Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PENGANTAR BISNIS
PENGERTIAN BISNIS DAN RUANG LINGKUP BISNIS

Dosen Pengampu :

Syahyuni, SE. MM

Disusun oleh :

Dwingki Renaldy (2201120009.P)


Naila Azra Kamila (2201120050)
Waffi Asha Yusriyah (2201120052)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
TAHUN 2022 – 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Pengertian
Bisnis dan Ruang Lingkup Bisnis”. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang pengertian bisnis dan ruang lingkup bisnis.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Palembang, November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah ............................................................................................. 2
1.4 Manfaat Makalah ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Pengertian Bisnis, Fungsi – Fungsi Bisnis, Konsumen Bisnis, Tujuan Bisnis
dan B2B serta B2C. ....................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Bisnis .................................................................................... 3
2.1.2 Fungsi – Fungsi Bisnis............................................................................ 4
2.1.3 Konsumen Bisnis .................................................................................... 5
2.1.4 Tujuan Bisnis .......................................................................................... 6
2.1.5 B2B VS B2C........................................................................................... 8
2.2 Ruang Lingkup Bisnis Dan Bisnis Internasional. ......................................... 9
2.2.1 Ruang Lingkup Bisnis Secara Umum ..................................................... 9
2.2.2 Ruang Lingkup Bisnis Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
(KBLI) di Indonesia ............................................................................. 13
2.2.3 Bisnis Internasional............................................................................... 16
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 26
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sangat banyak kita temui pengertian dari bisnis dan ruang
lingkupnya. Menurut Griffin & Ebermenyatakan bahwa “Bisnis merupakan
suatu kegiatanusaha seseorang atau sekelompok orang untuk menghasilkan
keuntungan”. Dalam menjalankan sebuah bisnis kita perlu mengetahui dan
memahamiunsur-unsur penting dalam perekonomian. Seperti yang kita
ketahui, di masa lalu masih banyak masyarakat yangmemandang pekerjaan
bisnis dengan sebelah mata, karena bagi merekabisnis itu tidak dianggap
sebagai profesi terutama bagi para orangterpandang, kaum intelektual,
maupun ahli agama.

Ada pula faktor psikologisyang membuat masyarakat bersikap


negative sehingga mereka kurang berminat untuk menggeluti profesi bisnis
tersebut seperti sifat bersaing, egois,tidak jujur, kikir, sumber penghasilan
tidak stabil, pekerjaan rendah, dan lain sebagainya. Berbeda dengan saat ini,
sudah banyak terdapat masyarakat yang memiliki pandangan yang lebih
maju dan tertarik terhadap bisnis dibandingkandengan tahun-tahun
sebelumnya. Contohnya masyarakat saat ini sudah banyak beralih profesi
ke profesi bisnis seperti ahli hukum, kedokteran, maupun guru.

Bagi mereka saat ini profesi bisnislah yang sangat menjanjikan


untuk membawa karir kearah yang lebih cerah kedepannya nanti dan
dapatmemberikan kepuasan lahir dan batin kepada pelaksananya. Maka dari
pada itu, profesi bisnis ini harus dapat ditekuni, dirintis, dikembangkan,
maupun dijalankan oleh masyarakat Indonesia untuk dapat dijadikan
sebagai pekerjaan tetap maupun pekerjaan sampingan. Namun, dalam
pelaksanaanya masih banyak dari orang - orang yang belum mengenali
bisnis dan ruang lingkupnya. Orang - orang hanya menganggap bahwa
bisnis adalah kegiatan mencari untung, atau salah satu cara untuk menjadi
pengusaha.

1
Pengetahuan orang – orang masih dangkal terhadap bisnis. Untuk
itulah penting bagi mereka untuk mengetahui apa itu sebenarnya bisnis dan
hal-hal apa sajayang terdapat dalam kegiatan bisnis. Untuk itu, dalam
makalah ini penulis ingin membahas mengenai pengetian bisnis, fungsi –
fungsi bisnis, konsumen bisnis, tujuan bisnis, B2B vs B2C, ruang lingkup
bisnis dan bisnis internasional.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan pengertian bisnis, fungsi – fungsi bisnis,
konsumen bisnis, tujuan bisnis dan B2B serta B2C.
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan ruang lingkup bisnis dan bisnis
internasional.

1.3 Tujuan Makalah


1.3.1 Untuk mengetahui maksud dari pengertian bisnis, fungsi – fungsi
bisnis, konsumen bisnis, tujuan bisnis dan B2B serta B2C.
1.3.2 Untuk mengetahui maksud daari ruang lingkup bisnis dan bisnis
internasional.

1.4 Manfaat Makalah


Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaaan
atau manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis,
makalah ini berguna sebagai pengembangan ilmu, sesuai dengan masalah
yang dibahas dalam makalah ini. Secara praktis, makalah ini diharapkan
bermanfaat bagi: Penulis, Seluruh kegiatan penyusunan dan hasil dari
penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengalaman,
wawasan dan ilmu dari masalah yang dibahas dalam makalah ini. Dan bagi
pembaca, Makalah ini daharapkan dapat dijadikan sebagai sumber
tambahan dan sumber informasi dalam menambah wawasan pembaca.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bisnis, Fungsi – Fungsi Bisnis, Konsumen Bisnis, Tujuan


