Anda di halaman 1dari 10

ZONA KEBIDANAN – Vol. 12 No.

2 April 2022 P-ISSN 2087-7239


E-ISSN 2807-1069

PERAWATAN LUKA BEDAH KEBIDANAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI


PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA

1
ulpawati, 2susanti , 3miftahul Jannah
1
ulpa.wati19@univbatam.ac.id, 2shanty1107@univbatam.ac.id,3miftahul@univbatam.ac.id
1,3
Prodi Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas Batam
2
Prodi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Batam

ABSTRACT

Wounds are disruptions in the continuity of cells then followed by wound healing which is the
restoration of that continuity. Wounds that often occur in the obstetric area are episiotomy
wounds, sectio caesarea surgical wounds, abdominal surgical wounds due to gynecological
cases, or wounds due to complications of the delivery process. Sectio caesarea is a surgery
performed to give birth to a fetus by opening the abdominal wall and uterine wall to give birth to
a fetus from inside the uterus. Proper wound care is one of the external factors that strongly
supports and influences the wound healing process. The purpose of this study was to determine
the management of obstetric surgical wound care as an effort to prevent infection in post sectio
caesaria patients. The management of obstetric surgical wound care is an effort to prevent
infection in post sectio caesarea patients, namely knowing as the classification of wound types,
wound complications, wound healing process, type of wound healing, factors that influence
wound healing and wound care. The results of this study are expected to be a source of
information, that it is very important to carry out the management of every action that must be in
accordance with the protocol in order to reduce the incidence of infection in future wounds, and
it is hoped that the respondents and medical personnel in charge of treating patients with post
sectio caesarea is able to perform wound care in accordance with the standard operating
procedures that have been set.

Keywords : Post Sectio Caesarea, Infection, Wound Healing Process

PENDAHULUAN luka akibat komplikasi proses persalinan


Sectio caesarea adalah suatu (Maryunani, 2014).
pembedahan yang dilakukan untuk Luka adalah gangguan dalam
melahirkan janin dengan membuka kontinuitas sel-sel kemudian diikuti
dinding perut serta dinding uterus untuk dengan penyembuhan luka yang
melahirkan janin dari dalam rahim merupakan pemulihan kontinuitas
(Padila, 2015). Sectio caesarea yaitu tersebut (Brunner dan Suddart, 2001).
suatu persalinan yang dibuat dimana Angka infeksi di Indonesia
janin yang dilahirkan dengan cara merupakan salah satu penyebab utama
melalui suatu insisi pada dinding perut kematian ibu. Angka kematian ibu yang
dan dinding rahim serta berat janin diatas di sebabkan oleh infeksi post Sectio
500 gram (Jitowiyono & Kristiyanasari, Caesarea (SC) di Indonesia pada tahun
2012). 2013 mencapai 7,3% (Kemenkes RI,
Luka yang sering terjadi diarea 2015), sedangkan angka kejadian infeksi
kebidanan yaitu, luka episiotomi, luka post SC di Jawa Tengah adalah 3,54%
bedah sectio caesarea, luka bedah (Dinkes Jateng, 2014). Komplikasi
abdomen karena kasus ginekologi, atau utama persalinan SC adalah kerusakan
organ-organ seperti vesika urinaria dan

Universitas Batam | 55
Universitas Batam | 55
ZONA KEBIDANAN – Vol. 12 No. 2 April 2022 P-ISSN 2087-7239
E-ISSN 2807-1069

uterus saat dilangsungkan operasi, atau lambatnya tergantung banyak


komplikasi anestesi, perdarahan, infeksi faktor, antara lain; adanya infeksi, status
dan tromboemboli. Kematian ibu lebih nutrisi, keadaan luka itu sendiri, serta
besar pada persalinan SC dibandingkan pemberian obat-obatan (Kozier,1995).
persalinan pervagina (Oxorn, 2010). Masalah utama yang harus
Infeksi setelah persalinan penyebabnya dihadapi setelah pembedahan yaitu
adalah luka persalinan, matritis, penyembuhan luka. Perawatan luka yang
tromboflebitis, dan radang tepat adalah salah satu faktor eksternal
panggul(Rasjidi, 2009). yang sangat mendukung dan
Indikasi dilakukannya Sectio berpengaruh terhadap proses
Caesarea pada ibu yaitu panggul sempit penyembuhan luka. Penerapan tehnik
absolut, kegagalan melahirkan secara perawatan luka yang tepat tersebut
normal, tumor-tumor jalan lahir, stenosis dilakukan baik pada saat pasien masih
serviks, plasenta previa, disproporsi berada di ruang operasi maupun setelah
sefalopelvik, dan ruptur uteri. pasien dipindahkan atau di rawat di
Sedangkan indikasi pada janin yaitu bangsal perawatan.
kelainan letak, gawat janin, prolapsus Perawatan luka merupakan tugas
plasenta, perkembangan bayi yang keseharian perawat dan bidan di bangsal
terhambat, dan mencegah hipoksia janin. maternitas, sehingga perawat dan bidan
Komplikasi yang yang bisa terjadi post harus menggunakan ketrampilan
SC adalah kerusakan organorgan seperti perawatan luka yang benar. Hal ini
vesika urinaria dan uterus saat bertujuan untuk mencegah infeksi luka
dilangsungkan operasi, tromboemboli, post SC. Hal-hal yang perlu dilakukan
perdarahan, dan infeksi. Oleh karena itu perawat dan bidan meliputi : cuci tangan
peran perawat penting dalam sebelum dan sesudah melakukan
penatalaksanaan untuk mencapai tindakan, memakai handscoon,
kualitas hidup ibu (Rasjidi, 2009). menggunakan satu set peralatan steril
Di Indonesia, berbagai survey untuk satu pasien dan menerapkan
menemukan bahwa persentase kondisi aseptik.
persalinan bedah sesar pada rumah sakit Perawatan luka pada umumnya
– rumah sakit di kota besar meningkat. dilakukan dengan mengganti balutan
Secara umum jumlah persalinan sesaria tiap hari dan membersihkan luka
di rumah sakit pemerintah adalah sekitar memakai cairan anti septik kemudian
20-25% dari total persalinan, sedangkan dibiarkan kering (Gayatri,1999). Pada
di rumah sakit swasta jumlahnya sangat perkembangannya perawatan luka
tinggi yaitu sekitar 30-80% dari total menunjukkan bahwa lingkungan yang
persalinan (Arianto, dkk, 2010). lembab lebih baik dari pada lingkungan
Tindakan pembedahan kering. Gayatri (1999) mengatakan
merupakan tindakan invasif yang bahwa laju epitelisasi yang di tutup oleh
dilakukan oleh tim medis untuk poly etylen dua kali lebih cepat dari pada
mengatasi masalah medis. Kelahiran luka yang di biarkan kering.
melalui proses seksio saesaria juga Resiko terjadinya komplikasi
merupakan salah satu bentuk pada area luka post sectio caesarea lebih
pembedahan untuk menyelamatkan besar dibandingkan dengan luka pada
pasien. Akibat yang muncul adalah persalinan normal pervaginam. Adapun
adanya luka post operasi pada pasien. komplikasi sectio caesaria pada ibu
Proses penyembuhan luka dapat adalah terdapat 4 komplikasi yaitu
berlangsung cepat atau lambat. Cepat infeksi puerpera yaitu komplikasi ini

Universitas Batam | 56
Universitas Batam | 56
ZONA KEBIDANAN – Vol. 12 No. 2 April 2022 P-ISSN 2087-7239
E-ISSN 2807-1069

