Anda di halaman 1dari 106

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

R DENGAN GANGGUAN SISTEM


PENCERNAAN a.i GASTRITIS DI KP. NANGGERANG RT 14 RW 05
DESA BANTARSARI KECAMATAN CIJAMBE
KABUPATEN SUBANG
TAHUN 2021

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan untuk Menempuh Ujian Sidang Asuhan Keperawatan Komprehensif
SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang

KANDA KARISTA
No.induk : 201900051

YAYASAN ADHI GUNA KENCANA


SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA SUBANG
KOMPETENSI KEAHLIAN KEPERAWATAN
2021
SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA SUBANG
KANDA KARISTA
No. Induk : 201900051
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN a.i GASTRITIS DI KP. NANGGERANG RT 14 RW 05
DESA BANTARSARI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN SUBANG
TAHUN 2021
xii + v bab + 90 Halaman + 1 gambar + 4 Lampiran

ABSTRAK
Gastritis atau sakit maag adalah peradangan (pembengkakan) dari mukosa
lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi. Jika penyakit gastritis ini
dibiarkan terus menerus akan merusak fungsi lambung dan dapat meningkatkan
risiko untuk terkena kanker lambung hingga menyebabkan kematian. Berbagai
penelitian menyimpulkan bahwa keluhan sakit pada penyakit gastritis paling
banyak ditemui akibat dari fungsional, yaitu mencapai 70-80% dari seluruh kasus.
Tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah untuk mendapatkan
pengalaman langsung dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
Ny.R,secara komprehensif melalui pendekatan proses keperawatan.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dalam bentuk
studi kasus. Masalah yang muncul pada kasus klien Ny.R adalah Gangguan rasa
nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan asam lambung. Gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual
dan muntah.Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan rasa nyaman.
Perencanaan yang telah disusun berdasarkan masalah yang muncul pada kasus
pasien Ny.R hampir seluruhnya dapat dilaksanakan.
Penulisan mendapatkan kesimpulan pada Asuhan Keperawatan Ny.R telah
dilakukan mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan
evaluasi. Sehinga muncul masalah keperawatan dan semuanya dapat teratasi
sesuai dengan tujuan jangka pendek serta kriteria hasil yang ditetapkan.
Saran yang dapat penulis berikan sesuai dengan keterbatasan sarana dan
prasarana yang ada diharapkan mampu menghasilkan hasil asuhan keperawatan
yang lebih baik dimasa mendatang.
KATA KUNCI : Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Pencernaan
DAFTAR PUSTAKA : 24 Sumber

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Kanda Karista

No. Induk : 201900051

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R DENGAN

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN a.i GASTRITIS

DI KP. NANGGERANG RT 14 RW 05 DESA

BANTARSARI KECAMATAN CIJAMBE

KABUPATEN SUBANG

Telah disetujui untuk diajukan pada ujian sidang Laporan Tugas Akhir

Subang, 05 November 2021

Pembimbing

( Dadan Priyatna Yudiansah, S.Pd., S.Kep., Ners.)

Mengetahui,
SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang
Ka. Prodi Keperawatan

( Casmo, S.Kep., Ners., MM)

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Kanda Karista

No. Induk : 201900051

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R DENGAN

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN a.i

GASTRITIS DI KP. NANGGERANG RT 14 RW 05

DESA BANTARSARI KECAMATAN CIJAMBE

KABUPATEN SUBANG

Telah diujikan pada hari….

di SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang

Penguji I Penguji II

( ) ( )

Mengetahui,
SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang
Kepala Sekolah,

(Yogi Sugiyana, M.Pd)

iii
SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir yang berjudul “ ASUHAN

KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM

PENCERNAAN a.i GASTRITIS DI KP. NANGGERANG RT 14 RW 05

DESA BANTARSARI KECAMATAN CIJAMBE KABUPATEN

SUBANG TAHUN 2021” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian

didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas

pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sangsi yang dijatuhkan kepada

saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya

saya ini.

Subang, 05 November 2021

Yang membuat pernyataan

( Kanda Karista )

iv
RIWAYAT HIDUP

Nama : Kanda Karista

No.Induk : 201900051

Tempat/Tanggal lahir : Subang, 01 Februari 2004

Alamat : Kp. Nanggerang RT 14 RW 05

Desa Bantarsari Kecamatan

Cijambe Kabupaten Subang

Pendidikan

1. Paud Cempaka : Tahun 2009 – 2010

2. MI Uswatun Hasanah : Tahun 2010 – 2016

3. SMPN 2 Cijambe : Tahun 2016 – 2019

4. SMK Kes. Bhakti Kencana Subang : Tahun 2019 s.d sekarang

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan

Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Ny. R Dengan

Gangguan Sistem Pencernaan a.i Gastritis di Kp. Nanggerang RT 14 RW 05 Desa

Bantarsari Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang Tahun 2021’’.

Laporan Tugas Akhir ini diajukan untuk menempuh ujian sidang Asuhan

Keperawatan Komprehensif SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat saran,

dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang

merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi, namun dapat

membukakan mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan

tersebut adalah guru yang terbaik bagi penulis. Oleh karena itu dengan segala

hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. H. Mulyana.,SH.,M.Pd.,MH.Kes. selaku Ketua Yayasan Adhi Guna Kencana

2. Yogi Sugiyana, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMK Kesehatan Bhakti

Kencana Subang

3. Casmo, S.Kep., Ners,. MM selaku Kepala Prodi Keperawatan

vi
4. Dadan Priyatna Yudiansah, S.pd,. S.kep., Ners. selaku Pembimbing Laporan

Tugas Akhir.

5. Kedua orang tua serta saudara yang senantiasa memberikan doa dan

dukungan bagi penulis, baik secara materil maupun non materil dalam

penyusunan Laporan Tugas Akhir.

6. Seluruh teman-teman Keperawatan yang telah memberikan motivasi.

7. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah

terlibat banyak membantu sehingga laporan tugas akhir ini dapat diselesaikan.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari masih terdapat

banyak kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja,

dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman

yang penulis miliki. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan

tersebut tidak menutup diri terhadap segala saran dan kritik serta masukan

yang bersifat kontruktif bagi diri penulis.

Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, institusi

pendidikan dan masyarakat luas

Subang, 05 November 2021

Penulis

( Kanda Karista )

vii
viii
DAFTAR ISI

Halaman
1. Abstrak....................................................................................................i
2. Lembar Persetujuan ................................................................................ii
3. Lembar Pengesahan ................................................................................iii
4. Surat Pernyataan .....................................................................................iv
5. Riwayat Hidup.........................................................................................v
6. Kata Pengantar........................................................................................vi
7. Daftar Isi .................................................................................................viii
8. Daftar Tabel ............................................................................................xi
9. Daftar Gambar.........................................................................................xii
10. Daftar Lampiran......................................................................................xiii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum .....................................................4
1.2.2 Tujuan Khusus ....................................................4
1.3. Manfaat Penulisan
1.3.1 Bagi Penulis ........................................................5
1.3.2 Bagi SMK Bhakti Kencana Subang.....................6
1.3.3 Bagi Keluarga Pasien ..........................................6
1.4. Metode Penulisan
1.4.1 Wawancara...........................................................6
1.4.2 Observasi..............................................................7
1.4.3 Studi Dokumentasi................................................7
1.4.4 Studi Kepustakaan................................................7
1.5. Sistematika Penulisan......................................................7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pengertian ...........................................................9

ix
2.1.2 Etiologi ................................................................10
2.1.3 Anatomi dan Fisiologi.........................................11
2.1.4 Patofisiologi.........................................................23
2.1.5 Manifestasi klinis.................................................24
2.1.6 Penatalaksanaan ..................................................24
2.2. Tinjauan Kasus
2.2.1 Pengkajian ...........................................................27
2.2.2 Diagnosa yang mungkin muncul .......................37
2.2.3 Perencanaan ........................................................37
2.2.4 Implementasi .......................................................40
2.2.5 Evaluasi ...............................................................40
BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian
3.1.1 Biodata Klien ......................................................42
3.1.2 Biodata Penanggung Jawab ................................43
3.2. Riwayat Kesehatan
3.2.1 Keluhan Utama ...................................................43
3.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang ..............................44
3.2.3 Riwayat Kesehatan Dahulu .................................44
3.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga ................................44
3.3. Pemeriksaan Fisik
3.3.1 Keadaan Umum ..................................................45
3.3.2 Keadaan Status Gizi ............................................45
3.3.3 Tanda-tanda Vital ...............................................45
3.3.4 Daerah Kepala dan Leher ...................................46
3.3.5 Thorax .................................................................48
3.3.6 Abdomen .............................................................49
3.3.7 Daerah Genitalia .................................................49
3.3.8 Ekstremitas .........................................................49
3.3.9 Daerah Bokong dan Punggung............................50
3.4. Pola Aktivitas ..................................................................52

x
3.5. Data Psikolsosial .............................................................53
3.6. Data Spiritual ..................................................................53
3.7. Data Sosial ......................................................................53
3.8. Data Penunjang
3.8.1 Therapi Obat........................................................53
3.9. Analisa Data ....................................................................54
3.10. Diagnosa Keperawatan ...................................................55
3.11. Perencanaan.....................................................................56
3.12. Catatan Perkembangan....................................................61
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
4.1.1 Tahap Pengkajian.................................................67
4.1.2 Tahap Diagnosa...................................................67
4.1.3 Tahap Perecanaan................................................68
4.1.4 Tahap Implementasi.............................................68
4.1.5 Tahap Evaluasi.....................................................68
4.2. Saran
4.2.1 Bagi Peserta Didik...............................................69
4.2.2 Bagi SMK Kes. Bhakti Kencana Subang............69
BAB V : PROFIL DESA BANTARSARI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.3.1 Daftar Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin.......................71

Tabel 5.3.2 Daftar Jumlah Penduduk berdasarkan Pekerjaan...............................72

Tabel 5.3.3 Daftar Jumlah Penduduk berdasarkan Pendidikan.............................73

Tabel 5.4 Daftar Pola Penyakit di Desa Bantarsari Tahun 2020...........................73

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Anatomi fisiologi sistem pencernaan ........................................... 11

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pernyataan Laporan Tugas Akhir

Lampiran 2 Lembar Bimbingan

Lampiran 3 Satuan Acara Penyuluhan Tanda-tanda Vital

Lampiran 4 Satuan Acara Penyuluhan Mencuci Tangan

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit yang terdapat di dunia ini bermacam-macam, mulai dari yang

tidak berbahaya sampai yang dapat menyebabkan kematian. Faktor

penyebabnya juga bermacam-macam, ada faktor internal seperti gen,

keturunan dan faktor eksternal lainnya. Sistem pencernaan terdiri dari mulut,

kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Dimana semua

organ itu merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan (Endang,

2019).

Fungsi utama dari sistem pencernaan yaitu sebagai pencerna nutrisi

tubuh. Namun meskipun begitu, bukan berarti sistem pencernaan pada tubuh

manusia akan selalu aman karena adanya nutrisi yang banyak. Pintu atau

jalan masuknya zat dari luar dengan bebas ternyata akan menimbulkan

banyak gangguan atau penyakit pada sistem pencernaan. Dimana penyakit

tersebut akan mengganggu atau mengancam orang yang menderitanya.

Penyakit atau gangguan yang menyerang ini akan menghambat sistem kerja

organ-organ yang lainnya. penyakit yang akan mengancam sistem pencernaan

manusia diantaranya diare, gastritis, konstipasi, apendiksitis, peritonitis dan

stomatitis (Endang, 2019).

Gastritis merupakan salah satu faktor utama yang menjadi masalah

kesehatan pada masyarakat. Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia masih

1
2

sangat rendah mengenai pentingnya menjaga kesehatan lambung, padahal

gastritis atau sakit maag akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, baik

bagi remaja maupun orang dewasa. Gastritis atau sakit maag adalah

peradangan (pembengkakan) dari mukosa lambung yang disebabkan oleh

faktor iritasi dan infeksi. Jika penyakit gastritis ini dibiarkan terus menerus

akan merusak fungsi lambung dan dapat meningkatkan risiko untuk terkena

kanker lambung hingga menyebabkan kematian. Berbagai penelitian

menyimpulkan bahwa keluhan sakit pada penyakit gastritis paling banyak

ditemui akibat dari fungsional, yaitu mencapai 70-80% dari seluruh kasus.

Gastritis fungsional merupakan sakit yang disebabkan oleh gangguan pada

organ lambung melainkan lebih sering dipicu oleh pola makan yang kurang

sesuai, faktor psikis dan kecemasan (Saydam, 2016).

Gastritis kronis tetap merupakan penyakit yang relatif umum di negara

berkembang. Prevalensi infeksi H. pylori pada anak-anak di populasi barat

adalah sekitar 10% tetapi sekitar 50% di negara berkembang. Di negara

berkembang, prevalensi keseluruhan H. pylori bervariasi tergantung pada

wilayah geografis dan kondisi sosial ekonomi. Ini adalah sekitar 69% di

Afrika, 78% di Amerika Selatan, dan 51% di Asia. Sosial ekonomi dan

kebersihan lingkungan merupakan faktor penting dalam penularan infeksi H.

pylori di seluruh dunia. Faktor-faktor ini termasuk kebersihan keluarga,

kepadatan rumah tangga, dan kebiasaan memasak. Asal pediatrik infeksi H.

pylori saat ini dianggap sebagai penentu utama gastritis terkait H. pylori di

masyarakat (Azer, et all, 2021).


3

Menurut data dari Kemenkes RI tahun 2015, angka presentasi dari

kejadian penyakit gastritis di Indonesia adalah 40,8%. Angka kejadian

gastritis pada beberapa daerah di Indonesia itu sendiri cukup tinggi dengan

prevalensi persentase 274.396 kasus dari 238.452.952 penduduk. Angka

kejadian gastritis di Indonesia tepatnya di provinsi Jawa Barat penyakit

gastritis mencapai 31,2 % dan di daerah Kota Bandung sendiri penderita

penyakit gastritis mencapai 15,37 dan itu menempati angka tertinggi di Jawa

Barat (Kemenkes RI, 2015). Data Dinas Kesehatan Kota Subang tahun 2018,

menyebutkan bahwa gastritis menempati urutan ke-4 dari 10 penyakit

terbanyak dengan jumlah 4.853 kasus (12,26%) dan pada tahun 2019

meningkat menjadi 6.013 kasus (13,20%) di urutan ke-2 (Dinkes Kab.

Subang, 2019).

Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Subang tercatat 10 besar penyakit

yaitu ISPA sebanyak 19.234 (38,40%), Gastritis sebanyak 7.013 (14,00%),

Hipertensi sebanyak 5.001 (9,98%), Myalgia sebanyak 4.687 (9,36%), Febris

sebanyak 3.483 (6,95%), Dispepsia sebanyak 2.998 (5,98%), Dermatitis

sebanyak 2.221 (4,43%), Diare sebanyak 2.162 (4,32%), Chepalgia sebanyak

1.676 (3,35%), TBC sebanyak 1.620 (3,23%) (Dinkes Kab. Subang, 2020).

Gastritis atau lebih lazim kita menyebutkannya sebagai penyakit maag

merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktifitas dan bila tidak

ditangani dengan baik dapat juga berakibat fatal. Biasanya penyakit gastritis

terjadi pada orang- orang yang memiliki pola makan tidak teratur dan

memakan makanan yang merangsang produksi asam lambung. Beberapa


4

infeksi mikroorganisme juga dapat menyebabkan terjadinya gastritis. Gejala-

gejala sakit gastritis selain nyeri di daerah ulu hati adalah mual, muntah,

lemas, kembung dan terasa sesak, nafsu makan menurun, wajah pucat, suhu

badan naik, keluar keringat dingin, pusing dan selalu bersendawa dan pada

kondisi yang lebih parah, bisa muntah darah (Wijoyo dalam Pratiwi, 2013).

Berdasarkan dari data diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil

judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. R Dengan Gangguan Sistem

Pencernaan a.i Gastritis di Kp. Nanggerang RT 14 RW 05 Desa Bantarsari

Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan

gangguan Sistem Pencernaan a.i Gastritis di Kp. Nanggerang RT 14

RW 05 Desa Bantarsari Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang Tahun

2021.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan

gangguan Sistem Pencernaan a.i Gastritis di Kp. Nanggerang RT 14

RW 05 Desa Bantarsari Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang

Tahun 2021 pada tahap pengkajian.

b. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan

gangguan Sistem Pencernaan a.i Gastritis di Kp. Nanggerang RT 14


5

RW 05 Desa Bantarsari Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang

Tahun 2021 pada tahap Diagnosa.

c. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan

gangguan Sistem Pencernaan a.i Gastritis di Kp. Nanggerang RT 14

RW 05 Desa Bantarsari Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang

Tahun 2021 pada tahap Perencanaan.

d. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan

gangguan Sistem Pencernaan a.i Gastritis di Kp. Nanggerang RT 14

RW 05 Desa Bantarsari Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang

Tahun 2021 pada tahap Implementasi.

e. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan

gangguan Sistem Pencernaan a.i Gastritis di Kp. Nanggerang RT 14

RW 05 Desa Bantarsari Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang

Tahun 2021 pada tahap Evaluasi.

1.3 Manfaat Penulisan

1.3.1 Bagi Penulis

a. Menambah pengetahuan dalam praktik.

b. Pengalaman dalam pembelajaran keperawatan.

c. Memahami tentang teori ataupun praktik dalam memberikan

asuhan keperawatan.

d. Menambah wawasan dan pelajaran baru serta meningkatkan

keterampilan dalam belajar.


6

1.3.2 Bagi SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang

a. Untuk mendapatkan atau memperoleh hasil laporan dari Praktiek

Pengabdian Masyarakat ( PPM )

b. Menigkatkan kualitas dan kuantitas sekolah dalam bersaing di dunia

pendidikan khususnya keperawatan.

c. Meningkatkan mutu sekolah agar siswa-siswi lulusan sekolah ini

dapat diakui oleh masyarakat.

d. Nama sekolah dapat dikenal dan diketahui oleh masyarakat.

1.3.3 Bagi Pasien dan Keluarga Pasien

a. Untuk mengetahui lebih dalam tentang penyakit Gastritis.

b. Agar bisa menerapkan pencegahan kepada keluarga lain

agar tidak terkena penyakit Gastritis.

1.4 Metode Penulisan

Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini penulisan menggunakan

metode kasus dengan pendekatan proses keperawatan, sedangkan teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1.4.1 Wawancara

Suatu teknik pengumpulan data dan dimana penulis memperoleh

informasi secara langsung dari pasien.


7

1.4.2. Observasi

Observasi yaitu suatu pengamatan secara langsung terhadap pasien

untuk memperoleh suatu informasi dan data pasien melalui proses

pemeriksaan fisik.

1.4.3 Studi Dokumentasi

Data yang diperoleh dari catatan keperawatan dan catatan medis

lainnya.

1.4.4 Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan yaitu suatu pengumpulan data uang diperoleh

dengan cara penelusuran buku-buku tentang keperawatan dan ilmu-ilmu

penyakit maupun media lain untuk memperoleh ketentuan dasar

terhadap kasus yang dihadapi.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan, berisikan tentang latar belakang gastritis,

tujuan, manfaat, metode dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan teori, terdiri dari konsep dasar penyakit gastritis

yang berisi pengertian, etiologi, manifestasi klinis dan

penatalaksanaan masalah yang timbul. Konsep dasar proses

keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,

implementasi, dan evaluasi.


8

BAB III : Tinjauan kasus asuhan keperawatan komprehensif, terdiri

dari asuhan keperawatan pada Ny. R dengan gangguan

Sistem Pencernaan a.i Gastritis di Kp. Nanggerang RT 14

RW 05 Desa Bantarsari Kecamatan Cijambe Kabupaten

Subang Tahun 2021, meliputi pengkajian, diagnosa,

implementasi dan evaluasi.

BAB IV : Kesimpulan dan saran, berisi uraian-uraian kesimpulan dari

penerapan langkah-langkah proses keperawatan yang terdiri

dari pengkajian hingga evaluasi.

BAB V : Profil Desa Bantarsari Tahun 2020


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian

Gastritis merupakan peradangan atau pendarahan mukosa lambung

yang bersifat akut, kronik difus, atau lokal. Dua jenis gastritis yang

sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan gastritis atropik kronis

(Hardi & Huda Amin, 2015).

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung,

peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung

sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab

terpenting dalam gangguan saluran pencernaan, pelepasan epitel akan

merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung

(Sukarmin,2013).

Penyakit gastritis atau sering dikenal sebagai penyakit maag

merupakan penyakit yang sangat mengganggu. Biasanya penyakit

gastritis terjadi pada orang- orang yang mempunyai pola makan yang

tidak teratur dan memakan makanan yang merangsang produksi asam

lambung. Beberapa infeksi mikroorganisme juga dapat menyebabkan

terjadinya gastritis. Gejala-gejala sakit gastritis selain nyeri ulu hati juga

menimbulkan gejala seperti mual, muntah, lemas, kembung, terasa

sesak, nafsu makan menurun, wajah pucat, suhu badan naik, keluar

9
10

keringat dingin, pusing, selalu bersendawa dan pada kondisi yang lebih

parah, bisa muntah darah (Wijayanto dalam Syamsu, 2017).

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gastritis

adalah suatu peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung yang

disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi dan ketidakteraturan dalam pola

makan misalnya makan terlalu banyak, cepat, telat makan. Makan-

makanan yang terlalu banyak bumbu dan pedas. Hal tersebut dapat

menyebabkan terjadinya gastritis.

2.1.2 Etiologi

Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus

atau parasit lainnya juga dapat menyebabkan gastritis. Contributor

gastritis akut adalah meminum alkohol secara berlebihan, infeksi dari

kontaminasi makanan yang dimakan, dan penggunaan kokain.

Kortikosteroid juga dapat menyebabkan gastritis seperti NSAID aspirin

dan ibuprofen (Dewit, Stromberg & Dallred, 2016).


11

Gambar 2.1

Sistem Pencernaan Tubuh Manusia

Sumber : Tedjho, 2009

2.1.3 Anatomi Fisiologi

Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima

makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh

dengan jalan proses pencernaan (penguyahan, penelanan, dan

pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari

mulut (oris) sampai anus.


12

1. Fungsi Pencernaan

Fungsi pencernaan menurut Syaifuddin 2011, adalah:

Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrien

(zat yang sudah dicerna), air dan garam berasal dari zat makanan

untuk didistribusikan ke sel-sel melalui sistem sirkulasi. Zat

makanan merupakan sumber energi bagi tubuh seperti ATP

yangdibutuhkan sel-sel untuk melaksanakan tugasnya.

Susunan saluran pencernaan terdiri dari:

1. Oris (mulut)

a. Mulut atau oris adalah pemulaan saluran pencernaan yang

terdiri atas 2 bagian yaitu :

1) Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang antara

gusi, gigi, bibir, dan pipi.

2) Bagian rongga mulut bagian dalam, yaitu rongga mulut

yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan

mandibularis, di sebelah belakang bersambung dengan

faring. Selaput lendir mulut ditutupi, epitelium yang

berlapis-lapis, dibawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus

yang mengeluarkan lendir. Selaput ini kaya akan pembuluh

darah dan juga memuat banyak ujung akhir syaraf sensoris.

Di sebelah luar mulur ditutupi oleh kulit dan di sebelah

dalam ditutupi oleh selaput lendir (mukosa). Otot


13

orbikularisoris menutupi bibir, levator anguli oris

mengangkat dan depresor anguli oris menekan ujung mulut.

b. Palatum terdiri atas 2 bagian yaitu :

1) Palatum durum (palatum keras) yang tersusun atas tajuk-

tajuk palatum dan sebelah depan tulang maksilaris dan lebih

kebelakang terdiri dari 2 tulang palatum.

2) Palatummole (palatum lunak) terletak dibelakang yang

merupakan lipatan menggantung yang bergerak, terdiri atas

jaringan fibrosa dan selaput lendir. Gerakannya

dikendalikan oleh mukosa yang mengandung papila, otot

yang terdapat pada pipi adalah otot buksinator. Didalam

rongga mulut terdapat geligi kelenjar ludah dan lidah.

c. Gigi ada dua macam yaitu :

1) Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan,

lengkap pada umur 2½ tahun jumlahnya adalah 20 buah

tersebut juga gigi susu, terdiri dari: 8 buah gigi seri (dens

insivusi), 4 buah gigi taring (dens karinus) dan 8 buah gigi

geraham (molare).

2) Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-12 tahun,

jumlahnya 32 buah terdiri dari: 8 buah gigi seri (dens

insisivus) 4 buah gigi taring (denskarinus) 18 buah gigi

geraham (molare, dan 12 buah gigi geraham peremolare).


14

- Fungsi gigi terdiri dari :

1. Gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring gunanya

untuk memutuskan makanan yang keras dan liat.

2. Gigi geraham gunanya untuk mengunyah makanan yang

sudah dipotong-potong.

d. Lidah

Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput

lendir, kerja otot ini dapat digerakkan ke seluruh arah. Lidah

dibagi atas tiga bagian, radiks lingua (pangkal lidah), dorsum

lingua (punggung lidah), dan apeks lingua (ujung lidah). Pada

pangkal lidah yang belakang tedapat terdapat epiglotis, yang

berfungsi untuk menutup jalan nafas pada waktu kita menelan

makanan, supaya makanan jangan masuk ke jalan nafas.

- Fungsi lidah yaitu :

1. Mengaduk makanan.

2. Membentuk suara, sebagai alat pengecap dan menelan, serta

merasakan makanan.

Kelenjar ludah merupakan kelenjar yang mempunyai

duktus yang bernama duktus wartoni dan duktus stensoni.


15

Kelenjar ludah ini ada yakni yaitu:

1) Kelenjar ludah yang bawah rahang (kelenjar submaksilaris),

yang terdapat di bawah tulang rahang atas pada bagian tengah.

2) Kelenjar ludah bawah lidah (kelenjar sublingualis) yang

terdapat di sebelah depan di bawah lidah.

2. Faring (tekak)

Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut

dengan kerongkongan (esofagus). Didalam lengkung faring

terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limpe yang

banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap

infeksi.

3. Esofagus (kerongkongan)

Esofagus merupakan saluran yang menghubungkan tekak

lambung, panjangnya 25 cm, mulai dari faring sampai pintu

masuk kardiak di bawah lambung. Lapisan dari dalam ke luar:

lapisan selaput lendir (mukosa), lapisan submukosa, lapisan otot

melingkar sirkuler, dan lapisan otot memanjang longitudinal.

Esofagus terletak di belakang trakea dan didepan tilang

punggung, setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke

dalam abdomen menyambung dengan lambung.


16

4. Ventrikulus (lambung)

Lambung atau gaster merupakan bagian dari saluran yang

dapat mengembang paling banyak terutama di daerah epigaster.

Lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan

dengan esofagus melalui orifisium pilorik, terletak di bawah

diafragma di depan pankreas dan limpa, menempel di sebelah kiri

fundus uteri.

Bagian lambung terdiri dari:

1. Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak

disebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.

2. Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan

pada bagian bawah kurvatura minor.

4. Antrum pilorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai

otot yang tebal membentuk sfingter pilorus.

5. Kurvatura minor, tedapat di sebelah kanan lambung, terbentang

dari osteum kardiak sampai ke pilorus.

6. Kurvatura mayor, lebih panjang dari kurvatura minor,

terbentang dari sisi kiri osteum kardiak melalui fundus

ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior.

Ligamentum gastrolienalis terbentang dari bagian atas

kurvatura mayor sampai ke limpa.

7. Osteum kardiak, merupakan tempat esofagus bagian abdomen

masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik.


17

- Fungsi lambung meliputi:

1. Menampung makanan.

2. Menghancurkan dan

3. Mengahaluskan makanan oleh peristaltik lambung

dan getah lambung.

Getah cerna lambung dihasilkan:

1. Pepsin, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino

(albumin dan pepton).

2. Agar garam (HCL), fungsinya mengasamkan makanan sebagai

antiseptik dan disenfektan, dan membuat suasana asam pada

pepsinogen sehingga menjadi pepsin.

3. Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan

membentuk kasein dari karsinogen (karsinogen dan protein

susu). Lapisan lambung jumlahnya sedikit memecah lemak

menjadi asam lemak yang merangsang sekresi getah lambung.


18

5. Usus Halus

Usus halus atau intestinum minor adalah bagian dari sistem

pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus dan berakhir

pada pada sekum panjangnya 6 m, merupakan saluran paling

panjang tempat proses pencernaan dan absorbsi hasil pencernaan

yang terdiri dari lapisan usus halus (lapisan mukosa (sebelah

dalam), lapisan otot melingkar (M. Sirkuler), lapisan otot

memanjang (M. Longitudinal), lapisan serosa (sebelah luar) dan

usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu:

1. Duodenum

Duodenum disebut juga usus 1 jari, panjangnya ±25 cm,

berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri, pada lengkungan

ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodenum ini

terdapat selaput lendir, yang berbukit disebut papila vateri.

Pada bagian papila vateri ini bermuara saluran empedu (duktus

koledokus) dan saluran pankreas (duktus wirsung/duktus

pankreatikus). Emepedu dibuat di hati untuk dikeluarkan ke

duodenum melalui duktus koledokus yang fungsinya

mengemulsikan lemak, dengan bantuan lipase. Pankreas juga

menghasilkan amilase yang berfungsi mencerna hidrat arang

menjadi di sakarida, dan tripsin yang berfungsi mencerna


19

protein menjadi asam amino atau albumin dan polipeptida.

Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak

mengandung kelenjar, kelenjar ini disebut kelenjarkelenjar

brunner, berfungsi untuk memproduksi getah intestinum.

2. Jejenum dan ileum

Jejenum dan ilium mempunyai panjang sekitar 6 meter.Dua

perlima bagian atas adalah (jejenum) dengan panjang ±23

meter dan ilium panjang 4-5 m. Lekukan jejenum dan ilium

melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan

lipatan peritonium yang berbentuk kipas kenal sebagai

mesenterium. Akar mesentrium memungkinkan keluar dan

masuknya cabang-cabang arteri dan vena mesentrika superior,

pembuluh limfe dan saraf ke ruang antara 2 lapisan peritonium

yang membentuk mesentrium. Sambungan antara jejenum dan

ileum tidak mempunyai batas yang tegas. Ujung bawah ileum

berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang yang

bernama orifisium ileosekalis.

- Fungsi usus adalah :

1. Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk

diserap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran

limfe.

2. Menyerap protein dalam bentuk asam amino, karbohidrat

diserap dalam bentuk monosakarida.


20

6. Intestinum mayor (usus besar)

Usus besar adalah intestinum mayor panjangnya ±1/2 m, lebarnya

adalah 5-6 cm, lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar:

selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang,

jaringan ikat.

- Fungsi usus besar :

1. Menyerap air dari makanan, tempat tinggal bakteri koli, tempat

feses.

Usus besar terbagi dari beberapa bagian yaitu:

1. Sekum

Di bawah sekum mendapat apendiks vermiformis yang

berbentuk seperti cacing sehingga disebut juga umbai cacing,

panjangnya 6 cm. Seluruhnya ditutupi oleh peritoneum mudah

bergerak walaupun tidak mempunyai mesentrium dan dapat

diraba melalui dinding abdomen pada orang yang masih hidup.

2. Kolon asendens

Panjangnya 13 cm, terletak dibawah abdomen sebelah kanan,

membujur ke atas dari ileum di bawah hati. Di bawah hati

melengkung ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura hepatika,

dilanjutkan sebagai
21

kolon tranversum.

3. Kolon transversum

Panjangnya ±38 cm, membujur dari ujung kolon asendens

sampai ke kolon desendens berada di bawah abdomen, sebelah

kanan terdapat fleksura hepatikadan sebelah kiri terdapat

fleksura lienalis.

4. Kolon desendens

Panjangnya ±25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri

membujur dari atas ke bawah dan fleksura lenalis sampai ke

depan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.

5. Kolon sigmoid

Kolon sigmoid merupakan lanjutan dari kolon desendens,

terletak miring dalam rongga pelvis sebelah kiri, bentuknya

menyerupai hurup S, ujung bawahnya berhubungan dengan

rektum.

7. Rektum

Rektum terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan

intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di

depan os sakrum dan os koksigis.


22

8. Anus

Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang

menghubungkan rektum dengan dunia luar (udara luar). Terletak

di dasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 sfingter.

1. Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menurut

kehendak.

2. Sfingter levator ani, bekerja juga tidak menurut kehendak.

3. Sfingter ani eksternus (sebelah bawah), bekerja menurut

kehendak.

(Syaifuddin, 2011:507)
23

2.1.4 Patofisiologi

Gastritis disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-

obatan dan alkohol, makanan yang pedas, asam maupun panas. Pada

yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV

(nervus vagus) yang meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di

dalam lambung. Adanya HCl di dalam lambung dapat menimbulkan

rasa mual, muntah, dan anorekia. Zatkimia maupun makanan yang

merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi

untuk menghasilkan mukus. Sedangkan mukus berfungsi untuk

melindungi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa

lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya

vasodilatasi sel mukosa gaster.Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang

memproduksi HCl di daerah fundus dan pembuluh darah. Vasodilatasi

mukosagaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia

juga dapatmenyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri disebabkan karena

kontak HCl dengan mukosa gaster (Sya’diyah 2018 : 271 )


24

2.1.5 Manifestasi Klinis

Gastritis yang dirasakan bisa berupa perut kembung,

cegukan ,mual, nyeri terasa dibagian ulu hati, muntah, hilang nafsu

makan, cepat merasa kenyang saat makan dan muntah darah.

Adapun sebagainya yaitu :

1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium,

perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih

lanjut yaitu anemia.

2. Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan,

hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan

keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan

(Guyton, 2014).

2.1.6 Penatalaksanaan

1. Pengobatan pada gastritis meliputi:

a) Antikoagulan : Bila ada pendarahan pada lambung

b) Antasida : Pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit

diberikan intravena untuk mempertahankan

keseimbangan cairan sampai gejala-gejala

mereda, untuk gastritis yang tidak parah diobati

dengan antasida dan istirahat.


25

c) Histonin : Ranitidin dapat diberikan untuk menghambat

pembentukan asam lambung dan kemudian

menurunkan iritasi lambung.

d) Sulcralfate : Diberikan untuk melindungi mukosa lambung

dengan cara menyeliputinya, untuk mencegah

difusi kembali asam dan pepsin yang

menyebabkan iritasi (Ikatan Apoteker

Indonesia, 2011)

e) Pembedahan : Untuk mengangkat gangrene dan perforasi,

Gastrojejunuskopi/reseksi lambung: mengatasi

obstruksi pylorus.

2. Penatalaksanaan pada gastritis secara medis meliputi:

Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk

menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila

pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi

danjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara

parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah

serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragik saluran

gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna

makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari

pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.


26

a) Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum (misal:

alumunium hidroksida) untuk menetralisasi asam atau alkali,

digunakan jus lemon encer atau cuka encer.

b). Bila korosi luas atau berat, emetik, dan lafase dihindari karena

bahaya perforasi.

3. Penatalaksanaan secara keperawatan meliputi :

a) Mengurangi stress

b) Diet

Air teh, air kaldu, air jahe dengan soda kemudian diberikan

peroral pada interval yang sering. Makanan yang sudah dihaluskan

seperti pudding, agar-agar dan sup, biasanya dapat ditoleransi setelah

12 – 24 jam dan kemudian makanan-makanan berikutnya

ditambahkan secara bertahap. Pasien dengan gastritis superficial

yang kronis biasanya berespon terhadap diet sehingga harus

menghindari makanan yang berbumbu banyak atau berminyak

(Guyton, 2014).
27

2.2 Tinjauan Kasus

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan

proses sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data

untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien

(Setiadi, 2012). Data tersebut berasal dari pasien (data primer), keluarga

(data sekunder), dan catatan yang ada (data tersier). Pengkajian

dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan melalui

wawancara,observasi langsung,dan melihat catatan medis. Adapun data

yang diperlukan pada pasien gastritis yaitu sebagai berikut:

1. Data Dasar (Identitas Klien)

Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku,bangsa,

agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit,

dan diagnosa medis. Data dasar pada pasien dengan gastritis yaitu:

a) Umur : Menurut Wahyu dkk (2015) usia 26-36 tahun mempunyai

resiko lebih tinggi terkena gastritis.


28

b) Jenis Kelamin : Perempuan mempunyai resiko lebih tinggi daripada

laki-laki untuk kejadian gastritis (Wahyu, dkk, 2015).

c) Alamat, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, tanggal

pengkajian, diagnosa medis (Sukarmin, 2012)

2. Keluhan Utama

Keluhan utama ditulis secara singkat dan jelas. Keluhan utama

merupakan keluhan yang membuat klien meminta bantuan pelayanan

kesehatan, keluhan utama adalah alasan klien masuk rumah sakit.

Pada pasien gastritis, datang dengan keluhan mual muntah, nyeri

epigastrum. Munculnya keluhan diakibatkan iritasi mukosa lambung

dan menyebabkan keluhan-keluhan lain menyertai (Sukarmin, 2013).

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat penyakit sekarang merupakan penjelasan dari

permulaan klien merasakan keluhan sampai dengan dibawa ke

rumah sakit. Pada gastritis, pasien mengeluh tidak dapat makan,

mual dan muntah. Terjadinya gejala mual-muntah sebelum makan

dan sesudah makan, setelah mencerna makanan pedas, obat-obatan

tertentu atau alkohol. Gejala yang berhubungan dengan ansietas,

stress, alergi, makan minum terlalu banyak atau makan terlalu cepat.
29

Gejala yang dirasakan berkurang atau hilang, terdapat muntah darah,

terdapat nyeri tekan pada abdomen.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit dahulu merupakan penyakit yang diderita

klien yang berhubungan dengan penyakit saat ini atau penyakit yang

mungkin dapat dipengaruhi atau mempengaruhi penyakit yang

diderita klien saat ini. Pada beberapa keadaan apakah ada riwayat

penyakit lambung sebelumnya, pola makan tidak teratur atau

pembedahan lambung (Sukarmin, 2013).

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat kesehatan keluarga dihubungkan dengan kemungkinan

adanya penyakit keturunan, kecenderungan, alergi dalam satu

keluarga, penyakit menular akibat kontak langsung maupun tidak

langsung. Pada pasien gastritis, dikaji adakah keluarga yang

mengalami gejala serupa, penyakit keluarga berkaitan erat dengan

penyakit yang diderita pasien. Apakah hal ini ada hubungannya

dengan kebiasaan keluarga dengan pola makan, misalnya minum-


30

minuman yang panas, bumbu penyedap terlalu banyak, perubahan

pola kesehatan berlebihan, penggunaan obat-obatan, alkohol, dan

rokok (Sukarmin, 2013).

6. Riwayat Psikososial

Meliputi mekanisme koping yang digunakan klien untuk

mengatasi masalah dan bagaiamana motivasi kesembuhan dan cara

klien menerima keadaannya (Sukarmin, 2013).

7. Genogram

Genogram umunya dituliskan dalam tiga generasi sesaui dengan

kebutuhan.Bila klien adalah seorang nenek atau kakek, maka dibuat

dua generasi dibawah, bila klien adalah anak-anak maka dibuat

generasi keatas (Sukarmin, 2013).

8. Pola Kebiasaan Sehari-Hari

a). Pola Nutrisi

Pola nutrisi dan metabolism yang ditanyakan adalah diet

khusus/suplemen yang dikonsumi dan instruksi diet sebelumnya,

nafsu makan atau minum serta cairan yang masuk, ada tidaknya

mual-mual, muntah, stomatitis, fluktuasi BB 6 bulan terakhir

naik/turun, adanya kesukaran menelan, penggunaan gigi palsu atau

tidak, riwayat masalah penyembuhan kulit, ada tidaknya ruam,

kebutuhan zat gizinya, dan lain-lain. Nafsu makan pada pasien


31

gastritis cendrung menurun akibat mual dan muntah, bisa juga

karena terjadinya perdarahan saluran cerna.

b). Pola Eliminasi

Pada pola ini yang perlu ditanyakan adalah jumlah kebiasaan

defekasi perhari, ada tidaknya disuria, nocturia, urgensi, hematuria,

retensi, inkontinensia, apakah kateter indwelling atau kateter

eksternal, dan lain-lain. Pada pasien dengan gastritis didapatkan

mengalami susah BAB, distensi abdonmen, diare, dan melena.

Konstipasi juga dapat terjadi (perubahan diet dan penggunaan

antasida).

c). Pola Istirahat dan Tidur

Pengkajian pola istirahat tidur ini yang perlu ditanyakan adalah

jumlah jam tidur pada malam hari, pagi, siang, apakah merasa tenang

setelah tidur, adakah masalah selama tidur, apakah terbangun dini

hari, insomnia atau mimpi buruk. Pada pasien dengan gastritis,


32

adanya keluhan tidak dapat beristirahat, sering terbangun pada

malam hari karena nyeri atau regurtisasi makanan.

d). Pola Aktivitas/Latihan

Pada pengumpulan data ini perlu ditanyakan kemampuan dalam

menata diri, apabila tingkat kemampuannya 0 berarti mandiri, 1 =

menggunakan alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang

dengan peralatan, 4 = ketergantungan/tidak mampu. Yang dimaksud

aktivitas sehari-hari antara lain seperti makan, mandi, berpakaian,

toileting, tingkat mobilitas ditempat tidur, berpindah, berjalan,

berbelanja, memasak, kekuatan otot, kemampuan ROM (Range of

Motion), dan lain-lain. Pada pasien gastritis biasanya mengalami

penurunan kekuatan otot ekstremitas, kelemahan karena asupan

nutrisi yang tidak adekuat meningkatkan resiko kebutuhan energi

menurun.

e). Pola Kognisi-Perceptual


33

Pada pola ini ditanyakan keadaan mental, sukar bercinta,

berorientasi kacau mental, menyerang, tidak ada respon. cara bicara

normal atau tidak, bicara berputar-putar atau juga afasia,

kemampuan komunikasi. Kemampuan mengerti, penglihatan, adanya

persepsi sensori (nyeri), penciuman, dan lain-lain. Pada pasien

gastritis biasanya mengalami depresi dan intensitas nyeri tergantung

pada penyebabnya (pada gastritis akut dapat menyebabkan rasa tidak

nyaman pada epigastrik dan nyeri ulu hati).

f). Pola Toleransi-Koping Stress

Pada pengumpulan data ini ditanyakan adanya koping

mekanisme yang digunakan pada saat terjadinya masalah atau

kebiasaan menggunakan koping mekanisme serta tingkat toleransi

stress yang pernah dimiliki. Pada pasien gastritis, biasanya

mengalami stress berat baik emosional maupun fisik, emosi labil.

g). Pola Persepsi Diri/Konsep Koping

Pada persepsi ini yang ditanyakan adalah persepsi tentang

dirinya dari masalah yang ada seperti perasaan kecemasan,

ketakutan, atau penilaian terhadap diri mulai dari peran, ideal diri,

konsep diri, gambaran diri, dan identitas tentang dirinya. Pada pasien

gastritis. biasanya pasien mengalami kecemasan dikarenakan nyeri,

mual, dan muntah.


34

h). Pola Seksual Reproduksi

Pada pengumpulan data tentang seksual dan reproduksi ini dapat

ditanyakan periode menstruasi terakhir, masalah menstruasi, masalah

pap smear, pemeriksaan payudara/testis sendiri tiap bulan dan

masalah seksual yang berhubungan dengan penyakit.

i). Pola Hubungan dan Peran

Pada pola ini yang perlu ditanyakan adalah pekerjaan, status

pekerjaan, kemampuan bekerja, hubungan dengan klien atau

keluarga dan gangguan terhadap peran yang dilakukan. Pada pasien

gastritis, biasanya tegang, gelisah, cemas, mudah tersinggung,

namun bila bisa menyesuaikan tidak akan menjadi masalah dalam

hubungannya dengan anggota keluarga.

j). Pola Nilai dan Keyakinan

Yang perlu ditanyakan adalah pantangan dalam agama selama

sakit serta kebutuhan adanya rohaniawan dan lain-lain. Pada pasien

gastritis, tergantung pada kebiasaan, ajaran, dan aturan dari agama

yang dianutnya.

9. Pemeriksaan Fisik
35

Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung rambut sampai

ujung kaki dengan menggunakan 4 teknik, yaitu inspeksi, palpasi,

perkusi, dan auskultasi. Menurut Doengoes (2014), data dasar

pengkajian pasien gastritis meliputi :

a. Keadaan Umum

1). Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah mengalami hipotensi (termasuk postural).

b.Takikardia,disritmia(hipovolemia/hipoksemia,

kelemahan/nadi perifer lemah.

c. Pengisian kapiler lambat/perlahan (vesokonstriksi).

d. Pada respirasi tidak mengalami gangguan.

2). Kesadaran

Tingkat kesadaran dapat terganggu, rentak dari cendrung

tidur, disorientasi/bingung, sampai koma (tergantung pada

volume sirkulasi/oksigensi).

b. Pemeriksaan Fisik Head to Toe

1) Kepala dan Muka


36

Wajah pucat dan sayu (kekurangan nutrisi), wajah berkerut

(Sukarmin, 2013).

2) Mata

Mata cekung (penurunan cairan tubuh), anemis (penurunan

oksigen ke jaringan), konjungtiva pucat dan kering (Sukarmin,

2013).

3) Mulut dan Faring

Mukosa bibir kering (penurunan cairan intrasel mukosa), bibir

pecah-pecah, lidah kotor, bau mulut tidak sedap (penurunan

hidrasi bibir dan personal hygiene) (Sukarmin,2013).

4) Abdomen

a. Inspeksi : Keadaan klien: warna, elastisitas, kering, lembab, besar

dan bentuk abdomen rata atau menonjol. Jika pasien melipat lutut

sampai dada sering merubah posisi, menandakan pasien nyeri.

b. Auskultasi : Distensi bunyi usus sering hiperaktif selama

perdarahan, dan hipoaktif setelah perdarahan.

c. Perkusi : Pada penderita gastritis suara abdomen yang ditemukan

hypertimpani (bising usus meningkat).

d. Palpasi : Pada pasien gastritis dinding abdomen tegang. Terdapat

nyeri tekan pada region epigastik (terjadi karena distruksi asam

lambung) (Doengoes, 2014).

5) Integumen
37

Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan

darah), kelemahan kulit/membran mukosa berkeringan

(menunjukkan status syok, nyeri akut, respon psikologik)

(Doengoes, 2014).

2.2.2 Diagnosa yang mungkin muncul

a. Resiko tinggi gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak

adekuat.

b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan mual.

c. Nyeri berhubungan dengan peningkatan asam lambung.

d. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

e. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan rasa nyaman

(NANDA, 2020)

2.2.3 Perencanaan
38

a. Diagnosa Keperawatan 1 : Resiko tinggi gangguan keseimbangan

volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.

1) Tujuan :

Resiko gangguan keseimbangan cairan tidak terjadi.

2) Kriteria Hasil :

a. Membran mukosa lembab

b. Turgor kulit baik, elektrolit kembali normal

c. Pengisian kapiler berwarna merah muda

d. Tanda vital stabil

e. Input dan output seimbang.

3) Intervensi :

a. Kaji tanda dan gejala dehidrasi

b. Observasi TTV

c. Ukur intake dan out anjurkan klien untuk minum ± 1500-2500ml,

d. Observasi kulit dan membran mukosa

e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus.

b. Diagnosa Keperawatan 2 : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah.

1) Tujuan

Nafsu makan klien kembali normal

2) Kriteria Hasil :

a. Porsi makan bertambah


39

b. BB kembali normal

c. Klien tampak segar

3) Intervensi :

a. Hidangkan makanan dalam keadaan hangat

b. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering

c. Berikan obat anti mual

d. Kaji makanan kesukaan klien

c. Diagnosa Keperawatan 3 : Nyeri berhubungan dengan peningkatan

asam lambung.

1) Tujuan :

Peningkatan asam lambung dapat diatasi

2) Kriteria Hasil :

a. Klien tampak tidak meringis menahan kesakitan

b. Skala nyeri berkurang

3) Intervensi :

a. Obs. TTV

b. Berikan terapi sesuai advis dokter

c. Anjurkan klien untuk sementara tidak memakan makanan yang

asam dan pedas

d. Kaji skala nyeri

d. Diagnosa Keperawatan 4 : Keterbatasan aktivitas berhubungan

dengan kelemahan fisik.


40

1) Tujuan :

Keterbatasan aktifitas teratasi.

2) Kriteria Hasil :

a. Klien tidak dibantu oleh keluarga dalam beraktifitas.

3) Intervensi :

a. Tingkatkan tirah baring atau duduk

b. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman

c. Batasi pengunjung

d. Dorong penggunaan tekhnik relaksasi

e. Kaji nyeri tekan pada gaster

f. Berikan obat sesuai dengan indikasi.

e. Diagnosa Keperawatan 5 : Gangguan pola istirahat tidur

berhubungan dengan rasa nyaman.

1) Tujuan :

Gangguan rasa nyaman klien dapat teratasi

2) Kriteria Hasil :

a. Klien bisa tidur dengan nyenyak

b. Klien tampak segar

3) Intervensi :

a. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman

b. Atur posisi tidur klien

c. Kurangi pencahayaan

d. Batasi pengunjung (NANDA,2020)


41

2.2.4 Implementasi

Segala tindakan yang diberikan tidak ada gangguan atau hambatan

walaupun ada hambatan perawat dan penulis dapat bekerja sama dalam

mengatasi hambatan tersebut sehingga tindakan ini dapat dilakukan

secara baik kepada klien.

2.2.5 Evaluasi

Tahap ini dilakukan dengan mengacu kapada semua tindakan

keperawatan yang telah diberikan kepada klien, walaupun hasilnya

belum teratasi secara keseluruhan. Evaluasi juga mengacu pada

ketebatasan waktu ,sarana dan prasarana saat memberikan tindakan

keperawatan, oleh karena itu perawat dan penulis bekerja sama dengan

pihak lain dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien demi

tercapainya tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan sebelumnya.


BAB III

PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R DENGAN GANGGUAN SISTEM

PENCERNAAN a.i GASTRITIS DI KP. NANGGERANG RT 14 RW 05

DESA BANTARSARI KECAMATAN CIJAMBE

KABUPATEN SUBANG

TAHUN 2021

3.1 Pengkajian

3.1.1 Biodata Klien

a. Nama : Ny. R

b. Umur : 62 Tahun

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Agama : Islam

e. Pendidikan : SD

f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

g. Suku/Bangsa : Sunda/Indonesiaa

42
43

h. Alamat : Kp. Nanggerang RT 14 RW 05

Desa Bantarsari Kecamatan

Cijambe

Kabupaten Subang

i. Tanggal Pengkajian : 18 Oktober 2021

3.1.2 Biodata Penanggung Jawab

a. Nama : Ny. S

b. Umur : 25 Tahun

c. Pendidikan : SMA

d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

e. Alamat : Kp. Nanggerang RT 14 RW 05

Desa Bantarsari Kecamatan

Cijambe Kabupaten Subang

f. Hubungan Dengan Klien : Anak Kandung

3.2 Riwayat Kesehatan

3.2.1 Keluhan Utama

Klien mengeluh nyeri pada bagian ulu hati.


44

3.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada saat pengkajian tanggal 18 Oktober 2021 14.00 WIB. Klien

mengeluh nyeri pada bagian ulu hati, nyeri bertambah apabila klien

telat makan, dan nyeri berkurang apabila klien minum obat lambung

dan makan, istirahat secara teratur, nyeri dirasakan seperti di tusuk-

tusuk, nyeri dirasakan pada seluruh abdomen, skala nyeri 6 (0-10),

nyeri dirasakan saat klien banyak pikiran (stress), sering makan

makanan yang pedas dan asam.

3.2.3 Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan pernah menderita yang dirasakan saat ini

sebelumnya.

3.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga

Klien megatakan tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit

gastritis.
45

3.3 Pemeriksaan Fisik

3.3.1 Keadaan Umum

a. Penampilan : Tampak lemas dan pucat

b. Kesadaran : Compos Mentis

E:4

M:6

V:5

c. GCS : 15

d. Sistem Integumen : Turgor kulit normal

3.3.2 Keadaan Status Gizi

a. Tinggi Badan : 157

b. Berat badan

a. Dirumah saat sehat : 52

b. Dirumah saat sakit : 43

3.2.3 Tanda-tanda Vital

a. Tensi darah : 110/90 mmHg

b. Nadi : 82 x/menit
46

c. Respirai : 22 x/menit

d. Suhu : 36,8°C

3.2.4 Daerah Kepala dan Leher

a. Kepala

1. Rambut : Warna rambut putih, ada

kerontokan rambut

2. Kulit kepala : Kulit kepala bersih, tidak ada

benjolan, tidak ada nyeri tekan

b. Mata

1. Kelopak mata : Cekung

2. Iris : Pergerakan simetris/normal

3. Pupil : Isokor ( reaksi terhadap cahaya )

4. Konjungtiva : Tidak Anemis

5. Sklera : Tidak Ikterik

6. Fungsi : Normal, klien dapat membaca

judul buku dengan jarak ± 2 meter

c. Hidung

1. Bentuk : Simetris
47

2. Warna : Sawo matang

3. Sekret : Tidak ada sekret

4. Pendarahan : Tidak ada pendarahan

5. Peradangan : Tidak ada peradangan

6. Nyeri tekan : Tidak nyeri tekan

7. Fungsi : Normal, klien dapat mencium bau

minyak kayu putih

d. Mulut

1. Bentuk : Simetris

2. Kelembaban : Lembab

3. Gigi : Warna putih, jumlah ada 18 buah

4. Gusi : Merah muda, tidak ada stomatis

5. Lidah : Lembab, tidak kotor

6. Fungsi : Normal, terbukti klien dapat

membedakan rasa garam dan gula

e. Telinga

1. Bentuk : Simetris

2. Warna : Sawo matang


48

3. Serumen : Ada serumen, konsentrasi lembek

berbau khas

4. Cairan : Tidak ada cairan

5. Peradangan : Tidak ada peradangan

6. Nyeri : Tidak ada nyeri

7. Fungsi : Normal, dapat mendengar dan

menjawab ketika ditanya

f. Leher

1. Bentuk : Simetris

2. Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan

Kelenjar Tyroid

3. Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan

KGB

4. Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan

Vena Jugularis

5. Kaku Kuduk : Tidak ada kaku kuduk

3.3.5 Thorax

a. Bentuk : Simetris
49

b. Warna kulit : Sawo matang

c. Bunyi nafas : Vesikuler ( nafas normal )

d. Bunyi jantung : Reguler

tambahan

e. Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan

3.3.6 Abdomen

a. Bentuk : Simetris

b. Warna kulit : Sawo matang

c. Nyeri tekan : Ada nyeri tekan skala nyeri 6 (0-

10)

d. Bising usus : 12 x/menit

( nilai normal 6-12x/menit)

3.3.7 Daerah Genetalia

Pada daerah genetalia klien menolak untuk dilakukan pengkajian

dengan alsan malu. Pada daerah genetalia tidak terpasang alat.

3.3.8 Ekstremitas

a. Atas

1. Bentuk : Simetris

2. Tonus Otot :5 5
50

3. Refleks : Reflex bisef (-) dan trisef (-)

4. Bengkak : Tidak ada bengkak

5. CRT : < 2 detik

b. Bawah

1. Bentuk : Simetris

2. Tonus otot :5 5

3. Refleks : Reflex patela (+), reflex achiles (-)

4. Bengkak : Tidak ada bengkak

5. CRT : < 2 detik

3.3.9 Daerah Bokong dan Punggung

a. Bokong

1. Bentuk : Simetris

2. Warna kulit : Sawo matang

3. Luka : Tidak ada luka

4. Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan

b. Punggung

1. Bentuk : Simetris
51

2. Warna Kulit : Sawo matang

3. Luka : Tidak ada luka

4. Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan


52

3.4 Pola Aktivitas

No. Aktivitas Sebelum sakit Setelah sakit


1. Pola Nutrisi :
a. makan
1) Frekuensi 3 x sehari 2 x sehari
2) Jenis Nasi dan lauk pauk Bubur
3) Porsi Habis 1 porsi Habis ½ porsi

b. Minum
1) Frekuensi 8 gelas/hari ± 2000 8 gelas/hari ± 2000
2) Jenis cc cc
Air putih Air putih
2. Pola Eliminasi :
a. BAB
1) Frekuensi 1x/hari 1x/hari
2) Jenis Lembek Keras
3) Warna Kuning Kuning kehitaman

b. BAK
1) Frekuensi 3-4 x/hari 4-5 x/hari
2) Warna Jernih putih Jernih kuning muda
3) Kuantitas ± 850cc dalam 24 ± 1200cc dalam 24
jam jam
3. Pola istirahat tidur :
a. Malam
1) Frekuensi 7-8 jam/hari 5-6 jam/hari
2) Gangguan Tidak ada Ada

b. Siang
1) Frekuensi 1-2 jam/hari 1-2 jam/hari
2) Gangguan Tidak ada
4. Pola personal hygien :
a. Mandi 2x/hari 1x/hari
b. Gosok gigi 2x/hari 2x/hari
c. Cuci Rambut 1x/minggu Tidak melakukan
tindakan mencuci
Rambut
53

3.5 Data Psikolososial

Klien dapat menerima dengan sabar terhadap penyakit yang di

deritanya sekarang. Namun klien juga merasa cemas, klien menganggap ini

adalah cobaan dan teguran dari Allah SWT.

3.6 Data Spiritual

Klien beragama islam, tetap selama klien sedang sakit klien tidak dapat

melakukan ibadah shalat. Klien hanya dapat berdoa dan memohon

kesembuhan kepada Allah SWT.

3.7 Data Sosial

Hubungan klien dengan keluarganya sangat harmonis terlihat klien

sedang sakit banyak keluarga yang menjenguk dan menunggu kesembuhan

klien.

3.8 Data Penunjang

3.8.1 Therapi

NO. Nama Obat Dosis Waktu Cara Manfaat


Pemberian Pemberian Pemberian
1. Ranitidine 2x150 mg 06.00 WIB Oral Antiemetik
18.00 WIB
54

3.9 Analisis Data

NO. DATA MASALAH


1. DS:
- Klien mengatakan nyeri pada Nyeri berhubungan dengan
bagian ulu hati. Peningkatan asam lambung
- Klien mengatakan badan
terasa lemas
DO :
- Klien tampak meringis kesakitan
- Skala nyeri 6 (0-10)
- Terapi obat :
Ranitidien 150 mg 2x1
2. DS :
- Klien mengatakan mual Gangguan pemenuhan
- Klien mengatakan tidak nafsu Kebutuhan nutrisi kurang
makan dari kebutuhan

DO :
- TB : 157
- BB
Dirumah saat sehat : 52
Dirumah saat sakit : 43
- Keadaan klien lemas
- Makan hanya ½ porsi
3. DS :
- Klien mengatakaan sulit tidur Gangguan pola istirahat
tidur
DO :
- Klien tampak pucat
- Tidur malam 5 jam/hari
4. DS :
- Klien mengatakan belum Gangguan personal hygiene
mencuci rambut.
DO :
- Rambut klien terlihat lepek
- Klien nampak tidak nyaman
55

3.10 Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan asam lambung.

b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan.

c. Gangguan pola istirahat tidur.

d. Gangguan personal hygiene.


3.11 Perencanaan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. R

Umur : 62 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Perencanaan
No DiagnosaKeperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1 Nyeri berhubungan Tupan: 18 Oktober 2021 18 Oktober 2021 18 Oktober 2020
dengan Peningkatana 14.00 14.00 14.00
Peningkatan asam sam lambung
lambung. dapat diatasi 1. Obs. TTV 1. Untuk 1. Mengobservasi S : Klien mengatakan ada
Tupen: 2. Kompres mengetahui TTV nyeri pada bagian ulu
DS: Setelah hangat di perkembangank T= hati
- Klien mengatakan dilakukan bagian ondisi klien 110/90mmHg Klien mengatakan
nyeri pada tindakan abdomen 2. Untuk N = 82 x / mnt badan terasa lemas
bagian ulu hati. keperawatan 3. Ajarkan menghilangkan R = 22 x / mnt O : Skala nyeri 6 (0-10)
- Klien mengatakan selama 1x24 klien teknik rasa nyeri pada S = 36,80 c Klien tampak meringis
badan jam relaksasi abdomen 2. Kompres hangat kesakitan
terasa lemas gangguan nafas dalam 3. Untuk di bagian A: Masalah belum teratasi
peningkatana 4. Berikan mengurangi rasa abdomen P: Tindakan keperawatan
DO : sam lambung terapi obat nyeri 3. Mengajarkan dilanjutkan
- Klien tampak dapat diatasi -Ranitidine 4. Untuk klien teknik I: 1.Mengobservasi TTV
meringis kesakitan dengan 150 mg 2x1 menghilangkan relaksasi nafas

56
57

- Skala nyeri 6 (0-10) criteria hasil: rasa nyeri pada dalam 2. Memberikan
- Terapi obat : - Klien 5. Anjurkan ulu hati 4. Memberikan distraksi kepada
Ranitidien 150 mg 2x1 tampak klien untuk 5. Untuk terapi obat klien
tidak sementara membantu agar - Ranitidine 150 3. Mengompres bagian
meringis tidak rasa nyeri mg 2x1 perut klien dengan
menahan memakan semakin 5. Menganjurkan air hangat
kesakitan makanan berkurang dan klien untuk E: Nyeri dirasakan apabila
- Skala nyeri yang asam akhirnya hilang sementara banyak bergerak atau
berkurang dan pedas 6. Untuk tidak berakivitas lebih.
6. Kaji skala mengetahui memakan R: Tindakan keperawatan
nyeri perkembangans makanan yang dilanjutkan
7. Berikan kala nyeri asam dan
penkes 7. Agar pasien pedas
dapat menjaga 6. Mengkaji
kondisi skala nyeri
tubuhnya 7. Berikan
penkes

2 Gangguan pemenuhan Tupan : 18 Oktober 2021 18 Oktober 2021 18 Oktober 2021


Kebutuhan nutrisi Nafsu makan 14.00 14.00 14.00
kurang dari kebutuhan. klien 1. Hidangkan 1. Untuk 1. Menghidangkan
kembali makanan merangsang makanan dalam S: Klien mengatakan ada
DS : normal. dalam nafsu makan keadaan hangat mual
- Klien mengatakan Tupen : keadaan 2. Untuk 2. Menganjurkan Klien mengatakan tidak
mual Setelah hangat mencegah klien makan nafsu makan
- Klien mengatakan dilakukan 2. Anjurkan terjadinya mual sedikit tapi O: Makan habis ½ porsi
tidak nafsu makan tindakan klien makan dan muntah sering. makan saja
keperawatan sedikit tapi 3. Mengobati rasa 3. Memberikan BB : 43 kg
58

DO : selama 1x24 sering mual obat anti mual Keadaan klien lemas
- TB : 157 jam 3. Berikan obat 4. Untuk - Ranitidine A : Masalah belum
- BB diharapkan anti mual meningkatkan 150 mg teratasi
Dirumah saat sehat : 52 nafsu makan - Ranitidin nafsu makan 2x1 P : Tindakan
Dirumah saat sakit : 43 klien e 150mg klien 4. Mengkaji keperawatan
- Keadaan klien lemas kembali 2x1 makanan dilanjutkan
- Makan hanya ½ porsi normal dan 4. Kaji kesukaan klien I :1. Menghidangkan
tidak mual makanan makanan dalam
lagi dengan kesukaan keadaan hangat
criteria klien 2. Menganjurkan klien
hasil : makan sedikit tapi
- Porsi sering
makan E : Klien masih sedikit
bertambah tidak nafsu makan
- Klien R : Tindakan
tampak keperawatan
segar dilanjutkan

3 Gangguan pola istirahat Tupan : 18 oktober 2021 18 oktober 2021 18 oktober 2021
tidur. Gangguan 14.00 WIB 14.00 WIB 14.00 WIB
rasa nyaman 1. Ciptakan 1. Agar klien 1. Menciptakan
DS : klien dapat lingkungan merasa tenang lingkungan S :Klien mengatakan sulit
- Klien mengatakaan teratasi yang tenang dan nyaman yang tenang tidur
sulit tidur Tupen : dan nyaman 2. Dengan dan nyaman O :Tidur malam 5 jam
Setelah 2. Atur posisi mengatur posisi 2. Mengatur posisi Klien tampak pucat
DO : dilakukan tidur klien tidur klien akan tidur klien A :Masalah belum teratasi
- Klien tampak pucat tindakan 3. Kurangi merasa lebih 3. Mengurangi P :Tindakan keperawatan
- Tidur malam 5 keperawatan pencahayaan nyaman pencahayaan dilanjutkan
59

jam/hari 1x24 jam 4. Batasi 3. Membantu 4. Membatasi I :1. Menciptakan


diharapkan pengunjung merangsang pengunjung lingkungan yang
rasa nyaman tidur tenang dan nyaman
klien dapat 4. Agar klien 2. Memberikan penkes
kembali dapat tidur tentang pentingnya
dirasakan dengan nyenyak istirahat dan tidur
dengan 3. Membersihkan dan
criteria hasil: merapihkan tempat
- Klien bisa tidur klien
tidur E : Klien masih sulit tidur
dengan R : Tindakan
nyenyak keperawatan
- Klien dilanjutkan
tampak
segar
4 Gangguan personal Tupan : 18 oktober 2021 18 oktober 2021 18 oktober 2021
hygiene. Gangguan 14.00 WIB 14.00 WIB 14.00 WIB
rasa nyaman 1. Anjurkan 1. Dengan 1. Menganjurkan
DS : klien dapat klien mencuci melakukan klien mencuci S : Klien mengatakan
- Klien mengatakan teratasi rambutnya personal hygiene rambutnya minimal belum mencuci rambut.
belum mencuci rambut. Tupen : minimal 2 hari diharapkan klien 2 hari sekali O : Klien nampak tidak
Setelah sekali merasa nyaman 2. Mengkaji nyaman
DO : dilakukan 2. Kaji tindakan 2. Untuk membuat tindakan personal Rambut klien terlihat
- Rambut klien terlihat tindakan personal klien merasa hygiene klien lepek
lepek keperawatan hygiene klien nyaman A : Masalah belum
- Klien nampak tidak selama 1x24 teratasi
nyaman jam P : Tindakan
diharapakan keperawatan
60

rasa nyaman dilanjutkan


klien dapat I : 1. Menganjurkan
kembali pasien mencuci
dirasakan rambutnya
dengan E : Klien mandi tetapi
kriteria hasil: tidak mencuci
- Rambut dan rambutnya
kepala segar R : Tindakan
dan tidak keperawatan
berbau dilanjutkan

-
3.14 Catatan Perkembangan

Catatan perkembangan Hari ke-I

18 Oktober 2021 pukul 14.00

No Diagnosa Evaluasi
1 Nyeri berhubungan dengan
Peningkatan asam lambung. S : Klien mengatakan ada
nyeri pada bagian ulu
DS: hati
- Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan
pada badan terasa lemas
bagian ulu hati. O : Skala nyeri 6 (0-10)
- Klien mengatakan badan Klien tampak meringis
terasa lemas kesakitan
A : Masalah belum teratasi
DO : P : Tindakan keperawatan
- Klien tampak meringis dilanjutkan
kesakitan I : 1. Mengobservasi
- Skala nyeri 6 (0-10) TTV
- Terapi obat : 2. Memberikan
Ranitidien 150 mg 2x1 distraksi kepada klien
3. Mengompres
bagian perut klien
dengan air hangat
E : Nyeri dirasakan apabila
banyak bergerak atau
berakivitas lebih.
R : Tindakan keperawatan
dilanjutkan

2 Gangguan pemenuhan
Kebutuhan nutrisi kurang dari S : Klien mengatakan ada
kebutuhan. mual
Klien mengatakan tidak
DS : nafsu makan
- Klien mengatakan mual O : Makan habis ½ porsi
- Klien mengatakan tidak makan saja
nafsu makan BB : 43 kg
Keadaan klien lemas
DO : A : Masalah belum teratasi
- TB : 157 P : Tindakan keperawatan
- BB dilanjutkan
Dirumah saat sehat : 52 I : 1. Menghidangkan
Dirumah saat sakit : 43 makanan dalam keadaan

61
62

- Keadaan klien lemas hangat


- Makan hanya ½ porsi 2. Menganjurkan
klien makan sedikit tapi
sering
E : Klien masih sedikit tidak
nafsu makan
R : Tindakan keperawatan
dilanjutkan
3 Gangguan pola istirahat tidur.
S : Klien mengatakan sulit
DS : tidur
- Klien mengatakaan sulit O : Tidur malam 5 jam
tidur Klien tampak pucat
A : Masalah belum teratasi
DO : P : Tindakan keperawatan
- Klien tampak pucat dilanjutkan
- Tidur malam 5 jam/hari I : 1. Menciptakan
lingkungan yang tenang
dan nyaman
2. Memberikan
penkes tentang
pentingnya istirahat dan
tidur
3. Membersihkan
dan merapihkan tempat
tidur klien
E : Klien masih sulit tidur
R : Tindakan keperawatan
dilanjutkan

4 Gangguan personal hygiene.


S : Klien mengatakan
DS : belum mencuci rambut.
- Klien mengatakan belum O : Klien nampak tidak
mencuci rambut. nyaman
Rambut klien terlihat
DO : lepek
- Rambut klien terlihat lepek A : Masalah belum teratasi
- Klien nampak tidak nyaman P : Tindakan keperawatan
dilanjutkan
I : 1. Menganjurkan pasien
mencuci rambutnya
E : Klien mandi tetapi tidak
mencuci rambutnya
R : Tindakan keperawatan
dilanjutkan
63

Catatan perkembangan Hari ke-II

19 April 2021 pukul 14.00

No Diagnosa Evaluasi
1 Nyeri berhubungan dengan
Peningkatan asam lambung. S : Klien mengatakan nyeri
pada bagian ulu hati
DS: sudah berkurang
- Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan badan
pada masih sedikit lemas
bagian ulu hati. O : Skala nyeri 6
- Klien mengatakan badan A : Masalah belum teratasi
terasa lemas sebagian
P : Tindakan keperawatan
DO : dilanjutkan
- Klien tampak meringis I : 1. Mengobservasi
kesakitan TTV
- Skala nyeri 6 (0-10) 2. Memberikan
- Terapi obat : distraksi kepada klien
Ranitidien 150 mg 2x1 3. Mengompres
bagian perut klien
dengan air hangat
E : Nyeri pada ulu hati
sudah berkurang
R : Tindakan keperawatan
dilanjutkan

2 Gangguan pemenuhan
Kebutuhan nutrisi kurang dari S : Klien mengatakan sudah
kebutuhan. tidak mual lagi
Klien mengatakan nafsu
DS : makannya sudah
- Klien mengatakan mual meningkat
- Klien mengatakan tidak O : Makan habis ¾ porsi
nafsu makan BB : 43 kg
Klien mulai tampak
DO : segar
- TB : 157 A : Masalah teratasi
- BB sebagian
Dirumah saat sehat : 52 P : Tindakan keperawatan
Dirumah saat sakit : 43 dilanjutkan
64

- Keadaan klien lemas I : 1. Menghidangkan


- Makan hanya ½ porsi makanan dalam keadaan
hangat
2. Menganjurkan
klien makan sedikit tapi
sering
3. Mengkaji
makanan kesukaan klien
E : Nafsu makan klien
mulai meningkat
R : Tindakan keperawatan
dilanjutkan
3 Gangguan pola istirahat tidur.
S : Klien mengatakan
DS : tidurnya mulai nyenyak
- Klien mengatakaan sulit O : Klien sudah bisa tidur
tidur tapi masih terbangun
dimalam hari
DO : Tidur malam 6 jam
- Klien tampak pucat Klien tampak segar
- Tidur malam 5 jam/hari A : Masalah teratasi
sebagian
P : Tindakan keperawatan
dilanjutkan
I : 1. Menciptakan
lingkungan yang tenang
dan nyaman
2. Memberikan
penkes tentang
pentingnya istirahat dan
tidur
3. Membersihkan
dan merapihkan tempat
tidur klien
E : Pola istirahat klien mulai
normal
R : Tindakan keperawatan
dilanjutkan

4 Gangguan personal hygiene.


S : Klien mengatakan
DS : belum bisa mencuci
- Klien mengatakan belum rambut.
mencuci rambut. O : Klien nampak tidak
nyaman dengan
DO : rambutnya yang lepek
65

- Rambut klien terlihat lepek A : Masalah belum teratasi


- Klien nampak tidak nyaman P : Tindakan keperawatan
dilanjutkan
I : 1. Menganjurkan pasien
mencuci rambutnya
E : Klien belum bisa
melakukan personal
hygiene
R : Tindakan keperawatan
dilanjutkan

Catatan perkembangan III

20 April 2021 Pukul 14.00 WIB

No Diagnosa Evaluasi
1 Nyeri berhubungan dengan
Peningkatan asam lambung. S : Klien mengatakan sudah
tidak merasakan nyeri
DS: dibagian ulu hati
- Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan
pada badanya tidak lemas lagi
bagian ulu hati. O : Klien tampak lebih
- Klien mengatakan badan segar
terasa lemas A : Masalah teratasi
P : Pertahankan
DO : keberhasilan intervensi
- Klien tampak meringis
kesakitan
- Skala nyeri 6 (0-10)
- Terapi obat :
Ranitidien 150 mg 2x1
66

2 Gangguan pemenuhan
Kebutuhan nutrisi kurang dari S : Klien mengatakan sudah
kebutuhan. tidak mual lagi
Klien mengatakan sudah
DS : nafsu makan
- Klien mengatakan mual O : Makan habis 1 porsi
- Klien mengatakan tidak Keadaan klien lebih
nafsu makan segar
Berat badan klien
DO : kembali normal
- TB : 157 BB : 43 kg
- BB A : Masalah teratasi
Dirumah saat sehat : 52 P : Pertahankan
Dirumah saat sakit : 43 keberhasilan intervensi
- Keadaan klien lemas
- Makan hanya ½ porsi

3 Gangguan pola istirahat


tidur. S : Klien mengatakan
tidurnya sudah nyenyak
DS : O : Klien sudah bisa tidur
- Klien mengatakaan sulit nyenyak
tidur Klien tampak lebih
segar
DO : A : Masalah teratasi
- Klien tampak pucat P : Pertahankan
- Tidur malam 5 jam/hari keberhasilan intervensi

4 Gangguan personal hygiene.


S : Klien mengatakan sudah
DS : mencuci rambutnya
- Klien mengatakan belum O : Klien tampak nyaman
mencuci rambut. dengan rambutnya yang
sudah tidak lepek lagi
DO : A : Masalah teratasi
- Rambut klien terlihat lepek P : Pertahankan
67

- Klien nampak tidak nyaman keberhasilan intervensi


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada Ny.R dengan

Gangguan Sistem Pencernaan a.i Gastritis di Kp. Nanggerang RT 14 RW 05

Desa Bantarsari Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang. Maka penulis dapat

menyimpulkan dari setiap tahapan proses keperawatan yang telah dilakukan

pada pasien, diantaranya:

4.1.1 Tahap Pengkajian

Pada tahap pengkajian dilakukan dengan menggunakan metode

pemeriksaan fisik secara Head To Toe, dengan teknik pengumpulan

data dengan cara tanya jawab dan observasi dengan pasien.

4.1.2 Tahap Diagnosa

Pada tahap diagnosa ditemukan empat diagnosa keperawatan yang

telah disusun sesuai dengan diagnosa utama dan diagnosa prioritas,

diagnosa keperawatan yang muncul diantaranya: Nyeri berhubungan

dengan peningkatan asam lambung, gangguan pemenuhan kebutuhan

nutrisi kurang dari kebutuhan, gangguan pola istirahat tidur, gangguan

personal hygiene.

67
68

4.1.3 Tahap Perencanaan

Perencanaan ini di susun setelah perawat melihat status kesehatan

pasien dan menentukan diagnosa keperawatan serta menentukan

tindakan keperawatan apa saja yang harus diberikan pada pasien sesuai

dengan diagnosa keperawatan yang muncul.

4.1.4 Tahap Implementasi

Segala tindakan yang di berikan tidak ada gangguan atau hambatan,

segala bentuk gangguan dan hambatan sekecil apapun perawat bekerja

sama dalam mengatasi hambatan tersebut dengan pihak lain demi

kesembuhan pasien sehingga tindakan keperawatan yang ada dalam

intervensi dapat dilakukan dengan baik kepada pasien.

4.1.5 Tahap Evaluasi

Tahap ini dilakukan dengan mengacu kepada semua tindakan

keperawatan yang telah diberikan kepada pasien, walaupun hasilnya

belum teratasi secara keseluruhan, hal ini di karenakan keterbatasan

waktu dan sarana prasarana alat menjadi faktor yang menyebabkan

tindakan keperawatan kurang sesuai dengan kebutuhan pasien.


69

4.2 Saran

4.2.1 Bagi SMK Kes. Bhakti Kencana Subang

Pihak sekolah dengan tenaga pengajarnya memberikan bimbingan

tentang asuhan keperawatan komprehensif lebih baik lagi untuk

meningkatkan kualitas dari pembuatan asuhan keperawatan. Serta

memberikan kemudahan bagi peserta didik sehingga dapat melewati

Prakerin dengan lancar.

4.2.2 Bagi Peserta Didik

Jadikan Praktik Pengabdian Masyarakat (PPM) ini sebagai suatu

pengalaman dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan

pengetahuan khususnya mengenai Asuhan Keperawatan Komprehensif.


BAB V

PROFIL DESA BANTARSARI

5.1 Wilayah Administrasi

Desa Bantarsari Kecamatan Cijambe berada di wilayah administrasi

kabupaten subang dengan luas wilayah 724,569 Hektare yang terdiri dari atas

3 (tiga) dusun, 9 (Sembilan) RW dan 23 (duapuluh tiga) RT. Dilihat dari

batas wilayah administrasi, Desa Bantarsari berbatasan dengan:

- Sebelah utara : Desa Sukahurip

- Sebelah selatan : Desa Cirangkong

- Sebelah Barat : Desa Tanjung Wangi

- Sebelah Timur : Desa Cikadu

Dan dengan jarak-jarak (orbitasi) sebagai berikut :

- Jarak dari dan ke kantor Kecamatan : 15 KM

- Jarak dari dan ke kantor Kabupaten : 5 KM

- Jarak dari dan ke kantor Provinsi : 60 KM

- Jarak dari dan ke kantor Negara : 78 KM

70
71

5.2 Peta Wilayah Desa Bantarsari

5.3 Demografi/Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Bantarsari sampai dengan akhir Maret Tahun 2021

Sebesar 3.487 Jiwa, dengan kepadatan rata-rata 481jiwa/KM2. Sedangkan laju

pertumbuhan penduduk mencapai 0,06%, hal ini menunjukan bahwa laju

pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan. Jumlah penduduk, laju

pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk di Desa Bantarsari sampai

dengan Maret 2021 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.3.1 Daftar Jumlah Penduduk

Berdasarkan Jenis Kelamin

Usia Jumlah Jumlah Usia Jumlah Jumlah


(tahun) Laki-laki Perempuan (tahun) Laki-laki Perempuan
00 26 29 25-29 109 120
01 9 3 30-34 111 117
02 8 12 35-39 110 135
03 12 15 40-44 135 141
04 14 11 45-49 154 115
05 22 17 50-54 115 109
06 18 13 55-59 126 121
07 16 16 60-64 120 140
08 20 16 65-69 103 142
09 19 14 70 ke atas 94 87
10 18 13
72

11 19 14
12 25 20
13 27 22
14 29 24
15 28 23
16 35 25
17 34 24
18 34 24
19 45 35
20-24 134 121 Jumlah 1769 1718

Tabel 5.3.2 Daftar Jumlah Penduduk

Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Penduduk Jumlah


Laki-Laki Perempuan

Tidak/Belum Bekerja 431 341 772


Petani/Pekebun 651 225 876
Buruh Tani 263 245 508
Pedagang 55 65 120
PNS 10 5 15
Guru Honorer 5 5 10
Pensiunan 2 - 2
Wiraswasta 352 110 462
Dokter - 1 1
Perawat - 1 1
Mengurus Rumah - 720 720
Tangga
Jumlah 1769 1718 3487

Tabel 5.3.3 Daftar Jumlah Penduduk


73

Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Penduduk Jumlah


Laki-Laki Perempuan

BelumSekolah/TK 91 87 178
Tidak Tamat SD 133 125 258
SD 484 421 905
SMP 435 485 920
SLTA 515 525 1040
D-1 30 20 50
D-2 35 25 60
D-3 25 20 45
S-1 20 10 30
S-2 1 - 1
Jumlah 1769 1718 3487

Tabel 5.4 Daftar Jenis Penyakit di Desa Bantarsari Tahun 2020

No Penyakit Jumlah %
1 Febris 38 8.29
2 ISPA 39 8.51
3 Thyphoid 91 19.86
4 DBD 106 23.14
5 Hipertensi 58 12.66
6 DM 28 6.11
7 Disentri 22 4.80
8 Gasreonteritis 76 16.59
Jumlah 458 100
74

DAFTAR PUSTAKA

Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan Tubuh Manusia (Syaifuddin, 2011:507).

Azer, Samy. A & Akhondi, Hossien. (2021). Gastritis. Tersedia di

https://www.ncbi.nlm.nih.gov. Diakses tanggal 15 Oktober 2021, Pukul 18.22

WIB.

Dewit, Susan C, Stromberg, Holly, Dallred, Carol. (2016). Medical Surgical

Nursing : Concept and Practice. Philadelphia : Elsevier.

Dinkes Kabupaten Subang (2019). Laporan Persentase Penyakit di Kabupaten

Subang Tahun 2019.

Dinkes Kabupaten Subang (2020). Laporan Persentase Penyakit di Kabupaten

Subang Tahun 2020.

Doenges, M. E. (2014). Manual Diagnosis Keperawatan Rencana, Intervensi, &

Dokumentasi Asuhan Keperawatan. (P. E. Karyuni, E. A. Mardella, E.

Wahyuningsih, & M. Mulyaningrum, Eds.) (Edisi 3). Jakarta : EGC.

Endang, L &Puspadewi, VA. (2019). Penyakit Maag dan Gangguan Pencernaan.

Jakarta : Kanisius.

Gambar Anatomi Fisiologi Sistem pencernaan Manusia Tedjho (2012). Jakarta

Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.

Jakarta: EGC, 1022.

Hardi, K., & Huda Amin, N. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis Dan Nanda Nic-Noc (2nd ed.). Yogyakarta : Mediaction.


75

Herdman, T.H. (2018). NANDA Internasional Nursing Diagnoses : definitions

and classification 2018-2020. Jakarta : EGC.

Ikatan Apoteker Indonesia, (2011). Standar Kompetensi Apoteker Indonesia.

Departemen Kesehatan RI. Jakarta

Junaidi, Gusnawan dkk., (2011). Kamus Istilah Kedokteran dan Anatomi

Fisiologi. Bandung: Gramedia.

Long. B. C. (2011). Tersedia di http://Long.B.C.,2011/21//.Anatomi-Sistem-

Pencernaan, Diperoleh 13 Oktober 2021, Pukul 09.25 WIB.

Pratiwi, W. (2013). Hubungan Pola Makan dengan Gastritis pada Remaja di

Asrama Daar El-Qolam Tangerang. Program Studi Ilmu Keperawatan.Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ramali. A. dan Pamoentjak. (2011) tersedia di http://Ramali.A dan Pamoentjak,

2011/3/system.pencernaan//. Diperoleh 13 Oktober 2021, pukul 15.30 WIB.

Rumahorbo. H, (2011). Tersedia di http://Rumahorbo.H,2011/8/10. Pengertian-

lambung diperoleh tanggal 16 Oktober 2021, Pukul 08.05 WIB.

Saydam. (2016). Memahami Berbagai Penyakit (Penyakit Pernapasan dan

Gangguan Pencernaan). Bandung : Alfabeta.

Setiadi (2012). Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Smeltzer. S. C. dan Bare B. G. Tersedia di http://Long.BC.,2011/21//.Anatomi-

Sistem-Pencernaan, diperoleh tanggal 12 Oktober 2021, Pukul 13.05 WIB.


76

Sukarmin. (2012). Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Sukarmin. (2013). Keperawatan pada sistem pencernaan. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Sya'diyah, Hidayatus. (2018). Keperawatan Lanjut Usia Teori dan Aplikasi.

Sidoarjo: Indomedia Pustaka.

Tedjho, Gambar Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia (2009). Jakarta

Syamsir, Salam, dkk. (2016). Metodologi Penelitian. UIN Jakarta Press. Jakarta.

Wahyu, D, dkk. (2015). Pola Makan Sehari-hari Penderita Gastritis. Malang :

Poltekes Kemenkes Mala.


77

LEMBAR BIMBINGAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Nama Peserta Didik : Kanda Karista

No. Induk : 201900051

Judul LTA : Asuhan Keperawatan Pada Ny. R Dengan Gangguan

Sistem Pencernaan a.i Gastritis di Kp. Nanggerang RT

14 RW 05 Desa Bantarsari Kecamatan Cijambe

Kabupaten Subang

Pembimbing : Dadan Priyatna Yudiansah, S.Pd., S.Kep., Ners

Rekomendasi Paraf
No Hari/Tanggal Materi
Pembimbing Pembimbing
1. 07 Oktober 2021 Pengajuan ACC
Judul Lanjut Ke Bab I

2. 08 Oktober 2021 Bab I Perbaiki :


Data
Dampak dan
Kesimpulan
3. 14 Oktober 2021 Bab I ACC
Lanjut Bab I

4. 15 Oktober 2021 Bab II Buku sumber harus 10


tahun kebelakang
Perbaiki tata cara
pengutipan dan
penulisan sumber

5. 21 Oktober 2021 Bab II ACC


Lanjut Bab III
78

6. 22 Oktober 2021 Bab III Sesuaikan data sesuai


analisis data
NCP cek lagi
sesuaikan DX di
analisis data
Catatan
perkembangan
minimal 3 hari
7. 28 Oktober 2021 Bab III ACC
Lanjut Bab IV dan V

8. 29 Oktober 2021 Bab IV dan V Perbaiki Sesuai Saran

9. 04 November Bab IV dan V ACC


2021 Lengkapi draf LTA

10. 05 November Draf LTA ACC


2021 Print
Siap Evaluasi LTA
79

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

Disusun Oleh :
Kanda Karista
Nadillah Tiarani
Sinta Mustika
Siska S
Ferdiansyah

YAYASAN ADHI GUNA KENCANA


SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA SUBANG
KOMPETENSI KEAHLIAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
80

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Tanda Tanda Vital

Sub pokok bahasan : Pemeriksaan Tanda Tanda Vital

Waktu : 65 Menit

Hari Tanggal : Senin,20 September 2021

Penyaji : Kanda Karista

Nadillah Tiarani

Sinta Mustika

Siska S

Ferdiansyah

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga mampu memahami tentang materi

yang telah disampaikan mengenai pemeriksaan tanda tanda vital.

II. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan selama 65 menit, keluarga dapat :

1. Menyebutkan alat alat pemeriksaan tanda tanda vital

2. Menyebutkan tujuan pemeriksaan tanda tanda vital dengan benar

3. Menyebutkan jenis jenis pemeriksaan tanda tanda vital dengan benar

4. Menjelaskan pengertian tanda tanda vital dengan benar


81

III.Saran dan Target

1. Saran : Diharapkan keluarga mampu melakukan penatalaksanaan

pemeriksaan tanda tanda vital

2. Target : Lingkungan Keluarga

IV. Materi Penyuluhan

1. Pengertian tanda tanda vital

2. Tujuan tanda tanda vital

3. Jenis jenis tanda tanda vital

4. Alat untuk memeriksa tanda tanda vital

V. Strategi Pelaksanaan

No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta


1 5 menit Pembukaan - Menjawab salam
- Memberi salam
- Perkenalan
- Menjelaskan tujuan
- Menjelaskan pokok
bahasan yang akan
disampaikan
- Apersepsi
2 45 menit Pelaksanaan
- Penyuluh menyimak - Keluarga mengemukakan
pendapat keluarga tentang pendapatnya tentang
Tanda tanda vital tanda tanda vital

- Penyuluh memberikan - Keluarga menyimak


penjelasan tentang penjelasan dari penyuluh
pengertian tanda tanda tentang pengertian tanda
vital tanda vital

- Keluarga menyimak
- Penyuluh memberikan penjelasan dari penyuluh
penjelasan tentang tujuan tentang tujuan tanda
tanda tanda vital tanda vital

- Penyuluh memberikan - Keluarga menyimak


penjelasan jenis jenis penjelasan dari penyuluh
82

No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta


pemeriksaan tanda tanda tentang jenis jenis
vital pemeriksaan tanda tanda
vital
- Penyuluh memberikan
penjelasan alat - Keluarga menyimak
pemeriksaan tanda tanda penjelasan dari penyuluh
vital tentang alat pemeriksaan
tanda tanda vital

3 7 menit Diskusi
- Keluarga dan penyuluh - Keluarga
melakukan tanya jawab mengemukakan hal-hal
materi yang telah yang belum dipahami
disampaikan
- Keluarga menyimak
jawaban dari penyuluh
4 6 menit Evaluasi
- Penyuluh memberikan - Keluarga menjawab
pertanyaan tentang materi pertanyaan penyuluh
yang telah disampaikan sebagai evaluasi
5 2 menit Terminasi
- Keluarga dan penyuluh - Memberi salam
menyimpulkan materi
yang telah disampaikan

VI. Metode

Ceramah dan Tanya jawab

VII. Setting Tempat : Rumah Siska

VIII. Media dan Sumber

Media : Leaflet tentang tanda tanda vital

Powerpoint tanda tanda vital

Sumber : Modul praktikum labolatorium asisten keperawatan kelas x

IX. Evaluasi

Prosedur : post test

Bentuk : essay
83

Jenis : lisan

Butir soal : 4 soal

Butir – butir pertanyaan :

1. Jelaskan pengertian tanda tanda vital ?

2. Sebutkan tujuan pemeriksaan tanda tanda vital ?

3. Sebutkan alat pemeriksaan tanda tanda vital ?

4. Sebutkan jenis jenis pemeriksaan tanda tanda vital ?

X. Lampiran Materi dan Media

Powerpoint dan leaflet terlampir


84
85

SATUAN ACARA PENYULUHAN


CUCI TANGAN 6 LANGKAH

Disusun Oleh :
Kanda Karista
Nadillah Tiarani
Sinta Mustika
Siska S
Ferdiansyah

YAYASAN ADHI GUNA KENCANA


SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA SUBANG
KOMPETENSI KEAHLIAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
86

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Pola Hidup Bersih Sehat

Sub pokok bahasan : Cuci tangan 6 langkah menggunakan sabun

Waktu : 65 Menit

Hari Tanggal : Senin, 20 September 2021

Penyaji : Kanda Karista

Nadillah Tiarani

Sinta Mustika

Siska S

Ferdiansyah

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga mampu memahami tentang materi

yang telah disampaikan.

II.Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan selama 65 menit, keluarga dapat :

5. Menyebutkan pengertian mencuci tangan

6. Menyebutkan Manfaat mencuci tangan

7. Menyebutkan 5 waktu yang tepat untuk mencuci tangan

8. Menjelaskan langkah-langkah mencuci tangan


87

III. Saran dan Target

1. Saran : Diharapkan keluarga mampu melakukan penatalaksanaa materi

yang telah disampaikan oleh penyaji

2. Target : Siswa/siswi MI Nurul Falah

IV. Materi Penyuluhan

1. Pengertian mencuci tangan

2. Manfaat mencuci tangan

3. 5 waktu yang tepat mencuci tangan

4. Langkah-langkah mencuci tangan

V. Strategi Pelaksanaan

No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta


1 5 menit Pembukaan - Menjawab salam
- Memberi
salam
- Perkenalan
- Menjelaskan
tujuan
Menjelaskan pokok
bahasan yang akan
disampaikan
Apersepsi
2 45 menit Pelaksanaan
- Penyuluh menyimak - Keluarga
pendapat keluarga tentang mengemukakan
Mencuci tangan pendapatnya tentang
Mencuci tangan
- Penyuluh memberikan
penjelasan tentang - Keluarga menyimak
pengertian mencuci tangan penjelasan dari penyuluh
tentang pengertian
mencuci tangan
- Penyuluh memberikan
penjelasan tentang manfaat - Keluarga menyimak
mencuci tangan penjelasan dari penyuluh
88

No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta


tentang manfaat mencuci
tangan
- Penyuluh memberikan
penjelasan tentang 5 waktu - Keluarga menyimak
yang tepat mencuci tangan penjelasan dari penyuluh
tentang 5 waktu yang
mencuci tangan
- Penyuluh memberikan
penjelasan tentang - Keluarga menyimak
langkah-langkah mencuci penjelasan dari penyuluh
tangan tentang langkah-langkah
mencuci tangan
3 7 menit Diskusi
- Keluarga dan penyuluh - Keluarga
melakukan tanya jawab mengemukakan hal-hal
materi yang telah yang belum dipahami
disampaikan
- Keluarga menyimak
jawaban dari penyuluh
4 6 menit Evaluasi
- Penyuluh memberikan - Keluarga menjawab
pertanyaan tentang materi pertanyaan penyuluh
yang telah disampaikan sebagai evaluasi
5 2 menit Terminasi
- Keluarga dan penyuluh - Memberi salam
menyimpulkan materi
yang telah disampaikan

VI. Metode

Ceramah dan Tanya jawab

VII.Setting Tempat : MI Nurl Falah Cibuluh

VIII.Media : Leaflet tentang cuci tangan

Powerpoint tentang cuci tangan

Video Mencuci tangan

Sumber : Internet

IX.Evaluasi
89

Prosedur : post test

Bentuk : essay

Jenis : lisan

Butir soal : 4 soal

Butir – butir pertanyaan :

1. Jelaskan Pengertian mencuci tangan

2. Sebutkan Manfaat mencuci tangan?

3. Sebutkan 5 Waktu yang tepat mencuci tangan?

4. Sebutkan Langkah-langkah mencuci tangan?

VII. Lampiran Materi dan Media

Powerpoint, leaflet dan video terlampir


90

Anda mungkin juga menyukai