Bisnis dan B2B serta B2C.
2.1.1 Pengertian Bisnis
Menurut steinhoff “Business is all those activities involved in
providing the goods and services needed or desired by people” (
bisnis adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan
barang dan jasa yang dibutuhkan atau diinginkan orang). Dalam
pengertian ini kegiatan bisnis sebagai aktivitas penyedia barang dan
jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen, dapat dilakukan
oleh organisasi perusahaan yang memiliki badan hukum, perusahaan
yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memiliki
badan hukum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima,
warung yang tidak memiliki Surat Izin Tempat Usaha ( SITU ) dan
Surat Izin Usaha Pedagang ( SIUP ) serta usaha informal lainnya.
Produk ( product ) yang dihasilkan dan diperdagangkan oleh
kegiatan bisnis secara keseluruhan mencakup tangible goods maupun
intangible goods (jasa). Tangible goods merupakan barang-barang
yang dapat di indera oleh pancaindra manusia seperti mobil, rumah,
kursi, ballpoint, mi instant, sabun cuci, dll. Sedangkan jasa (services)
adalah produk yang tidak dapat dilihat secara kasat mata tetapi dapat
dirasakan manfaatnya setelah konsumen mengkonsumsi jasa tersebut.
Pengertian bisnis lainnya diberikan oleh Griffin dan Ebert
(1996). Menurut mereka, “Business is an organization that provides
goods or services in order to earn profit”. Sejalan dengan definisi
tersebut, aktivitas bisnis melalui penyediaan barang dan jasa bertujuan
untuk menghasilkan profit (laba).
Laba merupakan daya tarik utama yang mendorong sesorang
untuk melakukan kegiatan bisnis. Melalui laba yang diciptakan oleh

3
aktivitas bisnis maka pelaku bisnis dapat mengembangkan skala
usahanya menjadi lebih besar lagi.
Akumulasi laba yang diperoleh melalui aktivitas bisnis dapat
pula diinvestasikan ke dalam portfolio usaha yang dapat
meningkatkan nilai perusahaan (corporate value). Secara sederhana
nilai perusahaan merupakan penjumlahan dari utang perusahaan
(debt) ditambah dengan ekuitas/modal sendiri (equity).

2.1.2 Fungsi – Fungsi Bisnis


Menurut Steinhoff (1979:17) fungsi yang dilakukan oleh aktivitas
bisnis dapat dikelompokkan ke dalam tiga fungsi dasar, yaitu memperoleh
bahan baku (acquiring raw materials) mengolah bahan baku
(manufacturing raw materials) dan mendistribusikan produk kepada
konsumen (distributing products to costumers).

a. Aquiring Raw Materials


Perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur akan
berusaha memperoleh bahan baku dengan harga optimal serta terjaga
kesinambungan pasokannya. Di sisi lain, pasokan bahan baku yang
tidak berkesinambungan akan sangat memengaruhi keberlanjutan
produksi.

b. Manufacturing Raw Materials Into Products


Setelah bahan baku dipeoleh, perusahaan akan mengolah
bahan baku tersebut menjadi produk. Sebagai contoh, PT Indofood
Sukses Makmur sebagai peusahaan mi instan akan mengolah bahan
baku tepung terigu menjadi mi instan dengan diberi sebagai variasi
bumbu sepeti mi instan rasa kari ayam, rasa soto, mi goreng, dll.

c. Distributing Products to Costumers


Kegiatan distribusi produk dari produsen kepada konsumen
melibatkan berbagai perusahaan bisnis lainnya seperti perusahaan
distributor, ekspedisi, asuransi, grosir, toko pengecer, dll. Kegiatan

4
distribusi produk dapat pula dilakukan secara langsung oleh produsen
kepada konsumen akhir yaitu dengan menggunakan sistem distribusi
direct selling (penjualan langsung). Penjualan langsung digunakan
juga oleh berbagai perusahaan dengan menggunakan media televisi
(TV Media), Internet (Amazon.com) dll. Pelaksanaan ketiga fungsi
dasar bisnis tersebut sangat bergantung kepada jenis usaha yang
dijalankan. Misalnya kegiatan usaha perdagangan (trading) tidak
melakukan aktivitas mencari dan mempeoleh bahan baku (acquiring
raw materials), tetapi perusahaan manufaktur melakukan fungsi
tersebut.

2.1.3 Konsumen Bisnis


a. Companies That Consume
Sebuah perusahaan membeli produk atau jasa untuk
dijadikan sebagai bagian dari produk akhir perusahaan maka
perusahaan tersebut disebut original equipment manufacturer
(OEM).

b. Goverment Agencies
Pemerintah merupakan pembeli terbesar produk-produk
tertentu yang dihasilkan perusahaan. Misalnya, pemerintah
merupakan pembeli bahan kebutuhan pokok terbesar untuk
memenuhi kebutuhan seluruh penduduk indonesia.

c. Institutions
Institusi mencakup berbagai organisasi seperti sekolah (dari
mulai taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi), rumah sakit,
lembaga keagamaan, sampai organisasi amal (charitable
organizations).

d. Resellers
Perusahaan yang melakukan pembelian produk dari produsen
untuk dijual kembali kepada konsumen. Misalnya, PT Putri Daya

5
Usaha (PDU) yang menjadi distributor produk mi instan dari PT
Indofood Sukses Makmur, perusahaan ini membeli mi dari
indofood untuk dijual kembali kepada pedagang grosir maupin
toko eceran.

