RENGASDENGKLOK
Tanggal 18 Agustus tahun 1945 Jepang telah kalah atas Sekutu dengan di bom nya
kota Hiroshima dan Nagasaki. Hal ini tentu saja membuat Jepang menjadi kalang
kabut,dan berita ini pun telah tersebar di seluruh penjuru dunia. Serta merta berita ini
pun didengar oleh seluruh pejuang bangsa Indonesia. Mereka yang mendengar
berita ini adalah para pejuang bawah tanah. Salah satu tokohnya adalah Sutan
Syahrir. Mereka sering mendengar berita – berita dari siaran radio luar negeri. Oleh
karena itu mereka dengan cepat mendengar berita penyerahan Jepang tersebut.
Sutan Syahrir sedang mendengarkan siaran radio BBC London.
Pada tanggal 15 Agustus 1945 para pemuda mengadakan rapat di Jakarta yang
dihadiri oleh Wikana,Singgih, Moewardi, Sutan Syahrir dan para pemuda lainnya.
Akhirnya mereka berangkat ke rumah Soekarno, tak lama kemudian mereka sampai
di rumah Soekarno
Wikana : ’Asalamu’alaikum !’
Fatmawati : Wa’alaikusalam, Oh mancari Kang Mas ada didalam,
ayo masuk wah kebetulan sekali ya, tokoh-tokoh tua juga
sedang berkumpul disini’
Wikana : ’Apa bu,tokoh tua juga ada disini ? (Wikana bertanya
dengan penuh rasa kaget)
Fatmawari : ’Ya ada, seperti Moch Hatta, Ahmad Soebardjo, dan
yang lainnya, maaf saya keasyikan ngobrol, mari masuk,
silahkan duduk, saya penggilkan dulu Kang Mas’
Sukarni : ’Silahkan Bu!’
Tidak lama kemudian Soekarno datang bersama anggota yang lain nya
Sutan Syahrir : ’Maaf Bung, lagi-lagi kami menganggu waktu anda’
Soekarno : ’Ah tak apa-apa, lalu apa yang ingin kalian bicarakan’
Sutan Syahrir : ’Begini, Bung sendiri sudah tehukah bahwa kami
menginginkan Indonesia segera memproklamasikan
kemerdekaannya’
Soekarno : ’Yah saya tahu, kalian begitu menginginkan Indonesia
segera memperoklamasikan kemerdekaan, sama saya
juga menginginkan’
Latif : ’Lalu kenapa Bung tidak menyetujui, kalau Bung
menginginkan kemerdekaan Indonesia
Soekarno : ’Saya tidak bisa seenaknya menyetujui usul anda, tanpa
mengadakan rapat dahulu dengan anggota PPKI’
Muwardi : ’Saya berharap Bung tidak akan mengadakan rapat
dengan anggota PPKI, karena yang saya takutkan nanti
Jepang malah mengetahui rencana ini Bung, kita tahukan
PPKI memang di bentuk oleh Jepang’
Soekarno : ’Yah saya tahu itu bahwa memang PPKI itu dibentuk
oleh Jepang, tapi itu merupakan satu-satunya jembatan
bagi kita untuk memperoklamasikan kemerdekaan
Indonesia’
Singgih : ’Tetapi kami tidak ingin Jepang ikut campur tangan
dalam rencana ini Bung!’
Ahmad Soebarjo : ’Jadi maksudnya kita memutuskan segala ikatan
dengan Jepang, begitu bukan’
Sutan sahir : ’Ya tepat sekali tuan’
Soekarno : ’Tetapi saya tidak menyetujuinya, lebih baik kita
bicarakan masalah ini dengan anggota PPKI agar
nantinya saat memperoklamasikan kemerdekaan
Indonesia kita tidak mengalami banyak masalah’
Sutan sahir : ’Tapi tuan saya rasa itu tidak .... ’
Soekarno : (Memotong pembicaraan sutan sahir) ’Jika kalian
semua tidak setuju dengan saya , saya tidak akan mem-
proklamasikan’ (dengan nada bicara yang tinggi)
Semakin ancur perundingan, para pemuda dan Soekarno ber isi tegang keadaan
semakin panas. Tiba-tiba Moch Hatta datang
Hatta : ’Assalamu’alaikum!’
Soekarno : ’Waalaikum salam!’
Hatta : ’Ada apa ini para pemuda dan tokoh Bung datang
berkumpul di sini’
Soekarno : ’Ah tidak apa-apa saya senang sekjali Bung datang
kemari. Kami sedang membicarakan keinginan para
pemuda ini’
Hatta :’Memang apa keinginan para pemuda itu, yang saya
dengar kalau tidak salah mereka ingin
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia’
Soekarno : ’Yah benar sekali itu yang mereka inginkan, tepi yang
saya tidak setujui karena saya tidak bisa mengambil
keputusan ini sendiri’
Hatta : ’Bagaimana kalau kita rundingkan dulu masalah ini
tanpa para pemuda, kita renungkan bersama para tokoh
tua’
Soekarno : ’Baiklah saya setuju!’
Hatta : ’Tapi bagaimana dengan para pemuda ini?’
Soekarno : ’Biarkan para pemuda itu duduk di serambi belakang’
(Pemuda keluar dari rumah Soekarno dan menunggu tokoh tua yang berunding.
Mereka menunggu di serambi belakang)
(Bung Karno dan Bung Hatta serta para tokoh nasionalis tua berunding)
Ketika pertemuan para golongan tua di rumah Ir. Soekarno..
Moh. Hatta :”Bagaimana ini? Para pemuda menuntut untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan.”
Ir. Soekarno :”Tapi kita tidak boleh gegabah, Bung. Kita butuh waktu
untuk mempersiapkan semuanya dengan matang agar
tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.”
Ahmad Soebarjo :”Saya setuju. Menurut saya, yang terpenting sekarang
adalah menghadapi Sekutu yang hendak berniat kembali
berkuasa di negeri ini. Selain itu, masalah kemerdekaan
sebaiknya dibicarakan lagi dalam sidang PPKI 18
Agustus mendatang.”
Moh. Hatta :”Lalu bagaimana dengan pendapat golongan muda? Apa
kita abaikan saja?”
Soekarno :”Lagipula mereka masih muda, pemikiran mereka terlalu
pendek. Kita harus melihat ke depan, mempersiapkannya
dengan matang. Jika tidak, bagaimana nanti jika
semuanya berantakan?”
Ahmad Soebarjo :”Baiklah, Bung. Berarti kita semua sudah sepakat.”
Hilangnya Soekarno dan Moh. Hatta secara misterius pagi itu, menimbulkan
kepanikan di kalangan para pemimpin di Jakarta. Peristiwa ini baru diketahui oleh
Mr. Ahmad Soebardjo pukul 08.00 pagi.
Perumusan teks proklamasi dilakukan di ruang makan Maeda. Sukarni, Sayuti Melik
menyaksikan Soekarno, Moh Hatta, dan Mr. Ahmad Soebardjo membahas
perumusan naskah proklamasi.Tidak lama kemudian mereka sampai di serambi
belakang di tempat para pemuda menunggu
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll.
Di laksanakan dengan djara seksama dan dalam tempoh yang sesingkat-singkatnya.
Djakarta, 17 – 8- 05
Wakil Bangsa Indonesia
Soekarno : ’Mungkin ada yang ingin menambahkan’
Wikana : ’Ada, kata-kata ada sedikit yang janggal jadi perlu di beri
perubahan sedikit’
Ahmad Soebarjo :”Apa yang harus diubah?”
Singgih :”Dalam konsep yang telah saudara sampaikan, terdapat
beberapa keganjilan. Menurut saya, kata tempoh bisa
kita ganti dengan tempo.”
Ir. Soekarno :”Baik, saya terima. Lalu?”
Sutan Syahrir :”Begitu pula dalam tulisan Djakarta, 17-08-05 sepertinya
akan menjadi lebih jelas jika diubah menjadi Djakarta, 17
boelan 8 tahun ’05.”
Moh. Hatta :”Ide yang bagus. Ada lagi?”
Muwardi :”Satu lagi. Kalimat “wakil-wakil bangsa Indonesia”
baiknya diganti menjadi “Atas nama bangsa Indonesia.”
Soekarno : ’Baiklah kita akan memperbaikinya sekali lagi!’
Singgih : ’Itu lebih baik!’
Akhirnya dini harinya tanggal 17 semua pulang ke rumah masing-masing, tetapi
para pemuda tidak pulang ke rumahnya, tetapi mereka menghimpun rekan-rekannya
untuk menyebar luaskan berita itu kesegenap masyarakat Jakarta.Pagi harinya
pemuda-pemuda dan penduduk sekitar berkumpul di Jakarta yaitu di rumah Ir.
Soekarno.
Kemudian Fatmawati menjahit bendera tersebut dengan tangannya dan, Tidak lama
kemudian Moch Hatta datang.
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Pada kesempatan pagi ini kita berkumpul untuk menjadi saksi dari
peristiwa penting yang selama ini kita tunggu, yaitu peristiwa yang selalu
menjadi impian dan harapan sebagai bangsa yang terjajah. Dari bertahun-
tahun yang lalu sampai beratus-ratus tahun yang lalu kita memperjuangkan
kemerdekaan kita agar bebas dari penjajahan.
Hari ini kita mengibarkan kemerdekaan kita dengan harapan dapat menjadi
tombak agar kehidupan kitaa bisa berubah menjadi lebih baik labih layak dari
sebelumnya.
Terima kasih kepada para pejuang yang kokoh dan teguh
memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita dengan segenap jiwa dan raganya
dari mulai penjajahan Bangsa Portugis, Inggris, Jepang dan Belanda. Kita
selama ini seolah seperti orang yang selalu tunduk di hadapan penjajah. Kita
seolah mengabdi kepada mereka. Namun di dalam hati kita, kita tetap
menjungjung tinggi keinginan dan impian kita untuk kemerdekaan bangsa kita.
Kini semua harapan kita itu bukanlah sebuah angan-angan belaka,
melainkan sebuah perjuangan yang hasilnya dapat kita saksikan saat ini,
prolkamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia, dengan di tandai pembacaan
Naskah proklamasi.
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll.
Di laksanakan dengan djara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-
singkatnya.
Djakarta,hari, 17 Boelan 8 tahoen 1945
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno Hatta
Demikianlah naskah Proklamasi ini sebagai tanda bahwa bangsa kita bangsa
indonesia yang telah merdeka. Kemudian sebagai simbol kebebasan dan
kemerdekaan kita, kita kibarkan bendera merah putih.