Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR

Oleh :
Anna Susana
Yayasan Badan Rumah Sakit GKP
(email: annasusana1469@gmail.com )

ABSTRAK:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik manajemen kesehatan peserta didik di Sekolah Dasar. Penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus di tiga Sekolah Dasar di Kota Sukabumi. Hasil penelitian
secara umum menunjukkan bahwa penyelenggaraan usaha kesehatan bagi peserta didik Sekolah Dasar di Kota Sukabumi
dapat terlaksana sebagai akibat dari konsistensi Pemerintah Daerah terhadap implementasi kebijakan baik secara
organisasional melalui koordinasi antar institusi maupun secara operasional yang dilaksanakan di sekolah-sekolah.
Keberhasilan penyelenggaraan usaha kesehatan bagi peserta didik di sekolah sangat tergantung dari proses manajemen
yang dikembangkan di sekolah, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan/penggerakkan, dan pengendalian
kegiatan usaha kesehatan di sekolah secara berkesinambungan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka sebagai
alternatif dalam meningkatkan kinerja manajemen usaha kesehatan di sekolah peneliti merekomendasikan model
hipotetik manajemen usaha kesehatan bagi peserta didik di Sekolah Dasar.

Kata kunci : Peserta Didik Sekolah Dasar, Proses Manajemen, Usaha Kesehatan Sekolah.

ABSTRACT:
The purpose of this research is to determine the health management practices of learners in elementary schools. The
research used a qualitative approach with case study design in three elementary schools in Sukabumi City. The results of
the study generally indicate that the implementation of health efforts for elementary school students in Sukabumi City can
be implemented as a result of the consistency of local government towards the implementation of policies both
organisasional through coordination between institutions and operational conducted in schools. Successful
implementation of health efforts for students in schools depends on the management process developed in schools, from
planning, organizing, implementing / mobilizing, and controlling health business activities in schools on an ongoing
basis. Based on the results of the study, then as an alternative in improving the performance of health business
management in school researchers recommend hypothetical model of health business management for learners in
Elementary School.

Keywords: Elementary School Students, Management Process, School Health Effort.

PENDAHULUAN

Anak usia sekolah terdiri dari middle tidak langsung terhadap prestasi belajar anak.
childhood (usia 6-10 tahun) dan early adolescence (Case Paxson, 2006; Hass & Fosse, 2008; Basch,
(usia 11-14 tahun). Usia anak sekolah dasar di CE, 2010; Valois, R.F. Slade & Ashford, 2011).
Indonesia rata-rata berkisar antara 6 – 12 tahun. Prestasi belajar dapat dilihat dari pencapaian
Usia anak sekolah dasar ini termasuk dalam usia akademik maupun non akademik. Prestasi
sekolah yang sangat rentan terhadap gangguan akademik dapat diidentifikasi dari perolehan nilai
fisik, psikologis dan sosial karena anak sudah di setiap mata pelajaran yang diberikan. Sedangkan
mulai berinteraksi secara lebih terbuka dengan prestasi non akademik dapat dilihat dari
lingkungan, teman sebaya dan orang-orang dewasa kemampuan afeksi dan psikomotorik yang dicapai
lainnya (termasuk guru). Dilain pihak anak belum peserta didik. Dengan kata lain prestasi peserta
sepenuhnya memiliki daya tangkal yang cukup didik dapat dilihat dari outcome yang dihasilkan
baik secara fisik, psikososial dan spiritual dalam pendidikan yaitu dari pencapaian cognitive
menentukan apa yang terbaik bagi dirinya. (Onis et processing skills, emotional and social awareness
al, 2007; Department of Education and Early and skills, and moral character development
Childhood Development-Victoria, 2012; (Huitt, et al, 2009). Gangguan dalam proses
UNESCO, 2012; Nurihsan, 2011). pertumbuhan dan perkembangan anak akibat
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang terpapar suatu penyakit, lingkungan yang buruk,
telah dilakukan, proses pertumbuhan dan kecelakaan, maupun pengaruh sosial yang tidak
perkembangan anak serta faktor kesehatan anak aman bagi anak akan mempengaruhi prestasi
akan sangat berpengaruh secara langsung maupun belajar anak.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 65


