Anda di halaman 1dari 77

TUGAS AKHIR

LITERATUR REVIEW

PENGARUH BABY SPA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK


KASAR DAN MOTORIK HALUS PADA BAYI

RIKA WIDYANINGRUM
173210066

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2021
PENGARUH BABY SPA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK
KASAR DAN MOTORIK HALUS PADA BAYI

LITERATURE REVIEW

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Studi
S1 Ilmu Keperawatan Pada Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

RIKA WIDYANINGRUM
173210066

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2021

ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Rika Widyaningrum

NIM : 173210066

Program Studi : S1 Keperawatan

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini asli dengan Judul “Pengaruh Baby Spa

Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Dan Motorik Halus Pada Bayi”. Adapun

Karya Tulis Ilmiah ini bukan milik orang lain baik sebagian maupun keseluruhan,

kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumber. Demikian surat

peryataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan apabila pernyataan ini

tidak benar, saya bersedia mendapatkan saksi akademik.

Jombang, 17 Juni 2021


Yang menyatakan

Rika Widyaningrum

iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Rika Widyaningrum

NIM : 173210066

Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyatakan bahwa karya tulis

ilmiah saya yang berjudul :

“Pengaruh Baby Spa Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Dan Motorik Halus

Pada Bayi ”

Merupakan karya tulis ilmiah dan artikel yang secara keseluruhan benar benar

bebas dari plagiasi. Apabila di kemudian hari terbukti melakukan proses plagiasi,

maka saya siap di proses sesuai dengan hukum dan undang – undang yang

berlaku.

Demikian peryataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Jombang, 27 Juli 2021


Yang Menyatakan

Rika Widyaningrum

iv
HALAMAN PERSETUJUAN

TUGAS AKHIR
LITERATURE REVIEW

Judul : PENGARUH BABY SPA TERHADAP


PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN
MOTORIK HALUS PADA BAYI

Nama Mahasiswa : RIKA WIDYANINGRUM

NIM : 173210066

TELAH DISETUJUI KOMISI PEMBIMBING

PADA TANGGAL, SEPTEMBER 2021

Pembimbing Ketua Pembimbing Anggota

Hindyah Ike Suhariati,S.K ep.,Ns.,M.K ep Afif Hidayatul Arham S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIDN. 0707057901 NIDN. 0714028803

Mengetahui,

Ketua Program Studi


Ketua STIKes
S1 Ilmu Keperawatan

H.Imam Fathoni,SK M.,MM Inayatur Rosyidah,S.K ep.,Ns.,M.K ep


NIDN. 0729107203 NIDN. 0703048301

v
TUGAS AKHIR
LITERATURE REVIEW

Karya Tulis Ilmiah ini telah diajukan oleh :

Nama Mahasiswa : Rika Widyaningrum

NIM : 173210066

Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan

Judul : PENGARUH BABY SPA TERHADAP


PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN
MOTORIK HALUS PADA BAYI

Telah berhasil dipertahankan dan diuji di hadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi
S1 Ilmu Keperawatan

Komisi Dewan Penguji

Nama Tanda Tangan


Ketua
Harnanik Nawangsari, S.ST.,M.Keb
Dewan : ( )
NIDN.0718047203
Penguji

Hindyah Ike Suhariati,S.Kep.,Ns.,M.Kep


Penguji I : ( )
NIDN.070705901

Afif Hidayatul Arham S.Kep.,Ns.,M.Kep


Penguji II : ( )
NIDN.0714028803

Ditetapkan di : JOMBANG
Pada Tanggal : SEPTEMBER 2021

vi
MOTTO

“BISA KARNA TERBIASA”

vi
PERSEMBAHAN

Seiring dengan doa dan puji syukur kepada allah SWT yang telah memberikan

kemudahan, kelancaran, kesehatan sehingga dapat menyelesaikan karya ini.saya

persembahkan karya ini kepada :

1. Orang tua saya Bapak Supriyono dan Ibu Parmi yang selalu mendoakan,

mensuport, mendampingi, mengasuh dan menjaga saya setiap saat,

sekalipun jarak memisahkan bapak dan ibu selalu memberikan doa dan

semangat dalam menempuh pendidikan yang terbaik hingga saat ini.

2. Adik dan keluarga besar saya, mohon maaf tidak bisa saya sebutkan satu

persatu, saya mengucapkan terimakasih banyak atas doa dan suportnya

selama ini, sudah memberikan ruang kepada saya untuk menerapkan ilmu

saya kepada masyarakat khususnya keluarga saya, semoga ilmu saya

bermanfaat buat semua orang.

3. Ibu Harnanik Nawangsari, S.ST.,M.Keb, Ibu Hindyah Ike Suhariati,

S.Kep.,Ns.,M.Kep, Bapak Afif Hidayatul Arham S.Kep.,Ns.,M.Kep, yang

telah sabar membimbing, mensuport dan mengarahkan, memberikan ilmu

serta semangat dalam menyelesaikan karya tulis ini. saya mengucapkan

banyak terimakasih untuk semua ilmu pengetahuan, pengalaman yang

telah diberikan kepada saya, sehingga karya ini dapat selesai.

4. Calon suami saya, terimakasih banyak selama ini sudah banyak

mensupport, mengarahkan, memotivasi berbagi pengalaman, membantu

mengerjakan, selalu menemani setiap hari, sabar menerima keluh kesah

vii
tangis bahkan emosi amarah saya yang banyak saya lampiaskan,

terimakasih banyak atas sabarnya dan pengertiannya.

5. Ucapan terimakasih kepada Team dan Karyawan, terimakasih banyak

selama ini sudah baik banget pengertian atas semua keterbatasan waktu

saya, tetap mensupport saya.

6. Teman – teman bermain saya yang sudah mensuport sampai saat ini,

memberikan semangat saya untuk selalu berusaha dan beroda agar segara

selesai dalam mengerjakan tugas akhir ini.

7. Teman dekat saya Tri Susanti dan Alfina Sintiya Anggitasari, terimakasih

banyak selalu meluangkan waktu menghibur saya, team wira wiri dikala

kesuntukan saya terimakasih banyak atas wkatunya.

8. Teman – teman seperjuangan angkatan 2017 prodi S1 keperawatan kelas

8B dan 8A khususnya teman sepembimbingan dengan saya, terimakasih

banyak atas doa, semangat, kekompakan dan kerjasamanya, selalu sharing

setiap hari, mendukung, menghibur, menemani sampai bisa di puncak

pencapaian kuliah selama 4 tahun.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

NYA sehingga Tugas Akhir Literature Review dengan judul “PENGARUH

BABY SPA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN

MOTORIK HALUS PADA BAYI” ini dapat selesai tepat pada

waktunya.Penyusunan Literature Review ini diajukan sebagai salah satu syarat

menyelesaikan pendidikan S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan

Cendekia Medika Jombang. Dalam penyusunan Tugas Akhir Literature Review

ini penulis banyak mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu

saya mengucapkan terimakasih kepada H. Imam Fatoni,S.KM.,MM. selaku Ketua

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang, Ibu Harnanik

Nawangsari, S.ST.,M.Keb selaku Ketua Dewan Penguji. Ibu Inayatur Rosyidah,

S,Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Kaproodi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang, Ibu Hindyah Ike

Suhariati,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing ketua yang telah banyak

memberi pengarahan, motivasi dan masukan dalam penyusunan Literature

Review ini. Bapak Afif Hidayatul Arham S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing

anggota yang telah banyak memberi motivasi, pengarahan dan ketelitian dalam

penyusunan Literatue Review ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir Literature

Review ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati penulis

mengharap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Literature

Review ini. Jombang, 17 juni 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL LUAR


SAMPUL JUDUL DALA.....................................................................................i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI.....................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN
...............................................................................................................................
Error! Bookmark not defined.v
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................v
RIWAYAT HIDUP
...............................................................................................................................
vError! Bookmark not defined.
MOTTO
...............................................................................................................................
viError! Bookmark not defined.
PERSEMBAHAN.................................................................................................vii
KATA PENGANTAR...........................................................................................x
ABSTRAK............................................................................................................xi
DAFTAR ISI.........................................................................................................xii
DAFTAR TABLE.................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................
DAFTAR LAMBANG..........................................................................................
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
...............................................................................................................................
Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang
Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN TEORI................................................................................5

x
2.1 Hipertermi....................................................................................................5
2.1.1 PengertianHipertermi............................................................................5
2.1.2 Etiologi Hipertermi...............................................................................5
2.1.3 Tanda dan Gejala Hipertemia................................................................6
2.1.4 Patofisiologi..........................................................................................6
2.1.5 Klasifikasi.............................................................................................7
2.1.6 Komplikasi............................................................................................11
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboraturium............................11
2.2 Kompres Tepid Sponge Water.......................................... ..........................12
2.2.1 Pengertian Kompres Tepid Sponge Water............................................12
2.2.2 Manfaat Kompres..................................................................................13
2.2.3 Kerangka Teori
........................................................................................................................
Error! Bookmark not defined.7
2.3 Konsep Anak................................................................................................18
2.3.1 Definisi Anak........................................................................................18
2.3.2 Filosofi Keperawatan Anak...................................................................19
2.3.3 Manajemen Kasus.................................................................................20
2.3.4 Prinsip-prinsip Keperawatan Anak.......................................................20
2.3.5 Peran Perawat dalam Keperawatan Anak
........................................................................................................................
2Error! Bookmark not defined.
BAB 3 METODE PENELITIAN.......................................................................25
3.1 Strategi Pencarian Literature.......................................................................25
3.1.1 Framework yang digunakan................................................................25
3.1.2 Kata kunci............................................................................................25
3.1.3 Database atau Search engine...............................................................26
3.2 Karakteristik Inklusi dan eksklusi ...........................................................26
3.3 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas..........................................................27
3.3.1 Hasil pencarian dan seleksi studi.....................................................27
3.3.2 Daftar artikel hasil pencarian....................................................................29
BAB 4 HASIL DAN ANALISIS.........................................................................41
4.1 Hasil.............................................................................................................42
4.1.1 Karakteristik Umum Literature.............................................................42

xi
4.1.2 Penerapan Water Tepid Sponge terhadap penurunan suhu tubuh pada
anak hipertermi...............................................................................................41
BAB 5 PEMBAHASAN......................................................................................45
5.1 Efektivitas Penerapan Metode Water Tepid Sponge Terhadap Penurunan
Suhu Tubuh Berdasarkan Studi Literature.........................................................45
BAB 6 PENUTUP................................................................................................48
6.1 Kesimpulan..................................................................................................48
6.2 Saran............................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................49

DAFTAR TABEL

3.1 Kriteria inklusi dan eksklusi............................................................................26


3.2 Daftar artikel hasil pencarian...........................................................................30

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram flow hasil pencarian dan seleksi studi.................................28

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal kegiatan..................................................................................52


