Anda di halaman 1dari 21

KONSEP DAN TEORI BISNIS

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis Islam

Dosen Pengampu : Dr. Nurul Ichsan.M.Ag

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Al Fatih Al Islami (11220860000001)


Muhammad Najmi Yufindri (11220860000060)
Muhammad Royyihul Farhan (11220860000073)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2023

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan kami kemudahan dan
kelancaran sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
karunianya tentu kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Sholawat serta salam selalu kami haturkan kepada baginda alam, nabi Muhammad SAW dan
kepada keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga akhir zaman kelak.
Kami juga ingin berterimakasih kepada Dr. Nurul Ichan.M.ag, selaku dosen
pembimbing dalam mata kuliah “ETIKA BISNIS ISLAM’’ yang telah membimbing kami
dengan sebaik mungkin.
Kami sangat bersyukur kepada ALLAH SAW, yang karnanya kami mampu
menyelesaikan tugas makalah ini dengan sebaik mungkin yang berjudul “KONSEP DAN
TEORI TENTANG BISNIS”. Kami tentunya sangat menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya.
Maka dari itu, kami mengharapkan saran dan masukan dari dosen pengampu mata kuliah ini
dan teman-teman sekalian.
Ciputat, 24 September 2023

penyesun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................iii
1.1 Latar Belakang............................................................................................iii
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................iii
1.3 Tujuan.........................................................................................................iii
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................1
2.1 Pengertian Bisnis........................................................................................1
2.2 Hubungan Manusia Dalam Bisnis..............................................................2
2.3 Tujuan Perusahaan......................................................................................8
2.4 Klasifikasi Lembaga Bisnis........................................................................9
2.5 Kewirahusahaan..........................................................................................11
BAB 3 PENUTUP......................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mempertahankan hidupnya, manusia selalu berusaha keras dalam
memenihi setiap kebutuhan hidupnya. Salah satu caranya yaitu dengan berbisnis. Di era saat
ini, bisnis menjadi salah satu profesi yang sangat didambakan oleh kalangan muda yang akan
memimpin Indonesia di masa depan.
Bisnis merupakan salah satu kegiatan yang paling penting dalam kehidupan
masyarakat. Bisnis berperan dalam menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk menjalankan bisnis yang sukses, diperlukan pemahaman yang baik tentang konsep dan
teori bisnis. Konsep bisnis adalah gagasan dasar yang mendasari kegiatan bisnis, sedangkan
teori bisnis adalah penjelasan tentang bagaimana bisnis beroperasi.
Konsep dan teori bisnis dapat memberikan kerangka kerja untuk memahami
berbagai aspek bisnis, seperti strategi, pemasaran, keuangan, dan manajemen. Dengan
memahami konsep dan teori bisnis, pelaku bisnis dapat mengambil keputusan yang tepat
untuk mencapai tujuan bisnisnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. apa yang dimaksud dengan Bisnis?
2. Bagaimana hubungan manusia dalam Bisnis?
3. Apa yang menjadi tujuan dalam perusahaan?
4. Apa yang menjadi klasifikasi dalam lembaga bisnis?
5. Apa yang dimaksud dengan kewirausahaan?
1,3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Bisnis
2. Dapat mengetahui bagaimana hubungan manusia dalam berbisnis
3. Daoat mengetahui apa yang menjadi tujuan dalam sebuah perusahaan
4. Mengetahui klasifikasi dalam lembaga Bisnis
5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kewirausahaan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BISNIS


Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen,
untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis diambil dari bahasa Inggris business, dari
kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat.
Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan1.
Pengertian bisnis menurut Hooper (2008) yaitu keseluruhan yang kompleks terhadap bidang-
bidang industri serta penjualan, pada industri dasar, prosesnya,industri manufaktur, dan juga
pada jaringan, insuransi, perbankan, pada bidang industri, transportasi dan lain sebagainya
yang selanjutnya masuk secara menyeluruh dalam dunia bisnis yang bertujuan agar
memdapatkan keuntungan bagi yang mengusahakannya. Sedangkan menurut Brown dan
Petrello (1976), bisnis yaitu suatu lembaga yang menghasilkan barang maupun jasa yang
diperlukan masyarakan. Apabilakebutuhan masyarakat meningkat, maka jumlah dari
produksinya ditingkatkan supaya dapat memenusi segala kebutuhan masyarakat sembari
mendapatkan laba. 2
Bisnis dapat dilakukan oleh siapapun, baik dilakukan oleh pemerintah maupun
swasta, yang pastinya setiap bisnis pasti berjalan untuk menghasilkan profit untuk
mensejahterakan para pemiliknya. Bisnis dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang
memiliki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang
tidak memilki badan hukum maupun badan usaha yang tidak memiliki Surat Izin Tempat
Usaha (SITU) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) serta usaha informal lainnya.3 Dari
1
Nihayatul Masykuroh, Etika Bisnis Islam ( Banten, Media Karya Publishing, 2020), hal.7.
2
Estu Mahanani, Dian Retnaningdiah, dkk, Pengantar Bisnis: Suatu Konsep dan Strategi,(Purbalingga,Eureka
Media Aksara, 2022),hal.3.
3
Eko Purwanto, pengantar bisnis ero 4.0 (Purwokerto: Sasanti Insitute: 2020)
penataran diatas, dapat disimpulkan bahwa bisnis merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
oleh sebuah organisasi atau instansi yang menghasilkan suatu barang untuk memenuhi setiap
kebutukan konsumen dengan tujuan untuk menghasilkan sebuah profit atau laba. Semakin
banyaknya kebutuhan konsumen maka semakin bervariatif pula bisnis yang ada.
kegiatan yang melakukan untuk meraih profit dengen menghasilkan suatu
barang disebut bisnis, orang yang menjalankannya dan yang menanggung resiko atasnya
disebut enterprenaur, barang yang dihasilkan dalam kegiatan tersebut disebut produk, dan
orang yang mengkonsumsi barang darinya disebut konsumen. Setiap bisnis pasti
menghasilkan sebuah produk, dan pada umumnya barang yang dihasilkan dalam berbisnis
dikatagorikan menjadi 2 macam, yakni tangible dan intangible. Tangible adalah sesuatu yang
dihasilkan melalui proses bisnis yang dapat dirasakan oleh pancaindra, contohnya seperti
perusahaan kayu yang menghasilkan meja dan kursi. Sedangkan intangible adalah sesuatu
yang dihasilkan melalui proses bisnis yang tidak ada wujudnya tetapi dapat dirasakan
manfaat setelahnya, contohnya seperti jasa pengacara, guru, dll.
Seluruh Perusahan yang menghasilkan produk tangible ataupun intangible harus
memberikan pelayanan dengan kualitas yang baik demi menjaga dan menaikan integritas
perusahaan. Jika sebuah perusahaan tidak memberikan pelayanan yang tidak memuaskan
konsumen, maka ditakutkan konsumen akan merasa kecewa sehingga konsumen akan
mencari perusahaan lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, perusahaan
juga dituntut untuk memiliki sikap kreatif atas segala produk yang dihasilkan. Mereka tidak
boleh hanya mengeluarkan sesuatu yang monoton, akan tetapi perusahaan harus bisa
memberikan inovasi-inovasi baru terhadap produk-produk yang mereka hasilkan sesuai
dengan permintaan pasar dan perkembangan zaman.
Setiap perusahaan pastilah memiliki target market. Kepada siapa produk yang
mereka hasilkan akan dikonsumsi. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh setiap pembisnis.
Konsumen adalah orang atau organisasi yang menggunakan barang atau jasa dari pihak
lainnya atau pihak yang memprroduksi.4 Konsumen bisnis dapat dikatagorikan kedalam lima
macam konsumen.
1. Konsumen akhir, konsumen yang mengkonsumsi suatu produk dsri sebuah
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Konsumen yang membeli produk dari produsen bisnis untuk dijadikan sebagai bahan
baku dalam bisnisnya. Contoh, sebuah restoran yang membeli tempe dari perusahaan
tempe untuk dijadikan sebagai bahan baku dalam membuat makanan.
3. Pemerintah, pemerintah biasanya melakukan pembelian sebuah produk untuk
memenuhi setiap kebutuhan negaranya.
4. Institusi, untuk menjalakankan sebuah institusi memerlukan produk-produk untuk
menunjang operasialnya, maka dari itu sebuah institusi melakukan pembelian produk
kepada perusahaan tertentu.
5. Reseller, perusahaan yang melakukan pembelian produk dari produsen dan dijual
kembali kembali tampa menambah nilai dari produk tersebut.

4
Ninis Risantika, Jounal Locus Delicti, vol.2, Penyelesaian Sengketa Konsumen oleh Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen, 2021, hal. 51
2.2 HUBUNGAN MANUSIA DALAM BISNIS
Hubungan manusia dengan bisnis adalah topik yang sangat luas dan kompleks. Ketika
kita membahas hubungan ini, tentu manusia memainkan peran yang sangat penting dalam
bisnis. Hubungan manusia dalam konteks bisnis mencakup interaksi antara individu-individu
yang terlibat dalam berbagai aspek operasi bisnis. Berikut beberapa aspek penting dalam
hubungan manusia dalam bisnis:

1. Peran Konsumen:

Manusia berinteraksi dengan bisnis sebagai konsumen dalam berbagai cara,


dan interaksi ini merupakan elemen penting dalam ekonomi dan kehidupan sehari-
hari.

