Anda di halaman 1dari 20

NASKAH SOSIODRAMA PERISTIWA

RENGASDENGKLOK

Tanggal 18 Agustus tahun 1945 Jepang telah kalah atas Sekutu dengan di bom nya
kota Hiroshima dan Nagasaki. Hal ini tentu saja membuat Jepang menjadi kalang
kabut,dan berita ini pun telah tersebar di seluruh penjuru dunia. Serta merta berita ini
pun didengar oleh seluruh pejuang bangsa Indonesia. Mereka yang mendengar
berita ini adalah para pejuang bawah tanah. Salah satu tokohnya adalah Sutan
Syahrir. Mereka sering mendengar berita – berita dari siaran radio luar negeri. Oleh
karena itu mereka dengan cepat mendengar berita penyerahan Jepang tersebut.
Sutan Syahrir sedang mendengarkan siaran radio BBC London.

Pada tanggal 15 Agustus 1945 para pemuda mengadakan rapat di Jakarta yang
dihadiri oleh Wikana,Singgih, Moewardi, Sutan Syahrir dan para pemuda lainnya.  

Sutan Syahrir : (Membuka pembicaraan ) Assalamu’alaikum wr. wb


Semuanya yg hadir : Wa’alaikumsalam wr. wb.
Sutan Syahrir : Saudara-saudara ku saya mendengar berita yang
mengembirakan bagi kita semua, bahwa Jepang telah
mengalah kepada Sekutu saya mendengar berita
tersebut dari radio Luar Negeri  itu berarti terjadi
kekosongan kekuasaan di Indonesia
Wikana  : Itu merupakan kabar yang sangat menggembirakan
bagi kita semua, tapi apa maksud Bung tadi berbicara  
terjadi kekosongan kekuasaan?
Sutan Syahrir : ‘Maksud saya, Jepang tidak lagi berkuasa terhadap
negeri kita karena menyerah kepada sekutu, sedang
sekutu belum sepenuhnya menguasai Indonesia.’
Wikana          : Oh ya saya mengerti Bung, terima kasih atas
penjelasannya
Sutan Syahrir              : (membalas dengan senyuman )
Singgih        : ‘Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan  untuk
mengisi kekosongan kekuasaan ini?’
Moewardi : Maka dari itu, mari kita sepakat untuk menolak segala
bentuk ‘hadiah’ kemerdekaan dari Jepang karena kita
akan menyusun kemerdekaan sendiri
Wikana : Bung Moewardi benar, Kemerdakaan itu adalah hak dan
persoalan rakyat yang harus segera diproklamasikan.
Mari kita semua meminta kepada Ir. Soekarno dan
Bung Hatta untuk memutuskan segala hubungan
dengan Jepang.”
Singgih : Saya setuju dengan usul mu itu Wikana , Sebaiknya
mulai sekarang kita harus meminta kepada Ir.Soekarno
dan Moch Hatta. Lebih cepat lebih baik bukan?
Sutan syahrir         : Bagaimana kalau kita mengajukan kepada Ir. Soekarno
dan Moh. Hatta agar segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia secepatnya.
Moewardi           : Saya setuju usul anda Bung, karena waktu itu inilah
yang tepat bagi kita semua untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Singgih : Tapi bagaimana jika Bung Karno dan Bung Hatta tidak
setuju dengan itu semua?
 
Mendengar yang dibicarakan  Moewardi para pemuda ricuh, mereka begitu
gembiranya mendengar Indonesia akan memproklamasikan kemerdekaannya
Sepertinya mereka tidak sabar untuk membicarakan keinginan rakyat ini bersama
Soekarno dan Moch Hatta, Moewardi yang melihat sikap para pemuda tersebut
kemudian mencoba  untuk menenangkan mereka.

 Moewardi           : Tenang, tenang semua tenang, saya mohon


kalian duduk di kursi masing-masing.
Wikana : Bagaimana kalau rapat siang ini, kita tutup
sampai disini saja. Kalian semua, bisa pulang ke
kediaman masing- masing dan menunggu Soekarno
dan Bung Hatta angkat suara.
 Sutan Syahrir : Baiklah kalau begitu, Bung. Sampai jumpa besok pagi.
Kami pergi dulu. Terimakasih atas informasinya.
(menjabat tangan Sukarni dan Chairul Shaleh)’
Singgih            : Kalau kalian sudah setuju, besok kita akan mendatangi
rumah Soekarno dan kita bicarakan  maksud 
keinginan  kita semua , bagaimana kalau  rapat ini kita
cukupkan sekian lebih baik kita pulang kerumah
masing-masing.’
 
Rapat pun akhirnya  selesai, para pemuda kembali pulang dan kembali kerumah
masing-masing. Keesokan harinya  pada tanggal  15 Agustus 1945 para pemuda 
mendatangi  rumah soekarno dengan maksud memberitahukan Soekarno tentan
keinginan para pemuda  itu.
 
Sutan Syahrir : Tok-tok, Assalamu’alaikum?’
Fatmawati                 : (Fatmawati membukan pintu) Wa’alaikumsalam
Sutan syahrir          : Maaf bu, apakah Bung Karno ada , kami ingin bertemu
dengannya
Fatmawati                 : Iya kang mas ada didalam, memang ada apa yah
mencari kang mas’
Moewardi : Begini Bu  ada hal  yang penting   yang harus kami
bicarakan dengan nya.’
Fatmawati                 : Oh kalau begitu   ya sudah ayo silahkan masuk,
silahkan duduk.
Chairul saleh             : Terima kasih Bu, maaf bu saya buat ibu repot’
Fatmawati                 : Sama-sama  (sambil tersenyum ) kalau begitu saya
  panggilkan dulu kang mas’
 
Fatmawati akhirnya pergi meninggalkan para pemuda di ruang tamu dan kemudian
ia menemui Soekarno
 
Soekarno                     : (Soekarno keluar dari kamar) Siapa Bu, kok
kelihatannya ada yang datang
Fatmawati                   : Itu para pemuda datang Pak, katanya mau bicara
penting
Soekarno                     : Oh ya udah Bapak temui dulu
 
Akhirnya Soekarno datang bersama Fatmawati kemudian para pemuda berjabat
tangan dengan Soekarno. Dan menceritakan maksud kedatangan mereka.
Fatmawati pun pergi meninggalkan Soekarno dan para pemuda.
 
Fatmawati                    : Ya sudah kang mas saya kembali ke belakang dulu mau
buatin minum
Soekarno : Iya Bu
Soekarno                : Saya dengar dari istri saya katanya ada yang ingin
kalian bicarakan memang apa yang ingin kalian
bicarakan?
Wikana            : Kami ingin membicarakan tentang keinginan kami untuk
secepatnya Indonesia memperoklamsikan
kemerdekaannya.
Soekarno                 : Maksud kalian apa saya tidak mengerti?’
Wikana            : Maksud kami adalah menginginkan  agar secepatnya
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya’
Soekarno                : Lalu kenapa kalian ingin memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia’
Sutan sahir              : Karena inilah kesempatan yang baik bagi kita semua
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia karena Jepang sudah menyerah pada sekutu.
Soekarno                 : Apa kalian tidak memikirkan bahaya apa saja apabila
bila kita tetap nekad memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Apa lagi kekuatan militer Jepang yang masih
berada di Indonesia mampu menggagalkan rencana
untuk memperoklamasikan Indonesia’
Moewardi : Yang jelas kami menginginkan kemerdekaan Indonesia
secepatnya!
Soekarno                 : Apa ini tidak terlalu tergesa-gesa ! sedangkan
kebenaran berita menyerahkan Jepang kepada sekutu
masih di ragukan, lebih baik kita cek dahulu dari sumber
yang resmi’
Singgih : Jadi usulan kami belum dapat di setujui tapi saya yakin
berita tersebut benar adanya’
Soekarno                : Nanti saja kita bicarakan lagi lebih lanjut dengan
anggota PPKI lainnya karena saya sendiri tidak bisa
mengambil keputusan sendiri’
Singgih               : Ya sudah kalau memang keputusan Bung Karno seperti
itu apa boleh buat’
Moewardi             : ’Mungkin pembicaraan ini kita cukupkan sekian saja
karena sudah terlalu malam. Sebelumnya kami meminta
maaf mungkin kedatangan kami menganggu waktu
istirahat Bung’
Soekarno                 : ’Tidak apa-apa, silahkan!’
 
(Merekapun berjabat tangan dan berpamitan pulang)
Malam harinya para pemuda mengadakan rapat lagi tepatnya jam 20.00 WIB untuk
membahas mengenai sikap Soekarno yang kurang mendukung keinginan para
pemuda.
 
Singgih            : ’Bagaimana kalau apa yang kita bicarakan ini kita
rundingkan kembali dengan Soekarno dan Moch Hatta’
 
Semua yang hadir    : ’Setuju, supaya tidak ada kesalah pahaman’

Akhirnya mereka berangkat ke rumah Soekarno, tak lama kemudian mereka sampai
di rumah Soekarno
 
Wikana                 : ’Asalamu’alaikum !’
Fatmawati             : Wa’alaikusalam, Oh mancari Kang Mas ada didalam,
ayo masuk wah kebetulan sekali ya, tokoh-tokoh tua juga
sedang berkumpul disini’
Wikana               : ’Apa bu,tokoh tua juga ada disini ? (Wikana bertanya
dengan penuh rasa kaget)
Fatmawari                 : ’Ya ada, seperti Moch Hatta, Ahmad Soebardjo, dan
yang lainnya, maaf saya keasyikan ngobrol, mari masuk,
silahkan duduk, saya penggilkan dulu Kang Mas’
Sukarni                         : ’Silahkan Bu!’
 
Tidak lama kemudian Soekarno datang bersama anggota yang lain nya
Sutan Syahrir            : ’Maaf Bung, lagi-lagi kami menganggu waktu anda’
Soekarno                : ’Ah tak apa-apa, lalu apa yang ingin kalian bicarakan’
Sutan Syahrir            : ’Begini, Bung sendiri sudah tehukah bahwa kami
menginginkan Indonesia segera memproklamasikan
kemerdekaannya’
Soekarno                : ’Yah saya tahu, kalian begitu menginginkan Indonesia
segera memperoklamasikan kemerdekaan, sama saya
juga menginginkan’
Latif : ’Lalu kenapa Bung tidak menyetujui, kalau Bung
menginginkan kemerdekaan Indonesia
Soekarno                : ’Saya tidak bisa seenaknya menyetujui usul anda, tanpa
mengadakan rapat dahulu dengan anggota PPKI’
Muwardi               : ’Saya berharap Bung tidak akan mengadakan rapat
dengan anggota PPKI, karena yang saya takutkan nanti
Jepang malah mengetahui rencana ini Bung, kita tahukan
PPKI memang di bentuk oleh Jepang’
Soekarno                : ’Yah saya tahu itu bahwa memang PPKI itu dibentuk
oleh Jepang, tapi itu merupakan satu-satunya jembatan
bagi kita untuk memperoklamasikan kemerdekaan
Indonesia’
Singgih            : ’Tetapi kami tidak ingin Jepang ikut campur tangan
dalam rencana ini Bung!’
Ahmad Soebarjo     : ’Jadi maksudnya kita memutuskan segala ikatan
dengan Jepang, begitu bukan’
Sutan sahir              : ’Ya tepat sekali tuan’
Soekarno                : ’Tetapi saya tidak menyetujuinya, lebih baik kita
bicarakan masalah ini dengan anggota PPKI agar
nantinya saat memperoklamasikan kemerdekaan
Indonesia kita tidak mengalami banyak masalah’
Sutan sahir              : ’Tapi tuan saya rasa itu tidak .... ’
Soekarno                : (Memotong pembicaraan sutan sahir) ’Jika kalian
semua tidak setuju dengan saya , saya tidak akan mem-
proklamasikan’ (dengan nada bicara yang tinggi)
 
Semakin ancur perundingan, para pemuda dan Soekarno ber isi tegang keadaan
semakin panas. Tiba-tiba Moch Hatta datang
 
Hatta                       : ’Assalamu’alaikum!’
Soekarno                : ’Waalaikum salam!’
Hatta                      : ’Ada apa ini para pemuda dan tokoh Bung datang
berkumpul di sini’
Soekarno                : ’Ah tidak apa-apa saya senang sekjali Bung datang
kemari. Kami sedang membicarakan keinginan para
pemuda ini’
Hatta                       :’Memang apa keinginan para pemuda itu, yang saya
dengar kalau tidak salah mereka ingin
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia’
Soekarno                : ’Yah benar sekali itu yang mereka inginkan, tepi yang
saya tidak setujui karena saya tidak bisa mengambil
keputusan ini sendiri’
Hatta                       : ’Bagaimana kalau kita rundingkan dulu masalah ini
tanpa para pemuda, kita renungkan bersama para tokoh
tua’
Soekarno                : ’Baiklah saya setuju!’
Hatta                       : ’Tapi bagaimana dengan para pemuda ini?’
Soekarno                : ’Biarkan para pemuda itu duduk di serambi belakang’
 
(Pemuda keluar dari rumah Soekarno dan menunggu tokoh tua yang berunding.
Mereka menunggu di serambi belakang)
(Bung Karno dan Bung Hatta serta para tokoh nasionalis tua berunding)
 Ketika pertemuan para golongan tua di rumah Ir. Soekarno..
Moh. Hatta :”Bagaimana ini? Para pemuda menuntut untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan.”
Ir. Soekarno :”Tapi kita tidak boleh gegabah, Bung. Kita butuh waktu
untuk mempersiapkan semuanya dengan matang agar
tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.”
Ahmad Soebarjo :”Saya setuju. Menurut saya, yang terpenting sekarang
adalah menghadapi Sekutu yang hendak berniat kembali
berkuasa di negeri ini. Selain itu, masalah kemerdekaan
sebaiknya dibicarakan lagi dalam sidang PPKI 18
Agustus mendatang.”
Moh. Hatta :”Lalu bagaimana dengan pendapat golongan muda? Apa
kita abaikan saja?”
Soekarno :”Lagipula mereka masih muda, pemikiran mereka terlalu
pendek. Kita harus melihat ke depan, mempersiapkannya
dengan matang. Jika tidak, bagaimana nanti jika
semuanya berantakan?”
Ahmad Soebarjo :”Baiklah, Bung. Berarti kita semua sudah sepakat.”

Rapat antara golongan tua berakhir.

Hatta                         : ’Lalu apa yang sekarang kita lakukan sedangkan para


pemuda terus mendesak agar segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.’
Soekarno                : ’Tapi kita tidak tahu kebenaran berita tersebut, lagi pula
kalau memang Berita tersebut benar tentu saja
seharusnya kitalah dahulu yang mengetahuinya.’
Hatta                      : ’Jadi maksud anda kita tidak akan mengikuti keinginan
para pemuda itu?’
Soekarno                : ’Benar, karena yang saya takutkan nantinya malah
terjadi  prtumpahan darah, mengingat kekuatan militer
masih siap siaga dan kuat disini.’
Ahmad Subardjo               : ’Ya sudah bagaimana  kalau keputusan anda dan bung
Hatta ntuk tidak menyetujui keinginan para pemuda ini
kita sampaikan kepada para pemuda’
Hatta                      : ‘Ya sudah ayo kita hampiri mereka!’
 
(kemudian para tokoh nasionalis tua itu beranjak keluar dan menemui para pemuda
yang sejak tadi menunggu di serambi belakang.)
 
Wikana                    : ’Bagaimana keputusan anda bung.?’
Soekarno                :’Saya tetap pada pendirian saya, bahwa kami (sambil
menunjuk Bung Hatta) tetap tidak ingin
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia sekarang ini,
jika memang kalian tetap pada pendirian kalian maka
saya persilahkan anda untuk mencari tokoh yang lain.’
 Sutan Syahrir         :’Baiklah kalau pendirian anda seperti itu kami tidak bisa
melakukan apa-apa ,tapi yang jelas kami akan berusaha
memproklamasikan kemedekaan Indonesia secepatnya!’
Singgih : ’Kita harus memproklamirkan kemerdekaan sekarang,
Bung!’
Soekarno : ’Tidak bisa seperti itu. Jepang sudah mengambil
keputusan untuk memerdekakan Indonesia dan esok
pagi tanggal 16 Agustus PPKI akan bersidang
membicarakan kemerdekaan.’
Singgih :”Lah, memangnya ada apa?”
Ir. Soekarno :”Anda fikir, memproklamirkan kemerdekaan semudah
membalikkan telapak tangan anda sendiri? Tidak! Semua
ini membutuhkan proses, Bung! Kita tidak bisa
seenaknya saja bertindak tanpa dibicarakan kepada
seluruh anggota PPKI.”
Wikana :”Tuh kan, apa ku bilang Nggih
Singgih :”Diam kau. Apa kau tidak ingin kita merdeka
secepatnya? Apa kau lupa dengan apa yang telah kita
bicarakan pada rapat?”
Wikana :”Betul juga apa kata kau.”
Muwardi :” Tapi ini saat yang tepat, Bung. Jepang sudah kalah
oleh Sekutu dan tak ada kuasa lagi di negeri ini.
Mengapa harus menunggu? Rakyat sudah banyak
menderita akibat penjajahan yang sangat menyayatkan
raga dan jiwa kami ini.”
Moh, Hatta :” Jepang adalah masa yang silam. Belum lagi kita harus
menghadapi Belanda yang hendak kembali berkuasa di
negeri ini. Jika Saudara tidak setuju dengan apa yang
saya katakan, dan mengira diri Saudara telah sanggup
menopang kekuatan sendiri, Mengapa datang pada
Soekarno dan memintanya untuk memproklamirkan
kemerdekaan?”
Sutan Syahrir :”Apakah kita harus menunggu janji Jepang untuk
memerdekakan bangsa ini? Kita bisa, Bung . Kita harus
bangkit dan memproklamirkan kemerdekaan sendiri.
Mengapa harus menunggu janji manis itu? Jepang
sendiri bahkan telah kalah dari Sekutu.
Ir, Soekarno :”Kekuatan segelintir ini takkan mampu mengalahkan
armada perang milik Jepang! Coba kau perlihatkan
padaku, mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu?
Apa tindakanmu untuk menyelamatkan wanita dan anak-
anak jika ternyata terjadi pertumpahan darah?
Bagaimana cara kita nanti untuk mempertahankan
kemerdekaan? Coba bayangkan, bagaimana kita akan
tegak di atas kekuatan sendiri.”
Sutan Syahrir : ’Jika Bung Karno tidak mengumumkan malam ini juga,
akan berakibat terjadinya pertumpahan darah dan
pembunuhan secara besar-besaran besok.’
Soekarno : ’Ini batang leherku, seretlah aku ke pojok itu sekarang
dan potong leherku malam ini juga! Kamu tidak perlu
menunggu hingga esok hari!’
Moh. Hatta : ’Jepang adalah masa silam. Belum lagi kita harus
menghadapi Belanda yang hendak kembali berkuasa di
negeri ini. Jika Saudara tidak setuju dengan apa yang
saya katakan, dan mengira diri Saudara telah sanggup
menopang kekuatan sendiri, mengapa datang pada
Soekarno dan memintanya untuk memproklamirkan
kemerdekaan?’
Wikana : ’Tapi semakin cepat kita memproklamasikan
kemerdekaan akan semakin cepat pula kita mengakhiri
penderitaan rakyat yang sudah ditanggung selama ini.
Inilah yang sudah ditunggu-tunggu bangsa kita, Bung.’
Pukul 24.00 menjelang tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda mengadakan rapat di
Cikini.
 
Wikana         :’Sekarang apa yang harus kita lakukan Soekarno dan
Moh. Hatta tetap bersikeras tidak menyetujuinya usul kita
apalagi mereka berdua tetap tidak percaya dengan berita
itu.’
 Sutan syahrir         :’Begini saja saya mengusulkan agar Bung Karno dan
Moh. Hatta kita aasingkan saja keluar Jakarta untuk
menjauhkan mereka dari pengaruh  Jepang, apakalian
setuju usul saya!’
Moewardi :”Bagaimana pendapat para golongan tua, Bung?”
Wikana :”Mereka masih kekeh untuk tidak terburu-buru dalam
memproklamirkan kemerdekaan ini.”
Singgih :”Lantas kapan waktu yang tepat? Justru inilah
kesempatan emas kita!”
Muwardi :”Mereka bersikukuh untuk mengadakan rapat terlebih
dahulu dengan para anggota PPKI.”
Wikana :”Dan Bung Hatta mengatakan kepada saya bahwa Jika
saya tidak setuju dengan apa yang mereka katakan, dan
mengira diri saya telah sanggup menopang kekuatan
sendiri, Mengapa datang pada Soekarno dan
memintanya untuk memproklamirkan kemerdekaan?”
Sutan Syahrir :”Apa kita harus memproklamirkan kemerdekaan kita
tanpa mereka?”
Singgih :”Tidak bisa! Orang yang paling tepat itu hanyakan Bung
Karno dan Bung Hatta.”
Muwardi :”Saya setuju dengan apa yang Bung Karni katakan.
Dengan pendapat kita yang bertolak belakang dengan
pendapat mereka, bagaimana jika kita mengadakan
pertemuan yang tertutup dengan mereka?”
Sutan Syahrir :”Semacam penculikan, gitu?”
Muwardi :”Tepat sekali.”’
Sutan syahrir     : ’Tapi yang saya bingungkan kita akan membawa kedua
tokoh Nasionalis itu kemana ya?’
Latif                         : ’Bagaimana kalau kita bawa mereka dua ke rengas
dengklok dekat Karawang, karena disana dekat dengan
tempat salah satu pemusatan tentara peta yang
keamanannya terjamin’
Singgih                 : ’Benar, Saya setuju’
Suhud                 : ’Bagus, kami setuju dengan rencana tersebut’
 
Pukul 04.00 wib Bung Karno dan Bung Hatta diculik oleh golongan pemuda
 
Singgih                      : ’Toktoktok …. Assalamualaikum?’
Fatmawati               : ‘Walaiku’salam, Ada apa ya malam-malam begini
kemari?
 Latif                         : ‘Maaf Bu, kami tidak bermaksud mengganggu waktu
istirahat ibu, tapi ada hal penting yang harus kami
bicarakan dengan Bung Karno, sekali lagi kami minta
maaf!
Fatmawati                    : ‘Ah tidak apa-apa, mari silahkan masuk, silahkan
duduk!’
Latif                             : ‘Terima kasih bu’
Fatmawati : ‘Sama-sama, kalau begitu tunggu sebentar ya saya
panggilkan dulu Bung Karno nya. Oh ya hampir lupa
kebetulan Bung Hatta juga menginap di sini katanya
mereka ingin membahas keinginan para pemuda, apa
Bung Hatta juga perlu saya panggilkan? 
Latif                               : ‘Ya, Bu silahkan’

Fatmawati meninggalkan mereka berdua, ia menemui suaminya dan Bung Hatta


untuk memberitahukan kedatangan para pemuda. Tak lama kemudian Bung Karno
datang ia di temani oleh Moch Hatta dan Fatmawati
 
Singgih dan Latif       : ’ Asalamu’alaikum’
(Mereka berdiri saat Soekarno dan Moch Hatta datang)
 
Soekarno                 : ’Waalaikum salam ayo silahkan duduk’
Singgih                     : ’Terima kasih’
Soekarno                : ’Sama-sama.
Soekarno                  : ’Katanya kalian ingin membicarakan hal yang penting
dengan saya, memang hal yang penting hal apa.
Apa berkaitan dengan yang tadi siang’
Singgih                      : ’Sebelumnya kamu meminta maaf lagi-lagi kami
mengganggu waktu istirahat Bung, memang kedatangan
kamu kemari memang berkaitan dengan kejadian tadi
siang’
Soekarno                 : ’Begini Bung, kami sebenarnya di utus kemari karena
mendapat tugas untuk membawa Bung Karno dan Bung
Hatta keluar kota’
Hatta                         : ’Kemana?’
Latif                          :’Kekerawang!’
Hatta                        : ’Memang kenapa kamu harus pergi keluar kota?’
Latif                          : ’Untuk menghindar dari pengaruh Jepang!’
Hatta                       : ’Tapi kami tidak mau! Apa apaan kalian ini!’
Latif                        : ’Sekarang tuan bukan waktunya untuk berdebat cepat
ikut kami’
Bung Karno            : ’Apakah ini semua penting?’
Latif                          : ’Sangat penting Tuan, Cepatlah ikut kami!’
Bung Karno            : ’Baiklah kami akan ikut tapi saya berpamitan dulu
dengan Fatmawati’
 
(Soekarno pergi dan menemui Fatmawati di dapur)
Soekarno                 : ‘Bu, Kang Mas pamit dulu, Kang Mas akan pergi dengan
para pemuda itu’
Fatmawati                : ’Kemana?’
Soekarno                 : ’Ke Karawang!’
Fatmawati                : ’Bolehkah saya ikut. Saya merasa akhir-akhir ini
perasaan saya tidak enak tentang Kang Mas!’
Soekarno                 : ’Baiklah ayo cepat!
(Akhirnya Soekarno dan Fatmawatipun kembali)
Singgih                    : ’Maaf Bung, apakah sudah selesai bicaranya kalau
begitu bagaimana kalau sekarang kita berangkat agar
lebih cepat’
Bung Karno            : ’Ya sudah kita berangkat’
 
Akhirnya mereka meninggalkan rumah Soekarno dan langsung menuju Renggas
dengklok di Karawang disana para pemuda sudah berkumpul menunggu
kedatangan Soekarno dan Moch Hatta Di sana Soekarno dan Moch. Hatta terus di
desak oleh pemuda. Namun ternyata sungguh besar wibawa mereka berdua hingga
para pemuda menjadi naik pitam.
 
Latif                         : ’Bung Karno, tunggu apa lagi waktu inilah yang tepat
bagi kita semua memperoklamasikan kemerdekaan
Indonesia’
Singgih                    : ’Iya, sebaiknya Bung setuju usul kami ini Soekarno dan
Muhammad Hatta, Terdiam ketika para pemuda terus
mendesak Soekarno dan Moh Hatta agar menyetujui
keinginan para pemuda. Namun Soekarno tetap saja
bersikeras dengan pendirinnya’
Soekarno                : ’Maaf tapi saya tidak bisa’
Singgih                    : (Sambil menodongkan pistol kepada Soekarno)
Proklamasikan Kemerdekaan Indonesia secepatnya
kalau tidak kubunuh kau, apa kau mau seperti ini door
door door’
 
(Peluru pistol keluar dari pistol)
 
Fatmawati               : ’Apa-apaan kalian ini!!’ (Ia bertanya dengan penuh
emosi yang meluap-luap)
sutan sahrir              : ’Tidak bu, kami cuma ingin memproklamasikan
Indonesia secepatnya. Namun Bung Karno menolak’
Fatmawati                : ‘Ya saya tahu itu. Tapi jalannya tidak seperti ini. Lagi
pula kalau Kang Mas menolak untuk
memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia saat ini.
Pasti ia mempunyai alasan tersendiri’
Muwardi                    : ‘Lalu dengan jalan bagaimana padahal keputusan ada
di tangan kedua pemimpin tersebut’
Fatmawati                : ‘Ya sudah bagaimana kalau masalah kalian ini kita
bicarakan lagi dengan kepala yang dingin tidak dengan
emosi’

Akhirnya Fatmawatipun berhasil meyakinkan para pemuda agar kembali berunding


dengan Soekarno dan Moh Hatta.

Hilangnya Soekarno dan Moh. Hatta secara misterius pagi itu, menimbulkan
kepanikan di kalangan para pemimpin di Jakarta. Peristiwa ini baru diketahui oleh
Mr. Ahmad Soebardjo pukul 08.00 pagi.

Ahmad Soebarjo :’Apakah Saudara tahu keberadaan Soekarno dan Bung


Hatta?’
Wikana :’Maaf. Saya tidak tahu, Bung.’
Ahmad Soebarjo :’Katakanlah kepadaku dimana mereka sekarang. Dan
aku akan menjamin keselamatan mereka ketika kembali
ke Jakarta. Dan aku akan menjamin kemerdekaan untuk
kalian esok harinya.’
Yusuf Kunto :’Apa anda berjanji dengan ucapan anda?’
Ahmad Soebarjo :’Ya, saya bersumpah. Tapi tolong bantu agar mereka
dapat kembali ke Jakarta. Saya berjanji bahwa
proklamasi Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 17
Agustus 1945. Jika proklamasi tidak dikumandangkan
hingga pukul 12 siang, nyawa saya akan menjadi
jaminan.’
Wikana :’Bagaimana?’
Yusuf Kunto :’Janjinya sangat meyakinkan.’
Wikana :’Bawalah ia sekarang juga.’

Kemudian mereka berangkat ke Renggasdengklok sampai disana bertemu dengan


Soekarno dan Moch Hatta. Setelah sampai mereka langsung berangkat legi menuju.
Hotel Den Hendels tepatnya di Jakarta. Sayuti ingin memesan kamar,tetapi tidak
ada kamar yang kosong.Kemudian Sayuti melik kembali menemui Ahmad subarjo
dan yang lainnya.
Sayuti melik             : ’Kamarnya penuh, bagaimana ini’
Ahmad subarjo        : ’Bagaimana kalau kita kerumah Laksamana maeda, ia
adalah teman karib saya dia juga orang yang mendukung
mekerdekaan Indonesia’
Sayuti melik             : ’Kalau tidak salah juga dia merupakan salah satu
perwira tinggi angkatan darat, jadi pasti keamanannya
terjamin’
Soekarno                : ’Ya sudah kalau begitu kita berangkat ke rumah
laksamana maeda’
 
Mereka berangkat ke rumah Laksamana maeda tidak lama kemudian mereka
sampai di rumah laksamana maeda

Soekarno                : ’Toktoktok.. Permisi


Laksamana Maeda : ( membuka pintu )
soekarno                  : ’Selamat malam tuan?’
laksamana maeda   : (membalas sapaan dengan senyuman) ’Ada apa,
kenapa tuan-tuan ini mendatangi kediaman saya. Apakah
ada masalah yang serius’
Soekarno                : ’Maaf mungkin kedatangan kami menganggu waktu
istirahat tuan’
Ahmad soebarjo   : ’Kami bermaksud untu menanyakan apakah benar
berita menyerahnya Jepang terhadap sekutu itu?’
Laksamana maeda   : ’Dari mana tuan mendengar berita tersebut
Soekarno                    : ’Kami mendengar berita tersebut dari salah satu
pemuda. Katanya dia mendengar berita tersebut dari
radio luar negeri’
Laksamana maeda   : ’Memang benar berita tersebut tapi kami masih me-
rahasiahkannya agar tidak timbul kekacauan karena kami
masih bertanggung jawab terhadap keamanan Indonesia’
Moch Hatta             : ’Sekarang tuan yang kami bingungkan para pemuda
terus mendesak agar memperoklamasikan kemerdekaan
Indonesia secepatnya’
Laksamana maeda   : ’Wah itu merupakan gagasan yang bagus mengingat
inilah waktu yang tepat untuk memperoklamasikan
kemerdekaan Indonesia’
Moch Hatta             : ’Berarti tuan menyetujuinya’
Laksaman maeda     : (Membalas dengan senyuman) Iya saya menyetujuinya’
Ahmad soebrjo       : ’Begini, kalau maeda mengizinka bolehkah kami
menginap di rumah anda?’
Laksamana maeda   : ’Boleh memangnya untuk apa?’
Hatta                       : ’Kami telah sepakat apabila berita itu kami akan
secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
rencananya kami akan memperoklamasikan
kemerdekaan Indonesia besok pagi jadi apakah tuan
keberatan’
Laksamana maeda   : ’Tidak tidak sama sekali lalu persiapan apa yang akan
kita siapkan!’
Soekarno                : ’Rencananya kami akan membuat naskah proklamasi
kemerdekaan Indonesia’
Laksamana maeda   : ’Ya sudah ayo sekarang kita buat bersama naskahnya
di ruang makan. Kita tidak boleh membuang waktu
percuma kan!’

Perumusan teks proklamasi dilakukan di ruang makan Maeda. Sukarni, Sayuti Melik
menyaksikan Soekarno, Moh Hatta, dan Mr. Ahmad Soebardjo membahas
perumusan naskah proklamasi.Tidak lama kemudian mereka sampai di serambi
belakang di tempat para pemuda menunggu

sutan sahrir              :’Bagaimana naskahnya sudah selesai Bung’


soekarno                 : ’Sudah akan saya bacakan’
 

PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll.
Di laksanakan dengan djara seksama dan dalam tempoh yang sesingkat-singkatnya.
 
Djakarta, 17 – 8- 05
Wakil Bangsa Indonesia
 
Soekarno                : ’Mungkin ada yang ingin menambahkan’
Wikana                   : ’Ada, kata-kata ada sedikit yang janggal jadi perlu di beri
perubahan sedikit’
Ahmad Soebarjo :”Apa yang harus diubah?”
Singgih :”Dalam konsep yang telah saudara sampaikan, terdapat
beberapa keganjilan. Menurut saya, kata tempoh bisa
kita ganti dengan tempo.”
Ir. Soekarno :”Baik, saya terima. Lalu?”
Sutan Syahrir :”Begitu pula dalam tulisan Djakarta, 17-08-05 sepertinya
akan menjadi lebih jelas jika diubah menjadi Djakarta, 17
boelan 8 tahun ’05.”
Moh. Hatta :”Ide yang bagus. Ada lagi?”
Muwardi :”Satu lagi. Kalimat “wakil-wakil bangsa Indonesia”
baiknya diganti menjadi “Atas nama bangsa Indonesia.”
Soekarno                : ’Baiklah kita akan memperbaikinya sekali lagi!’
Singgih                   : ’Itu lebih baik!’

Akhirnya mereka merundingkan kembali naskah tersebut bersama para pemuda.


Kemudian mereka melakukan sedikit perubahan pada naskah proklamasi itu.
Setelah selesai melakukan sedikit perubahan kemudian Soekarno menyuruh sayuti
melik mengetik naskah proklamasi

Soekarno                : ’Maaf, apakah sayuti melik bisa mengetik naskah ini


dengan perubahan-perubahannya?’
Sayuti melik           : ’Dengan senang hati saya bisa, Bung’
Soekarno                : ’Ya sudah tolong ketik naskah ini dengan cepat’
Sayuti melik           : ’Baiklah’
 
Sayuti melikpun mengetik naskah proklamasi, kemudian setelah selesai. Naskah itu
di berikan pada Soekarno
 
Sayuti melik             : ’Ini Bung naskahnya sudah selesai sekarang tinggal
siapa yang akan menandatanganinya naskah ini’
Soekarni                 : ’Terima kasih, bagaimana kalau naskah ini yang
menandatangi adalah kita semua yang hadir disini’
Wikana           : ’Saya tidak setuju lebih baik anda dan Bung Hatta yang
menandatangi naskah tersebut atas nama bangsa
Indonesia’
Muwardi :”Saya tidak setuju. Menurut saya, kami dari golongan
pemudalah yang mewakili rakyat sehingga berhak
menandatangani naskah ini, sedangkan PPKI hanya
wakil pihak Jepang. Saya tidak setuju!”
Singgih : ‘Saya lebih setuju Bung Hatta dan Bung Karno yang
menandatanganginnya’
Semua yang hadir    : ’Setuju, itu lebih baik!’
Soekarno                : ’Sekarang naskah sudah selesai’
Sutan Syahrir : “Sekarang yang harus kita pikirkan, di mana naskah ini
akan dibacakan?”
Wikana                  : ’Kami sudah menyiapkan tempat kita akan
membacakan teks proklamasi ini’
Hatta                       : ’ Dimana? ’
Wikana                   : ’Dilapangan Ikada’
Soekarno                : ’ Saya menolak’
Wikanai                   : ’Kenapa anda menolak?’
Soekarno                : ’Karena kalau kita membacakan naskah proklamasi ini
di lapangan Ikada pasti akan timbul bentrokan dengan
tentara Jepang’
Muwardi : ’Bagaimana jika tuan sutan syahrir pergi kesana untuk
mengetahui aman atau tidak?’
Singgih : ’Saya setuju dengan usul tuan subianto’
Sutan Sahir : ’Baiklah’

Sutan Syahrir tiba di lapangan Ikada.

Tentara Jepang 1 :”Bagaimana? Amankah?”


Tentara Jepang 2 :”Untuk saat ini bisa kita katakan aman, para
masyarakat Indonesia belum datang kemari.”
Sutan Syahrir kembali ke rumah Ir. Soekarno.
Sutan Syahrir :”Bung, gawat sekali!”
Ir. Soekarno :”Ada apa?”
Sutan Syahrir :”Para tentara Jepang sudah siaga di lapangan Ikada.
Saya khawatir akan terjadinya pertumpahan darah jika
kita masih nekat melaksanakan proklamasi disana.”
Ahmad Soebardjo : ’Mungkin lebih aman Proklamasi diganti lokasi Bung
maksud saya lebih baik kita laksanakan di rumah Bung
Karno saja, Bagaimana?’
Muwardi : ’ Saya setuju dengan saran Tuan Soebardjo, Kalian
bagamaina?’
Para Pemuda : ’ Setuju!!!’
Ir. Soekarno :”Baik, hubungi semuanya. Beritahu semuanya bahwa
lokasi proklamasi berpindah ke depan rumah saya.”
Sutan Syahrir :”Baik!”
Buntaran :”Para tentara Jepang sudah siaga di lapangan Ikada.
Saya khawatir akan terjadinya pertumpahan darah jika
kita masih nekat melaksanakan proklamasi disana.”
Sukarni                   : ’Iya juga ya ! Kenapa saya tidak berpikir sampai
kesana?’
Sutan Syahrir :”Bung, gawat sekali!”
Ir. Soekarno :”Ada apa?”
Sutan Syahrir :”Para tentara Jepang sudah siaga di lapangan Ikada.
Saya khawatir akan terjadinya pertumpahan darah jika
kita masih nekat melaksanakan proklamasi disana.”
Ir. Soekarno :”Baik, hubungi semuanya. Beritahu semuanya bahwa
lokasi proklamasi berpindah ke depan rumah saya.”
Sutan Syahrir :”Baik!”
Soekarno                : ’Bagaimana kalau kita membacakan teks proklamasi ini
di rumah saya’
Hatta                       : ’Saya setuju, mungkin dengan itu tentara Jepang tidak
akan mengacaukan  proklamasi kemerdekaan Indonesia’
Semua yang hadir    : ’setuju’
Laksamana maeda   : ’Ya sudah naskah sudah selesai disusun
bagaimana kalau kalian pulang ke rumah masing-
masing dan istirahat saja lihat kalian begitu lelah.
Pagi harinya kita berkumpul di rumah Soekarno’
Soekarno                : ’Yah kami semua sudah lelah, sebaiknya kami
semua pulang saja, sebelumnya kami ingin
mengucapkan terima kasih atas izin tuan’
Laksamana maeda   : ’Tidak apa-apa,Tuan’
Ahmad Soebardjo    : ’Ya sudah tuan kami pamit dulu’

Akhirnya dini harinya tanggal 17  semua pulang ke rumah masing-masing, tetapi
para pemuda tidak pulang ke rumahnya, tetapi mereka menghimpun rekan-rekannya
untuk menyebar luaskan berita itu kesegenap masyarakat Jakarta.Pagi harinya
pemuda-pemuda dan penduduk sekitar berkumpul di Jakarta yaitu di rumah Ir.
Soekarno.

Muwardi                 : “Bung karno para pemuda telah berkumpul


mereka sudah tidak lagi untuk mendengarkan
anda membacakan naskah proklamasi
Soekarno                : “Tunggulah sebentar Bung Hatta belum datang
saya akan menunggu Bung Hatta dulu
Muwardi                 : “Ya sudah silahkan, tapi jangan terlalu lama.
Kami sudah tidak sabar untuk menunggu sebentar
lagi kan sudah pukul 10.00
Soekarno                : “Baiklah
Singgih :“Maaf Bung Karno apakah kita akan melakukan
pengibaran bendera merah putih’’
soekarno                 : ’Sangat wajib, simbol kalau kita telah merdeka’
Singgih : ’Lantas bagaimana dengan benderannya Bung?’
Soekarno                 : Ya sudah biar saya yang mengurus benderanya,
saya akan menyuruh Fatmawati menjahitkannya
sekarang juga
Suhud                      : Ya sudah Bung biar saya yang mencari tiang
bambunya, saya permisi dulu
Soekarno                 : Muwardi tolong panggilkan Fatmawati kemari”
Muwardi                 : “Baik Bung Karno”

Sesaat kemudian Fatmawati datang


Fatmawati : “Iya pak, Alhamdulillah. Oh iya pak, apakah
kalian sudah merencanakan bagaimana
proklamasi besok akan berlangsung?”
Soekarno : “Sudah, kita akan melaksanakan upacara
bendera, yang nanti akan di iringi lagu Indonesia
Raya karya Bung Supratman.”
Fatmawati : “Bukankah kita belum punya bendera? Lantas
bagaimana?”
Soekarno : “Ya Allah, Bapak sampai lupa, Bu. Kalau begitu
bagaimana jika Ibu saja yang menjahitkan
bendera?”
Fatmawati : “Tapi Ibu tidak punya kain, Pak. Kain yang ada
hanya kain merah dan putih. Apa tidak apa-apa?”
Soekarno : “Tentu saja. Buatlah bendera yang sederhana.
Yang penting kita sudah berusaha untuk
menyediakannya.”
Fatmawati : “Baiklah, Pak.”

Kemudian Fatmawati menjahit bendera tersebut dengan tangannya dan, Tidak lama
kemudian Moch Hatta datang.

Hatta                       : Maaf terlalu lama menunggu saya


Soekarno                : Ah tidak apa-apa, kebetulan persiapannya juga beleum
selesai
Hatta                       : Memang persiapan apa
Soekarno                : Persiapan untuk pengibaran bendera sedang menjahit
benderanya sebentar lagi juga sudah beres
 
Akhirnya segala persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia selesai benera
sudah dijahit, begitu pula dengan tiang bambu suhud sudah mencarinya. Kemudian
latif menjemput kedua tokoh nasionalis itu di kamar Soekarno
 
Latif                        : Maaf Bung bisakah proklamasi ini segera di mulai
Soekarno                : “Bisa, ayo silahkan kita menuju halaman depan

Tak lama kemudain Soekarno membacakan pidatonya

Assalamu’alaikum Wr. Wb
 
Pada kesempatan pagi ini kita berkumpul untuk menjadi saksi dari
peristiwa  penting yang selama ini kita tunggu, yaitu peristiwa yang selalu
menjadi impian dan harapan sebagai bangsa yang terjajah. Dari bertahun-
tahun yang lalu sampai beratus-ratus tahun yang lalu kita memperjuangkan
kemerdekaan kita agar bebas dari penjajahan.
Hari ini kita mengibarkan kemerdekaan kita dengan harapan dapat menjadi
tombak agar kehidupan kitaa bisa berubah menjadi lebih baik labih layak dari
sebelumnya.
Terima kasih kepada para pejuang yang kokoh dan teguh
memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita dengan segenap jiwa dan raganya
dari mulai penjajahan Bangsa Portugis, Inggris, Jepang dan Belanda. Kita
selama ini seolah seperti orang yang selalu tunduk di hadapan penjajah. Kita
seolah mengabdi kepada mereka. Namun di dalam hati kita, kita tetap
menjungjung tinggi keinginan dan impian kita untuk kemerdekaan bangsa kita.
Kini semua harapan kita itu bukanlah sebuah angan-angan belaka,
melainkan sebuah perjuangan yang hasilnya dapat kita saksikan saat ini,
prolkamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia, dengan di tandai pembacaan
Naskah proklamasi.
 
 
 
 
 
 

PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll.
Di laksanakan dengan djara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-
singkatnya.
 
Djakarta,hari, 17  Boelan 8 tahoen 1945
Atas nama bangsa Indonesia
 
Soekarno Hatta
 
Demikianlah naskah Proklamasi ini sebagai tanda bahwa bangsa kita bangsa
indonesia yang telah merdeka. Kemudian sebagai simbol kebebasan dan
kemerdekaan kita, kita kibarkan  bendera merah putih.

Sesaat sebelum upacara dimulai…

Soekarno :”Trimurti, tolong Anda kibarkan bendera Merah Putih


ini sebagai tanda awal kejayaan bangsa ini.”
(sambil menyerahkan bendera)
Sudiano :”Siap, Bung. Saya akan menyuruh Suhud dan Latif
untuk mengibarkannya”. Suhud! Latif! Hei, kalian!
Jaga baik-baik bendera ini. Kalian mendapat kehormatan
untuk mengibarkan bendera ini untuk pertama kalinya
dalam sejarah Indonesia.”

Suhud dan latif kemudian mengibarkan bendera merah putih.

Latif dan Suhud maju kedepan


Latif                 : Siap Grak, jalan ditempat grak, maju jalan
Setelah itu ia mengibarkan bendera merah putih
Latif                 : Hormat Grak (seluruh yang hadir disana memberi
hormat kepada sang saka merah putih)
Latif                 : Tegak grak
 
Dengan ditandai pembacaan naskah proklamasi dan pengibaran sangsaka
merah putih maka sejak itu bangsa kita lepas dari belenggu penjajahan. Namun
kemudian yang harus mereka lakukan adalah bagaimana mempertahakan
kemerdekaan itu.

Anda mungkin juga menyukai