Anda di halaman 1dari 23

Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan

Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

MODUL GIZI

""KEBUTUHAN NUTRISI PADA PERSALINAN""

POLTEKKES KEMENKES NEGERI MEDAN

i
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

TAHUN AJARAN 2020/2021


MODUL GIZI
" KEBUTUHAN NUTRISI PERSALINAN"

KELOMPOK 12

mayang Rahmah jenwa(07524120024)

Wilza Lolisya Sandori (07524120085)

Nurwahidah rezky irzah (p07524120029)

Khoirotun Nisa (P07524120020)

Siti Nurhaliza(P07524120038)

Rizkiya khairani (P07524120034)

siti Nurbaya Siagian(P07524120080)

Amalia Rhamadani(P07524120003)

Silviani Br Lumban Tobing (P07524120079)

Tresia Kristin Siagian (P07524120084)

Tia Lestari Lubis (P07524120083)

Sopiatun Anisa ( P0752412008)

ii
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

POLTEKKES KEMENKES NEGERI MEDAN

TAHUN AJARAN 2020/2021

HALAMAN PENGESAHAN

Nama Mata Kuliah : Gizi

Kode Mata Kuliah : BD. 5.034

Pelaksanaan : Semester IIl

Dosen : Maida pardosi, SKM,M.Kes

Medan,6 Desember 2021

Mengetahui

Ketua jurusan Kebidanan Koordinator Mata Kuliah

Maida pardosi, SKM,M.Kes

Betty Mangkuji,SST,M.Keb

NIP: 196609101994032002

iii
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

VISI MISI PROFESI KEBIDANAN

VISI PROFESI KEBIDANAN

 Menghasilkan Lulusan Profesi Kebidanan Yang Unggul Dalam


Asuhan Kebidanan Berorientasi Pada Hypnoterapi Di Tingkat
Nasional Pada Tahun 2022

MISI PROFESI KEBIDANAN

1. Menyelenggarakan Pendidikan Profesi Kebidanan Yang Memliki


Daya Saing Di Tingkat Nasional Dan Siap Bersaing Di Tingkat
Nasional Sesuai Dengan Perkembangan IPTEK
2. Melakukan Penelitian (Evidence- Based) Asuhan Kebidanan
Berorientasi Pada Hypnoterapi
3. Melaksanakan Pengabdian Masyarakat Bermitra Dengan
Stakeholder Khususnya Dalam Asuhan Kebidanan Berorientasi
Pada Hypnoterapi
4. Menjalin Kerjasama Dengan Pihak Terkait Untuk Meningkatkan
Kualitas Lulusan Serta Mampu Berwirausaha Dalam Asuhan
Kebidanan Berorientasi Pada Hypnoterapi
5.

iv
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua. Alhamdulillah berkat kerja keras
dengan petunjuk dan ridha-Nya kami berhasil menyelesaikan Modul
Mata Kuliah Gizi Judul "KEBUTUHAN NUTRISI PERSALINAN "Prodi
Pendidikan D3 Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Medan.

Standard Pendidikan Profesi Bidan menuntut dunia pendidikan profesi


bidan menghasilkan lulusan Profesi Bidan sesuai Standard Kompetensi
Profesi Bidan mengacu Permendikbud RI No.3 tahun 2020 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi, sehingga diharapkan Prodi
Pendidikan Profesi Bidan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Medan mampu menghasilkan lulusan profesi bidan yang unggul dalam
asuhan kebidanan holistik dengan pendekatan keluarga

Semoga Modul Praktik Klinik ini bermanfaat untuk kita semua sehingga
tercapai tujuan, visi dan misi Prodi Pendidikan Profesi Bidan Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan di masa depan.

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


v
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

Modul ini digunakan sebagai panduan kegiatan praktik klinik bagi


mahasiswa dan pembimbing klinik (CI) di Rumah Sakit, Puskesmas dan
Praktik Mandiri Bidan yang telah bekerja sama dengan Prodi Pendidikan
Profesi Bidan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan sebagai
tempat pendidikan.

1. Mahasiswa yang telah mengikuti Penguatan Keilmuan Kebidanan


2. Mahasiswa Semester IIl Prodi Pendidikan Profesi Bidan
3. Terdaftar di SIAKAD sebagai mahasiswa aktif Prodi Pendidikan
Profesi Bidan pada semester berjalan.

vi
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

DAFTAR ISI

BAB l

vii
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Nutrisi dan Persalinan

2. Apa Saja Makanan Yang Di Anjurkan Saat Persalinan

3. Apa Pengaruh Makanan/Asupan Yang diberikan Saat Persalinan

4. Bagaimana Nutrisi Yang Diberikan Pasca Melahirkan

C. Tujuan Masalah

Bagi Perkembangan Ilmu pengetahuan Di Harapkan dapat memberikan pada saat


persalinan,Untuk Mengetahui Makanan Yang dianjurkan Bagi persalinan dan
Pengaruh nya Terhadap Proses Persalinan.

D. Manfaat Penulisan

 Bagi Mahasiswa

Sebagai penerapan Secara Nyata dan berkesinambungan ilmu terbaru yang Telah
diperoleh dalam memberikan Asuhan Tentang pemenuhan nutrisi pada Proses
Persalinan

 Bagi petugas Kesehatan

Diharapkan dapat Memberikan informasi, Gambaran dan perbandingan mengenai


pelaksanaan asuhan mengenai Pemenuhan Nutrisi pada Persalinan

BAB Il
viii
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

PEMBAHASAN MATERI

KEBUTUHAN NUTRISI PERSALINAN

1. Pengertian Nutrisi Dan Persalinan

Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti:
karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (A. P. Potter &
Perry, 2010).

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan


pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain, serta berlangsung dengan bantuan
atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri).

2. Makanan Yang dianjurkan saat Persalinan

Jenis makanan dan cairan yang dianjurkan dikonsumsi pada Ibu bersalin
adalah sebagai berikut (Champion dalam Elias,2009):

Apa saja yang harus diperhatikan jika Ibu ingin makan selama proses
persalian :

a. Makan dalam porsi kecil atau mengemil setiap jam sekali saat ibu
masih dalam tahapan persalinan (KALA 1 ). Ibu disarankan makan

ix
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

beberapa kali dalam porsi ke!il karenalebih mudah dicerna


daripada hanya makan satu kali tapi porsi besar.
b. makanan yang mudah dicerna, seperti crackers, agar-agar, atau
sup. Saat persalinan proses pencernaan jadi lebih lambat sehingga
ibu perlu menghindari makanan yang butuh&aktu lama untuk
dicerna
c. mudah dicerna, pilih makanan yang berenergi. Buah, sup dan
madu memberikan energi cepat. Untuk menyimpan cadangan
energy, ibu bisa pilih gandum atau pasta.
d. Hindari makanan yang banyak mengandung lemak, goreng-
gorengan atau makanan yangmenimbulkan gas

Makanan:

1. Roti atau roti panggan (rendah serat) yang rendah lemak baik
diberi selai ataupun madu.
2. sereal rendah serat dengan rendah susu.
3. Nasi tim.
4. Biskuit
5. Yogurt rendah lemak.
6. segar atau buah kaleng.
7.

Minuman:

1.
2. Minuman yogurt rendah lemak.
3. buah-buahan.
4. jernih.

x
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

5. Diluted squash drinks.


6. Air mineral.
7. Cairan olahraga atau cairan isotonik.

Ibu melahirkan harus dimotivasi untuk minum sesuai kebutuhan atau


tingkat kehausannya. Jika asupan cairan Ibu tidak adekuat atau
mengalami muntah, dia akan menjadi dehidrasi, terutama ketika
melahirkan menjadikannya banyak berkeringat (Micklewirght &
Champion, 2002 dalam Thorpe et al, 2009). Salah satu gejala dehidrasi
adalah kelelahan dan itu dapat mengganggu kemajuan persalinan dan
menyulitkan bagi Ibu untuk lebih termotivasi dan aktif selama
persalinan. Jika Ibu dapat mengikuti kecenderungannya untuk minum,
maka mereka tidak mungkin mengalami dehidrasi (McCormick, 2003
dalam Thorpe et al, 2009).

Pembatasan makan dan minum pada Ibu melahirkan memberikan rasa


ketidaknyamanan pada Ibu. Selain itu, kondisi gizi buruk berpengaruh
terhadap lama persalinan dan tingkat kesakitan yang diakibatkannya,
dan puasa tidak menjamin perut kosong atau berkurang keasamannya.
Lima penelitian yang melibatkan 3130 Ibu bersalin.

