LITERATURE REVIEW
VIVI ANDRIANI
1710105057
1
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
NIM : 1710105057
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan skripsi saya
yang berjudul :
PADA LANSIA”
Apabila suatu saat saya nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, dalam
penulisan skripsi ini, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan .
materai 10.000
Vivi Andriani
i
PERNYATAAN PEMBIMBING
NIM : 1710105057
Pembimbing I Pembimbing II
PERNYATAAN PENGUJI
ii
Skripsi ini diajukan oleh :
NIM : 1710105057
DEWAN PENGUJI
Pembimbing I
(Ns. Tomi Jepisa, M.Kep) (....................................)
Pembimbing II
(Ns. Syalvia Oresti, M.Kep) (....................................)
Penguji I
(Ns. Diana Arianti, M.Kep) (....................................)
Penguji II
(Hj. Mulyati Rivai, M.Pd) (....................................)
Disahkan Oleh
Ketua STIKes Alifah
iii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
Vivi Andriani
ABSTRAK
Lanjut Usia berisiko tinggi mengalami gangguan tidur akibat dari berbagai
faktor proses patologis terkait usia, dan dapat menyebabkan perubahan pola tidur.
Seiring bertambahnya usia seseorang, maka akan terjadi penurunan fungsi tubuh,
baik fisik, psikososial, kognitif maupun psikologis. Faktor-faktor yang
mempengaruhi gangguan tidur pada Lansia adalah penyakit, lingkungan,
kecemasan dan obat-obatan, gejala kecemasan yang dialami Lansia seperti
perasaan khawatir terhadap keluarga dan khawatir terhadap penyakit yang berat.
Tingkat kecemasan yang tinggi pada Lansia akan berdampak pada kualitas dan
pola tidur lanjut usia, sehingga mengakibatkan berbagai macam kemungkinan
lanjut usia mengalami penurunan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada Lanjut usia.
Metode penelitian yang digunakan literature review dengan memilih artikel
yang yang dipublikasi secara online. Artikel yang digunakan diperoleh dari
elektronik based google scholar, portal garuda dan pubmed pada jurnal nasional
yang terakreditasi maupun tidak terakreditasi. Literature review disaring kembali
berdasarkan judul literature, abstrak, kata kunci yang kemudian disaring kembali
dengan melihat keseluruhan isi teks. Jumlah artikel yang dikaji sebanyak 10
artikel dengan daftar referensi tahun 2015 sampai 2020.
Berdasarkan hasil penelitian dari 10 artikel ilmiah yang telah di analisis
didapatkan banyaknya Lansia yang mengalami kualitas tidur buruk, dimana
semakin tinggi tingkat kecemasan maka semakin buruk kualitas tidur pada lanjut
usia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada lansia.
Kesimpulan ada hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada
lansia. Disarankan sebaiknya lanjut usia melakukan aktivitas-aktivitas yang
bermanfaat seperti berkumpul dan mengobrol dengan keluarga, sehingga
kecemasan yang disebabkan oleh perubahan-perubahan pada lansia dapat
berkurang, dan kualitas tidur lansia baik.
Daftar Pustaka : 19 (2015 – 2020)
Kata Kunci : Kecemasan, Kualitas Tidur, Lansia
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
iv
Thesis, Literature Review, August 2021
Vivi Andriani
The Relationship among Anxiety Levels and Sleep Quality withinside the Aged
Xii + 64 Pages, 2 Tabels, 4 Pictures, 2 Attachments
ABSTRACT
v
Identitas Pribadi
Nama : Vivi Andriani
Tempat Lahir : Talang Kubu
Tanggal Lahir : 01 Mei 1999
Agama : Islam
Anak ke : 1 ( pertama)
Jumlah Bersaudara : 2 (dua)
Daerah Asal : Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Simpang Gunung, kecamatan Ranah Ampek Hulu
Tapan
Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Amril
Nama Ibu : Mariani
Pekerjaan : Pedagang
Riwayat Pendidikan
2005 – 2011 : SD Negeri 08 Tl.Kubu
2011 – 2014 : SMP Negeri 2 Basa Ampek Balai Tapan
2014 – 2017 : SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan
2017– 2021 : S1 Keperawatan STIKes Alifah Padang
KATA PENGANTAR
vi
Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
bimbingan serta dukungan moril dari berbagai pihak, oleh sebab itulah pada
1. Bapak Ns. Tomi Jepisa, M.Kep dan Ibu Ns. Syalvia Oresti, M.Kep,
2. Ibu Ns. Asmawati, M.Kep Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah
Padang.
3. Ibu Ns. Ledia Restipa, M.Kep ketua program studi keperawatan sekolah
4. Bapak / ibu dosen berserta staff STIKes Alifah Padang yang memberikan
vii
6. Seluruh teman-teman mahasiswa/i STIKes Alifah Padang Progaram Studi
telah diberikan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti dan bagi
bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu Peneliti
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
ix
g. Penyebab gangguan Tidur............................................... 36
3. Kecemasan (Anxietas)............................................................. 37
a. Pengertian Kecemasan..................................................... 37
b. Tingkat Kecemasan......................................................... 38
c. Faktor Penyebab Kecemasan........................................... 40
d. Gejala Kecemasan Lansia................................................ 42
e. Penyebab Kecemasan pada Lansia.................................. 42
4. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan
Kualitas Tidur pada Lansia..................................................... 44
B. Kerangka Teori............................................................................... 45
C. Kerangka Konsep............................................................................ 46
D. Definisi Operasional....................................................................... 47
E. Hipotesis......................................................................................... 47
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Strategi Pencarian Literature Review.......................... 48
B. Kriteria Literature Review.............................................................. 48
C. Tahapan Literature Review............................................................. 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kajian Literature Review......................................................... 50
B. Pembahasan....................................................................................... 58
C. Keterbatasan...................................................................................... 65
A. Kesimpulan....................................................................................... 68
B. Saran................................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
3.1.............................................................................................................Tahapan
Literature Review............................................................................... 46
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Ganchart
2. Lembar Bimbingan
3. Jurnal
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lansia yang berusia lanjut cenderung mengalami kesulitan tidur karna beberapa
obat-obatan dan nutrisi. Karena seiring dengan bertambahnya usia maka akan
terjadi penurunan fungsi tubuh pada lansia, baik fisik, fisiologis, maupun
degenerasi sel dan organ yang mempengaruhi fungsi dan mekanisme tidur
(Aspiani, 2014)
8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi Lanjut
usia meningkat 3 kali lipat dari tahun 2020. Jumlah Lansia diperkirakan
pada tahun 2020. Indonesia merupakan negara berkembang yang memasuki era
penduduk menua, karena angka Lansia lebih dari 7,0% (BKKN, 2019).
terdapat peningkatan jumlah Lansia pada tahun 2019, tercatat sebanyak 25,9
juta jiwa (9,7%) dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 48,2 juta lansia
1
2
penduduk lanjut usia tertinggi pada tahun 2020-2025 setelah RRC, India dan
dapat mengantarkan Lansia yang sejahtera sampai akhir hayatnya (Dariah &
Okatiranti, 2015). Menurut WHO (2013) ada empat tahapan Lansia yaitu: usia
pertengahan (45-59), Lanjut usia (60-74), Lanjut usia tua (75-90), Usia sangat
tua (>90).
Lansia di tahun 2010 yaitu sebanyak 8,08%. Angka prevalensi jumlah Lansia
dikota Padang meningkat dari tahun ke tahun, dan jumlah Lansia dikota
tubuh, baik fisik, kognitif maupun psikologis. Masalah kesehatan jiwa yang
sering terjadi pada Lansia adalah kecemasan, depresi, insomnia, paranoid, dan
10%-20%, selain itu Lansia juga sering kali mengeluh sulit tidur dan sering
dengan baik. Lansia 60 tahun keatas membutuhkan waktu tidur 6 jam perhari
dan kuantitas tidur sehingga mengganggu kenyamanan lansia. Pola tidur yang
sebanyak 5%. Kualitas tidur yang buruk merupakan suatu hal yang umum
Data dari Nasional Sleep Foundation (2017), bagi pria dan wanita yang
Data dari Nasional Sleep Foundation menemukan bahwa orang yang lebih tua
kelompok Lanjut usia (40 tahun) hanya dijumpai 7% kasus yang mengeluh
tentang masalah tidur (hanya dapat tidur tidak lebih dari 5 jam sehari). Hal
yang sama dijumpai pada 22% kasus pada kelompok usia 70 tahun (Kasma et
al., 2019).
tidur pada orang dewasa mencapai 20%. Gangguan tidur meningkat selama
usia tua sebanyak 67%, dari orang-orang di atas usia 65 tahun dan 43% dari
faktor proses patologis terkait usia dapat menyebabkan perubahan pola tidur.
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini
tidak memiliki obyek yang spesifik. Kecemasan dialami secara subjektif dan
Lansia adalah ; perasaan khawatir/takut yang tidak rasional akan kejadian yang
akan terjadi, sulit tidur, rasa tegang dan cepat marah, sering mengeluh akan
gejala yang ringan atau takut dan khawatir terhadap penyakit yang berat dan
(2017), merupakan salah satu penyakit kejiwaan yang paling umum dengan
5
berlebihan bagi lansia yaitu susah tidur. Prevalensi Lansia yang mengalami
al., 2019).
Latif et al., (2020) melakukan penelitian di Raal Griya Asih Lawang Kota
kualitas tidur pada Lansia yang mengalami insomnia. Hasil penelitian Dariah et
dengan merujuk pada beberapa penelitian terdahulu dan meliterasi jurnal yang
B. Rumusan Masalah
artikel ilmiah ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti
dengan kualitas tidur pada Lansia dan untuk bahan pustaka bagi
Lansia.
2. Manfaat Praktis
dengan menggunakan basic data google scholar, portal garuda dan PubMed.
Pencarian artikel dimulai pada bulan Februari s/d Maret 2021, diawali dengan
Kecemasan, Kualitas Tidur “. Dari jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Lansia ( Lanjut Usia )
a. Pengertian Lanjut usia (Lansia)
Oleh karena itu, dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi dalam
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua adalah proses yang alamiah yang akan dialami
kehidupannya yaitu, anak, dewasa, dan tua. Memasuki usia tua berarti
8
9
usia 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit,
yaitu :
3) Menurut Hurlock
4) Menurut Burnsie
5) Menurut Bee
1) Teori Biologis
a) Teori Genetik
usia.
b) Asap rokok
d) Radiasi
(Nugroho, 2012).
(Nugroho, 2012).
2) Teori fisiologis
lingkungan internal).
3) Teori Sosiologis
Teori sosiologis tentang proses menua yang dianut selama ini antara
lain :
kemampuannya besosialisasi.
sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut serta dalam
kegiatan sosial.
mungkin.
Lanjut usia.
pada saat ia menjadi Lanjut usia. Hal ini dapat dilihat dari gaya
15
lainnya.
1) Perubahan fisik
perut.
dalam paru.
mengalami atropi.
output.
2) Perubahan psikososial
d) Kehilangan pasangan
3) Perubahan psikologis
yang terdapat pada lanjut usia, mereka tidak mampu atau tidak bisa
4) Perubahan kognitif
masuk surga ialah sikap umum Lanjut usia yang perlu dipahami.
b) Kesehatan umum.
c) Tingkat pendidikan.
d) Keturunan (hereditas).
