Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KOMPERHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA NN. K USIA. 15 TAHUN KESEHATAN REPRODUKSI


DENGAN RIWAYAT MENSTUARI LAMA DI PUSKESMAS SENTOLO1

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Asuhan Kebidana Stase Asuhan Remaa Dan perimenopouse

Dosen Pembimbing Pendidikan :Nida Khofiyah, S.Keb.,Bd.,MPH

Di susun oleh

Rasyna Nurul Izzah. R

2210106095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA


2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. A USIA 18 HARI RIWAYAT POST FOTO TERAPI
DENGAN IKTERIK DI PUSKESMAS SENTOLO 1

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Oleh

Rasyna Nurul Izzah. R

2210106095

Pembimbing Lahan Pembimbing Pendidikan

Basjiroh Sri Rahaju, A.md.Keb Nidatul Khofiyah,S.Keb., Bd.,M.PH

Mahasiswa

Rasyna Nurul Izzah. R

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Alhamdulillahirabbil’alaamin. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
laporan pendahuluan komperhensif Stase Asuhan Remaja Dan Perimenopause.

Penyusunan reading jurnal ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan, bimbingan dan kerjasama dari
semua pihak, untuk itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Warsiti, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta


2. M. Ali Imron, S.Sos., M.Fis selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
3. Nidatul Khofiyah, S.Keb., Bd., M.PH, selaku Ketua Program Studi Kebidanan Program
Sarjana dan Pendidikan Profesi Bidan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta dan selaku
pembimbing pendidikan.
4. Basjiroh Sri Rahaju, A.md.Keb selaku pembimbing lahan 1 Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo.
5. Wahyu Pratiwi A.md.Keb selaki pembimbing lahan 2 Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo
6. Kedua orang tua, keluarga dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan
doa kepada penulis.
Penulis menyadari segala kekurangan dan keterbatasan dalam Menyusun Laporan
Komperhensif ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak. Semoga Allah SWT selalu memberikan kelimpahan rahmat-Nya
kepada kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pubertas adalah proses kompleks yang melibatkan perubahan biologis, morfologis, dan
psikologis. Pada remaja putri, pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi (menarche) yang
disertai dengan perubahan fisik, mental, dan sosial. Menstruasi adalah keluar-nya darah, lendir,
dan puing-puing sel dari lapisan rahim, disertai dengan pelepasan periodik dan siklik
(deskuamasi) dari lapisan rahim, yang dimulai kira-kira 14 hari setelah ovulasi. (Aesthetica
Islamy, 2019)
Pubertas adalah urutan kompleks yang mencakup perubahan biologis, morfologis, dan
psikologis. Pada remaja putri, pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi (menarche) yang
disertai dengan perubahan fisik, mental, dan sosial. Menstruasi adalah keluarnya darah, mukus,
dan debris sel dari endometrium, disertai dengan deskuamasi (deskuamasi) periodik dan siklik
endometrium yang dimulai kira-kira 14 hari setelah ovulasi. (Sundari, 2022)
Remaja putri sering mengalami gangguan menstruasi terutama pada tahun pertama setelah
menarche.Gangguan terbanyak berupa keterlambatan siklus menstruasi (80%).Faktor risiko
gangguan siklus menstruasi adalah hormonal, status gizi, Indeks Massa Tubuh (IMT), dan
tingkat stress (Aesthetica Islamy, 2019)

Penelitian Cakir M et al tahun 2017 menunjukkan bahwa gangguan menstruasi dengan


prevalensi terbesar yaitu dismenorea sebesar 89,5%, dilanjutkan dengan ketidakteraturan
menstruasi sebesar 31,2%, dan perpanjangan durasi menstruasi sebesar 5,3%. Durasi
menstruasi antar wanita disebabkan karena ketidakseimbangan hormon LH, FSH, estrogen dan
progesteron, karena status gizi, stress serta suatu penyakit (Kundre, 2018)

Di Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2019 memperlihatkan persentase kejadian


ketidakteraturan siklus menstruasi pada usia 10-29 tahun sebesar 15,2% (Riskesdas, 2019).
Sedangkan data Riskesdas 2021 memperlihatkan persentase kejadian ketidakteraturan siklus
menstruasi pada usia 10 - 29 tahun sebesar 16,4% (Riskesdas, 2021). Dari data ketidakteraturan
siklus menstruasi dari tahun 2019 ke tahun 2021 terjadi kenaikan sebesar 1,2% dalam tiga
tahun.