bisa bersifat ringan seperti kenaikan kebidanan upaya pencegahan infeksi


suhu tubuh selama beberapa hari dalam pada pasien post sectio caesaria.
masa nifas, bersifat berat seperti
peritonitis, sepsis. Selain komplikasi, METODE PENELITIAN
kita pun perlu mewaspadai tandatanda Penelitian ini menggunakan
infeksi yang ditandai dengan adanya, pendekatan kualitatif (library research)
rubor (kemerahan), kalor (panas), tumor dengan metode penelitian studi literatur
(bengkak), dolor (nyeri), serta atau kepustakaan. Studi literatur yang
functiolaesa (fungsi terganggu). Apabila mengumpulkan data berdasarkan hasil
menemui tandatanda infeksi seperti penelitian para peneliti kemudian
diatas hendaklah kita melakukan diamati kembali agar menjadi bahan
penangan pencegahan yang paling penelitian. Penelitian ini menggungakan
mudah yaitu, jangan menyentuh daerah metode pendekatan kualitatif merupakan
luka insisi dengan tangan, cuci tangan metode yang lebih relevan untuk
sebelum dan sesudah digunakan dalam hal mengamati dan
tindakan/perawatan luka, alat-alat menganalisa fenomena yang terjadi.
perawatan luka yang akan digunakan
harus dalam keadaan steril (bebas dari HASIL PENELITIAN DAN
kuman), bersihkan luka dengan PEMBAHASAN
menggunakan tekhnik septic dan Luka adalah gangguan dalam
antiseptic, setelah dibersihkan luka insisi kontinuitas sel-sel kemudian diikuti
ditutup kembali dengan verban (Bobak, dengan penyembuhan luka yang
2005). merupakan pemulihan kontinuitas
Perawatan luka telah mengalami tersebut (Brunner dan Suddart, 2001).
perkembangan yang sangat pesat. Pengertian luka sectio caesaria adalah
Teknologi dalam bidang kesehatan juga gangguan dalam kontinuitas sel akibat
memberikan kontribusi yang sangat dari pembedahan yang dilakukan untuk
untuk menunjang praktek perawatan mengeluarkan janin dan plasenta,
luka ini. Dengan demikian, perawat di dengan membuka dinding perut dengan
tuntut untuk mempunyai pengetahuan indikasi tertentu.
dan keterampilan yang adekuat terkait
dengan proses perawatan luka yang I. KLASIFIKASI JENIS LUKA
dimulai dari pengkajian yang Klasifikasi Jenis Luka Sectio
komprehensif, perencanaan intervensi Caesaria Menurut Wiknjosastro (2005),
yang tepat, implementasi tindakan, luka Sectio Caesaria dapat
evaluasi hasil yang ditemukan selama diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu :
perawatan serta dokumentasi hasil yang a. Sectio Caesaria Transperitonealis
sistematis (Agustina, 2015). Profunda Merupakan pembedahan
Berdasarkan data dan fenomena yang paling banyak dilakukan
diatas, maka perawatan luka pada pasien dengan insisi di segmen bawah
post operasi sectio caesarea sangatlah uterus. Keunggulan pembedahan ini
penting guna mencegah timbulnya adalah perdarahan luka insisi tidak
komplikasi yang berlanjut. seberapa banyak. Bahaya peritonitis
tidak besar. Parut pada uterus
TUJUAN PENELITIAN umumnya kuat sehingga bahaya
Untuk mengetahui rupture uteri dikemudian hari tidak
penatalaksanaan perawatan luka bedah besar karena dalam masa nifas
segmen bawah uterus tidak seberapa

Universitas Batam | 57
Universitas Batam | 57
ZONA KEBIDANAN – Vol. 12 No. 2 April 2022 P-ISSN 2087-7239
E-ISSN 2807-1069

banyak mengalami kontraksi seperti Hemoragi ini biasanya berhenti


korpus uteri, sehingga luka dapat secara spontan tetapi
sembuh lebih sempurna. mengakibatkan pembentukan
b. Sectio Caesaria Klasik atau Sectio bekuandidalam luka. Jika
Caesaria Corporal bekuan kecil, maka akan
Merupakan pembuatan insisi terserap dan tidak harus
pada bagian tengah korpus uteri ditangani. Ketika lukanya besar
sepanjang 10-12 cm dengan ujung dan luka biasanya menonjol dan
bawah di atas batas plika vesiko penyembuhan akan terhambat
uterine. Insisi ini dibuat hanya kecuali bekuan ini dibuang.
diselenggarakan apabila ada Proses penyembuhan biasanya
halangan untuk melakukan sectio dengan granulasi atau penutupan
caesaria transperitonealis profunda sekunder dapat dilakukan.
(misalnya melekat eratnya uterus b. Infeksi Stapihylococcuss
pada dinding perut karena Sectio Aureus Menyebabkan banyak
Caesaria yang dahulu) insisi di infeksi luka pasca operatif.
segmen bawah uterus mengandung Infeksi lainnya dapat terjadi
bahaya perdarahan banyak akibat escherichia coli, proteus
berhubungan dengan letaknya vulgaris. Bila terjadi proses
plasenta pada plasenta previa). inflamatori, hal ini biasanya
Kekurangan pembedahan ini menyebabkan gejala dalam 36
disebabkan oleh lebih besarnya sampai 48 jam. Frekwensi nadi
bahaya peritonitis, dan kira-kira 4 dan suhu tubuh meningkat, dan
kali lebih bahaya rupture uteri pada luka biasanya membengkak,
kehamilan yang akan datang. hangat dannyeri tekan, tanda-
Sesudah Sectio Caesaria klasik tanda lokal mungkin tidak
sebaiknya dilakukan sterilisasi atau terdapat ketika infeksi sudah
histerektomi. mendalam.
c. Sectio Caesaria Ekstraperitoneal c. Dehiscene dan Eviserasi
Sectio Caesaria ini dilakukan Dehiscene adalah gangguan
untuk mengurangi bahaya infeksi insisi atau luka bedah dan
puerperal, akan tetapi dengan eviserasi adalah penonjolan isi
kemajuan pengobatan terhadap luka. Komplikasi ini sering
infeksi, pembedahan Sectio terjadi pada jahitan yang lepas,
Caesaria ini sekarang tidak banyak infeksi dan yang lebih sering
lagi dilakukan. Pembedahan lagi karena batuk keras dan
tersebut sulit dalam tehniknya. mengejan.

