Nim : 06061282025033
Kelas : indralaya
soal
1 . Jelaskan secara detail prinsip-prinsip latihan olahraga, dan berikan contoh dalam olahraga
2. Silahkan berikan secara lengkap bentuk tes dan pengukuran olahraga dalam komponen-
komponen olahraga dan berikan bentuk latihannya dalam peningkatan komponen2 olahraga
tersebut, dilengkapi dengan gambar alat2 tes dan pengukuranny.
4. Bagaimana cara menentukan forsi latihan setiap atlet, jelaskan disetiap komponen
latihannnya.?
Jawab
1.Latihan merupakan proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara
berulang- ulang, dengan kian hari kian menambah junlah beban latihannya.
Diperlukan fisik yang baik untuk dapat melakukan kegiatan berulang-ulang, sehingga
fisik perlu untuk dilatih terlebih dahulu, nah disini saya akan membahas beberpa
prinsip prinsip latiahan yaitu
a. Prinsip Kesiapan
Pada prinsip ini, materi dan dosis latihan harus disesuaikan dengan usia karena hal
ini berkaitan dengan kondisi fisiologis dan psikologis olahragawan, artinya para
pelatih harus mempertimbangkan dan memperhatikan tahap pertumbuhan dan
perkembangan atletnya.
b. Prinsip Individual
Prinsip ini berdasar dari perbedaan individu setiap orang dan tidak dapat
disamakan antara orang yang satu dengan yang lainnya. Beberapa faktor yang
dapat membedakan antara lain: faktor keturunan, faktor kematangan, faktor gizi,
faktor waktu istirahat dan tidur, faktor kebugaran, lingkungan, sakit, cedera, and
motivasi.
c. Prinsip adaptasi
Pada prinsip ini organ tubuh manusia cenderung selalu mampu untuk beradaptasi
terhadap perubahan lingkunganya. Keadaan ini tentu menguntungkan untuk
keterlaksanaan proses berlatih-malatih sehingga kemampuan manusia dapat
dipengaruhi dan ditingkatkan melalui proses latihan.
d. Prinsip beban lebih
Prinsip ini berbicara tentang beban latihan harus mencapai atau melampaui sedikit
diambang batas rangsanagan. Sebab beban yang terlalu berat akan mengakibatkan
tidak mampu diadaptasi oleh tubuh, sedang bila terlalu ringan tidak berpengaruh
terhadap peningktan kualitas fisik, sehingga beban latihan harus memenuhi prinsip
latihan itu.
e. Prinsip progresif
Agar terjadi proses adaptasi pada tubuh, maka diperlukan prinsip beban lebih yang
diikuti dengan prinsip progresif. Latiahan yang bersifat progresif artinya dalam
pelaksanaan latiahn dilakukan dari yang mudah ke yang sukar, sederhan ke
kompleks, umum ke khusus, bagian ke keseluruhan, ringan ke berat, dan dari
kuantitas ke kualitas.
f. Prinsip spesifik
Untuk prinsip spesifik ini materi latihan harus dipilih sesuai dengan kebutuhan
cabang olahraganya. Untuk itu, sebagai pertimbangan dalam menerapkan prinsip
spesifikasi antara lain di tentukan oleh: (a) spesifikasi kebutuhan energy, (b)
spesifikasi bentuk dan metode latihan, (c) spesifikasi ciri gerak dan kelompok otot
yang digunakan, (d) waktu periodisasi latihan.
g. Prinsip variasi
Program latihan yang baik harus disusunsecara variatif untuk menghindari
kejenuhan keengganan dan keresahan yang merupakan kelelahan secara
psikologis. Untuk itu program latihan perlu disusun lebih variatif agar tetap
meningkatkan ketertarikan olahrgawan terhadap latihan, sehingga tujuan latihan
tercapai.
h. Prinsip pemanasan dan pendinginan
Dalam satu unit latihan atau satu pertemuan latihan selalu terdiri dari: (1)
pengantar (2) pemanasan (3) latihan inti, (4) latihan suplemen (5) cooling down.
Pemanasan bertujuan untuk mempersiapkan fisik dan psikis olahragawan
memasuki latihan inti sedangkan tujuan pendinginan adalah agar tubuh kembali
pada keadaan normal secara bertahap dan tidak mendadak setelah latihan.
i. Prinsip latihan jangka panjang
Untuk meraih prestasi terbaik, diperlukan proses latihan dalam jangka waktu yang
lama, pengaruh beban latihan tidak dapat diadaptasi oleh tubuh secara mendadak
tetapi membutuhkan waktu dan proses yang harus dilakukan secara bertahap dan
continyu.
j. Prinsip berkebalikan
Prinsip ini berarti olahragawan berhenti dari latihan dalam waktu tertentu bukan
dalam waktu yang lama, maka kualitas organ tubuh akan mengalami penurunan
fungsi secara otomatis.
k. Prinsip tidak berlebihan
Prinsip ini menekankan bahwa pembebanan harus disesuaikan dengan tingkat
kemampuan, pertumbuhan, dan perkembangan olahragawan sehingga beban
latihan yang diberikan benar-benar tepat.
l. Prinsip sistematik
Prinsip ini berkaitan dengan ukuran atau dosis pembebanan dan skala prioritas,
sasaran latihan, setiap sasaran latihan memiliki aturan dosis pembebanan yang
berbeda-beda.
- Squat jump, latihan ini dapat menambah kekuatan otot tungkai dan otot
perut.
- Sit up, selain dapat mengecilkan perut, latihan ini juga dapat membuat otot
perut menjadi semakin kuat.
- Angkat beban, latihan ini digunakan untuk melatih kekuatan otot lengan.
Lakukan latihan tersebut dengan frekuensi sedikit saja.
- Back up, sama halnya seperti sit up, back up dapat membantu
meningkatkan kekuatan otot perut.
1) Pengukuran Otot Peras Tangan Kanan dan Kiri. Berdiri tegak dengan
posisi kaki dibuka kurang lebih 20 cm atau selebar bahu.
2) Pandangan lurus kedepan, tangan memegang Grip
Strenght dynamometer, tangan harus lurus. Skaladynamometer
menghadap keluar atau kedepan. Jarum dynamometer berada pada angka
nol.
3) Setelah itu, Grip Strenght Dynamometer diperas dengan sekuat tenaga
4) Hanya dengan sekali perasan. Penekanannya tidak boleh dengan
sentakan
5) Tangan yang diperiksa maupun alat grip streng dynamometer tidak
bolah tersentuh badan ataupun benda lain.
6) Hasil tes dapat dilihat pada skala dynamometer.Dilakukan sebanyak 3
kali, di ambil hasil yang terbaik. Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan
peras otot tangan kanan pria dan wanita: Kategori Prestasi pria (kg) Prestasi
Wanita (kg): Baik sekali 55.50 – keatas 42.50 – keatas
Bagus 46.50 – 55.00 32.50 – 41.00
Sedang 36.50 – 46.00 24.50 – 32.00
Cukup 27.50 – 36.00 18.50 – 24.00
Kurang SD – 27.00 SD – 18.00
e. Pelaksanaan Tes
1) Posisi tubuh tidur terlentang.
2) Kaki menutup,menempel satu sama lain
3) Lutut ditekuk kurang lebih 45 derajat, sehingga membentuk posisi kaki
V- Sit Up.
4) Kedua tangan menyentuh belakang telinga.
5) Setelah itu gerakkan tubuh bagian atas naik turun
6) Ketika naik, perut dan dada harus sampai menyentuh paha
7) Ketika turun, kepala tidak boleh sampai menyentuh lantai, tetapi
pundak harus menyentuh lantai.
8) Posisi tangan jari-jari tangan harus tetap menmpel disamping telinga.
9) Jika pergerakan atau pelaksanaan tidak sesuai dengan prosedur yang
ada. Maka tidak bisa dihitung.
10) Perhitungan, jika dimulai dari posisi dibawah, maka duhitung sekali
jika sudah turun lagi. Begitu juga sebaliknya. Jika dimulai dari atas, maka
dihitung satu jika berada di posisi atas lagi.
11) Lakukan berulang-ulang dengan nilai A adalah 41 kali permenit.
Bentuk latihan untuk kebugaran jasmani bagian daya tahan antara lain adalah
lari minimal 2 km, lari minimal 12 menit, lari multistage, angkat beban
dengan berat yang ringan namun pengulangan dan jumlahnya diperbanyak
serta lari naik turun bukit atau tanjakan dan turunan.
Latihan yang dapat menambah daya otot contohnya antara lain adalah:
vertical jump atau gerakan meloncat ke atas, dapat melatih daya ledak otot
tungkai. front jump atau gerakan meloncat ke depan, dapat juga melatih
daya ledak otot tungkai. side jump atau gerakan meloncat ke samping,
melatih explosive power dari otot tungkai.
3. TAHAP PERSIAPAn
a). Tahap ini meletakkan dasar-dasar kerangka umum latihan fisik, teknik,
taktik, dan mental sebagai persiapan tahap pertandingan yang akan datang.
• Dalam Program Latihan Tahunan, Tahap Persiapan berlangsung 4-5 bulan
• Tahap ini terbagi dalam:
– Tahap Persiapan Umum (TPU) (2-2,5 bulan) – Tahap Persiapan Khusus
(TPK) (2-2,5 bulan)
b). Tahap Persiapan Umum
• Sasarannya adalah untuk membangun dasar- dasar kebugaran fisik dan
kemampuan biomotorik yang kokoh (solid) serta teknik
keterampilan dasar yang mantap guna menghadapi latihan yang lebih berat
dan lebih spesifik di tahap-tahap latihan berikutnya.
• Isi latihannya adalah latihan fisik umum, perbaikan elemen-elemen teknik,
dan dasar- dasar dari beberapa manuver taktik.
Tahap Persiapan Umum (Cont.)
• Komponen fisik yang dilatih menekankan pada komponen dasar, yaitu daya
tahan kardiovaskuler, kelentukan, dan kekuatan otot, kecepatan dan
kelincahan.
• Latihantekniktetapdilakukandenganmelakukan koreksi-koreksi mengenai
kesalahan-kesalahan, memelihatan keterampilan yang sudah dimiliki, dan
latihan teknik-teknik baru.
• Mengembangkan unsur-unsur mental: disiplin, motivasi, kerjasama, dsb, dan
menanamkan kebiasaaan dan komitmen berlatih.
Volume latihan ialah kuantitas (banyaknya) beban latihan dan materi latihan yang
dilaksanakan secara aktif.
Semakin tinggi tingkat prestasi atlet, semakin banyak pula jumlah volume latihan
yang harus dilakukan. Ini bisa berarti pula bahwa ada korelasi yang tinggi antara
volume latihan dengan prestasi yang ingin dicapai oleh atlet.
2.Intensitas Latihan
Intensitas latihan ialah besarnya energi yang harus dikeluarkan dalam melaksanakan
latihan tersebut. Yang dilandaskan pada prinsip overload dan yang secara progresif
menambahkan beban kerja, jumlah repetisi gerakan, serta kadar intensitas dari
repetisi tersebut.
Keluarnya keringat saja belum tentu bisa dipakai sebagai indikasi/patokan intensif
tidaknya latihan.
Intensitas latihan mengacu kepada jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu unit
waktu tertentu. Makin banyak kerja yang dilakukan dalam suatu unit waktu, makin
tinggi intensitas latihannya. Berikut adalah skala-skala intensitas:
3. Pemulihan (recovery)
Recovery adalah waktu istirahat yang diberikan antar set atau repetisi(ulangan) pada
saat latihan berlangsung. Prinsip pemulihan merupakan faktor yang amat kritikal
dalam pelatihan olah raga dan harus dianggap sama pentingnya dengan prinsip
overload.
Oleh karena itu dalam latihan, pelatih harus dapat menciptakan kesempatan-
kesempatan recovery yang cukup bagi para atletnya pemulihan.
Lamanya recovery tergantung dari kelelahan yang dirasakan atlet dari rangsangan
latihan sebelumnya.Makin sedikit kelelahan yang dialaminya, makin sedikit pula
waktu yang perlu dialokasikan untuk pemulihan.
Kalau recovery antara rangsangan latihan tidak cukup, maka kelelahan akan semakin
tinggi (karena akumulasi asam laktat semakin menumpuk), dan proses-proses
adaptasi latihan tidak/akan kecil sekali akan terjadi.
4. Interval Latihan
Interval adalah waktu istirahat yang diberikan antar seri, antar sirkuit, atau antar sesi
per unit latihan. Interval berarti jeda waktu antar latihan.
5. Repetisi Latihan
Repetisi adalah Jumlah ulangan yang dilakukan untuk tiap butir latihan.
Pengulangan disini adalah pengulangan gerakan yang sama yang diulang-ulang.
Contohnya: angkat beban sebanyak 12 repetisi, berarti kita melakukan angkat beban
sebanyak 12 kali angkatan.
Contoh lain semisal kita melakukan push up 10 repetisi, berarti kita melakukan
gerakan push up sebanyak 5 kali gerakan. Dalam latihan standart untuk melakukan
repetisi sebanyak 8-12 repetisi.
6. Set Latihan
Set adalah kumpulan dari pengulangan repetisi yang sudah dilakukan.
ketika atlet selesai push up 10 kali (10 reps) lalu istirahat, berarti sudah 1 set. 1
menit kemudian, lanjut 10 reps push up lagi, berarti sudah 2 set. 1 menit istirahat,
lanjut 10 reps push-up lagi, berarti sudah 3 set tuh.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa set merupakan kumpulan dari
rangkaian repetisi-repetisi. Dalam latihan standart untuk melakukan set sebanyak 3-5
set.
Contohnya: atlet diberi 1 kali sirkuit yang terdiri dari 8 pos atau 8 macam latihan.
Ketika atlet berhasil melewati pos 1 sampai pos 8, berarti atlet tersebut sudah
melakukan 1 kali sirkuit/seri.
8. Durasi Latihan
Ukuran yang menunjukkan lamanya waktu perangsangan (lamanya waktu latihan).
Lama latihan dalam berlatih (pemanasan, inti, dan pendinginan).
Adapun lama latihan untuk prestasi dan olahraga kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Untuk olahraga prestasi: 45 - 120 menit
b. Untuk olahraga kesehatan: 20 – 30 menit
Latihan akan kurang manfaatnya apabila tidak sesuai dengan waktu training zone di
atas, jadi untuk menghasilkan hasil yang maksimal durasi latian harus disesuaikan
dengan training zone.
9. Densitas Latihan
Pengertian densitas adalah ukuran yang menunjukkan padatnya perangsangan.
Artinya semakin pendek waktu recovery dan interval yang diberikan selama dalam
latihan, maka densitas latihan semakin tinggi.
Irama dalam latihan sangatlah penting, karena dalam latian haruslah ada kombinasi
antara irama cepat, sedang dan lambat.
Pada umumnya frekuensi merupakan jumlah tatap muka latihan yang dilakukan
dalam satu minggu, jumlah tatap muka dalam latian dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu kelompok olahraga prestasi dan kelompok olahraga kebugaran atau kesehatan.
Untuk olahraga yang mengacu pada prestasi frekuensi latiahannya adalah sebanya 3
– 6 kali dalam 1 minggu, sedangkan untuk olahraga kebugaran atau kesehatan
frekuensinya adalah 1 – 3 kali dalam 1 minggu.
5. Olahraga prestasi merupakan medan gerak yang sangat kompleks, oleh karena itu
dalam menyusun program latihan khususnya pada masa pemuncakan harus
dilakukan dengan cermat berdasarkan konsep-konsep keilmuan yang tepat.
Komponen-komponen yang menentukan kualitas performance atlet adalah: 1)
volume latihan; 2) intensitas latihan; 3) densitas latihan; dan 4) tingkat
keterampilan. Sedangkan yang menjadi faktor-faktor pendukung kualitas
performance atlet adalah: 1) kemampuan kerja fisik yang tinggi dan kecepatan pulih
asal; 2) koordinasi syaraf otot yang mendekati sempurna; 3) over kompensasi; 4)
recovery; 5) motivasi, arousal, dan relaksasi psikologis; 6) kapasistas kerja sel
syaraf; 7) kalender pertandingan; 8) jumlah puncak