A. Interaksi konsumen kepada konsumen

Menurut Martin dalam Hsi dan Wu (2007), interaksi antar konsumen adalah
hubungan kualitas pelanggan ke pelanggan yang dapat mempengaruhi pelanggan,
kesediaan mereka untuk menyesuaikan diri dengan orang lain atau untuk kembali
dalam waktu dan kecenderungan mereka untuk mempengaruhi masa depan orang lain
melalui komunikasi. Moore dalam Finsterwalder dan Kuppelwieser (2011),
menunjukkan bahwa pelanggan lain menyelesaikan proses pelayanan mungkin
terbukti menjadi prediktor penting dalam interaksi konsumen ke konsumen.5

B. Keputusan pembelian

Kepercayaan secara luas telah diterima sebagai komponen yang paling penting
dalam hubungan social manusia. Dalam ilmu Sosiologi, kepercayaan didifenisikan
sebagai sebuah taruhan tentang tindakan masa depan sebuah kontingen (kelompok)
kepada pihak yang diberikan kepercayaan. Jika berdampak pada tindakan orang yang
memberikan kepercayaan, taruhan atau ekspektasi ini dapat dianggap dapat dipercaya.
Dalam konteks hubungan sosial, perilaku anggota dan jenis interaksi yang terjadi,
seperti pembentukan kolaborasi atau komunitas bisnis itu memengaruhi kepercayaan. 6

5
http://digilib.unila.ac.id/5002/17/BAB%20II.pdf
6
MUHAMMAD ASHUR, “PENGARUHDUKUNGAN SOSIAL, PERSEPSI ISIKO DAN
INTERAKSI SOSIALTERHADAP KEPERCAYAAN DAN NIAT PEMBELIAN
KONSUMEN PADA MEDIA S-COMMERCE”, Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1,
Januari 2016, hal 112.
2. Peran Pengusaha:

Pengusaha adalah seseorang yang memiliki peran utama dalam


mengorganisasi, mengelola, dan menjalankan bisnis atau usaha dengan tujuan untuk
menghasilkan keuntungan. Pengusaha adalah individu yang memiliki visi atau ide
bisnis, mengumpulkan sumber daya seperti modal, tenaga kerja, dan fasilitas, dia juga
mengambil risiko dalam upaya mencapai kesuksesan dalam dunia bisnis.

Pengusaha merupakan satu dari sekian banyak profesi dalam bidang kerja.
Pengusaha adalah seseorang, kelompok, ataupun lembaga yang melakukan kegiatan
jual, beli, atau sewa sesuatu. Banyak hal yang bisa dikategorikan dalam pengusaha,
contohnya seperti produsen sepatu, perternakan ayam, eksport-import bahan baku atau
sebuah produk, menjual jasa, dan lain-lain sebagainya. Menurut KBBI pengusaha
diartikan sebagai orang yang berusaha dalam bidang perdagangan.7

Menurut Thomas W Zimmerer, pengusaha adalah penerapan sebuah


kreativitas sekaligus inovasi ketika memecahkan sebuah masalah yang menjadikan itu
sebuah peluang besar. Hal itu dapat memanfaatkan banyak peluang dan memberikan
keuntungan untuk banyak orang yang terlibat di dalam perusahaan tersebut.

Sebagai Pemimpin

Salah satu peran sekaligus tugas dari pengusaha ialah menciptakan visi.
Dengan visi, ia mengerahkan segala daya upaya dan fokus serta mendorong orang-
orang yang bekerja dengannya untuk menuju suatu tujuan visi. Visi sendiri ialah suatu
gambaran mengenai keadaan dan probalilitas yang mungkin terjadi di masa depan
serta yang diharapkan oleh suatu pemipin, individu, ataupun organisasi. Pengusaha
yang memiliki visi akan berkontribusi untuk menciptakan individu dan organisasi
maupun masyarakat yang berfokus pada visi utamanya. Dengan demikian,
kesejahteraan yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai.8

7
https://www.gramedia.com/literasi/pengusaha/#A_Pengertian_Pengusaha
8
JAY ARYAPUTRA SINGGIH, “PERAN PENGUSAHA MUDA DALAM MENDORONG
PEREKONOMIAN INDONESIA GUNA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN
NASIONAL”, Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia volume 8 nomor 3,
Peran pengusaha selain memimpin ialah sebagai penyusun strategi bisnis atau
usaha baru, memperkenalkan metode produksi baru, membuka pasar baru, serta
menjalankan roda kepemimpinan dan organisasi perusahaan yang transformatif.

3. Peran Karyawan:

Karyawan adalah individu yang bekerja untuk sebuah organisasi, perusahaan,


atau majikan dengan status pekerja yang dipekerjakan untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawab tertentu dalam lingkup pekerjaan yang telah ditentukan. Karyawan
adalah salah satu elemen penting dalam hubungan manusia dengan bisnis dan
berperan dalam menjalankan operasi bisnis serta mencapai tujuan perusahaan.

Manusia berperan sebagai karyawan dalam bisnis dengan menjalankan


berbagai tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi
tempat mereka bekerja. Peran karyawan dalam bisnis sangat penting karena mereka
adalah pelaksana tugas sehari-hari yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan
dan menjalankan operasi dengan lancar. Karyawan yang berkinerja baik dan
berdedikasi sering menjadi aset berharga bagi perusahaan.