Pertama penelitian membandingkan Ibu dengan pembatasan makan


dan minum dengan Ibu yang diberi kebebasan makan dan minum.
Kedua penelitian membandingkan antara Ibu yang hanya minum
dengan Ibu yang makan dan minum tertentu. Dua penelitian lagi
membandingkan Ibu yang hanya minum air mineral dengan minuman
karbohidrat.

xi
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya kerugian atau dampak


terhadap persalinan pada Ibu yang diberi kebebasan makan dan
minum. Dengan demikian, Ibu melahirkan diberikan kebebasan untuk
makan dan minum sesuai yang mereka kehendaki (Singata et al, 2009).

3. Pengaruh Asupan Makan dan Minum Selama Persalinan

a. Kebutuhan Energi Selama Persalinan

Tidak ada data pasti dari hasil penelitian yang menunjukkan kebutuhan
energi pada Ibu yang bersalin. Namun 18 tahun yang lalu tim
Investigator Walter Reed Army Medical Center mengamati kebutuhan
metabolik Ibu bersalin sama dengan latihan aerobik selama terus-
menerus. Sedangkan menurut American College of sport medicine
menetapkan bahwa minuman karbohidrat dapat menghilangkan
kelelahan pada yang latihan aerobik terus menerus, sehingga hal ini
relevan pada Ibu hamil.

b. Ketosis

Ibu hamil rentan terhadap ketosis karena tuntutan metabolism


perkembangan janin dan perubahan hormon. Persalinan lama akan
meningkatkan produksi keton, dan diperburuk dengan berpuasa.
Scrutton et al (1999) melakukan penelitian secara acak untuk
mengetahui efek dari diet rendah residu sebanyak 48 orang atau hanya

xii
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

minum air saja sebanyak 46 orang selama persalinan, terhadap kondisi


metabolik, hasil persalinan, dan volume residu lambung. Akhir
persalinan kelompok yang hanya minum air putih menunjukkan
kejadian ketosis yang lebih besar serta menurunnya kadar glukosa dan
insulin.

Kubli et al (2002), melakukan penelitian terhadap pengaruh minuman


isotonik dibandingkan dengan yang hanya minum air mineral selama
persalinan secara random, pada 60 Ibu di London. Pada akhir dari kala I
persalinan, pada Ibu yang hanya minum air putih mengalami keadaan
ketosis dan menurunkan kadar glukosa serum. Volume lambung,
kejadian muntah dan volume muntah pada kedua kelompok sama.
Tidak ada perbedaan antara kedua kelompok terhadap hasil persalinan.
Namun minuman isotonik disarankan untuk menghindari terjadinya
ketosis pada Ibu saat persalinan. Hal yang sama senada dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kulli, M. et al (2002) pada kelompok Ibu
melahirkan yang minum cairan isotonik dan kelompok Ibu yang minum
air mineral, menyatakan bahwa minuman isotonik diketahui dapat
mengurangi ketosis pada Ibu dalam persalinan tanpa meningkatkan
volume lambung

c. Hiponatremia

Hiponatremia dapat menimbulakan komplikasi kehamilan pada Ibu


hamil. Hiponatremia kondisi yang ditemukan pada Ibu bersalin yang
terlalu banyak minum air. Penelitian Johanssen et al (2002) dalam
xiii
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

Nancy (2010) ditemukan 4 neonatus dan Ibu melahirkan mengalami


kejang dan gangguan sistem syaraf pusat yang berhubungan dengan
asupan oral Ibu selama bersalin sebanyak 4 dan 10 liter air atau jus
buah selama persalinan. Terjadi peningkatan cairan ekstraseluler pada
Ibu hamil dan kemampuan kompensasi cairan akut pada Ibu hamil
mengalami penurunan. Sehingga Ibu dan janin mengalami penurunan
yang cepat kadar natrium dalam darah.

Penelitian terbaru di Swedia oleh Moen et al (2009) dalam Nancy


(2010) bahwa hiponantremia ditemukan 16 dari 61 Ibu melahirkan yang
minum lebih dari 2.500 ml selama persalinan. Hiponatremia
dihubungkan dengan lama persalinan kala II, persalinan sesar, dan
kegagalan kemajuan janin. Sehingga disarankan untuk membatasi
asupan cairan tidak lebih dari 2.500 ml, dan tidak diberikan cairan
hipotonik secara intravena pada Ibu bersalin. Sehingga makan dan
minum dianjurkan namun tidak pula berlebihan.

d. Stres Persalinan

Ternyata makan dan minum saat persalinan dapat mengurangi stress


pada Ibu ketika bersalin. Penelitian Penny Simpkin (1986) dalam Nancy
(2010) melaporkan dari 159 Ibu bersalin, 27% Ibu yang dibatasi asupan
makanan mengalami stress dan 57% Ibu bersalin mengalami stress
dengan pembatasan asupan cairan. Penelitian senada dilakukan oleh
Amstrong dan Johnson (2000), 149 Ibu bersalin di Scottish, 30 %
diantaranya memilih untuk asupan makanan ketika bersalin dan 25%
xiv
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

diantaranya menunjukkan kepuasan terhadap proses persalinannya


berlangsung.

e. Muntah

O’Reilly, Hoyer dan Walsh (1993) melakukan penelitian pada hubungan


asupan oral terhadap kejadian muntah pada 106 Ibu bersalin. Ibu
tersebut memilih sendiri jumlah dan jenis makanan yang ingin
dikonsumsi. Penelitian ini diamati dari semua tahap persalinan. pada
awal persalinan 103 Ibu memilih untuk asupan makanan dan menurun
hingga 50 Ibu yang tetap asupan makanan pada fase mulai aktif
mendorong/persalinan. Ibu yang makan dan minum selama persalinan,
20 orang mengalami muntah dan 8 orang muntah lebih dari sekali.
Muntah dikaitkan dari jumlah asupan makanan yang lebih banyak dari
minum. Tidak ada hubungan antara Ibu yang mengalami muntah dan
tidak, terhadap lama persalinan, dan hasil persalinan yang buruk.

Scrutton et al (1999) melakukan penelitian secara acak untuk


mengetahui efek dari diet rendah residu sebanyak 48 orang atau hanya
minum air saja sebanyak 46 orang selama persalinan, terhadap kondisi
metabolic, hasil persalinan, dan volume residu lambung. Pada
kelompok Ibu yang makan semakin menurun pada fase persalinan lebih
aktif.

Akhir persalinan kelompok yang hanya minum air putih menunjukkan


kejadian ketosis yang lebih besar serta menurunnya kadar glukosa dan
insulin. Volume lambung 1 jam setelah lahir lebih besar pada kelompok
Ibu yang makanan. Kelompok asupan makan memiliki kemungkinan 2
xv
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

kali lebih besar untuk muntah dengan volume lebih signifikan


dibandingkan dengan kelompok yang hanya minum. Namun pada
kelompok tersebut tidak ada perbedaan lama persalinan, penggunaan
oksitosin, hasil persalinan dan jumlah AFGAR skor.

f. Hasil Persalinan

Scheepers et al (2002) melakukan penelitian control placebo dan


menerapkan double blind di Belanda pada 100 Ibu beresiko rendah.
Partisipan menerima 200 ml cairan karbohidrat atau cairan sejenis yang
mengandung aspartame. Ibu yang memerlukan cairan intravena
mendapatkan cairan normal saline dan tidak diijinkan mengkonsumsi
makanan lain secara oral. Tidak ada data perbedaan yang signifikan
terhadap kualitas hasil persalinan,

atau kelahiran. Secara khusus, keseimbangan asam-basa janin tidak


berbeda antara 2 kelompok.

Tranmer et al (2005), melakukan uji klinis secara acak di Kanada apakah


asupan karbohidrat oral dapat menurunkan kejadian distosia pada Ibu
nulipara yang beresiko rendah. Ibu kelompok intervensi (N=163 orang),
menerima pedoman tentang makan dan minum selama persalinan dan
didorong untuk makan dan minum sesukanya selama persalinan.
Mereka mengkonsumsi makanan dan minuman apa yang mereka sukai.

Ibu di kelompok pebanding (N=165) tidak mendapatkan mendapatkan


informasi asupan makan dan minum secara oral selama persalinan dan
dibatasi asupan oral kecuali air mineral dan es batu. Kejadian distosia

xvi
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

pada kedua kelompok tidak berbeda begitu pula dengan Ibu dan bayi
tidak ada perbedaan. Penelitian terbaru O’Sullivan et al (2009), pada
2.426 Ibu nulipara non diabetes, dengan prospektif random kontrol.
Tingkat kelahiran spontan pervaginam sama pada dua kelompok dan
tidak ada perbedaan signifikan yang diamati dari lamanya persalinan,
angka kelahiran sesar, kejadian muntah dan hasil neonatal.

