Anda di halaman 1dari 78

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

LHOKSEUMAWE

PROPOSAL PENELITIAN

PENGETAHUAN LANSIA TENTANG KOMPLIKASI


HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEUSANGAN
SELATAN KABUPATEN BIREUEN

Oleh:

CUT NURUL A’LA


NIM. 1707201071

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE
2021
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE

PROPOSAL PENELITIAN

PENGETAHUAN LANSIA TENTANG KOMPLIKASI


HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEUSANGAN
SELATAN KABUPATEN BIREUEN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh:

CUT NURUL A’LA


NIM. 1707201071

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE
2021

i
Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
Skripsi, Agustus 2021

ABSTRAK
Cut Nurul A’la
Pengetahuan Lansia Tentang Komplikasi Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen
XII + VI Bab + 47 Halaman + 5 tabel + 2 skema +14 lampiran
Komplikasi hipertensi merupakan penyakit yang timbul dari penyakit
hipertensi atau tekanan darah yang meningkat secara terus menerus. Salah satu
faktor yang memengaruhi terjadinya komplikasi hipertensi pada lansia adalah
rendahnya pengetahuan. Pada penderita dengan hipertensi pengetahuan sangat
penting untuk menambah wawasan tentang komplikasi penyakit hipertensi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan lansia tentang
komplikasi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Selatan Kabupaten
Bireuen.
Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan jumlah responden
sebanyak 80 responden dan diambil dengan menggunakan Teknik Purposive
Sampling. Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Peusangan Selatan dengan
menggunakan Kuesioner. Data dianalisis dengan Uji Univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan lansia tentang
komplikasi hipertensi dari 80 responden didapatkan bahwa 45 responden (56,3%),
pengetahuan tinggi tentang komplikasi hipertensi, dibandingkan yang
berpengetahuan sedang 27 responden (33,8%), dan hanya 8 responden (10%)
memiliki pengetahuan yang rendah tentang komplikasi hipertensi.
Saran dari penelitian ini adalah diharapkan kepada lansia agar bisa
meningkatkan pengetahuan tentang komplikasi hipertensi yang berpengetahuan
tinggi saling berbagi informasi di posbindu dengan lansia yang pengetahuan
rendah sehingga mereka tahu bagaimana cara mencegah komplikasi hipertensi

Kata kunci : Pengetahuan, komplikasi hipertensi


Daftar Pustaka: 7 Buku (2012- 2019) ,17 Jurnal (2014 – 2020), 5 Internet (2014-
2019)

v
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadiran Allah Subhanahu wata’ala.

Yang telah melimpahkan berkah, rahmat dan hidayah-NYA, serta shlawat dan

salam kepangkuan nabi besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, Sehingga

Peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengetahuan Lansia

Tentang Komplikasi Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan

Selatan Kabupaten Bireuen”.

Adapun tujuan dari Penelitian skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana keperawatan pada program Studi Ilmu

Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe.

Dalam menyelesaikan Penelitian skripsi ini peneliti banyak mendapat

bantuan secara langsung dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, Peneliti

ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ns. Mursal, M.Kep, Selaku Ketua STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe.

2. Ns. Novia Rizana, M.Kep, Selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe (STIKes) sekaligus pembimbing 1

yang telah membimbing dan mengarahkan skripsi penelitian ini sehingga

selesai dengan baik.

3. Ns. Feandi Putera, M.Kep, Selaku pembimbing II yang telah membimbing

Peneliti dan memberikan arahan pada proses Penelitian skripsi ini.

4. Ibu Ns. Ida Suryawati, M. Kep selaku penguji I dan Ibu Ns. Hayatun Thahirah,

M. Kep selaku Penguji II, yang penuh perhatian, kesabaran dan ketelitian

dalam memberikan kritikan dan arahan demi kesempurnaan Penelitian skripsi.

vii
5. Seluruh staf pengajar pada Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes

Muhammadiyah Lhokseumawe yang telah membimbing Peneliti.

6. Ibunda dan seluruh keluarga yang selalu mendo’akan serta memberikan

semangat dan dukungan baik moril maupun materil dalam penyusunan skripsi

ini.

7. Sahabat-sahabat terbaikku seperjuangan khususnya angkatan 2017 yang telah

memberikan semangat dan berpartisipasi dalam menyusun skripsil ini.

Tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Allah Subhanahu wata’ala,

begitu juga dengan Penelitian skripsi ini yang masih banyak kesalahan dan

kekurangan karena kekurangan adalah milik Peneliti dan kelebihan hanyalah

milik Allah Subhanahu wata’ala, untuk itu Peneliti mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun untuk Peneliti perbaiki kedepannya. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi Peneliti dan pembaca sekalian. Aamiin

yarabbal’alamin.

Lhokseumawe, Agustus 2021

Peneliti

viii
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL LUAR ................................................................................................
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR SKEMA ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
1.3.Tujuan............................................................................................. 6
1.4. Manfaat ......................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN


2.1. Konsep Pengetahuan .................................................................... 7
2.1.1. Pengertian Pengetahuan ...................................................... 7
2.1.2. Tingkat pengetahuan ........................................................... 8
2.1.3. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .............. 9
2.1.4. Cara Mengukur Pengetahuan ............................................. 11
2.2.Konsep Lanjut Usia (Lansia)......................................................... 12
2.2.1. Pengertian Lansia ................................................................ 12
2.2.2. Batasan Usia Lanjut ............................................................ 13
2.2.3. Ciri -Ciri Lansia .................................................................. 13
2.3. Konsep Hipertensi ........................................................................ 15
2.3.1. Pengertian Hipertensi .......................................................... 15
2.3.2. Etiologi ................................................................................ 16
2.3.3. Patofisiologi ....................................................................... 16
2.3.4. Penatalaksaan ...................................................................... 17
2.3.5. Upaya Pengelolaan.............................................................. 18
2.3.6. Klasifikasi Hipertensi.......................................................... 20
2.3.7. Faktor Resiko Hipertensi..................................................... 21
2.4.Konsep Komplikasi ....................................................................... 23
2.4.1. Pengertian Komplikasi ........................................................ 23
2.4.2.Komplikasi Yang Terjadi Pada Hipertensi........................... 23

ix
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep Penelitian....................................................... 33
3.2. Pertanyaan Penelitian.................................................................. 33
3.3. Definisi Operasional ................................................................... 34

BAB IV METODE PENELITIAN


4.1. Desain Penelitian ....................................................................... 28
4.2. Populasi dan Sampel................................................................... 28
4.3. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 29
4.4. Etika Penelitian ........................................................................... 30
4.5. Instrumen Penelitian ................................................................... 31
4.6. Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data.................................... 32
4.7. Pengolahan Data.......................................................................... 36
4.8. Analisa Data................................................................................ 37

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................... 39
5.1.1 Letak Geografis ......................................................................... 39
5.1.2 Demografi ................................................................................. 39
5.1.3 Sarana dan Prasarana Puskesmas Peusangan Selatan............... 39
5.2 Hasil Penelitian ................................................................................... 40
5.2.1 Analisa Univariat ...................................................................... 40
5.3 Pembahasan......................................................................................... 41

BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan............................................................................................ 46
5.2 Saran...................................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah............................................................... 20

Tabel 2.2 Tingkatan Tekanan Darah................................................................ 21

Tabel 3.1 Definisi Operasional ....................................................................... 27

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Data Demografis

di Puskesmas Peusangan Selatan ..................................................... 40

Tabel 5.2 Frekuensi Responden Berdasarkan Data Demografi di Puskesmas

Peusangan Selatan............................................................................. 41

xiii
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 kerangka Teori Penelitian............................................................... 25

Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian .......................................................... 26

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Pemohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Kuesioner

Lampiran 4 : Surat Pengambilan Data Awal

Lampiran 5 : Surat Selesai Pengambilan Data Awal

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu penyebab terbesar yang tercatat di dunia pada beberapa tahun

terakhir ini ialah penyakit kardiovaskular salah satunya adalah hipertensi.

Hipertensi merupakan penyakit tekanan darah dimana tekanan darah seseorang

di atas batas normal, keadaan diamana tekanan pada pembuluh darah naik secara

persisten. Darah diangkut dari jantung menuju seluruh organ tubuh melalui

pembuluh darah. Setiap waktu jantung berdenyut untuk memompa darah menuju

pembuluh darah. Tekanan darah dibentuk oleh tekanan darah yang mendorong

melawan dinding arteri yang di pompa oleh jantung (Purwandari, 2018).

Semakin tinggi tekanan maka semakin keras jantung harus dipompa,

kondisi tekanan darah yang tinggi dapat menambahkan beban jantung dan arteri

sehingga jantung harus bekerja lebih keras dari normal yang ditentukan.

Kemudian pembuluh darah juga menerima aliran darah dalam tekanan yang

lebih tinggi. Jika kondisi ini terus menerus dialami jantung dan pembuluh darah

yang sudah melewat batas kompensasi menjadi rusak. Rusaknya jantung atau

pembuluh darah bisa mengakibatkan tugas seseorang menjadi terganggu

(Susanti,2019).

Hipertensi merupakan faktor resiko penting untuk penyakit neurologis.

Hipertensi kronis merupakan faktor resiko utama untuk semua subtipe stroke,

termasuk stroke iskemik, pendarahan intraserebral,dan pendarahan subaracnoid.

Hipertensi telah menjadi factor resiko utama untuk penyakit kronis dan kematian.

1
2

Kejadian hipertensi akan bertambah dengan dengan tambahnya umur seseorang,

meningkatnya kejadian darah tinggi mengakibatkan jumlah kematian serta

terjadinya resiko komplikasi akan semakin bertambah setiap tahunnya. Penyebab

keadaan ini karena hipertensi angka kejadiannya masih sangat tinggi diwilayah

yang berpenghasilan rendah dan terjadi pada lanjut usia (Surayitno, 2020).

Pada usia lanjut, perjalanan penyakit secara alamiah maupun komplikasi

sedikit berbeda dengan yang terjadi pada usia dewasa muda. Komplikasi menjadi

lebih sering terjadi, gejala-gejalannya sering lebih terlihat dibandingkan

hipertensinya sendiri. Penuaan vaskuler sangat mempengaruhi perjalanan

hipertensi pada usia lanjut. Selain penyakit jantung coroner dan stroke, komplikasi

tekanan darah meningkat termasuk gagal jantung, penyakit pembuluh darah

perifel, gangguan ginjal, pendarahan retina dan gangguan penglihatan. Mengobati

tekanan darah sistolik dan diastolic tekanan darah sampai mereka kurang dari

140/90 mmHg dikaitkan dengan penurunan komplikasi kardiovaskular

(Dukomalamo, 2016).

Hipertensi juga dikenal sebagai silent killer yaitu suatu penyakit yang

dapat membunuh secara diam-diam karena tanpa adanya gejala atau keluhan.

Penderita biasanya tidak menyadari penyakit yang dialaminya. Hipertensi yang

tidak segera ditangani akan muncul penyakit, seperti penyakit jantung, gagal

ginjal, dan penyakit pembuluh darah perifer (Tasalim, 2020). Penyakit hipertensi

biasanya akan diketahui apabila penderita sudah mengalami komplikasi (Sari,

2020).
3

Fenomena yang masih terdapat pada penderita hipertensi saat ini yaitu

tidak memahami tentang diet hipertensi seperti sering mengkonsumsi makanan

yang mengandung tinggi garam (ikan asin dalam menu makanannya sehari-hari),

makan tidak teratur, menu masakan yang jumlah lemak dan kadar garamnya tidak

terkontrol. Rata-rata orang yang gaya hidupnya kurang sehat atau tidak patuh

terhadap diet secara teratur dan terstruktur akan mengakibatkan daya pompa

jantung kurang optimal sehingga aliran darah dalam tubuh tidak lancer sehingga

terjadinya komplikasi dari hipertensi (Susanti, 2019).

Menurut Data World Health Organization (WHO) tahun 2016

menunjukan sekitar 1,13 milliar orang di dunia menderita hipertensi, artinya 1

dari 3 orang di dunia terdiagnosis menderita tekanan darah tinggi (hipertensi),

sebanyak 9,4 juta orang meninggal karena hipertensi dan 51% kematian akibat

stroke disebabkan oleh hipertensi (Depkes RI, 2018).

Prevalensi hipertensi di Indonesia adalah mencapai 31,7% dari populasi

usia 18 tahun ke atas, pada usia 25-44 tahun prevalensi hipertensi mencapai 29%,

pada usia 45-64 tahun sebesar 51% dan pada usia >65 tahun sebesar 65%. Dari

jumlah tersebut 66% mengakibatkan penyakit jantung dan pembuluh darah, dan

60% penderita hipertensi berakhir pada penyakit stroke. Menurut hasil survey

kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2018 di Indonesia menunjukan

hipertensi pada pria mencapai 12,2% dan pada wanita 15,5% (Kemenkes, 2018).

Hasil dari pengambilan data yang dilakukan diawal peneliti ada 9.297 jiwa

lansia (Dinas Kesehatan kota Banda Aceh,2018). Hasil dari bulan juli bahwa di

dinas kesehatan kota banda aceh lansia jarang terdeteksi gangguan kognitif.
4

Pasien yang datang ke Pukesmas biasanya sudah terdiagnosa dengan hipertensi

dan penyakit lainnya (Dinas kesehatan Kota Banda Aceh).

Prevalensi hipertensi di Aceh yang terdapat di Kabupaten Bireuen

mencapai 26,373 jiwa dari 350.851 orang lansia di Provinsi Aceh yang

mendapatkan pelayanan kesehatan (diantaranya penderita hipertensi) hanya

264.602 orang (75%), dari hasil tersebut menunjukkan bahwa masih rendahnya

kesadaran lansia dalam memeriksa kesehatan khususnya hipertensi (Dinas

Kesehatan Provinsi Aceh, 2018).

Hasil penelitian yang diperolahnya gambaran tentang pengetahuan lanjut

usia terhadap hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kampala sebanyak 25

responden didapatkan pengetahuan baik sebanyak 2 orang (%8%), pengetahuan

cukup 21 orang (84%), pengetahuan kurang 2 orang (8%) (Syamsi, 2019).

Hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian tingkat pengetahuan

lansia tentang hipertensi di Desa Soropandan Kecamatan Pringsurat sub variabel

yaitu tingkat pengetahuan tentang pengertian hipertensi sebanyak 55.7%, yang

termasuk katagori rendah tentang penyebab hipertensi dikatagorikan baik,yaitu

79%, tentang komplikasi hipertensi dikatagorikan cukup, yaitu72.1%, tentang

penetalaksanaan hipertensi dikatagorikan baik, yaitu 84.2% (Syamsudin, 2018).

Hasil penelitian yang di dilakukan oleh Rukmie, tentang gambaran tingkat

pengetahuan lansia tentang komplikasi hipertensi di Rw Kampung Malang

Surabaya, didapatkan responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 7

orang (17,5%), pengetahuan cukup sebanyak 9 orang (22,5%), pengetahuan

kurang sebanyak 24 orang (60%). Pengetahuan sangat berperan bagi lansia


5

hipertensi dalam mencegah terjadinya komplikasi yang lebih lanjut dan

peningkatan pengetahuan dapat dilakukan melalui Pendidikan kesehatan baik

secara formal maupun non formal seperti penyuluhan kesehatan (Rukmie,2015).

Menurut data dari Pukesmas Peusangan Selatan, didapatkan bahwa jumlah

penderita hipertensi pada tahun 2020-2021 berjumlah 712 orang. Berdasarkan

hasil wawancara dengan petugas di Pukesmas Peusangan Selatan, jumlah

penderita hipertensi yang datang ke pukesmas setiap hari kerja ± 10 orang.

Dari hasil survey awal yang telah peneliti lakukan pada 712 pasien dengan

penderita hipertensi, dan yang telah terobati teratur 242 pasien di Pukesmas

Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen, berdasarkan hasil wawancara dengan

petugas di Puskesmas Peusangan Selatan, jumlah penderita hipertensi yang datang

ke puskesmas ± 10 orang setiap hari kerja, dari 10 orang pasien tersebut ada 7

diantaranya mengatakan bahwa selama berobat sebanyak 2 kali belum ada

perubahan tekanan darah pasien, sedangkan 3 pasien yang lain mengatakan baru

sekali berobat

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut

tentang hipertensi pada lansia terhadap penyembuhan penderita hipertensi pada

lansia di Puskesmas Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada Latar belakang di atas, dan dari data yang telah

didapatkan maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana

pengetahuan lansia tentang komplikasi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas

Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen.


6

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengetahuan lansia tentang komplikasi hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Untuk meningkatnya pengetahuan dan wawasan peneliti tentang

pengetahuan lansia tentang komplikasi hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen.

1.4.2 Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan dapat menjadi pengetahuan

lansia tentang komplikasi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Peusangan

Selatan Kabupaten Bireuen.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi yang dipergunakan dalam

pembelajaran keperawatan Gerontik khususnya mengenai pentingnya

pengetahuan lansia tentang komplikasi hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen.

1.4.4 Bagi Penelitian Lanjut

Sebagai bahan referensi atau perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang

melakukan peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian dengan topik

yang sama ditempat yang berbeda mengenai pengetahuan lansia tentang

komplikasi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Selatan

Kabupaten Bireuen.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan

2.1.1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil yang dari rasa keingintahuan melalui proses

sensori, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan

merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open

behavior (Donsu, 2017).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain terpenting bagi

terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan

lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Kholid,

2012).

Pengetahuan atau knowledge adalah hasil penginderaan manusia atau hasil

tahu seseorang terhadap suatu objek melalui pancaindra yang dimilikinya. Panca

indra manusia guna penginderaan terhadap objek yaitu penglihatan, pendegaran,

penciuman, rasa dan perabaan. Pengetahuan seseorang sebagian besar diperolah

melalui indra pendengaran dan indra penglihatan (Notoadmodjo, 2014).

Menurut Budiman & Riyanto, (2013) Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seorang.

Pendidikan dan perilaku kesehatan mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi suatu perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yakni sebagai berikut:

7
8

1. Awareness (Kesadaran)

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu

tehadap stimulus (objek).

2. Interest (Merasa tertarik)

Dimana individu mulai menaruh perhatian dan tertarik pada stimulus.

3. Evaluation (Menimbang-nimbang)

Individu akan mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap

stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti responden sudah baik lagi.

4. Trial (Mencoba)

Melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5. Adaption (Pengangkatan)

Subyek berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap

terhadap stimulus

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan didalam domain kognitif terdiri dari enam tingkatan,

yaitu;

a. Tahu/Know

Tahu/Know diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya termasuk mengingat kembali/recall terhadap sesuatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari/rangsang yang diterima. Tahu /Know

merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.


9

b. Memahami/Comprehension

Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar, dapat

menyebut contoh, menyimpulkan dan meramalkan objek yang dipelajari.

c. Aplikasi/Aplication

Merupakan suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi/kondisi real atau yang sebenarnya. Dapat menggunakan

rumus, metode serta prinsip dalam situasi yang lain.

d. Analisis/Analysis

Merupakan kemampuan untuk menjabarkan materi/objek di dalam struktur

organisasi dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain (dapat

menggambakan, membedakan, memisahkan serta mengelompokkan).

e. Sintesis/Synthesis

Merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan/menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Kemampuan untuk

menyusun suatu formasi-formasi yang ada.

f. Evaluasi/Evaluation

Merupakan pengetahuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi/objek. Penilaian-penilaian yang dilakukan berdasarkan suatu kriteria yang

telah ada.

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Yuliana (2017), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

adalah sebagai berikut.


10

a. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin tinggi pendidikan

seseorang, maka semakin mudah seseorang tersebut untuk menerima sebuah

informasi. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan

formal, akan tetapi dapat diperoleh juga pada pendidikan non formal.

Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mengandung dua aspek yaitu

aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini menentukan sikap seseorang

terhadap objek terhadap objek tersebut.

b. Media massa/ sumber informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal

dapat memberikan pengetahuan jangka pendek (Immediatee impact),

sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Kemajuan

teknologi menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat

mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang informasi baru. Sarana

komunikasi seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan, dan lain-

lain yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayaan orang.

c. Sosial budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan baik atau tidak. Status ekonomi seseorang juga akan

menentukan ketersediaan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.


11

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap

proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada pada

lingkungan tersebut. Hal tersebut terjadi karena adanya interaksi timbal balik

yang akan direspon sebagai pengetahuan.

e. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman pribadi atupun pengalaman

orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran suatu pengetahuan.

f. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Bertambahnya

usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya tangkap seseorang

sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak.

2.1.4. Cara Mengukur Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2016), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan memberikan seperangkat alat tes/kuesioner yang sudah tersusun dengan

baik, sudah matang dimana responden tinggal memberikan jawaban atau

dengan memberikan tanda-tanda tertentu atau dapat dilakukan secara

wawancara terpimpin untuk mendapatkan keterangan atau pendirian secara

lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap

berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) tentang objek


12

pengetahuan yang mau diukur, selanjutnya dilakukan penilaian dimana setiap

jawaban benar dari masing-masing pertanyaan.

