & Khoiriyah3, S. (2020). PERAN KELUARGA
DALAM PERAWATAN DIABETES MELLITUS. 6, 119–128.
Patil, S. S., Mehta, M., Thakare, V., & Shende, S. (2017). Role of insulin in
management of type 2 diabetes mellitus Review Article Role of insulin in
management of type 2 diabetes mellitus. International Journal of Research in
Medical Sciences, 5(May), 2282–2292. https://doi.org/10.18203/2320-
6012.ijrms20172422
Pesantes, M. A., Del Valle, A., Diez-Canseco, F., Bernabé-Ortiz, A., Portocarrero,
J., Trujillo, A., Cornejo, P., Manrique, K., & Miranda, J. J. (2018). Family
Support and Diabetes: Patient’s Experiences From a Public Hospital in Peru.
Qualitative Health Research, 28(12), 1871–1882.
https://doi.org/10.1177/1049732318784906
Prabowo E. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Konsep &
Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.
Radcliff, Z., Weaver, P., Chen, R., Streisand, R., & Holmes, C. (2018). The Role
of Authoritative Parenting in Adolescent Type 1 Diabetes Management.
Journal of Pediatric Psychology, 43(2), 185–194.
https://doi.org/10.1093/jpepsy/jsx107
Rahmawati, Syam A, H. H. (2011). Pola Makan dan Aktifitas Fisik dengan Kadar
Glukosa Darah Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Jalan di. Universitas
Riau. 2011 RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Media Gizi
Masyarakat Indonesia, 1(1), 8–52.
Retno Novitasari. (2017). Diabetes Melitus (III). Nuha Medika.
Rita Resita, Kuss, D. J., Griffiths, M. D., Binder, J. F., & Street, B. (2018).
MULTIGENERATIONAL FAMILY THERAPY UNTUK MEMPERERAT
UKHUWAH DALAM KELUARGA DI JALAN TENGGILIS LAMA III, KEL.
TENGGILIS MEJOYO SURABAYA. 1–19.

Robin Whittemore, M. N. 2018. (2018). 乳鼠心肌提取 HHS Public Access.


Physiology & Behavior, 176(1), 139–148.
https://doi.org/10.1177/0145721717748606.Development
Rodríguez, G. J., Córdoba-Doña, J. A., Escolar-Pujolar, A., Aguilar-Diosdado, M.,
& Goicolea, I. (2018). Family, socioeconomic status and health services: Clues
to health care in diabetic patients with lower limb amputations in Andalusia.
A qualitative study. Atencion Primaria, 50(10), 611–620.
https://doi.org/10.1016/j.aprim.2017.06.011
Rosas, L. G., Lv, N., Lewis, M. A., Venditti, E. M., Zavella, P., Luna, V., & Ma, J.
(2018). A latino patient-centered, evidence-based approach to diabetes
prevention. Journal of the American Board of Family Medicine, 31(3), 364–
374. https://doi.org/10.3122/jabfm.2018.03.170280

