DENGAN DISMINORE
Oleh:
RINI KURNIASARI
NPM: 19210200080
Oleh:
RINI KURNIASARI
NPM: 19210200080
Jakarta,.................2022
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
RINI KURNIASARI
NPM: 19210200080
Telah diujikan pada tanggal … bulan … tahun …di hadapan tim penguji Program
Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Vokasi UIMA dan
dinyatakan lulus ujian SCLR.
Jakarta,................2022
Menyetujui,
Ketua Penguji, Penguji Anggota,
Nama Lengkap Dosen Penguji dan Gelar Nama Lengkap Dosen Penguji dan Gelar
NIDN: NIDN:
Mengetahui,
Koordinator Program Studi
c. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis jelas dicantumkan sebagai
acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang, judul pustaka,
sumber pustaka dan tahun terbitnya dalam daftar pustaka.
d. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya
peroleh dan sanksi lain sesuai dengan norma yang berlaku di UIMA
Jakarta,…………… 2022
Yang membuat pernyataan
materai 10.000
Rini Kurniasari
NPM 19210200080
iv
PERSETUJUAN LAPORAN STUDY CASE LITERATURE REVIEW (SCLR)
DIGUNAKAN UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
(ACADEMIC PROPERTY)
Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini, UIMA yang dalam hal ini adalah
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi berhak menyimpan,
mengalih-media/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan karya tulis saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Dibuat di…………..
Pada tanggal
Yang membuat persetujuan,
Materai 6000
RINI KURNIASARI
v
NPM: 19210200080
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tak lupa juga saya persembahkan karya tulis ini untuk dosen pembimbing dan
rekan-rekan seperjuangan yang turut mewarnai perjuangan saya dan membuatnya
lebih bermakna.
Jakarta,......................2022
RINI KURNIASARI
vii
RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
E-mail :
No. Telepon/HP : 081818184419
Alamat Lengkap : Kp. Sukagari RT/RW. 001/006 Ds. Bama Kec.
Pagelaran Kab. Pandeglang-Banten, 42265
Riwayat Pendidikan:
1. UNIVERSITAS NASIONAL, DIV Kebidanan, Lulus Tahun 2015.
2. POLTEKES DEPKES BANDUNG, DIII Kebidanan, Lulus Tahun 2010.
3. PPB SPK PEMDA TK. II SERANG, DI Kebidanan, Lulus Tahun 1996.
4. SPK BUDI KEMULIAAN, Lulus Tahun 1995.
5. SMP NEGERI 1 LABUAN, Lulus Tahun 1992.
6. SD NEGERI SUKAGARI, Lulus Tahun 1989.
Riwayat Pekerjaan:
1. UPT Puskesmas Pagelaran, PTT sebagai Bidan di Desa, terhitung mulai
tanggal 01-10-1996 sampai dengan tanggal 31-12-2004.
2. UPT Puskesmas Pagelaran, CPNS sebagai Paramedis, terhitung mulai tanggal
01-01-2005 sampai dengan tanggal 01-09-2006.
3. UPT Puskesmas Pagelaran, PNS sebagai Paramedis, terhitung mulai tanggal
02-09-2006 sampai dengan tanggal 31-12-2019.
4. RSUD AULIA Pandeglang, Kepala Ruangan Bersalin, 01-01-2020 sampai
dengan 10-02-2022.
5. UPT Puskesmas Pagelaran, Kasubag TU, 11-03-2022 sampai dengan
sekarang.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah dan nikmatnya, penulis mampu menyelesaikan penyusunan Study Case
Literature Review berjudul “Pengaruh Pemberian Vitamin E Pada Remaja
Dengan Disminore di PMB Rini Kurniasari.”
Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW. Penyusunan Study Case Literature Review ini tidak lepas dari
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis bermaksud
untuk mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Universitas Indonesia Maju
(UIMA)
2. Prof Dr.H.M.Hafizurrachman, MPH, selaku Pembina Yayasan Universitas
Indonesia Maju ( UIMA )
3. Dr.Astrid Novita, SKM , MKM selaku PJS Rektor Universitas Indonesia
Maju( UIMA )
4. Susaldi, S.ST.,M. Biomed selaku PJS Wakil Rektor I Bid. Akademik &
Inovasi Universitas Indonesia Maju (UIMA)
5. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes selaku Wakil Ketua II Bid. Non Akademik
Universitas Indonesia Maju ( UIMA )
6. Hidayani,Am Keb,SKM,MKM selaku Kepala Departemen Kebidanan
Universitas Indonesia Maju ( UIMA )
7. Hedy Hardiana, S.Kep., M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju.
8. Fanni Hanifa, S.ST., M.Keb., Selaku Koordinator Program Studi
PendidikanProfesi Bidan Universitas Indonesia Maju
9. Aprilya Nency, SST., M.Kes, selaku dosen pembimbing Study Case
Literature Review
10. Ageng Septa Rini, S.ST, M.KM, Selaku dosen penguji Stase Study Case
Literature Review
ix
11. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Program Profesi Departemen Kebidanan Universitas Indonesia Maju
(UIMA) yang telah memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan
membimbing.
12. Orang tua, suami dan anak anak tercinta yang tidak henti hentinya
mendoakan, mendukung serta membantu dengan tulus dan ikhlas.
13. Teman teman prpofesi bidan Universitas Indonesia Maju (UIMA) yangtidak
dapat penulis sebutkan satu persatu
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan.Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak. Semoga penulisan ini dapat berguna bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Jakarta,......................2022
Penulis
Rini Kurniasari
x
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
DEKLARASI ORISINALITAS
HALAMAN PERSEMBAHAN
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Study Kasus
D. Manfaat Study Kasus
A. Sasaran Penelitian
B. Waktu dan Tempat
C. Definisi Istilah
D. Instrumen Kegiatan
E. Prosedur pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA
xi
LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah penelitian kepada bagaimana Pengaruh
Pemberian Vitamin E Pada Remaja Dengan Disminore di PMB Rini
Kurniasari.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Remaja
Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun. Rentang waktu usia remaja ini
biasanya dibedakan atas tiga, yaitu Masa remaja awal, 12 – 15 tahun,
Masa remaja pertengahan, 15 – 18 tahun, Masa remaja akhir, 18 – 21
tahun. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja
menjadi empat bagian, yaitu masa pra- remaja 10 – 12 tahun, masa remaja
awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa
remaja akhir 18 – 21 tahun.
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan
anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan
pertumbuhan dan perkembangan biologis dan psikologis. Secara biologis
ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya seks primer dan seks
sekunder sedangkan secara psikologis ditandai dengan sikap dan perasaan,
keinginan dan emosi yang labil atau tidak menentu. Menurut Desmita
(2011) masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik penting yang
meliputi pencapaian hubungan yang matang dengan teman sebaya, dapat
menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang
dijunjung tinggi oleh masyarakat, menerima keadaan fisik dan mampu
menggunakanya secara efektif, mencapai kemandirian emosional dari
orang tua dan orang dewasa lainnya, memilih dan mempersiapkan karier
dimasa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya, mengembangkan
sikap positif terhadap pernikahan hidup berkeluarga dan memiliki anak,
mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang
diperlukan sebagai warga negara, mencapai tingkah laku yang
bertanggung jawab secara sosial dan memperoleh seperangkat nilai dan
sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Masa peralihan perkembangan dan pertumbuhan yang dihadapi
oleh remaja akibat berbagai perubahan fisik, sosial, emosional yang
semuanya itu akan menimbulkan rasa cemas dan ketidaknyamanan.
Akibatnya masa ini disebut juga sebagai masa yang penuh dengan badai
dan tekanan, karena remaja harus belajar beradaptasi dan menerima semua
perubahan yang sering kali menyebabkan per- golakan emosi didalamnya.
Menurut Ginanjar (2005) apabila aktivitas yang dijalani remaja bersama-
sama teman sebayanya tidak memadai untuk memenuhi tuntutan gejolak
energinya, maka remaja sering kali meluapkan kelebihan energinya kearah
yang negatif. Hal ini dapat terjadi karena lingkungan seringkali tidak
sesuai dengan keinginan atau harapan batin, sehingga seseorang akan
merasa kecewa akibat ketidakseimbangan antara harapan dan kenyataan.
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak
ke masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai
tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 tahun pada pria dan
12 tahun pada wanita. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10–19
tahun menurut klasifi kasi World Health Organization (WHO). (Andayani
2017).
Pada usia remaja terjadi perubahan hormon, fisik, dan psikis yang
berlangsung secara berangsur-angsur. Tahapan perkembangan remaja
(adolescent) dibagi dalam 3 tahap yaitu early (awal), middle (madya), dan
late (akhir). Masing-masing tahapan memiliki karakteristik dan tugas-
tugas perkembangan yang harus dilalui oleh setiap individu agar
perkembangan fisik dan psikis tumbuh dan berkembang secara matang,
jika tugas perkembangan tidak dilewati dengan baik maka akan terjadi
hambatan dan kegagalan dalam menjalani fase kehidupan selanjutnya
yakni fase dewasa. Kematangan fisik dan psikis remaja sangat dipengaruhi
oleh lingkungan keluarga yang sehat dan lingkungan masyarakat yang
mendukung tumbuh kembang remaja ke arah yang positif.
1. Perkembangan remaja dan ciri-cirinya
Berdasarkan sifat atau ciri perkembangan remaja, Pinem (2009)
membagi masa remaja menjadi tiga tahap, yaitu:
1) Masa remaja awal (10–12 tahun), dengan ciri khas antara lain merasa
ingin bebas, ingin lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berpikir
abstrak dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.
2) Masa remaja tengah (13–15 tahun), dengan ciri khas antara lain
mencari identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan, berkhayal
tentang aktivitas seksual, dan mempunyai rasa cinta yang mendalam.
3) Masa remaja akhir (16–19 tahun), dengan ciri khas antara lain
mampu berpikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman sebaya,
mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, dan
pengungkapan kebebasan diri.
B. Menstruasi
Menstruasi merupakan salah satu tanda remaja putri mengalami
pubertas. Menstruasi merupakan suatu tanda mulai matangnya organ
reproduksi pada remaja. Ovulasi dan menstruasi regular mulai terjadi pada
usia antara 6-14 bulan setelah menarche.
Menstruasi merupakan perdarahan akibat dari luruhnya dinding
sebelah dalam rahim (endometrium). Lapisan endometrium dipersiapkan
untuk menerima implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi embrio
lapisan ini akan luruh. Perdarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu
antar mentruasi dikenal dengan satu siklus mentruasi.
Selama siklus menstruasi, jumlah hormon estrogen dan
progesterone yang dihasilkan oleh ovarium berubah. Bagian pertama
siklus menstruasi yang dihasilkan oleh ovarium adalah sebagian estrogen.
Estrogen ini yang akan menyebabkan tumbuhnya lapisan darah dan
jaringan yang tebal diseputar endometrium. Di pertengahan siklus,
ovarium melepas sebuah sel telur yang dinamakan ovulasi. Bagian kedua
siklus menstruasi, yaitu antara pertengahan sampai datang menstruasi
berikutnya, tubuh wanita menghasilkan hormon progesteron yang
menyiapkan uterus untuk kehamilan.
1. Hormon yang Mengatur siklus menstruasi
Menstruasi merupakan hasil kerja sama yang sangat rapi dan
baku dari hypothalamus-pituitary-ovarian endocrine axis. Hipotalamus
memacu kelenjar hipofisis dengan mensekresi gonadotropin-releasing
hormone (GnRH) suatu deka-peptide yang disekresi secara pulsatif
oleh hipotalamus. Pulsasi sekitar 90 menit, mensekresi GnRH melalui
pembuluh darah kecil di sistem portal kelenjar hipofisis anterior,
gonadotropin hipofsis memacu sintesis dan pelepasan follicle-
stimulating hormone (FSH) dan luteinizing-hormone (LH). 12 FSH
adalah hormon glikoprotein yang memacu pematangan folikel selama
fase folikuler dari siklus. FSH juga membantu LH memacu sekresi
hormon steroid, terutama estrogen oleh sel granulosa dari folikel
matang. LH berperan dalam steridogenesis dalam folikel dan penting
dalam ovulasi yang tergantung pada mi-cycle surge dari LH. Aktivitas
siklik dalam ovarium atau siklus ovarium dipertahankan oleh
mekanisme umpan balik yang bekerja antara ovarium, hipotalamus,
dan hipofisis.
2. Siklus endometrium
Menstruasi adalah pengeluaran darah secara periodik, cairan
jaringan, dan debris sel-sel endometrium dari uterus dalam jumlah
yang bervariasi. Biasanya menstruasi terjadi selang waktu 22-35 hari
dan pengeluaran darah menstruasi berlangsung 1-8 hari.
3. Fase proliferatif
Pada fase proliferatif terjadi proses perbaikan regeneratif,
setelah endometrium mengelupas sewaktu menstruasi. Permukaan
endometrium dibentuk kembali dengan metaplasia sel-sel stroma dan
pertumbuhan keluar sel-sel epitel kelenjar endometrium dan dalam tiga
hari setelah menstruasi berhenti, perbaikan seluruh endometrium sudah
selesai. Pada fase proliferatif dini, endomentrium tipis, kelenjarnya
sedikit, sempit, lurus, dan dilapisi sel kuboid, dan stromanya padat.
Fase regeneratif dini berlangsung dari hari ke tiga siklus menstruasi
hingga hari ke tujuh, ketika proliferasi semakin cepat. Kelenjar-
kelenjar epitel bertambah besar dan tumbuh ke bawah tegak lurus
terhadap permukaan. Sel-selnya menjadi kolumner dengan nukleus di
basal sel-sel stroma berploriferasi, tetap padat dan berbentuk
kumparan. Pembelahan sel terjadi pada kelenjar dan stroma. Pada saat
menembus endometrium basal, masing-masing arteri berjalan lurus,
tetapi pada lapisan superfisial dan media arteri berubah menjadi spiral.
4. Fase Luteal
Pada fase luteal, jika terjadi ovulasi maka endometrium akan
mengalami perubahan yang nyata, kecuali pada awal dan akhir masa
reproduksi. 14 Perubahan ini mulai pada 2 hari terakhir fase
proliferatif, tetapi meningkat secara signifikan setelah ovulasi. Vakuol-
vakuol sekretorik yang kaya glikogen tampak di dalam sel-sel yang
melapisi kelenjar endometrium. Pada mulanya vakuol-vakuol tersebut
terdapat di bagian basal dan menggeser inti sel ke arah superfisial.
Jumlahnya cepat meningkat dan kelenjar menjadi berkelok-kelok. Pada
hari ke enam setelah ovulasi, fase sekresi mencapai puncak. Vakuol-
vakuol telah melewati nukleus. Beberapa di antaranya telah
mengeluarkan mukus ke dalam rongga kelenjar. Arteri spiral
bertambah panjang dengan meluruskan gulungan. Apabila tidak ada
kehamilan, sekresi estrogen dan progesteron menurun karena korpus
luteum menjadi tua. Penuaan ini menyebabkan peningkatan asam
arakidonat dan endoperoksidase bebas di dalam endometrium. Enzim-
enzim ini menginduksi lisosom sel stroma untuk mensintesis dan
mensekresi prostaglandin (PGF2α dan PGE2) dan prostasiklin. PGF2α
merupakan suatu vasokonstriktor yang kuat dan menyebabkan
kontraksi uterus, PGE2 menyebabkan kontraksi uterus dan
vasodilatasi, sedangkan prostasiklin adalah suatu vasodilator, yang
menyebabkan relaksasi otot dan menghambat agregasi trombosit.
Perbandingan PGF2α dengan kedua prostaglandin meningkat
selama menstruasi. Perubahan ini mengurangi aliran darah melalui
kapiler endometrium dan menyebabkan pergeseran cairan dari jaringan
endometrium ke kapiler, sehingga mengurangi ketebalan endometrium.
Hal ini tersebut menyebabkan bertambahnya kelokan arteri spiral
bersamaan dengan terus berkurangnya aliran darah. Daerah
endometrium yang disuplai oleh arteri 15 spiral menjadi hipoksik,
sehingga terjadi nekrosis iskemik. Daerah nikrotik dari endometrium
mengelupas ke dalam rongga uterus disertai dengan darah dan cairan
jaringan, sehingga menstruasi terjadi.
5. Fase Menstruasi
Pada fase menstruasi lapisan endometrium superifisial dan
media dilepaskan, tetapi lapisan basal profunda endometrium
dipertahankan. Endometrium yang lepas bersama dengan cairan
jaringan dan darah membentuk koagulum di dalam uterus. Koagulum
ini segera dicairkan oleh fibrinolisin dan cairan, yang tidak
berkoagulasi yang dikeluarkan melalui serviks dengan kontraksi
uterus. Jika jumlah darah yang dikeluarkan pada proses ini sangat
banyak mungkin fibrinolisin tidak mencukupi sehingga wanita in
mengeluarkan bekuan darah dari serviks.
6. Gangguan Menstruasi
Gangguan siklus haid disebabkan oleh ketidak seimbangan FSH
atau LH sehingga kadar esterogen dan progesteron tidak normal.
biasanya gangguan menstruasi yang sering terjadi adalah siklus
menstruasi tidak teratur, dan perdarahan yang lama atau abnormal,
efek yang ditimbulkan berupa nyeri perut, pusing mual atau muntah.
C. Dismenore
Dismenore didefinisikan sebagai nyeri pada saat haid. Istilah
dismenore (dysmenorrhea) berasal dari kata dalam bahasa yunani kuno
(Greek) kata tersebut berasal dari dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal;
meno yang berarti bulan; dan rrhea yang berarti aliran atau arus. Secara
singkat dismenore dapat di definisikan sebagai aliran menstruasi yang sulit
atau menstruasi yang mengalami nyeri. (Haerani et al. 2020) Desminore
dibagi menjadi dua yaitu:
1) Desminore Primer.
NRS adalah suatu alat ukur yang meminta pasien untuk menilai
rasa nyerinya sesuai dengan level intensitas nyerinya pada skala
numeral dari 0–10. Angka 0 berarti tidak nyeri; angka 1, 2, dan 3
berarti nyeri ringan; angka 4, 5, 6, dan 7 berarti nyeri sedang; angka
8, 9, dan 10 berarti sangat nyeri. NRS lebih digunakan sebagai alat
pendeskripsi kata. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji
intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik (Potter &
Perry, 2005).
E. Penelitian Terdahulu
Judul Metode
No Penulis Hasil Penelitian
Penenelitian Penelitian
1 Surmiasih, Efektifitas Jenis penelitian 1. Hasil penelitian
Puspita Pemberian Vitamin adalah didapat bahwa
Ningrum, 2019 E Terhadap kuantitatif nilai rata-rata nyeri
Penurunan dengan desain dismenore
Dismenore pada quasi sebelum diberi
Siswi Di SMA eksperimen vitamin E adalah
Negeri I Gading (nonequivalent 3,7 dengan standar
Rejo control group deviasi 0,59,
design). Pada dengan nyeri
kelompok kasus terendah 3 dan
diberikan tertinggi 5.
Vitamin E, Sedangkan untuk
pemberian rata-rata nyeri
vitamin E dismenore sesudah
dilakukan pada diberi vitamin E
dua hari sebelum adalah 1,3 dengan
menstruasi dan 3 standar deviasi
hari selama 0,77, dengan nyeri
menstruasi terendah 0 dan
sehingga jumlah tertinggi 2.
vitamin E yang 2. Pada kelompok
dikonsumsi kontrol didapatkan
adalah sebanyak nilai rata-rata nyeri
5 x 200 iu. dismenore
Sedangkan pada sebelum adalah
kelmpok kontrol 3,76 dengan
diberikan standar deviasi
vitamin C, 0,75 dengan
masing-masing dengan nyeri
responden hanya terendah 3 dan
diberi vitamin C tertinggi 5
5 mg (IPI) sedangkan untuk
sebagai placebo. rata-rata nyeri
Populasi yang dismenore sesudah
diteliti dalam adalah 2.88
penelitian ini dengan standar
adalah siswi deviasi 0,6, dengan
Sekolah nyeri terendah 2
Menengah Atas dan tertinggi 4.
Negeri I Gading 3. Hasil penelitian
Rejo Pringsewu menunjukkan
yang mengalami Efektifitas
Dismenore pemberian
sejumlah 104 Vitamin E
siswi. Sampel terhadap kejadian
minimum yang dismenore pada
diambil adalah siswi di SMA
sebanyak 34 Negeri I Gading
responden. Rejo Pringsewu
Analisa data (nilai P= 0,000).
yang digunakan
adalah Uji t-
Independent.
2 Nur Masruroh, Hubungan Penelitian ini Hasil penelitian
Nur Aini Fitri, Asupan Zat Besi berjenis analitik menunjukkan
2019 Dan Vitamin E observasional, bahwa sebagian
Dengan menggunakan remaja putri
Kejadian rancangan cross memiliki asupan
Disminore Pada sectional. zat besi kurang
Remaja Putri. Menjadi variabel (50%) dan
dependen adalah sebagian besar
dismenorea memiliki asupan
sedangkan vitamin E kurang
variabel (65,2%).
independennya Sedangkan
adalah asupan kejadian
zat besi dan dismenorea yang
asupan vitamin dialami hampir
E. Sampel dalam setengahnya
penelitian ini termasuk dalam
sebanyak 112 kategori nyeri
siswi dengan ringan (45,5%).
kriteria inklusi Hasil analisis
siswi yang sudah menggunakan uji
menstruasi dan rank sprearman
mengalami menunjukkan
dismenorea. bahwa ada
Pengambilan hubungan asupan
sampel zat besi dengan
menggunakan kejadian
proportionate dismenorea
stratified dengan nilai p-
random value = 0,014.
sampling. Data Terdapat pula
dipeoleh hubungan asupan
diperoleh vitamin E dengan
menggunakan kejadian
form semi dismenorea
quantitative food dengan nilai p-
frequency value = 0,001.
quetionnarie Berdasarkan hasil
(SQ-FFQ) penelitian tersebut
melalui dapat disimpulkan
wawancara. bahwa semakin
Lokasi tinggi asupan zat
penelitian adalh besi dan vitamin E,
di SMK maka semakin
Ketintang rendah kejadian
Surabaya. dismenorea yang
Pengambilan dirasakan.
data dilakukan
pada bulan
Januari-Maret
2018. Data
dianalisis
menggunakan
uji rank
spearman.
3 Andi Pengaruh Jenis penelitian Hasil penelitian ini
Masnilawati, Pemberian yang digunakan menunjukkan
Een Kurnaesih, Vitamin E adalah penelitian bahwa dua puluh
2018 Terhadap eksperimen mahasiswa yang
Perubahan dengan mengalami
Derajat rancangan one dismenorhea,
Dismenorhea group pretest setelah diberikan
Dan Kadar post test dengan vitamin E, terdapat
Prostaglandin 20 subjek 70% responden
Pada Remaja penelitian. mengalami
Putri Di Seluruh subjek penurunan derajat
Kebidanan UMI. penelitian dinilai dismenorhea dan
dengan NRS 85% responden
untuk menilai mengalami
derajat penurunan kadar
dismenorhea dan prostaglandin.
pengambilan Terdapat pengaruh
sampel darah yang bermakna
untuk pada derajat
pengukuran dismenorhe dan
PGE2 dengan kadar
metode ELISA. prostaglandin
Pemberian setelah pemberian
Vitamin E 400 vitamin E dosis
IU diberikan 3 400 IU pada
hari berturut- remaja putri
turut sebelum (p=0,000 dan
haid pertama 0,003). Dari hasil
pada siklus penelitian bahwa
kedua. ada pengaruh
pemberian vitamin
E terhadap
perubahan derajat
dismenorhea dan
kadar
prostaglandin pada
remaja putri di
kebidanan UMI.
Disarankan kepada
remaja yang
mengalami
keluhan
dismenorhea untuk
mengkomsumsi
vitamin E sebelum
menstruasi sebagai
alternatif untuk
mencegah atau
mengurangi
dismenorhea.
4 Putu Datisia Tingkat Penelitian ini Hasil penelitian
Werdi Konsumsi bertujuan untuk menunjukkan
Saraswati, I Kalsium, Seng, mengetahui sebagian besar
Putu Vitamin E dan hubungan sampel memiliki
Suiraoka, Dismenorea tingkat konsumsi tingkat konsumsi
A.A Ngurah Primer pada kalsium, seng kalsium (87,7%),
Kusumajaya, Siswi SMA. dan vitamin E seng (78,5%) dan
2020 dengan vitamin E (95,4%)
dismenorea dengan kategori
primer pada kurang dan
siswi di SMA sebanyak 70,8%
Negeri 8 sampel mengalami
Denpasar. Jenis dismenorea
penelitian ini primer. Hasil
bersifat penelitian
observasional menunjukkan
dengan adanya hubungan
pendekatan tingkat konsumsi
cross-sectional. kalsium, seng dan
Jumlah sampel vitamin E dengan
65 orang diambil kejadian
menggunakan dismenorea
teknik simple primer. Semakin
random baik tingkat
sampling. Uji konsumsi kalsium,
statistik seng dan vitamin E
menggunakan maka semakin
uji chi square. rendah kejadian
dismenorea.
5 Rika Astria Pengaruh Penelitian ini Hasil penelitian
Rishel, Pemberian bertujuan untuk menunjukkan
Vaulinne Vitamin E membuktikan rerata kadar
Basyir, Terhadap Kadar pengaruh prostaglandin
Afriwardi, 2019 Prostaglandin pemberian sebelum
(Pgf2α) Dan vitamin E pemberian
TNF α Pada terhadap kadar Vitamin E yaitu
Penderita Prostaglandin 205,5 ± 143,3
Dismenorea.Remaja dan TNF-α pada pg/ml, sedangkan
penderita setelah pemberian
dismenorea. yaitu 124,8 ± 59,0
Penelitian ini pg/ml(p<0,05).
merupakan quasi Rerata kadar TNF-
eksperimental α sebelum
dengan desain pemberian
penelitian Pre Vitamin E yaitu
and Post Test 207,2 ± 132,0 ng/l,
Only Group sedangkan setelah
Design yang pemberian yaitu
menggunakan 22 125,9 ± 35,7
orang wanita ng/ll .Pada analisa
yang mengalami data didapatkan
dismenorea kadar
primer yang prostaglandin dan
derajat 4-6. TNF-α p < 0,05.
Pengambilan Kesimpulan
sampel dengan penelitian ini ada
simple random pengaruh
sampling. pemberian vitamin
Pemeriksaan E terhadap kadar
kadar Prostaglandin dan
prostaglandin TNF-α pada
dan TNF-α penderita
dilakukan di dismenorea.
UPTD Balai
Laboratorium
Kesehatan
Provinsi
Sumatra barat
dengan metode
ELISA.
F. Kerangka Teori
Penatalaksanaan
Pemberian Vit E
BAB III
F. Sasaran Penelitian
Sasaran Penelitian ini yaitu remaja putri dengan rentang usia 15-20
tahun yang telah mengalami menstruasi dengan dismenore di PMB Rini
Kurniasari, yang beralamat di Jln. Raya Labuan-Pandeglang, KM. 07 Ds.
Montor Kec. Pagelaran Kab. Pandeglang Prov. Banten, 42265.
H. Definisi Istilah
1. Menstruasi adalah keluarnya darah dari uterus, yang diakibatkan oleh
terlepasnya lapisan dinding Rahim disertai pelepasan endomentrium dan
terjadi setiap bulan. Menstruasi ini dinilai berdasarkan 3 hal, pertama
siklus haid yaitu berkisar 21-35 hari, kedua lama haid yaitu tidak lebih
dari 15 hari, ketiga jumlah darah 20-80 ml (Anwar, 2011; Perry, 2010;
Chandranita, 2009)
2. Dismenore didefinisikan sebagai nyeri pada saat haid. Istilah
dismenore (dysmenorrhea) berasal dari kata dalam bahasa yunani kuno
(Greek) kata tersebut berasal dari dys yang berarti sulit, nyeri,
abnormal; meno yang berarti bulan; dan rrhea yang berarti aliran atau
arus. Secara singkat dismenore dapat di definisikan sebagai aliran
menstruasi yang sulit atau menstruasi yang mengalami nyeri. (Haerani
et al. 2020).
