MODUL
Gawat darurat
Maternal
KONSEP dan neonatal
dan basic life supports
KEBIDANAN
“Retansio plasenta"
DOSEN PEMBIMBING
Sartini Bangun SPD,M.kes
Wardati humaira,SST,M.kes
Hanna Sriyanti SST,M.kes
VISI:
1
Menjadikan institusi yang unggul dan kompetitif,dalam menyediakan tenaga
kesehatan di tingkat nasional dan siap bersaing ditingkat internasional tahun
KATA PENGANTAR
2024
MISI:
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan petunjuknya sehingga modul “Gawat darurat
Maternal dan Neonatal dan Basic life supports dalam judul “Retansio
Plasenta” dapat diselesaikan sebagai mana mestinya meskipun dalam bentuk
2
DAFTAR ISI
saya menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian modul ini tidak dapat kami
selesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu patutlah kiranya saya sampaikan rasa syukur dan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu.Untuk itu semoga modul yang Kami
buat ini dapat bermanfaat untuk kita semua penggunanya.
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ 1
VISI/MISI........................................................................................................ 2
KATA PENGANTAR.................................................................................... 3
DAFTAR ISI................................................................................................... 4
TOPIK.............................................................................................................
3
TI NJAUN KEILMUAN ............................................................................... 5
RINGKASAN MATERI................................................................................ 6
KESIMPULAN...............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................22
MODUL 1
I. TOPIK
RETANSIO PALSENTA
4
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahimnya plasenta hingga atau melebihi
waktu 30 menit setelah bayi lahir (Prawirohardjo, 2002:178), Sebab-sebab dari retensio
plasenta:
Jika plasenta belum lepas sama sekali, tidak terjadi perdarahan, jika lepas sebagian terjadi
perdarahan yang merupakan indikasi untuk mengeluarkannya.
Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar, disebabkan oleh tidak
adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penanganan kala III sehingga terjadi
lingkaran konstriksi pada bagian bawah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta
(inserasio plasenta) (Prawirohardjo, S. 2002:656 657).
Retensio plasenta adalah tertahannya plasenta atau belum lahirnya plasenta hingga Atau
melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir (Saifuddin, 2007).
Retensio plasenta adalah Tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi
waktu 30 menit setelah bayi Lahir.
Plasenta tersebut harus segera dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya Perdarahan dan
dapat menyebabkan infeksi karena dianggap benda asing.
Dalam Prakteknya bidan mempunyai kewenangan dan kompetensi untuk melakukan prosedur
Plasenta manual. Bidan berwenang melakukan tindakan plasenta manual bila terdapat Tanda-
5
tanda adanya perdarahan. Bila setelah 30 menit plasenta tidak lepas dan tidak ada Perdarahan
bidan hasrus segera merujuknya ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. Perdarahan di sini
menandakan bahwa plasenta telah mengalami pelepasan baik sudah Seutuhnya maupun
hanya sebagian yang berarti menggambarkan retensio plasenta ini karena plasenta inkreta
dan perkreta.
Dan berdasarkan laporan menurut WHO, melaporkan jika 15-20 % kematian seorang ibu itu
dapat diakibatkan oleh retensio plasenta. Dan juga kejadian tersebut dapat berpeluang
sebanyak 0.8-1.2 % pada setiap kelahiran.
ETIOLOGI
Sebab fungsional
Faktor maternal
Usia lanjut
Multiparitas
Faktor uterus
Bekas SC (sering plasenta tertanam pada jaringan cicatrix uterus)
Riwayat Manual Plasenta
Bekas pembedahan uterus
Anomali uterus
His yang kurang adekuat (penyebab utama)
Bekas kuretase (yang terutama dilakukan setelah abortus)
Tempat melekatnya yang kurang baik/implantasi cornual
Kelainan bentuk plasenta (ukuran plasenta terlalu kecil)
PATOFISIOLOGI
1. Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena melekat dan tumbuh Lebih dalam.
6
Menurut tingkat perlekatannya Retansio plasenta terbagi:
2. Plasenta sudah terlepas dari dinding rahim namun belum keluar, karena Atoni uteri
atau adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim (akibat kesalahan
penanganan kala III) yang akan menghalangi plasenta Keluar (plasenta inkarserata).
KOMPLIKASI
7
Menurut Manuaba (2010), plasenta harus dikeluarkan karena Dapat menimbulkan bahaya
diantaranya:
1) menyebabkan pembuluh darah yang melekat pada plasenta terus terbuka dan
mengeluarkan darah. Kondisi ini menyebabkan perdarahan pasca melahirkan yang
dapat mengancam nyawa pasien.
2) Infeksi rahim atau endometritis
Benda mati yang tertinggal di dalam rahim meningkatkan Pertumbuhan bakteri.
3) Subinvolusi uteri, yaitu kondisi ketika rahim tidak kembali ke ukuran normal setelah
melahirkan
4) Polip plasenta atau tumbuhnya jaringan tidak normal pada plasenta
.
PENCEGAHAN RETANSIO PLASENTA
JEN-JENIS IMUNISASI
a) Jika plasenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengedan.
b) PastikanPastikan kandung kemih sudah kosong. Jika diperlukan, lakukan Kateterisasi
MANUAL PLASENTA
8
Plasenta manual adalah prosedur pelepasan plasenta dari tempat Implantasinya pada dinding
uterus dan mengeluarkannya dari kavum uteri secara manual. Arti dari manual disini adalah
dengan menggunakan tangan, dimana tangan dari penolong Persalinan akan dimasukkan
langsung ke dalam kavum uteri. Dalam melakukan prosedur Plasenta manual harus
diperhatikan tekniknya sehingga tidak menimbulkan komplikasi Seperti perforasi dinding
uterus,dan infeksi.
Tindakan plasenta manual dilakukan bila plasenta tidak lahir setelah 30 menit bayi Lahir dan
telah dilakukan manajemen aktif kala III . disertai adanya Perdarahan berlanjut.
PENATALAKSANAAN BIDAN
a. Persiapan alat
1) Handscoon panjang steril 1 pasang
2) Handscoon pendek steril 2 pasang
3) Klem tali pusat 2 buah
4) Bak instrument 1 buah
5) Abocath/Surflo 1 buah no 16/18
6) Spuit 5 cc 1 buah
7) Kateter 1 buah
8) Kom sedang + kapas DTT
9) Kom sedang + kassa steril
10) Duk bersih 2 buah
11) Handuk bersih 1 buah
12) Waslap 1 buah
13) Bengkok 1 buah
14) Baskom (berisi air sabun)
15) Baskom (berisi air DTT)
16) Wadah klorin 0,5 %
17) Perlak/Alas Ibu
b. Bahan
1) Uterotonika (oksitosin, ergometrin maleat)
9
2) Analgesik (Pethidin 1-2 mg/kg BB, Ketamin Hcl 0,5 mg/kg BB, Tramadol 1-2
Mg/kg BB)
3) Sedativa (Diazepam 10 mg)
4) Cairan infus RL atau NaCl 0,9%
5) Betadin
6) Larutan klorin 0,5%
c. Persiapan Pasien
d. Langkah Kerja
Siapkan alat
Key point :
1 Alat disusun secara ergonomis dan
dapat dijangkau
10
Jelaskan pada ibu tindakan yang akan
dilakukan dan atur posisi ibu dalm
posisi litotomi
Key point :
2. Jaga privasi pasien, dengarkan
keluhan dan
observasi keadaan umum pasien
Berikan cairan IV
Key point:
Infus NaCl 0.9% atau RL
3.
Cuci tangan
Key point :
Mencuci tangan sesuai standar
4. pencegahan infeksi
11
atau DTT pada tangan sebelah kanan
5. dan pastikan tidak bocor
12
Masukkan tangan secara obstetrik ke
dalam vagina
Key Point :
9. Masukkan tangan secara hati-hati
13
Lakukan pelepasan plasenta
Key Point :
Lakukan secara hati-hati
12. Perhatikan KU ibu
Lakukan eksplorasi
Key Point :
Pastikan uterus teraba licin dan halus
13.
14
Massase uterus
Key poin :
Pastikan kontraksi baik
15.
Identifikasi plasenta
Key poin :
Pastikan plasenta lengkap
16.
15
Dekontaminasi alat-alat
Key Point :
Lepaskan sarung tangan secara
19. terbalik, rendam dalam larutan klorin
0,5 % selama 10 menit
Dokumentasikan
Key Point :
Catat semua tindakan yang telah
21. dilakukan
16
1. Dekontaminasi sarung tangan (sebelum dilepaskan) dan peralatan lain yang
digunakan
2. Lepaskan dan rendam sarung tangan serta peralatan lainnya di dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit
3. Cuci tangan Keringkan tangan dengan handuk bersih
1. Periksa kembali tanda vital ibu Catat kondisi ibu dan buat laporan tindakan
2. Tuliskan rencana pengobatan, tindakan yang masih diperlukan dan asuhan lanjutan
3. Beritahu pada ibu dan keluarga bahwa tindakan telah selesai
4. Lanjutkan pemantauan pada ibu hingga 2 jam pasca tindakan
Berikan oksitosin 10 unit dalam 500 mL cairan IV (NaCl atau Ringer Laktat) 60
tetes/menit + masase fundus uteri untuk perangsangan kontraksi Bila masih
perdarahan banyak:
1. Berikan ergometrin 0,2 mg IM
2. Rujuk ibu ke rumah sakit
3. Selama transportasi, rasakan apakah uterus berkontraksi baik. Bila tidak, tetap
lakukan masase dan beri ulang oksitosin 10 unit IM/IV
4. Lakukan kompresi bimanual atau kompresi aorta bila perdarahan lebih hebat
berlangsung sebelum dan selama transportasi.
RANGKUMAN
Berdasarkan uraian tersebut maka ada beberapa hal yang dapat di simpulkan yaitu sebagai
berikut. Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta tidak lahir selama dalam waktu
17
atau lebih dari 30% menit setelah bayi lahir. Ada dua keadaan yang menyebabkan terjadinya
retensio placenta yaitu
1. Plasenta belum lepas dari dinding rahim dikarenakan placenta tumbuh melekat lebih
dalam
2. Plasenta telah terlepas akan tetapi belum dapat dikeluarkan. (masih ada sisa-sisa
potongan plasenta di rahim)Masalah yang terjadi akibat dari retensio plasenta adalah
perdarahan berakibat syok,anemia berat dan infeksi bahkan kematian.
3.Saran
Penyebab utama kematian ibu sendiri menurut WHO adalah perdarahan.semoga dalam
makalah ini dapat menambah Wawasan kita dan menerapkannya dalam melakukan tindakan
sehingga dapat mencegah terjadinya kematian karena perdarahan akibat dari retensio plasenta
LATIHAN SOAL
Ny. K P5A0, 15 menit yang lalu telah melahirkan bayi laki-laki dan sudah mendapatkan 10
IU oksitosin, plasenta belum lahir PPV : darah ± 600 cc.
18
e. Perdarahan pasca persalinan sekunder
3. Setelah tindakan sesuai jawaban soal no 2, dan setelah 30 menit plasenta belum lahir
maka diagnosa Ny. K adalah...
a. H.P.P
b. Atonia uteri
c. Inversio uteri
d. Plasenta restan
e. Retensio plasenta
a. KBI
b. Kuretase
c. Digital plasenta
d. Manual plasenta
a. Informed consent
19
b. Komunikasi terapeutik
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/13142359/RETENSIO_PLASENTA
https://eprints.poltekkesjogja.ac.id/6324/4/Chapter%202.pdf
http://repository.unimus.ac.id/2658/3/BAB%20II%20AIS%20%281%29.pdf
http://repository.unimus.ac.id/312/3/BAB%20II.pdf
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/
Praktikum-Gadar-Maternal-Neonatal-Komprehensif.pdf
20