2.1.4 Tujuan Bisnis


Tujuan (objectives) dapat dirumuskan sebagai hasil akhir (end
results) yang ingin dicapai oleh para pelaku bisnis dari bisnis yang
mereka lakukan. Menurut Peter Drucker (1968:83) tujuan bisnis yang
ingin dicapai oleh suatu perusahaan mencakup: market standing,
innovation, physical and financial resources, profitability, manager
performance and development, worker performance and attitude,
public responsibility.

a. Wealth Maximization
Setelah perusahaan bertambah besar, para pendiri
perusahaan akan mempekerjakan para tenaga profesional yang
diharapkan mampu bekerja sesuai dengan kepentingan para
pengusaha yakni para profesional tersebut dapat menghasilkan laba
yang maksimal guna memaksimalkan kekayaan para investor.

b. Market Standing
Penguasaan pasar (market standing) merupakan salah satu
tujuan utama perusahaan. Penguasaan pasar akan memberikan
jaminan bagi perusahaan untuk memperoleh pendapatan penjualan
(sales revenue) dan profit dalam jangka panjang.

c. Innovation
Inovasi berkaitan dengan penciptaan nilai (value creation)
yang akan memberi konsumen kepuasan lebih besar untuk setiap
rupiah yang ia belanjakan. Oleh sebab itu tujuan bisnis yang ingin
dicapai melalui inovasi adalah menciptakan nilai pada suatu
produk.

6
d. Physical and Financial Resources
Selain penguasaan terhadap sumber daya fisik (termasuk di
dalamnya kapasitas pabrik, fasilitas pergudangan dll), perusahaan
harus memiliki penguasaan sumber daya keuangan yang memadai.

e. Profitability
Para pelaku bisnis yang memiliki badan usaha seperti
perseroan terbatas, persekutuan komanditer (CV), firma dan
koperasi merupakan contoh badan usaha yang bertujuan
menghasilkan laba. Perusahaan besar seperti Coca-Cola, Levi’s,
dan Unilever mengembangkan suatu budaya perusahaan yang
kemudian disebut the living company dimana keuntungan
perusahaan hanya dinikmati oleh pemilik perusahaan dan
membiarkan perusahaan dalam kondisi keuangan yang tidak sehat
sehingga apabila terjadi resesi atau krisis ekonomi maka
perusahaan tersebut dapat dipastikan akan lebih cepat mengalami
tekanan finansial (financial distress) yang sering kali berakhir
dengan kebangkrutan.

f. Manager Performance and Development


Manager merupakan orang yang secara operasional
bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan organisasi. Untuk
dapat mengelola perusahaan dengan baik, manager perlu memiliki
berbagai pengetahuan (knowledge),kemampuan (skill) dan perilaku
(behavior) tertentu yang berkaitan dengan profesinya.

g. Worker Performance and Attitude


Selain manager, sumber daya manusia yang harus
memperoleh perhatian besar dari perusahaan adalah para
karyawan. Oleh sebab itu untuk kepentingan jangka panjangnya,
perusahaan harus membuat tujuan yang spesifik terkait dengan

7
pemeliharaan dan pengembangan karyawan agar karyawan-
karyawan tersebut dapat bekerja dengan baik.

h. Public Responsibility
Bisnis harus memiliki tanggung jawab sosial seperti
memajukan kesejahateraan rakyat, mencegah terjadinya polusi,
menciptakan lapangan kerja dll. Pada tingkat paling dasar,
perusahaan melakukan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan
pengendalian dan pencegah polusi (pollution prevention). Pada
tahap kedua perusahaan dapat melakukan aktivitas product
stewardship di mana pada kegiatan produksi ini perusahaan tidak
hanya meminimalisasi terjadinya polusi dari kegiatan produksi
melainkan memperkecil pula dampak yang ditimbulkan dari
produk jadi perusahaan selama masa daur hidup produk tersebut
terhadap lingkungan hidup.
Pada tahap ketiga perusahaan merencanakan untuk
menetapkan teknologi-teknologi lingkungan yang baru (new
environmental technologies). Misalnya perusahaan monsanto telah
menggeser teknologi pertanian lama yang banyak meggunakan
bahan-bahan kimia dengan bioteknologi. Pada tahap keempat,
perusahaan dapat mengembangkan suatu sustainability vision yaitu
suatu visi yang dapat menjadi pemandu bagi pengembangan
produk, proses produksi, teknologi produksi dan berbagai hal
lainnya yang dapat menjamin tercapainya environmental
sustainability.

2.1.5 B2B VS B2C


Aktivitas bisnis yang dilakukan ole perusahaan dapat
dibedakan dengan melihat kepada siapa perusahaan memasarkan
produknya. Bila perusahaan menjual produknya kepada perusahaan
lain, maka perusahaan dikatakan tengah malakukan aktivitas
bussiness to business (B2B).Pada saat toko eceran Alfamart menjual

8
berbagai jenis barang kebutuhan sehari-hari (costumer goods) melalui
jaringan gerainya yang ada di seluruh indonesia maka Alfamart
dikategorikan tengah melakukan aktivitas bisnis B2C.

2.2 Ruang Lingkup Bisnis Dan Bisnis Internasional.


2.2.1 Ruang Lingkup Bisnis Secara Umum
Menurut philp kotler (2001 : 7) produk yang dipasarkan dalam
suatu kegiatan bisnis dapat dikelompokkan kedalam 10 entitas
produk. Kesepuluh entitas produk tersebut adala : iformations, places,
expereinces, organizations, ideas, peoples, properties, events, tangible
goods, dan services

a. Informations
Media masa baik cetak maupun elektronik merupakan
pelaku bisni informasi. Pada saat berlangsungnya piala eropa 2012
di ukraina dan polandia, stasiun televisi RCTI menayangkan secara
langsung perhelatan akbar sepakbola tersebut. Berbagai media
massa diindonesia juga meliput secara intensif pemilihan gubernur
DKI jakarta yang memperlihatkan rivalitas antara fauzi bowo-
nachrowi ramli (foke-nara) dengan pasangan calon gubernur joko
widodo-basuki thajaja. Purnama (jokowi-ahok) dimana pligub
tersebut berlangsung ketat dan harus dilakukan dalam dua putaran.

Penayangan berbagai berita yang sedang terjadi perhatian


atau publik akan meningkatkan rating siaran televisi sehingga akan
menarik para pengiklan untuk memasang iklan dan akan
menaikkan revenue satasiun TV tesebut.

b. Places
Termasuk kategori places misalnya tempat tujuan wisata.
Tempat tujuan wisata memiliki objek wisata yang dapat dijual
kepada wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan
mancanegara. Setiap tahunnya wisatawan mengunjungi

9
berbagai tempat tujuan wisata diberbagai wilayah indonesia
seperti candi borobudur, candi prambanan, ngarai sihanok di
bukittinggi, danau toba, danau minanjau, guung bromo, gunung
tangkuban perahu, pantai pengandaran, pantai senggingi dll.
Selain itu, keberhasilan industri parawisata arus dijunjung
oleh adanya sarana dan prasaran transportasi dan akomodasi yang
memadai sehingga akan meningkatkan nilai (value) dari tempat
tujuan wisata itu bagi para wisatan, baik maupun mancanegara.

c. Experiences
Manusia senang melakukan berbagai aktivitas untuk
memperoleh pengalaman- pengalaman tertentu dalam hidupnya.
Sebagai contoh, manusia pada umumnya memiliki keinginan untuk
merasakan sensasi jatuh (sensation of falling) sehingga kita
menyukai permainan yang memiliki sensani jatuh. Bermain
ayunan, roller coaster, bahkan dalam tingkat yang lebih ekstrem
banyak orang yang menyukai permaianan bungy jumping dan
terjun tandem.
Aktivitas - aktivitas tersebut merupakan sekelumit contoh
bagimana manusia keinginannya akan pengalaman sensasi jatuh.
Semua wahana yang ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan
manusia akan pengalaman sensasi jatuh tersebut telah menjadi
lahan bisnis yang dilakukan oleh pengelola tempat rekreasi seperti
taman impian jaya ancol, disney land dll.

d. Organizations
Rekam jejak (track record) perusahaan yang menghasilkan
produk bermutu dan dapat memuaskan kebutuhan konsumen serta
memiliki kinerja keuangan yang baik,akan menyebabkan
perusahaan yang satu memiliki nilai yang berbeda dibandingkan
pesaingnya dimata konsumen maupunpara investor.

10
Apabila organsasi perusahaan seperti ini menghasilkan
produk baru maka produk baru yang diihasilkan perusahaan
tersebut pada ummumnya akan dinilai memiliki kualitas yang baik
ooleh konsumen karena konsumen memiliki rujukan pengalaman
mengonsumsi produk-produk perusahaan tersebut sebelumnya.
Misalnya produk consumer goods yang dihasilakan oleh PT
uniliver pada umumnya dinilai memiliki kualitas yang baik karena
banyak produk konsumsi unggulan yang dihasilkan perusahan ini.

e. Ideas
Seluruh produk yang dipasarkan saat ini pada awalnya bersal
dari suatu id produk. Tirtoo utomo, pendiri PT aqua golden
mississipi memperoleh ide untuk membuat air minum dalam
kemasan setelah rekan bisnisnya terserag diare karena
mengonsumsi air yang tidak higienis, sesaat setelah mereka
bermain tenis lapangan.
Ide dapat melahirkan inovasi produ berupa produ yang sama
sekali baru sebelumya tidak ada di pasaran. Perusahaan du point
misalnya, pada era tahun 1990-an dikenal sebagai pencipta produk
inovatif sehingga produk-produk yang mereka hasilkan sering kali
digunakan sebagai menjadi nama generik.

f. People
Manusia dengan segaala kemampuan dan talenta yang
dimilikinya dapat menjadi komoditas bisnis. Komedian sule yang
memiliki nama asli entis sutisna (wikipedia.org/wiki/sule)
merupakan salah satu contoh fenomenal bagaimana manusia
dengan segala talenta yang memlikinya mampu menjadi komoditas
bisnis.

11
g. Properties
Hak kepemilikan seseorang terhadap benda-benda berharga
dapat komoditas bisnis. Misalnya hak kepemilikan seseorang
terhadap tanah yang ditunjukkan melalui kepemilikan sertefikat
hak milik atas tanah yang dapat diperjualbelikan. Demikian hal nya
kepemilikan seseorang terhadap kendaraan yang di tunjukan
dengan BPKB (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor),
kepemilikan terhadap saham perusahaan yang telah go publik dapat
di perjual belikan oleh pemilik hak tersebut kepada pembeli yang
berminat untuk memperoleh keuntungan.

h. Events
Hanya berselang beberapa hari setelah peristiwa ledakan
bom kuningan dijakarta, grup band asal jerman scorpions tampil
dihadapan publik indonesia. Penggelaran musik seperti yang di
lakukan oleh scorpions merupakan salah satu contoh events
(Acara) yang dapat di jual kepada publik dan menjadi bagian dari
kegiatan bisnis.

i. Tangible Goods
Pasta gigi pepsodent, diterjen soklin, minuman ringan
berkah bonase pola-pola, semir sepatu kiwi, mie istan indonmi
merupakan contoh-contoh tangible goods yang ditawarkan oleh
berbagai perusahaan penghasil produk tersebut kepada konsumen.
Produk-produk tersebut dapat diperjual belikan dan membentuk
aktivitas bisnsi karena produk-produk tersebut memiliki nilai
(value) sehingga konsumen mau menukar uang mereka yang
mereka miliki dengan pruduk-produk tersebut.
Kendati produk-produk diatas merupakan produk yang
secara tradisional digolongkan sebagai tangibe goods, namun pada
dasarnya produk-produk itupun memiliki kandungan jasa
didalamnya sebagai contoh, seorang komsumen membeli balpoin