4. Etika Bisnis.

Etika dalam bisnis merujuk pada seperangkat nilai, prinsip, dan praktik moral
yang memandu perilaku dan keputusan dalam konteks bisnis. Prinsip-prinsip etika ini
membantu memastikan bahwa bisnis beroperasi dengan cara yang jujur, adil, dan
bertanggung jawab terhadap pemangku kepentingan, seperti karyawan, pelanggan,
pemegang saham, masyarakat, dan lingkungan. Etika dalam bisnis merupakan dasar
yang penting untuk membangun hubungan yang baik dengan pemangku kepentingan
dan menjaga reputasi Perusahaan.

Etika bisnis dapat membentuk nilai, norma, dan perilaku pemimpin dan
karyawan untuk menciptakan suasana kerja yang adil dan sehat. Etika bisnis secara
tidak langsung mendorong sikap tanggung jawab dalam menjalankan bisnis sehingga
segala aktivitas bisnis dapat berjalan dengan baik dan lancar. Bagi sebuah perusahaan,
etika bisnis sangat penting dalam membangun bisnes.

hal 120.
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan
mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata
Yunani Ethos, yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-
ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa
ahli berikut ini :

O. P. Simorangkir; etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam


berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.9

Penggabungan etika dan bisnis atau bisnis dan etika dapat berarti memaksakan
norma-norma agama bagi dunia bisnis, memasung kode etik profesi bisnis, merevisi
sistem dan hukum ekonomi, meningkakan keterampilan manajemen tuntutan-tuntutan
etika pihak-pihak luar untuk mencari aman dan sebagainya. Dengan demikian etika
seolah-olah diperlukan sebagai disiplin terpisah dan mau diterapkan pada dunia bisnis
atau mau dikembangkan dengan cara memasuki telaah masalah-masalah moral dalam
dunia bisnis.10

5. Kerjasama Bisnis:.

Manusia juga berkolaborasi dalam bisnis. Kolaborasi adalah komponen


penting dalam dunia bisnis yang memungkinkan individu, tim, dan perusahaan
berbagai jenis untuk bekerja bersama demi mencapai tujuan bersama. Kolaborasi
dalam bisnis adalah salah satu cara terpenting untuk mencapai keberhasilan,
meningkatkan produktivitas, dan memanfaatkan sumber daya yang beragam untuk
mencapai tujuan bisnis.

Hubungan antar organisasi masa kini dicirikan oleh kesalingtergantungan


(interdependensi) satu sama lain karena situasi lingkungan yang dinamis dan terus
berubah. Perubahan atau pergeseran dari sifat independen ke interdependen telah
melahirkan berbagai pemikiran yang mengarahkan kepada model pengelolaan bisnis
berdasarkan kemitraan, tidak lagi berdasarkan kompetisi (persaingan). Beberapa

9
Dr. Nihayatul Masykuroh, M.Si, “Etika bisnis Islam”, banten, Media Karya Publishing,
2020), hal 6.

10
Ibid hal 11
pemikiran sejenis misalnya dikemukakan oleh Kim dan Mauborgne. Kim mengatakan
bahwa era konsep persaingan samudra merah yang berdarah-darah telah usang dan
diganti dengan strategi samudra biru yang menciptakan ruang pasar tanpa pesaing.
Pemikiran berikutnya lainnya dikemukakan oleh Nalebuff dan Brandenburger dengan
konsep coo-petition. Konsep ini menekankan pada perubahan cara pikir (mindset)
yang mengkombinasikan persaingan dengan kerjasama dalam suatu market place
yang sama dengan menggunakan analisis teori game.11

6. Peran Pemerintah:

Pemerintah memainkan peran penting dalam bisnis dengan berbagai cara.


Peran pemerintah dalam bisnis dapat bervariasi berdasarkan sistem ekonomi suatu
negara. Pemerintah memiliki peran utama dalam mengatur bisnis dan aktivitas
ekonomi. Ini mencakup pembuatan undang-undang dan peraturan yang mengatur
berbagai aspek bisnis, termasuk perlindungan konsumen, hak-hak pekerja, standar
keselamatan, dan lingkungan, serta peraturan sektor tertentu seperti keuangan dan
perpajakan.

Intervensi pemerintah sebagai penyedia dan pengelola sangat tergantung


dengan kondisi pasar. Apabila pasar sudah efektif, maka intervensi pemerintah
cenderung rendah. Pada umumnya pemerintah hanya akan memposisikan dirinya
sebagai regulator dan supervisor, sementara untuk penyediaannya diserahkan kepada
pasar (sektor privat). Namun apabila pasar belum efektif (misal, masih ada gap antara
permintaan masyarakat dan suplainya), maka mau tidak mau pemerintah harus masuk
sebagai market player, baik turun langsung maupun melalui institusi yang dibentuk,
seperti BUMN. Efektif tidaknya suatu pasar pun akan berubah seiring dengan
perkembangan ekonomi, maka tingkat intervensi pemerintah juga harus adaptif.12

11
Sam’un Jaja Raharja, “Kolaborasi Sebagai Strategi Bisnis Masa Depan”, Jurnal
Administrasi Bisnis (2009), Vol.5, No.1: hal. 40.

12
Andar Ristabet Hesda, “Intervensi Pemerintah Dalam Perekonomian,” Jum'at, 20 April
2018 pukul 08:57:54, https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12670/Intervensi-Pemerintah-Dalam-
Perekonomian-Bagian-I-Ringkasan-Sejarah.html
7. Inovasi:
Sebagai inovator dalam kontribusinya. Manusia mencari sumber inovasi,
memperhatikan dengan seksama perubahan-perubahan yang terjadi, melakukan
kalkulasi peluang, serta merencanakan inovasi yang akan dilakukan. Manusia akan
menganalisa setiap kesempatan atau peluang. Inovasi sendiri menjadi alat dasar untuk
dapat memanfaatkan perubahan menjadi kesempatan bisnis usaha produk maupun
jasa yang berbeda. Disinilah dampak manusia yang berperan dalam mengembangkan
inovasi dalam bisnis13

2.3 TUJUAN PERUSAHAAN

Mendirikan perusahaan tak lepas dari tujuan. Dilihat dari sudut pandang ekonomi,
tujuan perusahaan didirikan untuk memperoleh keuntungan. Siapa saja tentu boleh
mendirikan perusahaan, apalagi agar bisa mendapat keuntungan. Tujuan perusahaan didirikan
ini pun sudah tercantum dalam Undang-Undang. Selain mendapat keuntungan, tujuan
perusahaan didirikan dari kacamata sosial cukup beragam. Salah satunya membuka lapangan
pekerjaan. Perusahaan memang bisa dilakukan dengan perseorangan, tetapi praktiknya selalu
membutuhkan pekerja. Dari sinilah kemudian tujuan perusahaan didirikan muncul dan
memiliki peran memberikan imbalan. Tujuan perusahaan didirikan berkaitan juga dengan
kebutuhan pasar. Perusahaan berdiri pasti dengan produksi, entah itu barang maupun jasa.
Apapun yang diproduksi oleh perusahaan adalah bentuk pemenuhan kebutuhan pasar. Jadi tak
semata-mata mencari keuntungan dan mendirikan lapangan pekerjaan, perusahaan berdiri
untuk produksi.14

Undang-Undang No. 3 Tahun 1982

13
JAY ARYAPUTRA SINGGIH, “PERAN PENGUSAHA MUDA DALAM MENDORONG
PEREKONOMIAN INDONESIA GUNA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN
NASIONAL”, Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia volume 8 nomor 3,
hal 119.
14
Kasih Purwantini S.kom (2022) “Tujuan Perusahaan Didirikan, Fungsi, Jenis, Dan
Bentuknya”, https://komputerisasi-akuntansi-d3.stekom.ac.id/informasi/baca/Tujuan-
Perusahaan-Didirikan-Fungsi-Jenis-dan-Bentuknya/
f151e937fcb0b041f1b7a8519433173f2d9cfd94
Pengertian perusahaan menurut Undang-Undang No.3 Tahun 1982 adalah setiap
bentuk usaha yang bersifat tetap, terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta
berkedudukan dalam wilayah negara republik Indonesia. Tujuan perusahaan adalah
memperoleh keuntungan (laba).

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6

Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, miliki orang perseorangan,
milik persekutuan atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang
mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Perusahaan memiliki tujuan yang berfungsi sebagai panduan untuk operasi dan
pengembangan bisnis mereka. Tujuan perusahaan adalah gambaran tentang apa yang ingin
dicapai oleh perusahaan dalam jangka panjang. Tujuan ini membantu perusahaan untuk
mengarahkan upaya, mengukur kinerja, dan memotivasi karyawan.

Setiap perusahaan memiliki visi dan misi. Visi dan misi tersebut adalah pernyataan
tertulis tentang tujuan kegiatan usaha yang ingin dicapai. Tentu saja, sistem tata kelola
perusahaan yang baik diperlukan untuk mencapai kegiatan yang telah direncanakan dan
diprogram sebelumnya. Selain itu, kerja sama tim yang efektif dibutuhkan dari berbagai
pihak, terutama dari seluruh karyawan dan top manajemen. Untuk memiliki sistem tata
kelola organisasi yang baik, perusahaan harus mengembangkan dan menerapkan prinsip-
prinsip tata kelola perusahaan selama proses manajemen perusahaan. Dengan memahami
prinsip-prinsip yang berlaku secara universal ini, perusahaan diharapkan dapat hidup secara
berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat. (Chandra, 2007) 15

Tujuan perusahaan sering kali mencerminkan misi dan visi mereka serta strategi
bisnis yang mereka jalankan. Dengan memiliki tujuan yang jelas, perusahaan dapat bekerja
menuju pencapaian tujuan tersebut dan mengukur kemajuan mereka seiring waktu. Tujuan ini
juga dapat menjadi alat yang kuat untuk menginspirasi dan memotivasi staf di seluruh
organisasi.

15
Ignatius Edward Riantono, “Pengelolaan Manajemen Modern dalam Mewujudkan Good
Corporate Governance: Optimalisasi Pencapaian Tujuan Perusahaan”, Accounting and
Finance Department, Vol. 5 No. 1 Mei 2014, hal 314.
2..4 KLASIFIKASI LEMBAGA BISNIS

Lembaga bisnis merupakan suatu organisasi yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan.
Lembaga bisnis dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria, antara lain:

1. Berdasarkan kegiatannya, lembaga bisnis dapat diklasifikasikan menjadi:


A. Manufaktur, yaitu lembaga bisnis yang menghasilkan produk melalui proses
pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Contoh lembaga bisnis
manufaktur adalah pabrik mobil, pabrik tekstil, dan pabrik makanan.
B. Pengecer dan distributor, yaitu lembaga bisnis yang menjual produk kepada
konsumen akhir. Pengecer dan Distributor berperan sebagai perantara produk
antaraprodusen dengan konsumen yang emndapatkan keuntungan dari
aktivitas jual beli tersebuut. Contoh lembaga bisnis pengecer adalah toko
swalayan, toko kelontong, dan supermarket. Contoh lembaga bisnis distributor
adalah grosir dan agen.
C. Finansial, yaitu lembaga bisnis yang menyediakan jasa keuangan kepada
masyarakat. Bisnis ini mendapatkan keuntungan dari investasi dan pengelolaan
modal yang diberikan kepada pelaku usaha yang nantinya mendapatkan bagi
hasil dengan pelaku usaha. Contoh lembaga bisnis finansial adalah bank,
asuransi, dan pegadaian.
D. Transportasi, yaitu lembaga bisnis yang menyediakan jasa transportasi kepada
masyarakat, baik dengan mengantarkan konsumen kepada tempat yang dituju
ataupun mengantarkan barang konsumen sesuai alamat yang dituju. Contoh
lembaga bisnis transportasi adalah perusahaan penerbangan, perusahaan kereta
api, dan perusahaan bus.
E. Pertanian, perkebunan, dan pertambangan, yaitu lembaga bisnis yang
menghasilkan produk dari sektor pertanian dan pertambangan. Contoh
lembaga bisnis pertanian adalah perkebunan, peternakan, dan perikanan.
Contoh lembaga bisnis pertambangan adalah tambang batu bara, tambang
emas, dan tambang minyak.
F. Jasa, yaitu lembaga bisnis yang menyediakan jasa atau intangible kepada
masyarakat sehingga pelaku usaha dapat meraih keuntungan dari kegiatan
tersebut. Contoh lembaga bisnis jasa adalah jasa pendidikan, jasa kesehatan,
dan jasa pariwisata.
G. Bisnis informasi, yaitu lembaga bisnis yang menyediakan jasa informasi
kepada masyarakat. Contoh lembaga bisnis informasi adalah perusahaan media
massa, perusahaan telekomunikasi, dan perusahaan teknologi informasi.
H. Bisnis properti atau real estate, yaitu lembaga bisnis yang menyediakan jasa
properti kepada masyarakat untuk dijual, disewakan, ataupun dikembangkan.
Contoh lembaga bisnis properti adalah perusahaan real estate, perusahaan
pengembang, dan perusahaan jasa properti.
I. Utilitas, Utilitas adalah bisnis yang mengoperasikan jasa untuk publik, seperti
listrik dan air, dan biasanya didanai oleh pemerintah.16

2. Berdasarkan kepemilikannya, lembaga bisnis dapat diklasifikasikan menjadi:


A. Swasta, yaitu lembaga bisnis yang dimiliki oleh perorangan atau kelompok
orang.
B. Negara, yaitu lembaga bisnis yang dimiliki oleh pemerintah.
C. Campuran, yaitu lembaga bisnis yang dimiliki oleh swasta dan negara.
3. Berdasarkan skalanya, lembaga bisnis dapat diklasifikasikan menjadi:
A. Menengah, yaitu lembaga bisnis yang memiliki jumlah karyawan antara 50
hingga 199 orang.
B. Besar, yaitu lembaga bisnis yang memiliki jumlah karyawan lebih dari 200
orang.
4. Berdasarkan lokasinya, lembaga bisnis dapat diklasifikasikan menjadi:
A. Lokal, yaitu lembaga bisnis yang beroperasi di satu wilayah tertentu.
B. Regional, yaitu lembaga bisnis yang beroperasi di beberapa wilayah dalam
satu negara.
C. Nasional, yaitu lembaga bisnis yang beroperasi di seluruh wilayah suatu
negara.
D. Internasional, yaitu lembaga bisnis yang beroperasi di beberapa negara.