Lampiran 2 Surat pernyataan pengecekan judul...................................................53
Lampiran 3 Surat receipt turnitin..........................................................................54
Lampiran 4 Hasil turnitin......................................................................................55
Lampiran 5 Format bimbingan skripsi dosen pembimbing 1................................56
Lampiran 6 Format bimbingan skripsi dosen pembimbing 2................................57

xiv
DAFTAR LAMBANG

N : Total jurnal keseluruhan


n : Jumlah jurnal
% : Presentase
o
C : Derajad Celcius
o
F : Derajd Fahrenhelt
α : Alpha
> : Lebih dari
< : Kurang dari

xv
DAFTAR SINGKATAN

STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


WHO : World Healt Organization
DHF : Dengue Haemorrhagic Fever
CFR : Case Fatality Rate
NIC : Nursing Interventions Classifications
PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia
EIH : Exercise Induced Hyperthermia
EH : Endocrine Hyperthemia
CRP : C – Reactive Protein
DIC : Disseminated Intravaskular Coagulation
EKG : Elektrokardiogram
ICU : Intensive Care Unit
HSG : Haemorrhagic Shock and Encphalopathy
SIDS : Sudden Infant Syndrome
SD : Standar Deviasi
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
SOP : Standar Operasional Prosedur

xvi
xvii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aspek tumbuh kembang pada anak dewasa ini adalah salah satu aspek

yang diperhatikan secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut

merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang,

baik secara fisik maupun psikososial. Proses tumbuh kembang anak memang

dapat berlangsung secara alamiah, akan tetapi proses tersebut sangat

tergantung kepada orang dewasa atau orang tua. Periode penting dalam

tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan

dasar tersebut akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak

selanjutnya. Pada masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan atau stimulasi

yang berguna agar potensinya berkembang (Dewi & Siska, 2012). Masalah

Dalam menstimulasi perkemabangan anak, pijat bayi dapat membantu agar

anak menmproleh rangsangan yang sesuai. Pijat bayi merupakan salah satu

tradisi yang diwariskan nenek moyang kita yang terbukti khasiatnya dapat

membantu menstimulasi perkembangan. Seiring berkembangnya teknologi

Pijat bayi kemudian dimodifikasi dengan pola yang lebih modern hingga

menjadi tren baru yang dikenal dengan istilah Baby spa. Baby Spa merupakan

perawatan tubuh pada bayi yang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mandi

berendam atau berenang dan pijat bayi. Berendam dan berenang akan

merangsang gerakan motorik bayi. Gerakan di dalam air akan membuat semua

anggota tubuh bayi akan terlatih, selain itu kemampuan mengontrol otot bayi

akan lebih meningkat. Pemijatan berfungsi supaya bayi lebih responsif, dapat

1
lebih banyak menyapa dengan kontak mata, lebih banyak tersenyum, lebih

banyak bersuara, lebih banyak menanggapi, lebih cepat mempelajari

lingkungan dan lebih tanggap terhadap lingkungan (Galenia, 2014).

Menurut World Health Organization (WHO, 2019), Data angka

kejadian keterlambatan perkembangan umum belum diketahui dengan pasti,

tetapi diperkirakan sekitar 1-3% anak dibawah usia 5 tahun mengalami

keterlambatan perkembangan umum. Sedangkan 5-10% anak-anak usia

prasekolah mengalami disfungsi otak minor, termasuk gangguan

perkembangan motorik halus. Sekitar 5-10% anak mengalami keterlambatan

perkembangan sebanyak 23,7 juta yaitu 10,4% dari total penduduk Indonesia.

Menurut Kementerian Kesehatan RI 2020, menyatakan di Indonesia

sebesar 16% bayi mengalami gangguan perkembangan saraf dan otak mulai

ringan sampai berat. Bayi dan balita memiliki perkembangan kemampuan

berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelejensia yang

berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.

Keterlambatan perkembangan pada bayi bisa disebabkan oleh kurangnya

rangsangan yang diberikan. Beberapa literature menunjukan pemberian

rangsangan pada bayi sedari dini terhadap bagian tubuh dan alat-alat indera

dapat membantu bayi dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan barunya.

Menurut data Profil Kesehatan Indonesia jumlah balita sebanyak 19.104.193

dari jumlah penduduk 284.422.956 jiwa atau sekitar 7,69%. Suatu penelitian

di Indonesia menunjukan 20-30% anak balita mengalami gangguan

perkembangan, sebagian besar mengalami keterlambatan pada aspek motorik

2
kasar dan bahasa atau bicara, yang sebagian besar diakibatkan kurangnya

stimulasi (Novianti et al., 2016).

Perkembangan motorik kasar dan halus sangat diperlukan anak agar

dapat berkembang optimal. Bedanya, perkembangan motorik kasar tergantung

kematangan anak sedangan perkembangan motorik halus anak bisa dilatih.

Anak yang perkembangannya kurang biasanya disebabkan stimulasi dari

lingkungan yang kurang, Pada anak usia 6-9 bulan perkembangan motorik

kasar diawali dengan duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit

untuk berdiri dan bangkit untuk duduk, Sedangkan perkembangan motorik

halus diawali dengan menggambar, menulis, memotong, menyusun,

memasukan balok sesuai bentuk. Teori yang menjelaskan menjelaskan secara

detail tentang sistematika motorik anak adalah dynamic system theory (teori

sistem dinamik) yang dikembangkan oleh Thelen dan Whiteneyerr (dalam

Muhammad, 2010) Teori Sistem Dinamik mengungkapkan bahwa untuk

mengungkapkan kemampuan motorik, anak harus mempersiapkan sesuatu di

lingkungan mereka yang memotivasi mereka yang melakukan sesuatu dan

menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak, oleh karena itu upaya

untuk mengoptimalkan tumbuh kembang pada awal-awal kehidupan bayi dan

anak sangatlah penting. factor yang mempengaruhi perkembangan motoric

kasar yaitu genetic, pre natal, post natal, stimulasi, dan riwayat kelahiran

premature (Harliamsyah, 2005).

Menurut permenkes No.1205/X/2004 Adanya pengaruh baby spa

terhadap perkembangan motorik kasar dan halus merupakan perawatan tubuh

dengan menggunakan media air. Bayi atau anak yang telah diterapi dengan

3
spa akan terlihat lebih segar, sehat, bersemangat. Baby spa merupakan upaya

tradisional yang menggunakan pendekatan holistic, melalui perawatan

penyeluruh dengan menggunakan metode kombinasi anatara hidroterapi

(terapi air) dan massage (pijat) yang dilakukan secara terpadu untuk

menyeimbangkan tubuh, pikiran serta perasaan.

Baby spa itu sendiri adalah memiliki 2 treatment yaitu massage (pijat) dan juga

hydrotherapy. Kemampuan motorik bayi akan berkembang lebih pesat dari pada

jika ia hanya bermain di lantai, karena pada saat berenang di dalam air, efek

gravitasi sangat rendah. Menurut sebuah penelitian dari University of Science and

Technology di Nowergia, bayi yang bisa berenang ternyata memiliki

keseimbangan yang lebih baik, dan mampu menggapai obyek-obyek di sekitarnya

lebih mudah daripada bayi yang yang bukan perenang. Banyak riset menunjukan

bayi membutuhkan rangsangan dini di berbagai bagian tubuh dan alat-alat indera

untuk membantu bayi dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan barunya

(Depkes RI, 2006; Soetjiningsih, 2014) dan berdasarkan dari studi pendahuluan di

ruang yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang memberikan ciri

tersendiri pada setiap anak (Soethiningsih, 1995). Menurut pendapat Wayanti

(2016) yang mengutip pendapat Soetjiningsih (2012) mengatakan bahwa dampak

adanya gangguan perkembangan motorik halus yaitu anak menjadi kurang kreatif,

karena apa yang seharusnya dibutuhkan oleh anak tidak dapat terpenuhi, sehingga

ide-ide yang mereka keluarkan bersifat monoton dan mereka akan menjadi

generasi penerus yang tertinggal. Salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh

kembang anak adalah stimulasi. Pemberian stimulasi akan efektif apabila

memperhatikan kebutuhan anak sesuai tahap perkembangannya terutama apabila

4
dilakukan pada periode kritis (golden period) yakni dua tahun pertama kehidupan

anak (Christiari AY, 2013). diberikan treatment seperti pijat (baby massage), dan

hidroterapi selama 8 minggu atau 1 bulan, frekuensi 3 kali dalam seminggu

dengan durasi 15 menit untuk massage dan 10 menit untuk swim (hidroterapy).

Kemampuan kontrol motorik bayi akan berkembang lebih pesat daripada jika ia

hanya bermain di lantai, karena pada saat berenang didalam air, efek gravitasi

sangat rendah sehingga memungkinkan untuk bayi bergerak lebih banyak dan

semua otot pun dapat bekerja dengan optimal (Yahya, 2011).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut “apakah ada pengaruh baby spa pada perkembangan gerak

motorik kasar dan halus pada bayi”?

1.3 Tujuan

Untuk mengidentifikasi pengaruh baby spa terhadap perkembangan

motorik kasar dan motorik halus pada bayi.

5
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Perkembangan Motorik

2.1.1 Definisi Perkembangan Motorik

Menurut soetjiningsih, perkembangan (development) adalah

bertambahnya kemampuan (skil) dalam struktur dan fungsi tubuh yang

lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai

hasil dari proses pematangan. Sedangkan menurut Makrum,

perkembangan berkaitan dengan masalah perubahan bentuk dan fungsi

pematangan organ atau individu, termasuk perubahan aspek perilaku

social atau emosional akibat pengaruh lingkungan.

Perkembangan motorik adalah suatu proses kemasakan atau

gerak yang langsung melibatkan otot-otot untuk bergerak dan proses

persyarafan yang menjadikan seseorang mampu menggerakan

tubuhnya.

Perkembangan mogtorik halus merupakan kemampuan yang

berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot-otot kecil

dan koordinasi mata-tangan. Sedangkan perkembangan motorik kasar

adalah kemampuan yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi

antara anggota tubuh dengan otot-otot besar (Galenia, 2014).

2.1.2 Aspek-aspek Perkembangan Motorik

6
Berbagai aspek motorik yang harus dipantau pada

pergerakan motorik kasar dan halus bayi adalah, sebagai berikut:

1) Gerak kasar (motorik kasar) aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang

melibatkan otot-otot besar, seperti duduk, berdiri, berjalan.

7
2) Perkembangan otak yang pesat tentu berpengaruh terhadap

motorik kasar dan motorik halus karena stimulasi sentuhan

yang bertahap dan terus menerus merangsang homunculus

serebri yaitu bagian otak yang berperan sebagai pusat gerakan

otot-otot dan keseimbangan tubuh sehingga dapat

mengoptimalkan perkembangan.

3) Gerak halus (motorik halus) aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-

bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi

memerlukan koordinasi yang cermat, seperti mengamati

sesuatu, menjimpit, dan lain-lain.

4) Kemampuan bicara dan bahasa aspek yang berhubungan

dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,

bicara, berkomunikasi, mengikuti perintah. Otak bayi

diibaratkan seperti sirkuit-sirkuit yang berdiri sendiri namun,

dengan adanya rangsangan nonverbal akan membantu otak

yang menghubungkan sel-sel otak. Jika semakin banyak sel

yang terhubung, anak akan semakin pintar.

5) Sosialisasi dan kemandirian aspek yang berhubungan dengan

kemampuan mandiri anak seperti, makan sendiri dan

membereskan mainan setelah selesai digunakan, berpisah

dengan ibu atau pengasuh, bersosialisasi dan berinteraksi

dengan lingkungannya. Pemberian stimulasi visual pada

ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak terhadap

7
lingkungannya, bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan

menggerak-gerakan seluruh tubuhnya (Dian, 2015).

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik

Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik baik

motorik kasar dan halus antara lain:

1) Faktor genetic

merupakan modal dasar dan mempunyai peran dalam

mencapai halis perkembangan anak.

2) Faktor lingkungan

Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya

potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan

menghambatnya.

Faktor lingkungan dibagi menjadi:

a. Faktor yang mempengaruhi anak pada waktu masih dalam

kandungan (factor prenatal) mulai dari konsepsi sampai

lahir antara lain gizi ibu hamil, mekanisme persalinan, zat

kimia, hormone, radiasi, infeksi, setres, imunitas, dan

anoksia embrio atau gangguan pada plasenta/tali pusar

yang menyebabkan BBLR.

b. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah

lahir (factor postnatal) digolongkan menjadi lingkungan

biologis, factor fisik, factor psikososial, dan factor

keluarga dan adat istiadat (Maryanti, 2011).

8
2.2 Baby Spa

2.2.1 Baby SPA (Solus Per Aqua)

Spa merupakan singkatan dari solus per aqua artinya solus

perawatan/pengobatan, per dengan, aqua air. Spa berasal dari

nama sebuah kota kecil di provinsi Liege, Belgia yaitu kota Spa. Di

kotaersebut terdapat sebuah mata air yang mengandung mineral

dan telah dikunjungi sejak abad ke 14. Konon yang berendam di

mata air kota Spa dapat sembuh dari berbagai gangguan

kesehatan..

Spa berarti sehat melalui air, Spa adalah suatu sistem

pengobatan atau perawatan dengan media air atau istilahnya

Hydrotherapi. Menurut Permenkes No. 1205/Memkes/X/2004 Spa

merupakan upaya tradisional yang menggunakan pendekatan

holistic melalui perawatan menyeluruh dengan menggunakan

metode kombinasi antara hydrotherapi (terapi air) dan massage

(pijat) yang dilakukan secara terpadu untuk menyeimbangkan

tubuh, pikiran dan perasaan (Julianti, 2017).

Baby spa telah lama di praktekkan oleh bangsa-bangsa lain

di berbagai beahan dunia untuk mengoptimalkan tumbuh kembang

pada bayi. Karena pada masa ini anak mengalami masa keemasan

yang merupakan tahap saat anak mulai peka dan sensitif untuk

menerima rangsangan (Galenia, 2014).

9
2.2.2 Manfaat Baby Spa

1. merangsang gerakan motorik bayi

2. Keseimbangan tubuh lebih baik

3. Bayi tidak takut terhadap air

4. Mengasah kemandirian, keberanian dan kepercayaan diri

5. Meningkatkan IQ (kecerdasan berfikir dan konsentrasi)

6. Sarana bermain yang menyenangkan bagi bayi

7. Meningkatkan kualitas tidur siang dan malam hari

8. Nafsu makan meningkat

9. Berbicara lebih cepat (Julianti, 2017).

2.2.3 Langkah-langkah Baby Spa

Perlengkapan yang perlu disiapkan sebagai keperluan untuk

baby spa adalah:

1. handuk

2. bak mandi ukuran panjang, lebar dan kedalaman 1 meter

3. pelampung/neck ring yang dilingkarkan di leher bayi

4. air yang digunakan harus selalu bersih, hanya sekali pakai.

5. bawa mainan tahan air dan mengapung di air (Julianti, 2014).

2.2.4 Tahap-tahapan Baby Spa

1. Periksa kondisi bayi

Kondisi bayi sehat, dalam keadaan senang dan tidak memiliki

kelainan bawaan dengan usia 3 bulan berat mencapai 5kg.

2. Senam /Baby Gym

10
Senam ini dilakukan sekitar 5 menit dengan tujuan untuk

menyiapkan otot dan sendi tubuh. Bayi diharapkan mampu

menggerakan anggota tubuh dengan cepat, kuat dan nyaman.

3. Berenang/baby Swim

Lama berenang 10 menit, dengan suhu air 34-35ºC, pada usia

diatas 6 bulan boleh di tingkatkan menjadi 15 menit kemudian

paling lama 30 menit. Berenang melatih otot motorik kasar dan

halus mendapat banyak latihan dan bermanfaat.

4. Pijat/Baby massage

Sentuhan pijatan dimulai dari kaki, perut, dada, tangan, wajah,

dan punggung.

5. Lap bayi dan beri ASI (Julianti, 2014)

2.2.5 Bahan Alamiah untuk Baby Spa

Bahan untuk Spa anak haruslah alamiah, tidak menimbulkan

efek samping pada kulit, sebaiknya aman, enak jika trertelan dan harus

menarik bagi anak. Bahan yang umumnya dipakai sebagai berikut

1. Susu

2. Strawberry

3. Cokelat

4. Madu

2.2.6 Gerakan Tahapan Baby SPA

1. Pijat Bayi

11
Pijat bayi adalah mengurut bagian tubuh untuk melemaskan otot

sehingga peredaran darah lancer yang dilakukan pada seluruh

permukaan tubuh bayi, Seni pijat adalah terapi sentuhan kulit dengan

menggunakan tangan. Pijat meliputi manipulasi terhadap jaringan

atau organ gtubuh dengan tujuan pengobatan serta sebagai istilah

yang digunakan untuk menggambarkan gerakan manipulasi tertentu

dari jaringan lunak tubuh (Galenia, 2014).

a. Manfaat Pijat

1) Meningkatkan berat badan dan pertumbuhan, bayi yanvg

dipijat secara teratur sejak lahir sering memperoleh

peningkatan berat badan yang lebih cepat dari bayi lainnya

mungkin karena pijatan merangsang dan produk hormon

pertumbuhan.

2) Stimulasi sentuh dapat merangsang semua sistem sensorik dan

motorik yang berguna untuk pertumbuhan otak, membentuk

kecerdasan emosi, interapersonal dan untuk merangsang

kecerdasan-kecerdasan lain.

3) Meningkatkan daya tahan tubuh, pemijatan dapat

meningkatkan kekebalan tubuh, dan dengan pijat dapat

meningkatkan kekebalan sel pertumbuhan alami (natural killer

cells).

4) Meningkatkan konsentgrasi bayi dan membuat bayi tidur lelap.

Hal ini disebabkan pijatan dapat mengubah gelombang otak.

Umumnya bayi yang dipijat akan tgertidur lebih lelap,

12
meningkatkan kesiagaan dan konsentrasi. Perubahaan ini

terjadi dengan cara menjurunkan gelombang alpha dan

meningkatkan gelombang beta serta yang dapat dibuktikan

dengan penggunaan EEG (Electro Enchephatograp).

5) Membina ikatan kasih sayan g orang tua dan anak (bounding).

Sentuhan dan pandangan kasih sayang orang tua pada bayinya

akan mengalirkan kekuatan jalinan kasih diantara krduanya

dan pada perkembangan anak, sentuhan orangtua adalah dasar

perkembangan komunikasi yang akan menumpuk cita kasih

secara timbale balik.

6) Meningkatkan produk dan pada perkembangan anak, sentuhan

orangtua adalah dasar perkembangan komunikasi yang akan

menumpuk cita kasih secara timbale balik.

7) Meningkatkan produksi ASI, Teknik pemijatan bayi yang tepat

akan meningkatkan beberapa hormone saluran cerna, oleh

sebab itu bayi akan cepat merasa lapar dan sering minum ASI.

Tentu saja itu memberikan umpan balik kepada ibu. Makin

sering ASI yang semakin lancer (Galenia, 2014).

b. Tahapan Pijat Bayi

Pijat kaki dan tangan, yaitu menguatkan otot dan tulang,

merangsang saraf motorik disamping menghilangkan

ketegangan dan memperlancar peredaran darah.

13
1) Mulailah memijat bayi mulai dari bagian kaki, kaki

merupakan tempat terbaik untuk memulai pijatan. Pertama,

peganglah kaki bayi pangkal paha.

2) Kemudian gerakan tangan kebawah secara bergantian

seperti sedang memerah susu sapi. Gerakan ini disebut

perahan india. Lakukan gerakan ini sebanyak 15 kali.

3) Kemudian remas kaki sikecil dengan kedatangan.

4) Setelah itu buat gerakan seperti memeras mulai dari pangkal

paha sampai ujung kaki. Lakukan gerakan ini selama 15

kali.

5) Pijatlah telapak kakinya menggunakan kedua ibu jari bunda

secara bergantian.

6) Lakukan pijatan ini dari arah tumit keterbatasan jari kaki.

Lakukan sebanyak 60 kali

7) Pegang pergalangan kaki dengan tangan kiri.

8) Kemudian dengan telunjuk dan ibu jari tangan kanan,

lakukan juga pemijatan pada jari-jari kaki dengan gerakan

memilih.

9) Pegang pergelangan kaki dengan tangan kanan. Tekan

ujung telapak kaki dengan ibu jari, sedangkan telunjuk

menekan bantalan kaki atau bagian bawah jari. Lakukan hal

ini selama 5 detik.

10) Lalu pindahkan telunjuk kebagian tengah telapak kaki.

Lakukan gerakan ini selama 5 detik.

14
11) Gerakan selanjutnya adalah thumb press. Tekan-tekan

telapak kaki si kecil dengan menggunakan kedua ibu jari.

12) Lakukan dengan lembut pada bagian bawah, tengah, atas,

tengah, dan kembali kebawah. Lakukan ini sebanyak empat

kali putaran.

13) Lakukan gerakan mengurut dengan ibuk jari pada punggung

kaki. Lakukan ini sebanyak 60 kali.

14) Masih dengan ibu jari, buatlah lingkaran-lingkaran kecil

disekeliling pergelangan kaki dan mata kaki. Lakukan

dengan lembut sebanyak 60 kali.

15) Langkah selanjutnya adalah Swedish milking atau perahan

cara swedia. Gerakan seperti memeras susu sapi ini sama

seperti Indian milking, tetapi lakukan dari pergelangan kaki

menuju pangkal paha.Lakukan sebanyak 15 kali.

16) Lakukan gerakan memilih atau rolling dari pangkal paha

kearah bawah sebanyak 8 kali.

17) Lakukan semua gerakan pada kaki lainnya.

18) Jangan lupa, usap kedua kaki sikecil dengan tekanan lembut

dari paha kearah pergelangan kaki.Ini merupakan gerakan

akhir untuk bagian kaki.

19) Water wheel A.Lakukan gerakan memijat pada perut bayi

seperti mengusap dari dada kebawah perut, bergantian

dengan tangan kanan dan kiri. Lakukan sebanyak 30 kali.

15
20) Water wheel B. Letakan satu tangan di atas perut, kemudian

tangan yang lain mengusap dari dada kearah perut sebanyak

15 kali.

21) Open book. Letakan kedua ibu jari di samping kanan kiri

pusar perut dan gerakan kearah samping kiri dan kanan.

22) Sun and moon. Pertama-tama buat gerakan sun. yaitu

membuat satu lingkaran penuh searah jarum jam dengan

tangan kiri.

23) Kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah

membentuk gambar matahari) lakukan gerakan ini beberapa

kali.

24) Setelah gerakan sun kemudian disusul dengan gerakan

moon. Gerakan ini, yaitu membuat gerakan setengah

lingkaran. Gunakan tangan kanan dan mulai dari bagian

kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi.

25) Lakukan gerakan sun and moon ini bersamaan. Tangan kiri

selalu membuat bulatan penuh (sun/matahari)

26) Sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setelah

lingkaran (moon/bulan).

27) Langkah selanjutnya adalah I love you. Gerakan ini

berfungsi untuk mencegah kolik pada si kecil. Pijatlah perut

bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan

menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf “I’.

16
28) Slanjutnya adalah gerakan You. Pijatlah perut bayi

membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari kanan bawah

(daerah usus buntu) ke atas.

29) Kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut kiri

bawah. Lakukan gerakan ini sebanyak 4 (empat) putaran.

30) Gerakan selanjutnya adalah walking fingers atau jari-jari

berjalan. Letakkan ujung jari-jari salah satu tangan bunda

pada perut bayi bagian kanan.

31) Lakukan gerakan seperti berjalan dengan menggunakan

jari-jari dari perut bagian kanan ke bagian kiri. Ulang

sebanyak 6-7 kali. Gerakan ini berfungsi untuk

mengeluarkan gelembung-gelembung udara pada perut si

kecil.

32) Buatlah gerakan yang menggambarkan love atau hati

dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan

bunda di tengah dada bayi.

33) Buat gerakan ke atas sampai di bawah leher

34) Kemudian ke samping di atas tulang selangka.

35) kemudian, ke bawah membentuk hati atau bentuk love dan

kembali ke ulu hati,

36) Lanjutkan dengan gerakan menyilang, dimulai dengan

tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari

tengah dada kea rah belakang kenan, dan kembali ke perut

kiri.

17
37) Kemudian tangan kiri dari tengah dada kea rah bahu kiri.

38) Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke

bawah sebanyak 10 kali. Namun, jika terdapat

pembengkakan kelenjar daerah ketiak, sebaiknya gerakan

ini tidak dilakukan.

39) Kemudian lakukan relaksasi atau pelemasan otot pada

tangan kiri dengan gerakan milking atau perahan cara india,

Lakukan sebanyak 20 kali.

40) Selanjutnya adalah gerakan seperti memeras tangan si kecil,

mulai dari pangkal tangan sampai ke ujung tangan sebanyak

6-7 kali.

41) Pijatlah punggung tangan menggunakan kedua ibu jari

bunda secara bergantian, mulai dari arah pergelangan ke

jari-jari tangan. Lakukan sebanyak 40 kali.

42) Gerakan ke pergelangan jari-jari tangan bayi bunda. Masih

dengan ibu jari, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di

sekeliling pergelangan tangan lakukan sebnyak 60 kali.

43) Kemudian dengan telunjuk dan ibu jari bunda, lakukan juga

pemijatan pada jari-jari tangan dengan gerakan memilin.

44) Lakukan gerakan memilih atau rolling pada tangan dari

pangkal tangan ke pergelangan sebanyak 8 kali.

45) Lakukan seluruh gerakan pada tangan l,ainnya.

46) Untuk memijat daerah muka tidak perlu menggunakan

minyak pijat.

18
47) Letakan jari-jari kedua tangan bunda pada pertengahan

dahi.

48) Tekanan jari-jari bunda dengan lembut mulai dari tengah

dahi keluar ke samping kanan dan kiri seolah menyetrika

dahi, lakukan sebanyak 10 kali.

49) letakan kedua ibu jari bunda di antara kedua alis mata.

50) Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada

alis mata.

51) Kemudian di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke

samping, lakukan sebanyak empat kali.

52) Gerakan selanjutnya, letakan kedua ibu jari bunda pada

pertengahan alis kemudian tekan ibu jari bunda dari

pertengahan alis.

53) Lalu turun melalui tepi hidung kea rah pipi dengan

membuat gerakan ke samping lalu ke atas seolah membuat

bayi tersenyum. Lakukan sebanyak enam kali.

54) Letakan kedua ibu jari bunda di atas mulut di bawah sekat

hidung

55) Gerakkan kedua ibu jari bunda dari tengah ke samping

sebanyak 10 kali

56) Letakan kedua ibu jari buna di tengah dagu dan pijat kea rah

samping sebanyak 10 kali.Dengan jari kedua tangan,

buatlah lingkaran kecil di daerah rahang bayi.

19
57) Dengan menggunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan

lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri

58) Tengkurapkan bayi melintang di depan bunda dengan

kepala sebelah

59) Taruhlah tangan bunda di kiri dan kaki di sebelah kanan.

punggung bayi, pijatlah sepanjang punggung bayi dengan

gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan.

60) Lakukan dari leher ke bawah sampai ke pantat bayi, lalu

kembali lagi ke leher.

61) Gerakan selanjutnya, pegang pantat bayi dengan tangan

kanan dan dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke

bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan

pantat bayi.

62) Ulangi gerakan memijat punggung tadi. tetapi kali ini

tangan kanan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan

sampai ke tumit kaki bayi

63) Buat gerakan melingkar kecil jari bunda, batas tengkuk

sampai ke pantat di punggung menggunakan dari sebelah

kiri dan kanan

64) Buatlah gerakan lingkaran-lingkaran kecil di daerah

punggung bagian bawah

65) Kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat

66) Terakhir, buat fgerakan menggaruk leher kea rah bawah

sampai pantat si kecil.

20
2. Senam Bayi

Senam bayi merupakan latihan untuk membantu

stimulasi pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf dan

motorik bayi secara optimal. Melalui senam bayi, kedekatan

(bounding) antara ibu dan bayi akan semakin kuat. Dengan

senam bayi juga bisa mengetahui perkembangan yang salah

pada bayi secara dini sehingga dapat dilakukan tindakan

antisipasi yang tepat agar bayi tumbuh normal. Senam bayi

sangat penting untuk menguatkan otot-otot dan juga sendi-sendi

pada bayi sebagai persiapan bayi untuk duduk, berdiri, dan

berjalan. Senam bayi dilakukan berdasarkan pola perkembangan

bayi (Julianti, 2017).

a. Manfaat Senam Bayi:

1) Merangsang pertumbuhan dan perkembangan, serta

kemampuan pergerakan bayi yang lebih optimal.

2) Sebagai salah satu cara deteksi dini terhadap adanya

kelainan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi.

Deteksi yang dilakukan lebih dini merupakan tindak yang

tepat untuk penanganan agar bayi tumbuh dengan normal.

3) Meningkatkan kemampuan intelegensia yang kompleks

pada bayi termasuk belajar mengoordinasi.

21
4) Menguatkan otot dan [ersendian pada bayi sebagai

persiapan bayi untuk duduk berdiri dan berjalan kelak.

5) Membuat tubuh bayi lebih bugar dan sehat

6) Meningkatkan fleksibilitas atau daya kelenturan tubuh

7) Mengoptimalkan fungsi pendengaran, pengelihatan dan

tumbuh kembang bayi.

8) Sentuhan yang diberikan orang tua ketika melakukan

gerakan senam ini dapat mempererat ikatan kasih syang

antara orang tua dan bayi.

9) Memperlancar peredaran darah, menyehatkan jantung, dan

meningkatkan koordinasi, keseimbangan dan

kewaspadaan.

10) Meningkatkan perkembangan sensorik dan motorik bayi.

11) Meningkatkan kekebalan tubuh (Riksani, 2013).

b. Tahap-tahap Senam Bayi

1) Sebelum melakukan renang, sebaiknya lakukan

pemanasan pada si kecil

2) Gerakan tangan kanan si kecil ke arah atas sehingga

ketiaknya terbuka, sedangkan tangan kiri ditaruh didepan

dada, Lakukan 8 kali dan bergantian tangan lainnya.

3) Lakukan gerakan membuka dan menutup tangan di depan

dada sebanyak 8 kali.

4) Selanjutnya adalah gerakan silang, taruh tangan si kecil di

depan dada, bergantian antara tangan kiri dan tangan.

22
5) Tekuk kaki sehingga dengkul berada di perut bersamaan

dengan itu lengan kanan sehingga bertemu dengan bayi,

hitungan dan juga sebaliknya sebanyak 8 hitungan.

6) Tekuk kedua kaki sehingga dengkul memnyentuh perut.

lakukan gerakan ini kaki kanan dan kaki kiri bergantian 8

kali, Kemudian lakukan dengan kanan dan kaki kiri

bersamaan.

7) Lakukan gerakan kaki kiri menyilang pada kaki kanan dan

sebaliknya, juga sebanyak 8 kali

8) Angkat kedua kaki sikecil membentuk sudut 90º. Lakukan

sebanyak 8 hitungan (Julianti, 2017).

3. Renang Bayi

Renang merupakan olahraga pertama yang aman untuk

diperkenalkan pada bayi. Hal ini dikarenakan bayi sudah

terbiasa berenang didalam cairan ketuban selama Sembilan

bulan dalam kandungan. Cairan ketuban itu membuat bayi

merasa aman, nyaman, dan hangat. Oleh karena itu, semenjak

lahir bayi anda telah memilih kemampuan insingtif untuk

bergerak di dalam air dan tidak akan merasa ketakutan.

a. Manfaat berenang bagi bayi

1) Menghilangkan rasa takut pada air.

2) Meningkatkan pertumbuhan fisik, emosional, dan social

sejak bayi.

23
3) Sarana bermain yang menyenangkan.

4) Menciptakan bonding (ikatan kasih sayang orang tua)

5) membantu pertumbuhan otot bayi.

6) Meningkatkan daya tahan tubuh sehingga terhindar dari

berbagai penyakit.

7) mengasah life skill meliputi keberanian, kemandirian,

dan rasa percaya diri.

8) Mengurangi ketakutan terhadap olahraga air saat dewasa

nantinya.

9) Membangun sistem saraf. membuat bayi mudah untuk

tidur dan juga menambah nafsu makan.

10) Meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan

lingkungan baru.

11) Gerakan bayi saat berenang dapat merangsang

pertumbuhan saraf-saraf tepi sehingga saraf otaknya

akan menjadi lebih aktif dan diharapkan dapat

meningkatkan tingkat kecerdasannya. (Riksani, 2013).

b. Tahap-tahap Renang

1) Pasangkan neck ring atau pelampung leher pada si kecil

sebelum berenang

2) Pastikan klip berada di belakang kepala dan dagu si kecil

berada pada cekungan yang ada pada neck ring

3) Masukan si kecil perlahan-lahan kedalam air. Gerakkan

tangan dan kakinya di dalam air.

24
4) Biarkan si kecil berenang dan menggerakan seluruh anggota

tubuhnya.

2.3 Konsep Baby Spa Terhadap Perkembangan Motorik Pada Bayi


Baby spa merupakan perawatan spa tubuh pada bayi yang dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu mandi berendam atau berenang dan pijat

(Yahya, 2011). Spa adalah upaya kesehatan tradisional yang menggunakan

pendekatan holistic, melalui perawatan menyeluruh dengan menggunakan

metode kombinasi ketrampilan hidroterapi, pijat (massage) yang

diselenggarakan secara terpadu untuk menyeimbangkan tubuh, pikiran dan

perasaan (body, mind and spirit) (Permenkes, 2004).

Baby spa tubuh bayi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mandi

berendam atau berenang dan pijat (Yahya, 2011).

1. Mandi Berendam

Mandi berendam sangat efektif untuk menghilangkan kelelahan dan

kejenuhan. Pada bayi dan anak, mandi berendam merupakan pilihan

yang tepat untuk membantu menghilangkan kelelahannya.

2. Pijat Bayi

Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang

dipraktekkan sejak berabad-abad silam. Bahkan, diperkirakan ilmu ini

telah dikenal sejak awal manusia diciptakan ke dunia, karena pijat

sangat berhubungan erat dengan kehamilan dan proses kelahiran

manusia (Roesli Utami, 2010).

Beberapa penelitian membuktikan manfaat berendam dan berenang

bagi bayi cukup banyak diantaranya :

1. Berendam dan berenang akan merangsang gerakan motorik bayi.

25
Dengan bermain air, otot-otot bayi akan berkembang dengan

sangat baik, persendian tumbuh secara optimal , pertumbuhan badan

meningkat, dan tubuh pun menjadi lentur. Dengan kata lain, gerakan

di dalam air semua anggota tubuh bayi akan terlatih, karena seluruh

anggota tubuh digerakkan mulai dari kaki, tangan, hingga kepala

walaupun gerakannya belum sempurna. Bayi belajar bergerak di

dalam airakan mampu berjalan lebih awal dibandingkan bayi-bayi

lainnya karena kemampuan kontrol otot mereka lebih meningkat.

Kemampuan motorik bayi akan berkembang lebih pesat, karena pada

saat berenang di dalam air, efek gravitasi sangat rendah sehingga

memungkinkan bayi untuk bergerak lebih banyak dan semua otot pun

dapat bekerja secara optimal.

2. Bayi yang dilatih berenang akan memiliki keseimbangan tubuh yang

lebih baik.

Hasil riset gabungan dari Lancaster University dan Norwegian

University of Science and Technology mengungkapkan bahwa bayi

yang berenang memiliki keseimbangan yang lebih baik dan dapat

lebih mudah meraih sebuah objek dibandingkan bayi yang tidak

berenang. Hasil riset juga menyebutkan bahwa pengenalan olahraga

renang pada bayi beberapa bulan pasca dilahirkan membantu mereka

mengembangkan ketrampilan fisik di kemudian hari.

3. Bayi yang dibiasakan bergerak di dalam air tidak akan takut terhadap

air.

26
Banyak bayi tidak mau mandi karena takut air. Jika kegiatan

berenang dikenalkan sejak dini mungkin maka bayi akan terbiasa

dengan terbiasa dengan air dan tidak akan takut lagi, bakan sangat

senang berada di dalam air dan bermain di air.

4. Berendam dan berenang akan mengasah kemandirian, keberanian, dan

kepercayaan diri bayi.

Berenang akan mendorong bayi tumbuh menjadi sosok yang

mandiri dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Kemampuan

berenang dibiasakan maka dapat meningkatkan kepercayaan diri dan

pengembangan pribadi, fisik, dan emosional. Hal ini juga sangat

bermanfaat bagi bayi yang memiliki kelainan bawaan seperti Down

Syndrome dan Cerebal Palsy.

5. Berenang dapat meningkatkan IQ (kecerdasan berfikir) dan

konsentrasi.

Pada saat berenang bayi menggerakkan seluruh anggota badan,

gerakan ini dapat merangsang pertumuhan saraf-saraf tepi sehingga

saraf otak menjadi lebih aktif, dan hal ini dapat meningkatkan

kepintarannya. Bayi yang berenang sejak dini akan terbiasa mengikuti

instruksi atau mendengarkan perkataan orang lain. Hal ini membuat

kemampuan kognitifnya makin bekembang. Perkembangan kognitif

meliputi berfikir, belajar, dan kemampuan memecahkan masalah.

6. Berendam dan berenang menjadi sarana bermain yang sangat

menyenangkan bagi bayi.

27
Kegiatan ini dapat membuat bayi mengingat kembali masa-

masa hidupnya ketika ia berada didalam kandungan.

7. Berendam dan berenang meningkatkan kualitas pola tidur siang dan

malam.

Tidur bayi akan makin lelap. Banyak penelitian membuktikan

bahwa tidur lelap pada bayi meningkatkan kecerdasannya.

8. Berenang secara rutin juga dapat mempengaruhi nafsu makan bayi.

Gerakan yang banyak di dalam air akan meningkatkan

metabolisme tubuh bayi sehingga secara otomatis mafsu makan bayi

akan meningkat. Menurut Wong (2000) yang dikutip dalam Hidayat

(2011), Perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat

tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar.

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh

yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara

dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes RI, 2013).

Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan

perkembangan.Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan

hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang

dipengaruhinya, misalnya perkembangan dengan system neuromuskuler,

kemampuan berbicara, emosi dan sosialisasi.Kesemua fungsi tersebut

berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh (Kemenkes RI,

2013).

28
Perkembangan pada anak mencakup perkembangan motorik halus,

perkembangan motorik kasar, perkembangan bahasa, dan perkembangan

perilaku atau adaptasi sosial (Hidayat, 2011).

1. Perkembangan motorik halus pada bayi usia 4-6 bulan adalah sudah

mulai mengamati benda, mengeksplorasi benda yang dipegang,

mengambil obyek dengan tangan tertangkup, menahan benda di kedua

tangan secara simultan.

2. Perkembangan motorik kasar pada bayi usia 4-6 bulan adalah pada

perubahan dalam aktivitas, seperti telungkup pada alas, dan sudah

mulai mengangkat kepala dengan melakukan gerakan menekan kedua.

tangannnya, mampu memalingkan kepala ke kanan dan ke kiri,

berguling dan terlentang ke tengkurap.

3. Perkembangan bahasa pada bayi usia 4-6 bulan adalah menirukan

bunyi tau kata-kata, menoleh ke arah suara atau sumber bunyi,

menggunakan vokalisasi semakin banyak.

4. perkembangan perilaku atau adaptasi social pada bayi usia 4-6 bulan

dapat diawali dengan mengamati tangannya, tersenyum spontan jika

diajak tersenyum, mengenal ibunya, senang menatap wajah-wajah

yang dikenal.

29
BAB 3

METODE

3.1 Strategi Dalam Pencarian Literature

3.1.1 Framework yang digunakan

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan

PICOS frameword.

1. Population/problem artikel Nasional dan Internasional yang

berhubungan dengan perkembangan motorik kasar/halus pada bayi .

2. Intervention pemberian baby spa.

3. Comparation, tidak ada pembanding.

4. Outcome, ada peningkatan perkembangan motorik kasar/halus pada

bayi.

Study design, desain penelitian yang di gunakan dalam sebuah

jurnal yang akan di review. Pada Literature reveiw ini studi desain yang

digunakan meliputi Quasi Experiment, Surve, Doskriptif korelasi, Pre

Exsperimental design, Pre and post research design test whitout control

group design.

3.1.2 Kata kunci

Dalam pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan

bolean operator (AND, OR, AND NOT, atau NEAR) yang digunakan

untuk memperluasatau menspesifikasi dalam pencarian, sehingga

mempermudah dalam pencarian atau menemukan artikel dalam jurnal

30
yang digunakan. Kata kunci yang digunakan dalam penelitian yaitu,

untuk Internasional menggunakan keyword, ”baby spa for motor

development”, “ gross/fine motor development in babies” sementara

31
untuk artikel nasional menggunakan kata kunci, “baby spa dan

perkembangan motorik”, “perkembangan motorik kasar/halus”,

“motorik kasar dan halus pada baby spa”.

3.1.3 Database atau search engine

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan data sekunder yang didapatkan bukan dari pengamatan

langsung, melainkan yang didapatkan dari hasil penelitian yang sudah

dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang

didapat dari jurnal atau artikel dan sesuai dengan topik yang dilakukan

melalui “Google Scholar”, “PubMed Central”, “ProQuest”, dan

“ScienceDirect”.

3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Tabel 3.1 Kriteria inklusi dan eksklusi dengan format PICOS

Kriteria Inklusi Eksklusi


Population/ Jurnal atau artikel yang Jurnal atau artikel yang tidak ada
problem berhubungan dengan hubungan dan pengaruhnya terhadap
topik penelitian yaitu dengan topik yang akan mengeluarkan
perkembangan motorik atau menghilangkan subjek yang sudah
kasar/halus pada bayi. memenuhi kriteria inklusi
Intervantion Faktor internal, faktor Faktor yang tidak mempengaruhi
eksternal, agent perkembangan motorik kasar/halus
Comparation Tidak ada faktor Tidak ada faktor pembanding
pembanding
Outcome Adanya hubungan atau Tidak ada hubungan atau pengaruh
pengaruh terhadap terhadap terapi non farmakologi terhadap
terapi non farmakologi tingkat perkembangan motorik.
terhadap tingkat
perkembangan motorik.
Study Design Quasy ekspreimental, Book chapters, conference abstrak,
Pra eksperimental, Pre- observational study
eksperimental

31
Tahun terbit Jurnal atau artikel yang Jurnal atau artikel yang terbit sebelum
terbit setelah Tahun Tahun 2016
2016
Bahasa Bahasa Inggris dan Selain Bahasa Inggris dan Bahasa
Bahasa Indonesia Indonesia

3.3 Hasil Pencarian dan Seleksi Study

Berdasarkan hasil pencarian dari literature review yang digunakan

melalui publikasi Google Scholar, PubMed Central, dan ScienceDirect

peneliti menggunakan kata kunci “ baby spa for motor development” and

“groos / fine motor development in babies” dan “baby spa dan

perkembangan motorik”. dalam pencarian peneliti menemukan 524 jurnal

yang sesuai dengan kunci tersebut. Jurnal penelitian tersebut kemudian

diskrining sebanyak 444 jurnal dieksklusi karena terbitan tahun 2016

kebawah, menggunakan bahasa selain bahasa inggris dan bahasa indonesia.

Kemudian jurnal dipilih kembali berdasarkan kriteria inklusi yang sudah

ditentukan oleh peneliti, seperti jurnal yang memiliki judul yang sama

ataupun memiliki tujuan peneliti yang hampir sama dengan penelitian ini

dengan mengidentifikasi abstrak pada jurnal – jurnal tersebut. Jurnal yang

tidak memenuhi kriteria maka dieksklusi sehingga didapatkan 10 jurnal

yang akan dilakukan ulasan pada setiap jurnalnya.

32
Pencarian menggunakan Excluded ( N = 80)
keyword melalui database
- Google Schoolar ( n = 72 )
Google Scholar , PubMed
- PubMed Central s ( n = 3 )
Central s , ScienceDirect - ScienceDirect (n = 5 )
N = 524

Excluded ( N = 315 )
Seleksi jurnal 5 tahun
terakhir (2016-2020), Problem/populasi:
menggunakan bahasa inggris
-tidak sesuai topik (n=250)
dan bahasa indonesia
Intervention:
N = 444
-tidak sesuai (n-35)

Outcame:
Seleksi judul dan duplikat
-tidak ada hubungan
n = 364 (n=16)

Study design:

-system review (n=9)


Identifikasi abstrak
-book (n=5)
n = 49

Jurnal akhir yang dapat


dianalisa sesuai rumusan Excluded ( N = 39 )
masalah dan tujuan
- Respon tidak sesuai ( n =
n = 10 21)
- Tujuan penelitian tidak
sesuai ( n = 18 )

33
Gambar 3.1 Diagram flow hasil pencarian dan seleksi studi

34
3.4 Daftar Artikel Hasil Pencarian

Literature review ini disintesis menggunakan metode naratif dengan

mengelompokkan data- data hasil ekstraksi yang sejenis sesuai dengan hasil

yang diukur untuk menjawab tujuan dari penelitian ini. jurnal peneliti yang

sesuai dengan kriteria dikumpulkan dan diuat ringkasan jurnal yang meliputi

author, tahun terbit, judul, metode penelitian yang meliputi : desain

penelitian, sampling, variabel, instrumen dan analisis, hasil penelitian serta

datbase.

35
Tabel 3.2 Daftar Artikel Hasil Pencarian

Metode
VOLUME, (desain,Sampel,
NO AUTHOR TAHUN JUDUL HASIL LR DATABASE
ANGKA Variabel, Instrumen,
Analisis)
1 1. wahyuni 2020 Vol.2 ,No.2 Pengaruh Baby Spa  D: quasi experiment Hasil penelitian Google
2. rofiana Terhadap  S: Non probability didapatkan perbedaan scholar
Perkembangan sampling perkembangan motorik https://ojs.fdk
Motorik Kasar  VARIABEL: kasar pada kelompok .ac.id/index.p
Dan Motorik Halus VI: baby spa intervensi adalah p- hp/MCHC/art
Pada Bayi Usia 3-6 VD: Perkembangan value 0,034 (p0,05). icle/view/104
Bulan Motorik Kasar dan Perbedaan 5
Motorik Halus perkembangan motorik
 I: Kuesioner halus pada kelompok
 A: univariat dan kontrol adalah p-value
bivariate. 0,810 (p>0,05).
Perbedaan
perkembangan motorik
kasar kelompok
intervensi dan
kelompok kontrol
didapatkan nilai p-value
0,034 (P< 0,05).
Perbedaan
perkembangan motorik
halus kelompok
intervensi dan
kelompok kontrol
didapatkan nilai p-value
0,043 (P< 0,05).

36
2 1. Febry 2021 Vol.11 Baby Spa  D: quasi experiment Hasil penelitian Google
Mutiaria ,No.2 Memengaruhi  S: simple random didapatkan sebagian scholar
mi Perkembangan sampling besar bayi pada https://jurnal.
Dahlan Motorik Bayi  VARIABEL: kelompok eksperimen um-
2. Risza Usia 3-6 Bulan Di VI: baby spa sebelum melakukan palembang.ac
Choirunni Jakarta Timur VD: Perkembangan baby spa terdapat 10 .id/syifamedi
sa Motorik Bayi bayi (33,3%) dengan ka/article/vie
3. Misrati  I: Kuesioner kategori perkembangan w/2625
 A: Wilcoxon signed meragukan dan setelah
rank test dan Mann melakukan baby spa
Whitney menjadi 2 bayi (6,7%).
Setelah dilakukan
analisa bivariat
didapatkan ada
pengaruh baby spa
terhadap
perkembangan motorik
bayi pada usia 3-6
bulan.
3 1. Esti 2016 Vol.6 ,No.2 Pengaruh Baby Spa  D: quasi experiment Hasil penelitian ini Google
Rachmaw Terhadap  S: Purposive menunjukkan bahwa scholar
ati Perkembangan Sampling nilai signifikansi https://docpla
Wahyuni Kemampuan  VARIABEL: sebesar 0,000 dengan yer.info/5188
ngtyas Motorik Kasar VI: baby spa alpha sebesar 5% 9627-
2. Dr. Bayi Di My Baby VD: kemampuan sehingga dapat Pengaruh-
Himawan Spa Surabaya fisik motorik kasar dikatakan terdapat baby-spa-
Wismana anak pengaruh baby spa terhadap-
di, M.Pd.  I: DDST terhadap perkembangan perkembanga
 A: Uji t kemampuan motorik n-
kasar bayi usia 6-9 kemampuan-
bulan di My Baby SPA motorik-
Surabaya. kasar-bayi-

37
di-my-baby-
spa-
surabaya.htm
l
4 1. Nopri 2020 Vol.5 No.1 Hubungan Baby  D: survey Hasil penelitian Google
Padma Spa Dengan  S: Purposive menunjukkan bahwa scholar
2. Nudesti Perkembangan sampling ada Hubungan Baby https://ejourn
Motorik Kasar  VARIABEL: SPA dengan al.annurpurw
Pada Bayi Usia 6 VI: baby spa Perkembangan Motorik odadi.ac.id/in
Bulan Di Riu Mom VD: Perkembangan Kasar Pada Bayi Usia 6 dex.php/TSC
Kids And Baby Motorik Kasar Bulan di Riu Mom Kids Bid/article/vi
Spa Pati  I: Kuesioner And Baby SPA Pati ew/198#:~:te
 A: Chi square yaitu X2 hitung 11,090 xt=Hasil%3B
dan nilai p Value = %20Hasil
0,004<0,05. %20penelitia
n
%20menunju
kkan
%20bahwa,
%3D
%200%2C00
4%3C0%2C0
5.
5 1. Dwi 2017 Vol.01, Hubungan  D: deskriptif korelasi Hasilnya p- value= Google
Suprapti No.02 Frekuensi Baby  S: purposive 0,043 < α (0,05). Ada scholar
2. Neneng Spa Dengan sampling hubungan yang http://digilib.
Sukmawa Perkembangan  VARIABEL: signifikan antara stikesicme-
ti Pada Bayi Usia 4-6 VI: baby spa frekuensi baby spa jbg.ac.id/ojs/i
3. Rawat Bulan Di Klinik VD: Perkembangan dengan perkembangan ndex.php/jib/
Umbarwa Baby Spa Aulia Motorik Kasar bayi usia 4-6 bulan di article/view/4
ti  I: Kuesioner Klinik Baby Spa Aulia. 80
 A: Chi Square Diharapkan penelitian

38
ini dapat menjadi salah
satu alternatif dalam
memberikan
rangsangan
perkembangan bayi.
6 1. Lida 2020 Vol 8, No.2 The Effect Of Baby  D: pre eksperimental Hasil analisa data Google
Khalimat Solus Per Aqua design pada sensory skill scholar
us (Baby Spa) To  S: Simple random diperoleh nilai p = https://ejourn
Sa’diya Sensory Skill, Fine sampling 0.962 menunjukkan al.almaata.ac.
2. Tria Motor Skill And  VARIABEL: bahwa baby spa kurang id/index.php/
Wahyuni Gross VI: baby spa efektif JNKI/article/
ngrum Motor Skill In VD: sensory skill, fi terhadap peningkatan view/1232
3. Lutfi Children Aged 6- ne motor skill dan sensory skill,
wahyuni 24 Months Di gross motor skill sedangkan pada fi ne
4. Yunika Wawa Holistic  I: Kuesioner motor skill diperoleh
Nurtyas Care Mojokerto  A: Uji Mann- nilai p
Whitney = 0.000 dan gross
motor skill diperoleh
nilai p = 0.000 artinya
baby spa efektif
terhadap
peningkatan fi ne motor
skill dan gross motor
skill pada anak usia 6
sampai dengan 24
bulan.
7 1. Kumaesih 2020 Vol.14 The Influence of  D: quasi experiment The result of research Google
.Een, ,No.4 Baby Spa Toward  S: simple random indicates that there scholar
2. Ariesty.A Growth and sampling are influences of babies
.R, Development  VARIABEL: weight growth after Complement
3. Masriadi Rough and Smooth VI: baby spa doing baby spa p ary Index
Motoric Babies, VD: Growth and (0,000) <p (0.05), (Q3)

39
Age 3 – 12 Months Development Rough influences of http://e-
in the and Smooth Motoric development resources.per
Subdistrict Babies rough motoric after pusnas.go.id:
Lapongkoda  I: wawancara dan doing baby spa p 2148/eds/deta
Disrict of Tempe kuesioner (0,000) <p (0.05), il/detail?
Wajo Regency  A: Uji T-test influences of vid=3&sid=3
development smooth f22d322-
motoric after 718e-4628-
doing baby spa p bf13-
(0,000) <p (0.05). 2373bae686b
1%40session
mgr103&bda
ta=JnNpdGU
9ZWRzLWx
pdmU
%3d#AN=14
8409272&db
=edb
8 1. Walianti 2018 Vol.10, The Influence Of  D: Quasi The rough motoric Google
Fidyah No.1 Baby Massage To Eksperimental development at the scholar
Cendani Rich Motoric  S: purposive baby age 0 – 12 month https://www.
2. Witriyani Development In sampling before giving treatment e-
3. Erlina Baby Ages 0-12  VARIABEL: is delayed as big as 40 journal.stikes
Hermawa Months In Nadiayu VI: Baby Massage % and after giving dutagama.ac.i
ti Baby Care VD: Rich Motoric treatment is normal d/index.php/e
Regency In Development (40%). The result of P -
Glodogan Indah  I: Kuesioner value is 0,002 (P<0,05). journal/articl
District Klaten  A: Wilcoxon test e/view/3
9 1. Noviani 2018 Vol 6, No.8 The impact of baby  D: quasi The research 20 infants Google
Ni spa on the growth eksperimental of treatment group and scholar
Wayan and development of  S: Simple random control group https://www.
2. Fitria . infants aged 3-6 sampling statistically showed msjonline.org

40
months at  VARIABEL: significant increase /index.php/ijr
Puskesmas I VI: baby spa before and after baby ms/article/vie
Denpasar Selatan VD: Development, spa treatment in term of w/4957
Growth growth and
 I: Kuesioner development of infants
 A: Screening Test aged 3-6 months with p
value=0.0000. There
was an impact of the
baby spa treatment
towards the growth and
development of infant
aged 3-6 months based
on the p value: 0.021.
10 1. Siti Nur 2020 Vol.436 The Effect of Baby  D: Quasi experiment The results of the study Google
Umariyah Massage Toward  S: accidental showed that p scholar
Febriyant the Development of sampling value of 0,000 (p https://www.r
i Three Months  VARIABEL: <0.05), there is an esearchgate.n
2. Wiji Baby VI: Baby Massage effect of infant massage et/publication
Munjilah VD: Development of on the development of /341360113_
3. Ni Three Months Baby 3-month-old infants. The_Effect_o
Nyoman  I: Kuesioner f_Baby_Mass
Maryanin  A: Uji t age_Toward_
gtyas the_Develop
4. Adinatha ment_of_Thr
5. Rose Nur ee_Months_
Hudharia Baby
ni

41
BAB 4

HASIL DAN ANALISIS

4.1 Hasil

4.1.1 Karakteristik Umum Literature

Pada bagian ini terdapat literature yang keasliannya dapat

dipertanggungjawabkan dengan tujuan penelitian. Tampilan hasil

literature dalam tugas akhir literature review berisi tentang ringkasan

dan pokok – pokok hasil dari setiap artikel yang terpilih dalam bentuk

tabel, kemudian dibawah bagian tabel dijabarkan apa yang ada didalam

tabel tersebut berupa makna dan trend dalam bentuk paragraf

( Hariyono et al., 2020).

No. Kategori N %
A. Tahun Publikasi

1. 2016 1 10

2. 2017 1 10

3. 2018 2 20

4. 2020 5 50

5. 2021 1 10

Total 10 100

B. Desain Literature Review

1. Quasi experiment 7 70

2. Survey 1 10

3. Deskriptif korelasi 1 10

42
4. Pre eksperimental 1 10

Total 10 100

C. Sampling Literature Review

1. Non probability sampling 1 10

2. Accidental Sampling 1 10

4. Purposive Sampling 5 30

Simple Random Sampling 3 50

Total 10 100

Instrumen Literature Review

1. Kuesioner 7 70

2. DDST 1 10

3. Pre test and Post Test 1 10

4. Wawancara dan Kuesioner 1 10

Total 10 100

E. Analisis Statistik Penelitian

1. Univariat dan bivariate 1 10

2. Wilcoxon signed rank test and Mann Whitney 1 10

3. Uji t 2 20

4. Chi square 2 20

5. Uji Mann-Whitney 1 10

6. Uji T-test 1 10

7. Wilcoxon test 1 10

8. Screening Test 1 10

Total 10 100

43
Penelitian ini yang dilakukan dengan literature review hampir setengahnya

sebesar (50%) dipublikasikan pada tahun 2020 dengan sebagian besar (70%)

menggunakan desain penelitian Quasi experiment. Penelitian literature review ini

hampir setengahnya (50%) menggunakan teknik Simple random sampling

sebagian besar (70%) menggunakan lembar kuesioner dengan rata- rata (20%)

mengunakan analisis Uji t dan Chi Square.

4.2 Pengaruh Baby Spa Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Dan Motorik

Halus Pada Bayi

No Analisis Literature Sumber Empiris


1. Perbedaan perkembangan motorik halus Wahyuni dan Rofiana (2020)
kelompok intervensi dan kelompok ,Suprapti, Sukmawati,
1. kontrol didapatkan nilai p-value 0,043 Umbarwati (2017)
(P< 0,05). Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan nilai p value sebesar 0,043 <
nilai = 0,05 yang menunjukkan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara
frekuensi baby spa dengan perkembangan
pada bayi usia 4-6 bulan.
Analisis dalam penelitian ini Dahla, Choirunnisa, Misrati
menggunakan uji Wilcoxon signed rank (2016)
test (nilai p <0,05). Hasil penelitian
2.
sebagian besar bayi kelompok
.
eksperimen sebelum melakukan baby spa
(33,3%) dengan kategori perkembangan
meragukan dan setelah melakukan baby
spa (6,7%) pada usia 3 – 6 bulan.
3.3.Hasil penelitian menunjukkan nilai Wahyuningtyas, Wismanadi
signifikansi sebesar 0,000 dengan alpha (2021)
sebesar 5% terdapat pengaruh baby spa
3. terhadap perkembangan kemampuan
motorik kasar bayi usia 6-9 bulan

4. Hasil penelitian menunjukkan terdapat Padma, Nudesti (2020)


Hubungan Baby SPA dengan
Perkembangan Motorik Kasar Pada Bayi

44
Usia 6 Bulan dan nilai p Value =
0,004<0,05
Hasil analisa data pada sensory skill Sa’diya,Wahyuningrum,Wah
diperoleh nilai p = 0.962 sedangkan pada yuni,Nurtyas (2020)
5. fi ne motor skill diperoleh nilai p = 0.000
dan gross motor skill diperoleh nilai p =
0.000, usia 6 – 24 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan ada Kumaesih, Ariesty, Masriadi
pengaruh terhadap pertumbuhan berat (2020), Febriyanti, Munjilah,
badan bayi setelah dilakukan baby spa p Maryaningtyas, Adinatha,
(0,000) < p (0,05), pengaruh terhadap Hudhariani (2020)
perkembangan motorik kasar setelah
6.
dilakukan baby spa p (0,000) < p (0,05),
pengaruh terhadap kelancaran
perkembangan. motorik setelah
melakukan baby spa p (0,000) < p (0,05)
usia 3 – 12 bulan.
Perkembangan motorik kasar Cendani, Witriyani,
pada bayi usia 0 – 12 bulan Hermawati (2018)
sebelum diberikan pengobatan
mengalami keterlambatan sebesar
7.
40% dan setelah diberikan
pengobatan normal (40%). Hasil
nilai P adalah 0,002 (P<0,05)

Penelitian kelompok perlakuan Wayan, Fitria (2018)


dan kelompok kontrol secara
statistik menunjukkan
peningkatan yang signifikan
sebelum dan sesudah perawatan
8. baby spa dengan nilai p=0,0000.
Ada pengaruh perawatan baby spa
terhadap tumbuh kembang bayi
usia 3-6 bulan berdasarkan p
value : 0,021

Analisis statistik didapatkan nilai pvalue 0,034 (P< 0,05), maka dapat

disimpulkan ada perbedaan perkembangan motorik kasar yang signifikan antara

kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil penelitian sejalan dengan

penelitian [ CITATION Ung10 \l 1057 ] Perkembangan bayi sesudah baby spa

menunjukkan bahwa pada responden mengalami peningkatan perkembangan

45
motorik kasar. Perbedaan perkembangan motorik halus kelompok intervensi dan

kelompok kontrol didapatkan nilai p-value 0,043 (P< 0,05). Hal ini juga sesuai

dengan penelitian yang dilakukan [ CITATION Kho14 \l 1057 ] semakin baik

pemberian tindakan stimulasi yang dilakukan pada anak maka anak akan

memperoleh hasil perkembangan motorik kasar yang normal dan sesuai

perkembangannya.

Penelitian perkembangan motorik pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol saat pemeriksaan kedua dengan nilai p 0,000 sehingga dapat

disimpulkan terdapat pengaruh perkembangan motorik pada pada bayi. Pada

penelitian Triani (2019), didapatkan hasil uji beda pada kelompok yang diberikan

baby spa dan pijat bayi saja yang menyatakan ada perbedaan setelah diberikan

intervensi dan ada pengaruh pada dua kelompok yang diberikan intervensi. Hal ini

disebabkan karena baby spa yang diberikan pada kelompok intervensi dan

massage yang diberikan pada kemompok kontrol, sama-sama merupakan

stimulasi bagi perkembangan bayi.

Penelitian hasil menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan alpha

sebesar 5% sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh baby spa terhadap

perkembangan kemampuan motorik kasar bayi usia 6-9 bulan. Kemampuan

kontrol motorik bayi akan berkembang lebih pesat daripada jika ia hanya bermain

di lantai, karena pada saat berenang didalam air, efek gravitasi sangat rendah

sehingga memungkinkan untuk bayi bergerak lebih banyak dan semua otot pun

dapat bekerja dengan optimal (Yahya, 2011).

Hasil penelitian menunjukkan terdapat Hubungan Baby SPA dengan

Perkembangan Motorik Kasar Pada Bayi Usia 6 Bulan dan nilai uji statistik

46
dengan chi squarep Value = 0,004<0,05. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ni Wayan Manik& Idah Ayu Wulandari Tahun 2017. Bayi sangat

memerlukan stimulasi untuk dapat tumbuh kembang secara optimal, pada tahun -

tahun pertama perkembangannya stimulasi yang harus diberikan salah satunya

yaitu stimulasi taktil dalam bentuk perhatian dan kasih sayang yang diperlukan.

Stimulasi macam ini akan menimbulkan rasa nyaman dan rasa percaya diri

sehingga bayi lebih responsive terhadap lingkungannya dan lebih berkembang.

Hasil Mann-Whitney bahwa pengembangan keterampilan motorik halus

dan motorik kasar diperoleh nilai p<0,005 artinya baby spa sangat efektif terhadap

peningkatan perkembangan motorik halus p = 0,000) dan motorik kasar (p =

0,000) tetapi berbeda dalam pengembangan keterampilan sensorik dimana p> 0,05

yang berarti baby spa kurang efektif terhadap peningkatan perkembangan

kemampuan sensorik. Hal ini menunjukkan pentingnya peran orang tua dalam

memberikan stimulasi perkembangan pada anak, terutama keterampilan sensorik.

Hal ini sesuai dengan pendapat Waimanetal 2016 bahwa perkembangan anak

dalam hal belajar, tidak hanya berasal dari faktor genetik tetapi juga dari stimulus

yang diberikan oleh lingkungan sekitarnya.

Penelitian hasil menunjukkan bahwa perubahan pertambahan berat badan

bayi, pretest-posttest motorik kasar dan halus p (0,000) < p (0,05) yang berarti ada

pengaruh pemberian baby spa terhadap tumbuh kembang motorik bayi. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Susila I (2017) bahwa tindakan baby spa

pada kelompok intervensi mengalami kenaikan berat badan yang signifikan

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini disebabkan dengan memberikan

pijatan pada bayi minimal satu kali sehari dapat merangsang saraf bagus yang

47
akan merangsang peristaltik usus, sehingga akan mempercepat pengosongan

lambung, sehingga merangsang nafsu makan bayi dan bayi akan cepat merasa

lapar.

Hasil analisis bivariat yang menunjukkanp nilai = 0,002 berarti p < 0,05

maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh antara pijat bayi terhadap perkembangan

motorik kasar pada usia bayi 0 – 12 bulan. Hasil ini dapat ditemukan bahwa

pelaksanaan pijat bayi terbukti sangat dalam meningkatkan motorik kasar pada

bayi efektif 0-12 bulan. Hasil penelitian ini didukung oleh Setyaningsih, dkk

(2015), yang memperoleh hasil bahwa pijat bayi memiliki hubungan dengan

perkembangan motorik pada bayi berusia 1 – 12 bulan di Desa Pundeng Sari Bulu

Sukoharjo dengan p = 0,000 (p<0,05).

Hasil penelitian menunjukkan perbedaan nilai pertumbuhan dan

perkembangan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dilihat

dari p value = 0,021. Dapat disimpulkan bahwa baby spa berpengaruh

signifikan terhadap tumbuh kembang bayi usia 3-6 bulan. Brazil tahun

2013 pada 12 subjek dengan membaginya menjadi dua, 6 untuk kontrol

dan 6 dengan intervensi, menunjukkan bahwa perkembangan keterampilan

motorik bayi yang dilatih berenang selama 40 menit di seminggu selama

empat bulan lebih baik daripada mereka yang tidak dirangsang. Responden

dalam Baby spa merupakan salah satu terapi yang dapat meningkatkan

stimulasi tumbuh kembang bayi sejak dini. Dari hasil observasi peneliti,

perawatan baby spa pada bayi usia 3-6 bulan memberikan hasil yang

optimal. Hal ini terlihat dari peningkatan berat badan dan perkembangan

motorik bayi.

48
BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan
Berdasarkan 10 artikel yang diklarifikasi menunjukkan bahwa ada

perbedaan perkembangan motorik kasar yang signifikan antara sebelum dan

sesudah baby spa, perbedaan perkembangan motorik halus pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol. Hasil analisis statistik didapatkan p-value 0,034

(p < 0,05). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Kholifa (2014),

semakin baik pemberian tindakan stimulasi yang dilakukan pada anak maka anak

akan memperoleh hasil perkembangan motorik kasar yang normal dan sesuai

perkembangannya. Baby spa baik dilakukan setiap dua kali seminggu, baby spa

baik dilakukan secara teratur (Riksani, 2014). Perkembangan motorik yang sangat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi adalah orang tua, terutama

ibu. Jika seorang anak di berikan stimulasi dengan baik sesuai dengan usianya,

maka perkembangannya akan normal atau tidak akan terhambat. Akan lebih bagus

lagi jika stimulasi diberikan sejak bayi baru lahir. Misalnya selalu mengajak bayi

berbicara setiap akan melakukan kegiatan, menggantungkan mainan yang bisa

bergerak serta memutarkan musik.

Hasil penelitian didapatkan sebagian besar bayi pada kelompok

eksperimen sebelum melakukan baby spa terdapat 10 bayi (33,3%) dengan

49
kategori perkembangan meragukan dan setelah melakukan baby spa menjadi 2

bayi (6,7%). Setelah dilakukan analisa bivariat didapatkan ada pengaruh baby spa

terhadap perkembangan motorik bayi pada usia 3-6 bulan. Selaras dengan

penelitian Budi (2015), dari analisis yang dilakukan menggunakan uji Wilcoxon

pada kelompok yang mendapatkan baby spa dan baby massage didapatkan nilai p

0,005 yang berarti terdapat pengaruh baby spa dan baby massage terhadap

peningkatan berat badan bayi umur 3-6 bulan. pemberian stimulasi yang tepat

pada bayi sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan dan

pertumbuhannya. Salah satunya adalah dengan pemberian baby spa. Bayi yang

telah diberikan baby spa mengalami perubahan peningkatan nafsu makannya yang

menyebabkan berat badan bayi, lingkar kepala dan gerakan motorik meningkat,

serta bayi terlihat sehat jika dibandingkan dengan bayi yang tidak pernah

mendapatkan baby spa.

Ada pengaruh baby spa terhadap peningkatan perkembangan motorik

kasar anak pada bayi usia 6-9 bulan dengan hasil nilai signifikansi sebesar 0,000

dengan alpha 5%. Kemampuan kontrol motorik bayi akan berkembang lebih pesat

daripada jika bayi hanya bermain di lantai, karena pada saat berenang didalam air,

efek gravitasi sangat rendah sehingga memungkinkan untuk bayi bergerak lebih

banyak dan semua otot pun dapat bekerja dengan optimal (Yahya, 2011).

Pemberian treatment Baby Spa dapat digunakan sebagai metode latihan yang

efektif sekaligus menjadi alternatif pilihan guna untuk meningkatkan

perkembangan motorik kasar bayi. Frekuensi kehadiran treatment Baby Spa yang

semakin sering juga akan mempengaruhi tingkat kematangan motorik kasar anak.

50
Berdasarkan uji statistik dengan chi square menunjukkan nilai X2 hitung

11,090 dan nilai p Value = 0,004<0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga

ada Hubungan Baby SPA dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada Bayi Usia 6

Bulan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan Manik&

Idah Ayu Wulandari Tahun 2017 dengan judul “Hubungan Pijat Bayi Dengan

Perkembangan Bayi Umur 3-6 Bulan” bahwa pijat bayi sangat berhubungan

dengan perkembangan bayi. Bayi sangat memerlukan stimulasi untuk dapat

tumbuh kembang secara optimal, pada tahun - tahun pertama perkembangannya

stimulasi yang harus diberikan salah satunya yaitu stimulasi taktil dalam bentuk

perhatian dan kasih sayang yang diperlukan. Stimulasi macam ini akan

menimbulkan rasa nyaman dan rasa percaya diri sehingga bayi lebih responsive

terhadap lingkungannya dan lebih berkembang. Kurangnya stimulasi taktil dapat

menimbulkan penyimpangan perilaku sosial, emosional dan motorik.

Hasil Mann-Whitney bahwa pengembangan keterampilan motorik halus

dan motorik kasar diperoleh nilai p<0,005 artinya baby spa sangat efektif terhadap

peningkatan perkembangan motorik halus p = 0,000) dan motorik kasar (p =

0,000) tetapi berbeda dalam pengembangan keterampilan sensorik dimana p>

0,05. Hal ini menunjukkan pentingnya peran orang tua dalam memberikan

stimulasi perkembangan pada anak terutama keterampilan sensorik.Sesuai dengan

pendapat Waimanetal 2016 bahwa perkembangan anak dalam hal belajar, tidak

hanya berasal dari faktor genetik tetapi juga dari stimulus yang diberikan oleh

lingkungan sekitarnya.

Hasil uji Wilcoxon diperoleh p-value 0,000 < 5 (0,05) sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pijat bayi terhadap tumbuh

51
kembang bayi usia 3 bulan. Perkembangan bayi usia 3 bulan sebelum

dilakukan pijat bayi berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa semua

responden (100%) mengalami perkembangan yang meragukan dengan

skor perkembangan antara 7 sampai dengan 8 dan skor rata-rata 7,56.

Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa perkembangan

(development) adalah peningkatan kemampuan (skill) dalam struktur dan

fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam suatu pola yang teratur dan dapat

diprediksi, sebagai akibat dari proses pematangan.

Hasil statistik Paired T-test kelompok intervensi menunjukkan p

(0,000) < p (0,05) disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

terhadap motorik kasar bayi bayi di spa. Kusumastuti dkk (2016)

menyimpulkan bahwa bayi (3-6 bulan) yang mendapatkan baby spa

memiliki perkembangan motorik kasar yang lebih baik dibandingkan bayi

yang tidak mendapatkan pijatan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Budy, dkk (2015). Menunjukkan perkembangan bayi

setelah dilakukan baby spa menunjukkan bahwa responden mengalami

peningkatan motorik kasar. Berdasarkan fakta penelitian, secara deskriptif

terlihat bahwa baby spa mengutamakan perkembangan bayi khusus pada

motorik kasarnya. Penelitian ini menunjukkan pertumbuhan dan

perkembangan motorik bayi usia 3 – 12 bulan dapat ditingkatkan dengan

memberikan perawatan spa bayi. Disarankan Upaya yang perlu

diperhatikan bagi tenaga kesehatan adalah mengembangkan promosi dan

edukasi spa bayi serta pijat bayi kepada orang tua bayi sehingga kebutuhan

mengenai peningkatan tumbuh kembang bayi dapat terpenuhi.

52
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan nilai pertumbuhan dan

perkembangan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dilihat

dari nilai p = 0,021. Dapat disimpulkan bahwa baby spa memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap tumbuh kembang bayi usia 3-6 bulan.

Responden dalam Baby spa merupakan salah satu terapi yang dapat

meningkatkan stimulasi tumbuh kembang bayi sejak dini. Dari hasil

observasi peneliti perawatan baby spa pada bayi usia 3-6 bulan

memberikan hasil yang optimal. Hal ini terlihat dari peningkatan berat

badan dan perkembangan motorik bayi. penelitian kelompok yang

mengalami peningkatan berat badan lebih baik adalah kelompok yang

dilakukan pemijatan karena pemijatan yang dilakukan secara teratur pada

bayi termasuk gerakan pemijatan pada kaki, perut, payudara, tangan,

punggung dan peregangan akan menimbulkan potensi aksi saraf yang akan

merangsang saraf. Pijat pada bayi dapat memperlancar peredaran darah

dan meningkatkan metabolisme sel. Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan satu jenis terapi.

53
BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan literature review dari 13 jurnal penelitian dapat diambil

kesimpulan bahwa :

1. Hasil nilai p value sebesar 0,043 < nilai = 0,05, ada hubungan yang

signifikan antara frekuensi baby spa dengan perkembangan pada bayi usia

4-6 bulan.

2. Hasil (nilai p <0,05) ada pengaruh baby spa terhadap perkembangan

motorik kasar dan motorik halus pada bayi usia 3-6 bulan.

3. Hasil nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan alpha sebesar 5% terdapat

pengaruh baby spa terhadap perkembangan kemampuan motorik kasar

bayi usia 6-9 bulan.

4. Ada Hubungan Baby SPA dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada

Bayi Usia 6 Bulan dan nilai p Value = 0,004<0,05.

54
5. Analisa data sensory skill diperoleh nilai p = 0.962 sedangkan pada fi ne

motor skill diperoleh nilai p = 0.000 dan gross motor skill diperoleh nilai p

= 0.000, usia 6 – 24 bulan.

6. Ada pengaruh terhadap pertumbuhan berat badan bayi, perkembanagn

motorik kasar dan kelancaran perkembangan motorik usia 3 – 12 bulan.

7. Hasil nilai P 0,002 (P<0,05) ada pengaruh yang signifikan terhadap

motorik kasar bayi bayi di spa bayi usia 0 – 12.

8. Ada pengaruh perawatan baby spa kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol menunjukkan peningkatan signifikan terhadap tumbuh kembang

bayi usia 3-6 bulan berdasarkan p value : 0,021.

6.2 Saran

Saran bagi penulis selanjutnya diperlukan hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai salah satu sumber data penelitian untuk penelitian

selanjutnya dan dilakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan dengan

Hubungan Frekuensi Baby Spa Dengan Perkembangan pada Bayi Usia 4 – 6

Bulan.

55
DAFTAR PUSTAKA

A, A., & Hidayat. (2011). Metode penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika.

Christiari AY. (2013). Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Dini Dengan


Perkembangan Motorik Pada Anak Usia 6 –24 Bulan.

Depkes RI. (2006). Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis


Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta.

Dewi, & Siska. (2012). Pijat dan Asupan Gizi Tepat. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.

Dian. (2015). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba
Medika.
Galenia. (2014). Home Baby Spa. Jakarta: Prevarication.

Harliamsyah, F. (2005). Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional,


dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan di Semarang. In
UNDIP (Ed.), Thesis Jurusan Akuntansi.

Julianti. (2014). The Art Of Packaging. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Julianti. (2017). Rahasia Baby Spa. Jakarta: Writepreneur Club.

Kemenkes RI. (2013). Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta.

Maryanti. (2011). Buku Ajar Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: TIM.

Muhammad, A. (2010). Panduan Praktis Stimulasi Otak Anak. Jogjakarta: DIVA


Press.

56
Novianti, N. G. A. K. F., Negara, I. G. A. O., & Suara, I. M. (2016). Penerapan
Metode Demonstrasi Melalui Permainan Tradisional Engklek Untuk
Meningkatkan Perkembangan Motorik Kasar Anak Kelompok B2 Semester
II TK Widya Santhi. PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, 3, 2.

Permenkes. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1027/Menkes/Sk/Ix/2004 Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Riksani. (2013). Variasi olahan makananpendamping ASI. Jakarta: Dunia Kreasi.

Roesli Utami. (2010). Indonesia Menyusui. Badan Penerbit IDAI.

Soethiningsih, G. (1995). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.


Jakarta.

Soetjiningsih. (2012). Perkembangan Anak dan Permasalahannya dalam Buku


Ajar I Ilmu Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta: Sagungseto.

Soetjiningsih. (2014). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.
Wayanti, S. (2016). Kelelahan Kerja (Burnout Syndrom) Pada Dosen
Berdasarkan Karakteristik Demografi, Harapan, Penghargaan Dan Kontrol.
7(1). https://doi.org/http://dx.doi.org/10.33846/sf.v7i1.11

WHO. (2019). Early Child Development.

Yahya. (2011). Spa Bayi & Anak. Solo: Dipl.CIBTAC.

57

Anda mungkin juga menyukai