Anda di halaman 1dari 31

SKRIPSI

LITERATURE REVIEW HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA


DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA

OLEH :

NAMA : I Ketut Anggas Dwi Antara

NIM : 2016.02.015

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

BANYUWANGI

2020
SKRIPSI
LITERATURE REVIEW HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA
DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)


Pada Program Studi S-1 Keperawatan STIKES Banyuwangi

Oleh :

NAMA : I Ketut Anggas Dwi Antara


NIM : 2016.02.015

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
BANYUWANGI

2020

i
PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS

Skripsi Literature Review ini adalah hasil karya tulis ilmiah saya sendiri, dan saya
tidak melakukan kegiatan plagiat penulisan skripsi Literature Review
saya yang berjudul:

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar–benarnya.

Banyuwangi, 2020
Yang membuat pernyataan

Materai
6000
I Ketut Anggas Dwi Antara
Nim: 2016.02.015

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Literature Review Dengan Judul

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia

Telah diterima dan disetujui


Tanggal, 2020
Oleh :
Pembimbing I

Ns. Atik Pramesti W. M.Kep


NIK: 060380609

Pembimbing II

Ns. Ali Syahbana., S.Kep.,M.Kes


NIK: 060870414

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Ns. Anita Dwi Ariyani., S.Kep., M.Kep


NIK: 06.058.0510

iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI

Skripsi Literature Review Dengan Judul :

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia

Diajukan Oleh:

NAMA : I Ketut Anggas Dwi Antara

NIM : 2016.02.015

Telah Diuji Dihadapan Tim Penguji pada

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi

Pada tanggal, 2020

TIM PENGUJI

Penguji I : Ns. Masroni, S.Kep.,M.S (in Nursing) ………………..

Penguji II : Ns. Achamd Efendi, S.Kep ………………...

Penguji III : Ns. Ali Syahbana., S.Kep., M.Kes …………………

Mengetahui

Ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi

DR. H. SOEKARDJO
NIK: 06.001.0906

iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan bimbingannya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
SKRIPSI LITERATURE REVIEW HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA
DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA dapat terselesaikan,
Skripsi Literature Review ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada program studi S1 Keperawatan STIKES
Banyuwangi.
Dalam penyusunan Skripsi Literature Review ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak
langsung, oleh karena itu ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya penulis
ucapkan kepada :
1. Dr. H. Soekardjo, selaku Ketua STIKES Banyuwangi yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk mengikuti
dan menyelesaikan perkuliahan riset program studi Ilmu Keperawatan
STIKES Banyuwangi.
2. Muhammad Al Amin., S.kep., Ners., M.Kes, selaku Wakil Ketua I
STIKes Banyuwangi
3. Anita Dwi Ariyani, S.Kep., Ners., M.Kep, selaku Ketua Program Studi
S1 Ilmu Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan
dorongan kepada kami untuk menyelesaikan perkuliahan Program
Studi S1 Keperawatan.
4. Atik Pramesti W.,S.Kep., Ners., M.Kep dan Ali Syahbana., S.Kep.,
Ners.,M.Kes selaku dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II
yang telah mengajari serta membimbing penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan Skripsi Literature Review ini.
5. Wawan Prayitno, S.Kep, selaku Kepala Puskesmas Kabat yang telah

memberikan izin untuk tempat penelitian kepada penulis.

v
6. Orang tuaku Bapak Kadek Sugiasa dan Ibu Suprapti yang senantiasa

memberi dukungan dan do’a untuk terselesainya Skripsi Literature

Review ini.

7. Rekan-rekan mahasiswa STIKES Banyuwangi kelas 4A dan 4B dan

semua pihak yang senantiasa memberi semangat dan dukungan dalam

penyusunan skripsi. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi

baik semua pihak yang telah memberi kesempatan, dukungan,

semangat dan bantuan dalam menyelesaikan Skripsi Literature Review

ini. Penulis menyadari bahwa Skripsi Literature Review ini jauh dari

sempurna, tetapi saya harap Skripsi Literature Review ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan bagi Keperawatan.

