Askep Lancar Jaya Poleng Kel.7 Neww
Askep Lancar Jaya Poleng Kel.7 Neww
Disusun Oleh :
1. Mela Puspitasari (SN221099)
2. Tasya Ariska N (SN221157)
3. Iis Alfia N (SN221069)
4. Maharani Annisa P (SN221094)
5. Hesti Rahayu (SN221067)
6. Riska Wahyu A (SN221139)
i
LEMBAR PENGESAHAN
DEWI?? Sutiyo ??
NIK NIK.
Mengetahui,
Kaprodi Profesi Ners Program Profesi
ii
KATA PENGANTAR
Kelompok 7
Mela Puspitasari (SN221099)
Tasya Ariska N (SN221157)
Iis Alfia N (SN221069)
Maharani Annisa P (SN221094)
Hesti Rahayu (SN221067)
Riska Wahyu A (SN221139)
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
LEMBAR PERNYATAAN
Kelompok 7
1. Mela Puspitasari
2. Tasya Ariska N
3. Iis Alfia N
4. Maharani Annisa P
5. Hesti Rahayu
6. Riska Wahyu A
v
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA
Rahayu Syafitri
SN212037
vi
DAFTAR ISI
JUDUL.....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iv
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA..........................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................2
C. Manfaat..................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................4
A. Pelayanan Kesehatan Utama.................................................................4
B. Konsep Keperawaatan Komunitas........................................................8
C. Peran Perawat Komunitas...................................................................12
D. Asuhan Keperawatan Komunitas........................................................16
E. Teori Perubahan Komunitas................................................................21
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITASDI POLENG RT 01 RW
20 KELURAHAN BANJARSARI KECAMATAN BANJARSARI
KOTA SURAKARTA............................................................................26
I. Pengkajian Keperawatan Komunitas................................................26
II. Analisa Data dan Penegakan Diagnosa Keperawatan Komunitas....45
III. Prioritas Masalah Keperawatan........................................................47
IV. Intervensi Keperawatan....................................................................49
V. Implementasi keperawatan................................................................58
VI. Evaluasi Keperawatan.......................................................................60
VII. Rencana Tindak Lanjut.....................................................................62
vii
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................63
A. Tahap Pengkajian Dan Diagnosa Keperawatan..................................63
B. Tahap Implementasi............................................................................65
C. Evaluasi...............................................................................................66
BAB V PENUTUP................................................................................................67
A. Kesimpulan..........................................................................................67
B. Saran....................................................................................................68
LAMPIRAN..........................................................................................................69
DAFTAR GAMBA
viii
R
Diagram 8. Proporsi Terdapat Jendela Dan Dibuka Setiap Hari Pada Masyarakat
Poleng RT 09.......................................................................................30
Diagram 11. Proporsi Jenis Lantai Rumah Pada Masyarakat Poleng RT 09 ........32
Diagram 11. Proporsi Kebersihan Di Dalam Rumah Pada Masyarakat Poleng R5T
09.........................................................................................................34
Diagram 12. Proporsi Jenis Sumber Air Pada Masyarakat Poleng R ...................34
ix
Diagram 13. Proporsi Sumber Air Minum Pada Masyarakat Poleng RT 01 RW 20
.............................................................................................................35
Diagram 21. Proporsi Anggota Keluarga Yang Sakit Dalam 1 Bulan Terakhir Pada
Masyarakat Poleng RT 01 RW 20.......................................................40
Diagram 23. Proporsi Cara Mengatasi Masalah Kesehatan Pada Masyarakat Poleng
RT 01 RW 20......................................................................................41
DAFTAR LAMPIRA
x
N
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest
yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di
suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi
yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang
sama (Riyadi, 2019).
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta
masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan perventif dengan tidak melupakan
tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya (Mubarak, 2019).
Praktik keperawatan komunitas akan berfokus kepada pemberian asuhan
keperawatan komunitas pada masalah kesehatan yang banyak diderita oleh
komunitas tersebut. Dengan terlebih dahulu melakukan screening kesehatan untuk
mengetahui masalah kesehatan apa yang banyak diderita oleh masyarakat. Masalah
kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan
masalah – masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah
kesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus
dilihat dari segi – segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “ sehat sakit “ atau
kesehatan tersebut (Sumijatun, 2018).
Selama 22 Mei – 17 Juni 2023 mahasiswa Program Studi Keperawatan
Universitas Kusuma Husada Surakarta akan menjalani praktik keperawatan
komunitas dan keluarga di Desa Poleng RT 09 Kecamatan Gesi Sragen untuk
memberikan asuhan keperawatan komunitas dan keluarga secara holistic untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat setempat.
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah
diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan
Keperawatan Komunitas Desa Poleng RT 09 Kecamatan Gesi Sragen.
2. Tujuan Khusus
a) Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat di Desa
Poleng RT 09 Kecamatan Gesi Sragen.
b) Melakukan analisa data hasil pengkajian pada masyarakat di Desa Poleng
RT 09 Kecamatan Gesi Sragen.
c) Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat di
Desa Poleng RT 09 Kecamatan Gesi Sragen.
d) Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di Desa Poleng RT
09 Kecamatan Gesi Sragen.
e) Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di Desa
Poleng RT 09 Kecamatan Gesi Sragen.
f) Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di Desa
Poleng RT 09 Kecamatan Gesi Sragen.
C. Manfaat
1. Bagi pemerintah
Dapat dijadikan sebagai bahan ataupun data untuk menyusun kebijaksanaan
dalam program kerja dibidang kesehatan.
2. Bagi pendidikan
Sebagai sarana untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan dalam
kehidupan bermasyarakat.
3. Bagi masyarakat
Masyarakat dapat mengerti dan menyadari permasalahan kesehatan yang ada
dan mencoba menanggulanginya serta masyarakat dapat mengerti gambaran
tentang status kesehatannya.
4. Untuk mahasiswa
Untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat diperkuliahan dengan keadaan
permasalahan yang ada dimasyarakat untuk mendapatkan pengalaman belajar
mengenai masalah dimasyarakat dan mampu menentukan langkah-langkah
penyelesaiannya.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
yang mengurangi faktor resiko dikalifikasikansebagai pencegahan
sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala melalui posyandu dan puskesmas.
c. Pencegahan tersier
Mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang
dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami
kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan
kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada penderita
patah tulang. Selanjutnya agar dapat memberikan arahan pelaksanaan
kegiatan, berikut ini diuraikan falsafah keperawatan komunitas dan
pengorganisasian masyarakat (Mubarak, 2019):
1) Falsafah Keperawatan
Kesehatan Komunitas Keperawatan kesehatan komunitas
merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap
pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap
kesehatan masyarakat dan memberikan prioritas pada strategi pada
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang
melandasi yang mengacu pada paradigma keperawatan secar umum
dengan empat komponen dasar yaitu; manusia, kesehatan,
lingkungan dan keperawatan.
2) Pengorganisasian masyarakat
Tiga model pengorganisasian masyarakat menurut Rothman
meliputi peran serta masyarakat (localiti developmen), perencanaan
sosial melalui birokrasi pemerintah (social developmant) dan aksi
sosial berdasarkan kejadian saat itu (social action) (Mubarak, 2019).
Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat dilakukan melalui
tahapan-tahapan berikut:
a) Tahap persiapan Dilakukan dengan memilih area atau daerah
yang menjadi prioritas, menentukan cara untuk berhubungan
dengan masyarakat , mempelajari dan bekerjasama dengan
masyarakat.
b) Tahap pengorganisasian Dengan persiapan pembentukan
kelompok dan penyesuaian dengan pola yang ada dimasyarakat
dengan pembentukan kelompok kerja kesehatan.
5
c) Tahap pendidikan dan pelatihan Melalui kegiatan-kegiatan
pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat melalui
pengkajian, membuat pelayanan keperawatan langsung pada
individu, keluarga dan masyarakat.
d) Tahap formasi kepemimpinan Memberikan dukungan latihan
dan mengembangkan keterampialan yang mengikuti
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan
kegiatan pendidikan kesehatan.
e) Tahap koordinasi Kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya
memandirikan masyarakat
f) Tahap akhir Suverpisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi
dan pemberian umpan balik dan masing-masing evaluasi untuk
perbaikan untuk kegiatan kelompok kesehatan kerja
selanjutnya.
6
B. Konsep Keperawaatan Komunitas
1. Definisi
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan
nilai yang telah melembaga (Sumijatun, 2018). Misalnya di dalam kesehatan di
kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita,
kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan
lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat
petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan
sebagainya (Mubarak, 2019).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public
health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat
sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu
mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2019). Proses keperawatan
komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah,
sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat
melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2018).
2. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan
dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai
berikut.
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu
7
kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan
kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi,
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri (self care).
b. Fungsi keperawatan komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2019).
3. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan
individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas
kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di
lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling
sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan
atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar
bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah,
8
apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan
pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori
dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan
tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu,
kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan
kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun
WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga
produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat
jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam
upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini
berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi
dengan lebih cepat.
4. Pusat Kesehatan Komunitas
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan di:
a. Sekolah atau Kampus
Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi pendidikan
pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan seks.
Selain itu perawata yang bekerja di sekolah dapat memberikan perawatan
untuk peserta didik pada kasus penyakit akut yang bukan kasus kedaruratan
misalnya penyakit influensa, batu dll. Perawat juga dapat memberikan
rujukan pada peserta didik dan keluarganya bila dibutuhkan perawatan
kesehatan yang lebih spesifik.
b. Lingkungan kesehatan kerja
Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi
pekerjanya yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan
keperawatan di tempat ini meliputi lima bidang. Perawatan menjalankan
program yang bertujuan untuk:
9
1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi
jumlah kejadian kecelakaan kerja
2) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja
3) Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja
4) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan
pendidikan kesehatan.
5) Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan (Mubarak, 2019).
c. Lembaga perawatan kesehatan di rumah
Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang dapat
diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas juga dapat
memberikan perawatan kesehatan di rumah misalnya: perawata melakukan
kunjungan rumah, hospice care, home care dll. Perawat yang bekerja di
rumah harus memiliki kemampuan mendidik, fleksibel, berkemampuan,
kreatif dan percaya diri, sekaligus memiliki kemampuan klinik yang
kompeten.
d. Lingkungan kesehatan kerja lain
Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat bekerja dan
memiliki peran serta tanggungjawab yang bervariasi. Seorang perawat dapat
mendirikan praktek sendiri, bekerja sama dengan perawata lain, bekerja di
bidang pendididkan, penelitian, di wilayah binaan, puskesmas dan lain
sebagainya. Selain itu, dimanapun lingkungan tempat kerjanya, perawat
ditantang untuk memberikan perawatan yang berkualitas (Mubarak, 2019).
C. Peran Perawat Komunitas
10
dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku
seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi
tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di
dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam
fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi
pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat
tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat
menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil
yang telah didapat (Mubarak, 2019).
c. Role Model
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh
masyarakat.
d. Advokasi (Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien
adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya
peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2020).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang
diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien
yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak
petugas kesehatan (Mubarak, 2020).
e. Manajer kasus (Case Manager)
11
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas
dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
f. Kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitannya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses
pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan.
Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan
dilaksanakan (Mubarak, 2020).
g. Perencana tindak lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat
diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
h. Penemu masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-
masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap
status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi
dan pengumpulan data.
i. Koordinator pelayanan kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan
dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien.
Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima
pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2019).
j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya
atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah
yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien
untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari
alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina
12
dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimbing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2019).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan.
Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk
merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan,
keterampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan
(Mubarak, 2019).
k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care
Provider and Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada
masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan
pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga
merupakan bagian dari peran perawat komunitas.
13
D. Asuhan Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan yang
merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat
maupun yang sakit (mempunyai masalah kesehatan/keperawatan), secara
komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan
resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisir
bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat
sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan seoptimal
mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya
(Chayatin, 2018).
Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional yang merupakan
perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang
ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi
(Efendi, 2019).
Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas
dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas
dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase pada
proses keperawatan komunitas secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien
yang dimulai dengan pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Efendi, 2019).
14
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok adalah
(Mubarak, 2019):
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan
yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang
psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.
1) Pengumpulan Data Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok
antara lain :
a) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang
terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,
agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat
timbulnya kelompok atau komunitas.
b) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
i. Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana
kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk
ii. Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
iii. Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan
tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakag
sering mengalami stres akibat keamanan dan keselamatan yang tidak
terjamin
iv. Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup
menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan
v. Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau
gangguan yang terjadi
vi. Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan
merawat atau memantau gangguan yang terjadi
vii. Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan yang
terkait dengan gangguan penyakit
viii. Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai dengan Upah
Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya.
15
ix. Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah
biayanya dapat dijangkau masyarakat.
2) Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data
objektif (Mubarak, 2019):
a) Data Subjektif Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah
yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang
diungkapkan secara langsung melalui lisan.
b) Data Objektif Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan,
pengamatan dan pengukuran
c) Sumber Data
i. Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
ii. Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya:
kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record.
3) Cara Pengumpulan Data
a) Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab
b) Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
c) Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
d) Pengelolaan Data
i. Klasifikasi data atau kategorisasi data
ii. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
iii. Tabulasi data
iv. Interpretasi data
e) Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan
kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi
oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan.
f) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
16
masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan.
17
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang
telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan harus
bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak
puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat (Mubarak, 2019). Perawat
bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang
bersifat (Efendi, 2019), yaitu:
1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat
dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
3) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit
4) Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas
e. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara
proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan tingkat
kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau
dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2019). Adapun tindakan dalam melakukan
evaluasi adalah:
1) Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi.
2) Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawatan.
3) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.
E. Teori Perubahan Komunitas
1. Teori Redin
Menurut Redin sedikitnya ada empat hal yang harus di lakukan seorang manajer
sebelum melakukan perubahan, yaitu :
a. Ada perubahan yang akan dilakukan
b. Apa keputusan yang dibuat dan mengapa keputusan itu dibuat
c. Bagaimana keputusan itu akan dilaksanakan
d. Bagaimana kelanjutan pelaksanaannya
Redin juga mengusulkan tujuh teknik untuk mencapai perubahan :
18
a. Diagnosis
b. Penetapan objektif bersama
c. Penekanan kelompok
d. Informasi maksimal
e. Diskusi tentang pelaksanaan
f. Penggunaan upacara ritual
Intervensi penolakan tiga teknik pertama dirancang bagi orang-orang yang
akan terlibat atau terpengaruh dengan perubahan. Sehingga diharapkan
mereka mampu mengontrol perubahan tersebut.
2. Teori roger (1962 )
Roger (1962) mengembangkan teori dari Lewin (1951) tentang 3 tahap
perubahan dengan menekankan pada latar belakang individu yang terlibat
dalam perubahan dan lingkungan di mana perubahan tersebut dilaksanakan.
Roger (1962) menjelaskan 5 tahap dalam perubahan,yaitu:
kesadaran,keinginan,evaluasi,mencoba, dan penerimaan atau dikenal juga
sebagai AIETA (Awareness, Interest, Evaluation, Trial, Adoption).
Roger (1962) percaya bahwa proses penerimaan terhadap perubahan
lebih kompleks dari pada 3 tahap yang dijabarkan Lewin (1951). Terutama pada
setiap individu yang terlibat dalam proses perubahan dapat menerima atau
menolaknya. Meskipun perubahan dapat diterima, mungkin saja suatu saat akan
ditolak setelah perubahan tersebut dirasakan sebagai hal yang menghambat
keberadaanya.
Roger mengatakan bahwa perubahan yang efektif tergantung individu
yang terlibat, tertarik, dan berupaya untuk selalu berkembang dan maju serta
mempunyai suatu komitmen untuk bekerja dan melaksanakannya
3. Teori lipitts (1973)
Lippit (1973) mendefinisikan perubahan sebagai sesuatu yang
direncanakan atau tidak direncanakan terhadap status quo dalam individu,
situasi atau proses, dan dalam perencanaan perubahan yang diharapkan, disusun
oleh individu, kelompok, organisasi atau sistem sosial yang memengaruhi
secara langsung tentang status quo, organisasi lain, atau situasi lain.
Lippit (1973) menekankan bahwa tidak seorang pun bisa lari dari
perubahan. Pertanyaannya adalah bagaimana seseorang mengatasi perubahan.
Kunci untuk menghadapi perubahan tersebut menurut Lippit (1973) adalah
mengidentifikasi 7 tahap dalam proses perubahan:
19
a. Tahap 1: Menentukan masalah
Pada tahap ini, setiap individu yang terlibat dalam perubahan harus
membuka diri dan menghindari keputusan sebelum semua fakta dapat
dikumpulkan. Individu yang terlibat juga harus sering berpikir dan
mengetahui apa yang salah serta berusaha menghindari data -data yang
dianggap tidak sesuai. Semakin banyak informasi tentang perubahan
dimiliki seorang manajer, maka semakin akurat data yang dapat
diidentifikasi sebagai masalah. Semua orang yang mempunyai kekuasaan,
harus diikutkan sedini mungkin dalam proses perubahan tersebut, karena
setiap orang mempunyai tanggung jawab untuk selalu menginformasikan
tentang fenomena yang terjadi.
b. Tahap 2: Mengkaji motivasi dan kapasitas perubahan
Perubahan merupakan sesuatu yang mudah, tetapi perubahan
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang lebih baik akan memerlukan
kerja keras dan komitmen yang tinggi dari semua orang yang terlibat di
dalamnya. Pada tahap ini, semua orang yang terlibat dan lingkungan yang
tersedia harus dikaji tentang kemampuan, hambatan yang mungkin timbul,
dan dukungan yang akan diberikan.Mengingat mayoritas praktik
keperawatan berada pada suatu organisasi/instansi, maka struktur organisasi
harus dikaji apakah peraturan yang ada, kebijakan, budaya organisasi, dan
orang yang terlibat akan membantu proses perubahan atau justru
menghambatnya. Fokus perubahan pada tahap ini adalah mengidentifikasi
faktor-faktor yang mendukung dan menghambat terhadap proses
perubahan tersebut.
c. Tahap 3: Mengkaji motivasi change agent dan sarana yang tersedia
Pada tahap ini, diperlukan suatu komitmen dan motivasi manajer
dalam proses perubahan.Pandangan manajer tentang perubahan harus dapat
diterima oleh staf dan dapat dipercaya. Manajer harus mampu menunjukkan
motivasi yang tinggi dan keseriusan dalam pelaksanaan perubahan dengan
selalu mendengarkan masukan-masukan dari staf dan selalu mencari solusi
yang terbaik.
d. Tahap 4: Menyeleksi tujuan perubahan
Pada tahap ini, perubahan harus sudah disusun sebagai suatu
kegiatan secara operasional,terorganisasi, berurutan, kepada siapa
perubahan akan berdampak, dan kapan waktu yang tepat untuk
20
dilaksanakan. Untuk itu diperlukan suatu target waktu dan perlu dilakukan
ujicoba sebelum menentukan efektivitas perubahan.
e. Tahap 5: Memilih peran yang sesuai dilaksanakan oleh agen pembaharu
Pada tahap ini, perlu ada suatu pemilihan seorang pemimpin atau
manajer yang ahli dan sesuai di bidangnya. Manajer tersebut akan dapat
memberikan masukan dan solusi yang terbaik dalam perubahan serta dia
bisa berperan sebagai seorang “mentor yang baik.” Perubahan akan berhasil
dengan baik apabila antara manajer dan staf mempunyai pemahaman yang
sama dan memiliki kemampuan dalam melaksanakan perubahan tersebut.
f. Tahap 6: Mempertahankan perubahan yang telah dimulai
Sekali perubahan sudah dilaksanakan, maka harus dipertahankan
dengan komitmen yang ada.Komunikasi harus terbuka dan terus
diinformasikan supaya setiap pertanyaan yang masuk dan permasalahan
yang terjadi dapat diambil solusi yang terbaik oleh kedua belah pihak.
g. Tahap 7: Mengakhiri bantuan
Selama proses mengakhiri perubahan, maka harus selalu diikuti oleh
perencanaan yang berkelanjutan dari seorang manajer. Hal ini harus
dilaksanakan secara bertahap supaya individu yang terlibat mempunyai
peningkatan tanggung jawab dan dapat mempertahankan perubahan yang
telah terjadi. Manajer harus terus-menerus bersedia menjadi konsultan dan
secara aktif terus terlibat dalam perubahan.
4. Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan
perencanaan yang akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai
perubahan menurut Havelock.
a. Membangun suatu hubungan
b. Mendiagnosis masalah
c. Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan
d. Memilih jalan keluar
e. Meningkatkan penerimaan
f. Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri
5. Teori Spradley
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan
dipantau untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara agen
berubah dan sistem berubah. Berikut adalah langkah dasar dari model Spradley.
21
a. Mengenali gejala
b. Mendiagnosis masalah
c. Menganalisa jalan keluar
d. Memilih perubahan
e. Merencanakan perubahan
f. Melaksanakan perbahan
g. Mengevaluasi perubahan
h. Menstabilkan perubahan
22
membantu diri
23
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI DESA POLENG RT 09 KECAMATAN GESI SRAGEN.
JENIS KELAMIN
Laki-Laki
47%
Perempuan
53%
USIA
Dewasa (18-44)
PENDIDIKAN
4%
24% 11% Perguruan Tinggi
SMA
SMP
1% 21% SD
TK
Tidak/belum Sekolah
38%
25
Diagram 4. Distribusi Pada Masyarakat Desa Poleng
RT 09 Berdasarkan Agama
AGAMA
Islam
100%
48%
14%
11% 8%
26
2. Pengkajian sub-sistem komunitas
a. Lingkungan
Keadaan lingkungan Desa Poleng RT 09 secara umum terdapat
lingkungan yang terdiri dari rumah-rumah, kebun kosong.
Rumah
Diagram 6. Proporsi Tipe Rumah Pada Masyarakat Desa Poleng
RT 09 Jenis Bangunan
JENIS BANGUNAN
Permanen
Semi Permanan
Non Permanen
25 (100%)
Hasil angket tentang jenis rumah didapatkan hasil terdapat 100% bangunan
permanen. Dari hasil pengamatan sebagian besar rumah masyarakat sudah
terbuat dari tembok. Kategori yang digunakan untuk menentukan apakah
rumah tersebut termasuk ke dalam rumah permanen/ semi permanen adalah
untuk rumah permanen itu rumah yang bangunannya tembok, untuk rumah
semi permanen rumah yang bangunannya ada tembok dan juga kayu,
untuk non permanen adalah rumah yang masih menggunakan kayu sebagai
bahan dasarnya.
Petak
20%
Tersendiri
80%
27
Berdasarkan sampel yang sudah diambil dari 45 KK di Poleng RT 09
sebanyak % atau 20 rumah yang termasuk ke dalam jenis rumah sendiri
dengan jarak antar rumah saling berdekatan, 20% atau 5 rumah diantaranya
termasuk rumah petak.
Diagram 8. Proporsi Terdapat Jendela Dan Dibuka Setiap Hari Pada
Masyarakat Poleng RT 09
JENDELA DIBUKA/TIDAK
Tidak dibuka
32%
Dibuka
68%
JENDELA
Punya
100%
Hasil angket ventilasi udara di dapatkan data 100% mempunyai jendela, dan
0% tidak mempunyai jendela.
28
Diagram 10. Proporsi Pencahayaan Rumah Pada Masyarakat
Poleng
RT 01 RW 20
PENCAHAYAAN
Kurang
12%
Baik
88%
Diagram 11. Proporsi Jenis Lantai Rumah Warga Desa Poleng RT09
JENIS LANTAI RUMAH
Lain-Lain
4%
Keramik
24%
Plester
72%
Hasil angket tentang jenis lantai terdapat 72% lantai plester, 4% lain-lain,
24% keramik. Dari hasil pengamatan jenis lantai sebagian besar warga
berlantai kramik, namun ada sebagian yang menggunakan plester dan lain-
lain.
Kucing
44%
Lalat 9%
Nyamuk
21%
Kecoa
11%
29
Hasil angket di Poleng didapatkan data vektor yang banyak di sekitaran
rumah kucing 44%, nyamuk 21%, tikus 14%, kecoa 12%, dan lalat 9%.
KEBERSIHAN HALAMAN
Tidak Bersih
28%
Bersih
72%
Hasil angket kebersihan halaman didapatkan hasil bersih 72% atau sekitar 18
rumah, dan 28% atau sekitar 7 memiliki halaman rumah yang tidak bersih.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan halaman rumah tersebut bersih
atau tidak adalah dengan ada atau tidaknya sampah yang berserakan.
Bersih
Cukup Bersih 48%
52%
Hasil angket kebersihan di dalam rumah didapatkan hasil bersih 48% atau
sekitar 12 rumah, cukup bersih 52% atau sekitar 13 rumah, 0% tidak
bersih.
Diagram 12. Proporsi Jenis Sumber Air Warga Desa Poleng RT09
SUMBER AIR
Sumur 100%
30
Hasil angket kepemilikan sumber air masyarakat 100% menggunakan
sumur.
Sumur
20 %
Galon
80 %
Tidak pernah
12%
≤ 3 hari
88%
Selokan
100%
31
Hasil angket pembuangan air limbah didapatkan hasil 100% membuang air
limbah di got atau selokan.