II. KOMPLIKASI LUKA III. PROSES PENYEMBUHAN


a. Hematoma Balutan LUKA
Dilihat terhadap perdarahan Menurut Morison (2011)
(hemoragi) pada interval yang proses fisiologis penyembuhan
sering selama 24 jam setelah luka dapat dibagi ke dalam 3 fase
pembedahan. Setiap perdarahan utama, yaitu:
dalam jumlah yang tidak a. Fase Inflamasi (durasi 0-3
semestinya dilaporkan. Pada hari) Jaringan yang rusak
waktunya, sedikit perdarahan dan sel mati melepaskan
terjadi pada bawah kulit. histamine dan mediator lain,

Universitas Batam | 58
Universitas Batam | 58
ZONA KEBIDANAN – Vol. 12 No. 2 April 2022 P-ISSN 2087-7239
E-ISSN 2807-1069

sehingga dapat menyebabkan Intention) Luka terjadi


vasodilatasi dari pembuluh dengan pengrusakan jaringan
darah sekeliling yang masih yang minimum, dibuat secara
utuh serta meningkatnya aseptic, penutupan terjadi
penyediaan darah ke daerah dengan baik, jaringan
tersebut, sehingga granulasi tidak tampak, dan
menyebabkan merah dan pembentukan jaringan parut
hangat. Permeabilitas kapiler minimal.
darah meningkat dan cairan b. Penyembuhan Melalui
yang kaya akan protein Intensi Kedua (Granulasi)
mengalir ke interstitial Pada luka terjadi
menyebabkan oedema lokal. pembentukan pus atau tepi
b. Fase destruksi (1-6 hari) luka tidak saling merapat,
Pembersihan terhadap proses penyembuhannya
jaringan mati atau yang membutuhkan waktu yang
mengalami devitalisasi dan lama.
bakteri oleh polimorf dan c. Penyembuhan Melalui
makrofag. Polimorf menelan Intensi Ketiga (Secondary
dan menghancurkan bakteri. Suture)
Tingkat aktivitas polimorf Terjadi pada luka yang
yang tinggi hidupnya singkat dalam yang belum dijahit
saja dan penyembuhan dapat atau terlepas dan kemudian
berjalan terus tanpak dijahit kembali, dua
keberadaan sel tersebut. permukaan granulasi yang
c. Fase Proliferasi (durasi 3- berlawanan disambungkan
24 hari) sehingga akan membentuk
Fibroblas memperbanyak jaringan parut yang lebih
diri dan membentuk dalam dan luas
jaringjaring untuk sel-sel
yang bermigrasi. Fibroblas V. Faktor yang Mempengaruhi
melakukan sintesis kolagen Penyembuhan Luka Sectio
dan mukopolisakarida. Caesaria
d. Fase Maturasi (durasi 24- Menurut Craven dan Hirnle
365 hari) (2000), yang mempengaruhi
Dalam setiap cedera yang penyembuhan luka dapat
mengakibatkan hilangnya digolongkan menjadi dua yaitu :
kulit, sel epitel pada pinggir a. Faktor Luka
luka dan sisa- sisa folikel 1. Kontaminasi Luka Tehnik
membelah dan mulai pembalutan yang tidak
berimigrasi di atas jaringan adekuat, bila terlalu kecil
granulasi baru memungkinkan invasi dan
IV. Tipe Penyembuhan Luka kontaminasi bakteri, jika
Menurut Morison (2011) terlalu kencang dapat
proses penyembuhan luka akan mengurangi suplay oksigen
melalui beberapa intensi yang membawa nutrisi dan
penyembuhan, antara lain: oksigen.
a. Penyembuhan Melalui 2. Edema Penurunan suplay
Intensi Pertama (Primary oksigen melalui gerakan