Selama di sekolah, anak berinteraksi pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan
dengan anak-anak lain, guru dan tenaga sekolah yang dikelola secara bersama oleh 4
kependidikan dari berbagai latar belakang (empat) Kementerian yaitu : Menteri Pendidikan
lingkungan yang berbeda dan kemungkinan akan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri
mudah terpapar dengan berbagai penyakit menular. Agama, dan Menteri Dalam Negeri melalui
Demikian pula dengan kemungkinan terjadi cedera Peraturan Bersama 4 Menteri Nomor 6/X/PB/2014,
akibat aktivitas fisik yang sering dilakukan anak- Nomor 7 Tahun 2014, Nomor 41 Tahun 2014, dan
anak pada saat sekolah, seperti olah raga atau pada Nomor 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan
saat anak bermain. Selain itu, tidak menutup Pengembangan Usaha Kesehatan
kemungkinan sekolah akan menerima anak-anak Sekolah/Madrasah. Berdasarkan kebijakan
yang memiliki riwayat gangguan kesehatan kronis tersebut, maka seluruh sekolah mulai TK/RA,
seperti Asthma, Diabetes Melitus, Penyakit SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA beserta
Jantung dan lain-lain yang sewaktu-waktu terjadi sekolah-sekolah Luar Biasa dari semua jenjang
serangan di sekolah. Oleh karena itu keberadaan tersebut wajib melaksanakan usaha kesehatan di
pelayanan kesehatan di sekolah menjadi salah satu sekolah sesuai dengan pedoman yang telah
kebutuhan yang cukup penting dalam ditetapkan secara nasional.
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. (Case & Keberhasilan Kota Sukabumi
Paxson, 2006; Lear, 2007; Valois, R.F. Slade & mempertahankan predikat sebagai “Kota UKS”
Ashford, 2011). Sekolah harus dapat menjamin sejak tahun 1996 hingga sekarang menunjukkan
ketersediaan lingkungan yang sehat, aman dan bahwa aspek-aspek yang dinilai dalam Lomba
nyaman bagi setiap anak serta menyediakan Sekolah Sehat dapat dipenuhi dengan baik. Hal-hal
layanan kesehatan komprehensif yang akan yang dinilai dalam Lomba Sekolah Sehat Tingkat
membantu setiap anak untuk tumbuh dan Nasional, antara lain : (1) Penilaian terhadap Tim
berkembang secara optimal. (Onis et al, 2007; Pembina UKS tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota,
Cetinkaya, 2009; UU RI No. 36 Tahun 2009 dan Kecamatan. Aspek yang dinilai meliputi
Tentang Kesehatan; Department of Education and kegiatan pembinaan UKS diantaranya pemantauan,
Early Childhood Development-Victoria, 2012; pelatihan, dan keterlibatan sekolah; (2) Penilaian
UNESCO, 2012). terhadap sekolah, dengan aspek yang dinilai antara
Kesadaran tentang pentingnya kesehatan lain kebersihan sarana/prasarana kelas, ruang guru,
bagi anak usia sekolah sudah digaungkan oleh kantin, toilet, air bersih, tempat cuci tangan, tempat
WHO sejak tahun 1995 yang menginisiasi ibadah, kondisi tempat sampah, dan ruang UKS ;
kesehatan sekolah secara global (global school (3) Penilaian terhadap perilaku kesehatan peserta
health initiative). Tujuan dari inisiatif WHO ini didik, diantaranya pengetahuan tentang UKS,
adalah untuk memobilisasi dan menguatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS); (4)
promosi dan pendidikan kesehatan di tingkat lokal, Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan
nasional, regional, bahkan global. Sasaran program kesehatan, seperti pelaksanaan penjaringan
adalah peserta didik, staf kependidikan di sekolah, kesehatan dan penyuluhan oleh petugas
keluarga (orang tua peserta didik) dan kelompok Puskesmas, dan lain-lain. (Kemenkes RI, 2013).
lain di masyarakat yang akan menyokong Melihat aspek penilaian dalam LSS
keberhasilan promosi kesehatan di sekolah. (WHO, sedemikian, maka diperlukan persiapan yang
1996; WHO, 2000). Inisiasi WHO tentang promosi matang dari pihak sekolah, institusi-institusi yang
kesehatan di sekolah menjadi issue internasional terkait seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,
yang menggerakkan negara-negara di dunia untuk Dinas Kesehatan, Pemerintah Daerah, dan unsur-
mengembangkan promosi kesehatan di lingkungan unsur lain yang turut berkontribusi dalam
sekolah. penyelenggaraan sekolah sehat yang diharapkan.
Di Indonesia, usaha kesehatan di sekolah Untuk mengakomodasi kebutuhan
dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Undang- penyelenggaraan upaya kesehatan peserta didik di
Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan sekolah, juga diperlukan suatu konsep
pasal 79 yang menyatakan bahwa usaha kesehatan pengembangan organisasi (organizational
sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan development) yang mampu mengungkit semua
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam unsur yang ada untuk mencapai tujuan yang
lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik diharapkan. Pengembangan organisasi adalah
dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara suatu proses yang diaplikasikan berdasarkan ilmu
harmonis menjadi sumber daya manusia yang perilaku yang membantu organisasi membangun
berkualitas. Untuk mencapai tujuan tersebut maka kapasitasnya untuk berubah dan untuk mencapai
Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan efektivitas organisasi. Pengembangan organisasi di
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 66
sekolah diawali dari kekuatan rencana perubahan, khususnya Sekolah Dasar di Kota Sukabumi dapat
khususnya proyek manajemen atau inovasi yang berhasil mengelola usaha kesehatan bagi peserta
membangun kemampuan organisasi sekolah dari didik di sekolah serta bagaimana dampak
kondisi sekarang untuk mencapai tujuan yang pelaksanaan UKS terhadap peningkatan derajat
diharapkan. Pengembangan organisasi berorientasi kesehatan dan perubahan perilaku hidup sehat yang
pada peningkatan sistem secara total, oleh karena akan menyokong pencapaian prestasi peserta didik
itu fungsi penting dalam pengembangan organisasi secara optimal.
adalah efektivitas proses manajemen yang Kerangka pemikiran dalam penelitian ini
dijalankan. (Wahab, 2011). didasarkan atas pemahaman bahwa kesehatan yang
Proses manajemen akan berjalan baik jika paripurna (holistik) adalah salah satu faktor yang
fungsi-fungsi manajemen berjalan secara sinergi. mendukung keberhasilan seseorang (individu)
Fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah dalam mencapai prestasi melalui proses belajar
perencanaan (planning), pengorganisasian mengajar yang ditempuhnya. (Paxson, 2006; Hass
(organizing), pelaksanaan dan kepemimpinan & Fosse, 2008; Basch. CE, 2010; Valois. Robert.
(leading), dan pengawasan (controling) atau lebih F, 2011). Kesehatan seseorang di masa awal
dikenal dengan istilah POLC framework kehidupan sampai usia sekolah merupakan aspek
(Carpenter & Sanders, 2009). Keberhasilan usaha penting dalam kelangsungan seseorang untuk
kesehatan peserta didik di sekolah tidak terlepas berprestasi di jenjang pendidikan selanjutnya (Hass
dari sejauhmana fungsi-fungsi manajemen tersebut & Fosse, 2008). Dalam penelitian ini difokuskan
dapat dijalankan dan bersinergi dengan program pada anak usia sekolah, dimana usia ini merupakan
pembelajaran secara umum di sekolah. usia dimulainya seseorang untuk berinteraksi
Penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik di dengan lingkungan yang lebih luas dari orang tua
sekolah secara holistik terdiri dari pengelolaan dan keluarganya. Di usia ini anak sudah banyak
status kesehatan peserta didik, penyediaan mendapatkan tantangan dari lingkungan sekitar
infrastruktur dan lingkungan sekolah yang sehat dan orang-orang di luar keluarganya, termasuk
dan aman, serta kolaborasi multidisiplin dari lintas diataranya adalah teman sebaya, guru dan orang
institusional untuk menyelenggarakan pelayanan dewasa lainnya. (Mc.Devitt & Ormrod, 2002;
kesehatan secara holistik. (Fowler, 2004; Fowler Fowler, 2004; Fowler & Dell, 2005; Onis et al,
& Dell, 2005; Department Of Defense Education 2007; Cetinkaya, 2009; Foster Social Developmen
Activity, 2007; Onis et al, 2007; Cetinkaya, 2009; In Early Childhood, 2009; Papalia et al, 2010;
Foster Social Development In Early Childhood, Desmita, 2012).
2009; ; State Government Victoria. Departemen of Gangguan dalam proses pertumbuhan dan
Education and Early Childhood Development, perkembangan anak akibat terpapar suatu penyakit,
2012; UNESCO, 2012). lingkungan yang buruk, kecelakaan, maupun
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang pengaruh sosial yang tidak aman bagi anak akan
dilakukan oleh Peneliti di Kota Sukabumi mempengaruhi prestasi belajar anak. Oleh karena
diperoleh keterangan bahwa Pemerintah Daerah itu sekolah harus dapat menjamin ketersediaan
Kota Sukabumi dalam hal ini Tim Pembina UKS lingkungan yang sehat, aman dan nyaman bagi
Kota Sukabumi telah menetapkan strata UKS yang setiap anak serta menyediakan layanan kesehatan
disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan komprehensif yang akan membantu setiap anak
sekolah dalam penyelenggaraan UKS. untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Data tersebut menunjukkan bahwa hampir (Onis et al, 2007; Cetinkaya, 2009; UU RI No. 36
seluruh sekolah yang ada di Kota Sukabumi Tahun 2009 Tentang Kesehatan; Department of
(98,88%) telah melaksanakan UKS. Dari sekolah Education and Early Childhood Development-
yang sudah melaksanakan UKS sebagian besar Victoria, 2012; UNESCO, 2012). Sekolah sebagai
(62,88%) masuk dalam strata standar, optimal dan sistem sosial terbuka dipengaruhi oleh lingkungan
paripurna. Artinya sebagian besar sudah secara luas dan sebaliknya (Hoy & Miskel, 2008)
melaksanakan Trias UKS sesuai dengan standar merupakan lembaga potensial bagi anak usia
yang ditetapkan berdasarkan Hasil Rapat Kerja sekolah untuk tumbuh dan berkembang secara
Nasional UKS (2004). Sekolah Dasar/Madrasah optimal. Sekolah menyediakan sumber daya
Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan manusia, lingkungan dan sarana prasarana juga
terbanyak yang ada di Kota Sukabumi dan sistem manajemen sekolah (budaya sekolah) yang
seluruhnya (100 %) telah melaksanakan UKS. mampu mengakomodasi kebutuhan anak untuk
Berdasarkan latar belakang tersebut, mampu beradaptasi, berprestasi dan
Peneliti ingin memperoleh gambaran secara mengintegrasikan berbagai ilmu pengetahuan
lengkap tentang sejauhmana sekolah-sekolah, dasar untuk kepentingan masa depannya.
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 67
Keberadaan dukungan masyarakat di Sebagai wujud implementasi kebijakan
sekitar sekolah akan sangat membantu sekolah usaha kesehatan peserta didik di sekolah serta
dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang untuk mengakomodasi penyelenggaraan upaya
kondusif bagi peserta didik. Dukungan masyarakat kesehatan peserta didik di sekolah, diperlukan
dapat berupa keterlibatan anggota masyarakat suatu konsep pengembangan organisasi
(komite sekolah) terhadap proses pembelajaran di (organizational development) yang mampu
sekolah termasuk program usaha kesehatan bagi mengungkit semua unsur yang ada untuk mencapai
peserta didik di sekolah. Selain itu masyarakat juga tujuan yang diharapkan. Pengembangan organisasi
menyediakan pendidikan pra sekolah yang diawali dari kekuatan rencana perubahan,
membantu peserta didik untuk lebih cepat khususnya proyek manajemen atau inovasi yang
beradaptasi dengan aktivitas pembelajaran dan membangun kemampuan organisasi dari kondisi
lingkungan sosial sekolah. Dukungan masyarakat sekarang untuk mencapai tujuan yang
juga berupa ketersediaan sarana pelayanan diharapkan.(McLean. Gary. N, 2005; Gazaryan.
kesehatan di sekitar sekolah yang akan menyokong Wahab, 2011). Penyelenggaraan upaya kesehatan
keterlaksanaan usaha kesehatan bagi peserta didik di sekolah perlu dikelola dengan sistematis melalui
di sekolah. pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
Upaya kesehatan peserta didik di sekolah (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
terdiri dari pelaksanaan pendidikan kesehatan, pengendalian).
pemeriksaan status kesehatan peserta didik, Hasil dari penyelenggaraan usaha
penyediaan infrastruktur dan lingkungan sekolah kesehatan peserta didik di sekolah diharapkan
yang sehat. Untuk keberhasilan pengelolaan bahwa peserta didik akan memperoleh jaminan
kesehatan peserta didik di sekolah diperlukan pemeliharaan kesehatan secara terstruktur,
komitmen yang kuat dari setiap unsur yang terlibat, mendapatkan pendidikan dan keterampilan yang
terutama dari pemerintah. Pemerintah terkait dengan pola hidup sehat, dan mendapatkan
menyediakan kebijakan-kebijakan dan legalitas sarana dan lingkungan yang sehat di sekolah
yang mendasari penyelenggaraan upaya kesehatan sehingga proses belajar mengajar lebih kondusif.
peserta didik di sekolah. (Fowler, 2004; Fowler & Kesemua aspek tersebut adalah dalam rangka
Dell, 2005; Department Of Defense Education meningkatkan derajat kesehatan peserta didik
Activity, 2007; Onis et al, 2007; Cetinkaya, 2009; secara holistik. Dengan kesehatan yang prima,
Foster Social Development In Early Childhood, peserta didik akan berpotensi untuk mengikuti
2009; Valois, R.F. Slade & Ashford, 2011; State proses belajar mengajar secara optimal dan
Government Victoria. Departemen of Education menunjukkan prestasi belajar yang memuaskan
and Early Childhood Development, 2012; baik secara akademik maupun non akademik.
UNESCO, 2012). Secara ringkas kerangka pikir penelitian
digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian


Sumber: Oleh Peneliti Berdasarkan Hasil Penelitian

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 68


METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan media cetak maupun internet terkait hasil lomba
kualitatif. Sedangkan strategi penelitian yang sekolah sehat baik tingkat Provinsi maupun tingkat
dipergunakan adalah dengan studi kasus. Nasional, dan pedoman-pedoman penyelenggaraan
Pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus UKS yang dikeluarkan oleh Kementerian
digunakan untuk mengkaji dan menjawab Pendidikan dan Kebudayaan maupun Kementerian
permasalahan, serta menemukan, dan memperoleh Kesehatan. Selanjutnya Peneliti melakukan
makna yang lebih mendalam tentang Manajemen observasi langsung ke Kota Sukabumi.
Kesehatan Peserta didik di Sekolah Dasar, dalam Peneliti melakukan tahapan penelitian
hal ini studi kasus di SDN Suryakencana CBM, dengan mengumpulkan data secara intensif
SDN Dewi Sartika CBM dan SDN Sukasirna Kota terhadap faktor kebijakan penyelenggaraan UKS di
Sukabumi. Kota Sukabumi yang meliputi rumusan, strategi,
Unit analisis dari penelitian ini adalah implementasi dan evaluasi kebijakan. Selanjutnya,
situasi sosial dimana proses manajemen usaha peneliti melakukan pengumpulan data terkait
kesehatan peserta didik Sekolah Dasar di Kota dengan proses manajemen kesehatan peserta didik
Sukabumi dilaksanakan. Sumber data yang di sekolah sebagai implementasi kebijakan secara
diperlukan sesuai dengan unit analisis penelitian ini operasional, yang meliputi : pelaksanaan fungsi-
ditentukan secara purposive, yaitu ditentukan fungsi manajemen (perencanaan,
dengan menyesuaikan pada tujuan penelitian. pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian),
Pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara, sistem koordinasi, pendanaan dan sistem informasi
studi dokumentasi dan obervasi kegiatan yang manajemen yang dilaksanakan serta dampak usaha
berkaitan dengan usaha kesehatan di sekolah secara kesehatan peserta didik terhadap pencapaian
langsung. prestasi. Pengumpulan data dilakukan dengan
Proses penelitian diawali dengan wawancara mendalam dengan nara
pengamatan peneliti terhadap fenomena yang sumber/partisipan sesuai kebutuhan penelitian,
terjadi dalam penyelenggaraan usaha kesehatan di studi dokumentasi dan observasi kegiatan-kegiatan
sekolah dari berbagai literatur, observasi langsung UKS di sekolah/lokasi yang ditetapkan.
di sekolah-sekolah dan pemberitaan di media Peneliti melakukan triangulasi sumber
massa. Kemudian peneliti mengembangkan asumsi data untuk menghindari bias yang diperoleh dari
penelitian dan menegaskan/menjelaskan ranah hasil wawancara, studi dokumentasi dan observasi,
yang akan diteliti dari fenomena yang diamati serta lebih memfokuskan kepada aspek operasional
peneliti. Dalam tahap ini, Peneliti juga melakukan manajemen kesehatan peserta didik di sekolah.
penguatan dari literatur, konsep-konsep dan hasil Seiring dengan proses tersebut, Peneliti melakukan
penelitian terdahulu yang selaras dengan analisis dan validasi data dari berbagai sumber
penyelenggaraan usaha kesehatan bagi peserta secara terintegrasi. Hasil pengolahan data
didik di sekolah. Peneliti melakukan pemilihan kemudian dirangkum/disimpulkan dan menjadi
objek penelitian dengan melakukan studi masukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
pendahuluan yang diawali dengan studi penelitian. Tahap akhir peneliti mengusulkan
dokumentasi dari laporan-laporan Model Hipotetik Manajemen Kesehatan Peserta
penyelenggaraan UKS, Kebijakan Pemerintah Didik di Sekolah Dasar sesuai dengan hasil
terkait penyelenggaraan UKS, pemberitaan di penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian dari proses manajemen yang dikembangkan di


Secara umum temuan hasil penelitian sekolah, mulai dari perencanaan,
menunjukkan bahwa penyelenggaraan usaha pengorganisasian, pelaksanaan/ penggerakkan, dan
kesehatan bagi peserta didik Sekolah Dasar di Kota pengendalian kegiatan usaha kesehatan di sekolah.
Sukabumi dapat terlaksana sebagai akibat dari Temuan penelitian secara khusus
konsistensi pemerintah daerah terhadap menunjukkan bahwa :
implementasi kebijakan baik secara organisasional 1. Penyelenggaraan usaha kesehatan bagi peserta
melalui koordinasi lintas institusi maupun secara didik di sekolah merupakan implementasi dari
operasional yang dilaksanakan di sekolah-sekolah. kebijakan yang telah ditetapkan oleh
Keberhasilan penyelenggaraan usaha kesehatan Pemerintah secara terpusat. Pemerintah daerah
bagi peserta didik di sekolah sangat tergantung memiliki otonomi dalam menetapkan
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 69
kebijakan daerah terkait penyelenggaraan kegiatan usaha kesehatan peserta didik di
usaha kesehatan di sekolah sesuai dengan sekolah.
kebutuhan kesehatan peserta didik di 6. Dampak dari usaha kesehatan bagi peserta
daerahnya. didik di sekolah terlihat secara nyata dari
2. Keberhasilan penyelenggaraan usaha pemantauan kesehatan peserta didik secara
kesehatan bagi peserta didik di sekolah sangat periodik, perubahan perilaku hidup sehat,
tergantung dari proses manajemen yang peningkatan pengetahuan akan kesehatan, dan
dikembangkan di sekolah, mulai dari lingkungan sekolah tetap bersih dan sehat yang
perencanaan, pengorganisasian, kesemuanya akan berdampak bagi peningkatan
pelaksanaan/penggerakkan, dan pengendalian derajat kesehatan dan mendukung pencapaian
kegiatan usaha kesehatan di sekolah secara prestasi belajar peserta didik.
berkesinambungan. Dari hasil penelitian di atas ditemukan pula
a. Perencanaan yang baik dan terarah dapat beberapa ketidaksesuaian yang menjadi perhatian
menentukan tingkat keberhasilan program peneliti, yaitu:
usaha kesehatan di sekolah. Ketidakjelasan 1. Aspek kebijakan
indikator hasil dalam perencanaan a. Dalam pengendalian kebijakan
berdampak pada kesulitan dalam penyelenggaraan usaha kesehatan peserta
menetapkan tingkat keberhasilan program. didik di sekolah kurang diperhatikan
b. Pengorganisasian yang tepat membantu tindak lanjut pengembangan kegiatan UKS
kelancaran penyelenggaraan program di sekolah-sekolah ex-juara LSS, sehingga
usaha kesehatan di sekolah. Ketersediaan banyak fasilitas UKS di sekolah-sekolah
sumber daya manusia yang memadai serta tersebut tidak terpelihara dengan baik.
kesiapan seluruh unsur sekolah dalam b. Mekanisme sistem pelaporan kegiatan
mendukung pelaksanaan program usaha UKS dari sekolah-sekolah ke Tim
kesehatan di sekolah sangat menentukan Pembina UKS (Kecamatan maupun Kota)
keberhasilan program. tidak didukung oleh dokumentasi yang
c. Keberhasilan pelaksanaan program usaha sistematis. Hal ini menyebabkan adanya
kesehatan di sekolah tergantung pada kesulitan dalam menilai tingkat
kepemimpinan Kepala Sekolah dan keberhasilan pelaksanaan kebijakan
komitmen seluruh unsur sekolah untuk penyelenggaraan UKS di Kota Sukabumi.
mendukung pelaksanaan program. c. Kebijakan penyelenggaraan usaha
d. Pengendalian program usaha kesehatan di kesehatan di sekolah belum berdampak
sekolah dilaksanakan dengan upaya secara nyata pada perubahan perilaku
pengawasan, evaluasi dan penilaian. hidup sehat di masyarakat sekitar sekolah.
Kelemahan dalam menetapkan program 2. Aspek proses manajemen usaha kesehatan
kerja beserta indikator keberhasilan peserta didik di sekolah
berdampak pada kesulitan dalam menilai a. Fungsi perencanaan
keberhasilan program serta menetapkan 1) Rumusan program kerja UKS
tindak lanjut program. menggunakan format baku yang
3. Koordinasi lintas institusi dalam ditetapkan oleh Tim Pembina UKS
penyelenggaraan usaha kesehatan bagi peserta Kota, tidak menunjukkan indikator
didik di sekolah dimotori dan digerakkan oleh keberhasilan dari setiap kegiatan yang
Pemerintah Daerah sesuai dengan kebutuhan direncanakan. Hal ini akan
pengembangan usaha kesehatan di sekolah. menyulitkan Tim Pelaksana UKS di
4. Penyelenggaraan usaha kesehatan peserta sekolah untuk menilai pencapaian
didik di sekolah didanai oleh Pemerintah. keberhasilan program setelah
Sekolah memiliki otoritas dalam mengelola dilaksanakan.
dan mengusahakan pendanaan usaha kesehatan 2) Uraian kegiatan program UKS lebih
peserta didik di sekolah. menitikberatkan pada aspek kesehatan
5. Penggunaan sistem informasi manajemen secara fisik. Kegiatan-kegiatan dari
kesehatan peserta didik (SIMKesdik) di aspek kesehatan psikososial dan
sekolah membantu dalam proses pengendalian spiritual tidak tampak dalam program
data kesehatan peserta didik secara b. Fungsi pengorganisasian
berkesinambungan mulai dari pengumpulan 1) Kendala utama dalam
data, pendokumentasian, pelaporan dan pengorganisasian usaha kesehatan di
pengambilan keputusan untuk tindak lanjut skeolaha dalah keterbatasan SDM
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 70
(baik dari Guru Pembina UKS maupun kesehatan terhadap orang tua peserta
dari tenaga kesehatan Puskesmas), didik untuk tindak lanjut pelayanan
sehingga banyak kegiatan yang tidak kesehatan.
dapat terlaksanakan sesuai program. Pembahasan
1. Kebijakan Daerah Dalam Penyelenggaraan
c. Fungsi pelaksanaan Usaha Kesehatan Peserta Didik Sekolah Dasar.
1) Akibat dari terbatasnya SDM, maka Kebijakan penyelenggaraan UKS yang sejak
banyak program UKS tidak bisa semula melibatkan 4 Kementerian, yaitu
dilaksanakan sesuai program. Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan
2) Pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan
peserta didik terbatas pada kegiatan Kementerian Dalam Negeri merupakan suatu
Puskesmas yang sudah rutin peluang sekaligus tantangan bagi setiap institusi
dijalankan yaitu penjaringan tersebut. Kolaborasi empat kementerian yang
kesehatan, immunisasi, dirancang secara hirarkis dari pusat ke daerah, serta
pemberantasan penyakit menular, melibatkan pejabat-pejabat utama di setiap jenjang
penyuluhan kesehatan dan pemberian pemerintahan memerlukan pemahaman yang
suplemen/makanan tambahan. seimbang dari setiap pejabat yang terlibat. Hal ini
d. Fungsi pengendalian tidaklah mudah mengingat dinamika pemerintahan
1) Kegiatan pengendalian yang Indonesia saat ini terus berkembang dan seringkali
dilakukan oleh Tim Pelaksana UKS di berubah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
sekolah tidak terdokumentasi dengan dilakukan di Kota Sukabumi, ditemukan bahwa
baik, sehingga sulit menilai secara umum penyelenggaraan UKS dapat
perkembangan program yang sudah dilaksanakan oleh karena adanya komitmen
dilaksanakan. bersama yang dimotori secara langsung oleh
2) Tim Pelaksana UKS tidak membuat Pemerintah Daerah setempat untuk mendukung
laporan kegiatan UKS seperti yang penyelenggaraan UKS di setiap sekolah.
seharusnya dilakukan kepada Tim Pemerintah Daerah Kota Sukabumi mengambil
Pembina UKS. porsi yang dominan dalam menetapkan kebijakan
3) Terdapat kesenjangan yang cukup penyelenggaraan UKS di Kota Sukabumi, sehingga
besar antara program kerja dengan setiap unsur pemerintahan dan aparat pemerintah
indikator keberhasilan program yang dari berbagai sektor dapat menjalankan kegiatan
ditetapkan oleh pemerintah (pedoman sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh
pelaksanaan UKS di sekolah). Pemerintah Daerah tersebut.
e. Aspek koordinasi lintas institusi Perumusan kebijakan penyelenggaraan usaha
1) Pelaksanaan koordinasi lintas institusi kesehatan sekolah didasarkan pada adanya
dalam penyelenggaraan UKS di Kota kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan
Sukabumi sangat intensif pada saat masyarakat yang secara spesifik ditujukan kepada
pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang masyarakat sekolah untuk mempersiapkan
diinsiasi oleh Tim Pembina UKS generasi yang sehat, cerdas dan sejahtera. Dengan
Kota/Kecamatan seperti LSS dan melihat hasil kajian kondisi nyata di masyarakat
Jambore UKS. Di luar kegiatan maka kebijakan penyelenggaraan usaha kesehatan
tersebut terbatas hanya sekolah dengan sekolah dirumuskan untuk memperbaiki dan
Puskesmas untuk melaksanakan mengoreksi kekurangan yang masih dirasakan,
kegiatan pelayanan kesehatan yang serta memperkuat dan mengembangkan potensi
secara rutin dilaksanakan. yang sudah ada menjadi lebih optimal untuk
f. Aspek penggunaan sistem informasi kepentingan masyarakat luas.
manajemen kesehatan peserta didik Formulasi kebijakan penyelenggaraan usaha
1) Sekolah tidak memiliki dokumentasi kesehatan sekolah menghasilkan suatu strategi
data kesehatan peserta didik secara yang dijadikan acuan dan pedoman untuk
lengkap dan berkesinambungan. melaksanakan kebijakan di tingkat organisasional
Perkembangan kesehatan peserta didik maupun operasional. Pelaksanaan kebijakan di
tidak diketahui. tingkat organisasional dilaksanakan oleh Tim
2) Mekanisme pelaporan data kesehatan Pembina UKS dalam rangka pembinaan dan
peserta didik hasil penjaringan pengembangan usaha kesehatan sekolah,
kesehatan dilakukan oleh Puskesmas. sedangkan di tingkat operasional dilaksanakan oleh
Tidak ada feedback hasil pemeriksaan
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 71
satuan pendidikan, dimana sasaran utamanya setiap peserta didik yang harus diperhatikan ketika
adalah peserta didik. peserta didik berada di lingkungan sekolah.
Pelaksanaan kebijakan usaha kesehatan peserta
didik di sekolah merupakan proses yang sangat Keberhasilan usaha kesehatan peserta didik di
penting dalam menilai keberhasilan kebijakan sekolah tidak terlepas dari sejauhmana fungsi-
tersebut. Pelaksanaan kebijakan akan berhasil fungsi manajemen mulai dari planning, organizing,
dengan baik apabila kebijakan dipahami secara leading dan controling dapat dijalankan dan
jelas oleh pelaku kebijakan dalam hal ini adalah bersinergi dengan program pembelajaran secara
Tim Pembina UKS dan Tim Pelaksana UKS di umum di sekolah. Penyelenggaraan usaha
sekolah, dan sebaliknya pembuat kebijakan perlu kesehatan peserta didik di sekolah secara holistik
mengetahui secara pasti sasaran kebijakan dan terdiri dari pengelolaan status kesehatan peserta
masalah-masalah yang terjadi di lokasi kebijakan didik, penyediaan infrastruktur dan lingkungan
tersebut akan dilaksanakan. Sosialisasi kebijakan sekolah yang sehat, serta kolaborasi multidisiplin
sangat penting dalam rangka memberikan dari lintas institusional untuk menyelenggarakan
pemahaman akan tujuan dan manfaat kebijakan pelayanan kesehatan secara holistik. (Fowler,
secara khusus untuk meningkatkan derajat 2004; Fowler & Dell, 2005; Department Of
kesehatan peserta didik, dan secara umum untuk Defense Education Activity, 2007; Onis et al,
meningkatkan kesadaran berperilaku hidup sehat di 2007; Cetinkaya, 2009; Foster Social Development
lingkungan sekolah dan masyarakat. Dukungan In Early Childhood, 2009; Valois. Robert. F, 2011;
dari pemerintah atau pimpinan institusi dalam State Government Victoria. Departemen of
pelaksanaan kebijakan sangat dibutuhkan untuk Education and Early Childhood Development,
menggerakkan sumber daya yang ada untuk 2012; UNESCO, 2012).
mendukung keberhasilan kebijakan yang Perencanaan usaha kesehatan peserta didik di
dilaksanakan. sekolah diawali dengan adanya kajian akan
Pengendalian kebijakan penyelenggaraan usaha kebutuhan dan keinginan untuk mewujudkan
kesehatan peserta didik di sekolah perlu dilakukan peserta didik yang sehat dan cerdas. Keinginan
secara terus menerus dengan melakukan pelaporan, tersebut dituangkan dalam visi dan misi sekolah
evaluasi dan supervisi secara berkesinambungan sebagai pernyataan komitmen seluruh warga
untuk memastikan proses kebijakan dilaksanakan sekolah untuk menyelenggarakan usaha kesehatan
di lapangan serta menilai tingkat keberhasilan bagi peserta didik di sekolah. Tujuan yang ingin
kebijakan yang diberlakukan. dicapai dalam penyelenggaraan usaha kesehatan
Kebijakan usaha kesehatan peserta didik di peserta didik di sekolah dijabarkan dalam strategi
sekolah diharapkan berdampak bagi peningkatan penyelenggaraan, diantaranya adalah dengan
derajat kesehatan peserta didik dan terjadinya pengembangan kurikulum untuk mengakomodasi
perubahan perilaku hidup bersih dan sehat di kegiatan usaha kesehatan peserta didik dalam
kalangan peserta didik. Dengan meningkatnya program kurikuler dan ekstrakurikuler. Program
derajat kesehatan peserta didik diharapkan dapat kerja disusun dengan mempertimbangkan
berdampak pada peningkatan potensi untuk belajar kemampuan dan potensi yang ada di sekolah serta
dengan baik dan menjadi insan yang cerdas, dukungan dari multidisiplin lintas institusi untuk
berdaya saing tinggi dan dapat memberikan memenuhi kebutuhan kesehatan peserta didik
sumbangsih dalam pembangunan bangsa. secara komprehensif.
2. Proses Manajemen Usaha Kesehatan Peserta Pengorganisasian usaha kesehatan peserta didik
Didik di Sekolah Dasar di sekolah merupakan proses yang dilakukan untuk
Pada dasarnya proses manajemen usaha mengatur sumber daya yang dimiliki oleh sekolah
kesehatan peserta didik di sekolah merupakan untuk melaksanakan sejumlah kegiatan dalam
implementasi secara operasional dari kebijakan rangka mencapai tujuan yaitu meningkatkan taraf
penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik kesehatan peserta didik dan membangun kebiasaan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah. hidup bersih dan sehat. Pengorganisasian sumber
Pengelolaan usaha kesehatan peserta didik di daya manusia di sekolah harus diatur sedemikan
sekolah tidak semata-mata hanya melaksanakan rupa supaya tidak tumpang tindih dengan kegiatan
amanat kebijakan pemerintah, tetapi harus disadari lain di sekolah. Peran petugas kesehatan sangat
bahwa aspek kesehatan peserta didik merupakan dominan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
aspek yang penting dalam menunjang kelancaran secara komprehensif melalui kegiatan promotif,
proses pendidikan peserta didik di sekolah. Aspek preventif, kuratif dan rehabilitatif di sekolah, oleh
kesehatan merupakan kebutuhan individu dari karena itu keberadaan tenaga kesehatan profesional
seperti perawat kesehatan perlu difikirkan sebagai
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 72
jalan keluar untuk meningkatkan kontinuitas diperlukan untuk mendukung pemenuhan
pelayanan kesehatan kepada peserta didik. kebutuhan tersebut.
Keterlibatan berbagai pihak lintas institusi dan 4. Pendanaan Usaha Kesehatan Peserta Didik
masyarakat secara luas dalam penyelenggaraan Sekolah Dasar
usaha kesehatan di sekolah menuntut Kepala Pendanaan usaha kesehatan peserta didik di
Sekolah untuk lebih proaktif dalam sekolah merupakan tanggung jawab pemerintah
mensosialisasikan program usaha kesehatan yang dikelola oleh sekolah dengan prinsip
sekolah dan membangun kerjasama lintas institusi manajemen berbasis sekolah. Sekolah secara
dan mengembangkan kerjasama dengan lembaga- otonomi berhak mengelola keuangan dan dana
lembaga masyarakat yang efektif dan efisien. yang tersedia sesuai dengan kebutuhan
Pelaksanaan usaha kesehatan bagi peserta didik penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik di
di sekolah harus disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dan mengembangkan usaha kemitraan
kesehatan peserta didik secara holistik yaitu dengan lembaga-lembaga di masyarakat untuk
mencakup kebutuhan kesehatan fisik, psikologis, mendukung pendanaan sepanjang dapat
sosial dan spiritual. Pelaksanaan kegiatan usaha dipertanggungjawabkan dengan baik.
kesehatan di sekolah dapat terselenggara dengan
baik jika semua unsur sekolah dan pendukung dari 5. Implementasi Sistem Informasi Manajemen
luar institusi berkomitmen melaksanakannya Kesehatan Peserta Didik Sekolah Dasar.
sesuai dengan program yang sudah ditetapkan. Hasil penelitian yang dilaksanakan terkait
Peran kepemimpinan kepala sekolah dalam penggunaan sistem informasi manajemen
menggerakkan dan memotivasi seluruh unsur kesehatan peserta didik (SIMKesdik) di Sekolah
sekolah untuk melaksanakan kegiatan akan sangat Dasar Kota Sukabumi secara umum membuktikan
besar pengaruhnya bagi keberhasilan pelaksanaan bahwa dengan bantuan perangkat komputer
usaha kesehatan bagi peserta didik di sekolah. pengelolaan kesehatan peserta didik di sekolah
Pengendalian kegiatan usaha kesehatan bagi dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien. Hasil
peserta didik di sekolah meliputi upaya penelitian tersebut sesuai dengan gambaran yang
monitoring dan evaluasi yang didukung oleh dikemukakan oleh Laudon & Laudon (2007)
pencatatan dan pelaporan untuk melihat, menilai bahwa sistem informasi manajemen berbasis
dan memastikan pelaksanaan kegiatan usaha komputer secara umum dapat meningkatkan proses
kesehatan bagi peserta didik di sekolah. bisnis melalui dua cara yaitu : (1) meningkatkan
Pengendalian dilaksanakan secara periodik dan efisiensi proses bisnis karena meningkatnya
berkesinambungan, salah satu cara yang koordinasi, dihindarinya duplikasi dan
dipergunakan Pemerintah (Daerah) dalam dipercepatnya proses sehingga menghemat waktu;
memonitor dan mengevaluasi keterlaksanaan (2) mengubah proses bisnis dalam wujud
kegiatan usaha kesehatan di sekolah adalah dengan mengubah bentuk produk menjadi digital, dan
menyelenggarakan lomba sekolah sehat secara mengubah prosedur menjadi lebih memudahkan.
berjenjang mulai dari tingkat Kecamatan, Penggunaan sistem informasi manajemen
Kota/Kabupaten, Provinsi bahkan tingkat Nasional kesehatan peserta didik dapat meningkatkan
yang diadakan setiap tahun. kinerja Tim Pelaksana UKS di sekolah dalam
3. Koordinasi Antar Institusi Dalam mengelola data kesehatan peserta didik mulai dari
Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Peserta pendokumentasian data kesehatan secara kontinue,
Didik di Sekolah Dasar. pemrosesan data menjadi laporan dan
Koordinasi multidisiplin lintas institusi dalam meningkatkan kecepatan dalam pengambilan
penyelenggaraan usaha kesehatan di sekolah pada keputusan karena terjadi penyederhanaan tugas dan
dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan alur proses pelaporan mulai dari Tim Pelaksana di
kesehatan peserta didik secara holistik. Unsur- sekolah sampai Tim Pembina UKS yang berada di
unsur yang terlibat dalam koordinasi usaha Kecamatan, Kota/Kabupaten, Provinsi sampai
kesehatan peserta didik adalah unsur yang akan Pusat.
mampu memberikan kontribusi dalam
mewujudkan kebutuhan tersebut. Pemenuhan 6. Dampak Usaha Kesehatan Peserta Didik Di
kebutuhan kesehatan peserta didik meliputi Sekolah Terhadap Pencapaian Prestasi Peserta
kebutuhan kesehatan secara fisik, psikologis, sosial Didik Sekolah Dasar.
dan spiritual juga melengkapi kebutuhan sarana Aspek kesehatan akan mempengaruhi
prasarana serta lingkungan sekolah yang sehat dan pencapaian prestasi peserta didik secara langsung
kondusif serta kebijakan-kebijakan yang maupun tidak langsung, karena faktor kesehatan
akan memberikan dukungan terhadap
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 73
stamina/kebugaran fisik anak untuk mengikuti kesehatan yang dimiliki peserta didik, pembiasaan
kegiatan sesuai usia berkembangannya, hidup bersih dan sehat serta pencapaian prestasi
memberikan dorongan untuk bergerak secara aktif, peserta didik di sekolah dan di luar sekolah. Potensi
dan meningkatkan motivasi untuk mempelajari kesehatan peserta didik berupa latar belakang
sesuatu sesuai usia berkembangannya. Pernyataan keluarga, riwayat kesehatan dan kondisi kesehatan
tersebut sama dengan pernyataan yang peserta didik mempengaruhi terhadap kuantitas
diungkapkan oleh beberapa penulis dan peneliti dan kualitas keikutsertaan peserta didik dalam
terdahulu (Case Paxson, 2006; Hass & Fosse, kegiatan pembelajaran di sekolah yang akhirnya
2008; Basch. CE, 2010; Valois, R.F. Slade & mempengaruhi pencapaian prestasi peserta didik.
Ashford, 2011) yang menyatakan bahwa proses Kebiasaan hidup bersih dan sehat mulai
pendidikan dapat ditempuh dan dilaksanakan ditunjukkan peserta didik karena adanya
dengan optimal apabila peserta didik berada dalam pembiasaan dan keteladanan di lingkungan
kondisi memadai baik secara fisik, psikologis, sekolah. Pencapaian prestasi peserta didik
sosial maupun moral spiritual. ditentukan oleh minat dan bakat serta pengaruh
orang tua, guru dan lingkungan sekolah.
Dampak usaha kesehatan terhadap pencapaian
prestasi peserta didik dilihat dari aspek potensi

Gambar 2. Hipotetik Manajemen Kesehatan Peserta Didik di Sekolah


Sumber: Oleh Peneliti Berdasarkan Hasil Penelitian

MODEL HIPOTETIK PENELITIAN dari penetapan kebijakan, penyelenggaraan secara


operasional di sekolah, dan dampak
Merujuk pada kerangka pikir penelitian, penyelenggaraan terhadap peningkatan derajat
hasil penelitian, telaahan teori dan konsep-konsep kesehatan peserta didik secara holistik yang
serta pembahasan yang telah diuraikan, maka mendukung peningkatan prestasi belajar peserta
peneliti mengajukan model hipotetik manajemen didik.
kesehatan peserta didik di Sekolah Dasar. Model Model hipotetik ini terdiri dari unsur input,
hipotetik ini merupakan alternatif dari manajemen process, output dan outcome. Keterangan dari
kesehatan peserta didik di Sekolah Dasar mulai

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 74


setiap unsur dalam gambaran model hipotetik
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Input (masukan) sarana pelayanan pendidikan yang memadai untuk
Faktor input dalam model ini terdiri dari mendidik dan mencerdaskan masyarakat. Terkait
kebijakan nasional penyelenggaraan usaha dengan aspek kesehatan, keberadaan sarana
kesehatan sekolah, karakteristik peserta didik, pelayanan kesehatan di masyarakat menjadi
institusi sekolah, dan masyarakat. masukan yang sangat vital untuk penyelenggaraan
Kebijakan penyelenggaraan usaha usaha kesehatan peserta didik di sekolah. Demikian
kesehatan secara nasional telah ditetapkan dengan pula dengan dukungan masyarakat berupa
dalam Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 partisipasi aktif warga masyarakat dalam
tentang Kesehatan, pasal 79 dan dijabarkan secara mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat dan
lebih jelas dalam Peraturan Bersama empat dukungan finansial untuk meningkatkan dan
Kementerian yaitu : Menteri Pendidikan dan mengembangkan pelayanan kesehatan di
Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, lingkungan sekolah.
dan Menteri Dalam Negeri melalui Peraturan
Bersama 4 Menteri Nomor 6/X/PB/2014, Nomor 7 2. Process (Proses)
Tahun 2014, Nomor 41 Tahun 2014, dan Nomor 81 Faktor yang terlibat dalam proses terdiri dari :
Tahun 2014 tentang Pembinaan dan kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan
Pengembangan Usaha Kesehatan usaha kesehatan di sekolah termasuk kebijakan
Sekolah/Madrasah. Berdasarkan kebijakan koordinasi lintas institusional untuk mendukung
tersebut, maka seluruh sekolah mulai TK/RA, penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik di
SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA beserta sekolah dan proses manajemen usaha kesehatan
sekolah-sekolah Luar Biasa dari semua jenjang peserta didik di sekolah. Pemerintah membuat
tersebut wajib melaksanakan usaha kesehatan di kebijakan tentang usaha kesehatan bagi peserta
sekolah sesuai dengan pedoman yang telah didik di sekolah berdasarkan pertimbangan bahwa
ditetapkan secara nasional. aspek kesehatan peserta didik harus diupayakan
Pertumbuhan dan perkembangan anak usia secara optimal untuk mempersiapkan generasi
sekolah sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang penerus bangsa yang sehat, cerdas dan sejahtera.
menghantarkan dirinya mencapai tahapan ini, Kebijakan usaha kesehatan di sekolah dirumuskan
yaitu: usia masuk sekolah (usia sekolah dasar untuk memenuhi kebutuhan peserta didik akan
berkisar antara 6-12 tahun) , jenis kelamin, latar kesehatan holistik selama peserta didik berada di
belakang keluarga, riwayat kesehatan sebelum fase sekolah. Upaya memenuhi kebutuhan kesehatan
ini, dan kondisi kesehatan saat anak masuk holistik bagi peserta didik di sekolah melibatkan
sekolah. Sebagian besar waktu produktif yang berbagai disiplin ilmu lintas sektor/institusi yang
dimiliki anak usia sekolah, rata-rata 6-7 jam sehari diorganisir oleh pemerintah sesuai dengan
dihabiskan di lingkungan sekolah. Oleh karena itu kebijakan pemerintah.
sekolah menjadi tempat yang strategis untuk anak Sekolah sebagai unit operasional yang
belajar bersosialisasi dengan lingkungan sosial mengakomodasi penyelenggaraan usaha
yang lebih luas setelah keluarga dan lingkungan kesehatan peserta didik di sekolah perlu
sekitar rumah. Sekolah menyediakan fasilitas dan mengembangkan organisasi sekolah menjadi lebih
sarana pendidikan, sumber daya manusia yaitu fleksibel dan lebih efektif. Untuk itu diperlukan
pendidik (guru) dan staf pendidikan lainnya yang suatu konsep pengembangan organisasi
mendukung proses pembelajaran di sekolah. (organizational development) yang mampu
Sekolah mengembangkan kurikulum pembelajaran mengungkit semua unsur yang ada untuk mencapai
sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan yang tujuan yang diharapkan. Pengembangan organisasi
diberlakukan untuk memenuhi standar pendidikan berorientasi pada peningkatan sistem secara total,
secara nasional. Sekolah membangun budaya oleh karena itu fungsi penting dalam
pendidikan dan lingkungan yang aman, nyaman pengembangan organisasi adalah efektifitas proses
dan kondusif untuk mempersiapkan peserta didik manajemen yang dijalankan. Proses manajemen
siap belajar dan berkontribusi dalam seluruh akan berjalan baik jika fungsi-fungsi manajemen
kegiatan pendidikan yang dilaksanakan. berjalan secara sinergi. Fungsi-fungsi manajemen
Keberadaan sekolah sebagai sarana tersebut adalah merencanakan (planning),
pelayanan publik mendapat perhatian dan mengorganisasikan (organizing), menjalankan
dukungan dari masyarakat sekitar. Dukungan (leading), dan mengendalikan (controling).
masyarakat terhadap keberadaan sekolah sangat Perencanaan dalam manajemen kesehatan
terkait erat dengan kebutuhan masyarakat akan peserta didik di sekolah berorientasi pada rencana
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 75
memenuhi kebutuhan kesehatan peserta didik Keberhasilan pelaksanaan juga
secara holistik di sekolah. Perencanaan dipengaruhi oleh komitmen organisasi sekolah
pengelolaan usaha kesehatan peserta didik untuk menyelaraskan kinerja, psikologikal dan
mengacu pada kebijakan yang ditetapkan kapasitas untuk belajar dan berubah dari semua
pemerintah dalam penyelenggaraan usaha unsur yang ada di lingkungan sekolah. Keselarasan
kesehatan di sekolah yang selanjutnya dijabarkan kinerja terjadi ketika keseluruhan sistem
ke dalam strategi di sekolah sesuai dengan organisasi sekolah yang terdiri dari struktur,
karaketristik dan kebutuhan kesehatan peserta sistem, orang-orang, dan budaya cocok dengan
didik secara spesifik. Perencanaan menghasilkan tujuan dan strategi usaha kesehatan peserta didik.
rumusan program yang terarah (terukur) untuk Keselarasan psikologikal adalah sentuhan
mencapai tujuan yang diharapkan. Indikator emosional dari semua unsur yang terlibat,
keberhasilan menjadi sangat vital keberadaannya khususnya Kepala Sekolah untuk mencapai tujuan,
dalam perencanaan sebagai tolok ukur dalam misi dan nilai-nilai yang terkandung dalam usaha
menilai keberhasilan program. Dengan program kesehatan peserta didik di sekolah. Dan jika di
yang terarah pada pencapaian tujuan maka sekolah sekolah secara terus menerus menyelaraskan
menetapkan anggaran sesuai dengan kebutuhan. kinerja dan psikologikal maka kedua hal tersebut
Pengorganisasian dalam manajemen akan mendorong kapasitas semua unsur di sekolah
kesehatan peserta didik di sekolah adalah untuk belajar dan berubah dalam rangka
memberdayakan semua unsur yang berkontribusi meningkatkan dan mengembangkan usaha
dalam penyelenggaraan usaha kesehatan peserta kesehatan peserta didik di sekolah.
didik di sekolah baik dari lingkungan internal
sekolah maupun dari institusi lain di luar sekolah. Pengendalian dalam manajemen kesehatan
Sekolah mengatur pemberdayaan sumber daya peserta didik di sekolah dilaksanakan untuk
manusia, sarana prasarana dan sumber daya lain memastikan dan menilai proses manajemen
yang tersedia untuk mendukung pelaksanaan usaha dilaksanakan sesuai dengan target yang telah
kesehatan peserta didik di sekolah. Dengan ditetapkan. Fungsi pengendalian dalam
pemberdayaan seluruh unsur yang ada di sekolah penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik di
untuk pelaksanaan usaha kesehatan peserta didik di sekolah meliputi kegiatan monitoring, evaluasi,
sekolah, sekolah perlu membangun budaya pencatatan dan pelaporan. Proses pengendalian
organisasi yang sesuai dengan strategi tersebut pada dasarnya terjadi di semua tahapan proses
sehingga pola hidup sehat di lingkungan sekolah manajemen dari mulai perencanaan,
benar-benar dapat dihayati dan dilaksanakan oleh pengorganisasian, pelaksanaan dan penilaian. Oleh
seluruh warga sekolah. Demikian pula untuk karena itu, untuk kepentingan pengendalian perlu
mendukung keberhasilan usaha kesehatan bagi didukung oleh keberadaan sistem informasi
peserta didik di sekolah, sekolah perlu membuka manajemen kesehatan yang menyediakan sistem
peluang bagi upaya kerjasama dengan pihak-pihak pengolahan data dan informasi kesehatan peserta
yang berpotensi mengembangkan usaha kesehatan didik secara lengkap, berkelanjutan, akurat dan
peserta didik di sekolah. Keberadaan tenaga real time. Sistem informasi manajemen kesehatan
kesehatan purnawaktu yang melaksanakan peserta didik akan mempermudah pencatatan,
pelayanan dan promosi kesehatan di sekolah pendokumentasian dan pengolahan data kesehatan
menjadi kunci keberhasilan usaha kesehatan di peserta didik untuk kepentingan pengambilan
sekolah. keputusan yang tepat untuk meningkatkan dan
Program usaha kesehatan peserta didik di mengembangkan upaya kesehatan peserta didik di
sekolah terdiri dari pendidikan kesehatan, sekolah.
pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan 3. Output (keluaran) dan Impact (dampak)
sekolah sehat yang memenuhi kebutuhan Faktor output dari penyelenggaraan usaha
kesehatan holistik peserta didik. Keberhasilan kesehatan peserta didik di sekolah adalah
pelaksanaan program usaha kesehatan peserta pemeliharaan kesehatan peserta didik, perubahan
didik sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan perilaku hidup bersih dan sehat, serta perbaikan
Kepala Sekolah dalam mengkomunikasikan, lingkungan sekolah bersih dan sehat. Sedangkan
memotivasi dan menggerakkan semua unsur yang dampaknya adalah peningkatan derajat kesehatan
ada di sekolah untuk secara aktif melaksanakan peserta didik dan peningkatan prestasi peserta
kegiatan sesuai program yang ditetapkan dan didik.
mengambil keputusan yang tepat dalam Hasil dari pengelolaan kesehatan secara
pelaksanaan kegiatan. holistik untuk peserta didik di sekolah adalah
meningkatnya pengetahuan dan keterampilan akan
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 76
kesehatan, terpeliharanya kesehatan peserta didik
secara holistik, serta meningkatnya kesadaran
peserta didik untuk berperilaku bersih dan sehat 4. Umpan balik (feedback)
baik di lingkungan sekolah maupun di luar Hasil dan dampak usaha kesehatan peserta didik
lingkungan sekolah. Dampak dari hasil usaha di sekolah menjadi masukan bagi upaya perbaikan,
kesehatan peserta didik secara holistik tersebut pengembangan atau perubahan kebijakan
diharapkan akan meningkatkan derajat kesehatan penyelenggaraan usaha kesehatan di sekolah yang
peserta didik dan akhirnya akan meningkatkan ditetapkan oleh Pemerintah serta memberikan
pencapaian prestasi akademik dan non akademik masukan untuk memperbaiki proses manajemen
peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan di usaha kesehatan di sekolah.
sekolah.

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Simpulan
Hasil penelitian yang berfokus pada dalamnya adalah pedoman yang mengatur
penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik pendanaan yang lebih jelas untuk setiap sekolah
sekolah dasar dengan melihat proses manajemen sesuai kebutuhan serta pedoman yang mengatur
yang dilakukan dalam upaya mendukung ketersediaan SDM profesional (petugas kesehatan
pencapaian prestasi peserta didik secara optimal profesional) yang siap melaksanakan tugas sebagai
menunjukkan bahwa penyelenggaraan usaha enaga kesehatan purna waktu di sekolah-sekolah.
kesehatan bagi peserta didik Sekolah Dasar di Kota Kedua, Tim Pembina UKS tingkat Kota
Sukabumi dapat terlaksana sebagai akibat dari dan Kecamatan diharapkan dapat mengakomodasi
konsistensi Pemerintah Daerah terhadap pengembangan sistem informasi manajemen
implementasi kebijakan baik secara organisasional kesehatan peserta didik sebagai perangkat yang
melalui koordinasi antar institusi maupun secara mendukung keberhasilan proses manajemen usaha
operasional yang dilaksanakan di sekolah-sekolah. kesehatan bagi peserta didik di setiap sekolah dan
Model hipotetik manajemen kesehatan peserta mengintegrasikan penyelenggaraan usaha
didik di sekolah dasar yang diajukan merupakan kesehatan peserta didik di sekolah-sekolah secara
alternatif dari manajemen kesehatan peserta didik berkesinambungan.
di Sekolah Dasar mulai dari penetapan kebijakan, Ketiga, Tim Pelaksana UKS di Sekolah
penyelenggaraan secara operasional di sekolah, yang dipimpin oleh Kepala Sekolah diharapkan
dan dampak penyelenggaraan terhadap dapat mengembangkan keterampilan manajemen
peningkatan derajat kesehatan peserta didik secara usaha kesehatan di sekolah seperti model hipotetik
holistik yang mendukung peningkatan prestasi yang diajukan, sehingga menghasilkan kinerja
belajar peserta didik. Pengajuan model hipotetik yang optimal dalam upaya kesehatan bagi peserta
dari penelitian ini diharapkan dapat memberi didik secara khusus, dan umumnya bagi kualitas
masukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan di sekolah. Oleh
pengelolaan usaha kesehatan bagi peserta didik di karena itu Kepala Sekolah, Guru Pembina UKS,
sekolah sehingga mampu meningkatkan derajat Petugas Kesehatan Sekolah dan semua unsur yang
kesehatan peserta didik yang akhirnya berdampak terlibat dalam pengelolaan usaha kesehatan peserta
pada peningkatan prestasi peserta didik di sekolah. didik di sekolah perlu mendapatkan penyegaran
dan pelatihan konsep manajemen khususnya yang
Rekomendasi terkait usaha kesehatan bagi peserta didik di
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, sekolah.
maka peneliti merekomendasikan model Keempat, koordinasi lintas institusi yang
manajemen usaha kesehatan peserta didik di diprakarsai oleh Pemerintah Daerah (Tim Pembina
sekolah dasar sebagai berikut : UKS Kota dan Kecamatan) hendaknya
Pertama, Pemerintah Daerah, dalam hal diselaraskan dengan kebutuhan setiap sekolah
ini diwakili oleh Tim Pembina UKS tingkat Kota dalam memenuhi kebutuhan kesehatan peserta
dan Kecamatan diharapkan dapat mengakomodasi didik secara holistik. Oleh karena itu sekolah perlu
adanya pedoman manajemen usaha kesehatan bagi menyusun program usaha kesehatan sekolah yang
peserta didik di sekolah sesuai dengan keunggulan memberikan peluang seluas-luasnya bagi
dan potensi yang dimiliki daerah saat ini untuk keterlibatan berbagai pihak yang potensial untuk
dijadikan acuan pelaksanaan pengelolaan di setiap mendukung keberhasilan penyelenggaraan usaha
sekolah yang ada di Kota Sukabumi, termasuk di kesehatan peserta didik secara holistik di sekolah.
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 77
Kelima, penyelenggaraan usaha kesehatan yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu program
peserta didik di sekolah tidak terlepas dari usaha kesehatan sekolah perlu diperinci dengan
kebutuhan pembiayaan/pendanaan. Secara anggaran yang jelas, sehingga setiap program dapat
otonomi, Kepala Sekolah mengelola keuangan dipertanggungjawabkan dengan benar
usaha kesehatan sekolah sesuai dengan program

DAFTAR PUSTAKA

Basch. Charles. E. (2010). Healthier Students Are Foster Social Development in drldhood. Version 2.
Better Learners : A Missing Link In School (2009). Nort Geelong : One World for
Reforms To Close The Achievement Gap. A Children. (on line ). Tersedia :
Research Initiative Of The Campaign For http://www.owfc.com.au. (10 Januari 2014).
Educational Equity. The Teacher College :
Fowler & Dell. (2005). Stages of Faith From
Colombia University. (on line). Tersedia :
Infancy Through Adolescence : Reflections
http://www.equitycampaign.org. (18
on Three Decades of Faith Development
Agustus 2014).
Theory. (on line). Tersedia :
Carpenter, Bauer & Erdogan. (2009). Principles of http://www.corwin.com/upm-data/6214. (
Management. (adapted by The Sailor 10 Januari 2014).
Foundation). (on line). Tersedia :
Fowler.et al (2004). Manual for : Faith
http://www.saylor.org/site/textbooks/Princi
Development Research. Atlanta : Center For
ples%20of%20Management.pdf. (5
Research In Faith And Moral Development
November 2014)
Hass & Fosse. (2008). Health and The Educational
Case & Paxton. (2006). Children’s Health and
Attainment of Adolescents : Evidence From
Social Mobility. Princeton University :
The NLSY97*. Journal of Health and Social
Journal Future Of Children. Vol.
Behaviour. 2008, Vo. 49 (June) : 178-192.
16/No.2/Fall/2006. (on line). Tersedia :
(on line). Tersedia :
https://www.princeton.edu. (18 Agustus
http://www.unc.edu/~ldpearce/soci820/Rea
2014).
dings/presentations. (18 Agustus 2014).
Cetinkaya. Senay. (2009). The Growth and
Hoy & Miskel. (2008). Educational Administration
Development In Healthy Child. Article. (on
: Theory, Research, an Practice. Boston :
line).Tersedia :
Mc.Graw Hill.
http://cdn.intechopen.com/pdfs-
wm/31654.pdf. (5 Maret 2014). Huitt, et al. (2009). A Systems-Based Synthesis Of
Research Related To Improving Students’
Department of Defense Education Activity
Academic Performance. Paper Presented at
(DoDEA). (2007). DoDEA School Health
The 3rd International City Break
Service Guides : Promoting Health and
Conference. Athens Institute For Education
Wellness. Arlington –Virginia. (On Line ).
and Research (ATINER). (On Line).
Tersedia
Tersedia :
http://www.dodea.edu/StudentServices. (28
http://www.edpsycinteractive.org/papers/im
Oktober 2013).
proving-school-achievement.pdf. (20 Sep
Department of Education and Early Childhood 2014).
Development - State Government Victoria.
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Puskesmas
(2012). Planning for Childrea in School Age
Berperanan Penting Dalam Wujudkan
Care. Melbourne : Quality Assessment and
Sekolah Sehat. Jakarta. (On line). Tersedia :
Regulation Division Early Childhood
http://www.depkes.go.id. (19 September
Development Group.
2013).
Lear, J.G. (2007). Health at School : A Hidden
Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Health Care System Emerges From The
Didik : Panduan bagi Orang Tua dan Guru Shadow :The time is ripe for a viable school-
Dalam memahami Psikologi Anak Usia SD. community health care collaboration.
SMP, dan SMA. (Cetakan ke-empat). (Project HOPE The people-to-People Health
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 78
Foundation, Inc). Washington : Journal indicators to support FRESH. UNESCO –
Health Affair Volume 26, number 2. WHO
McDevitt,T & Ormrod, J.E. (2002). Child ________. (2013). Monitoring and Evaluation
Development and Education. New Guidance For School Health Programs
Jersey:Pearson Education. Inc. :Thematic Indicators Supporting FRESH
(Focusing Resources and Effective School
Onis et al. (2007). Developing of a WHO Growth
Health). UNESCO : WHO U.S Department
Referece For School-Aged Children and
of Health and Human Services & U.S
Adolescents. Bulletin of the World Health
Department of Education (2010). Joint
Organization - September 2007,85(9).
Guidance on the FERPA and HIPAA To
Papalia, Diane.R, et al. (2008). Human
Student Health Record.
Development (Psikologi Perkembangan).
http://www.hhs.gov/ocr/privacy/hipaa/unde
(terjemahan: 2010). Jakarta : Kencana
rstanding/coveredentities/hipaaferpajointgui
Prenada Media Group.
de. (26 Agustus 2014).
Undang Undang RI No. 36 Tahun 2009 Tentang
Valois, R.F. Slade & Ashford. (2011). The Healthy
Kesehatan.
School Communities Model : Aligning
UNESCO. (1996). Treasure Within : Report To Health and Education in The School Setting.
UNESCO of The International Commission New York : ASCD. (on line). Tersedia :
on Education for The Twenty-first Century. http://www.ascd.org/ASCD/pdf/siteASCD/
France : United Nations Educational, publications/Aligning-Health-
Scientific and Cultural Organization. Education.pdf. (18 Agustus 2014).
________. (2012). Monitoring and Evaluation Wahab, A. A. (2011). Anatomi Organisasi dan
Guidance For School Health : Eigth Kepemimpinan Pendidikan : Telaah Terhadap
Organisasi dan Pengelolaan Organisasi
Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXV No.1 April 2018 79

Anda mungkin juga menyukai