37
Rosland, A. M., Piette, J. D., Trivedi, R., Kerr, E. A., Stoll, S., Tremblay, A., &
Heisler, M. (2018). Engaging family supporters of adult patients with diabetes
to improve clinical and patient-centered outcomes: Study protocol for a
randomized controlled trial. Trials, 19(1), 1–16.
https://doi.org/10.1186/s13063-018-2785-2
Sari, N., Susanti, N., & Sukmawati, E. (2014). Peran Keluarga Dalam Merawat
Klien Diabetik Di Rumah. Jurnal Ners Lentera, 2(September), 231972.
Sarwono Waspadji. (2009). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. 15(1), 37–
41.
Selvy Anggi Dwi, S. R. (2020). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan
Kepatuhan Diet Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Selvy Anggi Dwi , Sri
Rahayu Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Faletehan Serang , Banten
Email : s_rahayu_13@yahoo.co.id Corresponding author :
s_rahayu_13@yahoo.c. Kepatuah Diit, 15(1), 124–138.
Smeltzer, S.C. & Bare, B. . (2002). Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner
& Suddarth. In Waluyo.A.et al (Ed.), Buku ajar keperawatan medikal-bedah
(8th ed.). EGC.
Sri Anani, dkk. (2012). Jurnal Kesehatan Masyarakat : Perilaku pengendalian
DM. 1(Dm).
St John, W., & Keleher, H. (2007). Penilaian komunitas untuk kesehatan. Penilaian
Komunitas Untuk Kesehatan, 77–90.
Suhbah, W. D. A., Suryawati, C., Wulan, & Kusumastuti. (2019). Evaluasi
Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
(Posbindu Ptm) Puskesmas Sukolilo I Kabupaten Pati. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal), 7(4), 647–657.
Surkan, P. J., Mezzanotte, K. S., Sena, L. M., Chang, L. W., Gittelsohn, J., Lagerros,
Y. T., Quinn, C. C., & Zachary, W. W. (2019). Community-Driven Priorities
in Smartphone Application Development: Leveraging Social Networks to
Self-Manage Type 2 Diabetes in a Low-Income African American
Neighborhood. International Journal of Environmental Research and Public
Health, 16(15), 1–12. https://doi.org/10.3390/ijerph16152715
Tjahjono, Y. P. (2013). Pengaruh Edukasi Melalui Media Visual Buku Ilustrasi
Terhadap Pengetahuan Dan Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.
Calyptra, 2(1), 1–10. https://doi.org/10.24123/jimus.v2i1.149
Ulhaq, Z. S., & Rahmayanti, M. (2019). Panduan Penulisan Skripsi Literatur
Review. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Waari, G., Mutai, J., & Gikunju, J. (2018). Medication adherence and factors
associated with poor adherence among type 2 diabetes mellitus patients on
follow-up at Kenyatta National Hospital, Kenya. Pan African Medical
Journal, 29. https://doi.org/10.11604/pamj.2018.29.82.12639

38
Wahyudi. (2014). Regimen Terapi. In Regimen Terapi : Keperawatan (p. 26).
Wahyuningsih, A., & Astarini, K. (2018). Jurnal penelitian keperawatan. Penelitian
Keperawatan, 4(2).
Wen, C. P., Wai, J. P. M., Tsai, M. K., Yang, Y. C., Cheng, T. Y. D., Lee, M.-C.,
Chan, H. T., Tsao, C. K., Tsai, S. P., & Wu, X. (2011). Minimum amount of
physical activity for reduced mortality and extended life expectancy: a
prospective cohort study. The Lancet, 378(9798), 1244–1253.
https://doi.org/10.1016/S0140-6736(11)60749-6
Widodo A. (2013). Stress pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dalam
Melaksanakan Program Diet di klinik Penyakit Dalam RSUP. Dr. Kariadi
Semarang. Medica Hospitalia, 1, 53–56.
World Health Organization. (2020). Insulin and associated devices: access for
everybody WHO stakeholder workshop. September, 1–24.
http://apps.who.int/bookorders.
Zamarlik, M. A. (2019). The degree of fathers’ involvement in taking care of
children with diabetesand its implications in family functioning in the
assessment of diabetic children’s mothers TT - Stopień zaangażowania ojców
w opiekę nad ich dziećmi z cukrzycą i jego implikacjed. Pediatric
Endocrinology, Diabetes, and Metabolism, 25(2), 60–66.

39
LAMPIRAN

40
FORM BIMBINGAN MATERI

41
42
43
44
FORM BIMBINGAN METEDOLOGI

45
46
47
48
SURAT – SURAT

49
50
1. SURAT – SURAT SIDANG PROPOSAL

51
52
53
2. SURAT – SURAT SIDANG AKHIR

54
55
56
57

Anda mungkin juga menyukai