Banyuwangi, 2020

Penulis

I Ketut Anggas Dwi Antara


2016.02.015

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Matriks Rencana Kegiatan Penelitian

Lampiran 2 Surat Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 3 Surat Permohonan Data Awal

Lampiran 4 Surat Balasan Permohonan Data Awal

Lampiran 5 Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 6 Surat Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 7 Data Demografi

Lampiran 8 Kuesioner Dukungan Keluarga

Lampiran 9 Standar Operasional Prosedur

Lampiran 10 Lembar Konsultasi


Lampiran 11 Lembar Konsultasi Proposal (Pembimbing 1)
Lampiran 12 Lembar Konsultasi Proposal (Pebimbing 2)
Lampiran 13 Lembar Konsultasi Proposal (Penguji 1)
Lampiran 14 Lembar Konsultasi Proposal (Penguji 2)
Lampiran 15 Lembar Keterangan Lolos Kaji Etik
Lampiran 16 Lembar Konsultasi Skripsi (Pembimbing 1)
Lampiran 17 Lembar Konsultasi Skripsi (Pembimbing 2)
Lampiran 18 Lembar Konsultasi Skripsi (Penguji 1)
Lampiran 19 Lembar Konsultasi Skripsi (Penguji 2)
Lampiran 20 Jurnal Nasional

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lansia merupakan salah satu kelompok atau populasi beresiko

(population at risk) yang semakin meningkat jumlahnya. Populasi beresiko

(population at risk) adalah kumpulan orang-orang yang kesehatannya

memiliki kemungkinan akan berkembang lebih buruk karena adanya faktor-

faktor resiko yang mempengaruhi (Allender, Rector dan Warner,2014). Badan

Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

pada tahun 2045, penduduk Indonesia akan menunjukkan jumlah penduduk

lanjut usia (lansia) mencapai 19,8% (Sitohang, 2018).

Lansia sebagai populasi beresiko ini memiliki tiga karakteristik

resiko kesehatan yaitu, resiko biologi, resiko sosial, dan lingkungan serta

resiko perilaku atau gaya hidup. Resiko biologi termasuk resiko terkait usia

pada lanjut usia yaitu terjadinya berbagai penurunan fungsi biologi akibat

proses menua, resiko sosial dan lingkungan pada lanjut usia yaitu adanya

lingkungan yang memicu terjadinya stress, resiko perilaku atau gaya hidup

seperti pola kebiasaan kurangnya aktivitasfisik dan konsumsi makanan yang

tidak sehat dapat memicu terjadinya penyakit dan kematian (Stanhope dan

Lancaster, 2016).

viii
2

Fenomena dukungan keluarga pada saat ini di bidang kesehatan

masih rendah sebesar 60%, hal ini terlihat dari ketidakmampuan keluarga

dalam mengenal masalah kesehatan yang dialami oleh lansia, misalnya

tercermin dari keluarga tidak menyadari perubahan yang dialami lansia yang

mengalami hipertensi seperti sakit kepala, gelisah, dan gangguan penglihatan.

Selain itu perawatan terhadap lansia yang mengalami hipertensi seperti

pengaturan pola hidup juga kurang diawasi misalnya pada pengaturan diet

lansia. Rendahnya dukungan keluarga akan mempengaruhi perilaku lansia

dalam pemeliharaan kesehatannya dan akan berdampak pada kualitas hidup

lansia dengan hipertensi (Githa, 2011). Bila lansia hipertensi mendapat

dukungan yang cukup dari keluarga, maka lansia akan termotivasi untuk

merubah perilaku untuk menjalani gaya hidup sehat secara optimal sehingga

dapat meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidupnya (Yenni, 2011)

Pada lanjut usia (lansia), masalah kesehatan berawal dari

kemunduran sel-sel tubuh, sehingga fungsi dan daya tahan tubuh menurun

serta faktor resiko terhadap penyakit pun meningkat. Masalah yang sering

dialami lanjut usia adalah malnutrisi, gangguan keseimbangan, kebingungan

mendadak, dan lain-lain. Selain itu, beberapa penyakit yang sering terjadi pada

lanjut usia adalah hipertensi (Departemen Kesehatan RI, 2015).Menurut

American Heart Association (AHA), Hipertensi merupakan penyakit yang

terjadi karena adanya peningkatan tekanan darah sistolik ¿ 140mmHg atau

tekanan darah diastolik¿ 90 mmHg. Sampai saat ini, hipertensi masih

merupakan tantangan besar di Indonesia (Kemenkes.RI, 2014).Hipertensi


3

sering disebut juga sebagai The Silent Killer (Pembunuh diam-diam) karena

penderita tersebut tidak tahu bahwa dirinya terkena hipertensi.

