Seluruh masyarakat manusia, tidak peduli apakah mereka berada di negara- negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis maupun yang menganut sistem ekonomi terpusat (centrally planned economy) ataukah mereka berada di negara- negara berkembang atau terbelakang sama sekali akan dihadapkan tiga permasalahan ekonomi utama yang oleh Samuelson (2002:7) dirumuskan kedalam tiga pertanyaan What, How, dan For Whom. What berkaitan dengan masalah komoditas apa yang akan diproduksi? Berapa jumlah komoditas yang akan diproduksi dan dengan harga berapa komoditas tersebut akan dijual. How berkaitan dengan masalah bagaimana barang dan jasa tersebut dihasilkan? Siapa saja yang akan melakukan kegiatan produksi? Teknologi produksi apa yang akan digunakan?. For Whom berkaitan dengan masalah untuk siapa barang atau jasa tersebut diproduksi? Apakah distribusi pendapatan dan kekayaan berlangsung dengan adil?. Ketiga masalah ekonomi tersebut muncul karena pada umumnya kebutuhan dan keinginan manusia terhadap alat pemuas kebutuhan yang berupa barang dan jasa terus bertambah. Selain itu sebagian besar alat pemuas kebutuhan manusia yang bersumber dari sumber daya alam tidak dapat langsung digunakan untuk memenuhi keinginan manusia. Untuk menjawab ketiga permasalahan pokok ekonomi diatas terciptalah sistem-sistem ekonomi. Pada saat ini sistem-sistem ekonomi yang ada dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori, yaitu sistem ekonomi pasar, sistem ekonomi komando, sistem ekonomi campuran dan sistem ekonomi syariah. 4.2 SISTEM EKONOMI PASAR (KAPITALIS) Pada abad ke-19 di Amerika Utara dan sebagian besar eropa berlaku doktrin ekonomi laissez faire (leave us alone). Dalam doktrin ini, campr tangan pemerintah terhadap perekonomian negara dibatasi seminimal mungkin dan mekanisme ekonomi diserahkan seluruhnya kepada mekanisme pasar yaitu mekanisme dimana pembeli dan penjual berrinteraksi untuk menentukan harga dan pertukaran barang dan jasa. 4.2.1 Pemecahan atas Masalah What Perusahaan hanya akan memasuki jenis usaha yang akan memberikan kepada mereka laba (profit) dan akan meninggalkan usaha yang tidak dapat memberikan laba. Dengan kata lain, perusahaan hanya akan memproduksi barang yang dibutuhkan oleh konsumen, sehingga perusahaan akan memperoleh pendapatan penjualan dan laba. 4.2.2 Pemecahan atas Masalah How Cara terbaik bagi produsen untuk dapat bersaing dan melakukan maksimalisasi laba adalah dengan menjaga agar produsen dapat memperoleh biaya produksi minimum melalui penggunaan teknologi baru dalam proses produksi. 4.2.3 Pemecahan atas Masalah For Whom Pasar untuk faktor produksi akan menentukan harga dari faktor-faktor produksi tersebut masing-masing dalam bentuk harga sewa tanah (land rents), gaji dan upah (salary and rage wates) untuk tenaga kerja dan bunga (interest wage rates) untuk pemilik modal. Seseorang dapat menerima gaji dari pekerjaan yang ia lakukan, dividen dari saham yang ia miliki, sementara orang lain barangkali hanya menerima gaji dari tempat ia bekerja dan tidak menerima penghasilan lainnya. 4.2.4 Ciri-ciri Sistem Ekonomi Pasar (Kapitalis) Pertama, kepemilikan swasta terhadap alat-alat/faktor produksi Kedua, didalam sistem ekonomi pasar terdapat kebebasan untuk berusaha dan bersaing, dalam hal ini setiap orang atau kelompok orang-orang bebas untuk mendirikan perusahaan dan bebas bersaing dengan cara apapun. Ketiga, di dalam sistem ekonomi pasar, para produsen menjual hasil produksinya di pasar yang bersaing. Keempat, perusahaan yang berada di negara yang menurut sistem ekonomi pasar melakukan aktivitas usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimal.
4.3 SISTEM EKONOMI SOSIALIS (COMMAND ECONOMY)
Dalam sistem ekonomi komando/sosialis sebagaimana yang pernah dipraktikkan oleh rezim komunis Uni Soviet, Kuba, Tiongkok, dan beberapa Negara eropa negara timur. Dalam sistem ekonomi komando, strktur perekonomian berbentuk pyramid. Puncak pyramid dtempati oleh komisi perencana pusat (komite sentral), pada sistem ekonomi komando, masih terdapat harga barang dan jasa tetapi harga barang dan jasa tersebut tidak ditentukan oleh mekanisme pasar melainkan ditentukan oleh negara. Ciri-ciri sistem ekonomi sosialis : Kepemilikan alat-alat dan sumber produksi, tanah, mesin-mesin, dan lain- lain. Pengambilan putusan mengenai apa yang akan diproduksi, berapa banyak, bagaimana cara memproduksinya, dan dengan harga berapa ditentukan oleh negara. Penggantian mekanisme pasar dengan perencanaan pusat Produksi, distribusi, konsumsi dan alokasi smber-sumber produksi.
4.4 SISTEM EKONOMI CAMPURAN
Sistem ekonomi yang menyerahkan seluruh penyelesaian masalah pokok ekonomi kepada mekanisme pasar tanpa campur tangan negara. Sistem ekonomi pasar dengan mengikuti doktrin laissez faire telah menimbulkan permasalahan ketimpangan distribusi pendapatan Di negara-negara penganut sistem ekonomi pasar seperti Amerika Serikat, Telah terjadi peningkatan peran negara seperti tercermin dalam pengaturan monopoli, pengenaan pajak penghasilan dan berbagai jenis pajak lainnya. Pada sisi lain setelah jatuhnya rezim komunis Uni Soviet, maka Rusia maupun Tiongkok sebagai pendukung utama sistem ekonomi sosisalis Leninis/Maois telah melakukan reformasi sistem ekonomi dengan menjalankan perekonomian, meskipun dalam kasus Tiongkok, reformasi ekonomi tersebut tidak diikuti dengan reformasi di bidang politik yang sampai saat ini masih dikuasai oleh Partai Komunis..
4.5 SISTEM EKONOMI SYARIAH
Upaya untuk menerjemahkan nilai-nilai ajaran agama islam ke dalam ilmu ekonomi baru dimulai secara intensif dalam 30 tahun terakhir (Haron dan Wan Azmi, 2009).lahirnya tulisan dua intelektual muslim terkemuka yakni Umar Chapra yang menulis buku berjudul An Economyc System of Islam pada tahun 1971 dan tulisan M. Nejatullah Siddiqi yang berjudul An Islamic Approach to Economics pada tahun 1982. Salah satu tema sentral dalam sistem ekonomi syariah adalah penerapan prinsip ekonomi nonribawi dalam kegiatan ekonomi, larangan mengenai riba baik yang berasal dari pertukaran barang ribawi seperti emas dan bahan makanan. Pada sisi lain, umat islam di berbagai belahan dunia unntuk jangka waktu lama pada praktik ekonomi ribawi, khususnya yang berkaitan dengan aktivitas perbankan konvensional. Sistem Ekonomi Syariah dan Maqasid Syariah Maqasid Syariah adalah berbagai tujuan yang terkandung dalam syariat Islam yang dinyatakan oleh Allah SWT dalam al Qur’an Surat Al Anbiya Ayat 107 “Dan tidak kami utus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam”. Menurut Wan Jemizan, Maqasid syariah dibagi kedalam tiga bagian yaitu: Dharuriyyat
Dharuriyyat adalah perkara-perkara yang termasuk kedalam kebuutuhan
asasi yang harus dipenuhi oleh setiap individu. Hajiyyat
Hajiyyat adalah berbagai kemashalatan yang dapat menghilangkan kesulitan
hidup manusia dengan cara menghilangkan berbagai kesulitan yang berasal dari aktivitas kehidupan ini.
Tahsiniyyat
Tahsiniyyat adalah berbagai kemashalatan yang akan dapat
menyempurnakan akhlak manusia bila kemashalatan ini hilang, maka manusia bisa memiliki akhlak dan akal yang buruk.
4.6 SISTEM EKONOMI INDONESIA
Sistem ekonomi Indonesia pada masa Orde Lama masih leih condong pada sistem ekonomi sosialis. Perubahan orientasi pembangunan ini diikuti pula oleh perubahan sistem sistem ekonomi Indonesia yang semula bersifat tertutup menjadi terbuka. Dilihat dari klarifiasi sistem ekonomi sebagaimana telah dibahas sebelumnya. Dalam hal ini sistem ekonomi Indonesia disatu sisi mengakui kepemilikan swasta perorangan terhadap faktor produksi. Pada sisi lain terdapat pula kepemilikan Negara terhadap faktor produksi terutama yang berkaitan dengan cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 33 UUD 1945. Para Pelaku Ekonomi di Dalam Sistem Perekonomian Indonesia Produsen yang menghasilkan seluruh barang dan jasa dalam sistem perekonomian Indonesia dan dikelompokkan menurut lapangan usaha terdiri dari perusahaan-perusahaan negara (BUMN dan BUMD), swasta nasional dan swasta asing. Keseluruhan produsen dalam sistem ekonomi dinamakan sektor perusahaan (business sectors) Barang barang dan aneka jasa yang dihasilkan sektor perusahaan akan digunakan oleh empat sektor yang ada dalam sistem ekonomi Indonesia, yaitu sektor perusahaan (business sectors) Sektor Bisnis (Business Sectors) Sektor ini menggunakan hasil produksi dari perusahaan lain sebagai input produksi mereka. Sebagai contoh, petani menggunakan pupuk yang dihasilkan pabrik pupuk untuk tanaman padi mereka agar hasil panen meningkat. Sektor Rumah Tangga (Household Sectors) Dalam hal ini sektor rumah tangga yang terdiri dari konsumen secara perorangan maupun agregat yang menjadi pengguna berbagai barang dan jasa yang dihasilkan sektor perusahaan. Government Sectors Sebagai pembeli berbagai barang dan jasa yang dihasilkan sektor perusahaan, pemerintah membutuhkan gedung, peralatan, kendaraan dll. Foreign Sectors Banyak perusahaan asing yang membutuhkan tekstil atau produk buatan Indonesia sehingga mereka mengimpor produk-produk tersebut dari Indonesia.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro