Anda di halaman 1dari 7

INTERPERSONAL POWER AND INFLUENCE

Prinsip Power and Influence


Power adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi apa yang orang pikirkan atau
kerjakan. Kita bisa memiliki power terhadap orang, yakni dengan mempengaruhi apa yang
orang pikirkan dan lakukan, sebaliknya orang lain juga memiliki power terhadap kita yang
mempengaruhi apa yang kita pikirkan dan lakukan.
Aspek penting dari power adalah asimetrikal, yang berarti kalau kita lebih berkuasa dari orang
lain, maka orang itu lebih lemah dari kita.

1. Some people are more powerful than others


Di negara seperti Amerika Serikat, semua orang dinilai setara di hadapan hukum, setara dalam
arti akses terhadap pendidikan, perlindungan hukum dan kebebasan berpendapat. Tapi tidak
semua orang memiliki kesetaraan dalam hal-hal lain. Ada yang lahir dengan kesejahteraan
yang baik, ada yang lahir dala keluarga miskin. Ada yang lahir dengan kondisi fisik kuat,
menarik dan sehat, yang lain lahir dalam kondisi fisik lemah, kurang menarik dan sakit-sakitan.
Ada juga yang lahir dengan power, dan yang lain tidak berkuasa. Ada yang memiliki power
dalam hal-hal tertentu, yang lainnya memiliki power dalam bidang yang lain.

2. Power can be shared


Ada beberapa yang berpendapat bahwa kekuasaan harusnya dilindungi — membagikannya
dengan orang lain hanya akan melemahkan kekuasaan. karenanya, mereka percaya, misalnya
seorang peneliti yang ingin mempertahankan kekausaannya, tidak mengungkapkan rahasia
kesuksesannya pada asistennya atau orang lain.

Yang lain berpendapat bahwa justru dengan membagikan power, dengan memberdayakan
orang lain, power orang itu makin bertambah.

Ada beberapa strategi untuk memberdayakan orang lain:

• Raise the person’s self esteem. Tingkatkan harga diri orang lain. Hindari mencari-cari
kesalahan orang lain. Hindari keagresifan secara verbal dan kekasaran. Jangan berupaya
memenangkan argumen dengan taktik yang tidak benar, yang hanya melukai orang lain.
• Be open, positive, emphatic and supportive. Perlakukan orang lain dengan penghargaan
yang sama. Dengarkan dengan aktif dan penuh perhatian, ini akan membuat orang
menyadari kalau dia penting.
• Share skills and decision making. Jangan mengontrol terus menerus, izinkan orang lain
memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan. Dukung perkembangan dalam berbagai
bentuk, akademik maupun relasional.

3. Power can be increased or decreased


Power bisa bertambah. Misalnya, dengan angkat beban, kita bisa meningkatkan physical
power, dengan belajar negosiasi, kita meningkatkan power dalam kelompok, dengan belajar
komunikasi, kita belajar persuasive power.

Tapi power juga bisa berkurang, misalnya dengan tidak berhasil mengontrol orang lain.
Contohnya, orang yang mengancam akan mmberikan sanksi, lalu kemudian tidak bisa
menjalankan ancamannya tersebut, kehilangan power. Cara lain kehilangan power adalah
dengan membiarkan orang lain memanfaatkan kita.

4. Power follows the principle of less interest


Dalam hubungan interpersonal, orang yang memegang power adalah yang lebih sedikit baik
minat maupun ketergantungan terhadap reward dan punishment dari orang lain. Contohnya,
bila A tidak peduli pada reward dari B, dan bisa tak serius menghadapi punishment dari B, maka
A yang memegang power dalam hubungan. Sebaliknya, bila A memerlukan reward dari B, dan
menderita bila mendapatkan punishment dari B, maka B yang memegang power. Prinsipnya,
siapapun yang lebih memerlukan dalam satu hubungan, powernya lebih kecil dibandingkan
orang lainnya.

5. Power generates privillege


Semakin besar power yang dimiliki seseorang, semakin besar pula privillege atau hak istimewa
yang dimiliki orang itu. Sebagai contoh, seorang supervisor bisa masuk ke ruang bawahannya,
tapi tidak sebaliknya. orang yang memiliki power, bisa menyentuh bawahannya, misalnya
menepuk pundak bawahan, tapi tidak sebaliknya. Orang dengan power juga memiliki hak
istimewa untuk memutuskan dan melanggar aturan.

6. Power has cultural dimension

Ingat kembali bab 2, power distance tergantung dari budaya. Di beberapa budaya, laki-laki
memiliki power yang lebih besar dibandingkan perempuan. Ini disebabkan karena laki-laki yang
mencari uang. Namun demikian, seiring dengan perkembangan zaman, biasanya pembagian
power ini lebih ke arah seimbang, karena perempuan juga bekerja.

Perbedaan power di beberapa budaya bisa mempengaruhi pendidikan. Di beberapa daerah di


Indonesia misalnya, terutama di pedesaan, laki-laki diprioritaskan untuk sekolah dibandingkan
perempuan.

Di Asia, biasanya orang yang memiliki otoritas, memiliki power yang tak terbantahkan. Contoh
dosen terhadap murid atau dokter terhadap pasien.

RELATIONSHIP, PERSON AND MESSAGE POWER


Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk mempengaruhi, bisa mempengearuhi
sikap atau tindakan seorang teman, kekasih atau anggota keluarga. Sesering itu juga,
seseorang mungkin akan berusaha untuk memepngaruhi apa yang kita pikirkan dan lakukan.

Ada tiga strategi utama untuk menggunakan power

1. Power in the relationship


Dasar dari power dalam hubungan, menurut riset, bisa dibagi dalam enam hal:
a. referent power. Bila kita bisa memiiki power jenis ini, sehingga orang lain berharap ingin
jadi seperti kita, atau diidentikan dengan kita, maka kita dengan mudah mendapatkan
kepatuhan dari orang lain. Contohnya referent power yang dimiliki kakak terhadap adiknya.
Referent power sangat bergantung pada ketertarikan dan prestige, sehingga kita
berkembang, sebagai konsekuensinya, power kita juga berkembang. Ketika kita disukai
orang dan dihargai orang, referent power kita biasanya kuat.
b. legitimate power. Bila kita dinilai memiliki legitimate power, misalnya mereka percaya kita
punya hak atau posisi untuk memepngaruhi apa yang mereka pikirkan dan lakukan, maka
orang lain biasanya siap untuk melakukan apa yang kita inginkan. Legitimate power
biasanya berasal dari apa yang kita yakini bahwa orang-orang tertentu memiliki power
terhadap kita, dan secara logis mereka siap untuk mematuhi kita. Contohnya: guru
c. expert power. Kita memiliki expert power terhadap orang lain, bila kita dinilai memiliki
keahlian atau pengetahuan. Expert power bertambah ketika kita terlihat tidak memihak dan
tidak memiliki kepentingan pribadi dalam upaya meyakinkan orang lain.
d. information or persuasion power. Bila kita memiliki informasi atau power persuasi
terhadap orang lain, maka yan glain menilai kita memiliki kemampuan untuk berkomunikasi
dengan logis dan persuasif. Bila orang lain menilai kita memiliki kemampuan persuasif,
maka kita memiliki power of persuasion.
e. Reward and coercive power Effects on other power bases. Kita memiliki reward power
bila kita memiliki kemampuan untuk memberikan reward terhadap orang lain. Reward bisa
berbentuk uang, perhiasan, atau dalam bentuk sosial seperti cinta, pertemanan dan
penghargaan. Kita memiliki coercive power bila kita memiliki kemampuan untuk
mendapatkan kepatuhan edngan menerapkan hukuman atau menghapuskan reward bila
orang lain tidak terpengaruh oleh kita. Kekuatan coercive power tergantung pada dua faktor:
1. Seberapa besar hukuman yang bisa diterapkan dan 2. kemungkinan hukuman tersebut
dijalankan bila tidak patuh. Reward dan coercive power adalah dua sisi sebuah koin, ada
beberapa konsekuensi penggunaannya:

• Attractiveness. Bila kita memiliki reward power, orang akan melihat kita lebih menarik.
Sebaliknya, coercive power akan membuat kita terlihat kurang menarik.
• Cost. Ketika kita menggunakan reward untuk menjalankan power, kita tidak mengeluarkan
“cost” yang sama dengan ketika kita menggunakan punishment. Ketika kita menggunakan
reward, orang akan senang, sementara ketika menggunakan coerive power, kita harus siap
menghadapi kemarahan.
• Effectiveness Ketika kita memberikan reward, itu menunjukan bahwa kita menjalankan power
dengan efektif dan kita mendapatkan kepatuhan dari orang lain. Sebaliknya, ketika kita
menjalankan punishment, itu menunjukkan bahwa kita tidak efektif dalam menggunakan
coercive power dan tidak ada kepatuhan sebelumnya.
• Effects on other power bases. Ketika kita menggunakan coercive power, basis power yang
lain menghilang, karena ini menjadi efek bumerang ketika diterapkan. Orang yang
menjalankan coercive power dilihat sebagai tidak cukup ahli (expert), legitimate dan tidak
memiliki referen power.

Biasanya orang menggunakan beberapa jenis power sekaligus, misalnya bila kita memiliki
expert power, biasanya kita juga memiliki information power dan mungkin juga legitimate power.

2. Power in the person

Sebagian besar dari personal power kita — power yang terdapat dalam diri kita sebagai individu
— tergantung pada kredibilitas yang kita miliki — tingkatan sejauh mana orang lain
mempercayai kita dan mengikuti kita. Bila orang lain melihat kita kompeten dan
berpengetahuan, memiliki karakter baik, karismatik dan dinamis, mereka akan melihat kita
kredibel. Sebagai hasilnya, kita akan lebih efektif mempengaruh sikap, nilai, keyakinan dan
tindakan mereka.
Competence. Kompetensi kita adalah pengetahuan dan keahlian yang orang lain pikir kita
miliki, ini sama seperti expert dan information power. Semakin banyak pengetahuan dan
keahlian yang orang lain pikir dimiliki oleh kita, semakin besar kemungkinan mereka percaya
pada kita.
Character. Orang akan melihat kita kredibel bila mereka menilai kita memiliki karakter moral
yang tinggi, seseorang yang jujur dan bisa dipercaya. Orang merasa kita memiliki tujuan yang
baik bagi mereka.
Charisma. Karisma adalah kombinasi kepribadian dan kedinamisan yang dilihat oleh orang
lain. Bila kita dinilai ramah dan menyenangkan, serta dinamis, kita akan dilihat lebih kredibel.

Cara untuk meningkatkan kredibilitas:


• Express your expertise when appropriate
• Stress your fairness
• Express concern for others
• Stress your concern for enduring values
• Demonstrate a positive outlook
• Be enthusiastic

3. Power in the message


Kita bisa mengkomunikasikan power sebagaimana kita mengkomunikasikan pesan biasa. Ini
caranya:

a. General verbal strategies

• Direct request. contoh, bisa tolong ambilkan minum? Atau bisa tolong pesankan taksi?
• Bargaining or promising, contohnya: saya akan mengerjakan tugas bila kamu bersedia yang
persentasi.
• Ingratiation. Kita bersikap baik untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Contoh: “kamu
pintar mengerjakan kalkulus deh” (pesan sesungguhnya: tolong kerjakan tugas kalkulus saya
dong)
• Manipulation. membuat orang merasa bersalah atau cemburu untuk mendapatkan apa yang
kita mau. Contoh: “A menelpon dan nanya apa saya bisa pergi sama dia atau ga akhir pekan
ini.”
• Threatening. Memperingatkan orang lain tentang hal tidak menyenangkan yang mungkin
terjadi bila kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan. Contoh: “Saya pergi kalau kamu
terus merokok.

b. Specific language choices. Menggunakan pilihan bahasa tertentu untuk menunjukan


power atau powerless seperti:

• Hesitations. Keragu-raguan membuat kita terdengar tidak siap dan tidak yakin. Contohnya:
“Saya kira, ehm, rasanya, ini jalan yang terbaik”
• Intensifiers. Terlalu banyak intensifier membuat semua terdengar sama dan tidak menekankan
pada hal tertentu. Contoh: “Bener deh, ini yang paling baik, yang paling keren dari semua film
action.”
• Disqualifiers. Disqualifier menunjukan tanda kurang kompeten dan merasa tidak yakin.
Contoh: “saya tidak membaca keseluruhan artikel, tapi saya berpendapat ….
• Tag questions. Meminta persetujuan orang lain dan menunjukan tanda bahwa kita sendiri
tidak yakin. “Itu film yang bukan, bukan?”
• Self critical statement. Self critical statement menunjukan kekurangpercayaan diri dan
membuat publik jadi tahu kekurangan kita. “Saya tidak terlalu baik melakukan ini.”
• Slang and vulgar expression. contoh: “No problem!” ##!!!/// (menunjukkan kelas sosial yang
rendah dan power yang kecil.

c. Nonverbal messages
Komunikasi nonverbal bisa menentukan bagaimana kita membujuk dan mempengaruhi orang
lain. Contoh, seseorang yang mengenakan seragam, seperti dokter atau polisi, lebih
berpengaruh terhadap orang lain dibandingkan orang yang tidak berseragam.
Komunikasi nonverbal seperti anggukan, ekspresi wajah dan gesture membantu kita
mengekspresikan kepedulian kita terhadap orang lain dan interaksi, dan dengan demikian
membuat kita berkarisma — komponen esensial dari kredibilitas.
Ini saran untuk mengkomunikasikan power dengan jalan nonverbal dalam situasi bisnis:

• Be sure to respond in kind to another’s eyebrow flash (menaikan alis sebagai cara untuk
mengakui orang lain)
• Avoid adaptors, khususnya bila kita ingin berkomunikasi dengan percaya diri dan kontrol
• Use consistent packaging between verbal and nonverbal
• Pilih kursi yang kita bisa duduk dengan baik, jangan kursi yang membuat kita terbenam, atau
yang membuat kita sulit berdiri
• Untuk mengkomunikasikan kepercayaan diri dengan jabatan tangan, tabahkan kekuatan
ketika berjabat tangan dan lebih lama
• Pakaian yang konservatif biasanya diasosiasikan dengan power dan status, sementaara yang
trendy menunjukkan power yang kurang
• Gunakan facial exprssion dan gesture dengan wajar, ini membantu menunjukkan kepedulian
pada orang lain
• Berjalan dengan lambat dan yakin. Berjalan terburu-buru menunjukkan tidak memiliki power
• Jaga eye contact untuk menunjukkan keyakinan diri
• Hindari pauses seperti “ehm, er”
• Jaga jarak yang wajar antara diri kita dengan orang yang kita ajak berinteraksi. Jarak yang
terlalu jauh menunjukkan kita mungkin takut

d. Listening
Sebagaimana kita mengkomunikasikan power dan otoritas melalui kata-kata dan ekspresi
nonverbal, kita juga mengkomunikasikan power melalui listening. Melalui mendengar, kita
mengkomunikasikan pesan kepada orang lain.

4. Resisting power and influence

Kita bisa menolak power dan influence dengan cara-cara tertentu, misalnya negosiasi. Dengan
negosiasi, kita berusaha mengakomodasi atau berkompromi. Contoh : saya izinkan kamu baca
tulisan saya, tapi tidak meng-copynya.
Dalam nonnegotiation, kita menolak patuh tanpa upaya berkompromi, kita benar-benar
menolak. Contoh: “Tidak, saya tidak akan meminjamkan.
Dalam Justification, kita menolak patuh dengan memberikan alasan kenapa kita tidak mau
patuh. Misalnya dengan menyatakan konsekuensi negatif yang bisa terjadi bila kita memathui.
Identity management. Kita menolak untuk tunduk dengan memanipulasi citra orang yang
memintanya. Dalam negative identity management kita mungkin bisa menunjukan bahwa
permintaan orang itu tidak beralasan atau tidak adil. Contoh: “Kamu bertindak tidak adil dengan
meminta saya melanggar etika.” Dalam positive identity management, kita menolak dengan
membuat orang merasa baik tentang diri mereka sendiri. “Kamu lebih paham soal ini
dibandingkan saya. Jadi kamu bisa mengerjakan sendiri.”

misuses OF POWER AND INFLUENCES

Power bisa digunakan untuk kebaikan, tapi bisa juga digunakan secara egois dan tidak adil.

Sexual harassment
Salah satu bentuk penyalahgunaan power adalah pelecehan seksual di tempat kerja.
Pelecehan seksual didefinisikan sebagai bentuk kontak seksual yang tidak dikehendaki,
permintaan untuk melakukan sesuatu yang terkait seksual, dan tindakan fisik maupun verbal
terkait seksual yang mempengaruhi kerja individu lain atau yang membuat intimidasi dan sikap
ofensif di tempat kerja. Bentuknya bisa sesederhana bercanda tentang seks, sampai pada
tindakan fisik.

Bagaimana mengenali pelecehan seksual? Tanya pada diri: 1. Is it real? Does this behavior
have the meaning it seems to have? 2. Is it job related? 3. Did you reject this behavior? 4. Have
these types of messages persisted? Bila jawaban semuanya iya, maka mungkin tindakan itu
adalah pelecehan seksual.

Menghindari melakukan pelecehan seksual


Ada tigal hal untuk menghindari pelecehan seksual. Pertama, mulai dengan asumsi bahwa
rekan kerja tidak tertarik pada cerita seks atau bercanda seks. Kedua, dengarkan dan lihat
reaksi negatif terhadap diskusi terkait seks. Ketiga, hindari mengatakan atau melakukan
sesuatu yang kita pikir orang tua, partner atau anak akan marah bila mereka mendapat
perlakuan tersebut dari rekan kerja mereka.

Bagaimana merespon pelecehan seksual?


1. Bicara pada si pelaku. Katakan pada orang tersebut dengan tegas bahwa kita tidak
menyukai tindakan tersebut, dan kita menilai tindakan tersebut ofensi.
2. Kumpulkan bukti. Cari tahu dari orang lain yang pernah mengalami hal yang sama, atau
buat catatan tindakan yang ofensif.
3. Mulai dengan prosedur yang tepat dalam perusahaan. Beberapa organisasi atau
perusahaan memiliki saluran atau prosedur tertentu untuk mengatasi pelecehan seksual.
4. Laporkan. Bisa ke perusahaan, atau lebih ekstrim mengambil tindakan hukum
5. Jangan salahkan diri sendiri.

Power Plays

Power plays adalah pola tindakan yang dilakukan berulang-ulang oleh seseorang untuk
memanfaatkan orang lain.

ada beberapa jenis power play. Salah satu bentuknya adalah nobody upstairs, artinya orang
tersebut menolak mendengarkan permintaan kita, lepas dari berapa kali kita memintanya. Salah
satu bentuk yag paling jamak adalah menolak untuk dijawab “tidak”.
Bentuk lainnya adalah you owe me. Di sini, orang lain melakukan sesuatu untuk kita lalu
meminta kita membalasnya. Mereka mengingatkan kita apa yang pernah lakukan.
Bentuk lainnya adalah yougotobekidding, terkesan tidak serius tapi ini menunjukkan bahwa
dia berupaya menjatuhkan ide atau opini kita.

Merespon terhadap power play

Ada beberapa cara untuk merespon terhadap power play. Salah satunya adalah dengan
mengbaikan power play seseorang dan mengakui kepemimpinan dari orang lainnya. Yang
lainnya adalah melihat power play sebagai sesuatu tindakan yang terisolasi (dan bukan sebagai
pola tindakan berulang). Contohnya bila orang menunjukan power play dengan masuk ruangan
tanpa mengetuk, kita bisa katakan “Jangan masuk ruangan saya tanpa mengetuk dulu ke
depan ya”
Pendekatan yang ketiga adalah respons yang kooperatif dengan:
menyatakan perasaan kita, bahwa kita marah, terganggu oleh tindakan oarng itu
Menyatakan tindakan yang membuat kita keberatan, jelaskan dengan bahasa yang
deskriptif dan bukan evaluatif, tindakan yang membuat kita tak nyaman, misalnya membaca
email pribadi kita.
Menyatakan respon kooperatif yang membuat kedua pihak bisa melanjutkan hubungan
dengan nyaman, katakan pada orang tersebut dengan nada yang kooperatif, misalnya: “Saya
ingin kamu berhenti mencela ide saya.”

Anda mungkin juga menyukai