Beberapa penelitian di atas, menjelaskan mengenai manfaat makan


dan minum selama persalinan. Akan tetapi anjuran makan dan minum
ini berada dalam batas ketentuan yang wajar. Karena terdapat pula
dampak negatif yang tidak dapat dipungkiri dari makan dan minum
selama proses persalinan ini. Seperti hiponatremia ketika Ibu
mengkonsumsi air mineral lebih dari 2.500 ml selama proses
persalinan. Atau keadaan muntah saat persalinan ketika Ibu berlebihan
makan makanan selama persalinan. Meski demikian, dari keseluruhan
penelitian yang meneliti makan dan minum selama persalinan tidak
memiliki dampak negatif terhadap lama persalinan atau pun hasil
persalinan yaitu bayi. Artikel ini, menganjurkan Ibu untuk tetap
konsumsi makan dan minum selama persalinan, dengan makanan yang
ringan rendah lemak seperti biskuit, roti, buah-buahan, yogurt, jus buah
atau mengkonsumsi minuman istonik untuk menghindari kejadian
ketosis pada Ibu selama persalinan dan memberi tambahan energi dan
stamina selama persalinan.

4. Kebutuhan Nutrisi Setelah Melahirkan

xvii
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

Berikut ini berbagai nutrisi dan contoh makanan setelah melahirkan


yang sebaiknya dikonsumsi, yaitu:

1. Karbohidrat
Karbohidrat digunakan untuk meningkatkan energi tubuh dan
memperbaiki mood setelah kelahiran. Karbohidrat kompleks
seperti sereal, roti gandum, dan nasi merah lebih disarankan
daripada karbohidrat sederhana dari permen atau kue-kue manis.

2. Protein
penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan si kecil,
mempercepat penyembuhan luka, dan menjaga massa otot.
Sumber protein yang sehat antara lain putih telur, daging tanpa
lemak, susu, kacang-kacangan, tahu, dan tempe.
3. Lemak
Lemak berfungsi untuk menjaga suhu tubuh dan meningkatkan
penyerapan vitamin A, D, E, dan K. Sumber lemak sehat antara
lain minyak zaitun, minyak ikan, minyak kanola, dan alpukat.
4. Omega 3
Asam lemak omega-3 digunakan sebagai senyawa antiradang
yang juga bisa meningkatkan kekebalan tubuh dan berperan
meningkatkan kecerdasan anak. Sumbernya antara lain teri basah,
lele, sarden, tuna, salmon, serta minyak ikan.
.5. Vitamin dan mineral

xviii
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

Vitamin dan mineral bermanfaat dalam proses pemulihan tubuh,


meningkatkan kualitas dan jumlah ASI, menjaga sistem kekebalan
tubuh, bermanfaat untuk tumbuh kembang bayi, dan
mempercepat penyembuhan luka.
Sumber vitamin dan mineral yang baik yaitu sayuran hijau, buah-
buahan, telur, produk susu rendah lemak (susu, yogurt, keju), dan
suplemen.
6. Zat besi
Zat besi berfungsi untuk meningkatkan produksi sel darah merah
dan mencegah anemia. Anda bisa mendapatkan zat besi dari
daging sapi, daging ayam ayam, bayam, dan sayuran hijau lainnya.
7. Kalsium
Kalsium membantu menjaga kepadatan tulang ibu menyusui dan
juga mendukung pertumbuhan tulang si kecil. Sumber kalsium
yang baik antara lain produk susu serta sayuran berwarna hijau
gelap seperti brokoli dan bayam.

xix
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

KESIMPULAN

Jadi Makan dan minum pada saat bersalin boleh dilakukan.Menurut


sebuah penelitian,makan dan minum saat persalinan normal
diperbolehkan karena tidak berisiko.Makan dan minum saat melahirkan
juga penting untuk membantu Ibu lebih nyaman dalam menghadapi
persalinan.Melahirkan adalah aktivitas fisik melelahkan dan lama. Jika
tidak mendapat Asupan makanan atau minuman, tubuh Ibuakan
bereaksi seperti muntah, sakit kepala atau pusing. emenuhan
kebutuhan nutrisi pada ibu bersalin sangatlah penting khusus
pemenuhan kebutuhan cairanhidrasi, karena sebagai sumber tenaga
bagi ibu untuk menjalani proses persalinannya. minum pada saat
proses persalinan pun ternyata dapat menghilangkan kelelahan dan
juga dapat men!egah dehidrasi pada ibu bersalin. an dengan makan
dan

minum pada saat persalinan ternyata juga dapat menghilangkan stress.