Data dunia, hipertensi diperkirakan menyebabkan 7,5 juta kematian

atau sekitar 12,8% dari total kematian, Hal ini menyumbang 57 juta dari

disability adjusted life years (DALY). Sekitar 25% orang dewasa di United

State menderita penyakit hipertensi pada tahun 2011-2012. Tidak ada

perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita tetapi prevalensi terus

meningkat berdasarkan usia : 5% usia 20-39 tahun, 26% usia 40-59 tahun, dan

59,6% untuk usia 60 tahun ke atas (Aoki dkk, 2014).

Di Indonesia, berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2018 prevalensi

hipertensi untuk penduduk berumur 65-74 tahun yaitu sebesar 63,2%, dengan

prevalensi laki-laki sebesar 31,3% dan perempuan sebesar 36,9%. Profil

Kesehatan provinsi Jawa Timur tahun 2017 menunjukkan bahwa persentase

hipertensi juga menjadi salah satu masalah kesehatan yang mengalami

peningkatan sebesar 20,43% atau 1.828.669 penduduk, dengan proporsi laki-

laki sebesar 20,83% (825.412 penduduk) dan perempuan sebesar 20,11%

(1.003.257 penduduk). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Banyuwangi

tahun 2018, prevalensi hipertensi pada lansia di Banyuwangi sebesar 17893

jiwa.

Lansia sering terkena hipertensi karena disebabkan oleh kekakuan

pada arteri sehingga tekanan darah cenderung meningkat.Biasanya stres bukan

karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena

pengaruh stress tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemah dan

rendahnya daya tahan tubuh (Mardiana, 2014). Pada saat seseorang


4

mengalami stress, hormon adrenalin akan dilepaskan dan kemudian akan

meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi arteri (vasokontriksi) dan

peningkatan denyut jantung. Apabila stress berlanjut, tekanan darah akan tetap

tinggi sehingga orang tersebut akan mengalami hipertensi (South, 2014).

Dampak dari perilaku perawatan yang tidak sesuai yaitu munculnya

berbagai macam komplikasi yang dapat memicu timbulnya berbagai macam

penyakit pada pembuluh darah, ginjal, jantung, otak dan mata. Hipertensi

dapat merusak bagian dalam arteri dan memungkinkan untuk

terjadinyapembekuan darah, jika terjadi pada jantung maka akan

menyebabkan penyakit jantung, jika terjadi pada retina mata maka akan

menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan, jika terjadi pada ginjal

maka akan menyebabkan penyakit gagal ginjal, dan jika terjadi pada otak

maka akan menyebabkan demensia bahkan stroke. Selain sebagai pemicu

hipertensi juga memiliki keterkaitan dengan penyakit lain seperti diabetes

mellitus dan asam urat (Sari, 2017).

Menurut Sudoyo (2014) untuk mencegah terjadinya hipertensi dan

komplikasi pada lansia penderita hipertensi, pencegahan dapat dilakukan

melalui beberapa aspek, contohnya adalah perubahan serta modifikasi gaya

hidup. Tidak hanya gaya hidup, tetapi perlu dilakukannya deteksi secara dini

yaitu dengan memeriksakan tekanan darah secara berkala, yang dilakukan

pada waktu mengontrolkan kesehatannya di pelayanan kesehatan agar tidak

terjadi komplikasi-komplikasi yang berbahaya. Perlu adanya dukungan

keluarga untuk memberikan kekuatan dan menciptakan suasana saling

memiliki satu sama lain pada anggota keluarga tersebut. Ini merupakan
5

strategi preventif yang paling baik untuk meningkatkan dukungan keluarga

yang adekuat dalam membantu anggota keluarganya dalam mempertahankan

kesehatan. Keluarga yang baik akan memberi pengaruh positif bagi

perkembangan lansia, dan sebaliknya (Handayani & Wahyudi, 2012).