Universitas Batam | 59
Universitas Batam | 59
ZONA KEBIDANAN – Vol. 12 No. 2 April 2022 P-ISSN 2087-7239
E-ISSN 2807-1069

meningkat tekanan intersisial infeksi, maka penyembuhan


pada pembuluh darah. luka menjadi lambat.
3. Hemoragi 3. Lingkungan setempat
4. Akumulasi darah Dengan adanya drainase
menciptakan ruang rugi juga pada luka. PH yang harusnya
sel-sel mati yang harus antara 7,0 sampai 7,6
disingkirkan. menjadi berubah sehingga
b. Faktor Umum mempengaruhi
1. Usia penyembuhan luka. Selain
Makin tua pasien, makin itu, adanya tekanan pada
kurang lentur jaringan. area luka dapat
2. Nutrisi mempengaruhi sirkulasi
Pada penyembuhan luka darah pada daerah luka.
kebutuhan akan nutrisi VI. Perawatan Luka
meningkat seiring dengan Luka perlu ditutup
stress fisiologis yang dengan kasa steril, sehingga sisa
menyebabkan defisiensi darah dapat diserap oleh kasa.
protein, nutrisi yang kurang Dengan menutup luka itu kita
dapat menghambat sintesis mencegah terjadinya
kolagen dan terjadi kontaminasi (kemsukan kuman),
penurunan fungsi leukosit. tersenggol, dan memberi
3. Obesitas kepercayaan pada pasien bahwa
Pada pasien obesitas lukanya diperhatikan oleh
jaringan adiposa biasanya perawat. Sehabis operasi, luka
mengalami avaskuler yang timbul langsung ditutup
sehingga mekanisme dengan kasa steril selagiu
pertahanan terhadap mikroba dikamar bedah dan biasanya
sangat lemah dan tidak perlu diganti sampai
mengganggu suplay nutrisi diangkat jahitannya, kecuali bila
kearah luka, akibatnya terjadi perdarahan sampai
penyembuhan luka menjadi darahnya menembus diatas kasa,
lambat. barulah diganti dengan kasa
4. Medikasi steril. Pada saat mengganti kasa
Pada beberapa obat dapat yang lama perlu diperhatikan
mempengaruhi tehnik asepsis supaya tidak
penyembuhan luka, seperti terjadi infeksi. Jahitan luka
steroid, anti koagulan, anti dibuka setengahnya pada hari
biotik spektrum luas. kelima dan sisanya dibuka pada
c. Faktor lokal hari keenam atau ketujuh
1. Sifat injuri (Oswari, 2005).
Kedalaman luka dan luas
jaringan yang rusak 1. Perkembangan perawatan
mempengaruhi luka.
penyembuhan luka, bahkan a. Prinsip penanganan luka
bentuk luka. Prinsip peraewatan luka
2. Adanya infeksi saat ini meliputi beberapa hal
Jika pada luka terdapat (Burnsurgery, 2004),
kuman patogen penyebab diantaranya:

Universitas Batam | 60
Universitas Batam | 60
ZONA KEBIDANAN – Vol. 12 No. 2 April 2022 P-ISSN 2087-7239
E-ISSN 2807-1069

