Anda di halaman 1dari 54

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN MASALAH

KEPERAWATAN DIARE DI RSI FATIMAH CILACAP

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan dalam rangka penyelesaian pendidikan


Diploma III Keperawatan STIKES Al Irsyad Al IslamiyyahCilacap

Oleh

ILHAM WAHID JULISPIANSYAH

NIM. 106118019

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL-IRSYAD AL- ISLAMIYYAH CILACAP
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan Sidang Dewan Penguji Ujian Proposal Karya


Tulis Ilmiah
Program Studi D III Keperawatan STIKES AL-IRSYAD CILACAP
Pada hari : Kamis
Tanggal : 27 Mei 2021

Dewan Penguji
Penguji Ketua

Ida Ariani, M.Kep., Ns.Sp.Kep.An.


Penguji Anggota I

Rusana, M.Kep., Ns.Sp.Kep.An

Penguji Anggota II

Rizki Dwi S,S.Kep.N

Mengesahkan,
Ketua STIKES Al-Irsyad Cilacap

Sarwa, AMK.,S.Pd.,M.Kep

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Proposal : Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Masalah

Keperawatan Diare Di RSI FATIMAH Cilacap

Nama Mahasiswa : Ilham Wahid Julispiansyah

NIM : 106118019

Cilacap, 25 Mei 2021


Menyetujui

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Rusana, M.Kep., Ns.Sp.Kep.An Rizki Dwi S,S.Kep.N

ii
SURAT PERNYATAAN

LAYAK UJI PROPOSAL KTI

Nama Mahasiswa : Ilham Wahid Julispianyah


Nim : 106118019
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Masalah

Keperawatan Diare Di RSI FATIMAH Cilacap

Dinyatakan telah layak untuk diujikan dihadapan siding Dewan Penguji


Ujian Sidang Proposal Karya Tulis Ilmiah, STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah
Cilacp, Tahun Akademik 2021/2022.

Cilacap, 25 Mei 2021

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Rusana, M.Kep., Ns.Sp.Kep.An Rizki Dwi S,S.Kep.N

iii
KATA PENGANTAR

Assalamuaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Anak

Dengan Masalah Keperawatan Diare Di RSI FATIMAH Cilacap”.

Dalam penyusun proposal karya tulis ilmiah ini tentunya penulis

membutuhkan banyak bimbingan, pengetahuan dan dukungan dari semua

pihak yang selama ini dengan tulus dan ikhlas membantu penulis dalam

menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini. Dengan hati yang tulus pula

penulis mengucpkan terimakasih kepada :

1. Allah Subhanahu Wata’ala yang telah melimpahkan rahmat dan

berkahNya sehingga penulis bisa menyelesaikan Proposal Karya Tulis

Ilmiah tanpa adanya suatu halangan apapun.

2. Kedua orang tuaku ( Bapak Waryanto dan Ibu Kurnia Pipih Sutriasih)

yang selalu memberikan doa, memberikan semangat, mencurahkan

kasih sayangnya sehingga sampai sejauh ini, serta adikku (Naufal dan

Nafisa) yang selalu memberikan motivasi sehingga dapat

menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Sarwa , AMK., S.Pd., M.Kes Selaku ketua Sikes Al-irsyad Al-

Islamiyyah Cilacap Yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk menimba ilmu di Stikes Al-irsyad Al-Islamiyyah

Cilacap.

iv
4. Liliek Wijayati, S.Kep., Ns., M.Kes Selaku kaprodi D3 Keperawatan

Stikes Al-irsyad Al-islamiyyah Cilacap. Yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di Stikes Al- irsyad

Al-islamiyyah Cilacap.

5. Rusana, M.Kep., Ns.Sp.Kep.An Selaku dosen pembimbing utama

sekaligus penguji yang telah meluangkan waktu dan sabar dalam

membimbing dengan sepenuh hati demi terselesaikan proposal karya

tulis ilmiah ini.

6. Rizki Dwi S,S.Kep.N Selaku dosen pembimbing sekaligus penguji

yang telah meluangkan waktu dan sabar dalam membimbing dengan

sepenuh hati demi terselesaikan proposal karya tulis ilmiah ini.

7. Teman-teman mahasiswa D3 keperawatan STIKES Al Irsyad Al

Islamiyyah Cilacap yang berjuang bersama dalam menyusun proposal

karya tulis ilmiah ini.

8. Teruntuk teman seperjuangan yang selalu memberikan dukungan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan

dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Maka dari itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran membangun dalam upaya perbaikan

penulis di masa mendatang.

v
Demikian Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dibuat semoga dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Cilacap, 25 Mei 2021

Penulis

vi
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakan Masalah

Anak adalah seorang yang memiliki kebutuhan yang berbeda

dengan orang dewasa dan sangat spesifik. Pertumbuhan dan

perkembangaan anak adalah hal yang penting dalam keperawatan

anak, karena membutuhkan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik,

psikologis, dan spiritual (Soetijiningsih, 2017). Masa balita maupun

anak-anak merupakan priode penting dalam proses tumbuh kembang

manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu

keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode

selanjutnya.

Menurut Khusumaningtyas dan Wayanti (2016) pertumbuhan dan

perkembangan adalah salah satu indikator memantau kesehatan anak,.