Tertutup
lancar
35%
Terbuka lancar
65%
Dibakar
100%
Tersedia kandang
67%
Hasil angket didapatkan sebesar 67% memiliki kandang ternak dan 33% tidak
memiliki kandang ternak.
32
Diagram 19. Proporsi Posisi Kendang Ternak Warga Desa Poleng RT09
POSISI KANDANG TERNAK
Menempel dengan
rumah 33%
Dibuang 16%
Dibiarkan 17%
b. Pendidikan
Tidak terdapat Sekolah Dasar di desa poleng RT 09. Sekolah Dasar berada
di desa poleng RT 08.
c. Keamanan Dan Transportasi
Keamanan warga desa Poleng difasilitasi oleh BABINSA. Sedangkan alat
transportasi yang digunakan sehari-hari yaitu sepeda motor dan mobil.
d. Politik Dan Pemerintahan
Masyarakat selalu ikut berperan aktif dalam kegiatan politik. Selain itu juga
terdapat perkumpulan warga, dan karang taruna.
33
34
1) Struktur Organisasi
Terdapat ketua RT, serta ada organisasi Karang Taruna. Kelompok
layanan kepada masyarakat yaitu PKK, karang taruna.
2) Kebijakan Pemerintah Dalam Pelayanan Kesehatan
Pemerintah menyediakan fasilitas kesehatan yaitu posyandu balita,
posyandu remaja, dan posbindu lansia.
e. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Warga diwilayah desa poleng RT 09 mendapatkan pelayanan kesehatan
dari Puskesmas Gesi dalam praktik di wilayah ini, terdapat kader yang
dibentuk puskesmas untuk memantau kesehatan warga dan terdapat praktek
bidan mandiri di Desa Poleng. Pelayanan Puskesmas yang dilakukan
diantaranya Posyandu Lansia dan balita, remaja dan kunjungan rumah.
Diagram 21. Proporsi Anggota Keluarga Yang Sakit Dalam 1 Bulan
Terakhir Pada Masyarakat Desa Poleng Rt 09
SAKIT 1 BULAN TERAKHIR
Ya
22%
Tidak
78%
Ya Tidak
PENYAKIT
Hipertensi Stroke
9%
Diabetes ISPA
9%
3% Lain-Lain
76%
35
Hasil angket tentang jenis penyakit di dapatkan hasil terdapat hipertensi 78%,
stroke 3%, diabetes 10%, ISPA 4%, lain – lain 9%.
Diagram 23. Proporsi Cara Mengatasi Masalah Kesehatan Pada
Masyarakat Desa Poleng RT 09
Klinik
13%
Bidan
43%
Puskesmas
28%
Rumah Sakit
15%
Hasil angket tentang cara mengatasi masalah kesehatan di dapatkan hasil 28%
berobat di puskesmas, 15% berobat ke RS, 13% berobat ke klinik, 44%
berobat ke bidan dan 0% berubat ke dukun.
f. Komunikasi
1) Tempat Khusus Untuk Warga Berkumpul
a) Posyandu : Ada (1 Tempat)
b) Pos Ronda : Tidak ada
c) Rumah RT : Ada (1 Tempat)
d) Masjid/Mushola : Tidak Ada (0 Tempat)
e) Gereja : Tidak Ada (0 Tempat)
2) Fasilitas Komunikasi Yang Ada
a) TV
b) Telephone/Handphone
c) Radio
3) Fasilitas Komunikasi Yang Menunjang Untuk Kelompok Hipertensi
a) Pamflet Penanganan Hipertensi : Tidak ada
b) Leaflet Penanganan Hipertensi : Tidak ada
g. Ekonomi
1) Karakteristik pekerjaan
Pekerjaan warga di wilayah warga Desa Poleng RT 09 adalah sebagaian
besar adalah petani.
2) Penghasilan rata-rata per bulan Desa Poleng RT 09 dan
36
Penghasilan rata-rata warga per bulan di rata – rata sama dengan UMR.
3) Pengeluaran rata-rata per bulan
Pengeluaran rata-rata perbulan warga Desa Poleng RT 09 sebagian besar
disimpan dan ditabung.
4) Kepemilikan asuransi Kesehatan
Tidak Punya
44%
Punya
56%
37
Masyarakat mengatakan bahwa komunitas di Desa Poleng RT 09
adalah perkumpulan warga yang saling bersosialisasi satu sama lain
diantaranya terdapat komunitas PKK, karang taruna, Posbindu dan
Posyandu. Masyarakat mengatakan sumber kekuatan yang dimiliki
adalah dukungan dan kerjasama antara warga di desa. Masyarakat
mengatakan kesehatan berawal dari masalah kebersihan dan gaya hidup
yang diterapkan dan pentingnya menjaga kebersihan dan gaya hidup
yang sehat. Akan tetapi kurangya fasilitas yang menyebabkan timbulnya
beberapa penyakit. Setelah dilakukan skrining dibuktikan dengan adanya
masyarakat yang mengalami hipertensi, asam urat, diabetes melitus,
kolesterol.
Masyarakat Poleng yang memiliki riwayat hipertensi mengatakan
sering merasakan pusing dan leher bagian belakang atau tengkuk terasa
kencang, sebagia jarang minum obat antihipertensi tetapi ada juga yang
sudah rutin minum obat hipertensi dan sering mengikuti posyandu
lansia.
Masyarakat poleng mengatakan bersedia untuk mengelola masalah
kesehatan yang dialami sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
2) Persepsi tokoh agama
Suatu kesehatan adalah sebuah karunia dari Tuhan Yang Maha Esa
kita sebagai umatnya harus berusaha selalu menjaga kesehatan
dengan cara menjaga kebersihan di lingkungan karena kebersihan
adalah salah satu bagian dari iman.
3) Persepsi tokoh masyarakat
Menurut tokoh masyarakat kesehatan di dalam komunitas adalah
tanggung jawab kita bersama untuk menciptakan kesejahteraan
bersama.
4) Persepsi tenaga kesehatan
Kesehatan komunitas sudah tepat diterapkan di desa Poleng
dikarenakan banyak masyarakat yang kurang kooperatif untuk
mengikuti beberapa program kesehatan yang diadakan oleh layanan
kesehatan seperti Posyandu dan Posbindu.
5) Persepsi Mahasiswa
Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan
sehari-hari pentingnya kepedulian masyarakat untuk menjaga
38
kesehatan harus diterapkan dimulai dari lingkup kecil seperti
kesehatan individu, keluarga dan kesehatan pada lingkup masyarakat.
Fasilitas kesehatan pun juga merupakan hal yang penting sehingga
terciptanya kesehatan pada masyarakat itu sendiri.
39
II. Analisa Data dan Penegakan Diagnosa Keperawatan Komunitas
Analisa Data
No Data Diagnosa Keperawatan
1 DS: Manajemen Kesehatan
- Ketua Kader Desa Poleng RT 09 Tidak Efektif (D.0116)
mengatakan dari jumlah penduduk
orang dewasa mayoritas mempunyai
Riwayat HT
- Hasil dari angket mayoritas penderita
hipertensi sebanyak 76%
- Lansia mengatakan tidak tahu
bagaimana menjaga menjaga
kesehatan dan cara menangani
penyakit seperti hipertensi
DO:
- Setelah dilakukan pemeriksaan TD
rata-rata warga lansia Desa Poleng
RT 09 mengalami hipertensi
- Hasil dari angket mayoritas penderita
hipertensi sebanyak 76%
2 DS : Pemeliharaan Kesehatan
- Hasil wawancara dengan beberapa Tidak Efektif (D.0117)
warga Desa Poleng RT 09
mengatakan bahwa mempunyai
riwayat darah tinggi.
- Hasil wawancara dengan Ibu S salah
satu warga Desa Desa Poleng RT 09
mengatakan bahwa dia sudah
beberapa tahun mengidap penyakit
hipertensi
- Dari hasil pendataan yang didapatkan
di Desa Poleng RT 09 menyatakan
bahwa penyakit yang paling banyak
diderita warga adalah Hipertensi.
40
Kegiatan posyandu balita dan lansia
dilingkungan Desa Poleng RT 09
dilakukan setiap sebulan sekali.”
- “Kader kesehatan mengatakan
posyandu lansia akan dilakukan pada
hari selasa pahing”
- Hasil wawancara dengan beberapa
warga yang menderita hipertensi
mengatakan jarang kontrol ke
Puskesmas.
DO:
- Hasil pemeriksaan Tekanan Darah
pada 45 KK Desa Poleng RT.09
didapatkan hasil 78% memiliki
Tekanan darah tinggi, dan
- Posyandu lansia belum berjalan
dengan maksimal karena belum
semua lansia mengikuti posyandu
lansia.
41
Tidak serius 0,1 atau 2
Keterangan :
A = Presentasi populasi yang mengalami masalah kesehatan
B = Keseriusan masalah
C = Keefektivan intervensi
Diagnosa Keperawatan
1. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif (D.0116)
2. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117)
42
IV. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Metode
No Tujuan dan kriteria hasil Rencana Tindakan/ Intervensi Evaluator
Keperawatan Evaluasi
43
- Anjurkan melakukan aktivitas
fisik setiap hari
- Anjurkan tidak merokok di dalam
rumah.
2. Sekunder Edukasi Latihan
fisik (I.12389)
Observasi :
Terapeutik
Pendidikan Kesehatan
sesuai kesepakatan
bertanya
44
Edukasi :
senam hipertensi
diinginkan
pengobatan (I.12441)
Observasi:
- Identifikasi pengetahuan
pengobatan yang
45
direkomendasikan
- Identifikasi penggunaan
pengobatan
Terapeutik
Edukasi
samping pengobatan
46
- Anjurkan mengkonsumsi obat
sesuai indikasi
2 Pemeliharaan Setelah dilakukan tindakan selama 1 1. Primer Promosi perilaku Kognitif Mahasiswa
minggu diharapakan Manajemen upaya Kesehatan (I.12472)
Kesehatan tidak Psikomotor
Kesehatan (L.12104) Meningkat Observasi :
efektif
dengan kriteria hasil : - Identifikasi perilaku upaya
(D.0117) 1. Melakukan tindakan Kesehatan yang dapat
untuk mengurangi factor resiko ditingkatkan
hipertensi meningkat Terapeutik :
2. Menerapkan program -Berikan linkungan yang
keperawatan pengobatan mendukung Kesehatan
meningkat Orientasi pelayanan kesehatan
yang dapat dimanfaatkan
Edukasi
- Anjurkan makan sayur dan buah
setiap hari
47
meningkat rumah
3. Sekunder Pelibatan keluarga
(I.14525)
Observasi
- Identifikasi kesiapan keluarga
untuk terlibat dalam perawatan
- Terapeutik
- Ciptakan hubungan terapeutik
pasien dengan keluarga
dalam perawatan
- Diskusikan cara perawatan dirumah
misal control ke puskesmas setiap 1
bulan sekali
Edukasi
- Jelaskan kondisi pasien kepada
keluarga
- Anjurkan keluarga bersikap
asertif dalam keperawatan
- Anjurkan keluarga terlibat dalam
48
perawatan
3. Tersier
Manajemen perilaku
(I.12463)
Observasi
- Identifikasi harapan untuk
mengendalikan perilaku
Terapeutik
49
PLAN OF ACTIONS (POA)
Jawab
50
Meningkat
2 Pemeliharaan Setelah diakukan intervensi 1. Mengadakan dan Posyandu Minggu, 4 Juni Mahasiswa
Kesehatan keperawatan selama 3 hari di mengajak warga Lansia 2023
Tidak Efektif Poleng RT 09 diharapkan : untuk mengikuti Mugi Warga Poleng
1. Masyarakat sadar akan senam Hipertensi Lestari
pentingnya kesehatan
2. Rutin dalam
melakukan senam setiap 1
minggu sekali
3. Mampu menerapkan pola
hidup bersih dan sehat.
51
V. Implementasi keperawatan
52
musyawarah warga II (MW II) dilakukan mahasiswa.
O: Warga tampak antusias menghadiri Musyawarah
warga
5 Minggu, 4 Juni Melakukan tindakan keperawatan pada S :
2023 warga Poleng - Warga Poleng RT 09 mengatakan bersedia di
- Melakukan pemeriksaan Tekanan berikan edukasi kesehatan manajemen
Darah hipertensi.
- Melakukan edukasi proses penyakit - Warga Poleng RT 09 mengatakan bersedia
dan mempromosikan perilaku upaya untuk diberikan pendidikan kesehatan tentang
kesehatan (manajemen hipertensi) PHBS.
- Melakukan Pendidikan - Warga Poleng RT 09 mengatakan bersedia
kesehatanPHBS untuk melakukan kegiatan senam hipertensi.
- Melakukan senam hipertensi O:
- Setelah dilakukan edukasi manajemen
hipertensi warga Poleng RT 09 paham dan
mengerti tentang manajemen hipertensi.
- Setelah dilakukan kegiatan senam hipertensi
warga paham dan mengerti cara melakukan
senam hipertensi
- Warga mengatakan mampu untuk melakukan
53
senam hipertensi setiap minggu
- Warga Poleng antusias mengikuti kegiatan
penyuluhan hipertensi dan senam hipertensi.
54
VI. Evaluasi Keperawatan
55
2 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif S:
- Warga X mengatakan belum mengerti senam hipertensi
- Warga mengatakan mau untuk mengikuti senam hipertensi
O:
- Tampak bingung
- Warga tampak mengikuti gerakan senam hipertensi
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
Menganjurkan untuk melakukan pengecekan tekanan darah setiap bulan dan senam
hipertensi 1 minggu sekali
56
VII. Rencana Tindak Lanjut
57
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Tahap Implementasi
59
C. Evaluasi
Dari kegiatan yang sudah dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2022-11
februari 2023 masalah yang ditemukan yaitu penyakit hipertensi dimana
presentase penyakit hipertensi yaitu 49 % atau 20 warga yang menderita
hipertensi. Dengan didapatkannya hasil penyakit tidak menular hipertensi paling
tinggi. Maka didapatkan perumusan masalah atau diagnose keperawatan yaitu :
a. Manajemen kesehatan tidak efektif: Hipertensi (D.0116)
b. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif: Hipertensi (D.0117)
60
BAB V
PENUTUP
Pada BAB V ini penulis akan menarik kesimpulan dari uraian BAB I
hingga BAB IV yang berkaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Kesimpulan ini muncul setelah penulis mengadakan observasi di Desa
Poleng RT 01 Rw 20 Kelurahan Banjarsari, Kota Surakarta. Penulis juga
akan memberikan saran yang sekiranya bermanfaat untuk Desa Poleng RT
01 RW 20 Kelurahan Banjarsari, Kota Surakarta dalam memberikan
Asuhan Keperawatan Komunitas dan Pelayanan Kesehatan di
Masyarakat.
A. Kesimpulan
a. Dari hasil pengkajian didapatkan prioritas diagnose keperawatan yang pertama
yaitu : Manajemen kesehatan tidak efektif : hipertensi (D.0116). Dan diagnosa
keperawatan ke dua Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif : hipertensi (D.0117).
b. Dari hasi pengkajian mengenai penyakit hipertensi warga Desa Poleng RT 01
RW 20 yang menderita penyakit hipertensi sebanyak 49% atau sekitar 20 warga,
batuk pilek 25%, DM 7%, demam berdarah 0%, Asma 7%, Stroke 5%, typus
7%, TBC 0%, Lain-lain 7%. Masyarakat Poleng RT 01 RW 20 paling banyak
mengalami hipertensi yaitu sebanyak 49%.
c. Dari intervensi yang sudah diberikan didapatkan hasil mengenai manajemen
kesehatan tidak efektif dan pemeliharaan kesehatan tidak efektif teratasi
sebagian.
d. Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan oleh warga
a) Pemeriksaan kesehatan pos lansia setiap satu bulan sekali tanggal 25
b) Pemberian relaksasi otot progresif setelah pos lansia
c) Diadaknya pos bindu untuk masyarakat
d) Menganjurkan untuk melakukan pengecekan tekanan darah setiap bulan dan
senam hipertensi 1 minggu sekali
B. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan penulis dapat menerapkan Asuhan Keperawatan Komunitas untuk
meningkatkan status Kesehatan masyarakat secara langsung di lapangan dan
mampu membandingkan antara teori dan kasus di lapangan.
2. Bagi Intitusi Pendidikan
Sebagai referensi atau kajian pustaka tambahan untuk institusi terkait asuhan
keperawatan komunitas dan dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan
ketrampilan mahasiswa dalam menerapkan atau mengaplikasikan pembelajaran
yang telah didapatkan.
3. Bagi masyarakat
Dengan disusunnya laporan komunitas ini, diharapkan dapat diterapkan untuk
meningkatkan kegiatan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesehatan
masyarakat.
62
LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Angket Pengkajian Komunitas
Tanggal Pengkajian :
Petunjuk : Isilah data dan isilah dengan ceklist (V) di bawah ini sesuai dengan
yang sebenarnya
A. DATA INTI KOMUNITAS
1. Data Demografi (dalam 1 rumah/KK)
No Nama Hub dg Usia Pendidika Pekerjaan Suku
Keluarga (tahun) n Bangsa
65
b. Apakah ada perkumpulan khusus untuk ibu hamil
( ) ya ( ) tidak
c. Jika ada, apakah ibu hamil mengikuti perkumpulan tersebut
( ) ya ( ) tidak
d. Apakah ada peran tokoh masyarakat tokoh agama dalam keputusan pada ibu
hamil
( ) ya ( )tidak
e. Apakah ada perkumpulan khusus lansia
( ) ya ( ) tidak
f. Jika ada, apakah lansia mengikuti perkumpulan tersebut
( ) ya ( ) tidak
g. Apakah ada peran tokoh masyarakat tokoh agama dalam keputusan pada
lansia ( ) ya ( ) tidak
5. Pelayanan kesehatan dan sosial
a. Apakah ada anggota keluarga yang sakit dalam satu bulan terkhir
( ) ya ( ) tidak
b. Sebutkan jenis penyakitnya
( ) Demam baerdarah
( ) TBC
( ) Demam typoid
( ) Asma
( ) Infeksi saluran menular
( ) Batuk pilek
( ) Hypertensi
( ) Diabetes melitus
( ) Penyakit jantung
( ) Lain-lain
c. Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut
( ) berobat ke puskesmas
( ) berobat ke rumah sakit
( ) berobat ke dokter umum
( ) berobat ke dokter spesialis
( ) berobat ke perawat/bidan
( ) berobat ke dukun
( ) di biarkan
66
( ) lain-lain
d. Apakah keluarga perlu mendapatkan pengarahan, penyuluhan atau informasi
kesehatan
( ) ya ( ) tidak
Masalah Kesehatan Pasangan Usia Subur
a. Apakah ada salah satu anggota keluarga dalam pasangan usia subur (istri
berusia 15-49 tahun/ belum monopouse
( ) ya ( ) tidak
b. Bila ya apakah menjadi aseptor KB (menggunakan salah satu alat kontrasepsi
KB)
( ) ya ( ) tidak
c. Bila ya jenis kontrasepsi yang di gunakan
( ) IUD () kondom ( ) suntik KB ( ) pil KB ( ) susuk
( ) vasektomi ( ) tubektomi ( ) lainnya…
d. Bila tidak ada alasannya
( ) di larang suami ( )di larang agama ( ) tidak tau ( )lainnya
Masalah Kesehtan Ibu Hamil
a. Apakah ada naggota keluarga dalam kondisi hamil
( ) ya ( ) tidak
b. Usia ibu hamil………..
c. Hamil yang ke berapa………..
d. Hamil yang sekarang,usianya ……….. minggu
e. Apakah ibu hamil melaksanakan pemeriksaan selama kehamilan
( ) ya ( ) tidak
f. Dimana ibu hamil melaksanakan pemeriksaan selama ke hamilan
( ) puskesmas ( ) Posyandu ( ) dokter Umum ( ) Dokter spesialis
( ) lain-lainya,sebutkan..
g. Berapa kali melaksanakan pemeriksaan kehamilan
( ) 1x ( ) 2x ( ) 3x ( ) 4x ( ) lebih dari….
h. Apabila telah melaksankan pemeriksaan kehamilan di tenaga kesehatan,
apakah ibu hamil mendapatkan tablet FE dan Asam fola
( ) ya ( ) tidak
i. Apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan golongan darah dan urine
( ) ya ( ) tidak
j. Apakah ibu memiliki KMS
67
( ) ya ( ) tidak
k. Apakah keluarga mendapatkan informasi tentang progam perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) persalinan
( ) ya ( ) tidak
l. Apakah ibu hamil menempel stiker P4K do rumah
( ) ya ( ) tidak
m. Apakah ibu hamil pernah mendapatkan informasi kelas ibu hamil
( ) ya ( ) tidak
n. Apakah ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil
( ) ya ( ) tidak
o. Apakah ibu hamil rutin mengikuti kegiatan posyandu
( ) ya ( ) tidak
68
( ) Jauh ( ) tidak ada waktu ( ) Lain-lain, sebutkan..
g. Apakah anak memiliki KMS
( ) ya ( ) tidak
h. Hasil penimbangan di KMS, pada saat ini berat badan anak berada pada
( ) Di daerah garis hijau ( ) diatas garis hijau sampai kuning
( ) Di bawah garis titik-titik ( ) Di bawah garis merah
Anak dan Remaja
a. Dalam keluarga mempunyai anak sekolah / remaja
( ) Ya ( ) Tidak
b. Jika Ya, usia anak saat ini
( ) 6 – 10 tahun ( ) 11 – 15 tahun ( ) 16 – 21 tahun
c. Pendidikan anak berada pada tingkat
( ) SD ( ) SMP ( ) SMA ( ) PT
d. Kegiatan anak di luar sekolah
( ) Keagamaan, sebutkan …. ( ) Karang Taruna
( ) Olahraga, sebutkan …… ( ) Lain – lain, sebutkan….
e. Apakah ada anak yang menderita penyakit
( ) Ya ( ) Tidak
f. Jika Ya, sudahkah berobat
( ) Sudah ( ) Belum, sebutkan….
g. Jika sudah, berobat kemana
( ) Medis, sebutkan….. ( ) Non medis, sebutkan…
h. Bagaimana penggunaan waktu luang anak
( ) Musik / TV ( ) Olahraga ( ) Rekreasi ( ) Keagamaan
i. Kebiasaan anak
( ) Merokok ( ) Alkohol ( ) Narkoba ( ) Lainnya, sebutkan…
Usia lanjut
a. Apakah anggota keluarga ada yang berusia lanjut ( lebih dari 60 tahun)
( ) Ya, usia… ( ) Tidak
b. Apakah lansia memiliki keluhan penyakit
( ) Ya ( ) Tidak
c. Jika Ya, jenis penyakitnya
( ) Osteoporosis
( ) TBC
( ) Demam Thypoid ( Tipes )
69
( ) Asma
( ) Katarak
( ) Rheumatik
( ) Hipertensi
( ) Diabetes Melitus ( Kencing Manis )
( ) Penyakit jantung
( ) Lain – lain …..
d. Upaya yang telah dilakukan
( ) berobat ke Puskesmas
( ) berobat ke RS
( ) berobat ke Dokter Umum
( ) berobat ke Dokter Spesialis
( ) berobat ke Perawat / Bidan
( ) berobat ke dukun
( ) dibiarkan
( ) lain – lain…
e. Penggunaan waktu senggang pada lansia
( ) Berkebun / Pekerjaan rumah ( ) jalan – jalan ( ) Senam ( ) lain –
lain, sebutkan…
f. Apakah ada posyandu lansia di daerah tempat tinggal saudara
( ) Ada ( ) Tidak ada
g. Jika ada, apakah lansia ikut posyandu lansia tersebut
( ) Tidak ( ) Ya…..kali/bulan
h. Jika tidak, alasannya
( ) Tidak tahu ( ) Tidak mau
6. Komunikasi
a. Apakah ada tempat khusus warga berkumpul
( ) Ya ( ) Tidak
Jika ada, dimana sebutkan….
b. Bahasa yang digunakan sehari – hari
( ) Jawa ( ) Indonesia ( ) lain – lain, sebutkan…
c. Melalui apakah keluarga menerima informasi tentang kesehatan
( ) TV ( ) Koran / majalah ( ) Edaran dari desa ( ) Radio ( )
Penyuluhan di Puskesmas / Posyandu ( ) Papan Pengumuman di RW /
70
Desa
7. Ekonomi
a. Sumber pendapatan apa yang ada di wilayah keluarga
( ) PNS ( ) Wiraswasta ( ) Pensiun ( ) Karyawan swasta ( ) Buruh
( ) Lain – lain, sebutkan…..
b. Berapakah penghasilan rata – rata keluarga setiap bulan
( ) < Rp. 500.000 ( ) Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 ( ) > Rp. 1.000.000
c. Apakah keluarga mempunyai asuransi kesehatan
( ) Ya ( ) Tidak
d. Jumlah pengeluaran rata – rata per bulan
( ) < dari penghasilan ( )sama dengan penghasilan
( ) > dari penghasilan
8. Rekreaksi
a. Dimana keluarga menghabiskan waktu rekreasi
( ) Pergi ketempat wisata
( ) Menonton tv bersama
( ) Memancing
( ) Lain – lain, sebutkan……
71
Lamipran 1.2 : Leaflet hipertensi
72
Lampiran 1.3 Dokumentasi MW 1
73
Lampiran 1.4 Kegiatan MW 2
74
75
Lampiran 1.5 Kegiatan Implementasi MW 2
76
77
78