Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR ILMU EKONOMI

Inisiasi 1
DEFINISI ILMU EKONOMI
Dalam hal ini Profesor Paul Anthony Samuelson, seorang ahli ekonomi dari Massachusetts Institute
of Technology (MIT), telah mengumpulkan sekurang-kurangnya enam buah definisi dari berbagai ahli
lain.

Keenam definisi itu masing-masing adalah sebagai berikut :

1. Ilmu ekonomi, atau ekonomi politik (politicale economy) adalah suatu studi tentang kegiatan-
kegiatan yang dengan atau tanpa menggunakan uang, mencakup atau melibatkan transaksi-transaksi
pertukaran antarmanusia
2. Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana orang menjatuhkan pilihan yang tepat untuk
memanfaatkan sumber-sumber produktif (tanah, tenaga kerja, barang-barang modal misalnya mesin,
dan pengetahuan teknik) yang langka dan terbatas jumlahnya, untuk menghasilkan berbagai barang
(misalnya gandum, daging, mantel, perahu layar, konser musik, jalan raya, pesawat pembom) serta
mendistribusikan (membagikan) nya kepada pelbagai anggota masyarakat untuk mereka
pakai/konsumsi.
3. Ilmu ekonomi adalah studi tentang manusia dalam kegiatan hidup mereka sehari hari, (untuk)
mendapat dan menikmati kehidupan.
4. Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana manusia bertingkah pekerti untuk mengorganisasi
kegiatan-kegiatan konsumsi dan produksinya.
5. Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang kekayaan.
6. Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang cara-cara memperbaiki masyarakat.

Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari berbagai perilaku pelaku ekonomi
terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang dibuat. Ilmu ini diperlukan sebagai kerangka berpikir
untuk dapat melakukan pilihan terhadap berbagai sumber daya yang terbatas untuk memenuhi
kebutuhan manusia yang tidak terbatas.

Lingkup Ilmu Ekonomi

a. Microeconomics adalah bagian dari ilmu ekonomi yang membahas perilaku individu dalam
membuat keputusan penggunaan berbagai unit ekonomi. Di sini ada perusahaan dan rumah tangga.

b. Macroeconomics adalah bagian dari ilmu ekonomi yang menjelaskan perilaku ekonomi secara
keseluruhan (economic aggregates)— akan terkait dengan income, output, employment, dan lain-lain
—dalam kerangka atau skala nasional.

Pembagian Ilmu Ekonomi (Alferd W. Stonier dan Douglas C. Hague)

1. Descriptive Economics (ilmu ekonomi deskriptif).

Di sini dikumpulkan semua kenyataan yang penting tentang pokok pembicaraan (topik)
yang tertentu, artinya mendiskripsikan data-data yang menjelaskan berbagai fenomena dan
kenyataan yang terjadi. misalnya: sistem pertanian di Bali, atau industri katun di India.
2. Economic Theory (ilmu ekonomi teori atau teori ekonomi atau analisis ekonomi).

Di sini kita memberikan penjelasan yang disederhanakan tentang caranya suatu sistem ekonomi
bekerja dan ciri-ciri yang penting dari sistem seperti itu. Teori ekonomi dibangun dengan landasan
pengamatan sebab akibat berdasarkan aksi dan reaksi yang terjadi dalam kehidupan ekonomi
masyarakat.
3. Applied Economics (ilmu ekonomi terapan).

Di sini kita mencoba mempergunakan rangka dasar umum dan analisis yang diberikan
oleh ekonomi teori untuk menerangkan sebab-sebab dan arti pentingnya kejadian-kejadian yang
dilaporkan oleh para ahli ekonomi deskriptif.

The Method of Economics

a. Positive economics
Positive economics studies economic behavior without making judgments. It describes what exists
and how it works.

Ekonomi positif adalah pendekatan ekonomi yang mempelajari berbagai pelaku dan proses
bekerjanya aktivitas ekonomi, tanpa menggunakan suatu pandangan subjektif untuk menyatakan
bahwa sesuatu itu baik atau jelek dari sudut pandang ekonomi.

Ekonomi positif di bagi menjadi dua, yaitu ekonomi deskriptif dan ekonomi teori.

b. Normative economics
Normative economics, also called policy economics, analyzes outcomes of economic behavior,
evaluates them as good or bad.

Oleh beberapa ahli dari hal ini membangun yang disebut dengan politik ekonomi (political
economics), salah satu cabangnya ekonomi kelembagaan. ekonomi normatif adalah pendekatan
ekonomi dalam mempelajari perilaku ekonomi yang terjadi, dengan mencoba memberikan penilaian
baik atau buruk berdasarkan pertimbangan subjektif.

Adapun tiga masalah pokok dalam perekonomian, yaitu :


1. Jenis barang dan jasa apa yang akan diproduksi?
2. Bagaimana menghasilkan barang dan jasa tersebut?
3. Untuk siapa barang dan jasa tersebut dihasilkan?

Memecahkan Masalah Ekonomi :

1. Barang Apa Yang Akan Diproduksi (What): Ditentukan Oleh Hak Memilih Dalam Nilai Rupiah Yang
Dimiliki Konsumen
2. Bagaimana Barang Diproduksi (How): Ditentukan Oleh Persaingan Diantara Produsen
3. Bagi Siapa Barang Dibuat (For Whom): Ditentukan Oleh Pola Permintaan Dan Penawaran di Pasar
Atas Faktor

Forum Diskusi 1
Mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi yang mengambil mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi
melalui forum diskusi ini anda dapat berdiskusi dengan teman-teman anda yang sama mengambil
mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi. Diskusikanlah dengan teman anda 3 macam sistem ekonomi
pada kegiatan belajar 1. Diskusikanlah dengan teman anda mekanisme pasar dan peran pemerintah
dalam ekonomi pada kegiatan belajar 2

Tiga Macam Sistem Ekonomi

Pengertian
Pengertian Sistem Ekonomi - Sistem ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan
yang berdampak pada kehidupan masyarakat baik dalam jangka panjang maupun jangka
pendek.  Dari definisi diatas memiliki beberapa sifat penting yaitu; i) suatu proses, yang merupakan
perubahan yang terjadi secara terus menerus, ii) sesuatu yang dapat merubah tingkat penghidupan
masyarakat.

Pendapat Para Ahli

Chester A Bemand mengatakan bahwa : ”Sistem ekonomi adalah suatu kesatuan yang terpadu yang
secara kolestik yang di dalamnya ada bagian-bagian dan masing-masing bagian itu memiliki ciri
dan  batas tersendir”

 Dumatry (1996) mengatakan bahwa :“Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta
menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu
ketahanan”.

Gregory Grossman and  M. Manu mengatakan bahwa :“Sistem ekonomi adalah sekumpulan
komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdiri dari atas unit-unit dan agen-agen ekonomi,
serta lembaga-lembaga ekonomi yang bukan saja saling berhubungan dan berinteraksi melainkan
juga sampai tingkat tertentu yang saling menopang dan mempengaruhi.”   

Menurut M. Hatta :”Sistem ekonomi yang baik untuk diterapkan di Indonesia harus berdasarkan atas
asas kekeluargaan”

 Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa sistem ekonomi
bukan hanya sebagai sekumpulan komponen atau unit perekonomian tetapi merupakan sebuah
penerapan yang dikembangkan oleh seperangkat masyarakat yang masing-masing memiliki ciri dan
batas-batas tersendiri.

Sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia adalah sistem ekonomi pancasila yang disebut juga
demokrasi ekonomi. Landasan pokoknya pasal 33 ayat 1-4 UUD 1945 (hasil amandemen). Adapun
hal-hal yang harus dihindari dalam sistem demokrasi ekonomi, yaitu sistem free fight liberalism,
sistem etatisme, dan monopoli.

Macam-Macam Sistem Ekonomi:

1.      SISTEM EKONOMI TRADISIONAL

           Sistem perekonomian tradisional ini berlaku pada negara-negara yang belum maju, dan mulai
ditinggalkan. udah hampir gak ada lagi penganut sistem ekonomi tradisional di dunia ini.  Mungkin di
ethiopia yang masih menganut sistem ini Dalam sistem ekonomi tradisional kegiatan ekonomi masih
menggunakan tradisi turun-temurun yang berlaku dalam suatu masyarakat dan telah menjadi nilai
budaya setempat. Kegiatan produksi dalam sistem perekonomian tradisional dilakukan secara
bergotongroyong dan bersifat kekeluargaan. Pada kehidupan masyarakat tradisional berkembang
suatu sistem ekonomi tradisional. Dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan
bergantung pada sumber daya alam. masyarakat juga memproduksi barang pemenuh kebutuhan
yang di produksi hanya untuk kebutuhan tiap-tiap rumah tangga. dengan demikian rumah tangga
dapat bertindak sebagai konsumen, produsen, dan keduannya. Ciri-ciri dari sistem ekonomi
tradisional antara lain adalah sebagai berikut:

- Kegiatan produksi umumnya mengolah ttanah dan mengumpulkan benda yang disediakan alam

- Alat produksi masih sederhana

- Sangat tergantung pada alam

- Hasil produksi untuk kebutuhan minimal dan besifat homogen

- Hasil industri berupa hasil kerajinan tangan

- Belum mengenal tukar menukar secara kredit (Kardiman, 2006 : 78).

2.      SISTEM EKONOMI LIBERAL

Sistem ekonomi liberat disebut juga ekonomi pasar, yaitu sistem ekonomi di mana pengelolaan
ekonomi diatur oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran). Sistem ekonomi ini menghendaki
adanya kebebasan individu dalam melakukan kegiatan ekonomi. Artinya, setiap individu diakui
keberadaanya dan mereka bebas bersaing.  Ciri-ciri ekonomi liberal:

- Adanya pengakuan terhadap hak individu

- Setiap manusia adalah homo economicus

- Kedaulatan konsumen dan kebebasan dalam konsumsi

- Menerapkan sistem persaingan bebas

- Motif mencari laba terpusat pada kepentingan sendiri

- Peranan modal sangat penting

Negara-negara yang menganut paham liberal di benua Amerika adalah Amerika Serikat, Argentina,
Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama,
Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga danut oleh
negara Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan
Suriname. Negara-negara penganut paham liberal di Eropa yakni diantaranya adalah Albania,
Armenia, Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Cyprus, Republik Cekoslovakia, Denmark, Estonia,
Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxembourg,
Macedonia, Moldova, Netherlands, Norwegia, Polandia, Portugal, Romania, Rusia, Serbia
Montenegro, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Switzerland, Ukraina dan United Kingdom. Negara
penganut paham liberal lainnya adalah Andorra, Belarusia, Bosnia-Herzegovina, Kepulauan Faroe,
Georgia, Irlandia dan San Marino.

Negara-negara yang menganut paham liberal di Asia antara lain adalah India, Iran, Israel, Jepang,
Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand dan Turki. Saat ini banyak negara-negara di Asia yang mulai
berpaham liberal, antara lain adalah Myanmar, Kamboja, Hong Kong, Malaysia dan Singapura.

Negara yang menganut paham liberal di kepulauan Oceania adalah Australia dan Selandia Baru.

Sistem ekonomi liberal terbilang masih baru di Afrika. Pada dasarnya, liberalisme hanya dianut oleh
mereka yang tinggal di Mesir, Senegal dan Afrika Selatan. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme
sudah dipahami oleh negara Aljazair, Angola, Benin, Burkina Faso, Mantol Verde, Côte D'Ivoire,
Equatorial Guinea, Gambia, Ghana, Kenya, Malawi, Maroko, Mozambik, Seychelles, Tanzania,
Tunisia, Zambia dan Zimbabwe.

3.      SISTEM EKONOMI CAMPURAN

Sistem ekonomi campuran adalah sistem ekonomi yang berusaha mengurangi kelemahan-
kelemahan yang timbul dalam sistem ekonomi terpusat dan sistem ekonomi pasar. Dalam sistem
ekonomi campuran pemerintah keberka sama dengan pihak swasta dalam menjalankan kegiatan
perekonomian. Negara yang menganut sistem ekonomi campuran adalah bekas negara non-blok.
mayoritas berada di Asia dan Afrika, seperti : Indonesia, Mesir, Malaysia

Pemerintah dalam Ekonomi Modern (PASAR)


Perekonomian pasar merupakan sistem perekonomian yang mengandalkan harga sebagai variabel
yang menentukan keseimbangan ekonomi. Berbagai keputusan ekonomi untuk menentukan
barang dan jasa apa yang akan dibuat (What), bagaimana menghasilkannya (How) dan siapa saja
yang akan mengkonsumsi barang dan jasa tersebut (for Whom), ditentukan oleh mekanisme pasar
dengan bimbingan tangan gaib (invisible hand).
Secara umum pasar didefinisikan sebagai suatu mekanisme di mana penjual dan pembeli dapat
menentukan harga secara bersama-sama untuk melakukan pertukaran. Pasar menentukan harga
tiap barang dan jasa dalam perekonomian. Pasar dapat dikategorikan ke dalam dua besar, yaitu
pasar barang dan jasa serta pasar faktor. Pasar faktor merupakan tempat interaksi antara penjual
faktor produksi (sektor rumah tangga) yang memiliki tanah, modal, keterampilan dan lainnya,
dengan yang meminta faktor produksi yaitu pihak perusahaan.
Pasar yang terjadi dalam perekonomian merupakan akumulasi dari berbagai pasar barang dan jasa
serta pasar faktor produksi. Banyaknya jenis barang/jasa tersebut akan menimbulkan diversifikasi
pekerjaan. Selanjutnya, diversifikasi pekerjaan akan menghasilkan spesialisasi, yang akan
mendorong timbulnya teknologi atau cara menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang
serendah-rendahnya.
Dalam kenyataannya, tidak semua barang dan jasa bisa dihasilkan melalui mekanisme pasar
dengan ‘tangan gaibnya’. Namun terjadi persaingan yang tidak sempurna, yang akhirnya
menimbulkan inefisiensi, sehingga harga yang terjadi menjadi demikian mahal atau bahkan
sebaliknya dimana barang dan jasa menjadi tidak berharga. Kegagalan sistem ekonomi pasar akan
menghasilkan pengaruh yang dapat merugikan perekonomian itu sendiri. Di samping akan
menimbulkan pemusatan faktor produksi pada satu pihak tertentu dan mengakibatkan
ketimpangan dalam pendapatan.
Inefisiensi pasar ini memerlukan intervensi dari pemerintah. Pemerintah dalam aktivitasnya dalam
perekonomian pasar dibatasi hanya pada beberapa kegiatan yang memang tidak bisa dilakukan
oleh individu, seperti misalnya bidang keamanan dan pertahanan. Tetapi jika harus campur tangan
dalam perekonomian dengan tujuan mengembalikan efisiensi, maka pemerintah melakukan
regulasi atau membuat kebijakan-kebijakan yang berfungsi mengatur jalannya perekonomian agar
tetap efisien.
P.A. Samuelson mengatakan bahwa pemerintah mempunyai tiga fungsi perekonomian, yaitu:
1.        Mengoreksi kegagalan pasar demi efisiensi.
2.      Membuat program untuk melakukan pemerataan pendapatan dengan menggunakan
instrumen pajak dan pengeluaran pemerintah.
3.      Membuat kebijakan fiskal dan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang
tangguh
Contoh pendapat masyarakat pada kebijakan pemerintah dalam ekonomi Indonesia
Beberapa pihak menolak disebut sebagai penganut ekonomi neoliberalisme, namun kenyataannya neoliberalisme
telah merasuk hampir di seluruh kegiatan ekonomi di Indonesia.
“Bohong kalau ada yang bilang Indonesia atau seseorang bebas dari neoliberal. Praktik ekonomi neoliberal telah
digunakan dalam seluruh praktik investasi, perdagangan, dan keuangan di negara ini,” ujar Indah
Suksmaningsih, Direktur Eksekutiftif Institute Global for Justice (IGJ), dalam konferensi Pers Pernyataan Sikap
IGJ di Jakarta, Selasa (9/8).
Untuk memperkuat argumennya, Indah memberikan beberapa contoh. Yang pertama di bidang investasi, puncak
penerapan aturan yang berwatak neoliberalisme adalah dalam undang-undang investasi, yaitu dikeluarkannya
UU No 25/2007 tentang Penanaman Modal (UU PM).
Undang-undang semasa Presiden Susilo Bambang Yudhono ini memberikan fasilitas, intensif, dan kemudahan
yang sangat luas kepada penanam modal. “Penguasa tanah diperbolehkan hingga 95 tahun, zaman Hindia
Belanda saja batasnya cuma sampai 75 tahun,” terangnya.
Contoh kedua penerapan neoliberalisne di Indonesia berada di sektor keuangan. Dengan dikeluarkannya UU No
23/1999 tentang Bank Indonesia, sebagaimana yang telah direvisi dengan UU No 3/2004 menjadikan BI sebagai
lembaga independen menjadi dasar dari liberalisasi keuangan. “BI tidak lagi berperan menyalurkan anggaran
bagi investasi, akan tetapi hanya menjalankan fungsi moneter, menjaga nilai tukar mata uang, dan inflasi dalam
rangka makroekonomi semata,” terangnya.
Contoh selanjutnya, berada di bidang perdagangan. Pemerintah telah melakukan perjanjian perdagangan bebas
(Free Trade Agreement/FTA) dengan hampir semua negara maju dan Uni Eropa. Perjanjian perdagangan bebas
hampir meliputi semua sektor.
“Apa yang disepakati FTA jauh lebih menyeluruh dibanding dengan WTO karena menyangkut seluruh aspek
liberalisasi perdagangan dan jasa. Contoh yang paling baru adalah rendahnya tarif bea masuk pada barang-
barang ekspor,” papar Indah.
Dan contoh terakhir, lanjutnya, adalah ekonomi nasional yang didominasi modal asing. Ekonomi Indonesia telah
digantung dalam utang yang sangat besar, saat ini jumlahnya mencapai 149,14 miliar dollar AS hingga kuartal IV
tahun 2008. “Dengan utang sebesar itu, pemerintah dengan mudah disetir oleh pemodal asing dan tidak berani
berbuat apa-apa,” ujarnya.
“Jelas sudah kalau sekarang kita memang menganut ekonomi liberal, bukan kerakyatan lagi,” tegas Indah

Insiasi 2
Pengertian Kelangkaan menurut Ilmu Ekonomi 

Apa yang terbersit di pikiran anda ketika mendengar istilah kelangkaan? Apakah mengenai hilangnya
kedelai di pasaran? Apakah mengenai hilangnya bawang putih di pasaran? Ataukah mengenai
minyak tanah atau elpiji yang mendadak lenyap di pasar sehingga membuat banyak ibu-ibu/bapak-
bapak harus mengantri di penyalur-penyalur minyak tanah atau elpiji?

Ketiga contoh di atas menggambarkan bentuk kelangkaan. Manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya tidak pernah ada puasnya. Kebutuhan manusia beraneka ragam dan terus-menerus ada.
Hari ke hari kebutuhan manusia semakin bertambah banyak baik jumlah, mutu, dan coraknya.
Pertambahannya itu tidak sebanding dengan sumber daya yang tersedia.Pojok Pedia

Oleh karena itu, akan ada sebagian orang yang tidak mendapatkan alat pemuas kebutuhan yang
diinginkan, entah karena tidak mampu mengeluarkan pengorbanan yang disyaratkan (biaya tidak
terjangkau) atau karena barang sudah habis.

Kondisi di atas dapat disebut sebagai kelangkaan. Jadi kelangkaan dapat diartikan situasi atau
keadaan di mana jumlah sumber daya yang ada dirasakan kurang atau tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan manusia.

Menurut ilmu ekonomi, kelangkaan mempunyai dua makna, yaitu:


a. terbatas, dalam arti tidak cukup dibandingkan dengan banyaknya kebutuhan manusia.
b. terbatas, dalam arti manusia harus melakukan pengorbanan untuk memperolehnya. 

Hukum Permintaan.

Hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan tingkat harga yang berlaku, melahirkan hukum
permintaan. Jika harga suatu jenis barang semakin rendah maka permintaan atas barang tersebut
akan semakin banyak. Sebaliknya, apabila harga suatu jenis barang semakin tinggi maka permintaan
atas barang tersebut akan semakin sedikit.

Hukum Penawaran,

Hubungan antara jumlah yang ditawarkan dengan tingkat harga yang berlaku, melahirkan hukum
penawaran. Jika harga suatu jenis barang semakin rendah maka penawaran atas barang tersebut
akan semakin sedikit. Sebaliknya apabila harga suatu jenis barang semakin tinggi maka penawaran
atas barang tersebut akan semakin banyak. 
Dengan demikian terdapat hubungan yang positif atau searah antara harga dan penawaran.

Pergeseran Sepanjang Kurva dan Pergeseran Kurv Penawaran

Jika terjadi perubahan pada harga suatu barang maka akan terjadi perubahan terhadap jumlah
barang yang ditawarkan.
Pergeseran kurva permintaan bisa terjadi jika harga barang itu sendiri dalam keadaan tetap sehingga
jika ada variabel lain selain harga barang itu sendiri yang berubah, hanya akan menyebabkan
perubahan jumlah yang ditawarkan. Sehingga pergeseran kurva penawaran akan terjadi jika yang
berubah adalah variabel selain harga.

Keseimbangan Permintaan dan Penawaran 

Terjadinya harga di pasar hanya ditentukan oleh variabel permintaan atau  penawaran saja, tetapi
ditentukan oleh keduanya.
Keseimbangan dan jumlah suatu jenis barang, terjadi jika permintaan dan penawaran barang tersebut
berada pada tingkat harga dan jumlah yang sama. 
Jika harga terjadi di atas harga keseimbangan, akan terjadi kelebihan penawaran atau Excess
Supply. Artinya, pada harga yang lebih tinggi produsen akan tertarik untuk menawarkan lebih banyak
daripada output keseimbangan.Sedangkan permintaan malah turun jika harga naik. Sebaliknya, jika
harga terjadi di bawah keseimbangan maka terjadi kelebihan permintaan atau Excess Demand.
Artinya pada harga yang lebih rendah konsumen akan tertarik untuk membeli barang lebih banyak.
Sedangkan pihak rodusen cendrung untuk menurunkan tawarannya karena insentif keuntungan yang
berkurang.
Last modified: Monday, 7 March 2016, 9:21 AM

Forum Diskusi 2
Mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi diharapkan aktif mengikuti forum
diskusi akan berkontribusi terhadap nilai tutorial online anda. Diskusikanlah dengan teman anda 
materi dibawah ini :

1. Elastisitas harga dari permintaan

BAB III. PERILAKU KONSUMEN

Pengertian Konsep Elastisitas

Dalam pengertiannya Konsep Elastisitas adalah suatu konsep yang dimana menggambarkan derajat kepekaan/respon dari
jumlah barang yang diminta/ ditawarkan akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya. Dari derajat kepekaan respon
yang diminta / ditawarkan ada berapa persen variable akan berubah sebagai akibat variable lain berubah 1%.

Dalam hal ini pada dasarnya ada beberapa variabel yang mempengaruhi konsep elastisitas, maka beberapa variabel yang
mempengaruhi konsep elastisitas, yaitu :

- Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)

- Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)

- Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of


demand)
Pada pembahasan kali ini saya akan membahas tentang Elastisitas Harga. Elastisitas Harga Permintaan adalah
derajat kepekaan / respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut. Atau bisa dibilang dengan kata lain
merupakan perbadingan dengan persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga
di pasar.
Tanda elastisitas ini selalu negatif, karena sifat mempunyai hubungan yang berlawanan, maka disepakati elastisitas harga ini
benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dari (<), sama dengan lebih besar (>=)dari satu Dan merupakan angka mutlak
(absolute).

Rumus Umum

Pada Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand) memiliki bentuk rumus umum yang dapat dituliskan
sebagai berikut :

Keterangan :

Eh = Elastisitas harga Permintaan

Q = Jumlah barang yang diminta

P = Harga barang yang dimaksud

Δ = Tanda perubahan (Delta) atau hasil penggabungan

Hasil akhir dari rumus umum elastisitas tersebut memberikan beberapa kategori yaitu:

- Apabila perubahan harga (ΔP) mengakibatkan perubahan yang lebih besar dari jumlah barnag yang diminta (Δ Q), sisebut
dengan elastisitas yang elastis (elastic), dimana besar koefisiennya adalah besar dari satu (Eh.1). Nemtuk kurva
permintaannya lebih landai. [ % ΔP < % Δ Q].

- Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) sama besarnya dengan persentase perubahan jumlahbarang yang diminta (% Δ
Q), disebut dengan elastisitas yang unity (unitari), dimana besar koefisiennnya adalah sama dengan satu (eh=1), bentuk
kurva permintaannya membentuk sudut 45 derajat dari titik asal [% ΔP = % Δ Q].

- Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) mengakibatkan perubahan kenaikan jumlah barang yang diminta (% Δ Q)
yang lebih kecil,disebut dengan elastisitas yang in elastic dimana besar keofisiennya lebih kecil dari satu (Eh<1).> % Δ
Q].

Perbedaan pada ketiga katagori tersebut disebabkan karena adanya perbedaan total pada penerimaan sebagai akibat
perubahan harga pada masing-masing kategori. Disamping memiliki perbedaan total penerimaan, Konsep elastisitas harga
ini juga memiliki perbedaan pada letak titik kurva permintaannya.

Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan

Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan
pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah
kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.

Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :

1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar


2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen
4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan
barang tersebut.
5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang.

Dari beberapa faktor tersebut juga akan mempengaruhi elastisitas besar atau kecilnya suatu harga elastisitas. Berikut ini akan
dibahas faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Besar / Kecilnya suatu elastisitas.

Elastisitas akan mengalami besar apabila :

1. Terdapat banyak barang subsitusi yang baik

2. Harga relatif tinggi

3. Ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain

Elastisitas akan mengalami kecil apabila :

1. Benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain

2. Barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.

3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan.

2. Elastisitas harga dari penawaran

Elastisitas Penawaran Karena Harga


Filed under: Teori Organisasi Umum 2 — Leave a comment
May 6, 2012
Secara definisi elastisitas penawaran karena harga adalah persentase perubahan jumlah
penawaran. Elastisitas ini biasanya positif karena harga yang lebih tinggi memberi insentif
kepada para produsen untuk meningkatkan output. Elastisitas penawaran dapat juga
dihubungkan dengan variabel- variabel seperti suku bunga, upah rata- rata dan harga bahan
baku serta barang- barang lain yang dipakai untuk membuat produk tersebut. Misalnya
kebanyakan barang buatan pabrik, maka elastisitas penawaran karena harga bahan baku adalah
negatif. Kenaikan harga bahan baku input berarti biaya produksi yang lebih tinggi untuk
perusahaan, jadi jika variabel- variabel lain tetap sama, jumlah penawaran akan turun.
Elastisitas penawaran karena harga secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

Kriteria tingkat elastisitas penawaran karena harga, yaitu:


• Jika Es = 0 disebut inelastis sempurna, artinya bila harga jual per unit mengalami kenaikan 1%,
tidak mengakibatkan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen tidak bertambah atau
berkurang.
• Jika Es 1 disebut elastis berarti bila harga jual per unit mengalami kenaikan sebesar 1%,
mengakibatkan jumlah barang yang ditawarkan naik lebih besar dari 1%.
• Jika Es = 1 disebut unitary berarti bila harga jual per unit mengalami kenaikan sebesar 1%,
akan mengakibatkan bertambahnya jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen sebesar 1%.
• Jika Es = tidak terhingga (∞) disebut elastis sempurna berarti berapapun harga jual per unit
ditawarkan, tidak akan mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan produsen ke pasar.
Gambar kurva penawaran berdasarkan tingkat elastisitas penawaran karena harga sebagai
berikut:

Faktor- faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran karena harga sebagai berikut:
• Keleluasaan untuk meningkatkan produksi
Jika input mudah didapat, maka output akan naik lebih besar jika harga barang naik. Jika
kapasitas produksi terbatas, maka peningkatan harga output akan ditanggapi dengan kenaikan
output yang relatif lebih kecil.
• Jangka waktu untuk merespons
Perubahan harga cenderung mempunyai dampak yang besar pada kuantitas yang ditawarkan,
jika jangka waktu produsen untuk merespons perubahan harga lama.
Berikut ini contoh elastisitas penawaran karena harga, yaitu inelastis sempurna (Es = 0)
Sebuah barang televisi diproduksi sebanyak 1000 unit dengan harga jual per unit dibuat
bervariasi sesuai schedule pengeluarannya.

Gambar kurva penawaran karena harga sebagai berikut:


3. Elastisitas silang dari permintaan
4. Elastisitas pendapatan dari permintaan
5. Kebijakan harga atap (Ceiling Price)
6. Kebijakan harga dasar (Floor Price)

Anda mungkin juga menyukai