Perkembangan anak terdiri atas beberapa perkembangan yaitu

perkembangan personal sosial, perkembangan motorik kasar,

perkembangan bahasa dan perkembangan motorik halus. Masa

pertumbuhan dan perkembangan anak dimulai dari bayi (0 - 1 tahun),

usia bermain (toddler) (1 - 2,5 tahun), usia pra sekolah (2,5 tahun - 5

tahun ), usia sekolah (5 - 11 tahun), hingga remaja (11 - 18 tahun )

(Hidayat , 2013) . Sehat dan sakit, dihubungkan dengan kondisi fisik

1
seseorang. Saat bagian tubuh atau organ seseorang tidak berfungsi

sebagaimana normalnya atau kebanyakan orang, maka ia dianggap

menderita atau merasakan sakit (Gabriel, 2017)

Sakit dan dirawat di rumah sakit (RS) bagi anak dapat

menimbulkan stress yang disebabkan karena anak tidak memahami

mengapa anak harus di rawat, lingkungan yang tidak biasa anak

tempati, tindakan keperawatan yang menurutnya menyakitkan, dan

yang paling utama pada saat anak terpisah dari keluarga. Perawatan

yang kompeten untuk meminimalisasi efek negatif dari hospitalisasi

dan mengembangkan efek positif. Perawatan anak di rumah sakit

membuat anak berpisah dari lingkungan yang dirasakannya aman,

penuh kasih sayang, dan menyenangkan, yaitu lingkungan rumah,

permainan (Wulandari & Erawati, 2016). Anak yang sakit dan dirawat

di rumah sakit maka dapat mengalami hospitalisasi.

Hospitalisasi adalah pengalaman penuh cemas bagi anak maupun

keluarganya. Kecemasan utama yang dialami dapat berupa perpisahan

dengan keluarga, kehilangan kontrol, lingkungan yang asing,

kehilangan kemandirian dan kebebasan. Reaksi anak dapat dipengaruhi

oleh perkembangan usia anak, pengalaman terhadap sakit, diagnosa

penyakit, sistem dukungan dan koping terhadap cemas (Nursalam,

2016). Reaksi yang timbul akibat hospitalisasi yaitu anak lebih rentan

terhadap efek penyakit dan hospitalisasi karena kondisi ini merupakan

perubahan dari status kesehatan dan rutinitas umum pada anak.

2
Hospitalisasi menciptakan serangkaian peristiwa traumatik dan penuh

kecemasan dalam iklim ketidakpastian bagi anak dan keluarganya, baik

itu merupakan prosedur elektif yang telah direncanakan sebelumnya

ataupun situasi darurat yang terjadi akibat trauma. Selain efek fisiologis

masalah kesehatan terdapat juga efek psikologis penyakit dan

hospitalisasi pada anak meliputi kecemasan, kehilangan kontrol secara

signifikan, dan perubahan peran keluarga terhadap anak yang sedang

sakit (Kyle & Carman, 2015). Macam-macam penyakit yang diderita

anak selama di rumah sakit diantaranya diare.

Diare adalah salah satu penyakit yang masih menjadi masalah

kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang (Raini, 2016).

Diare merupakan dampak derajat higiene dan sanitasi yang kurang

baik, alergi atau ketidakmampuan absorpsi dari saluran pencernaan

yang sering terjadi pada fase anak-anak (Qori et al, 2019). Meskipun

mortalitas dari diare dapat diturunkan dengan program rehidrasi atau

terapi cairan namun angka kesakitannya masih tetap tinggi (Siregar et

al, 2015). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018) penyakit

diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya

yang masih tinggi. Target cakupan pelayanan penderita diare balita

yang datang ke sarana kesehatan adalah 20% dari perkiraan jumlah

penderita diare balita (Insidens Diare Balita dikali jumlah Balita di satu

wilayah kerja dalam waktu satu tahun). Tahun 2018 jumlah penderita

3
diare balita yang dilayani di sarana kesehatan sebanyak 1.637.708 atau

40,90% dari perkiraan diare di sarana kesehatan. Berdasarkan Profil

Kesehatan Indonesia (2018) diare menyebar di 40 kabupaten kota.

Kejadian diare di provinsi Jawa Tengah adalah 39,84% (Profil

Kesehatan Indonesia, 2018).

Menurut (Herdman , 2018) diare adalah passase feses yang lunak

dan tidak berbentuk. Batasan karakteristik diare seperti nyeri abdomen,

urgensi usus, kram, bising usus hiperaktif, mengalami lebih dari tiga

kali defekasi dalam 24 jam dengan feses cair. Seorang anak yang

mengalami diare gejala awal adalah muntah yang diikuti oleh diare cair

selama 3 hingga 8 hari, feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang

air besar tiga kali atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah

dalam waktu 24 jam (Halodoc, 2020).

Penyebab diare paa bayi dan anak adalah rotavirus yaitu jenis virus

yang menular sekaligus penyebab dieare pada bayi dan anak. Terdapat

faktor yang berhubungan dengan penyebab diare pada anak seperti

kecemasan, peningkatan tingkat stress, penyalahgunaan obat pencahar,

penyalahgunaan zat, kontaminasi makanan, paparan terhadap racun,

paparan penyajian makanan yang kurang sehat, malabsorbsi, parasit,

infeksi, iritasi gastrointestinal (Herdman et al, 2018).

Beberapa faktor lain yang dapat meneyebabkan diare adalah

kesehatan lingkungan yang belum memadai, keadaan gizi yang belum

memuaskan, keadaan sosial ekonomi dan perilaku masyarakat yang

4
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi terjadinya diare.

Selain itu, diare juga bisa disebabkan karena makanan yang tidak sehat

atau makanan yang diproses dengan cara yang tidak bersih sehingga

terkontaminasi bakteri penyebab diare (Purwaningdyah, 2015).

Kebersihan anak maupun

kebersihan lingkungan memegang peranan penting pada tumbuh

kembang anak baik fisik maupun psikisnya. Kebersihan anak yang

kurang, akan

memudahkan terjadinya penyakit cacingan dan diare pada anak

(Tabuwun, 2015).

Aspek yang paling penting dalam masalah diare adalah menjaga

keseimbangan cairan dan elektrolit, ini dilakukan dengan cara rehidrasi

total, yang harus dilakukan pada semua pasien, baik anak maupun

deawasa, kecuali jika tidak dapat minum atau diare hebat yang

membahayakan jiwa yang memerlukan hidrasi intravena. Status hidrasi

harus dipantau dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital,

pernafasan, dan urin, serta penyesuaian infus jika diperlukan. Jumlah

cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar

(Lukman, 2015).