1
2

Pada umumnya menstruasi normal akan berlangsung setiap 21 - 32 hari selama lebih kurang
5 - 7 hari, siklus menstruasi pada umumnya berlangsung teratur sekitar 3-5 tahun setelah
menarche atau sekitar umur 17 – 18 tahun. Siklus menstruasi sangat bervariasi pada setiap orang
atau individu. Perbedaan siklus menstruasi juga dapat dilihat pada berbedaan ras dan
kebudayaan. Bahkan pada individu yang sama (kembar idientik) siklus menstruasipun bisa
berbeda (Irianto, (Irianto, 2015)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan Pendekatan asuhan kebidanan pada Remaja dengan
gangguansiklus menstruasi sesuai dengan wewenang bidan di Puskesmas Sentolo1
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pengumpulan data objektif dan subjektif pada remaja
dengan gangguan siklus menstruasi lama di Puskesmas Sentolo 1 kulonprogo.
b. Mahasiswa dapat melakukan rencana tindakan asuhan kebidanan pada remaja dengan
gangguan siklus menstruasi lama di Puskesmas Sentolo 1 kulonprogo.
c. Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan sesuai rencana tindakan pa remaja
dengan gangguan siklus menstruasi lama di Puskesmas Sentolo 1 kulonprogo.
d. Mahasiswa dapat menganalisis dalam penatalaksanaan asuhaan kebidanan yang telah
diberikan pada remaja dengan gangguan siklus menstruasi lama di Puskesmas Sentolo
1 kulonprogo.
BABII
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja dan Menstruasi
1. PENGERTIAN
Perubahan fisik remaja tidak hanya tumbuh dari segi ukuran (semakin tinggi atau
semakin besar), tetapi juga mengalami perkembangan secara fungsional, terutama organ-
organ reproduksi . Masa remaja merupakan suatu periode pematangan organ reproduksi
manusia dan sering disebut pubertas. (Rohan, 2017). Pada remaja putri pubertas ditandai
dengan adanya menarche atau menstruasi pertama kali. (Fitriningtyas, 2017)

Menstruasi merupakan perdarahan dari uterus yang terjadi secara periodik dan siklik.
Hal ini disebabkan karena pelepasan (deskuamasi) endometrium akibat hormon ovarium
(estrogen dan progesteron) mengalami penurunan terutama progesteron, pada akhir siklus
ovarium, biasanya dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. Meskipun menstruasi merupakan
proses alamiah yang dialami oleh perempuan, hal ini menjadi masalah utama dalam
masyarakat jika terjadi gangguan menstruasi (Kusmiran, 2014)

Menstruasi adalah perdarahan dari rahim yang berlangsung secara periodik. Hal tersebut
akibat dari deskuamasi endomatrium akibat hormon esterogen dan progesteron yang
mengalami perubahan kadar pada akhir siklus ovarium, biasanya dimulai pada hari ke- 14
setelah ovulasi. (Sukarni, 2013)

Fenomena fisiologis normal pada remaja wanita yaitu menstruasi. Kualitas hidup seperti
konsumsi makanan cepat saji, kurang aktivitas fisik dan melewatkan sarapan pagi dapat
mempengaruhi gangguan 3 menstruasi (Lakhsmi, 2016). Fungsi organ menstruasi juga
dapat dipengaruhi oleh kebiasaan makan. (Eittah, 2019)