Keluarga menjadi support system dalam kehidupan lansia hipertensi,

agar keadaan yang dialami tidak semakin memburuk dan terhindar dari

komplikasi akibat hipertensi.Jadi dukungan keluarga diperlukan oleh lansia

hipertensi yang membutuhkan perawatan dengan waktu yang lama dan terus

menerus, dengan memberikan dukungan emosional, dukungan informasi,

dukungan instrumental, dan dukungan penghargaan (Ningrum, 2012).

Dukungan keluarga menurut Friedman (2010) adalah sikap, tindakan

penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan

informasi, dukungan instrumental, dukungan emosional & peghargaan. Jadi

dukungan keluarga merupakan suatu bentuk hubungan interpersonal yang

meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga

anggota keluarga merasa ada yang memperhatikannya.

Berdasarkan studi literature tersebut, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Dukungan Keluarga dengan

Kejadian Hipertensi Pada Lansia”.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan kejadian hipertensi

pada lansia?
6

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian Literature Review ini adalah untuk

mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kejadian hipertensi pada

lansia.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan dengan adanya penelitian tentang hubungan

dukungan keluarga dengan kejadian hipertensi pada lansia.Sehingga

memberikan motivasi kepada semua orang yang menderita hipertensi

ataupun keluarga penderita hipertensi untuk mencegah maupun

mematuhi pengobatannya.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Responden

Hasil penelitian ini memberikan informasi atau gambaran

betapa pentingnya dukungan keluarga pada lansia penderita

hipertensi.Sehingga memberikan motivasi kepada semua orang yang

menderita hipertensi maupun keluarga penderita hipertensi untuk

dapatmemberikan dukungan berupa dukungan informasi, fasilitas,

emosional dan penghargaan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai sumber informasi

dan data tambahan dalam penerapan proses penelitian keperawatan

selanjutnya.
7

3. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan.


BAB 2

METODELOGI PENELITIAN

2.1 Strategi Pencarian Literature

2.1.1 Framework Yang Digunakan (PICO/PICOT QUESTION)

Pencarian menghasilkan jurnal yang terdiri dari 7 jurnal

berbahasa Indonesia. Struktur PICO adalah :

Tabel 2.1 PICO Question


PICO Pertanyaan Klinis Strategi Pencarian/Kata Kunci
Patient Population Lansia yang Dukungan Keluarga pada
menderita hipertensi Lansia, Hipertensi, Hipertensi
pada Lansia, & Lansia
Hipertensi.
Intervention - -
Comparison - -
Outcome Dukungan Keluarga Dukungan Keluarga pada
dengan Kejadian kejadian hipertensi pada lansia.
Hipertensi
Type of question Pengumpulan data
kuesioner
Type of study Studi korelasional Semua artikel atau jurnal
publikasi bertipe korelasional.

2.1.2 Kata Kunci Yang Digunakan

Berdasarkan judul penelitian “Hubungan Dukungan Keluarga

dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia”. Maka peneliti melakukan

pencarian jurnal menggunakan kata kunci “Dukungan Keluarga pada

Lansia, Hipertensi, Hipertensi pada Lansia & Lansia Hipertensi”.

2.1.3 Database Atau Searchengine Yang Digunakan

Peneliti melakukan pencarian data melalui dua database yaitu

Google Schoolar dan Portal Garuda. Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan layanan sci-hub ketika mengalami kesulitan dalam

pencarian jurnal karena berbayar. Sci-hub adalah salah satu website

8
yang memiliki provider-mass dalam penyediaan jurnal agar dapat

diakses secara penuh oleh peneliti.

2.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik yang

disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria atau cirri-ciri yang perlu

dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat di ambil sebagai

sampel (Notoadmodjo, 2018). Kriteria inklusi dalam penelitian ini

adalah:

1) Jurnal Internasional dan nasional yang berkaitan dengan Dukungan

Keluarga dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia.

2) Jurnal yang diterbitkan dalam rentang waktu 10 Tahun (2010-2020)

3) Merupakan penelitian korelasi

4) Jurnal Full text

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan cirri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat di ambil sebagai sampel. (Soekidjo, 2018). Kriteria eksklusi

dalam penelitian ini adalah:

1) Jurnal yang tidak full text

2) Jurnal yang tidak berkaitan dengan variabel yang di ambil

3) Selain penelitian korelasi

4) Jurnal yang diterbitkan dibawah tahun 2010

2.3 Seleksi Studi Dan Penilaian Kualitas


2.3.1 Hasil Pencarian Dan Seleksi Studi

9
Pelitian dilakukan dengan menggunakan metode Literature

Review. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan, sehingga hasil dari

studi literature tersebut dapat diakui kredibilitasnya. Adapun tahapan-

tahapan tersebut digambarkan sebagai berikut:

Pencarian Jurnal :
Pencarian pada Pencarian pada
situs Portal situs Google
Garuda Scholar
(n = 11) (n = 5)

Hasil jurnal secara keseluruhan (n = 16)

Screening :
Screening (n = 9) 1. Rentang waktu 10 tahun (2010-
2020) Google Scholar & Portal
Garuda.
2. Tipe (Research Articles, Full
text)
3. Jurnal menggunakan Bahasa
Indonesia
Jurnal yang dapat
diakses penuh
Jurnal Full Text
(Full text) (n = 7)
1. Portal Garuda : 5
2. Google Scholar : 2

Kriteria Inklusi
1. Jurnal yang berkaitan dengan
Jurnal akhir yang kata kunci: “Dukungan keluarga
sesuai dengan pada lansia”, “Hipertensi”,
Kriteria Inklusi ”Hipertensi pada lansia”. “Lansia
(n = 7) Hipertensi”
2. Jurnal yang membahas tentang
variabel yang digunakan

Bagan 4.1 Seleksi Studi Literature Review Hubungan Dukungan Keluarga dengan

Kejadian Hipertensi pada Lansia.

Penilaian sumber data jurnal yang layak dengan kriteria sebagai

berikut : Peer Reviewer (peninjauan dan penilaian jurnal oleh

10
sejawat), Digital Object Identifer (DOI) bisa disebut sebagai alamat

atau identitas unik artikel dan journal Impact Factors (JIF).

Kriteria tersebut dapat membatalkan data atau jurnal yang sudah

didapat untuk dianalisa lebih lanjut.

11
12

2.3.2 Daftar Artikel Hasil Pencarian


Metode
(Desain, Sampel,
No Author Tahun Volume, Judul Variabel, Hasil Database
angka Instrumen, Penelitian
Analisis)
1 Muhammad Alif Rusdi 2017 Volume 12, Hubungan D: Studi Hasil penelitian Portal Garuda
Suryana, Prasetyo R, Heni No 1 Dukungan Korelasiona diktahui bahwa,
Maryani Keluarga l sebagian besar
Tentang S: Lansia yang (60%)
Makanan menderita hipertensi responden yang
Rendah Garam sebanyak 35 sampel mendapatkan
dengan Derajat menggunakan dukungan
Hipertensi pada cluster random keluarga tentang
Lansia sampling. makanan rendah
V: Variabel garam dengan
independen yaitu kategori kurang,
dukungan keluarga mengalami
tentang makanan hipertensi stage
rendah garam, 2 sebanyak 6
sedangkan variabel orang. Sebagian
dependennya yaitu besar (73,3%)
Derajat Hipertensi responden yang
pada Lansia. mendapatkan
I:Pengumpulan data dukungan
kuesioner untuk keluarga tentang
mengukur dukungan makanan rendah
keluarga tentang garam dengan
makanan rendah kategori sedang
garam pada lansia, dan mengalami
kuesioner dilakukan hipertensi stage
13

uji validitas dan uji 1 sebanyak 11


reliabilitas dan orang. Sebagian
untuk mengukur besar (60%)
derajat hipertensi responden yang
pada lansia mendapatkan
menggunakan dukungan
tensimeter jarum. keluarga tentang
A: Data dianalisis makanan rendah
dengan uji statistik garam dengan
rank spearman kategori baik
correlation. dan mengalami
derajat pre
hipertensi
sebanyak 6
orang. Hasil uji
statistik rank
spearman
didapatkan nilai
signifikan atau
nilai
probabilitas
sebesar 0,000
lebih kecil dari
nilai alpha 0,05
atau ( ˂ ), maka
hipotesis Ho
ditolak dan H1
diterima, artinya
ada hubungan
antara dukungan
keluarga tentang
14