Diare pada anak jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat maka

akan mengalami dehidrasi yang mana keadaan tubuh kekurangan

cairan. Jika kadar air dalam tubuh menurun, keseimbangan mineral

penting dan jaringan tubuh lainya tidak dapat bekerja optimal, dan

5
dapat menjadi serius yang akan mengancam nyawa anak. Hal pertama

yang harus di lakukan pada anak yang megalami dehdrasi karena dieare

yaitu memberikan larutan oralit kepada anak, larutan yang bermanfaat

untuk gantikan cairan yang hilang akibat diare (Halodoc, 2020).

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, maka penulis

tertarik untuk mengajukan Proposal karya tulis ilmiah dengan judul

“Asuhan Keperawatan Anak Dengan Masalah Diaredi RSI Fatimah

CILACAP”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Bagaimana Asuhan

Keperawatan Anak Dengan Masalah Keperawatan Diare Di Rumah

Sakit Islam (RSI) Cilacap tahun 2021?”

C. Tujuan Penulisan

Mendiskripsikan plaksanaan asuhan keperawatan dengan masalah

Asuhan keperawatan anak dengan masalah Keperawatan Diare Di RSI

Fatimah Cilacap.

D. Manfaat Penulis

1. Manfaat Bagi Penulis

Meningkatkan kemampuan penulis dalam memberikan asuhan

keperawatan secara komprehensif serta dapat menambah

pengetahuan, wawasan dan keterampilan penulis dalam bidang

keperawatan anak tentang masalah diare.

6
2. Manfaat Bagi Pembaca

Untuk menambah ilmu atau pengetahuan terkait dengan asuhan

keperawatan pada anak dengan masalah keperawatan diare.

3. Manfaat Bagi Status Akademik

Untuk menambah referensi di perpustakaan yang dapat di gunakan

sebagai tolak ukur, menambah wawasan dan informasi bagi

mahasiswa STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap khususnya

tentang Asuhan Keperawatan Anak Dengan Masalah Keperawatan

Diare Di RSI Fatimah Cilacap.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Anak

a. Definisi

Anak adalah seseorang sebelum usia 18 tahun , termasuk yang

masih dakam kandungan dan individu yang masih tergantung pada

orang dewasa dan lingkungannya, artinya lingkungan memfsilitasi

dalam mememnuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri

(Supartini, 2013). Menurut World Health Organization (WHO) anak

adalah di hitung dari sejak kandungan sampai dengan usia 19 tahun.

Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang

perubahan perkembangan yang di mulai dari bayi hingga remaja. Dalam

proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep dari,

pola koping dan prilaku sosial. Ciri fisik pada semua anak tidak

mungkin perumbuhan fisiknya sama, demikian pula pada

perkembangan kognitif adakalanya cepat atau lambat. Perkembangan

konsep diri suah ada sejak bayi akan tetapi belum terbentuk sempurna

dan kan mengakami perkembangan seiring benrtamabahnya usia anak.

Pola koping juga sudah terbentuk sejak bayi dimana bayi akan

menangis saat lapar (Yuliastati & Armis, 2016).

b. Tahap pertumbuhan dan perkembangan anak

8
Tumbuh kembang anak sudah ada sejak dalam kandung hingga

usia 18 tahun (Nursalam, 2013). Menurut Soetijiningsih (2012), tahapan

tumbuh kembang yaitu :

a. Masa pranatal (konsep diri) meliputi :

1) Masa embrio (mudigah) : masa konsepsi – 8 minggu

2) Masa janis (fetus) : 9 minggu – kelahiran

b. Masa pascanatal, meliputi :

1) Masa neonatal usia 0-28 hari

2) Masa neonatal dini 0-7 hari

3) Masa neonatal lanjut 8-28 hari

c. Masa bayi

1) Masa bayi dini : 1-12 bulan

2) Masa bayi akhir : 1-2 tahun

3) Masa prasekolah (usia 2-6 tahun)

Terbagi atas :

a) Prasekolah awal (masa balita) : mulai 2-3 tahun

b) Prasekolah akhir : 4-6 tahun

d. Masa sekolah atau masa pubertas

1) Wanita : 6-10 tahun

2) Laki-laki : 8-12 tahun

e. Masa remaja

1) Wanita : 10-18 tahun

2) Laki-laki : 12-20 tahun

9
c. Hospitalisasi

Anak merupakan individu yang uinik yang mempunyai kebutuhan

yang sama dengan orang dewasa. Dalam tahap pertumbuhan dan

perkembangannya, anak berada dalam satu rentang sehat dan sakit

(Hockenberry, 2013). Lingkup pelayanan keperawatan di antaranya

adalah mempertahankan kesehatan anak dan mengembalikan fungsi

kesehatan (Mucari, 2012). Sakit dan di rawat dirumah sakit

merupakan krisis utama yang tampak pada anak. Hospitalisasi adalah

suatu keadaan sakit dan harus di rawat di rumah sakit, yang terjadi

pada anak dan keluarga (Klye, 2013). Hal ini di pengaruhi oleh tingkat

perkembangan anak, pengalaman anak dengan penyakitnya,

pengalaman berpisah atai efek hospitalisasi (Hockenberry, 2013)

Hospitalisasi dapat menjadi pengalaman yang mengacam dan akan

menimbulkan stres pada anak karena lingkungan yang tidak di kenal

dan prosedur medis serta tidak mengetahui alasan kenapa mereka di

rawat. Kondisi ini dapat mengakibatkan rspon pada anak seperti rasa

marah, ketidakpastian, kecemasan, sedih, dan sangat rentan

menunjujan kecemasan (Gomes & Nobrega, 2015).