1) Mengontrol infeksi bagian yang tidak tersentuh di


Isolasi substansi tubuh dan atas permukaan luka.
tehnik cuci tangan yang baik i) Tutup dengan balutan
dan benar. Sarung tangan transparan, tulis tunggal, jam
yang bersih atau steril dan dan initial balutan. Gunakan
balutan steril. Instrumen Sodium Clorida 0,9% untuk
steril untuk mengganti irigasi dan bersihkan luka.
balutan. Krasher dan Kennedi Minimalkan trauma dengan
(1994) melakukan metode gosokan luka secra hati-hati.
alternatif dalam mengganti Ganti balutan baru setiap kali
balutan dengan kombinasi membersihkan luka.
tehnik steril dan non steril. 2) Moist wound healing
Merujuk ke teknik “tidak (penyembuhan luka dengan
boleh disentuh” adalah kondisi lembab)
sebagai berikut : Kondisi fisiologis jaringan
a) Gunakan dua pasang sarung adalah dengan kondisi hidrasi
tangan tidak steril, kasa steril yang seimbang untuk
ukuran 4×4 , normal salin mempertahankan
(Nacl 0,9%) steril. kelembaban. Kondisi yang
b) Sarung tangan pertama lembab memfasilitasi
digunakan untuk membuka pertumbuhan jaringan yang
bantuan luka yang kotor, baru (granulasi). Keadaan ini
kemudian lepaskan dan cuci biasanya dapat terjaga dengan
tangan. baik bila kondisi kulit utuh.
c) Buka peralatan steril Namun inilah masalahnya
menggunakan tehnik steril. dimana kulit sudah
d) Kenakan sarung tangan kedua, mengalami kerusakan dan
tuang normal saline di atas gagal melakukan fungsinya.
luka dengan menampung Untuk itu seorang perawat
waskom dibawah luka. memikirkan bagai mana
e) Pegang kasa steril pada mempertahankan kondisi
sisanya/pinggir luka, bagian hidrasi luka yang sudah
depan (yang menyentuh luka) kehilang perlindungan yaitu
jangan samapai tersentuh oleh kulit, dan bahan apa yang
tangan yang mengenakan dapat menggantikan kulit
sarung tanga tidak steril. tersebut.
f) Bersihkan luka dengan
gerakan sirkuler/ melingkar 2. Pengkajian luka
diawali dari bagian dalam luka a. Lokasi
kearah luar. Untuk tiap Lokasi luka dapat
putaran kasa diganti dengan mempengaruhi penyembuhan
yang baru. luka, dimana tidak semua
g) Bersihkan dan keringkan juga lokasi tubuh mendapatkan
disekeliling luka. peredaran darah yang sama.
h) Tutup kembali luka dengan Ditinjau dari prinsip
meletakkan balutan di fisiologis, pada bagian tubuh
atasnya, pegang sisi/sudut yang memiliki pembuluh
balutan penutup dan letakkan darah yang banyak akan

Universitas Batam | 61
Universitas Batam | 61
ZONA KEBIDANAN – Vol. 12 No. 2 April 2022 P-ISSN 2087-7239
E-ISSN 2807-1069

mendapatkan aliran darah dengan pola arah jarum jam


yang banyak. Hal ini akan dengan pusat pada tengah luka
mendukung penyembuhan dan jam 12 sesuai garis
luka lebih cepat dibandingkan anatomis sumbu tubuh
dari bagian tubuh yang lebih manusia. Misalnya lokasi
sedikit mendapat aliran darah. mulut lubang terdapat pada
b. Ukuran luka posisi jam 8 dengan
Diukur panjang, lebar kedalaman 5 cm atau dapat
dan diameternya bila bentuk dibuatkan gambar jam dengan
luka bulat dengan sentimeter, tanda pada posisi jam 8.
gambarkan bentuk luka e. Warna dasar luka
tersebut dengan lembar Warna dasar luka sangat
transparan yang telah dicatat penting dikaji karena
berpola kotakkotak berukuran berhububungan dengan
sentimeter. penentuan terapi topikal dan
c. Kedalaman luka jenis balutan luka. Ada
Kedalaman luka dapat beberapa macam warna dasar
diukur dengan kapas lidi steril luka yang membutuhkan
yang sudah dilembabkan perlakuan spesifik terhadap
dengan normal saline, masing-masing sesuai warna
masukan dengan hatihati dasar tersebut.
kedalam luka dengan posisi
tegak lurus (90°) hingga 3. Bahan yang digunakan
kedasar luka. Beri tanda pada untuk perawatan luka
lidi sejajar dengan permukaan a. Sodium Clorida 0,9%
kulit disekitar luka. Ukur Sodium Clorida 0,9%
dengan sentimeter. adalah larutan fisiologis yang
d. Gowa atau terowongan ada di seluruh tubuh karena
Gowa dan terowongan tidak ada reaksi hiper sensi
dapat diketahui denga tivitas terhadap Sodium
melakukan palpas jaringan Clorida (Nacl). Normal saline
disekeliling pinggir luka, aman digunakan untuk
dimana akan teraba kondisi apapun (Liley &
tenderness/perlukan. Masukan Aucker, 1999). Natrium dan
saline melalui mulut lubang ke clorida sama seperti plasma
dasar luka/ujung terowongan. darah. Larutan ini tidak
Beri tanda pada lidi sejajar mempengaruhi sel darah
dengan permukaan kulit merah. Nacl tersedia dalam
disekitar luka. Beri tekanan beberapa konsentrasi, yang
/palpasi dengan hati-hati dan paling sering adalah Sodium
kaji saluran yang abnormal Clorida 0,9%. Merupakan
tersebut. Jangan pernah larutan isotonis aman untuk
menggunakan kekuatan tubuh, tidak iritan, melindungi
dorongan yang berlebilan bila granulasi jaringan dari kondisi
menggunakan kapas lidi. Ukur kering, menjaga kelembapan
lokasi dan kedalaman sekitar luka dan membantu
lubang/penetrasi. Untuk proses penyembuhan luka
penentuan lokasi ditetepkan serta mudah didapat dengan

Universitas Batam | 62
Universitas Batam | 62
ZONA KEBIDANAN – Vol. 12 No. 2 April 2022 P-ISSN 2087-7239
E-ISSN 2807-1069

harga relatif murah. Hanya


normal saline solutio yang di KESIMPULAN
rekomondasikan oleh Luka adalah gangguan dalam
American Health Care Police kontinuitas sel-sel kemudian diikuti
and Research ( ALICPR) dengan penyembuhan luka yang
untuk perawatan luka seperti merupakan pemulihan kontinuitas
membersihkan dan membalut tersebut (Brunner dan Suddart, 2001).
luka. Normal saline fisiologis Perawatan luka pada umumnya
tidak akan merusak kulit dan dilakukan dengan mengganti balutan
secara adekuat menjaga tiap hari dan membersihkan luka
kebersihan luka. memakai cairan anti septik kemudian
b. Povidine Iodine dibiarkan kering (Gayatri,1999). Pada
Povidine Iodine adalah perkembangannya perawatan luka
elemen non metalik yang menunjukkan bahwa lingkungan yang
tersedia dalam bentuk garam lembab lebih baik dari pada lingkungan
yang di kombinasi dengan kering.
bahan lain. Walaupun Iodine Luka yang sering terjadi diarea
bahan non metalik, Iodine kebidanan yaitu, luka episiotomi, luka
berwarna hitam kebiru-biruan, bedah sectio caesarea, luka bedah
kilau metalik dan bau yang abdomen karena kasus ginekologi, atau
jelas. Iodine hanya larut luka akibat komplikasi proses persalinan
sedikit di air tetapi dapat larut (Maryunani, 2014).
keseluruhan dalam alkohol Penatalaksanaan perawatan luka
(Lilley & Auker, 1999). bedah kebidanan upaya pencegahan
Larutan ini akan melepaskan infeksi pada pasien post sectio caesarea
Iodine anorganik bila kontak yaitu mengetahui klasifikasi jenis luka,
dengan kulit atau selaput komplikasi luka, proses penyembuhan
lendir sehingga cocok untuk luka, tipe penyembuhan luka, factor
luka kotor dan terinfeksi yang mempengaruhi penyembuhan luka
bakteri gram positif dan dan perawatan luka.
negatif, spora, jamur dan Perawatan luka telah mengalami
protozoa.). Iodine dengan perkembangan yang sangat pesat.
konsentrasi > 3% dapat Teknologi dalam bidang kesehatan juga
memberi rasa panas pada memberikan kontribusi yang sangat
kulit. Rosa terbakar akan untuk menunjang praktek perawatan
nampak ketika daerah yang di luka ini. Dengan demikian, perawat di
rawat ditutup dengan balutan tuntut untuk mempunyai pengetahuan
Oklusif kulit dapat ternoda dan keterampilan yang adekuat terkait
serta nyeri pada sisi luka dengan proses perawatan luka yang
(Lilley & Aucker, 1999). dimulai dari pengkajian yang
Povidine Iodine 10% komprehensif, perencanaan intervensi
mempunyai aktivitas yang tepat, implementasi tindakan,
baktericida yang baik evaluasi hasil yang ditemukan selama
terhadap bakteri yang ada di perawatan serta dokumentasi hasil yang
kulit dan kelenjar keringat sistematis (Agustina, 2015).
yang kemudian pada kulit
sering timbul resida atau sisa
warna Iodine.

Universitas Batam | 63
Universitas Batam | 63
ZONA KEBIDANAN – Vol. 12 No. 2 April 2022 P-ISSN 2087-7239
E-ISSN 2807-1069

SARAN Klasifikasi 2012- 2014


Hasil penelitian ini di harapkan (terjemahan), EGC, Jakarta.
dapat menjadi masukan dan sumber Jitowiyono, S dan Kristiyanasari, W.
informasi, bahwa sangat penting untuk 2012. Asuhan Keperawatan Post
melakukan penatalaksanaan setiap Operasi Dengan Pendekatan
tindakan harus sesuai dengan protap agar Nanda, NIC, NOC. Yogyakarta:
dapat menekan angka kejadian infeksi Nuha Medika.
pada luka masa mendatang, serta Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan
diharapkan kepada responden maupun Indonesia Tahun 2014. Jakarta:
para tenaga medis yang bertugas Kemenkes RI
merawat pasien dengan post sectio Kozier et al., (1995). Fundamental of
caesarea mampu melakukan perawatan Nursing : Concept, Process and
luka yang sesuai dengan standar Practise, fourth edition,Addison
operasional prosedur yang telah Wesley,California.
ditetapkan. Bagi peneliti selanjutnya, Maryunani (2014). Asuhan Keperawatan
penelitian ini akan lebih baik apabila Maternitas. Jakarta: Salemba
setiap responden memiliki safe staffing Medika
atau kualifikasi yang sama dalam Morison, M.J. (2004). Manajemen Luka.
perawatan luka sehingga secara tekhnik Jakarta: EGC.
dan pengetahuan responden dalam Oswari, E. 2005, Bedah dan
perawatan luka kepada pasien dilakukan Perawatannya, FKUI: Jakarta
secara maksimal. Oxorn. H dan William R.2010. Ilmu
Kebidanan Patologi dan Fisiologi
DAFTAR PUSTAKA Bersalin. Yogyakarta: Yayasan
Agustina, H. R. 2015. Manajemen Essentia Medika
perawatan luka modern Padila. (2015). Asuhan Keperawata
Anik Maryunani, (2014). Asuhan Maternitas II. Yogyakarta: Nuha
keperawatan Perioperatif – Pre MedikaSaleha, S. (2009).Asuhan
Operasi (Menjelang Pembedahan). Kebidanan Pada Masa Nifas.
Jakarta : Trans Info Medika Jakarta : Salemba Medika
Auker, Lilley. 1999. Pharmacology and Rasjidi. I. 2009. Manual Seksio Sesarea
the Nursing Process. Chapter 31— dan Laparotomi Kelainan
Women’s Health Agents. Mosby, Adneksa. Jakarta: Sagung Seto
Inc St Louis Wiknjosastro H. 2005. Ilmu Kandungan.
Bobak, L. Keperawatan Maternitas, 3rd ed. Jakarta: Yayasan Bina
Edisi 4. Jakarta : EGC ; 2005 Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Brunner & Suddart. (2001). Buku ajar Wiknjosastro, Hanifa. (2008). Ilmu
keperawatan medikal-bedah. Edisi Kandungan. Edisi 2.EGC : Jakarta.
8 vol. 1, EGC, Jakarta. World Health Organization (WHO).
Craven & Hirnle. 2000. Fundamentals of 2010. Caesarea Sectio without
Nursing. Philadelphia: Lippincott Medical indication increases Risk
Gayatri D. 1999, Perkembangan of Shortterm adverse outcomes for
manajemen perawatan luka: dulu mothers. Bull WHO Reproductive
dan kini. J Keperawatan Indo, 2(8): Health and Research
304-308.
Herdman, T. Heather. Diagnosa
Keperawatan : Defenisi dan

Universitas Batam | 64
Universitas Batam | 64

Anda mungkin juga menyukai