3. Vitamin E.
Vitamin E dapat mengurangi nyeri haid, melalui hambatan terhadap
biosintesis prostaglandin di mana Vitamin E akan menekan aktivitas
enzim fosfolipase A2 sehingga menekan metabolisme dari asam
arakidonat sehingga akan menghambat produksi prostaglandin. Sebaliknya
vitamin E juga meningkatkan produksi prostasiklin yang berfungsi sebagai
vasodilator yang bisa merelaksasi otot polos uterus (Dawood, 2006).
Vitamin E selain baik untuk kesehatan kulit dan mencegah penuaan dini
sel tubuh, vitamin E juga bisa mengurangi nyeri haid. Vitamin E bisa
membantu mengatasi efek peningkatan produksi hormon prostaglandin
(Anurogo & Wulandari, 2011). Diet yang buruk dapat menyebabkan
kurangnya asupan vitamin salah satunya vitamin E yang bekerja dengan
mempengaruhi pelepasan prostaglandin F2α yaitu hormon yang paling
berperan dalam menyebabkan dismenore karena terjadi vasokontriksi dan
kontraksi myometrium (Karyadi, 2011).
I. Instrumen Kegiatan
Rancangan metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
menerapkan hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, untuk
mengetahui sebelum dan sesudah dilakukan tindakan Instrumen pada studi
kasus kali ini menggunakan lembar lembar observasi untuk pemantauan lama
nyeri disminorhe dan berkurangnya frekuensi disminorhe sampai dengan ada
penurunan nyeri disminorhe pada remaja putri.
Untuk mengurangi dismenore pada remaja putri, maka peneliti
memberikan vitamin E yang dilakukan pada dua hari sebelum menstruasi dan
3 hari selama menstruasi, sehingga jumlah vitamin E yang dikonsumsi adalah
sebanyak 5 x 200 iu.
J. Prosedur Pelaksanaan
1. Peneliti melakukan perizinan terhadap lokasi penelitian yaitu PMB Rini
Kurniasari.
2. Peneliti menetapkan responden yaitu remaja putri dengan rentang usia 15-
20 tahun yang telah mengalami menstrusi dengan dismenore.
3. Peneliti memberikan penjelasan kepada responden terkait dengan deskripsi
kegiatan yang akan dilakukan, kewajiban yang harus dilakukan responden
selama mengikuti penelitian dan teknis pengambilan data hasil pemberian
vitamin E. Kemudian, apabila responden bersedia untuk mengikuti
penelitian, maka ditandai dengan mengisi persetujuan pada lembar
persetujuan menjadi responden penelitian yang menerangkan bahwa
responden bersedia untuk mengikuti kegiatan penelitian ini.
4. Peneliti menetapkan responden yang akan mendapatkan intervensi berupa
pemberian vitamin E, dua hari sebelum menstruasi dan tiga hari selama
menstruasi, sehingga jumlah vitamin E yang dikonsumsi adalah sebanyak
5 x 200 iu.
DAFTAR PUSTAKA
Nur Masruroh & Nur Aini Fitri. (2019). Hubungan Asupan Zat Besi Dan Vitamin
E Dengan Kejadian Disminore Pada Remaja Putri. Jurnal Kebidanan, Volume 9
Nomor 1, 14-17.
Putu Datisia Werdi Saraswati, I Putu Suiraoka & A.A Ngurah Kusumajaya.
(2020). Tingkat Konsumsi Kalsium, Seng, Vitamin E dan Dismenorea Primer
pada Siswi SMA. Jurnal Kesehatan, Volume 11, Nomor 3, 371-377.
https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK
Rika Astria Rishel, Vaulinne Basyir & Afriwardi. (2019). Pengaruh Pemberian
Vitamin E Terhadap Kadar Prostaglandin (Pgf2α) Dan TNF α Pada Penderita
Dismenorea. Jurnal Iptek Terapan Research of Applied Science and Education
V13.i1, 75-80.