12
parker tidak semata-mata membeli produk tersebut karena
penampakan pisiknya, melain kan ia membeli jasa yang dapat
diberikan oleh balpoin tersebut sebagai alat tulis.

j. Sevices
Salah satu ciri utama jasa adalah jasa bersifat intangible—
artinya keberadaan jasa tidak dapat dilihat secara kasat mata tetapi
dapat dirasakan manfaatnya setelah konsumen mengonsumsi jasa
tersebut. Ciri jasa lainnya adalah inseparable—artinya jasa tidak
dapat dipisahkan dari si pemberi jasa, sehingga kualitas jasa yang
akan diperoleh konsumen sangat bergantung kepada siapa yang
menjadi pemberi jasa.
Jasa juga memiliki ciri variability—artinya jasa yang
diberikan oleh pemberi jasa memiliki variasi antara satu pemberian
jasa dengan pemberian jasa lainnya meskipun dilakukan oleh
pemberi jasa yang sama. Hal ini dpengaruhi oleh suasana
psikologis pemberi jasa pada saat melakukan pemberian jasa.

2.2.2 Ruang Lingkup Bisnis Menurut Klasifikasi Baku Lapangan


Usaha (KBLI) di Indonesia
a. Pengertian dan Perkembangan Klasifikasi Buku Lapangan
Usaha Indonesia
Badan Pusat Stastistik (BPS) mnerbitkan klasifikasi buku
lapangan usaha indonesia tahun 2009 berdasarkan peraturan kepala
badan pusat statistik nomor 57 tahun 2009. Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi baku
kegiatan ekonomi yang terdapat di indonesia. KBLI disusun
dengan tujuan agar terjadi klasifikasi kegiatan ekonomi yag
konprehensif sehingga dapat diperoleh penyeragaman
pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan anlisa data statistik
menurut kegiatan ekonomi. Dengan penyeregaman tersebut, data
statistik kegiatan ekonomi dapat dibandingkan dengan format

13
yangg standar pada tingkat internasional, nasional, maupun
regional (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)
BPS,2009)

b. Pendekatan Klasifikasi dalam Klasifikasi Baku Lapangan


Usaha di indonesia

KBLI mengklasifikasikan seluruh aktivitas /kegiatan


ekenomi kedalam beberapa lapangan usaha yang dibedakan
berdasarkan pendekatan kegiatan yang menekankann pada proses
kegiatan ekonomi dalam menciptakan barang/jasa dan pendekatan
fungsi yang lebih melihat kepada fungsi pelaku ekonomi dalam

menciptakan barang/jasa. Adapun yang dimaskud dengan


stilah “kegiatan” dalam “kegiatan ekonomi” memiliki arti sebagai
suatu proses. Suatu kegiatan ekonomi terjadi bila sumber-sumber
produksi seperti bahan baku/penolong, tenaga kerja, peralatan dan
teknik produksi dikombinasikan untuk menghasilkan barang dan
jasa tertentu.

c. Struktur dan Pemberian Kode KBLI 2009


1. Kategori
Kategori menunjukkan garis pokok penggolongan kegiatan
ekonomi. Penggolongan ini diberi kode alfabet. Dalam KBLI,
seluruh kegitan ekonomi di indonesia digolongkan menadi 21
kategori. Kategori-kategori tersebut diberi kode huruf A dan
sampai dengan U.

2. Golongan Pokok
Golongan pokok merupakan uraian lebih lanjut dari
kategori. Setiap kategori diuraikan menjadi satu atau beberapa
golongan pokok (sebanyak-banyaknya lima golongan pokok,
kecuali industri pengolahan) menurut sifat masing-masing
golongan pokok. Diberi kode dua digit angka.

14
3. Golongan
Golongan merupakan uraian lebih lanjut dari golongan
pokok. Kode golongan terdiri dari tiga digit angka. Dua digit
angka pertama menunjukkan golongan pokok yang berkaitan,
dan satu digit angka terakhir menunjukan kegiatan ekonomi dari
setiap golongan yang bersangkutan. Setiap golongan pokok
dapat diiuraikan menjadi sebanyak-banyaknya sembilan
golongan.

4. Subgolongan
Subgolongan merupakan uraian lebih lanjut dari kegiatan
ekonomi yang mencakup dalam suatu golongan. Kode
subgolongan terdiri dari empat digit. Kode tiga digit angka
terakhir menunjukkan kegiatan ekonomi terdiri dari
subgolongan bersangkutan. Setiap golongan dapat diuraikan
lebihlanjut menjadi sebanyak-banyaknya sembilan
subgolongan.

5. Kelompok
Kelompok dimaksudkan untuk memilah lebih lanjut
kegiatan yang dicakup dalam suatu subgolongan menjadi
beberapa kegiatan yang lebih homogen.

d. Dasar penyusunan KBLI 2009


Dasar penyusunan KBLI adalah ISIC (International
Standard Industrial Classification of All Economic activities)
revisi 4 (Rev 4) sampai 4 digit yang disesuaikan dengan ASEAN
Common industrian Classification (ACIC) dan east asia
manufacturing Statistic (EAMS) serta dikembangkan rinci sampai
5 digit untuk kegiatan yang spesifik di indonesia.