Tipe ini didasarkan pada orang Lanjut usia yang memiliki banyak
2) Tipe mandiri
4) Tipe pasrah
5) Tipe bingung
Lanjut usia tipe ini terbentuk akibat mereka mengalami syok akan
1) Tipe optimis
bagi mereka adalah bentuk bebas dari tanggung jawab dan dipandang
ini sering disebut juga dengan lansia tipe kursi goyang (the rocking
chairman).
2) Tipe konstruksi
humoristik, fleksibel, dan tahu diri. Sifat ini bisa jadi biasanya
21
terbentuk sejak usia muda. Maka ketika usia tua, mereka bisa
3) Tipe ketergantungan
Lanjut usia tipe ini biasanya pasif, tidak punya inisiatif dan
tidak suka bekerja, dan senang berlibur, banyak makan dan minum.
4) Tipe defensif
tipe defensif ini takut menghadapi “masa tua” dan menyenangi masa
pensiun.
7) Tipe bermusuhan
Lanjut usia tipe ini lebih negatif dari poin sebelumnya. Mereka
bersifat agresif, dan curiga. Karena rasa takut akan kematian, masa tua
bagi mereka bukanlah hal baik. Untuk itu, kerap timbul dalam hati
yang muncul dalam proses dalam proses ini tidak hanya kemarahan,
diri sendiri, tidak bahagia dalam perkawinan, dan ingin cepat mati.
berikut :
23
keluarga.
1) Permasalahan umum
kemiskinan.
2) Permasalahan khusus
masyarakat individualistic.
2. Kualitas Tidur
a.Pengertian
Istirahat adalah suatu keadaan bersantai menyegarkan diri, diam
(Aspiani, 2014)
dari luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan
tubuh, dalam memberikan energi pada tubuh dan dalam proses kognitif.
Kualitas tidur berkaitan dengan tahap tidur NREM dan REM yang
dengan jumlah tidur NREM dan REM yang sesuai. Kualitas tidur adalah
perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman
terpecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk. Kualitas tidur
Tanda kekurangan tidur dapat dibagi menjadi tanda fisik dan tanda
tanda psikologis meliputi menarik diri, apatis dan respon menurun, rasa
tidak enak badan, malas berbicara, daya ingat berkurang, bingung, timbul
kualitas dan gangguan tidur selama interval waktu satu bulan. PSQI
kuisioner ini memberikan hasil yang sensitif, dapat dipercaya dan valid
durasi tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur dan
Sudyasih, 2018)
27
b.Fisiologi Tidur
mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah
satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang
kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons.
stimulus dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir.
seperti norepenepri sel khusus yang berada di pons dan batang otak
limbic. Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus
atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Aspiani, 2014).
h. Usia 40-60 tahun pada tingkat perkembangan masa muda paru baya
beda. Ada yang kebutuhannya terpenuhi dengan baik, ada pula yang
a. Usia
dari sel dan organ, pada neonatal kebutuhan tidur tinggi karna masih
sedangkan pada lansia sudah mulai terjadi degenerasi sel dan organ
b. Status kesehatan
dapat tidur dengan nyenyak, tetapi pada orang yang sakit dan rasa
2014).
c. Lingkungan
2014).
d. Motivasi
e. Stress psikologis
frekuensi tidur. Hal ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan
f. Diet
g. Gaya hidup
h. Obat-obatan
(Aspiani, 2014).
31
d. Jenis-jenis Tidur
dengan gerakan bola mata cepat ( Rapid eye movement) REM dan tidur
1. Tidur REM
paradoksial. Hal tersebut berarti tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali,
namun gerakan kedua bola matanya bersifat sangat aktif. Tidur REM
1) Cenderung Hiperaktif
2. Tidur NREM
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur
sadar atau tidak tidur. Tanda-tanda tidur NREM antara lain : Mimpi
2014).
aktifitas di otak.
a. NREM tahap 1
b. NREM tahap 2
mudah.
c. NREM tahap 3
30 menit.
d. NREM tahap 4
malamnya.
mimpi.
e. Fungsi Tidur
Fungsi dari tidur masih belum jelas, namun tidur diyakini dapat
berdetak 10-20 kali/ menit atau 60-120 kali lebih sedikit dalam setiap
dan kurang jika individu berada dalam kondisi fisik yang baik. Oleh
rileks. Selain itu juga bisa merangsang daya asimilasi karena tidur
terlalu lama justru bisa menimbulkan hal yang tidak sehat dikarenakan
tubuh menjadi loyo dan tidak bersemangat saat bangun tidur (Aspiani,
2014).
1. Insomnia
insomnia.
c) Insomnia terminal : bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi.
2. Somnambulisme
(Aspiani, 2014)
3. Enuresis
pada anak dan remaja, paling banyak laki-laki, penyebab secara pasti
gangguan pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku. Upaya
4. Narkolepsi
5. Nigth terrors
Night terors adalah mimpi buruk. Umumnya terjadi pada anak usia
6 tahun atau lebih, setelah tidur beberapa jam anak tersebut langsung
6. Mendengkur
Gangguan tidur sering terjadi baik pada usia muda maupun usia
seseorang sulit tidur hanya karena, badan dan otaknya lelah, serta tidur
diantaranya dalah :
a. Higienitas tidur yang kurang secara umum (cuci muka dan lain-
lain)
37
3. Kecemasan (Anxietas )
yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam
2012).
dapatt dijelaskan oleh individu. Rasa takut terbentuk dari proses kognitif
mengancam. Ketakutan yang disebabkan oleh hal yang bersifat fisik dan
b. Tingkat kecemasan
Menurut Peplau ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu
a. Kecemasan ringan
tinggi
b. Kecemasan Sedang
c. Kecemasan Berat
detail yang kecil (spesifik) dan tidak dapat berpikir tentang hal-hal
d. Panik
pecah/depersonalisasi.
40
Rentang Kecemasan
Gambar 2.1
Rentang Kecemasan
1. Faktor Presdisposisi
a) Faktor Biologis
b) Faktor Psikologis
1) Pandangan psikoanalitik
2) Pandangan interpersonal
3) Pandangan prilaku
2. Faktor Presipitasi
seseorang.
terjadi.
bagian dari dellirium yang sering kali menyertai penyakit medis pada
anak-anak mereka.
aktivitas sehari-hari
kecemasan dan sebagian besar status perkawinan mereka janda. Hal ini
kehilangan karena hidup sendiri dan lemahnya dukungan sosial. Selain itu
perempuan juga lebih lebih cenderung untuk terkena sress lebih tinggi
2019)
tahun kebutuhan untuk tidur adalah 9 jam, berkurang menjadi 8 jam pada
usia 20 tahun, tujuh jam pada usia 40 tahun, enam setengah jam pada usia
60 tahun, dan enam jam pada usia 80 tahun. Kualitas tidur pada kelompok
kualitas tidur dan dua pertiga dari mereka yang tinggal di tempat perawatan
kualitas dan pola tidur lansia yang tidak buruk sehingga mengakibatkan
B. Kerangka Teori
Perubahan-perubahan
yang terjadi pada lansia Kualitas Tidur
1. Perubahan Fisiologis
2. Perubahan Psikososial 1. Baik
3. Perubahan Psikologis 2. Buruk
4. Perubahan Kognitif
1. Usia
2. Status kesehatan
3. Stres psikologis (Kecemasan)
4. Nutrisi/Gaya hidup
5. Lingkungan
6. alkohol
7. Obat-obatan
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.3
Kerangka Konsep
47
D. Defenisi Operaisonal
E. Hipotesis
1. Ha : Terdapat Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada
BAB III
METODE PENELITIAN
membaca berbagai sumber baik buku, jurnal, dan terbitan-terbitan lain yang
berkaitan dengan topik penelitian, sehingga menjawab topik penelitian dan isu
(Neuman, 2011).
google scholar (n=7), portal garuda (n=2), dan PubMed (n=1) dengan
menggunakan kata kunci “Lansia, kecemasan, kualitas tidur dan kata kunci
Januari 2020.
48
49
Pencarian Literature
Gambar 3.1
Tahapan literature Review
50
BAB IV
Hasil seleksi dan ekstrasi data pada penelitian ini melewati beberapa
artikel, lalu disaring kembali atas dasar judul, abstrak dan kata kunci kemudian
terdapat 15 artikel yang diinklusi dan 10 artikel yang dieksklusi karna tidak
keseluruhan teks dan didapatkan hasil artikel yang diekslusi 5, dan artikel yang
terindeks, yaitu Google Scholar ( n= 7), Portal Garuda (n= 2) dan PubMed
(n=1)
50
51
Variabel
Independen:
Tingkat
kecemasan
Dependen:
Kualitas
tidur
3. (Kasma et Indonesia ( Portal Hubungan Desain Berdasarkan
al., 2019) Scholar ) Kecemasa Studi : hasil analisa
n Dengan observasion data ada
Jurnal Kejadian al analitik hubungan
Mitrasehat Insomnia dengan signifikan antara
Pada menggunak kecemasan
Lansia di an dengan kejadian
http:// Panti pendekatan insomnia
journal.stikm Sosial cross dengan nilai ρ =
akassar.com/ Tresna sectional 0,032. Artinya,
a/article/ Werdha lebih kecil nilai
view/214 Gau Sampel : α = 0,05 pada
Mabaji 62 lansia di Panti
Kabupaten Responden Sosial Tresna
Terakreditasi Gowa Werdha Gau
Instrumen: Mabaji
ISSN 2089 HARS & Kabupaten
-2551 Pittsburgh Gowa
53
Sleep
Quality
Index
(PSQI)
Analisis:
Uji Chi-
Square
Variabel
Independen:
Kecemasan
Dependen:
Kejadian
Insomnia
4. Kartini Indonesia (Google Tingkat Desain Hasil penelitian
and scholar ) Kecemasa Studi : univariat
Gunar n dengan Kuantitatifd didapatkan
di, http:// Kejadian engan tingkat
(2017) journals.stiki Insomnia metode kecemasan
m.ac.id/ pada cross ringan 30
index.php/ Lansia sectional (33,0%), tingkat
jiiki/article/ kecemasan
view/238 Sampel : sedang 29
91 (31,9%) ,
Jurnal ilmu Responden kecemasan berat
keperawatan 32 (35,2%) dan
indonesia Instrumen: didapatkan yang
Zung self tidak insomnia
Tidak rating scale 49 (53,8%) dan
terakreditasi (ZSAS) & insomnia 42
insomnia (46,2%) dan
rating scale hasil penelitian
bivariat
Analisis: didapatkan nilai
p value 0,003.
Uji Statistik Dari hasil
Chi-Square penelitian dapat
disimpulkan
Variabel adanya
Independen: hubungan antara
Kecemasan tingkat
kecemasan
Dependen:
dengan kejadian
Kejadian
54
Dependen:
Kualitas
tidur
55
Variabel
Independen:
Kecemasan
Dependen:
Pola tidur
lansia
Dependen:
Kejadian
insomnia
9. Yu et al., English (PubMed) Sleep The Skor GDS
(2016) correlates Geriatric secara signifikan
of Depression berkorelasi
https:// depression Scale, dengan
pubmed.ncbi. and Geriatric gangguan tidur
nlm.nih.gov/ anxiety in Anxiety dan disfungsi
26179204/ an elderly Inventory, siang hari
Asian and the ( P <0,05),
Psychogeriatr population Pittsburgh sedangkan skor
ic Sleep GAI secara
Quality signifikan
Doi:10.1111/ Index were berkorelasi
psyg.12138 administere dengan
d to a gangguan tidur,
Terakreditasi community latensi tidur,
sample of kualitas tidur,
elderly dan
participants skor PSQI
global
( P <0,05)
Independen:
Stres emosi
Dependen:
Kualtas
tidur
B. Pembahasan
1. Kecemasan
dari Lansia tersebut. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian (Dariah
sekarang sudah tidak kuat jalan dan cepat lelah, sehingga menyebabkan
pada penelitian ini berumur 60-80 tahun, namun dalam penelitian ini tidak
aktivitas sehari-hari.
sebagian besar status perkawinan mereka janda. Hal ini dapat disebabkan
dukungan sosial. Selain itu perempuan juga cenderung untuk terkena stress
lebih tinggi akibat dari gaya koping cenderung emosional dan kurang
2. Kualitas Tidur
kualitas tidur dengan kategori buruk. Hasil penelitian (Latif et al., 2020)
kualitas tidur baik yaitu 9 responden (25%). Kualitas tidur yang buruk
disebabkan oleh faktor usia, dimana lanjut usia akan mengalami perubahan
(Dariah & Okatiranti, 2015) ditemukan hasil kualitas tidur buruk yaitu 36
faktor penyebab kualitas tidur yang buruk adalah usia, stress psikologis
dan lingkungan.
sebagian besar pola tidur responden masuk dalam kategori baik sebanyak
kebutuhan tidur, pada lanjut usia hal ini dipengaruhi oleh degenerasi sel
norepinefrin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi
kualitas tidur buruk. Tidur adalah suatu keadaan prilaku individu yang
terhadap stimulus dari luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih berganti
yang buruk pada Lansia, karna lanjut usia mengalami proses degeneratif
membungkuk, kulit keriput, tidak kuat berjalan dan cepat lelah) dan
semakin tinggi tingkat kecemasan yang dialami oleh Lansia maka semakin
ekonomi.
dengan nilai p = 0,032, lebih kecil dari nilai α=0,05. Sejalan dengan
dapatkan hasil bahwa ada hubungan tingkat kecemasan dengan pola tidur
stres emosi dengan kualitas tidur Lansia, dimana lanjut usia yang
mengalami stres emosi seperti khwatir dengan masalah yang tidak jelas,
merasa letih, bangun tidur badan terasa sakit, dan merasa jantung berdebar
tidur dan latensi tidur dengan p value < 0,05. Sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Anjarsari, E.T et al., 2015) didapatkan bahwa ada
value 0,00001 < 0,05). Hal ini berarti bahwa responden dengan tingkat
66
saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM.
Tingkat kecemasan yang tinggi pada Lansia akan berdampak pada kualitas
al., 2019).
seperti kecemasan, depresi dan rasa takut. Kecemasan yang dialami oleh
dan semakin tinggi kecemasan yang dialami oleh Lansia maka akan
semakin buruk kualitas tidur pada Lansia tersebut, kualitas tidur yang
C. Keterbatasan
artikel ilmiah yang sesuai dengan variabel dependen, tidak banyak artikel
tidur pada Lansia dan tidak banyak artikel ilmiah yang membahas sesuai
topik penelitian.
68
BAB V
A. Kesimpulan
68
69
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, R.Y, 2014. Buku ajar asuhan keperawatan gerontik, Jakarta : Cv. Trans
Info Media
Sutejo, 2016. Keperawatan JiwaKonsep Dan Praktik Asuhan Keperawatan
Kesehatan Jiwa : Gangguan Jiwa Dan Psikososial, Yogyakarta :
Pustaka Baru Press
Nugroho, H.W, 2012. Keperawatan gerontik & geriatrik, Jakarta : EGC
Badan Pusat Statistik. 2020. Hasil sensus penduduk. Provisnsi sumatera Barat
Yu, J. et al. (2016) ‘Sleep correlates of depression and anxiety in an elderly Asian
population’, Psychogeriatrics, pp. 191–195. doi:
10.1111/psyg.12138.
72