2. Faktor yang mempengaruhi gangguan menstruasi


Faktor yang dapat mempengaruhi ketidakteratura siklus menstruasi yaitu kadar hormonal,
sistem syaraf, perubahan vaskularisasi, faktor lain seperti nutrisi dan psikologi (Benson,
2017). Menurut (Kusmiran, 2014) faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakteraturan
siklus menstruasi adalah faktor hormon, enzim, vaskular, prostaglandin, psikologi,
penyakit kronis, gizi buruk, aktivitas fisik dan konsumsi obat-obatan

3
4

Tingkat stres tinggi, suasana hati depresi, dan konseling psikologis dikaitkan dengan
peningkatan risiko ketidakteraturan siklus menstruasi. Selanjutnya hasil dari penelitian
(Aesthetica Islamy, 2019) menunjukkan bahwa status gizi dan tingkat stres merupakan
faktor yang paling besar pengaruhnya dalam siklus menstruasi. Kedua faktor tersebut dapat
menggambarkan ketidakteraturan siklus menstruasi sebesar 40,2%.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan menstruasi yaitu
1. Stress
Pada penelitian yang dilakukan (Yu, 2017) yang menyatakan bahwa tingkat stres tinggi,
suasana hati depresi, dan konseling psikologis dikaitkan dengan peningkatan risiko
ketidakteraturan siklus menstruasi
2. Gizi
Faktor kedua yang mempengaruhi ketidakteraturan siklus menstruasi adalah status gizi.
Pada studi yang telah ditelaah ditemukan tiga dari tujuh studi membahas status gizi sebagai
faktor ketidakteraturan siklus menstruasi. Pada hasil literatur riview (Lim, 2018)
menyatakan bahwa makanan cepat saji, status sosial ekonomi berpengaruh terhadap status
gizi remaja perempuan yang berakibat pada ketidakteraturan siklus menstruasi.
3. Aktifitas Fisik
Faktor ketiga yang mempengaruhi ketidakteraturan siklus menstruasi adalah aktivitas fisik.
Pada study yang telah ditelaah ditemukan tiga dari tujuh studi membahas aktivitas fisik
sebagai faktor ketidakteraturan siklus menstruasi. menstruasi.
4. Pola Tidur
Faktor keempat yang mempengaruhi ketidakteraturan siklus menstruasi adalah durasi tidur.
Pada study yang telah ditelaah ditemukan dua dari tujuh studi membahas durasi tidur
sebagai faktor ketidakteraturan siklus menstruasi. Sesuai penelitian (Eittah, 2019) telah
membuktikan bahwa ada hubungan penting antara waktu tidur dan ketidakteraturan siklus
menstruasi. Waktu tidur 5 jam sehari secara signifikan meningkatkan risiko
ketidakteraturan siklus menstruasi dibandingkan responden yang tidur 8 jam sehari.
3. Jenis ganggguan siklus menstruasi

Gangguan siklus menstruasi terdiri dari 2 macam, yaitu polimenorea dan oligomenorea.

1. Polimenorea
5

Adalah siklus menstruasi dengan jumlah rentang hari kurang dari 21 hari dan atau
volume darah sama atau lebih banyak dari volume darahan menstruasi biasanya.
Gangguan ini mengindikasikan gangguan pada proses ovulasi, yaitu fase luteal yang
pendek. Polimenorea menyebabkan unovulasi pada wanita karena sel telur tidak dapat
matang sehingga pembuahan sulit terjadi.
Polimenorea yaitu siklus menstruasi memendek dari biasanya yaitu kurang dari 21 hari,
sedangkan jumlah perdarahan relatif tetap. Faktor yang mempengaruhi polimenorea
bermacam-macam diantaranya adalah faktor hormon, stres, penyakit, perubahan
rutinitas, gaya hidup. Jika faktor-faktor tersebut muncul, namun tidak segera diatasi,
maka hal itu dapat menimbulkan penurunan kepercayaan diri seseorang dan akan
menimbulkan rasa tidak nyaman, kecemasan, dan keresahan pada orang yang
menjalaninya (Supratiknyo, 2022)
2. Oligomenorea
Adalah siklus menstruasi dengan durasi lebih dari 35 hari. Volume perdarahan
umumnya lebih sedikit dari volume perdarahan menstruasi biasanya. Gangguan jenis ini
berakibat ketidaksuburan dalam jangka panjang karena sel telur jarang diproduksi
sehingga tidak terjadi pembuahan. Oligomenorea tidak berbahaya pada wanita, namun
dapat berpotensi sulit hamil karena tidak terjadi ovulasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NN. K USIA .15 TAHUN KESEHATAN REPRODUKSI
DENGAN RIWAYAT MENSTUARI LAMA DI PUSKESMAS SENTOLO1

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Tanggal Pengkajian : 25 Maret 2023


Tempat : BP KIA
A. DATA SUBYEKTIF (LENGKAPI SOAP)

1. Identitas
a. Identitas bayi
Nama : NN. K
Umur : 15 tahun
Tanggal lahir : 16 April 2009
b. Keluhan utama : pasien mengatakan haid sudah 2 minggu belum berhenti dan
menstruasi belum rutin setiap bulan.
c. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Rambut Hitam, lurus tidak rontok, kulit kepala bersih, tidak
ada luka
2) Muka : bentuk oval,tampak kuning, tidak pucat
3) Mata : Kanan kiri simetsris, konjungtiva merah muda,sklera
berwarna putih, bersih.
4) Telinga : Kana kiri simetris, bersih, tidak ada cairan atau tidak ada
kotoran yang keluar.
5) Hidung : Hidung bersih, simetris dan tidak ada benjolan.
6) Mulut : Bibir berwarna merah muda, tidak ada stomatitis, gusi tidak
bengkak dan berdararah, mulut tidak berbau belum ada
pertumbuhan pada gigi
7) Leher : Tidak ada luka dan pembesaran kelenjar tyroid.
8) Dada : Tidak ada retraksi, simetris kanan kiri.
9) Kulit : Kulit bersih, tugor baik, warna kulit sawo matang

6
7

10) Perut : Tidak ada nyeri tekan, tidak kembung. Umbilikal bersih
kering tidak ada benjolan
11) Ekstermitas : Dapat bergerak bebas, jari-jari tangan dan kaki
lengkap, tidak ada kelainan, (tangan sendiri, kaki sendiri, sudah
bisa apa
12) Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan.
d. Pola Kebutuhan Sehari-hari
1) Nutrisi
Pemberian nurtisi
makan : 3x sehari, dengan nasi dan lauk pauk, buah jarang
minum : + 2 liter perhari
Masalah: pasien mengatakan jarang mengkonsumsi buah
2) Eliminasi
BAK Frekuensi: 5-7 kali Warna: kuning jernih
BAB Frekuensi: 1-2 kali Warna : coklat kekuninga Konsistensi:
lunak
3) Riwayat Menstruasi
Menarch : 13 tahun HPHT: 11/03/2023
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
Berat Badan : 40kg
Tanda-Tanda Vital : TTD: 85/60
N: 99x/m Suhu : 36,7 °C Respirasi : 20x/m
2. Pemeriksaan Penunjang : HB : 11,1mg
C. ANALISA
NN. K usia 15 tahun kesehatan reproduksi dengan keluhan menstruasi lama

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberi tahu pasien tentang hasil pemeriksaan TTV saat ini yaitu pasien dalam keadaan
baik dan sedang mengalami menstruasi yang lama
Evaluasi: hasil pemeriksaan TTV yaitu TTD : 85/60, N: 99x/m, Suhu: 36,7°, Respirasi :
8

20x/m. Pasien mengerti dengan penyampaian yang diberikan bidan tetapi masih cemas
dengan keadaan dirinya saat ini
2. Menjelaskan kepada pasien tentang keadaannya saat ini yang sedang mengalami
menstruasi yang lama yaitu 2 minggu
Evaluasi: pasien mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan
3. Menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan apasaja yang akan diberikan oleh bidan
kepada pasien. Bidan meminta kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang
berupa pemeriksaan lab
Evaluasi: pasien melakukan pemeriksaan peninjang berpa pemeriksaan lab dengan hasil
HB: 11,1 yang artinya HB pasien mendekati kategori rendah.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. PENGKAJIAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai proses asuhan kebidanan pada Kesehatan
Reproduksi Dengan Riwayat Menstuari Lama dengan menggunakan pendekatan managemen
kebidanan menurut Varney yang terdiri dari 7 langkah, mulai dari pengkajian sampai evaluasi
dengan ada tidaknya kesenjangan antara teori dan praktek yang penulis alami dilapangan.
Pada data subjektif NN. K mengatakan ingin melakukan pemeriksaan mengenai kesehatan
reproduksi dengan keluhan menstruasi lama. Keluhan utama pada nona. K yaitu nona. K
mengatakan telah mendapatkan menstruasi lama dengan durasi 14 hari dan data objktif keadaan
umum : baik, kesadaran : composmentis, TTD: 85/60, N: 99x/m, Suhu: 36,7°, Respirasi : 20x/m
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada
dilahan.
2. INTERPRETASI DATA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang
spesifik. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang
diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai
diagnosis (Yulaikah, 2019).
Diagnosa kebidanan pada kasus yaitu NN. K umur 15 tahun kesehatan reproduksi dengan
menstruasi lama.
3. DIAGNOSA POTENSIAL
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan masalah
dan diagnosa yang sudah diidentifikasi (Yulaikah, 2019).
Pada kasus ini diagnosa yang muncul sama seperti yang ada pada teori, dan diagnosa
potensial ini tidak terjadi pada NN. K karena telah dilaksanakan penatalaksanaan yang benar.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang
terdapat dilapangan
4. TINDAKAN SEGERA / ANTISIPASI

9
10

Antisipasi yang pertama yang perlu dilakukan kepada pasien yaitu untuk tidak perlu merasa
cemas atas kasus yang dialaminya karena pasien telah di berikan penangan awal pada kasus
menstruasi lama. Saat ini pasien juga telah diberikan rujukan kepada faskes yang lebih tinggi
yaitu RS. Queen Latifah agar pasien bisa ditangani secara langsug oleh Dr. SPOG.
Pada langkah ini penulis menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di lapangan
yaitu melakukan rujukan pada kasus pasien dengan menstruasi lama ke faskes yang lebih tinggi
dan akan ditangani secara langsung oleh Dr. SPOG.
5. RENCANA TINDAKAN
Rencana asuhan kebidanan pada NN. K usia 15 tahun dengan menstruasi lama
a) Melakukan anamnesa pada pasien dan pasien menceritakan tentang keadaannya
b) Melakukan observasi hasil anamnesa dan meminta pasien untuk konsultasi lebih lanjut
terkait dengan keluhan pada dokter, pasien bersedia.
c) Melakukan observasi TTV, memberikan penjelasam kepada pasien bahwa tekanan
darahnya sedikit rendah.
d) Memberitahukan pasien bahwa pasien akan diminta untuk melakukan pemeriksaan cek HB
di lab . Pasien memahaminya dan melakukan pemeriksaan lab .
e) Melakukan rujukan ke faskes tingkat selanjutnya dan akan ditangni oleh dokter Spog untuk
pemeriksaan selanjutnya pada bayi
6. PELAKSANAAN
Merupakan pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan seperti pada
perencanaan. Ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh bidan, pasien dan tim
kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaan (Varney, 2017).
7. EVALUASI

Langkah ini merupakan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
penemuan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan, diagnosa,
dan masalah sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnosa kebidana
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan apa yang penulis dapatkan dalam studi kasus dan pembahasan pada asuhan

kebidanan NN. K dengan menstruasi lama di Puskesmas Sentolo 1 maka penulis mengambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada pengkajian NN. K usia 15 tahun di peroleh data subyektif dan data obyektif, hal ini

sesuai dengan teori yang ada.

2. Diagnosa kebidanan diperoleh dari hasil pengkajian, hal ini sesuai dengan teori yang ada.

3. Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan masalah dan diagnosa

yang sudah diidentifikasi, hal ini sesuai dengan teori yang ada.

4. Antisipasi merupakan langkah untuk menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera,

melakukan rujukan ke tingkat faskes selanjutnya berdasarkan kondisi klien, hal ini sesuai

dengan teori yang ada.

5. Rencanan tindakan yang di berikan sesuai dengan kebutuhan pasien, hal ini sesuai dengan

teori yang ada.

6. Pelaksanaan pada kasus ini sesuai pada perencanaan yang ada

7. Evaluasi merupakan keefektifan apakah bantuan benar-benar telah terpenuhi sesuai

dengan kebutuhan, diagnosa, dan masalah sebagaimana telah diidentifikasi dalam

diagnosa kebidanan, hal ini sesuai dengan teori yang ada.

8. Pada kasus ini terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yaitu pada pelaksanaan,

meakukan rujukan pada NN. K ke tingkat faskes selanjutnya.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis akan menyampaikan saran yang mungkin

11
12

bermanfaat yaitu :

1. Bagi Penulis

Diharapkan bagi penulis agar dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman nyata

dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan reproduksi pada kasus menstruasi

memanjang

2. Bagi Institusi Pendidikan

Agar lebih meningkatkan mutu pendidikan dalam proses pembelajaran baik teori maupun

praktek. Agar mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang teori-teori

asuhan kebidanan kesehatan reproduksi pada kasus menstruasi memanjang

3. Bagi Pasien dan Keluarga

Pasien diharapkan untuk lebih teliti terhadap kesehatan dirinya pasein


DAFTAR ISI
Aesthetica Islamy, F. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi Pada
Remaja Putri Tingkat III. Jurnal Keperawatan Jiwa, 13.
Benson, R. d. (2017). Buku saku obstetric dan ginekologi. Jakarta: EGC.
Eittah, H. F. (2019). Effect of Breakfast Skipping on Young Females Menstruation. Health
Science Journal. Health Science Journal, 62.
Fitriningtyas, E. R. (2017). Usia Menarche, Status Gizi, Dan Siklus Menstruasi Santri Putri. The
Indonesian Journal of Public Health, 58.
Irianto, K. (2015). Kesehatan Reproduksi. Bandung: Alfabeta.
Kundre, R. F. (2018). Hubungan Sttus Gizi dengan Siklus Mentruasi pada Remaja Putri di PSIK
FK UNSRAT MANADO. journal Keperawatan, 67.
Kusmiran, E. (2014). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta Selatan: Selemba
Media.
Lim, H. S. (2018). Fast food consumption alongside socioeconomic status, stress, exercise, and
sleep duration are associated with menstrual irregularities in Korean. Asia Pacific Journal
of Clinical Nutrition, 146-150.
Riskesdas. (2019). Riset Kesehatan Dasar 2019. Retrieved from
https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2019.pdf
Riskesdas. (2021). Retrieved from https://www.litbang.kemkes.go.id/laporan-riset-kesehatan-
dasar-riskesdas
Rohan, H. H. (2017). Buju Ajar Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Nuha Medika.
Sukarni, I. W. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: Nuha Medika.
Sundari, T. G. (2022). Psychosocia Problems of Adolescent Girls during Menstruation. Journal
of Mental Health Education, 47-63.
Supratiknyo. (2022). Pengaruh Stress Dan Gaya Hidup Terhadap Kejadian Polimenorea Pada
Remaja Putri. Oksitosin, Kebidanan, 94-100.
Yu, M. H. (2017). The association between mental health problems and menstrual cycle
irregularity among adolescent Korean girls. Journal of Affective Disorders, 43-48.

Anda mungkin juga menyukai