15
2.2.3 Bisnis Internasional
Aktivitas bisnis yang dilakukan oleh perusahaa tidak hanya
berbatas pada aktivitas transaksi yang dilakukan perusahaan didalam
batas-batas negara dimana perusahaan berada – disebut dengan bisnis
domestik, melainkan dapat pula dilakukan diluar batas negara—yang
disebut dengan bisnis internasional.
a. Pengertian Bisnis Internasional
Bisnis internasional merupakan kegiatan transaksi barang
dan jasa diluar batas negara perusahaan yang bersangkutan untuk
memenuhi tujuan perusahaan (Czinkota, Ronkainen dan
Monfertt, 2005).

b. Evolusi Pemasaran Perusahaan dalam Memasuki Bisnis


Internasional
Perusahaan global yang kita kenal saat ini, pada awalnya
merupakan perusahaan domestik yang telah melewati
serangkaian evolusi pemasaran. Pada saat perusahaan cola-cola
masih menjadi perusahaan domestik, perusahaan tersebut hanya
melakukan aktivitas perdagangan yan sangat terbatas dinegara
bagian. Secara perlahan-lahan perusahaan mulai menemukan
peluang untuk melakukan kegiatan pemasaran ekspor (export
marketing).

c. Pemasaran Domestik (Domestic Marketing)


Perusahaan pada awalnya melakukan aktivitas pemasaran
produk perusahaan secara domestic (domestic marketing)
diamana produk dibuat dan dipasarkan di parent country, yaitu
negara tempat perusahaan berasal. Produk tersebut dibuat tanpa
memperhatikan perubahan yang terjadi di pasar global dan lebih
dipengaruhi cara pandang domestik.

16
d. Pemasaran Ekspor (Export Marketing)
Perusahaan akan memasuki tahap kedua dari evolusi
pemasaran internasional, manakala produk perusahaan telah
memperoleh permintaan dari pasar luar negeri sehingga
perusahaan terdorong untuk melakukan aktivitas export
marketing. Pada awalnya perusahaan banyak melakukan ekspor
secara tidak langsung (indirect exporting) dengan menggunakan
jasa perusahaan export atau perusahaan trading karena tingginya
ketidakpastian dalam aktivitas perdagangan ekspor.

e. Pemasaran Internasional (Internasional Marketing)


Pada tahap selanjutnya, perusahaan memasuki tahap
international marketing dengan menggunakan pengembangan
produk berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen lokal
(produk bersifat polycentric).

f. Pemasaran Multinasional (Multional Marketing)


Evolusi bisnis international dari sisi pemasaran mengalami
evolusi lebih lanjut ke tahap regional marketing pada saat
perusahaan mulai melakukan standardisasi produk untuk
dipasarkan pada regional tertentu yang dapat dibedakan dari
produk perusahaan yang dijual untuk pemasaran lainnya.

g. Pemasaran Global (Global Marketing)


Perusahaan akan memasuki tahap evolusi global marketing
pada saat perusahaan melakukan standarisasi produk yang dijual
secara globa tetapi produk tersebut masih memiliki variasi lokal
yang disesuaikan dengan variasi lokasi dimana produk
dipasarkan.

17
h. Evolusi Organisasi Perusahaan dalam Memasuki Bisnis
Internasional
Phatak, bhagat dan kashlak 2005 menggambarkaan tujuan
tahapan evolusi kelembagaan organisasi perusahaan yang
bergerak dari perusahaan domestik menjadi erusahaan global
dimana evolusi yang terjadi memiliki tingkat kecepatan yang
berbeda-beda antara perushaaan yang satu dengan yang lainnya.

1. Tahap 1 : Foreign Inquiry


Pada tahap ini perusahaaan memperoleh pesenan atas produk
yang dihasilkan oleh perusahaan atau pelaku usaha dari luar
negeri maupun pihak eksportir domestik.
Bila perusahaan menanggapi pesanan tersebut dan menjual
produknya ke luar negeri melakukan eksportir domestik atau
dengan menggunakan jasa importir luar negeri dari perusahaan
memperoleh laba yang memadai dari aktivitas barang tersebut.

2. Tahap 2 : Export Manager


Bila kegiatan ekspor perusahaan berlanjut dan perusahaan
memperoleh laba dari kegiatan ekspor yang dilakukannya,
maka hal tersebut dapat mendorong perusahaan untuk
memebentuk bagian organisasi dengan sejumlah staf yang
bertanggung jawab dalam hal pengelolaan aktivitas ekspor dan
dipimpin oleh seorang manajer ekspor (exsport manager).

3. Tahap 3 : Export Departement and Direct Sales


Bila kegiatan ekspor mengalami peningkatan secara terus-
menerus dan tidak dapat dikelola lagi oleh unit kecil organisasi
yang dipimpin seorang manajer ekspor, maka tahap
selanjutnya perusahaan akan memebentuk departmen atau
divisi ekspor sendiri. Divisi ini melakukan penjualan secara

18
langsung dan tidak lagi mengandalkan penggunaan jasa
perusahaan eksportir domestik.

4. Tahap 4 : Sales Branhcess and Subsidiaries


Perusahaan akan membentuk cabang perusahaan di luar negeri
yang bertangguung jawab terhadap pengelolaan penjualan
produk perusahaan di luar negeri bila ekspor perusahaan
mengalami pertumbuhan yang signifikan di luar negeri.
Cabang pejualan dipimpin oleh seorang manajer penjualan
yang bertanggung jawab kepada perusahaan pusat.

5. Tahap 5 : Assembly Abroad


Perusahaan manufaktur yang telah memiliki anak perusahaan
di luar negeri akan tertarik untuk membangun pabrik perakitan
produk perusahaan di luar negeri karena tiga alasan utama.
Pertama, biaya pengiriman produk yang belum dirakit
lebihmurah dibandingkan produk yang sudah dirakit. Kedua,
tarif masuk produk yang belum dirakit lebih murah. Ketiga,
perusahaan perakitan di luar negeri bisa memperoleh upah
tenaga kerja yang lebih murah.