Adapun kriteria jawaban dari pengetahuan dapat diinterpretasikan acuan

sebaga berikut:

a. Tinggi, bila responden dapat menjawab dengan benar (76-100%) dari seluruh

pertanyaan yang diberikan

b. Sedang, bila responden dapat menjawab dengan benar (56-75%) dari seluruh

pertanyaan yang diberikan.

c. Rendah, bila responden dapat menjawab dengan benar (< 56%) dari seluruh

pertanyaan yang diberikan (Notoatmodjo, 2016).

2.2 Konsep Lanjut Usia (Lansia)


2.2.1 Pengertian Lansia

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua

bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur

mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan

tubuh, seperti di dalam Undang-undang No 13 tahun 1998 yang isinya

menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan yang bertujuan mewujudkan

masyarakat adil dan Makmur berdasarkan Pancasila dan undang-undang dasar

1945, telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan

usia harapan hidup makin meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin

bertambah. Banyak di antara lanjut usia yang masi produktif dan mampu berperan

aktif dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.


13

Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia pada hakikatnya

merupakan pelestarian nilai-nilai keagamaan dan budaya bangsa (Kholifah, 2016).

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan

manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai

dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.

Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dak fisik, dimulai

dengan adanya perubahan dalam hidup. Seorang lansia rentan terhadap masalah

kesehatan seperti nyeri sendi, pendegaran kurang, penglihatan kabur, dan penyakit

degeneratif seperti hipertensi, diabetes mellitus, asam urat dan osteoarthritis

(Dayanti et al, 2020).

2.2.2 Batasan Usia Lanjut

Menurut World Health Organization (WHO) dalam kholifah, 2016.

Menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut:

a. Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun.

b. Usia tua (old) :75-90 tahun.

c. Usia sangat tua (very old) adalah usia >90 tahun.

Menurut Depkes RI Menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga

katagori, yaitu:

a. Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun.

b. Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas.

c. Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas

dengan masalah kesehatan


14

2.2.3 Ciri -Ciri Lansia

Ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut:

a. Lansia merupakan periode kemunduran

Kemunduran pada lansia sebagai dari faktor fisik dan faktor psikologis.

Motivasi memiliki peran penting dalam kemunduran pada lansia. Misalnya

lansia yang memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan, maka

akan mempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang

memiliki motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih

lama terjadi.

b. Lansia memiliki status kelompok minoritas

Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan teradap

lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia yang

lebih senang mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat

menjadi negative, tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa

kepada orang lain sehingga sikap sosial masyarakat menjadi positif.

c. Menua membutukan perubahan peran

Perubaan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami

kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya

dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari

lingkungan. Misalnya lansia menduduki jabatan sosial di masyarakat sebagai

ketua RW, sebaiknya masyarakat tidak memberhentikan lansia sebagai ketua

RW karena usianya.
15

d. Penyesuaian yang buruk pada lansia

Perlakuan yang buruk teradap lansia membuat mereka cenderung

mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan

bentuk perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat

penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula. Contohnya: lansia yang tinggal

bersama keluarga serimng tidak dilibatkan untuk pengambilan keputusan

karena dianggap pola pikir kuno, kondisi inilah yang menyebabkan lansia

menarik diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga

diri yang rendah (Kholifah, 2016).

2.3 Konsep Hipertensi


2.3.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik

lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90

mmHg. Hipertensi dapat diklasifikasi menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer

atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang

dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, dan

gangguan anak ginjal (adrenal). Hipertensi sering kali tidak menimbulkan gejala,

sementara, tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama

dapat menimbulkan komplikasi (Yonata, 2016).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan

darah diatas normal. Hal ini ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan

angka diastolic (bagian bawah) pada pemeriksaan tekanan darah menggunakan

alat pengukur yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital
16

lainnya. Nilai normal tekanan darah seseorang dengan tinggi dan berat badan,

tingkat aktivitas nornal serta kesehatan pada umumnya adalah 120/80 mmHg.

Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya berada pada angka kisaran

stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah akan turun saat

tidur dan saat beraktivitas akan sebaliknya (Irwan, 2016).

Kebanyakan orang merasa sehat dan energi walaupun hipertensi, keadaan

ini tentu sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian mendadak pada

masyarakat, Hipertensi juga merupakan gangguan sistem peredaran dara yang

menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas normal (Depkes, 2018).

2.3.2 Etiologi

Menurut Irwan (2016), Penyakit darah tinggi atau hipertensi memiliki dua

tipe, diantaranya yaitu:

a. Hipertensi Primer adalah suatu kondisi dimana tekanan darah tinggi terjadi

akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan factor lingkungan. Seseorang

dengan pola makan tidak terkontrol akan terdampak pada kelebihan berat

badan atau bakan obesitas. Hal ini uga dianggap sebagai pencetus awal

penyakit tekanan darah tinggi. Lingkungan dengan tingkat stressor tinggi

sangat bedampak pada seseorang sehingga merek akhirnya mengidap

penyakit tekanan darah tinggi, terlebih mereka yang kurang berolaraga.

b. Hipertensi Sekunder adalah suatu kondisi dimana meningkatnya tekanan

darah disebabkan oleh penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal

atau kerusakan sistem hormon tubuh. Pada ibu hamil, khususnya pada
17

wanita dengan berat badan diatas rata-rata tekanan darah umumnya

meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu.

2.3.3 Patofisiologi

Dimulai dengan atherosclerosis, gangguan struktur pembuluh darah perifer

berlanjut dengan kekakuan pembuluh darah. Kekakuan pembuluh darah disertai

dengan penyempitan dan kemugkinan pembesaran plaque yang mengambat

gangguan peredaran darah perifer. Hipertensi adalah proses degeneratif sistem

sirkulasi yang dimulai dengan aterosklerosis, yakni gangguan struktur anatomi

pembuluh darah atau arteri. Kekuatan pembuluh darah disertai dengan

penyempitan dan kemungkinan pembesaran plaque yang mengambat gangguan

peredaran darah perifer.

Kekuatan dan kelambatan aliran darah menyebabkan beban jantung

bertambah berat, dan akhirnya dikompensasi dengan peningkatan upaya

pemompaan jantung yang berdampak pada peningkatan tekanan darah dalam

sistem sirkulasi. Proses patologis hipertensi ditandai dengan peningkatan

tahanan perifer yang berkelanjutan sehingga secara kronis dikompensasi oleh

jantung dalam bentuk hipertensi (Susanti, 2019).

2.3.4 Penatalaksaan

Pengobatan hipertensi bertujuan mengendalikan tekanan darah untuk

mencegah terjadinya komplikasi.

a. Non Farmakologi

1) Turunkan berat badan pada obesitas


18

2) Pembatasan konsumsi garam dapur (Kecuali mendapat

Hydrocolorothiazide (HCT).

3) Hentikan konsumsi alkohol.

4) Hentikan merokok dan olahraga teratur.

5) Pola makan yang sehat.

6) Istirahat yang cukup dan hindari stress.

7) Pemberian kalium dalam bentuk makanan (sayur dan buah) atau diet

hipertensi.

b. Farmakologi

Pada hipertensi ringan sampai sedang, kemungkinan bisa diatasi dengan

pengobatan non medis selama 2-4 minggu. Apabila dengan hipertensi yang

berat bisa mengkonsumsi obat-obatan untuk menangani hipertensi.

1) Diuretik, seperti hydrocholorothiazide.

2) Antagonis kalsium, seperti amlodipine dan niedipine.

3) Penghambat Beta, seperti atenolol dan bisoprolol.

4) ACE inhibitor, seperti captopril dan ramiplil.

5) Diuretik hemat kalium, seperti spironolactone.

6) Penghambat renin, seperti aliskiren.

7) Vasodilator, seperti minoxidil.

2.3.5 Upaya Pengelolaan

Menurut Irwan (2016), upaya pengelolaan pada hipertensi dapat di bagi

menjadi beberapa, diantaranya yaitu:


19

a. Pencegahan

1) Mengukur tensi secara teratur

2) Menurunkan berat badan pada obesitas/kegemukan

3) Pembatasan konsumsi garam dapur

4) Menghentikan konsumsi alcohol

5) Menghentikan kebiasaan merokok

6) Melakukan olahraga teratur dan istirahat cukup

7) Diet rendah lemak jenuh

8) Menghindari stress

9) Pemberian kalium dalam bentuk makanan (sayur dan buah)

b Pengobatan Hipertensi

1) Berobat secara teratur

2) Konsumsi obat, walaupun tidak ada keluhan (obat seumur hidup) ikuti

nasehat dokter

3) Diet rendah garam dan lemak jenuh

4) Olahraga secara teratur

5) Hadapi persoalan tidak dengan emosional

c. Diet Hipertensi

Hindari beberapa jenis makanan dibawah ini:

Semua makanan termasuk buah dan sayur yang diolah dengan

menggunakan garam dapur/soda: biskuit, daging asap, ikan asin, sayur dalam

kaleng, telur asin, sawi asin, asinan dan lain-lain. Bumbu-bumbu: garam
20

dapur, baking powder, soda kue, kecap, terasi, margarin dan mentega, taoco

dan lain-lain.

2.3.6. Klasifikasi Hipertensi

Menurut Black & Hawks (2014) hipertensi dapat diklasifikasikan

berdasarkan derajat hipertensinya. Berdasarkan sistolik dan diastoliknya:

Tabel 2.1. Kasifikasi Tekanan Darah

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah


Tekanan Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Darah
Normal <130 mmHg <85 mmHg
Prehipertensi 130-139mmHg 85-89 mmHg
Hipertensi stage 1 140-156 mmHg 90-99 mmHg
160-179 mmHg
Hipertensi stage 2 100-109 mmHg
≥ 180 mmHg
Hipertensi stage 3 ≥110 mmHg

Memberikan resensi pembaharuan kepada WHO/ISH tentang kriteria

hipertensi yang dibagi dalam empat katagori yaitu optimal, norma dan normal

tinggi/prehipertensi, kemudian hipertensi derajat 1, hipertensi II, hipertensi

derajat III.

Prehipertensi, jika angka sistolik antara 130-139 mmHg atau angka

diastolic antara 85-89 mmHg. Jika orang menderita prehipertensi maka resiko

untuk terkena hipertensi lebih besar. Hipertensi derajat 1, sebagai besar

penderita hipertensi termasuk dalam kelompok ini, jika kita termasuk dalam

kelompok ini maka perubahan pola hidup merupakan pilihan pertama untuk

penanganannya. Hipertensi derajat II dan derajat III. Mereka dalam kelompok

ini mempunyai resiko terbesar untuk terkena serangan jantung, stroke atau

masalah lain yang berhubungan dengan hipertensi. Penanganannya dianjurkan


21

kombinasi dari dua jenis obat tertentu dibarengi dengan perubahan pola hidup.

Berikut berdasarkan tingkatan tekanan darah.

Tabel 2.2. Tingkatan Tekanan Darah, Sumber: Black & Hawks (2014)

Katagori Tekanan Darah Tekanan Darah


Sistolik (mmHg) Distolik (mmHg)

Normal <130 mmHg <85 mmHg


Normal tinggi 130-139mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1 (ringan) 140-156 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 (sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium 3 (berat) 180-206 mmHg 11 -119 mmHg
Stadium 4 (malgina) ≥210 mmHg ≥120 mmHg

2.3.7. Faktor Resiko Hipertensi

a. Faktor Resiko Hipertensi

Menurut Fachry (2020), faktor resiko dapat diubah yaitu:

1) Obesitas

Obesitas terjadi ketika tubuh mengalami kelebihan lemak viseral

retroperioneal. Kelebihan lemak pada tubuh beredar di pembuluh darah

seperti trigliserida yang menyebabkan aterosklerosis. Penebalan media

pembuluh darah pada pasien obesitas dapat menjadi faktor resiko

meningkatnya nilai tekanan darah.

2) Merokok

Zat kimia beracun yang ada didalam rokok salah satunya adalah

nikotin. Nikotin dan karbon monoksida yang dihisap masuk kedalam

aliran darah dapat merusak lapisan endotel sehingga menyebabkan

tekanan darah meningkat.


22

3) Konsumsi garam berlebihan

Garam termasuk dalam zat penting yang dibutuhkan untuk aktifitas

sistem saraf dan otot manusia. Garam juga merupakan zat yang

mengatur keseimbangan cairan tubuh. Konsumsi garam yang

berlebihan dapat membebani fungsi ginjal untuk menyekresikannya.

Konsumsi garam dengan jumlah banyak juga dapat meningkatkan

resiko terkena hiprtensi.

4) Stress

Stress suatu keadaan yang disebabkan oleh adanya stressor dan

adanya fisiologiyang bertujuan untuk membangun kembali

keseimbangan tubuh yang optimal. Sistem saraf simpatis dapat

teraktivasi oleh stress sehingga dapat terjadi peningkatan tekanan darah.

Stress dapat pula memicu pengeluaran hormon adrenalin yang dapat

meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi arteri dan peningkatan

denyut jantung. Apabila keadaan stress berlanjut maka tekanan darah

akan tinggi sehingga orang tersebut akan mengalami hipertensi.

b. Faktor resiko yang tidak dapat diubah

Menurut Ulfatuss’adah (2020), faktor resiko yang tidak dapat diubah

yaitu:

1) Genetik

Hipertensi atau darah tinggi merupakan penyakit yang menurun,

jika ada salah satu dari orang tuanya yang memiliki riwayat

penyakit darah tinggi, maka 25% keturunannya dapat beresiko


23

untuk terkena penyakit hipertensi, akan tetapi jika kedua orang

tuanya mempunyai riwayat hipertensi, maka 60% keturunannya

juga dapat mempunyai riwayat hipertensi.

2) Ras

Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang dengan ciri khas kuli

hitam dari pada yang berkulit putih. Sampai saatini belum

diketahui penyebabnya, hanya ditemukan kadar renin lebih rendah

pada orang yang berkulit hitam.

2.4. Konsep Komplikasi Hipertensi

2.4.1. Pengertian Komplikasi

Komplikasi adalah penyakit yang timbul sebagai tambahan

penyakit yang telah ada (KKBI, 2016).

Komplikasi hipertensi merupakan penyakit yang timbul dari

penyakit hipertensi atau tekanan darah yang meningkat secara terus

menerus. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka

waktu lama terjadi kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung

(penyakit jantung koroner), dan otak (stroke) bila tidak segera dicegah

(Putri,2017). Komplikasi hipertensi mengakibatkan perubahan pada

pembuluh darah dan jantung atau aterosklerosis yang dipercepat oleh

hipertensi yang berlangsung lama.


24

2.4.2. Komplikasi Yang Terjadi pada hipertensi

Menurut Wibowo (2019), Komplikasi yang dapat terjadi pada

penderita hipertensi yaitu:

a. Gagal ginjal

Hipertensi termasuk salah satu penyebab penyakit ginjal

kronis. Karena ketika seseorang mengalami hipertensi maka ginjal

harus bekerja lebih keras sehingga sel-sel pada ginjal akan

mengalami kerusakan.

b. Gagal jantung

Kinerja otak akan mengalami gangguan akibat

pembentukan lepuh kecil (neurisma) sehingga terjadinya stroke

dan gagal jantung karena terjadi penyempitan dan pengerasan

pembuluh-pembuluhdarah pada jantung.

c. Kerusakan mata

Hipertensi akan menyebabkan perubahan dalam retina yang

berada dibelakang mata. Penyempitan pembuluh-pembuluh darah

kecil pada retina akan menyebabkan terjadinya pembengkakan

saraf mata.

d. Stroke

Hipertensi yang tidak terkontrol akan menyebabkan

seseorang mengalami stroke karena terjadi kerusakan pada otak

dan saraf. Stroke biasanya disebabkan oleh gumpalan darah dari

pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak.


25

2.5. Kerangka Teori

Pengetahuan
nan

Faktor yang Komplikasi hipertensi:


mempengaruhi a. Gagal ginjal
pengetahuan: b. Gagal jantung
a. Pendidikan Hipertensi c. Kerusakan Mata
b. Media d. Stroke
c. Sosial budaya (Wibowo, 2019)
d. lingkungan
e. Pengalaman
f. Usia
(Yuliana, 2017) Penatalaksanaan hipertensi:
a. Non Farmakologi
- Pembatasan konsumsi
garam.
- Pembatasan konsumsi
Katagori: lemak.
- Tinggi - Menghindari
- Sedang konsumsi rokok.
- Rendah - Tidak konsumsi
alkohol.
- Olahraga.
b. Farmakologi
- Pemberian obat-
obatan anti
hipertensi.

Keterangan:
: Diteliti
: Tidak Diteliti
Skema 2.1 Kerangka Teori Penelitian
Modifikasi dari Yuliana, (2017) dan Wibowo, (2019)
26

BAB III

KERANGKA KERJA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka Konsep Penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi tentang

hubungan atau kaitan antara variabel-variabel yang akan diamati atau diukur

melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Variabel Penelitian

adalah Pengetahuan lansia tentang komplikasi hipertensi. Bahwasannya

pengetahuan lansia sangat penting untuk menambah wawasan tentang komplikasi

penyakit hipertensi, mengingat hipertensi yang diderita selama bertahun-tahun

dapat menyebabkan berbagai masalah (Rukmie, 2015). Dan hasil ukur

menggunakan teori dari Notoatmodjo (2016).

Variabel Penelitian Hasil Ukur

- Tinggi
Pengetahuan lansia tentang
- Sedang
komplikasi hipertensi
- Rendah

Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Pertanyaan Penelitian

Hasil pengetahuan lansia tentang komplikasi hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen, responden yang

26
27

berpengetahuan tinggi (56,2%), dibandingkan yang berpengetahuan sedang

(33,80%), dan hanya (10%) yang berpengetahuan rendah.

3.3 Definisi Operasional

Penjelasan tentang pengertian dari variabel-variabel yang diteliti dalam

penelitian ini dapat diliat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Alat Skala Hasil


Operasional Ukur ukur ukur
1 Pengetahuan Pemahaman Wawancara Kuesioner Ordinal a. Tinggi,
Lansia lansia jika 76-
tentang tentang 100%
komplikasi komplikasi b. Sedang,
hipertensi hipertensi. jika 56-
75%.
c. Rendah,
jika<56%.
BAB lV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian menggunakan metode penelitian Deskriptif. Penelitian

deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan suatu keadaan secara objektif (Masturoh, 2018). Desain

penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk melihat fenomena yang terjadi

didalam suatu populasi tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

gambaran pengetahuan lansia tentang komplikasi hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian di Tarik kesimpulan (Sugiyono, 2018). Populasi pada penelitian ini

adalah semua keluarga yang mempunyai anggota keluarga lansia dengan

hipertensi diwilayah kerja pukesmas Peusangan Selatan, periode Januari-

Desember 2020 dengan jumlah pasien hipertensi sebanyak 712 orang.

4.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2018). Pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan Teknik Purposive sampling adalah sampel yang dipilih sesuai

28
29

dengan kriteria tertentu oleh peneliti, jumlah sampel dalam penelitian ini pasien

dengan hipertensi periode Januari-April 2021 berjumlah 80 orang dengan kriteria:

a. Kriteria Insklusi

1) Bersedia menjadi responden dengan menandatangani surat persetujuan.

2) Usia lanjut (elderly) yang umur 60-74 tahun, dan usia tua (old) yang

berumur 75-90 tahun.

3) Lansia yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas Peusangan

Selatan

4) Responden yang mengalami hipertensi

b. Kriteria Ekslusi

1) Responden yang tidak mengundurkan diri saat penelitian.

2) Lansia yang tidak memiliki riwayat dengan hipertensi.

3) Lansia Yang keadaan fisik atau kejiwaan.

4.3. Tempat dan Waktu Penelitian

4.3.1. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan diwilayah kerja Pukesmas Peusangan Selatan

Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen.

4.3.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada tangga 23 Juli sampai dengan 02

Agustus 2021.
30

4.4. Etika penelitian

Peneliti menerapkan prinsip-prinsip etik dalam melakukan penelitian ini

sebagai berikut:

4.4.1. Otonomi (Autonomy)

Penelitian memberikan lembar persetujuan dan permohonan menjadi

responden. Lembar persetujuan diberikan supaya responden mengerti maksud dan

tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya. Pada penelitian ini responden

berhak berpatisipasi dan menolak, jika saat dilakukan penelitian terdapat

responden yang menolak. Responden yang menolak tidak akan dijadikan sampel

dalam penelitian ini.

4.4.2. Kerahasiaan (Confidentiality)

Peneliti memberikan jaminan keberhasilan hasil penelitian, baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya Peneliti menjaga kerahasiaan identitas, dan

semua data responden akan disimpan dalam dokumentasian penelitian

4.4.3. Keamanan (Safety)

Peneliti memperhatikan keamanan responden, sebelum penelitian

dilakukan peneliti melihat kondisi responden terlebih dahulu. Peneliti

menanyakan posisi yang dilakukan oleh responden sudah nyaman atau belum dan

melihat keamanan dari responden.

4.4.4. Keadilan (Justice)

Penelitian ini tidak ada nada diskriminasi pada kriteria yang tidak relevan

saat akan memilih subjek penelitian, tetapi subjek dipilih berdasarkan alasan yang

berhubungan langsung dengan masalah penelitian.


31

4.4.5. Anonimitas (Anonymity)

Dalam penelitian ini tidak ada member atau mencatumkan nama

responden pada lembar instrument dan hanya menulis kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan, tetapi peneliti memberikan

kode sehinnga responden merasa aman dan tenang.

4.5 Instrumen Penelitian

Sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

kuesioner yang mengacu pada konsep teori yang dikembangkan oleh penulis,

kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu:

a. Bagian A merupakan kuesioner yang berisi inisial responden, umur, jenis

kelamin, pekerjaan dan Pendidikan.

b. Bagian B merupakan kuesioner yang digunakan pada pengetahuan berupa 20

pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman. Untuk setiap peneliti

membuat skor penilaian, jika menjawab “YA” diberi nilai 2 dan jika menjawab

“TIDAK” diberi nilai 1. Kriteria penilaian pengetahuan yaitu:

1) Tinggi, bila responden dapat menjawab dengan benar (76-100%) dari

seluruh pertanyaan yang diberikan.

2) Sedang, bila responden dapat menjawab dengan benar (56-75%) dari

seluruh pertanyaan yang diberikan.

3) Rendah, bila responden dapat menjawab dengan benar (56%) dari seluruh

pertanyaan yang diberikan.


32

4.5.1 Uji Coba Instrumen

Uji instrument akan dilaksanakan di Puskesmas Peusangan Selatan

Kabupaten Bireuen karena karakternya sama dengan Puskesmas Makmur

Kabupaten Bireuen. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakan kuesionernya

yang telah disusun oleh peneliti mampu mengukur apa yang hendak diukur dan

menunjukkan sejauh mana kuesioner dapat dipercaya atau diandalkan, uji coba

instrumen akan dilakukan di Puskesmas Makmur dengan jumlah responden 10

orang.

a. Uji Validitas

Menurut (Sugiono, 2016). Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kevalidan dan kebenaran instrumen, instrumen yang

valid mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang

valid mempunyai validitas rendah. Untuk mengetahui tingkat validitas

kuesioner dilakukan dengan membandingkan nilai r tabel product moment

dengan r hasil perhitungan. Instrumen dikatakan valid apabila r hasil

perhitungan (corrected item-tota lcorrelation) lebih besar dari r tabel

product moment (Hastono, 2007). Nilai r tabel product moment untuk 10

orang responden pada taraf signifikan 5%.

product moment dengan rumus:

𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) (∑ 𝑌
𝑟=
𝑁∑𝑋 − 𝑋 𝑁 ∑ 𝑌 − (𝑌

Keterangan:

r: Kolerasi antara masing-masing item pertanyaan


33

X: Skor pertanyaan

N: Jumlah Subjek

Y: Skor total pertanyaan

Untuk perhitungan tiap-tiap item pertanyaan akan dibandingkan dengan

table nilai product moment, jika r hitung ≥ koefisien nilai table kritis r dengan

0,632 yaitu taraf signifikan 5% maka instrument yang diuji dinyatakan valid. Uji

validitas berguna untuk mengetahui 8apakah item-item pertanyaan yang ada

dalam kuesioner dapat mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2016).

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Makmur Kabupaten Bireuen pada tanggal 07 Juli sampai dengan 15 Juli 2021

dengan nilai validitas dapat dihitung dengan kriteria. Setelah dilakukan uji

validitas terhadap semua pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner penelitian

maka didapatkan pertanyaan yang valid pada pertanyaan pengetahuan lansia

tentang komplikasi hipertensi di wilayah kerja puskesmas peusangan selatan

adalah: p1, p2, p3, p4, p5, p7, p8, p9, p10, p11, p12, p13, p14, p15, p16, p17,

p18, p20, dan pertanyaan yang tidak valid adalah p6, dan p19. Dari jumlah

pertanyaan semuanya 20 item, pertanyaan yang tidak valid tersebut peneliti

hilangkan, maka didapatkan 18 pertanyaan yang digunakan dan 2 pertanyaan yang

tidak valid tidak digunakan dan di keluarkan dari kuesioner penelitian.

b. Uji Reliabilitas

Reliabititas adalah alat untuk mengukur suatu instrument yang merupakan

alat pengukuran variabel. Instrument yang variabel adalah instrument yang bila

digunakan beberapa kali untuk mrngukur objek yang sama, akan menghasilkan
34

data yang sama (Sugiyono, 2016). Untuk mengetahui reliabilitas caranya adalah

membandingkan nilai r table dengan alpha. Dengan ketentuan bila r alpha ≥ r

table maka alat penelitian handal.

Instrument penelitian dinyatakan reliable apabila hail uji nilai rhitung > rtabel

(>0,632), maka hasil yang diperoleh signifikan atau valid. Dan jika nilai rhitung <

rtabel (<0,632) maka pertanyaan dalam kuesioner tersebut tidak valid atau tidak

signifikan (Sugiono, 2016). Berdasarkan hasil uji relabilitas pada pengetahuan

lansia tentang komplikasi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Peusangan

Selatan Kabupaten Bireuen didapatkan nilai cronbachs alpha = 0,956 (> 0,632)

maka pertanyaan dinyatakan realibel.

4.6. Prosedur Pengumpulan Data

4.6.1. Tahap Persiapan Pengumpulan Data

Adapun tahap pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:

a. Tahap persiapan pengumpulan data

persiapan pengumpulan data dilakukan melalui proses administrasi yaitu

penulis mendapatkan izin dari ketua program studi keperawatan Stikes

Muhammadiyah Lhokseumawe yang disetujui oleh Ketua Stikes

Muhammadiyah Lhokseumawe, untuk mendapatkan surat pengantar yang

disampaikan kepada Kepala Puskesmas Peusangan Selatan Kabupaten

Bireuen, yang selanjutnya untuk mendapatkan izin penelitian dan

mendapatkan informasi secara detail tentang jumlah pasien hipertensi

yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini.


35

b. Tahap pengumpulan data

Dalam tahap pengumpulan data, peneliti memperoleh izin dari Kepala

Puskesmas Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen untuk melakukan

penelitian di Puskesmas Peusangan Selatan Kabupten Bireuen,

selanjutnya peneliti menjumpai responden dan memperkenalkan diri,

menjelaskan terlebih dahulu kepada responden tentang tujuan penelitian

yang dilakukan dan mengajukan surat persetujuan menjadi responden,

sebelum peneliti membagikan kuesioner yang telah disiapkan oleh

peneliti. Pengumpulan data dinyatakan telah selesai jika sudah memenuhi

jumlah sampel yang telah ditentukan.

c. Tahap akhir

Setelah peneliti mambagikan kuesioner terhadap kondisi pasien

hipertensi, peneliti kembali memeriksa pertanyaan agar tidak ada

ketinggalan, setelah selesai peneliti malakukan terminasi dengan

responden, peneliti melapor kembali kepada Kepala Puskesmas

Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen untuk melaporkan bahwa

penelitiannya sudah selesai dan mendapatkan surat balasan.

4.6.2. Tahap Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data penelitiam ini sebagai berikut:

a. Setelah mendapatkan izin dari kepala Pukesmas Peusangan Selatan

Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen, peneliti menjumpai

kepala ruang poli umum untuk meminta izin melakukan pengumpulan

data.
36

b. Kemudian peneliti menemui calon responden untuk memperkenalkan diri

dan memberikan surat permohonan yang berisi tentang identitas peneliti,

judul peneliti, tujuan peneliti dan pernyataan bahwa bila menjadi

responden berhak memilih untuk ikut atau tidak ikut dalam penelitian.

Responden menyetujui maka dipersilahkan mendatangi surat persetujuan.

c. Kemudian peneliti membagikan kuesioner kepada responden memberi

kesempatan kepada responden untuk menjawab kuesioner yang

dibacakan oleh peneliti. peneliti dibantu oleh 2 enumerator, dan

enumerator tersebut telah peneliti latih terlebih dahulu tentang tata cara

pengumpulan data dan tujuan dari peneliti yang dilakukan.

d. Pengumpulan data dinyatakan telah selesai jika sudah memenuhi jumlah

sampel yang telah ditentukan, selanjutnya peneliti melaporkan kembali

pada bidang Pendidikan Pukesmas Peusangan Selatan untuk

mendapatkan surat keterangan selesai pengumpulan data.

e.

4.7 Pegolahan Data

Menurut Sulistyaningsih (2012), pengolahan data merupakan proses yang

sangat penting dalam penelitian. Oleh karena itu, harus dilakukan dengan baik dan

benar. Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu sebagai berikut.

a. Memeriksa Data (Editing)

Editing yaitu memeriksa data yang telah dikumpulkan dari item

pertanyaan yang dilakukan pada kegiatan memeriksa data ialah menjumlahkan

dan melakukan koreksi. Pada tahap editing ini data yang telah dikumpulkan
37

dilakukan pengecekan identitas responden, dan mengecek kelengkapan data

(Lembar kuesioner) dengan memeriksa isi instrument pengumpulan data.

b. Perkodean (Coding)

Setelah semua data yang ada pada kuesioner lengkap, peneliti melakukan

Coding terhadap semua jawaban atau informasi responden.

Adapun perkodean dalam penelitian ini sebagai berikut: untuk katagori

umur yang yang berumur 60-74 tahun diberikan kode 1, berumur 75-90 tahun

diberikan kode 2. Untuk katagori pekerjaan petani diberikan kode 1, pensiunan

diberikan kode 2, pedagang diberikan kode 3, pekerja swasta diberikan kode 4,

tidak bekerja diberikan kode 5. Katagori Pendidikan kode 1 untuk Dasar, kode

2 untuk Menengah, kode 3 untuk Tinggi. Untuk katagori jenis kelamin laki-

laki diberikan kode 1, perempuan diberikan kode 2.

c. Entry data

Entry data adalah kegiatan menginput atau memasukkan semua data yang telah

diperoleh ke dalam program computer untuk kemudian di analisis. Data

dimasukkan ke dalam computer dan di cek dengan menggunakan Microsoft

office excel dan kemudian diolah serta di analisis dengan menggunakan

perangkat SPSS 20.

d. Cleaning (Pembersihan)

Cleaning merupakan Teknik pembersihan data, dengan melihat variabel apakah

data sudah benar atau belum.


38

4.8 Analisa Data


4.8.1 Analisa Univariat

Menurut Sulistyaningsih (2012), Analisa univariat tidak menggunakan

perhitungan yang bersifat menguji tetapi hanya berdasarkan distribusi disetiap

variabel yang digunakan untuk perhitungan hasil ukur yang kemudian

dipersentasekan dengan menggunakan rumus yaitu:

P = 𝑁 x 100%

Keterangan :

P : Presentase

F : Frekuensi yang teramati

N : Jumlah responden seluruh yang terobservasi


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Letak Geografi

Puskesmas Peusangan Selatan merupakan Puskesmas yang terletak di

Gampong Ule Jalan Kabupaten, provinsi Aceh. Adapun batas-batas Puskesmas

Peusangan Selatan adalah sebagai berikut:

a. Sebelah utara : Berbatasan dengan Kantor Camat Peusangan Selatan

b. Sebelah Selatan: Berbatasan dengan gampong Ule Jalan

c. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kantor Agama Peusangan Selatan

d. Sebelah barat : Berbatasan dengan dengan perumahan penduduk

5.1.2 Demografi

Puskesmas Peusangan Selatan memiliki 150 orang staf, dengan

jumlah bidan 65 orang, jumlah perawat 50 orang, jumlah perawat gigi 6

orang, jumlah tenaga medis lainnya 27 orang. Jumlah penduduk di

Kecamatan Peusangan Selatan adalah sebanyak 39.180 jiwa, yang terdiri dari

17.150 laki-laki dan 17.245 perempuan serta jumlah lansia sebanyak 1.550

orang.

5.1.3 Sarana dan Prasarana Puskesmas Peusangan Selatan

a. Sarana di Puskesmas Peusangan Selatan adalah balai pengobatan, polindes,

b. Prasarana di Puskesmas Peusangan Selatan adalah poli umum, poli gigi, poli

KIA, ruangan laboratorium

39
40

5.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, yang telah dilakukan pada tanggal 23 Juli

sampai dengan 02 Agustus 2021 diwilayah kerja Puskesmas Peusangan

Selatan Kabupaten Bireuen didapatkan hasil sebagai berikut:

5.2.1 Analisa Univariat

a. Karakteristik Responden

Tabel 5.1: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Data Demografi di


Puskesmas Peusangan Selatan (n=80)
No Data Demografi Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Usia
60-74 tahun 64 80
75-90 tahun 16 20
2. Jenis Kelamin
Laki-laki 35 43,8
Perempuan 45 56,3
3. Pekerjaan
Petani 35 43,8
Pensiunan 12 15
Pedagang 10 12,5
Pekerja Swasta 11 13,8
Tidak bekerja 12 15
4. Pendidikan
Dasar 43 53,8
Menengah 15 18,8
Tinggi 22 27,5
Jumlah 80 100

Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat di simpulkan bahwa sebagian besar

responden berusia 60-74 tahun yaitu sebanyak 64 responden (80%), jenis kelamin

yang paling banyak adalah perempuan 45 responden (56,3), pekerjaan responden

yang paling banyak adalah Petani yaitu sebanyak 35 responden (43,8%),

sedangkan Pendidikan responden yang paling besar adalah Dasar yaitu 43

responden (53,8%).
41

Tabel 5.2: Frekuensi Responden berdasarkan data demografis di Puskesmas


Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen
No Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase
1 Tinggi 45 56,3
2 Sedang 27 33,8
3 Rendah 8 10
Total 80 100

Berdasarkan tabel 5.2 di atas dapat di lihat bahwa pengetahuan lansia

tentang komplikasi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Selatan

Kabupaten Bireuen, responden yang berpengetahuan lebih tinggi sebanyak 45

responden (56,3%), dibandingkan yang berpengetahuan sedang 27 responden

(33,8%) dan hanya 8 responden (10%) yang berpengetahuan rendah.

5.3 Pembahasan

Hasil penelitian mengenai pengetahuan lansia tentang komplikasi

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen,dari

80 responden di dapatkan bahwa pengetahuan responden tinggi dalam

pengetahuan lansia tentang komplikasi hipertensi yaitu 45 orang (56,3%),

dibandingkan dengan pengetahuan rendah yaitu 8 (10%). Responden yang berusia

60-74 tahun memiliki pengetahuan tinggi. Usia 75-90 tahun memiliki

pengetahuan rendah. Hal ini menunjukkan yang pengetahuan tinggi lulusan

sarjana.

Berdasarkan hasil penelitian oleh (rukmie, 2015). Didapatkan bahwa

responden yang pekerjaan petani (43,8%) lebih banyak karena mereka lebih

banyak mengkonsumsi kopi dan rokok berlebihan. Berdasarkan jenis kelamin

perempuan (56,3%) lebih banyak di bandingkan laki-laki, disebabkan karena


42

wanita setelah memasuki menoepose, pravalensi hipertensi pada wanita

meningkat, sehingga terjadinya hipertensi pada wanita lebih tinggi di bandingkan

dengan laki-laki yang diakibatkan faktor hormonal.

Kejadian hipertensi akan bertambah dengan dengan tambahnya umur

seseorang, meningkatnya kejadian darah tinggi mengakibatkan jumlah kematian

serta terjadinya resiko komplikasi akan semakin bertambah setiap tahunnya.

Penyebab keadaan ini karena hipertensi angka kejadiannya masih sangat tinggi

diwilayah yang berpenghasilan rendah dan terjadi pada lanjut usia (Surayitno,

2020).

Menurut Notoadmodjo (2014) menjelaskan bahwa tingkat Pendidikan

seseorang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menerima informasi dan

mengolahnya untuk memberikan perilaku yang baik atau pun yang buruk yang

dapat mempengaruhi kesehatannya.

Menurut Lestari (2019) pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan

untuk memenuhi kebutuhan setia hari. Pada lingkungan pekerjaan seseorang bisa

memperoleh suatu informasi yang dibutuhkan secara langsung maupun tidak

langsung.

Berdasarkan penelitian ini tampak bahwa pengetahuan tidak selalu

menjadi pertimbangan responden dalam melakukan suatu tindakan. Pengetahuan

dipengaruhi oleh pengalaman seseorang, lingkungan, baik fisik maupun non

fisik dan sosial budaya yang kemudian pengalaman tersebut diketahui,

dipersepsikan, diyakini sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak

dan akhirnya menjadi tindakan. Tetapi selain pengetahuan responden juga


43

membutuhkan dorongan dari keluarganya untuk melakukan diet hipertensi

maupun menghindari hal-hal yang dilarang agar tekanan darahnya dapat terjaga.

Tingkat pengetahuan yang baik tidak selalu berbanding lurus dengan tindakan

kepatuhan responden terhadap diet hipertensi maupun pengobatan hipertensi

(Dukomalamo, 2016).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Syamsudin, 2018). Yang telah

dilakukan dalam penelitian tingkat pengetahuan lansia tentang hipertensi di Desa

soropadan Kecamatan pringsurat Kabupaten temanggung berdasarkan sub

variabel yaitu tingkat pengetahuan tentang pengertian hipertensi sebanyak

55,7%, yang termasuk katagori baik, yaitu 79%, tentang komplikasi hipertensi

dikatagorikan baik, yaitu 84,2%.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Mahadewi, 2020). Peneliti tingkat

pengetahuan dimungkinkan dapat dipengaruhi oleh tingkat Pendidikan,

pekerjaan, pengalaman dan informasi. Perbedaan tingkat Pendidikan dan jenis

pekerjaan dapat mempengaruhi seseorang dalam menerima dan menelaah

informasi yang didapatkan. Lingkungan pekerjaan membuat seseorang

mendapatkan pengalaman dan pengetahuan. Penduduk usia lanjut yang menjadi

responden mendapatkan informasi mengenai hipertensi melalui kegiatan

posyandu lansia dan media massa seperti televisi dan radio. Penduduk usia lanjut

di Banjar Celuk sebagian besar memiliki hipertensi dan telah mendapatkan

pengobatan serta konseling dari praktisi kesehatan sehinnga responden lebih

mengetahui tentang komplikasi hipertensi.


44

Hasil penelitian yang di dilakukan oleh (Rukmie, 2015). Tentang

gambaran tingkat pengetahuan lansia tentang komplikasi hipertensi di Rw

Kampung Malang Surabaya, didapatkan responden dengan tingkat pengetahuan

baik sebanyak 7 orang (17,5%), pengetahuan cukup sebanyak 9 orang (22,5%),

pengetahuan kurang sebanyak 24 orang (60%).

Pengetahuan sangat berperan bagi lansia hipertensi dalam mencegah

terjadinya komplikasi yang lebih lanjut dan peningkatan pengetahuan dapat

dilakukan melalui Pendidikan kesehatan baik secara formal maupun non formal

seperti penyuluhan kesehatan, didapatkan perempuan lebih banyak

berpengetahuan kurang karena perempuan atau wanita lebih memilih tingkat

stress yang tinggi. Wanita lebih banyak masalah yang difikirkan dibandingkan

pria, wanita juga lebih banyak memikirkan urusan rumah tangga, mengurus anak,

bahkan dari mereka pun tidak jarang memikirkan pekerjaan untuk memenuhi

kebutuhan hidup atau sekedar bekerja membantu suami mereka (Rukmie,2015).

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan lansia

tentang hipertensi di dusun Krajan Desa Soropadan, termasuk dalam katagori

baik, karena didapatkan hasil tingkat pengetahuan tentang pengertian hipertensi

cukup (73,3%), penyebab hipertensi baik(79%), komplikasi hipertensi cukup

(72,1%), penataklaksanaan hipertensi baik (84,2%) (Syamsudin, 2018).

Hasil penelitian yang diperolah (Syamsi, 2019). Gambaran tentang

pengetahuan lanjut usia terhadap hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kampala

sebanyak 25 responden didapatkan pengetahuan baik sebanyak 2 orang (%8%),

pengetahuan cukup 21 orang (84%), pengetahuan kurang 2 orang (8%).


45

Menurut asumsi peneliti yang melakukan penelitian di wilayah kerja

Puskesmas Peusangan Selatan ditemukan responden yang berpengetahuan tinggi,

hal ini karena responden sudah pernah mendengar penjelasan tentang komplikasi

hipertensi. ditemukan responden berpengetahuan sedang dikarenakan masih

sedikitnya informasi yang diperoleh oleh lansia tentang komplikasi hipertensi dari

penyuluhan- penyuluhan dari posyandu atau di Puskesmas. Ditemukan responden

yang berpengetahuan rendah, hal ini di pengaruhi karena kurangnya pengetahuan

dan cara berfikir responden sehingga mereka tidak ingin mengetahui tentang

komplikasi hipertensi.

Peneliti menyimpulkan bahwa pengetahun lansia di wilayah kerja

Puskesmas Peusangan Selatan berbeda-beda pengetahuan nya, Sebagian besar

responden berpendidikan tinggi mereka sudah sering mendengar penjelasan

tentang komplikasi hipertensi di media cetak atau elektronik, dan dari sumber

lainnya seperti penyuluhan yang diberikan di Posyandu/ Puskesmas. Pengetahuan

tentang komplikasi hipertensi sangat penting untuk diketahui, karena sangat

berpengaruh terhadap keselamatan seseorang.


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan lansia tentang

komplikasi hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Selatan Kabupaten

Bireuen dengan jumlah sampel sebanyak 80 orang

a. Berdasarkan dari hasil univariat data demografi responden berdasarkan umur

dilihat dari tabel 5.1 terdapat responden dengan kelompok umur 60-74 lebih

banyak (80%), dibandingkan dengan kelompok umur 75-90 sebanyak (20%).

Sedangkan berdasarkan Pendidikan responden yang besar adalah Dasar

(53,75%), dibandingkan yang berpendidikan Tinggi (27,5%), dan hanya

(18,75%) yang berpendidikan Menengah.

b. Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan lansia di dapatkan

responden yang berpengetahuan tinggi lebih banyak (56,2%), dibandingkan

responden berpengetahuan sedang (33, 80%) dan hanya (10%) responden

yang berpengetahuan rendah.

6.2 Saran

a. Bagi Responden

Diharapkan untuk lansia hipertensi agar bisa meningkatkan pengetahuan

tentang komplikasi hipertensi yang berpengetahuan tinggi saling berbagi

46
47

informasi di posbindu dengan lansia yang pengetahuan rendah sehingga

mereka tahu bagaimana cara mencegah komplikasi hipertensi

b. Bagi Puskesmas Peusangan Selatan

Hendaknya hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan informasi

untuk membina dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat sehingga

masyarakat dapat mengerti bagaimana cara mencegah komplikasi hipertensi.

c. Bagi Insitusi Pendidikan

Diharapkan semoga dapat menyediakan lebih banyak referensi mengenai

pengetahuan lansia tentang komplikasi hipertensi, dan sebagai sumber referensi,

sehingga dapat dijadikan bahan penelitian mendatang, serta sebagai sumber

informasi bagi institusi Pendidikan.

d. Bagi Penelitian Selanjutnya

Dapat menjadikan rujukan, sumber informasi dan bahan referensi

penelitian selanjutnya agar bisa dikembangkan dalam melakukan penelitian lain

dalam bentuk hubungan atau pengaruh dan dapat menjadi motivasi dalam

melakukan penelitian lanjutan.


DAFTAR PUSTAKA

Black,j & Hawks, j. 2014. Keperawatan Medikal Bedah http://eprint.umm.ac.id

Budiman, & Riyanto, A. (2013). Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan


Sikap dalam penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Dayanti, Dwi Krisma. Dkk. 2020. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dalam


Penanganan Osteoarthritis Dengan Self Efficacy Pada Lansia Di
Posyandu Serangan Blulukan Colomadu Karanganyar. (1-14).

Dinas Kesehatan Aceh, Perofil Kesehatan Aceh 2018. Banda Aceh: 208

Dukomalamo, Ayu Mutiah. 2016. Hubungan Pengetahuan Tentang Hipertensi


Dengan Komplikasi Pada Lansia Yang Berobat di Puskesmas Motoboi
Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan. Jurnal Kedokteran
Komunitasdan Tropik. IV (1). 9-14.

Fikriana, Riza. 2018. Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta: Deepublis.

Fachry, A.W.R. (2020). Hubungan anatara tingkat pengetahuan diet hipertensi


dengan derajat hipertensi pada lansia penderita hipertensi di wilayah
kerja puskesmas junrejo. Skripsi Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Irwan. 2016. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Yogyakarta: Deepublish.

Kemenkes RI, Perofil Kesehatan Indonesia 2018, Jakarta: Kementerian Kesehatan


RI, 2018.

Kholifah, Siti Nur. 2016. Keperawatan Gerontik. Jakarta Selatan: Kemenkes RI.
Komnas Lansia.

Kholid. (2012). Promosi Kesehatan Dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media,


dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

KKBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI). [Online] Available at:
http://kbbi.web.id/pusat, [Diakses 21 juni 2016]

Lestari. 2019. Hubungan Tingkat Ekonomi Dan Jenis Pekerjaan Dengan Kejadian
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran. BSR. 269-273.
Masturah, Imas, Nauri Anggita T. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Bahan
Ajar Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan (RMIK). Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Notoadmodjo. 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Nursalam. 2017. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan
Prakis. (P. P Lestari, Ed) (4th Ed). Jakarta: Salemba Medika.
Http://Repository.Poltekkes-Denpasar.Ac.Id

Notoadmodjo, S. (2016). Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.

Rukmie, A., & Tjahjono, H. (2015). Tingkat Pengetahuan Lansia tentang


Komplikasi Hipertensi di RW Kampung Malang Surabaya. Jurnal
Keperawatan, 4(1), 5 Pages.

Surayitno, Emdat, Naily Huzaimah. 2020. Pendamping Lansia Dalam Pencegahan


Komplikasi Hipertensi. Jurnal Pengabdian Berkemajuan. Vol 4. 518-
621.

Susanti, Nofi. 2019. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Di Unduh


Http://Repository.Uinsu.Ac.Id/Id/Eprint/8753.

Surayitno, Emdat, NailyHuzaimah. 2020. Pendamping Lansia Dalam Pencegahan


Komplikasi Hipertensi. Jurnal Pengabdian Berkemajuan. Vol 4. 518-
621.

Syamsi, Nur, and A.Syamsinar Asmi. 2019. Gambaran Tingkat Pengetahuan


Lansia Terhadap Hipertensi Di Puskesmas Kampala Sinjai. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Sandi Husada 8(1), 17-21.

Syamsudin, dan Pradna Yusmabifarhad. (2018). Tingkat Pengetahuan Lansia


Tentang Hipertensi. Jurnal Keperawatan Karya Bhakti. Vol 4 (1), 25-
34.

Susanti. (2019). Kepatuhan diet dengan kejadian komplikasi pada penderita


hipertensi di Puskesmas Sidotopo Wetan Surabaya. Jurnal Keperawatan
Adi Husada. 5 (1), 30-36.

Sari, N. Agustina, M. & M. Noer, R. (2020). Hubungan dukungan keluarga


kepatuhan diet pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Pancur Kabupaten Lingga. Jurnal Stikes Awal Bros Batam Indonesia
diakses tanggal 25 Oktober 2020, 217-223.

Syamsudin, Pradna Yusmabifarhad (2018). Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang


Hipertensi. Jurnal Keperawatan Karya Bhakti. Vol 4(1), 25-34.
Sulistyaningsih.2012. Metodelogi penelitian kuantatif-kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Tasalim, R. & Cahyani, A. R. (2020). Hubungan dukungan keluarga terhadap diet


rendah garam pada lansia yang menderita hipertensi. Jurnal
keperawatan Caring. 4(1), 1-8. ISSN: 2580-0078.

Putri, W. P. (2017). Faktor risiko kejadian komplikasi pada pasien prolanis


hipertensi di wilayah kerja puskesmas Tamalarea kota Makassar.
Skripsi fakultas kesehatan masyarakat universitas Hasanuddin.

Purwandari, K. P. & Nugroho, Y. W. (2018). Hubungan Tingkat Kepatuhan Diet


terhadap Tekanan Darah pada penderita hipertensi di Desa Nambangan.
Jurnal Stikes Pku Muhammadiyah Surakarta.

Wibowo, R.A. (2019) Aplikasi rebusan daun seledri (Apium Graveolens) sebagai
penurun tekanan darah pada hipertensi. Doctoral Disertation, tugas
akhir, Universitas Muhammadiyah Magelang.

Widagdo, Wahyu. 2016. Keperawatan Keluarga Dan Komunitas. Jakarta Selatan:


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Widjayanti, T. (2020). Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan pasien


hipertensi di puskesmas kota magelang. Skripsi Universitas
Muhammadiyah Magelang.

Yonata, Ade Dkk. 2016. Hipertensi Sebagai Faktor Pencetus Terjadinya Stroke.
Jurnal Majority, 5(3).12-21.

Yuliana, E. (2017). Analisis Pengetahuan Siswa Tentang Makanan yang Sehat


dan Bergizi Terhadap Pemilihan Jajanan di Sekolah. Diakses dari
http://repository.ump.ac,id//41143/Erlin%20Yuliana,BAB%2011.Pdf
pada 11 Februari 2019 pukul 09.20 WIB
Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth:
Saudara Calon Responden Penelitian
di-
Tempat

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Cut Nurul A’la


Nim : 1707201071
Alamat : Luengkuli

Adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah


Lhokseumawe yang akan mengadakan penelitian untuk menyusun skripsi sebagai
salah satu syarat untuk meperoleh gelar Sarjana Keperawatan. Adapun penelitian yang
berjudul: “Pengetahuan Lansia tentang Komplikasi Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen” Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengetahuan lansia tentang komplikasi hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Peusangan Selata Kabupaten Bireuen.
Saudara berhak untuk tidak berpartisipasi, namun penelitian ini sangat
berdampak positif pada kemajuan dalam bidang keperawatan. Bila saudara setuju
terlibat dala penelitian ini, mohon menandatangani pernyataan persetujuan menjadi
responden pada lembar yang telah di sediakan dan mohon menjawab pertanyaan
dalam angket dengan sejujur-jujurnya. Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi
saudara dan kerahasiaan informasi yang di berikan akan di jaga dan hanya digunakan
untuk kepentingan penelitin. Kesediaan dan partisipasi saudara sangat saya harapkan
dan atas perhatian serta bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Lhokseumawe, Juni 2021


Hormat Saya

Cut Nurul A’la


(Peneliti)
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa bersedia untuk
berpartisipasi dalam penelitian yang di lakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe yang bernama Cut Nurul A’la
Nim: 1707201071, yang berjudul “Pengetahuan Lansia tentang Komplikasi
Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen”
. saya mengetahui informasi yang saya berikan ini sangat besar manfaatnya bagi
peningkatan dan pengembangan bidang keperawatan di masa yang akan datang. saya
menyadari dan mengerti bahwa penelitian ini tidak membawa dampak apapun bagi
dari saya sehingga saya dengan sukarela dan tanpa ada paksaan bersedia membantu
pendidikan ini.
Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden, penelitian ini saya buat
dengan sadar dan sebenar-benarnya agar dapat dipergunakan seperlunya.

Lhokseumawe, Juni 2021

Responden

(______________)
UJI INSTRUMEN
PENGETAHUAN LANSIA TENTANG KOMPLIKASI HIPERTENSI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEUSANGAN SELATAN KABUPATEN
BIREUEN

1. Identitas responden:

No Responden (diisi oleh peneliti):

Umur :
Jenis Kelamin : 1. ( ) Laki-laki 2. ( ) Perempuan

Pekerjaan : 1. ( ) Petani 4. ( ) Pekerja Swasta


2. ( ) Pensiunan 5. ( ) Tidak bekarja
3. ( ) Pedagang

Pendidikan : 1. ( ) SD 4. ( ) DIII
2. ( ) SMP 5. ( ) S1
3. ( ) SMA

II. Pengetahuan Lansia Tentang Komplikasi Hipertensi


Petunjuk pengisian
1. Bacalah pertanyaan ini dengan baik, kemudian berilah tanda checklist (√)
pada jawaban yang sesuai dengan kondisi Bapak/ Ibu /Saudari alami
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya.
3. Tiap pertanyaan didisi dengan satu jawaban.

No Pertanyaan YA TIDAK

1. Apakah hipertensi hanya terjadi pada lansia?


2. Apakah tekanan darah tinggi dapat menyebabkan stroke?
3. Apakah makanan yang mengandung banyak garam dapat
meningkatkan tekanan darah?
4. Apakah merokok salah satu faktor penyebab hipertensi?
5. Apakah olahraga yang teratur dapat menurunkan tekanan
darah?
6. Apakah penderita rutin mengkonsumsi obat-obatan sesuai
anjuran dokter?
7. Apakah mengkonsumsi kopi yang berlebihan beresiko
tekanan darah tinggi?
8. Apakah mengkonsumsi makanan yang rendah kolesterol
dapat mencegah tekanan darah tinggi?
9. Apakah dengan kebiasaan pola hidup sehat dapat terhindar
dari resiko terjadinya komplikasi hipertensi?
10. Apakah obesitas atau kegemukan dapat beresiko terjadinya
gagal ginjal?
11. Apakah berhenti merokok dapat menurunkan tekanan darah?
12. Apakah penderita hipertensi yang terlalu lama dapat
menimbulkan penyakit tambahan seperti stroke, gagal ginjal,
gagal jantung, dan penglihatan kabur?
13. Apakah dengan istirahat yang cukup dapat menghindari dari
stress?
14. Apakah penderita mempunyai riwayat hipertensi?
15. Apakah mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi
kolesterol seperti daging dan hati tidak baik untuk penderita
hipertensi?
16. Apakah makan-makanan siap saji tidak baik untuk penderita
hipertensi?
17 Apakah penderita rutin mengecek tekanan darah?
18. Apakah mengkonsumsi makanan yang diawetkan seperti
sarden, telur asin, ikan asin, dapat meningkatkan tekanan
darah?
Master Tabel
Pengetahuan Lansia Tentang Komplikasi Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Selatan

No Umur Katagori Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan Pengetahuan Lansia


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Total Maks % kategori
1 72 60-74 th Pr Petani Dasar 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 23 36 63,9 Sedang
2 61 60-74 th Lk Petani Menengah 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36 36 100 Tinggi
3 76 75-90 th Pr Tidak Bekerja Dasar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 36 50 Rendah
4 65 60-74 th Pr Pensiunan Tinggi 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 33 36 91,7 Tinggi
5 69 60-74 th Pr Petani Dasar 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 23 36 63,9 Sedang
6 71 75-90 th Lk Petani Dasar 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 36 55,6 Rendah
7 79 75-90 th Lk Tidak Bekerja Dasar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 36 50 Rendah
8 60 60-74 th Lk Pekerja Swasta Tinggi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36 36 100 Tinggi
9 62 60-74 th Pr Petani Menengah 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 33 36 91,7 Tinggi
10 65 60-74 th Pr Pensiunan Tinggi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36 36 100 Tinggi
11 62 60-74 th Lk Petani Dasar 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 23 36 63,9 Sedang
12 80 75-90 th Lk Tidak Bekerja Dasar 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 20 36 55,6 Rendah
13 63 60-74 th Pr Petani Menengah 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 31 36 86,1 Tinggi
14 61 60-74 th Pr Petani Menengah 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 31 36 86,1 Tinggi
15 60 75-90 th Lk Pekerja Swasta Tinggi 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35 36 97,2 Tinggi
16 67 60-74 th Pr Pensiunan Tinggi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36 36 100 Tinggi
17 75 75-90 th Pr Tidak Bekerja Dasar 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 24 36 66,7 Sedang
18 63 60-74 th Lk Petani Dasar 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 25 36 69,4 Sedang
19 60 60-74 th Pr Pedagang Menengah 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 31 36 86,1 Tinggi
20 71 60-74 th Pr Pensiunan Tinggi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36 36 100 Tinggi
21 77 75-90 th Lk Tidak Bekerja Dasar 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 20 36 55,6 Rendah
22 64 60-74 th Pr Petani Menengah 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 26 36 72,2 Sedang
23 70 60-74 th Pr Pedagang Dasar 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 24 36 66,7 Sedang
24 68 60-74 th Lk Pedagang Dasar 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 23 36 63,9 Sedang
25 60 60-74 th Lk Petani Menengah 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 34 36 94,4 Tinggi
26 79 75-90 th Lk Tidak Bekerja Dasar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 36 50 Rendah
27 60 60-74 th Lk Petani Dasar 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 31 36 86,1 Tinggi
28 60 60-74 th Lk Pekerja Swasta Menengah 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36 36 100 Tinggi
29 60 60-74 th Pr Petani Dasar 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 27 36 75 Sedang
30 62 60-74 th Pr Pensiunan Tinggi 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 34 36 94,4 Tinggi
31 65 60-74 th Pr Pensiunan Tinggi 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 31 36 86,1 Tinggi
32 63 60-74 th Lk Pensiunan Tinggi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 33 36 91,7 Tinggi
33 80 75-90 th Pr Tidak Bekerja Dasar 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 25 36 69,4 Sedang
34 70 60-74 th Pr Pedagang Menengah 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 27 36 75 Sedang
35 61 60-74 th Lk Petani Menengah 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 34 36 94,4 Tinggi
36 64 60-74 th Pr Petani Dasar 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 23 36 63,9 Sedang
37 60 60-74 th Lk Pekerja Swasta Tinggi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36 36 100 Tinggi
38 75 75-90 th Pr Pedagang Dasar 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 26 36 72,2 Sedang
39 60 60-74 th Pr Petani Menengah 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 33 36 91,7 Tinggi
40 67 60-74 th Lk Pensiunan Tinggi 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 33 36 91,7 Tinggi
41 60 60-74 th Pr Petani Dasar 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 27 36 75 Sedang
42 65 60-74 th Pr Petani Dasar 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 27 36 75 Sedang
43 76 75-90 th Lk Tidak Bekerja Dasar 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 36 52,8 Rendah
44 65 60-74 th Lk Petani Dasar 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35 36 97,2 Tinggi
45 60 60-74 th Pr Pekerja Swasta Tinggi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 35 36 97,2 Tinggi
46 60 60-74 th Pr Petani Menengah 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 25 36 69,4 Sedang
47 63 60-74 th Lk Pedagang Menengah 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35 36 97,2 Tinggi
48 61 60-74 th Lk Petani Menengah 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 21 36 58,3 Sedang
49 64 60-74 th Lk Pedagang Dasar 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 24 36 66,7 Sedang
50 62 60-74 th Pr Petani Dasar 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 32 36 88,9 Tinggi
51 68 60-74 th Pr Pensiunan Tinggi 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 33 36 91,7 Tinggi
52 75 75-90 th Lk Petani Dasar 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 26 36 72,2 Sedang
53 66 60-74 th Pr Petani Dasar 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 30 36 83,3 Tinggi
54 63 60-74 th Lk Petani Dasar 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 33 36 91,7 Tinggi
55 79 75-90 th Pr Tidak Bekerja Dasar 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 36 55,6 Rendah
56 61 60-74 th Pr Pekerja Swasta Tinggi 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 31 36 86,1 Tinggi
57 61 60-74 th Pr Pekerja Swasta Tinggi 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 33 36 91,7 Tinggi
58 64 60-74 th Lk Petani Dasar 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 27 36 75 Sedang
59 72 60-74 th Pr Petani Dasar 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 30 36 83,3 Tinggi
60 69 60-74 th Pr Pedagang Dasar 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 34 36 94,4 Tinggi
61 65 60-74 th Pr Petani Dasar 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 35 36 97,2 Tinggi
62 61 60-74 th Lk Pensiunan Tinggi 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 33 36 91,7 Tinggi
63 80 75-90 th Pr Tidak Bekerja Dasar 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 32 36 88,9 Tinggi
64 70 60-74 th Pr Petani Dasar 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 26 36 72,2 Sedang
65 67 60-74 th Pr Petani Dasar 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 33 36 91,7 Tinggi
66 63 60-74 th Lk Petani Dasar 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 25 36 69,4 Sedang
67 66 60-74 th Lk Pensiunan Tinggi 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 33 36 91,7 Tinggi
68 61 60-74 th Lk Pekerja Swasta Tinggi 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 31 36 86,1 Tinggi
69 75 75-90 th Pr Tidak Bekerja Dasar 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 26 36 72,2 Sedang
70 63 60-74 th Pr Petani Dasar 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 32 36 88,9 Tinggi
71 70 60-74 th Lk Petani Dasar 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 23 36 63,9 Sedang
72 68 60-74 th Pr Pensiunan Tinggi 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 34 36 94,4 Tinggi
73 64 60-74 th Lk Petani Dasar 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 24 36 66,7 Sedang
74 66 60-74 th Pr Petani Dasar 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 25 36 69,4 Sedang
75 62 60-74 th Pr Pedagang Menengah 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36 36 100 Tinggi
76 77 75-90 th Lk Tidak Bekerja Dasar 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 26 36 72,2 Sedang
77 61 60-74 th Lk Pedagang Dasar 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36 36 100 Tinggi
78 61 60-74 th Lk Pekerja Swasta Tinggi 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 33 36 91,7 Tinggi
79 64 60-74 th Pr Pekerja Swasta Tinggi 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 32 36 88,9 Tinggi
80 65 60-74 th Pr Pekerja Swasta Tinggi 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 30 36 83,3 Tinggi
2324 72 3228
BIODATA PENULIS

Nama : Cut Nurul A’la


Tempat/ Tgl. Lahir : Lhokseumawe, 07 Mei 2000
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat Lengkap : Luengkuli
No. Telp/ Hp : 0822 7898 7055
Email : Cutnurulala321@gmail.com

Nama Orang Tua


a. Ayah : T. Arifin (Alm)
b. Ibu : Nilawati

Pekerjaan Orang Tua


a. Ayah :-
b. Ibu : IRT
Alamat Orang Tua : Luengkuli
Status Mahasiswa : Belum Kawin
Riwayat Pendidikan
a. SD/ MIN : SD Negeri 13 Jeunieb
b. SMP/ MTsN : MTsN Matangglumpang dua
c. SMA/ MAN : SMA Negeri 2 Peusangan 2017
d. S-1 : STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe 2021-
Sekarang

Demikianlah Bioadata ini saya buat dengan sebenarnya.

Lhokseumawe, Agustus 2021

Cut Nurul A’la

Anda mungkin juga menyukai