Klasifikasi lembaga bisnis ini dapat digunakan untuk memahami berbagai aspek dari lembaga
bisnis, seperti struktur, proses, dan strateginya. Selain itu, klasifikasi ini juga dapat digunakan
untuk membandingkan lembaga bisnis yang satu dengan yang lain.17

16
Handoko, T. H. (2012). Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
17
Bararuallo, F. (2019). Pengantar Bisnis. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
2.5 KEWIRAUSAHAAN

Secara umum, kewirausahaan dapat diartikan sebagai proses mengidentifikasi,


mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide
inovatif, peluang, atau cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.

Ada beberapa definisi kewirausahaan yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain:

Schumpeter (1934): Kewirausahaan adalah proses penciptaan kekayaan baru melalui


organisasi.

Drucker (1985): Kewirausahaan adalah suatu cara untuk melakukan sesuatu yang baru
dengan cara yang baru.18

Hisrich dan Peters (1989): Kewirausahaan adalah suatu proses mengidentifikasi,


mengembangkan, dan membawa ke pasar ide, produk, atau jasa yang baru atau yang telah
dimodifikasi.Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk
pada kondisi resiko atau ketidakpastian. Pengertian kewirausahaan dapat dikembangkan lebih
lanjut sebagai berikut:

Kewirausahaan adalah suatu proses yang melibatkan penciptaan sesuatu yang baru,
baik itu produk, jasa, proses, maupun organisasi. Penciptaan sesuatu yang baru ini dapat
berupa ide, penemuan, atau inovasi. Ide dapat berupa ide yang belum pernah ada sebelumnya,
atau ide yang sudah ada tetapi dimodifikasi sehingga lebih baik. Penemuan adalah suatu hasil
kerja kreatif yang menghasilkan sesuatu yang baru. Inovasi adalah suatu proses penerapan ide
atau penemuan baru untuk meningkatkan produktivitas atau efisiensi.

Kewirausahaan adalah suatu proses penciptaan usaha baru dengan menggunakan


waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung resiko finansial, dan menerima imbalan
berupa laba usaha. Kewirausahaan tidak hanya sekadar menciptakan sesuatu yang baru, tetapi
juga harus mampu menciptakan usaha baru. Usaha baru ini harus mampu bertahan dan
berkembang dalam jangka panjang. Oleh karena itu, wirausahawan harus bersedia
menanggung resiko finansial dan menerima imbalan berupa laba usaha.

Kewirausahaan adalah suatu sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, dinamis, dan
kreatif dalam berusaha untuk mencari peluang dan perbaikan. Kewirausahaan tidak hanya
sekadar proses penciptaan usaha baru, tetapi juga harus dilandasi oleh sikap mental dan jiwa

18
id.scribd.com/document/450569470/48-Produk-Kreatif-dan-Kewirausahaan-TKJ-Kelas-XI
yang tepat. Sikap mental dan jiwa yang tepat tersebut adalah sikap yang aktif, dinamis, dan
kreatif dalam berusaha untuk mencari peluang dan perbaikan.

Jiwa Kewirausahaan seseorang dapat diperoleh dan dibentuk dari berbagai macam sumber.
Berikut merupakan sumber-sumber untuk memperoleh jiwa kewiraisahaan, antara lain:

A. Genetika. Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa kewirausahaan dapat


diturunkan dari orang tua ke anak. Penelitian yang dilakukan oleh Saras Sarasvathy
dan kawan-kawan (2008) menunjukkan bahwa gen tertentu dapat memengaruhi
seseorang untuk menjadi wirausahawan. Gen tersebut berperan dalam mengatur
kemampuan seseorang untuk mengambil risiko, mengatasi kegagalan, dan berpikir
kreatif.
B. Lingkungan. Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dapat mendorong
seseorang untuk menjadi wirausahawan. Lingkungan keluarga yang mendukung
kewirausahaan dapat mendorong anak untuk menjadi wirausahawan. Lingkungan
sekolah yang mengajarkan kewirausahaan dapat memberikan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menjadi wirausahawan. Lingkungan masyarakat
yang menghargai kewirausahaan dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi
perkembangan kewirausahaan.
C. Pendidikan. Pendidikan kewirausahaan dapat membantu seseorang untuk
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi
wirausahawan. Pendidikan kewirausahaan dapat mengajarkan seseorang tentang
konsep kewirausahaan, strategi bisnis, dan manajemen usaha. Pendidikan
kewirausahaan juga dapat membantu seseorang untuk mengembangkan sikap mental
dan jiwa yang tepat untuk menjadi wirausahawan.

Seluruh kegitan positif, pastinya membawa barbagai macam kebaikan untuk dirinya
sendiri maupun orang lain. Begitu pula dengan kewirausahaan, Kewirausahaan memiliki
banyak manfaat yang dapat dirasakan, antara lain:

A. Menciptakan lapangan kerja. Wirausahawan menciptakan lapangan kerja baru bagi


masyarakat. Wirausahawan menciptakan lapangan kerja baru dengan membuka usaha
baru. Usaha baru tersebut membutuhkan tenaga kerja untuk menjalankannya. Oleh
karena itu, wirausahawan dapat membantu mengurangi pengangguran dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
B. Meningkatkan produktivitas. Wirausahawan dapat meningkatkan produktivitas
dengan menerapkan inovasi dan teknologi baru. Inovasi dan teknologi baru dapat
membantu wirausahawan untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih berkualitas
dan efisien. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing usaha.
C. Mendorong pertumbuhan ekonomi. Kewirausahaan dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi dengan menciptakan produk dan jasa baru. Produk dan jasa baru dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat. Hal ini dapat meningkatkan
konsumsi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.19

19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Bisnis merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau instansi
yang menghasilkan suatu barang untuk memenuhi setiap kebutukan konsumen dengan
tujuan untuk menghasilkan sebuah profit atau laba. Hubungan manusia dengan bisnis adalah
topik yang sangat luas dan kompleks. Ketika kita membahas hubungan ini, tentu manusia
memainkan peran yang sangat penting dalam bisnis. Hubungan manusia dalam konteks
bisnis mencakup interaksi antara individu-individu yang terlibat dalam berbagai aspek
operasi bisnis.Siapapun bisa berbisnis, baik pemerintah maupun swasta, baik kalangan atas
maupun kalangan bawah yang pastinya semua ingin menghasilkan keuntungan yang
melimpah.
Kewirausahaan adalah suatu proses yang melibatkan penciptaan sesuatu yang baru,
baik itu produk, jasa, proses, maupun organisasi. Berbagai aspek yng dapat membentuk jiwa
kewirausahaan, baik bersumber dari genetik, pendidikan, ataupun lingkungan. Berbagai
macam manfaat yang dihasilkan oleh wirausahawan, selain menghasilkan laba yang
menguntungkan, kewirausahaan dapat juga memberikan manfaat kepada lingkungan
sekitarnya seperti mendorong pertumbuhan ekonomi, menggerakkan roda perekonomian,
menghasilkan lapangan pekerjaan, dsb.
DAFTAR PUSTAKA

Nihayatul Masykuroh, Etika Bisnis Islam. Banten: Media Karya Publishing, 2020.
Eko Purwanto, pengantar bisnis ero 4.0. Purwokerto: Sasanti Insitute, 2020.
Estu Mahanani, Dian Retnaningdiah, dkk, Pengantar Bisnis: Suatu Konsep dan Strategi,
Purbalingga,Eureka Media Aksara, 2022

Ninis Risantika, Jounal Locus Delicti, vol.2, Penyelesaian Sengketa Konsumen oleh
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, 2021
http://digilib.unila.ac.id/5002/17/BAB%20II.pdf
https://www.gramedia.com/literasi/pengusaha/#A_Pengertian_Pengusaha
JAY ARYAPUTRA SINGGIH, PERAN PENGUSAHA MUDA DALAM MENDORONG
PEREKONOMIAN INDONESIA GUNA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN
NASIONAL. Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia volume 8 nomor
3, hal 120.

Sam’un Jaja Raharja, Kolaborasi Sebagai Strategi Bisnis Masa Depan, Jurnal
Administrasi Bisnis (2009), Vol.5, No.1: hal. 40
Andar Ristabet Hesda, “Intervensi Pemerintah Dalam Perekonomian,” Jum'at, 20 April
2018 pukul 08:57:54, https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12670/Intervensi-
Pemerintah-Dalam-Perekonomian-Bagian-I-Ringkasan-Sejarah.html
Kasih Purwantini S.kom (2022) “Tujuan Perusahaan Didirikan, Fungsi, Jenis, Dan
Bentuknya”, https://komputerisasi-akuntansi-d3.stekom.ac.id/informasi/baca/Tujuan-
Perusahaan-Didirikan-Fungsi-Jenis-dan-Bentuknya/
f151e937fcb0b041f1b7a8519433173f2d9cfd94
Ignatius Edward Riantono, Pengelolaan Manajemen Modern dalam Mewujudkan Good
Corporate Governance: Optimalisasi Pencapaian Tujuan Perusahaan, Accounting and
Finance Department, Vol. 5 No. 1 Mei 2014, hal 314.
Bararuallo, F. (2019). Pengantar Bisnis. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Handoko, T. H. (2012). Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Rangkuti, F. (2018). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Chandler, A. D. (1962). Strategy and Structure: Chapters in the History of the American
Industrial Enterprise. Cambridge, MA: The MIT Press.
Porter, M. E. (1980). Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and
Competitors. New York: Free Press.
Drucker, P. F. (1973). Management: Tasks, Responsibilities, Practices. New
York: Harper & Row.
Zimmerer, T.W., & Scarborough, N.M. (2005). Essentials of entrepreneurship and small
business management. New York: McGraw-Hill Education.
Hisrich, R. D., & Peters, M. P. (1995). Entrepreneurship: Starting, managing, and
growing a new business. New York: McGraw-Hill Education.
Drucker, P. F. (1985). Innovation and entrepreneurship. New York: Harper & Row.

Anda mungkin juga menyukai