Menurut WHO, hospitalisasi merupakan pengalaman yang

mengancam ketika anak menjalani hospitalisasi karena trees yang di

hadapi dapat menimbulkan perasaan tidak aman. Beberapa faktor

yang mempengruhi stres ketika anak mejalani hospitalisasi meliputi:

10
a. Faktor lingkungan rumah sakit

Rumah sakit dapat menjadi suatu tempat yang menakutkan

di lihat dai sudut padang anak-anak. Suasana rumah sakt yang

tidak familiar, wajah-wajah yang asing, berbagai macam bunyi

dari mesin yang di gunakan, dan bau yang khas, dapat

menimbulkan ketakuan dan kecemasan baik pada anak maupun

orangtuanya (Westwood, 2012).

b. Faktor berpisah

Berpisah dengan orang yang berarti berarti berpisah dengan

suasana rumah sendiri, benda-benda yang familiar di gunakan

sehari-hari, juga rutinitas yang bisa di lakukan dn juga berpisah

dengan anggota keluarga lainya (Pelender & Kilpi, 2012). Reaksi

saat sakit danmengalami proses hospitalisasi. Reaksi tersebut di

pengaruhi oleh tingkat perkembangan, pengalaman sebelumnya,

support system dalam keluarga, keterampiln koping dan berat

ringannya penyakit.

B. Konsep Diare

1. Definisi

Menurut World Health Organization (WHO, 2018) diare adalah

kejadian buang air besar dengan konsistensi lebih cair dari biasanya,

dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam periode 24 jam. Pendapat

lain menyatakan diare merupakan penyakit yang sering terjadi pada

11
anak-anak terutama balita. Diare merupakan dampak derajat higiene

dan sanitasi kurang baik , alergi, atau ketidakmampuan absopsi dari

saluran pencernaan yang sering terjadi pada fase anak-anak. Diare

pada anak di definisikan sebagai pengeluaran feses lebih dari tiga kali

dengan konsistensi cair (Qori er al, 2019).

2. Klasifikasi

Klasifikasi diare menurut (Octa, 2014) ada dua yaitu berdasarkan

lamanya dan berdasarkan mekanisme patofisologik.

a. Berdasarkan lama diare

1. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14

hari.

2. Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14

hari dengan kehilangan berat badan atau berat badan tidak

bertambah (failure to thrive) selama masa diare tersebut.

b. Berdasarkan mekanisme patofisiologik

1. Diare sekresi

Diare tipe ini disebabkan karena meningkatnya sekresi air

dan elektrolit dari usus, menurunnya absorbs. Ciri khas

pada diare ini adalah volume tinja yang banyak.

2. Diare osmotik

Diare osmotic adalah diare yang disebabkan karena

meningkatnya tekanan osmotik intralumen dari usus halus

12
yang disebabkan oleh obat-obat/zat kimia yang

hiperosmotik seperti (magnesium sulfat, magnesium

hidroksida), mal absorbs umum dan defek lama absorbsi

usus misal pada defisiensi disakarida, malabsorbsi

glukosa/galaktosa

3. Penyebab Diare

Menurut (Herdman, 2018) faktor yang berhungungan dengan diare

ada empat yaitu :

a. Ansietas

b. Peningkatan level stress

c. Penyalahgunaan laksatis

d. Penggunaan zat berlebihan

Menurut utami dan Lutfiana (2016) diare dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu :

1) Faktor Infeksi

Bakteri dapat dipengaruhi oleh mikroorganisme seperti

bakteri, virus dan protozoa dapat menyebabkan diare. Eschericia

Coli Enterotoksigenic, Shigella Sp, Campylobacterjejuni, dan

Cryptosporidium Sp merupakan mikroorganisme tersering

penyebab diare pada anak. Virus atau bakteri dapat masuk ke

dalam tubuh bersama makanan dan minuman. Virus atau bakteri

tersebut akan sampai ke sel-sel epitel usus halus dan akan

13
menyebabkan infeksi, sehingga dapat merusak sel-sel epitel

tersebut. Sel-sel epitel yang rusak akan digantikan oleh sel-sel

epitel yang belum matang sehingga fungsi sel-sel ini masih belum

optimal.

2) Faktor Sosiodemografi

Faktor ini dapat berpengaruh terhadap kejadian diare pada

anak yaitu pendidikan dan pekerjaan orang tua, serta umur anak.

Jenjang pendidikan memegang peranan yang cukup penting

dalam kesehatan masyarakat. Banyaknya informasi yang masuk

akan membuat pengetahuan tentang penyakit diare semakin

bertambah. Selain pendidikan dan pekerjaan orang tua, faktor

umur anak juga mempengaruhi. Semakin muda usia anak,

semakin tinggi kecenderungan terserang diare.

3) Faktor Lingkungan

Diare dapat terjadi jika seseorang tidak memerhatikan

kebersihan lingkungan dan menganggap bahwa masalah

kebersihan adalah masalah sepele. Sehingga dapat memberikan

pengaruh positif terhadap status kesehatan. Ruang lingkup

kebersihan lingkungan diantaranya adalah perumahan,

pembuangan kotoran manusia, penyediaan air bersih,

pembuangan sampah, dan pembuangan air kotor (limbah).

14
4) Faktor Perilaku

Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif dan kebiasaan

mencuci tangan merupakan faktor perilaku yang berpengaruh

dalam penyebaran kuman enterik dan menurunkan risiko

terjadinya diare.

4. Batasan Karakteristik

Batasan karakteristik pada kasus dengan diagnose keperawatan

diare meliputi nyeri abdomen, urgensi usus, kram, bising usus

hiperaktif, mengalami lebih dari tiga kali defekasi dalam 24 jam

dengan feses cair (Herdman , 2018)

5. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala awal diare ditandai dengan anak menjadi

cengeng, gelisah, suhu meningkat, nafsu makan menurun, tinja cair

(lendir dan tidak menutup kemungkinan diikuti keluarnya darah, anus

lecet, dehidrasi (bila terjadi dehidrasi berat maka volume darah

berkurang, nadi cepatdan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah

turun, keadaan menurun diakhiri dengan syok)., berat badan menurun,

turgor kulit menurun, mata dan ubun-ubun cekung, mulut dan kulit

menjadi kering (Octa, dkk 2014).

Menurut Kemenkes (2017) tanda dan gejala yang terjadi pada klien

diare berdasarkan tingkat dehidrasi :

15
a. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang

1) Anak mengalami gelisah atau rewel

2) Mata cekung

3) Rasa haus meningkat

4) Turgor kembali lambat

5) Kehilangan cairan 5-10% dari berat badan

b. Diare dengan dehidrasi berat

1) Lesu atau lunglai

2) Mata cekung

3) Malas minum

4) Turgor kembali sangat lambat >2 detik

5) Kehilangan cairan >10% dari berat badan

6. Patofisiologi

Mekanisme dasar penyebab diare adalah gangguan osmotik

(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan

osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air

dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan

sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi

akibat toksin di dinding usus meningkat kemudian terjadi diare.

Gangguan motilisasi usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan

hipoperistaltik (Ariani, 2016).

16
7. Penatalaksanaan

Menurut Sodikin (2012) prinsip pengobatan diare meliputi :

a. Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa

menimbang etiologinya

b. Makanan harus terus diberikan, bahkan harus ditingkatkan selama

diare untuk menghindari efek buruk pada status gizi

c. Antibiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin

karena tidak bermanfaat pada kebanyakan kasus, termasuk dalam

hal ini pada diare berat dan diare dengan panas.

8. Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Padila (2013) pemeriksaan diagnostik diare sebagai

berikut :

a. Pemeriksaan tinja

Diperiksa dalam hal volume, warna dan konsistensinya

serta di teliti adanya mucus darah dan leukosit. Pada umumnya

leukosit tidak dapat di temukan jika diare berhubungan dengan

penyakit usus halus. Tetapi di temukan pada penyakit salmonella, e

coli, enterovirus dan shigelosis. Terdapat mucus yang berlebih

pada tinja menunjukan kemungkinan adanya peradangan pada

kolon, pH tinja rendah menunjukan adanya malabsorbsi, jika kadar

glukosa tinja rendah atau pH kurang dari 5,5 maka penyebab diare

bersifat tidak menular.

17
b. Pemeriskaan darah

Pemeriksaan analisis gas darah, elektrolit, ureum, kreatinin,

dan berat jenis plasma. Penurunan pH darah disebabkan karena

terjadi penurunan bikarbionat sehingga frekuensi nafas agak cepat.

Elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor.

9. Komplikasi

Menurut Ambarwati (2015) akibat diare dan kehilangan cairan

serta elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi

sebagai berikut :

a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau

hipertonik)

b. Hipokalemia (gejala mateorismus, hipotoni otot lemah, dan

bradikardi)

c. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan

defisiensi enzim laktose

d. Hipoglikemia

e. Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik

18
10. Pathway Diare

Makana yang tidak dapat di serap

Tekanan di dalam rongga usus


meningkat

Gangguan
v sekresi Pergeseran air dan elektrolit
Ke dalam rongga ususu

Isi rongga usus berlebih


Faktor yang
berhubungan:
1. Ansietas
2. Peningkatan level Batasan karakteristik:
DIARE 1. nyeri abdomen,
stress
3. Penyalahgunaan 2. urgensi usus,
3. kram
laksatis
4. bising usus
4. Penggunaan zat
5. hiperaktif
berlebihan
NOC:
a. Eliminasi usus
b. Kontinensi usus
NIC:
a. Menejemen diare
b. Menejemen pengobatan

19
11. Perencanaan Keperawatan

Perencanaa keperawatan berdasarkan NOC (Herdmad, 2018)

Tabel 1

Diagnosa
Keperawatan NOC NIC
Diare Eliminasi Usus Manajemen Diare
Diare adalah passase feses Indikator IR ER 1. Tentukan riwayat diare
yang lunak dan tidak Warna feses 2. Ambil tinja untuk
berbentuk Feses lembut pemeriksaan kultur dan
dan berbentuk sensifitas bila diare
Batasan Karakteristik: Suara bising berlanjut
1. Ada dorongan untuk usus 3. Evaluasi profil pengobatan
defekasi Diare terhadap adanya efek
2. Kram Keterangan :
samping pada
3. Bising Usus Hiperaktif 1. Ekstrim
4. Defekasi feses cair > 3 gastrointestinal
2. Berat
dalam 24 jam 4. Ajarkan pasien cara
3. Sedang
penggunaan obat anti diare
4. Ringan
Faktor yang Berhubungan: secara tepat
1. Ansietas 5. Tidak ada
5. Intruksikan pasien atau
2. Peningkatan level stres anggota keluarga untuk
3. Penyalahgunaan Kontinensi Usus
mencatat warna, volume,
laksasif Indikator IR ER
4. Penggunaan zat frekuensi dan konsistensi
Diare
berlebihan tinja.
Konstipasi
Penggunaan 6. Evaluasi kandungan nutrisi
laksativ dari makanan yang sudah di
berlebihan konsumsi sebelumnya
Keterangan : 7. Berikan makanan dalam
1. Secara konsisten porsi kecil dan lebih sering
menunjukan serta tingkatkan porsi secara
2. Sering menunjukan bertahap
3. Kadang-kadang 8. Anjurkan pasien untuk
menunjukan menghindari makanan yang
4. Jarang menunjukan mengandung laktosa
5. Tidak pernah 9. Identifikasi faktor yang bisa
menunjukan menyebabkan diare
misalnya (medikasi bakteri
dan pemberian makanan

20
lewat selang
10. Monitor tanda dan gelaja
diare
11. Amati turgor kulit secara
berkala
12. Ukur diare/ output
pencernaan
13. Intruksikan diet rendah
serat, tinggi protein, tinggi
kalori, sesuai kebutuhan
14. Intruksikan untuk
menghindari laksatif

Manajemen Pengobatan
1. Tentukan obat apa yang
diperlukan, dan kelola
menurut resep dan/atau
protokol
2. Monitor efektifitas cara
pemberian obat yang sesuai
3. Monitor efek samping obat
4. Identifikasi jenis da jumlah
obat bebas yang digunakan
5. Berikan informasi mengenai
penggunaan obat bebas dan
bagaimana obat-obatan
tersebut dapat
mempengaruhi kondisi saat
ini

21
BAB III

PENGKAJIAN TERFOKUS

A. Pengkajian Terfokus

Menurut (Rahma, 2019) antara lain :

1. Data dasar

a. Data pasien

Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal

lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua,

pekerjaan orang tua, penghasilan. Untuk umur dan pasien diare

akut, sebagian besar adalah anak dibawah 2 tahun.

Insiden paling tinggi pada umur 6-11 bulan karena pada masa ini

bayu mulai diberikan makanan pendamping. Kejadian diare akut

pada anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan Depkes

RI dalam (Susilaningrum et al, 2013).

b. Keluhan utama

Buang air besar lebih dari 3 kali sehari, BAB kurang dari 4 kali

dengan konsistensi cair (diare tanpa dehidrasi). Buang air besar 4-

10 kali dengan konsistensi encer/cair (dehidrasi ringan/sedang).

Buang air besar lebih dari 10 kali (dehidrasi berat). Bila diare

berlangsung <14 hari adalah diare akut. Bila berlangsung 14 hari

atau lebih adalah diare persisten.

c. Riwayat penyakit sekarang

22
1. Mula-mula anak/bayi menjadi cengeng, gelisah, suhu badan

mungkin meningkat. Nafsu makan berkurang atau tidak ada,

kemungkinan timbul diare.

2. Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah.

Warna tinja berubah menjadi kehijauan karena bercampur

empedu.

3. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi

dan sifatnya makin lama makin asam.

4. Bila anak telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, gejala

dehidrasi mulai tampak.

5. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.

6. Diuresis, yaitu terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg/BB/jam ) bila

terjadi dehidrasi. Urine normal pada diare tanpa dehidrasi.

Urine sedikit gelap pada dehidrasi ringan atau sedang. Tidak

ada urin dalam waktu 6 jam (dehidrasi berat).

d. Riwayat kesehatan, meliputi :

1. Riwayat imunisasi terutama anak yang imunisasi campak.

Diare ini lebih sering terjadi dan berakibat berat badan pada

anak-anak dengan campak atau yang menderita campak dalam

4 minggu terakhir, yaitu akibat penurunan kekebalan pada

pasien.

23
2. Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan (antibiotik)

karena faktor ini salah satu kemungkinan penyebab diare

menurut Axton dalam (Susilaningrum et al, 2013).

3. Riwayat penyakit yang sering pada anak berumur di bawah 2

tahun biasanya batuk, panas, pilek, serta kejang yang terjadi

sebelum, selama, atau setelah terjadinya diare. Hal ini untuk

melihat tanda atau gejala infeksi lan yang menyebabkan diare,

seperti OMA, faringitis, bronko pneumonia, tonsilitis,

ensefalitis, menurut Suharyono dalam (Susilaningrum et al,

2013).

e. Riwayat nutrisi menurut Depkes RI dalam (Susilaningrum, 2013)

riwayat pemberian makanan sebelum sakit diare meliputi hal

sebagai berikut ,

1. Pemberian ASI penuh pada anak umur 4-6 bulan sangat

mengurangi resiko diare dan infeksi yang serius.

2. Pemberian susu formula, apakah menggunakan air masak,

diberikan dengan botol atau dot, karena botol yang tidak bersih

akan mudah terjadi pencemaran.

f. Pengkajian Tingkat perkembangan

Kaji apakah pasien sebelum sakit mampu melakukan aktifitas

mandiri dan sering bergaul, apakah pasien sudah mampu dalam

berbicara, berfikir dan aktifitas lainnya (motorik kasar dan halus).

24
a) Motorik kasar : setiap anak berbeda, bersifat familiar, dan

dapat dilihat kemampuan anak menggerakan anggota tubuh.

b) Motorik halus : menggerakkan tangan dan jari untuk

mengambil benda, menggenggam, menggambar, menulis,

dihubungkan dengan usia.

c) Perkembangan bahasa : mengucap 1 kata merangkai kata

sesuai dengan usia.

g. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum

a. Baik, sadar (tanpa dehidrasi)

b. Gelisah, rewel (dehidrasi ringan atau sedang)

c. Lesu, lunglai atau tidak sadar (dehidrasi berat)

2. Berat badan

Menurut S. Partono (Susilaningrum et al, 2013), anak yang

diare dengan dehidrasi biasanya mengalami penurunan berat

badan

3. Kulit

Untuk mengetahui elastisitas kulit, kita dapat melakukan

pemeriksaan turgor, yaitu dengan cara mencubit daerah perut

dengan kedua ujung jari (bukan kedua kuku). Turgor kembali

cepat kurang dari 2 detik berarti diare tanpa dehidrasi. Turgor

25
kembali lambat bila cubitan kembali dalam waktu 2 detik dan

ini berarti diare dengan dehidrasi ringan/sedang. Turgor

kembali sangat lambat bila cubitan kembali >2 detik dan ini

termasuk diare dengan dehidrasi berat.

4. Kepala

Anak berumur di bawah 2 tahun yang mengalami dehidrasi,

ubun-ubun biasanya cekung.

5. Mata

Anak yang diare tanpa dehidrasi, bentuk kelopak mata normal.

Bila dehidrasi ringan atau sedang, kelopak mata cekung

(cowong). Sedangkan dehidrasi berat, kelopak mata sangat

cekung.

6. Mulut dan lidah

a. Mulut dan lidah basah (tanpa dehidrasi)

b. Mulut dan lidah kering (dehidrasi ringan/sedang)

c. Mulut dan lidah sangat kering (dehidrasi berat).

7. Abdomen

Pada pemeriksaan abdomen perhatikan inpeksi, palpasi, perkusi,

dan auskultasi.

8. Anus, adakah iritasi pada kulit

26
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, A. R. (2016). Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA) Sebagai


Upaya Mengurangi Risiko Kecelakaan Kerjadan Risiko Penyakit
Akibat Kerja di Bagian Produksi PT. Iskandar Indah Printing Textile
Surakarta.[Skripsi Ilmiah]. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan UMS.

Ambarwati, D, S. 2015. Perbedaan kualitas hidup pada anak usia sekolah dengan
status gizi normal dan obesitas di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta.
Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Gajah Mada

Arifputra, A., Tanto, C., Aninditha, T., Stroke. Dalam: Tanto, C.Liwang, F., dkk.
2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Abu,Lukman., Mokhtar, Mahani., Hassan, Zainudin., & Suhan, S.Z.D.(2015).


How to Develop Character of Madrassa Students in Indonesia. Journal
of Education and Learning, 9(1) 79-86

Baradero, M, dkk. (2009). Prinsip dan Praktek Keperawatan Perioperatif. Jakarta:


EGC

Departemen Kesehatan RI, 2011, Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Pada


Balita, Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat
Jenderal
pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Dwienda, Octa,dkk. (2014). Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi/Balita Dan Anak


Prasekolah.Yogyakarta: Deepublish.

27
Hidayat AA. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika; 2013.

Herdman, H. T., & Kamitsuru, S. (Eds.). (2017) . NANDA international nursing


diagnoses: definitions & classification 2018-2020. Thieme..

Iqbal Mubarak, Wahit. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep dan Aplikasi
dalam Kebidanan. Jakarta: SalembaMedika

Kyle & Carman. (2015). Buku Ajar Keperawatan Pediatri Edisi 2. Diterjemahkan
Oleh Devi Yulianti Dan Dwi Widiarti. Jakarta: EGC

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:


Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 31 Januari 2019 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatanindonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun 2017.pdf

Kusumaningtyas, K & Sri, W. (2016). Faktor Pendapatan dan Pendidikan


Keluarga Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak usia 3-4
tahun.Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, Vol. VII No. 1
Januari 2016, hal 53-59.

Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Keputusan Menteri


kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Nursalam. (2013) Metodologi penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Purwaningdyah, G.P., Tri, D. W., dan Novita W. (2015). Efektivitas Ekstrak Biji
Pepaya (Carica Papaya L.) Sebagai Antidiare Pada Mencit yang

28
Diinduksi Salmonella Typhimurium. Jurnal Pangan dan Agroindustri.
(03)04: 1283-1293.

Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.Yogyakarta: Nuha Medika.

Raini, M., Isnawati, A. (2016). Profil Obat Diare Yang Disimpan Di Rumah
Tangga Di Indnesia Tahun 2013.Media Litbangkes, 26 (4),227-234.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakor
pop_2018/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf – Diakses Agustus 2018.

Soenarto Y., 2012. Diare Kronis dan Diare Persisten. Juffrie M., Soeparto P.,
Ranuh R., Sayoeti Y., Sudigbia I., Ismail R., Subagyo B., Santoso
N.B., Soenarto S.S.Y., Hegar B., Boediarso A., Dwipoerwantoro P.G.,
Djuprie L., Firmansyah A., Prasetyo D., Santosa B., Martiza I., Arief
S., Rosalina I., Sinuhaji A.B., Mulyani N. S., Bisanto J., &Oswari H.,
Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jilid 1. Pp 122. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI

Susilaningrum et al.,2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak untuk Perawat


dan Bidan. Jakarta : Salemba Medikapp. 35-37, 43-44

Wulandari, D & Erawati M. (2016). Buku ajar keperawatan anak. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

Who. Diarrhoeal Disease Diakses Dari


Http://Www.Who.Int/Mediacentre/Factsheets/Fs330/En/ 2013 25
Oktober 2016.

29
WHO. Diarrhoeal disease [Internet]. 2013. Available from:
http://www.who.int/topics/diarrhoea/en/

30
L

N
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

FORMAT PENGKAJIAN ANAK

Nama mahasiswa : ………………………………..

Tempat praktik : ………………………………..

Tanggal Pengkajian : ………………………………..

I. Identitas data

Nama : ……………….... Alamat : ………….............

Tempat/ tgl lahir: ………………… Agama : ………………….

Usia : ………………… Suku bangsa : ………………….

Nama ayah/ibu : ………………… Pendidikan ayah : ………………….

Pekerjaan ayah : ………………… Pendidikan ibu : ………………….

Pekerjaan ibu : …………………

II. Keluhan Utama

III. Riwayat kehamilan dan kelahiran


a. Prenatal : ……………………………………………………………..
b. Intra natal : ……………………………………………………………..
c. Post natal : ……………………………………………………………..

IV. Riwayat masa lampau


a. Penyakit waktu kecil : ………………………………………………….
b. Pernah di rawat di RS : …………………………………………………
c. Obat-obatan yang digunakan : …………………………………………
d. Tindakan (operasi) : ……………………………………………………
e. Alergi : …………………………………………………………………
f. Kecelakaan : ……………………………………………………………
g. Imunisasi : ……………………………………………………………...

V. Riwayat keluarga (disertai genogram)

VI. Riwayat Sosial


a. Yang mengasuh : ………………………………………………………
b. Hubungan dengan anggota keluarga: ………………………………….
c. Hubungan dengan teman sebaya : ……………………………………..
d. Pembawaan secara umum : …………………………………………….
e. Lingkungan rumah : ……………………………………………………

VII. Kebutuhan Dasar


a. Makanan yang disukai/ tidak disukai : …………………………………
Selera : …………………………………………….

Alat makan yang dipakai : …………………………………………….

Pola makan/ jam : …………………………………………….

b. Pola tidur : ……………………………………………………………...


Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan, dibacakan cerita, benda yang
dibawa saat tidur, dll) : …………………………………………….

Tidur siang : …………………………………………….


c. Mandi : …………………………………………………………………
d. Aktifitas bermain : ……………………………………………………..
e. Eliminasi : ……………………………………………………………...

VIII. Keadaan Kesehatan Saat Ini


a. Diagnosis medis : ….…………………………………………………
b. Tindakan operasi : …………………………………………………….
c. Status nutrisi : …………………………………………………….
………………………………………………………………………….

d. Status cairan : …………………………………………………….


………………………………………………………………………….
e. Obat-obatan : …………………………………………………….
………………………………………………………………………….

f. Aktifitas : …………………………………………………….
g. Tindakan keperawatan : …………………………………………….
………………………………………………………………………….

h. Hasil laboratorium:
i. Hasil rontgen :
j. Data tambahan :

IX. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan umum :
b. TB / BB :
c. Lingkar kepala :
d. Mata :
e. Hidung :
f. Mulut :
g. Telinga :
h. Tengkuk :
i. Dada :
j. Jantung :
k. Paru - paru :
l. Perut :
m. Punggung :
n. Genetalia :
o. Ekstremitas :
p. Kulit :
q. Tanda vital :

X. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN


a. Kemandirian dan bergaul ………………………………………………
………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………….

b. Motorik halus ………………………………………………………….


………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………….

c. Kognitif dan bahasa ……………………………………………………


………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………….

d. Motorik kasar ………………………………………………………….


………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………
XI. INFORMASI LAIN

XII. Ringkasan Riwayat Keperawatan


XIII. Analisa Data
Data ( DO / DS ) Penyebab/ Etiologi Masalah ( Problem )
XIV. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. ………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………
4. ………………………………………………………………………………
5. ………………………………………………………………………………

RENCANA KEPERAWATAN

PARAF/
TGL/ JAM DP NOC NIC
NAMA
ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Evaluasi
Implementasi Evaluasi Sumatif Paraf / Nama
Keperawatan Formatif
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES )
AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
________________________________________________________________________
PROSEDUR PENILAIAN PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN

Nama :

Nilai
No Aspek yang dinilai Bobot Ya Tidak
A ALAT
1. Stetoskop 2    
2. Pita sentimeter 2    
3. Alat tulis 2    
B TAHAP PRA INTERAKSI
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada 2    
2. Mencuci tangan 2    
3. Membawa alat ke dekat pasien 2    
C TAHAP ORIENTASI
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 2    
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada 4    
keluarga/ klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan 2    
dilakukan
D TAHAP KERJA
1. Mengatur posisi pasien ( kaki di tekuk ) 8    
2. Membebaskan daerah abdomen 8    
3. Melakukan inspeksi dari depan dan samping pasien 8    
4. Melakukan auskultasi : 4 quadran ( sebelum palpasi/ 10    
perkusi )
5. Melakukan palpasi : epigastrium, lien, hepar 10    
6. Melakukan pemeriksaan turgor kulit 10    
7. Melakukan perkusi : 4 quadran/ umbilikus ke lateral 10    
8. Mengukur lingkar perut 6    
E TAHAP TERMINASI
1. Merapikan alat 2    
2. Berpamitan dengan klien 2    
3. Membereskan alat 2    
4. Mencuci tangan 2    
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 2    
JUMLAH 100    
PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILAN
PENILAIAN TINGKAT PERKEMBANGAN (KPSP)

NAM TANGGA
A : L :
OBSERVE
NIM : R :

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT Y TIDA
A K
A FASE PREINTERAKSI      
1 Cek program Penilaian tingkat pekembangan (KPSP) 4    
2 Menyiapkan alat 4    
         
B FASE ORIENTASI      
1 Memberi salam/ menyapa klien 5    
2 Memperkenalkan diri 5    
3 Menjelaskan tujuan tindakan 5    
4 Menjelaskan langkah prosedur 5    
5 Menanyakan kesiapan pasien 5    
6 Menyiapkan alat tulis,kertas dan form KPSP 5    
         
C FASE KERJA      
1 Menghitung usia kronologis dengan benar 12    
2 Menggunakan form KPSP sesuai usia anak 12    
Menanyakan dan melakukan tes perkembangan sesuai
3 dengan 12    
  form KPSP yang digunakan (sesuai dendan usia anak)      
4 Menginterpretasikan hasil KPSP 12    
         
C FASE TERMINASI      
Melakukan intervensi interpretasi hasil KPSP kepada
1 orang tua 5    
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 5    
3 Berpamitan 4    
  TOTAL 100    

Keterangan :
TIDA
K : Tidak dilakukan
YA : Dilakukan dengan sempurna

Observer
( )

PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILAN


ANTROPOMETRI

NAM
A : TANGGAL :
OBSERVE
NIM : R :

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT Y TIDA
A K
A FASE PREINTERAKSI      
1 Cek program pengukuran antoprometri 2    
2 Menyiapkan alat 2    
         
B FASE ORIENTASI      
1 Memberi salam/ menyapa klien 2    
2 Memperkenalkan diri 2    
3 Menjelaskan tujuan tindakan 2    
4 Menjelaskan langkah prosedur 2    
5 Menanyakan kesiapan pasien 2    
         
C FASE KERJA      
  Mengucapkan Basmallah      
1 Mencuci tangan 4    
2 Menjaga privacy pasien 4    
3 Melepas pakaian bayi dan anak 4    
4 Menimbang berat badan 10    
5 Memasang selimut mandi 4    
6 Mengukur panjang/Tinggi badan (lutut tidak menekuk ) 10    
7 Mengukur lingkar kepala 10    
8 Mengukur lingkar dada 10    
9 Mengukur lingkar lengan atas (LILA) 10    
10 Memakaikan kembali pakaian bayi/anak 6    
11 Merapihkan pasien dan alat 4    
  Mengucapkan Hamdallah      
12 Mencuci tangan 4    
C FASE TERMINASI      
1 Melakukan evaluasi tindakan 2    
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 2    
3 Berpamitan 2    
  TOTAL 100    
Keterangan :
TIDA
K : Tidak dilakukan
YA : Dilakukan dengan sempurna

Observer

( )

Anda mungkin juga menyukai