makanan rendah
garam dengan
derajat
hipertensi pada
lansia. Dari
hasil uji tersebut
tingkat
hubungan antara
dua variabel
didapatkan nilai
korelasi rank
spearman 0,594,
menurut table
interpretasi
adalah termasuk
dalam rentang
antara 0,400 –
0,599 yaitu
interpretasi
sedang.
2 Devi Widyaningrum, Dw 2019 Volume 2, Hubungan D: Deskriptif Hasil penelitian Portal Garuda
Retnaningsih, Tamrin No 2 Dukungan Korelasional menunjukkan
Keluarga S: Seluruh lansia bahwa hasil uji
dengan yang menderita statistic dengan
Kepatuhan hipertensi sebanyak p value ˂a❑
Minum Obat 137 sampel yang berarti
pada lansia menggunakan (0,000 ˂ 0,05)
penderita purposive sampling. sehingga dapat
hipertensi V: Variabel disimpulkan
independennya yaitu bahwa ada
Dukungan keluarga, hubungan antara
15

sedangkan variabel dukungan


dependennya yaitu keluarga dengan
Kepatuhan minum kepatuhan
Obat pada lansia minum obat
hipertensi pada lansia
I: Pengumpulan penderita
data menggunakan hipertensi (Ha
kuesioner diterima fan Ho
A: Data dianalisis ditolak). Hasil
dengan uji statistik tersebut
rank spearman menunjukkan
bahwa dari 137
lansia
diantaranya 62
lansia memiliki
dukungan
keluarga baik
dengan
kepatuhan
minum obat
tinggi sebanyak
46 lansia
(74,2%),
dukungan
keluarga baik
dengan
kepatuhan
minum obat
sedang
sebanyak 16
lansia (25,8%)
16

dan tidak ada


lansia yang
memiliki
dukungan
keluarga baik
dengan
kepatuhan
minum obat
rendah.
Sedangkan dari
137 lansia
diantaranya 60
lansia memiliki
dukungan
keluargacukup
dengan
kepatuhan
minum obat
tinggi sebanyak
7 lansia
(11,7%),
dukungan
keluarga cukup
dengan
kepatuhan
minum obat
sedang
sebanyak 16
lansia (25,8%),
dan tidak ada
lansia dengan
17

dukungan
keluarga cukup
dan kepatuhan
minum obat
rendah.
Sedangkan dari
137 lansia
diantaranya 15
lansia dengan
dukungan
keluarga kurang
dengan
kepatuhan
minum obat
tinggi, dan
terdapat 15
lansia (100%)
memiliki
dukungan
keluarga kurang
dengan
kepatuhan
minum obat
sedang serta
tidak terdapat
lansia yang
memiliki
dukungan
keluarga kurang
dengan
kepatuhan
18

minum obat
rendah.
3 Solehatul Mahmudah, 2015 Volume 7, Hubungan Gaya D: Analitik Hasil penelitian Portal Garuda
Taufik Maryusman, Firlia No 2 Hidup Dan Pola Observasional menunjukkan
Ayu Arini, Ibnu Malkan Makan dengan S: Seluruh lansia bahwa ada
Kejadian yang menderita hubungan yang
Hipertensi pada hipertensi sebanyak bersifat
Lansia 74 sampel signifikan antara
menggunakan aktivitas fisik,
purposive sampling asupan lemak,
V: Variabel dan asupan
independennya yaitu natrium dengan
Gaya Hidup dan kejadian
pola makan hipertensi.
sedangkan variabel Berdasarkan
dependennya yaitu hasil regresi
Kejadian hipertensi logistic
I: Pengumpula data berganda asupan
dengan cara natrium yang
wawancara paling
menggunakan berhubungan
kuesioner dengan kejadian
A: Data dianalisis hipertensi yang
dengan analisis memiliki resiko
bivariat uji chi 4,627 kali lebih
square dan analisis besar untuk
multivariate dengan mengalami
regresi logistic kejadian
ganda hipertensi (OR
Exp(B) = 4,627;
95% CI = 1,574
19

– 13,635)
4 Dwi Ratnaningsih, Menik 2017 Volume 1, Perilaku D: Deskriptif Hasil penelitian Portal Garuda
Kustriyani, Bayu Tirta No 1 Merokok Korelasi uji rank
Sanjaya dengan S: Seluruh lansia spearman dapat
Kejadian laki-laki yang diketahui p
Hipertensi pada menderita hipertensi value 0,000
lansia dan juga perokok dengan taraf
sebanyak 50 sampel signifikasi 0,05,
menggunakan total dapat
sampling. disimpulkan
V: Variabel bahwa p value ˂
independennya yaitu 0,05 maka Ho
perilaku merokok ditolak dan Ha
sedangkan variabel diterima yang
dependennya yaitu berarti ada
kejadian hipertensi. hubungan
I: Pengumpulan perilaku
data menggunakan merokok dengan
kuesioner. kejadian
A: Data di analisis hipertensi pada
dengan uji rank lansia laki-laki.
spearman
5 Faridha Puspitasari, 2018 Voleme 6, Hubungan D: Observasional Hasil penelitian Portal Garuda
Marwah No 1 Antara analitik dan analisis Chi
Hiperurisemia S: Seluruh lansia square diperoleh
dengan yang menderita nilai p value
Kejadian hipertensi sebanyak 0,001 oleh
Hipertensi pada 58 sampel karena itu pada
Lansia menggunakan penelitian ini
teknik simple terdapat
random sampling hubungan yang
20

V: Variabel signifikan 0,001


independennya (p ˂ 0,05).
adalah Maka Ha
Hiperurisemia diterima, artinya
sedangkan variabel terdapat
dependennya adalah hubungan antara
kejadian hipertensi hiperurisemia
I: Pengumpulan dengan kejadian
data menggunakan hipertensi.
uris acid meter dan
alat
sphygmomanometer,
A: Data dianalisis
dengan uji statistic
chi square.

6 Sri Ayu Wulandhani, 2014 Volume 1, Hubungan D: Deskriptif Hasil penelitian Google Scholar
Sofiana Nurchayati, Widia No 2 Dukungan Korelasi dari uji statistic
Lestari Keluarga S: Seluruh lansia chi square
dengan penderita hipertensi diperoleh p
Motivasi Lansia sebanyak 91 sampel value (0,000)

Hipertensi menggunakan ˂ a (0,05)
dalam cluster sampling sehingga
memeriksakan dan stratisfied diperoleh
Tekanan random sampling. kesimpulan ada
Darahnya V: Variabel hubungan antara
independennya dukungan
adalah dukungan keluarga dengan
keluarga sedangkan motivasi lansia
variabel hipertensi dalam
dependennya adalah memeriksakan
21

Motivasi Lansia. tekanan


I: Pengumpulan darahnya.
data menggunakan
kuesioner
A: Data dianalisis
menggunakan uji
chi square
7 M. Isra. K. Hi. Bisnu, Billy 2017 Volume 5, Hubungan D: Observasional Hasil penelitian Google Scholar
J. Kepel, Mulyadi No 1 Dukungan analitik dari hasil uji
Keluarga S: Seluruh pasien statistic
dengan Derajat hipertensi yang diperoleh nilai
hipertensi pada menderita hipertensi p-value ˂ 0,05.
pasien sebanyak 68 sampel Dapat diketahui
hipertensi menggunakan bahwa terdapat
purposive sampling perbedaan yang
V: Variabel signifikan antara
independennya yaitu responden yang
Dukungan keluarga memiliki
sedangkan variabel dukungan
dependennya yaitu keluarga tinggi
Derajat hipertensi. dan responden
I: Pengumpulan dengan
data dengan cara dukungan
mengukur tekanan keluarga rendah
darah pasien dimana
hipertensi dan responden
membagikan dengan
kuesioner dukungan dukungan
keluarga. keluarga tinggi
A: Data dianalisis cenderung
menggunakan uji memiliki derajat
22

statistik yaitu uji hipertensi yang


rank spearman. rendah.
Sebaliknya
responden
dengan
dukungan
keluarga rendah
cenderung
memiliki derajat
hipertensi
tinggi. Sehingga
dapat ditarik
kesimpulan
bahwa sebagian
besar responden
memiliki
dukungan
keluarga yang
tinggi; sebagian
responden
adalah pasien
pre hipertensi
dan terdapat
hubungan yang
signifikan antara
dukungan
keluarga dengan
derajat
hipertensi pada
pasien
hipertensi.
23

BAB 3

HASIL DAN ANALISIS

Anda mungkin juga menyukai