makan dan minum pada saat persalinan tidak ada pengaruhnya dengan
persalinan akan berlangsung lama, mualdan muntah (asalkan porsi dan
jenis makanan yang dikonsumsi sesuai dengan yang dibutuhkan.

gizi pada masa post partum sangat penting terutama bila menyusui,
nurisi yg dibutuhkan akan meningkat 29,%, karena berguna untuk
proses kesembuhan karena sehabismelahirkan dan untuk memproduksi
air susu yang Cukup untuk menyehatkan bayi semua itu akan

xx
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa. Untuk itu nutrisi yang di
konsumsi ibu
SOAL LATIHAN

1. Apa Tujuan ambulasi dini ?

Jawaban : Tujuan ambulasi dini adalah :

a. Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat

b. Faal usus dan kandung kemih menjadi lebih baik.

c. Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan kepada ibu mengenai cara


merawat bayinya.

d. Ibu lebih cepat sehat dan lebih percaya diri

2. Jelaskan jika salah-satu kebutuhan dasar ibu nifas tidak terpenuhi dan apa
akibat pada ibu dan bayi.

Jawaban : Maka akan berpengaruh dengan kesehatan ibu, pemenuhan kebutuhan


dasar bertujuan untuk menghasilkan Asi yang banyak, mempercepat involusi alat-
alat reproduksi pada ibu sehingga apabila pemenuhan tidak sesuai maka akan
mengakibatkan terhambatnya produksi ASI dan memperlambat involusi alat-alat
reproduksi si ibu. Bayi juga akan sangat rugi jika tidak mendapat ASI dari ibu

3. Bagaimana jika ibu yang tidak suka keju, sasa atau sejenisnya, padahal ibu
sangat

membutuhkan kalsium?

Jawaban : Sebagai seorang bidan, kita wajib memberikan konseling kepada ibu
yang tidak suka susu maupun keju. Kita sarankan ibu untuk mengonsumsi
makarma/ minuman yang mengandung kalsium dengan memodifikasikan makan

xxi
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

tsb agar aroma susu ataupun keju tsb tidak terlalu mencolok. Kalsium juga bisa
kita dapatkan dari kacang-kacangan, tidak hanya dari susu maupun keja itu

4. Jelaskan peran bidan dalam memenuhi kebutuhan dasar ibu nifas

Jawaban : Peran bidan dalam memenuhi kebutuhan dasar ibu nifas sangant
penting, bidan wajib memberikan bimbingan maupun konseling pada ibu masa
nifas dan menyusui. Kita jelaskan maanfaat pemenuhan kebutuhan ini agar
nantinya tidak terjadi hambatan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
si bayi. Pemenuhan kebutuhan juga sangat berpengaruh pada produksi ASI, jadi
jika kebutuhan tidak terpenuhi akan menghambat produksi ASI tersebut

5. Apa perbedaan kebutuhan dasar pada ibu yang melahirkan normal dengan ibu
yang melahirkan yang patologis?

Jawaban : Tidak ada perbedaan yang mencolok pada kebutuhan dasar ibu nifas
dan menyusui pada ibu yang melahirkan normal maupun patologis. Semua ibu
setelah melahirkan sangat membutuhakan nutrisi, vitamin, mineral maupun
protein Ibu post partum > banyak memerlukan nutrisi dibandingkan ibu hamil.
Karena pada masa nifas ibu di tuntut untuk memenuhi kebutuhan fisiknya agar
ibu dapat menghasilkan ASI yang bagus buat bayinya. serta dibutuhkan nutrisi
yang ekstra dalam pengembalian alat-alat reproduksi ibu

xxii
Modul Kebutuhan Nutrisi Persalinan
Gizi (Bd.5.034)
Prodi D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes medan

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/284147378/Nutrisi-Ibu-Bersalin-doc

https://id.scribd.com/presentation/500232763/PPT-Kebutuhan-
Nutrisi-Pada-Ibu-Bersalin

https://www.sarihusada.co.id/Nutrisi-Untuk-Bangsa/Kesehatan/
Umum/GIZI-YANG-PERLU-IBU-TAU-SELAMA-PERSALINAN

xxiii

Anda mungkin juga menyukai