6. Tahap 6 : Production Aboard


Berdasarkan akumulasi pengalaman perusahaan sejak
membentuk cabang penjualan di luar negeri sampai
membangun pabrik perakitan di luar negeri hingga perusahaan
sangat memahami potensi permintaan pasar luar negeri serta
karakteristik prooduk yang diminta oleh konsumen luar egeri,
maka perusahaan akan memasuki tahapan lebih lanjut dari
evolusi kelembagaan bisnis internasional dengan membangun
fasilitas produksi produk perusahaan di luar negeri.
Keputusan untuk membentuk fasilitas produk di luar negeri
didorong pula oleh semakin sulitnya menngkatkan volume

19
penjualan melalaui aktivitas ekspor. Setelaha membangun
fasiitas produksinya diluar negeri dan biasanya perusahaan
memiliki mitra patungan (venture) dan perusahaan lokal,
perusahaan berada pada tahap mengelola secara keseluruhan
bisnisnya diluar negeri dan melaksanakan sejumlah fungsi
bisnis seperti pembelian, kuanga, akuntansi, pengelolaan
sumber daya manusia, pemasaran, manajemen operasi dll.

7. Tahap 7 : Integrations of Foreign Affiliates


Pada tahap ini perusahaan parent company memutuskan untuk
mengintegrsikan berbagar perusahaan afilasi yang berada di
berbagai negara menjadi satu perusahaan internasional.
Perusahaan ini menjalankan fungsi sebagai jaringan
perusahaan global yang memungkinkan terjadinya pertukaran
berbagai gagasan yang akan meningkatkan inovasi dan kinerja
berbagai anak perusahaan /(subsidiary).
Para manajer perusahaan global akan memandang passaaar di
dunia ini sebagai lahan operasi mereka dimana berdasarkan
cara pandang yang mendunia ini para manajer akan
merancanakan, mengoprasikan dan mengandalikan aktivitas
perusahaannya.

i. Bentuk-Bentuk Aktivitas Bisnis International


Untuk memasuki pasar international, perusahaan melakukan
berbagai bentuk aktivitas internasional di mana masing-masing
bentuk bisnis international yangg dipilih oleh perusahaan
memiliki keunggulan dan kelemahan. Beberapa bentuk aktivitas
bisnis internasional yang paling banyak digunakan perusahaan
pada saat memasuki pasar internasional adalah transaksi ekspor
dan investasi asing langsung (foreign direcct invesment—FDI).
Di dalam konteks aktivitas ekspor, kendati indonesia telah
kehilangan daya saing di beberapa sektor ekspor tradisional,

20
seperti tekstil kayu, indonesia tengah meningkatkan daya
saingnya dipasar dunia sktor lain, seperti kendaraan bermotor.
Aktivitas bisnis internatioanal dulakukan oleh berbagai
perusahaan baik yang tergolong dalam usaha small and medium
enterprise—SME (usaha kecil dan menengah—UKM) maupun
perusahaan korporasi yang menjalankan usahanya diberbagai
belahan dunia.

j. Foreign Direct Invesment (FDI)


Investi asing langsung (FDI) terjadi pada saat perusahaan
melakukan investasi secara langsung dalam bentuk fasilitas
produksi untuk menghasilkan dan/atau memasarkan produk
perusahaan di pasar luar negeri.
FDI selanjutnya dapat dibagi kedalam dua kategori. Kategori
pertama adalah FDI dalam bentuk green field invesment.
Perusahaan yang mlakukan greenfield invesment akan
membentuk perusahaan baru diluar negeri. Kategori perusahaan
yang kedua adalah kategori FDI diamana perusahaan induk
(parent company) mengakusisi atau melakukan marger denggan
perusahaan yang sudah ada diluat negeri.

k. Ekspor (Export)
Aktivitas ekspor merupakan cara mmemasuki pasar
internasional yang banyak digunakan oleh perusahaan pada saat
mereka mulai melakukan kegiatan bisnis iinternasional. Kegiatan
ekspor memiliki dua keunggulan bagi perusahaan dibandingkan
FDI. Pertama, kegiatan ekspor tidak membutuhkan investasi yang
besar untuk menjalankan kegiatan manukfaktur di negara lain
(host country). Kedua, perusahaan dapat memperoleh skala
ekonomis dengan memusatkan produksi produk disuatu negara
kemudian melakukan ekspor di host country tersebut diberbagai
negara.

21
Disamping itu kelemahannya ialah aktivitas ekspor menjadi
tidak menarik,ekspor memliki biaya transportasi yang tinggi dan
hambatan tarif dapat menjadikan kegiatan ekspor menjadi tidak
ekonomis.

l. Lisensi (licensing)
Licensi merupakan suatu bentuk perjanjian dimana pemberi
lisensi (licensor) memberikan hak kepada pihak lain yang
menjadi pengguna lisensi (licensee) untuk menggunakan paten,
penemuan, formula, proses, desain, hak cipta dan merek dagang
selama peridode waktu tertentu yang disepakati antara licensor
dan licensee.
Lisensi memberikan keuntungan bagi perusahaan yang
menjadi lisensee karena perusahaan tersebut tidak perlu
mengeluarkan biaya yang besar untuk melakukan aktivitas
penelitian dan pengembangan. Lisensi juga memeliki tiga
kelemahan utama. Pertama, tidak memeiliki pengendalian ketat
terhadap kegiatan manukfaktur. Kedua, lisensi membatasi
licensor yang menerima keuntungaan dari aktivitas licensi lain.
Ketiga, kehilangan keunggulan bersaingnya.

m. Waralaba (Franchising)
Modus lain yang digunakan perusahaan untuk memasuki
pasar internasional adalah dengan melakukan francshising—
yaitu suatu bentuk perjanjian kontraktual adalaah pemilik
franchise/pewaralaba (franchisory) dengan pengguna franchise—
tewaralaba (franchisee).
Keuntungan franchising sebagai modus untuk memasuki
pasar internasional adalah tidak adaya risiko investasi
dibandingkan bila perusahaan membuka sendiri unit usahanya
diluar negeri.sedangkan kerugian yang biasa ditimbulkan dari

22
kegiatan franchising muncul manakala franchisee tidak dapat
menerapkan kendali mutu sesuai dengan permintaan franchisor.
n. Usaha Patungan (Joint Venture)
Cara lain untuk memasuki pasar internsional adalah dengan
membentuk perusahaan patungan (joint venture), yakni
perusahaan yang dimillki oleh dua atau lebih perusahaan
indenpenden (Hill,2006). Salah satu contoh usaha patungan
adalah usaha patungan antara perusahaan indonesia dengan
persahaan jepang yang membntuk PT Otsuka indoonesia.
Produk-produk yang dihasilkan antara lain: obat-obat etikal,
produk nutrisi klinis dan cairan infus serta produk alat-alat
kesehatan.
Bentuk aktivitas ini memeiliki keunggulan yaitu perusahaan
internasional yang bermitra dengan perusahaan lokal
memperoleh manfaat, biaya untuk beroperasi di pasar
internasional menjadi tinggi, dan terdapat beberapa negara yang
melarang perusahaan asing menggarap pasar domestiknnya.
Namun usaha patungan juga memiliki beberapa kelemahan.
Pertama, memeiliki pegendalian yang lemah terhadap teknologi
yang digunakan. Kedua, perusahaan induk tidak memiliki kendali
yang kuat atas perusahaan patungan. Ketiga, adanya potensi
konflik di antara kedua belah pihak.
o. Faktor-Faktor yang Mendorong Perkembangan Bisnis
Internasional
Terdapat tiga alasan mengapa perusahaan melakukan
ekspansi bisnisnya ke luar negeri (pathak, dkk, 2005). Kketiga
motif tersebut adalah market-seekiing motives, cost-reduction
motives serta strategic motives.

23
1. Market-Seeking Motives
Pada umumya perusahaan internasional mulai memasuki
pasar luar negeri pada saat pasar di dalam negeri sudah berada
dalam tahap kematangan (saturation stage). Berbagai perusahaan
fast food di amerika seperti McDonald’s da Pizza Hut
mengembangkan pasarnya ke luar negeri setelah pasar fast food
di dalam negeri mencapai tahap kematangan.
Salah satu negara yang memiliki ukuran pasar besar adalah
indonesia. Saat ini indonesia merupakan negara dengan tingkat
pertumbuhan ekonomis yang cukup tinggi dan memiliki kelas
menengah yang sedang tumbuh sehingga daya beli
masyarakatnya bertambah kuat.

2. Cost-Reduction Motives
Motif kedua yang mengakibatkan perusahaan internasional
mengembangkan usahanya keluar negeri adalah untuk
memperoleh biaya produksi yang lebih murah. Biaya produksi
yang lebih murah dapat berasal dari perolehan bahan baku yang
lebih murah, biaya upah yang rendah ataupun biaya logistik yang
rendah.
Sebagai contoh, perusahaan toyota dapat memperoleh pokok
produki yang lebih murah dengan membangun pabrik perakitan
mobil di indonesia.

3. Stategis Motives
Perusahaan international melakukan kegiatan bisnis di
negara lain dengan tujuan memelihara dan meningkatkan posisi
bersaing perusahaan baik di dalam industri maupu didalam
segmen pasar tertentu.
Perusahaan internasional melakukan kegiatan bisnis di
negara lain bisa juga didorong oleh motif strategis untuk
mengikuti pelanggannya yang ada diluar negeri. Phatak dkk,

24
(2005) mencontohkan, pada saat perusahaan otomotif jepang
membuka pabrik pembuatan mobl di amerika serikat, maka
berbagai perusahaan jepang yang mmproduksii ban mobil dan
suku cadang juga melakukan investasi langsung di amerika
serikat dalam bentukk pembangunan pabrik untuk menyediakan
produk bagi perusahaan otomotif jepang.

25
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Bisnis adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan
barang dan jasa yang dibutuhkan atau di ingingkan orang. Bisnis berfungsi
untuk memperoleh bahan baku yang kemudian dikelolah menjadi produk
dan di distribusikan kepada konsumen. Konsumen dalam bisnis tediri dari
perusahaan, pemerintahan, institusi dan resellers.

Bisnis bertujuan untuk memaksimalkan kekayaan, penguasaan


pasar, berinovasi, memperoleh bahan baku yang berkelanjutan,
meningkatkan laba, mencapai tujuan bisnis, menjaga sikap pekerja,
bertanggung jawab terhadap publik. Selanjutnya produk yang dipasarkan
dalam kegiatan bisnis dapat di kelompokan kedalam 10 entitas produk yaitu
: infomations, places, experiences, organizations, ideas, people, propeties,
events, tangible goods, and services.

Bisnis Internasional merupakan kegiatan transaksi barang dan jasa


di luar batas negara perusahaan yang bersangkutan untuk memenuhi tujuan
perusahaan. Dalam bisnis intenasional terdapat pemasaran domestik,
pemasaran internasional, pemasaran multinasional dan pemasaran global.
Faktor – faktor yang mendorong bisnis internasional adalah market-seeking
motivies, cost-reduction motivies, dan strategic motivies.

26
DAFTAR PUSTAKA

Solihin, I., 2015. Pengantar Bisnis, Penerbit Erlangga, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai